LAPORAN TUTORIAL Kelompok 4 Minggu 4 Blok 5C [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUTORIAL BLOK 5.C SKENARIO 4 : COBA GANTI



Tutor



:Dr. drs. Endrinaldi, MS



Kelompok



:4



Ketua



: Zelma Refma



(1810331015)



Sekretaris Papan



: Putri Endah Febri Yanti



(1810332015)



Sekretaris Meja



: Wahda Mandasari



(1810332001)



Anggota



: Marsela Rustam



(1810332012)



Karita Aulia Tama



(1810333002)



Diana Rizki Amelia



(1810333003)



Dyah Maya Nauli



(1810333010)



Ernis Nurpriska Laiya



(1810339002)



Annisa Nur Al Izza MH



(1810332007)



PRODI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2019/2020



MODUL IV SKENARIO 4 : COBA GANTI Ny. Maya berusia 35 tahun saat ini sudah mempunyai 2 anak. Ia datang ke bidan karena mengeluhkan bahwa ia sering merasa pusing dan sakit kepala semenjak ia mengkonsumsi suntik KB 3 bulanana sejak sebulan yang lalu. Karena merasa tidak cocok, ia berencana mengganti alat kontrasepsi dengan yang lebih cocok bagi tubuhnya. Selain itu, Ny. Maya juga bahwa nafsu makannya meningkat dan wajahnya berjerawat setelah menggunakan KB ini, ia bingung apakah ini ada hubungan dengan jenis KB yang dipakainya. Setelah melakukan pengkajian dan pemeriksaan, diketahui bahwa Ny. Maya berada dalam kondisi sehat walaupun ia diketahui memiliki riwayat penyakit DM dan pernah menderita FAM beberapa tahun lalu. Bidan kemudian melihat Medical Eligibility Criteria Wheel For Contraceptive



Use



yang



dikeluarkan



WHO



untuk



menilai



jenis



kontrasepsi



yang



direkomendasikan dan aman dipakai oleh klien. Bidan menyarankan Ny. Maya untuk mencoba memakai alat kontrasepsi non hormonal dan jangka panjang karena faktor usia dan riwayat penyakitnya. Setelah berkonsultasi dengan bidan, Ny. Maya akhirnya memilih menggunakan IUD dan meminta bidan untuk memasangnya. Setelah dilakukan pemasangan, bidan kembali menjelaskan tanda-tanda bahaya pasca pemasangan yang harus diwaspadai ibu seperti perdarahan yang sangat banyak sehingga memerlukan rujukan. Bagaimanakah saudara menjelaskan skenario diatas?



STEP I KLARIFIKASI TERMINOLOGI 1. Suntik Kb 3 bulan -



Kontrasepsi jenis suntikan yang berisi hormon progesteron dan tidak ada hormon estrogen dengan dosis yang dimasukan secara IM



-



Metode kontrasepsi melalui pemberian suntikan 1 kali selama 3 bulan untuk mencegah kehamilan pada wanita



2. FAM ( fibroadenoma mamme) Jenis tumor jinak pada payudara yang biasa terjadi pada wanita usia 15-35 tahun dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan berbatas tegas, berkonsistensi padat dan kenyal 3. DM -



Sebuah penyakit yang disebabkan banyak nya kadar gula di dalam darah



-



Penyakit kronis yang disebakan oleh gagalnya organ prankeas dalam mengahasilkan hormon insulin sehingga meningkatkan kadar glukosa dalam darah



-



Suatu penyakit atau gangguan metaboisme kronis yang multi etiologi yg ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi insulin



4. Medical Eligibity Criteria Wheel For Contraceptive Use -



Bentuk diagram lingkaran tentang kriteria kelayakan medis dalam penggunaan alat kontrasepsi



-



Tentang keamanan berbagai metode kontrasepsi untuk digunakan dalam konteks kondisi dan karakteristik kesehatan tertentu



5. Kontrasepsi Non Hormonal Alat kontrasepsi yang tidak mengandung hormon sehingga tidak menggangu kondisi tubuh jika menggunakanya



STEP II IDENTIFIKASI MASALAH 1. Mengapa ibu mengeluhkan pusing dan sakit kepala semenjak ibu mengkonsumsi suntik kb selama 3 bulan? 2. Apakah efek samping dari menggunakan suntik kb 3 bulan? 3. Kenapa Ny maya yang berusia 35 tahun bisa mengalami sakit kepala dan musing ketika menggunakan kontrasepsi? 4. Bagaimana cara kerja suntik kb 3 bulan? 5. Apa indikasi ketidak cocokan dalam penggunaan kontrasepsi? 6. Apa perbedaan suntik kontrasepsi 3 bulan dan 1 bulan? 7. Apa saja tanda atau gejala ketidakcocokan kontrasepsi? 8. Apa dampak jangka panjang ketidak cocokan penggunaan kontrasepsi apabila terus digunakan? 9. Mengapa Ny. Maya merasakan nafsu makanya meningkat dan wajah berjerawat ketika menggunakan kontrasepsi tersebut? 10. Kenapa aseptor/ Ny Maya bisa bingung dengan jenis Kb yang dipakai? 11. Apa hubungan pemakaian suntik kb 3 bulan dengan riwayat penyakit DM? 12. Apakah suatu riwayat penyakit bida berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi? 13. Apa saja kondisi kesehatan lain yang bisa dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi? 14. Bagaimana peran bidan dalam menghadapi kasus tentang ketidakcocokan alat konrasepsi? 15. Kenapa bidan perlu melihat Medical eligibility criteria wheel for contraceptive use dalam memilih/ merekomendasikan kontrasepsi yang aman? 16. Mengapa usia dan faktor penyakit menjadi pertimbangan dalam memilih kontrasepsi? 17. Mengapa bidan menyarankan nona maya untuk menggunakan kontrasepsi non hormonal? 18. Apa saja jenis kontrasepsi non hormonal? 19. Bagaimana cara memasang kontrasepsi IUD? 20. Bagaimana cara kerja dari IUD? 21. Apa kontradiksi dari penggunaan IUD? 22. Apa keuntungan dari kontrasepsi IUD? 23. Kapan waktu yang tepat untuk pemasangan IUD?



24. Bagaimana peran bidan dalam menjelaskan tanda bahaya dari pemasangan sebuah kontrasepsi? 25. Bagaimana tindak lanjut dari tanda bahaya pemasangan kontrasepsi? 26. Apa saja yang perlu diperhatikan pasca pemasangan IUD? 27. Apa saja tanda-tanda bahaya pasca pemasangan IUD dan mengapa ibu perlu mengetahuinya?



STEP III ANALISIS MASALAH 1. Ibu mengeluhkan pusing dan sakit kepala semenjak ibu mengkonsumsi suntik kb selama 3 bulan : -



Karna Kb ini mengandung hormon yang menyebabkan ibu mengeluhkan pusing/sakit kepala.



-



Dikarnakan mengacaukan hormon dalam tubuh jenis hormon ini adalah hormon progestin.



2. Efek samping dari menggunakan suntik kb 3 bulan adalah -



Gangguan haid



-



Penambahan BB



-



Ganggaun libido



-



Kulit kering



-



Sakit nyeri ketika datang menstruasi



-



Kondisi kepadatan tulang berkurang



-



Timbul nyeri pada payudara



-



Timbul jerawat



3. Ny maya yang berusia 35 tahun bisa mengalami sakit kepala dan pusing ketika menggunakan kontrasepsi karena -



Usia mempengaruhi dari penggunaan kontrasepsi yang berperang sebagai faktor intrinsik dan berhubungan dengan hormon dalam tubuh Ny. Maya.



-



Tidak dianjurkan lagi untuk memiliki anak.



4. Cara kerja suntik kb 3 bulan adalah -



Bekerja dengan mengentalkan lendir serviks sehingga sel sperma sulit berenang di dlam rahim sehingga mengehnetikan ovulasi.



-



Setelah disuntikan hormon progestin akan dilepaskan secara bertahap kedalam aliran darah dan hormon ini dapat mencegah kehamilan atau proses pembuahan.



-



Membaut lapisan rahim lebih tipis sehingga tidak adanya perkembangan dalam rahim dan ovulasi tidak terjadi.



5. Indikasi ketidak cocokan dalam penggunaan kontrasepsi adalah



-



Faktor ibu : riwayat penyakit, jumlah anak ,kondisi fisik ibu.



-



Faktor luar : tenaga kesehatan yang tidak pas merekomendasikan smetode kontrasepsi.



6. Perbedaan suntik kontrasepsi 3 bulan dan 1 bulan adalah -



Kontrasepsi 3 bulan : homron progestin



-



1 bulan : kombinasi hormon progestin dan estrogen



-



Perbedaan dosis dari hormon progestin yang berbeda antar kb 1 bulan dan 3 bulan



-



Kb 3 bulan lebih banyak dosis untuk hormon progestin



7. Tanda atau gejala ketidakcocokan kontrasepsi adalah -



Pendarahan yang tidak biasa



-



Kram menstruasi parah



-



Menstruasi tidak teratur



-



Ada gejala yang belum pernah dirasakan



-



Munculnya bercak darah diluar mestruasi



-



Adanya alergi



-



Mood swing



-



Permasalahn kulit



8. Dampak jangka panjang ketidak cocokan penggunaan kontrasepsi



apabila terus



digunakan adalah -



Kepadatan tulang bermasalah



-



Berat Badan naik hingga bisa menyebabkan obesitas



-



Adanya pembengkakan yang berbahaya bagi ibu



-



Gairah seks menurun menjadikan kurang keharmonisasn rumah tangga



-



Terjadinya jerawat yang menyebabkan perubahan mood ibu



9. Ny. Maya merasakan nafsu makanya meningkat dan wajah berjerawat ketika menggunakan kontrasepsi karena -



Gangguan pada kulit karna hormon progestn berpengaruh pada kelenjer minyak pada kulit.



-



Kenaikan berat badan dan dengan adanya hormon progestin mempengaruhi hipotalamus dalam kenaikan berat badan.



10. Aseptor/ Ny Maya bisa bingung dengan jenis Kb yang dipakai karena -



Berdampak pada tubuh ibu sehingga bingung jenis mana yang lebih pas.



-



Dikarnakan kurang edukasi terkait apa saja jenis kb.



-



Bingung rentang waktu jenis kb mana yang lebih sesuai dengan situasi ibu.



11. Hubungan pemakaian suntik kb 3 bulan dengan riwayat penyakit DM adalah Mengalami peningkatan kadar glukosa dalam 3 bulan pertama dengan kb suntik 3 bulan ini. 12. Suatu riwayat penyakit bisa berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi karena Iya karna riwayat kontrasepsi berpengaruh kepada gangguan hormon dalam tubuh ibu terlebih penggunaan kontrasepsi hormonal. 13. Kondisi kesehatan lain yang bisa dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi adalah DM, FAM, Kolesterol, Hipertensi, Pengapuran dan usia maka dari itu perlu dilakukan konsultasi, screening dalam pemilihan konrasepsi. 14. Peran bidan dalam menghadapi kasus tentang ketidakcocokan alat konrasepsi yaitu -



Menyarankan Ny. Maya menggunakan kontrasepsi non hormonal jangka panang maka Peran bidan : konseling dengan menjelaskan terkait jenis kontrasepsi yang dipilih.



-



Medengar keluhan klien bisa disarankan oleh bidan untuk melakukan konsultasi lebih lanjut kepada dokter kandungan.



15. Bidan perlu melihat Medical eligibility criteria wheel for contraceptive use dalam memilih/ merekomendasikan kontrasepsi yang aman karena Membantu klien dalam memilih kontrasepsi dengan berupa diagram yang di dalamnya terdapat beberpaa kriteria untuk mencocokan kontrasepsi bagi klien 16. Usia dan faktor penyakit menjadi pertimbangan dalam memilih kontrasepsi karena -



Usia mempengaruhi tenaga dan energi yang dimiliki oleh klien



-



Usia dan faktor penyakit juga akan mempengaruhi apa saja yang masuk kedalam tubuh salah satunya bahan kimia yang ada pada metode kontrasepsi yang ingin digunakan terlebih kb hormonal



17. Bidan menyarankan nona maya untuk menggunakan kontrasepsi non hormonal karena -



Karna klien sebelumnya mengeluhkan terkait kontraindikasi dari kb hormonal dan bidan menyarankan untuk menggunakan kb non hormonal



-



Dilihat status riwayat penyakit DM. FAM yang berubungan dengan hormon



18. Jenis kontrasepsi non hormonal yaitu -



Kondom



-



IUD



-



Vasektomi



-



tubektomi



-



Inplan tuba



19. Cara memasang kontrasepsi IUD yaitu IUD akan dimasukan pada alat khsusu (inserter) berupa tabung yang dimasukkan lewat vagina yang nantinya ketika masuk kedalam rahim dan posisi yang tepat Iud akan dilepaskan dari tabung , nanti IUD akan membengkok kembali ke arah semua membentuk huruf T dan menghambat saluran dalam rahim setelah itu inserter tadi akan dikeluarkan dari vagina. 20. Cara kerja dari IUD yaitu -



Mengahmbar kemampuan sperma masuk ke tuba falopi



-



Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencpai cavum uteri



-



IUD mencegah sperma dan ovum bertemu



-



Memungkinkan untuk mencegah inplantasi sel telur dalam uterus



21. Kontradiksi dari penggunaan IUD adalah -



Terjadinya ruptur membran yang lama



-



Mengalami demam



-



Gangguan pembekuan darah



-



Perdaraah pervaginam yang belum tau penyebabnya



-



Abnormal uterus



22. Keuntungan dari kontrasepsi IUD yaitu -



Biaya efektif terjangkau



-



Keluhan perdarahan sedikit



-



Tidak khawatir terkait kehamilan dan permasalahan menyusui



-



Mengurangi angka ketidakpatuhan klien



23. Waktu yang tepat untuk pemasangan IUD adalah -



Hari 1-hari ke 7 siklus haid



-



Setelah melahirkan



-



Setelah MAL



-



Setelah abortus



-



Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi



24. Peran bidan dalam menjelaskan tanda bahaya dari pemasangan sebuah kontrasepsi adalah Sebelum pemakaian kontrasepsi bidan sudah menjelaskan terkait tanda bahaya dan apapun terkait kontrsepsi dan penjelasannya menggunakan bahasa yang bisa dimengrti klien 25. Tindak lanjut dari tanda bahaya pemasangan kontrasepsi yaitu -



Kolaborasi , rujukan terkait kontrasepsi yang sudah memiliki tanda bahaya yang tidak sesuai dengan kewenann bidan.



-



Perhatikan tindakan awal dan lanjutan : seperti tindakan awal : melepas kb yang digunakan, mencari permasalahan apa yang terjadi pada ibu, tindak lanjut : kolaborasi dan melakuakn rujukan.



26. Yang perlu diperhatikan pasca pemasangan IUD adalah -



Kram perut ringan biasanya terjadi.



-



Selama 3 bulan pertama klien dianjurkan untuk melihat apakah ada benang keluar dari vagina atau benang terasa pendek dan sebagainya yang menandakan IUD berubah posisi.



-



Segara gunakan kondom atau kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan.



27. Tanda-tanda bahaya pasca pemasangan IUD dan mengapa ibu perlu mengetahuinya yaitu -



Perdarahan, keram perut hebat dan gejala yang jarang terjadi pada si ibu sehingga ibu perlu mengetahui terkait gejala yang terjadi sehingga ibu bisa melakukan ataupun mendatangi tenaga kesehatan untuk menyampaikan keluhan serta memperbaiki kondisi ibu.



-



Perubahan siklus haid umum 3 bulan pertama lebih dari itu tanda bahaya



-



Haid lebih banyak dan lama



-



Perdarahan antar mentruasi



-



Perdaraahn berat waktu haid atau diantaranya bisa memungkinkan penyebab anemia



STEP IV SKEMA



Menyarankan suami Ny. Maya ber KB Ny. Maya 35 tahun menggunakan suntik KB 3 bulan



MEC



Efek ssamping: Pusing, sakit kepala, BB naik dan berjerawat



Kontrasepsi Non Hormonal



Bidan



IUD Operatif Kondom



Kontrasepsi Hormonal



Mekanisme kerja alat kontrasepsi



Perdarahan dan amenorhea



Hormon Progesteron



Rujukan



Gula darah meningkat



STEP V LEARNING OBJECTIVE 1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal ( Efektivitas Jangka Pendek dan Janga Panjang Penggunaan Kontrasepsi) 2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Konrasepsi Hormonal dan Non Hormonal ( Syarat, Indikasi, Kontraindikasi, Efek Samping ) 3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Cara Kerja dan Metode Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal 4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Kriteria Kelayakan Penggunaan Kontrasepsi (MEC) 5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Komplikasi dari Kontrasepsi yang Membutuhkan Rujukan 6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Menejemen Asuhan Kebidanan pada Pelayanan Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal 7. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Rumor dan Mitos Yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Kontrasepsi



STEP VII SHARING INFORMATION



1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Kontrasepsi Hormonal



dan Non Hormonal



( Efektivitas Jangka Pendek dan Janga Panjang Penggunaan Kontrasepsi) Kontrasepsi Jangka Panjang  a. Implan (Susuk) 1. Harga: 220.000 2. Jasa Pasang + Alat: 500.000 3. Efektif hingga 4 Tahun 4. Efektivitas 99,95% Kesimpulan: Efektif untuk mengatur jarak antar anak. Sifatnya tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan hingga 4 tahun. b. IUD (Intrauterine Device) 1. Harga: 40.000 2. Jasa Pasang + Alat: 400.000 3. Efektif hingga 10 Tahun 4. Efektivitas 99,4% Kesimpulan: Efektif untuk mengatur jarak antar anak. Bukan alat kontrasepsi permanen dan efektif mencegah kehamilan hingga 10 tahun. c. Vasektomi (Steril Pria)



1. Harga: bervariasi, sekitar 6-7 juta Rupiah di Rumah Sakit Swasta 2. Bersifat permanen 3. Efektivitas 98% Kesimpulan: Merupakan metode kontrasepsi mantap (permanen). Sangat efektif untuk membatasi jumlah anak jika sudah dirasa cukup. Pastikan pertimbangan Anda matang sebelum memutuskan untuk menggunakan metode ini, karena walaupun dapat dikembalikan, tingkat keberhasilan untuk dapat kembali subur tetap tergolong rendah dan biaya operasinya mahal. d. Tubektomi (Steril Wanita) 1. Harga: bervariasi, sekitar 6-7 juta Rupiah di Rumah Sakit Swasta 2. Metode ini juga bersifat permanen 3. Efektivitas 99,5% Kesimpulan: Merupakan metode kontrasepsi mantap (permanen). Sangat efektif untuk membatasi jumlah anak jika sudah dirasa cukup. Pastikan pertimbangan Anda matang sebelum memutuskan untuk menggunakan metode ini, karena walaupun dapat dikembalikan, tingkat keberhasilan untuk dapat kembali subur tetap tergolong rendah dan biaya operasinya mahal. Kontrasepsi Jangka Pendek a. Pil Kombinasi  1. Harga: 150.000 / box 2. Satu box = 30 strip 3. Satu strip = 28 pil 4. Diasumsikan dalam 4 tahun mengkonsumsi Pil KB, biaya yang dikeluarkan kira-kira sebesar = 300.000 5. Efektivitas 92% Kesimpulan:



Metode



kontrasepsi



yang



menuntut



pemakainya



untuk



rutin



mengkonsumsinya secara rutin tanpa boleh sekalipun terlewatkan. Salah satu metode yang paling murah,



namun



tingkat



kegagalannya



mengkonsumsinya secara rutin.



tergolong



tinggi



apabila



Anda



lupa



untuk



b. Suntik Kombinasi (Suntik Bulanan) & Suntik Progestin (Suntik 3 Bulanan) 1. Harga sekali suntik 40.000 2. Efektivitas 97% Kesimpulan: Jika digunakan dalam 4 tahun (durasi yang sama dengan efektivitas implan), biaya yang dikeluarkan untuk suntik bulanan sekitar 1.920.000. Perlu kembali ke fasilitas kesehatan untuk mengulang prosesnya tiap bulan untuk suntik kombinasi atau per 3 bulan untuk suntik progestin. c. Kondom 1. Harga: 20.000 2. Satu box = 3 pcs 3. Efektivitas: Hanya selama durasi pemakaian. 4. Digunakan setiap kali berhubungan. 5. Asumsikan rata-rata berhubungan badan seminggu 3x, maka dalam setahun biayanya = 1.040.000 6. Jika digunakan rutin selama 4 tahun (durasi yang sama dengan efektivitas implan), biaya yang dikeluarkan untuk membeli kondom sekitar 4.160.000 7. Efektivitas hanya 85% Kesimpulan: Metode kontrasepsi yang praktis jika hanya digunakan sesekali atau sementara saja. Namun jika digunakan untuk mencegah kehamilan dalam waktu yang lama, kondom akan menjadi pilihan yang paling tidak praktis, paling mahal, juga yang paling tinggi tingkat kegagalannya jika tidak digunakan dengan benar. 2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Konrasepsi Hormonal dan Non Hormonal ( Syarat, Indikasi, Kontraindikasi, Efek Samping ) Kontrasepsi Hormonal Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008). Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).



Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen, efek samping yang sering terjadi yaitu rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan fluor albus atau keputihan. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan dapat meningkatkan berat badan. Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi dan dapat diberikan diuretik. Kadang kadang efek samping demikian mengganggu akseptor, sehingga hendak menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut. Dalam kondisi tersebut, akseptor dianjurkan untuk melanjutkan kontrasepsi hormonal dengan kandungan hormon estrogen yang lebih rendah. Selain efek samping kelebihan hormon estrogen, hormon progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, acne (jerawat), alopsia, kadang-kadang payudara mengecil, fluor albus (keputihan), hipomenorea. Fluor albus yang kadang-kadang ditemukan pada kontrasepsi hormonal dengan progesteron dalam dosis tinggi, disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan candida albicans (Wiknjosastro, 2007). Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan alat kontrasepsi adalah tidak memiliki efek samping yang merugikan, lama kerjadapat diatur menurut keinginan, tidak mengganggu persetubuhan, harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas, dapat diterima pasangan suami istri, tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang terlambat selama penatalaksanaan. Indikasi Kontrasepsi Hormonal -



Mencegah terjadinya kehamilan



Kontraindikasi Kontrasepsi Hormonal tergantung dari jenis kb yang di gunakan a. KB Suntik Hormon progesteron yang disuntikkan ke bokong/ otot panggul lengan atas tiap 3 bulan atau 1 bulan (hormon estrogen). - Syarat: pemberian suntik KB dilakukan pada hari 1-7 pertama dari siklus menstruasi. - Kontraindikasi : 1) Ibu hamil 2) Pendarahan di vagina yang tidak tahu sebabnya 3) Tumor 4) Penyakit jantung, lever (hati), darah tinggi, dan kencing manis 5) Sedang menyusui bayi < 6 minggu - Efek Samping : 1) Pusing, mual (jarang terjadi) 2) Kadang-kadang menstruasi tidak keluar selama 3 bulan pertama 3) Kadang-kadang terjadi pendarahan yang banyak pada saat menstruasi 4) Keputihan



5) Perubahan berat badan b. KB Pil (Minipil) Minipil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Minipil atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet. -



-



-



Indikasi Penggunaan Minipil : 1) Wanita usia reproduksi. 2) Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak. 3) Pasca persalinan dan tidak menyusui. 4) Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui. 5) Pasca keguguran. 6) Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah 7) Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin. Kontra Indikasi Minipil : 1) Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya. 2) Wanita yang diduga hamil atau hamil. 3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid. 4) Riwayat kehamilan ektopik. 5) Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara. 6) Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil. 7) Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata). 8) Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas. 9) Wanita dengan miom uterus. 10) Riwayat stroke. 11) Perempuan yang sedang mengkonsumsi obat-obat untuk tuberculosis dan epilepsi Efek Samping Penggunaan Minipil Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil: 1) Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur) 2) Peningkatan/penurunan (fluktuasi) berat badan. 3) Nyeri tekan payudara 4) Mual. 5) Pusing. 6) Perubahan mood. 7) Dermatitis atau jerawat. 8) Kembung 9) Depresi



10) Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) tetapi sangat jarang.



-



Keuntungan Minipil 1) Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang menyusu 2) Sangat efektif untuk masa laktasi 3) Dosis gestagen rendah 4) Tidak menurunkan produksi ASI 5) Tidak mengganggu hubungan seksual 6) Kesuburan cepat kembali 7) Tidak memberikan efek samping estrogen 8) Tidak ada bukti peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, resiko tromboemboli vena dan resiko hipertensi 9) Cocok untuk perempuan yang tidak biasa mengkomsumsi estrogen 10) Dapat mengurangi disminorhea



-



Kerugian Minipil 1) Memerlukan biaya. 2) Harus selalu tersedia. 3) Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang. 4) Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah. 5) Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama. 6) Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten. 7) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS. 8) Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.



c. Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK) Jenis-Jenis KOK Monofasik 1) Semua pil mengandung Estrogen / Progestin (E/P) dalam konsentrasi yang sama dalam 1 siklus



2) BIFASIK 21 Pil mengandung E/P dengan konsentrasi yang berbeda dalam 2 periode yang berbeda (mis. 10/11) dalam 1 siklus 3) TRIFASIK 21 pil mengandung 3 kombinasi E/P dengan konsentrasi yang berbeda dalam 3 periode berbeda (mis. 6/5/10) dalam 1 siklus Kontrasepsi Non Hormonal Profil a. Sangat efektif, reversible, jangka panjang (dapat sampai 10 tahun: CuT-380A) b. Haid menjadi lama dan lebih banyak c. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan d. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi e. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular seksual Jenis a. AKDR CuT-380 A b. Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus tembaga (Cu) c. AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering) Keuntungan a. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi b. Sangat efektif →0,6-0,8 kehamilan /100 perempuan dalam 1 tahun penggunaan pertama (1 kegagalan dalam 125 -170 kehamilan) c. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan d. Metode jangka panjang e. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat2 f. Tidak mempengaruhi hubungan seksual g. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil h. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(CuT-380A) i. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI j. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi) k. Dapat digunakan sampai menopause



l. Tidak ada interaksi dengan obat-obat Kerugian a. Efek samping yang umum terjadi b. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurangsetelah 3 bulan) c. Haid lebih lama dan banyak d. Perdarahan (spotting) antar menstruasi e. Saat haid lebih sakit 3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Cara Kerja dan Metode Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal Kontrasepsi Hormonal Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008). Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010). Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga perkembanagan dan kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Di samping itu progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone Luteinizing (LH). Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi (Manuaba, 2010). Selama siklus tanpa kehamilan, kadar estrogen dan progesteron bervariasi dari hari ke hari. Bila salah satu hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme umpan balik (feedback) menyebabkan mula-mula hipotalamus kemudian kelenjar hypophyse mengirimkan isyaratisyarat kepada ovarium untuk mengurangi sekresi dari hormon tersebut dan menambah sekresi dari hormon lainnya. Bila terjadi kehamilan, maka estrogen dan progesteron akan tetap dibuat



bahkan dalam jumlah lebih banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak siklus, sehingga akan mencegah ovulasi selanjutnya. Estrogen bekerja secara primer untuk membantu pengaturan hormon realising factors of hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium. Progesteron bekerja secara primer menekan atau depresi dan melawan isyarat-isyarat dari hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini atau prematur dari ovarium, serta juga merangsang perkembangan dari endometrium (Hartanto, 2002). Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen, efek samping yang sering terjadi yaitu rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan fluor albus atau keputihan. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan dapat meningkatkan berat badan. Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi dan dapat diberikan diuretik. Kadang- kadang efek samping demikian mengganggu akseptor, sehingga hendak menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut. Dalam kondisi tersebut, akseptor dianjurkan untuk melanjutkan kontrasepsi hormonal dengan kandungan hormon estrogen yang lebih rendah. Selain efek samping kelebihan hormon estrogen, hormon progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, acne(jerawat), alopsia, kadang-kadang payudara mengecil, fluor albus(keputihan), hipomenorea. Fluor albus yang kadang-kadang ditemukan pada kontrasepsi hormonal dengan progesteron dalam dosis tinggi, disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan candida albicans (Wiknjosastro, 2007). Komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, retensi air, dan garam, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, meningkatkan pengeluaran leukorhea, dan menimbulkan perlunakan serviks. Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, acne (jerawat), kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram (Manuaba, 2010). Kontrasepsi Non Hormonal



Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi non hormonal yang terbuat dari karet, kulit hewan atau lateks dengan tekstur yang tipis dan digunakan pala alat kelamin laki-laki sebelum melakukan hubungan intim. Kondom digunakan untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina. Intra Uterin Device (IUD)/SpiralIUD terbuat dari plastik kecil yang umumnya berbentuk T. Penggunaannya dimasukkan pada rahim perempuan oleh ahli medis yang sudah terlatih. Kebanyakan dari IUD ini hanya berbentuk plastik saja, namun ada juga yang dilapisi tembaga. Ada IUD yang mengandung hormon dan ada juga yang tidak mengandung hormon. Bentuk IUD pun beragam, ada yang berbentuk S, T, 7, bahkan berbentuk seperti sepatu kuda, namun memiliki fungsi yang sama dalam mencegah kehamilan. Cara kerja dari IUD ini adalah menghalangi pergerakan sperma ke arah sel telur, sehingga sel telur akan gagal dibuahi. Selain itu, IUD juga menebalkan lendir pada dinding rahim sehingga jika ada sel telur yang berhasil dibuahi, maka tidak akan bisa menempel pada dinding rahim. Pada dasarnya cara kerja kontrasepsi non hormonal dengan metode sederhana adalah menghindari senggama selama kurang lebih 718 hari, termasuk masa subur dari tiap siklus. Sedangkan kondom menghalangi spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita (Hartanto, 2004). MOW dan MOP adalah dengan mengikat dan memotong saluran ovum atau sperma sehingga sperma tidak bertemu dengan ovum (Saifuddin, 2006). Tidak ada satupun yang seratus persen efektif dan semua disertai dengan tingkat risiko tertentu. Akibatnya, perlu ditekankan pentingnya penyuluhan yang tepat dan menyeluruh (Hacker, 2001). 4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Kriteria Kelayakan Penggunaan Kontrasepsi (MEC) Kriteria Kelayakan Medis untuk Penggunaan Kontrasepsi (MEC) edisi pertama diterbitkan pada tahun 1996, yang menyajikan panduan tentang keamanan berbagai metode kontrasepsi untuk digunakan menurut konteks kondisi kesehatan tertentu. Dalam MEC, keamanan setiap metode kontrasepsi ditentukan oleh beberapa pertimbangan dalam konteks kondisi medis atau karakteristik medis yang terkait; terutama apakah metode kontrasepsi memperburuk kondisi medis atau menciptakan risiko kesehatan tambahan, dan apa keadaan medis yang membuat metode kontrasepsi kurang efektif. Keamanan



dari metode ini harus dipertimbangkan bersama dengan manfaat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Untuk setiap karakteristik atau kondisi medis yang relevan, metode kontrasepsi ditempatkan ke dalam salah satu dari empat kategori. Tergantungpada individu, lebih dari satu kondisi mungkin perlu dipertimbangkan bersama untuk menentukan kelayakan kontrasepsi. Kondisi dan karakteristik ini meliputi: usia, jumlah minggu/bulan pascapersalinan, status menyusui, tromboemboli vena, penyakit vena superfisial, dislipidemia, sepsis purpuralis, kehamilan ektopik sebelumnya, riwayat penyakit kardiovaskular berat, migrain, penyakit hati berat, penggunaan CYP3A4 inducer, penggunaan ulang PKD, pemerkosaan, obesitas, peningkatan risiko infeksi menular seksual, risiko tinggi infeksi HIV, klien dengan HIV, penggunaan terapi antiretroviral. Keterangan mengenai diagram lingkaran Diagram lingkaran ini berisi kriteria persyaratan medis untuk memulai penggunaan metode kontrasepsi tertentu, berdasarkan Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use, 5th edition (2015), salah satu pedoman WHO berdasarkan bukti ilmiah (evidence based). Pedoman ini memberikan informasi kepada provider pelayanan Keluarga Berencana dalam memberi rekomendasi mengenai metode kontrasepsi yang aman untuk calon akseptor dengan kondisi medis atau karakteristik medis tertentu. Diagram lingkaran ini mencakup rekomendasi-rekomendasi untuk memulai penggunaan sebelas tipe metode kontrasepsi yang umum: 1. Pil Kombinasi, KOK (kontrasepsi oral kombinasi dosis rendah, dengan ≤ 35 μg etinil estradiol) 2. Koyo (Patch) kontrasepsi kombinasi, P 3. Cincin vagina kontrasepsi kombinasi, CVK 4. Kontrasepsi injeksi kombinasi, KIK 5. Pil Progestin, PP 6. Injeksi Progestin, DMPA (IM, SC)/NET-EN (Depot medroxyprogesterone acetate intramuscular atau subkutan atau norethisterone enantate intramuscular) 7. Implan Progestin, LNG/ETG (levonorgestrel atau etonogestrel)



8. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim-LNG, AKDR-LNG 9. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim-Copper T, AKDR-Cu 10. Sterilisasi Tubektomi 11. Sterilisasi Vasektomi



Bagaimana caranya menggunakan diagram lingkaran ini ? Diagram lingkaran ini mencocokan metode-metode kontrasepsi, ditunjukkan lingkaran yang sebelah dalam, dengan kondisi-kondisi medis spesifik atau karakteristik yang ditunjukkan di lingkaran sebelah luar. Nomor yang ditunjukkan pada bagian tersebut menunjukkan apakah wanita dengan kondisi medis atau karakteristik tertentu dapat mulai menggunakan metode kontrasepsi tersebut:



Kategori 1 dan 4 merupakan rekomendasi-rekomendasi yang jelas. Untuk kategori 2 dan 3, penilaian klinik dibutuhkan dan tindak lanjut yang hati-hati mungkin dibutuhkan. Jika penilaian klinik terbatas, maka kategori 1 dan 2 artinya metode dapat digunakan, dan kategori 3 dan 4 artinya metode tidak dapat digunakan. Pada prosedur sterilisasi baik wanita (Tubektomi) maupun pria (Vasektomi) digunakan kategori sebagai berikut:



Tidak ada pembatasan untuk beberapa kondisi tertentu: terdapat banyak kondisi-kondisi medis tertentu dimana semua metode kontrasepsi tersebut dapat digunakan (hal ini berarti semua metode kontrasepsi merupakan kategori 1 atau 2). Beberapa kondisi tersebut tertera pada bagian belakang diagram lingkaran. Dengan beberapa pengecualian, semua wanita dapat menggunakan kontrasepsi darurat dengan aman, barrier dan metode kontrasepsi perilaku, termasuk metode amenore laktasi; untuk rekomendasi lengkap lihat dokumen. Hanya dengan penggunaan kondom yang benar dan konsisten, baik pria atau wanita, yang dapat melindungi terhadap IMS/HIV. Jika terdapat resiko IMS/HIV, penggunaan kondom direkomendasikan. 5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Komplikasi dari Kontrasepsi yang Membutuhkan Rujukan Komplikasi IUD/AKDR Komplikasi akibat pemakaian AKDR juga dapat terjadi, seperti terasa nyeri atau kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid yang dapat menyebabkan anemia, terjadinya perforasi dinding uteri akibat pemasangan yang kurang benar, dan terdapat perdarahan (spotting). Keterbatasan AKDR adalah terasa sedikit nyeri segera setelah pemasangan AKDR dan berkurang dalam waktu 1-2 hari, pencabutan dan pemasangan



AKDR hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis, AKDR yang dapat keluar dari uterus tanpa diketahui akibat pemasangan setelah melahirkan atau ukuran AKDR yang kurang pas, dan harus sering memantau posisi benang AKDR dalam periode waktu tertentu dengan memasukkan tangan ke vagina sedangkan kebanyakan wanita tidak mau melakukannya karena merasa takut atau tidak nyaman. Perubahan siklus menstruasi setelah pemasangan AKDR umumnya berlangsung pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan tersebut. Hal ini disebabkan oleh enzim-enzim yang merusak protein dan mengaktivasi penghancuran bekuan-bekuan darah yang terkumpul dalam jaringan endometrium yang berhubungan dengan AKDR. Enzim-enzim ini menyebabkan terjadinya pemisahan fibrin yang membentuk bagian-bagian dari bekuan-bekuan darah tersebut sehingga terjadilah pengeluaran darah yang lebih banyak dan juga sikluas menstruasi yang biasanya lebih cepat kira-kira 2 hari sebelum berakhirnya fase luteal. Pada masa ini, kadar progesteron lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan waktu menstruasi pada normalnya sehingga jika menstruasi terjadi pada saat ini dapat menyebabkan bertambah lamanya waktu menstruasi dan bertambah banyaknya jumlah darah saat menstruasi. AKDR yang mengandung tembaga juga meningkatkan jumlah darah pada saat mestruasi dan meningkatkan lama perdarahan menstruasi. Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD menurut Manuaba 2008. hlm. 247 yaitu : 1) Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit sehingga perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap infeksi atau perdarahan infeksi dapat menimbulkan kehamilan ektopik karena pernah memakai IUD 2)



Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi peningkatan aliran darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis.



Sistem Rujukan sistem rujukan dalah suatu jaringan sistem pelayanan kesehatan yang mungkin terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu masalah dari suatu kasus



atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horisontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional. Untuk melakukan rujukan perlu dilakukan langkah-langkah sbb: 1) Bila ditemukan kasus yang tidak dapat ditangani sesuai dengan wewenang bidan, pasien tersebut segera dikirim ke unit pelayanan kesehatan lengkap atau tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan mengatasi masalah kesehatan di atas. 2) Penentuan tempat rujukan ditetapkan atas pertimbangan jarak, mudah terjangkau, tersedianya fasilitas dan tenaga yang dapat memenuhi kebutuhan untuk menangani masalah pasien. Tempat rujukan tidak dibatasi oleh wilayah, administrasi dan kesediaan penderita. 3) Pasien dan keluarga diberi info sehingga masalah yang dihadapi dan manfaat perlunya dilakukan rujukan. 6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Menejemen Asuhan Kebidanan pada Pelayanan Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal Peran petugas dalam pelayanan KB di fasilitas kesehatan (PMK No.97 / 2014)



Peran bidan dalam pelayanan KB dapat memberikan konseling agar pemilihan/ penggunaan kontrasepsi rasional efektif dan efisien.



a. Kontrasepsi yang rasional → informasi lengkap tentang metode kontrasepsi harus diperoleh pasangan sebelumnya tentang tujuan ber-KB. Dalam memilih, klien harus secara sukarela tanpa ada unsur paksaan dari tujuan tadi b. Kontrasepsi yang efektif → pemilihan kontrasepsi yang didasari pertimbangan keefektifitas masing-masing dan angka kegagalan c. Kontrasepsi efisien → yang dinilai dari biayanya dalam memproteksi kehamilan per tahun penggunaannya Asuhan yang dapat diberikan bidan dalam pelayanan KB seperti: a. Memberikan informed choice alat kontrasepsi yang bisa digunakan b. Melakukan penapisan terhadap klien → menilai kecocokan klien terhadap kontrasepsi yang dipilih c. Meminta informed consent sebagai bukti klien memilih tampa paksaan d. Menjelaskan efek samping, biaya, cara pemasangan dll Kontrasepsi Hormonal dan Bidan di Desa Bidan mempunyai peran yang besar terutama didesa untuk meningkatkan penerimaan gerakan KB. Makin meningkat penerimaan gerakan KB berarti makin berkurang kelompok ibu dengan kehamilan beresiko tinggi, dengan dampak positif semakin turun angka kesakitan dan kematian. Angka kematian ibu dan perinatal merupakan cermin kemampuan Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan bermutu. Pencanangan kontrasepsi hormonal menjadi andalan pemerintah pada bidan karena tidak banyak memerlukan medis teknis, control medis tidak sulit, penyulit yang terjadi pada hormonal KB tidak banyak dan kontrasepsi hormonal diterima baik oleh masyarakat. Pada penelitian pencabutan kapsul KB, ternyata bidan tidak menjumpai kesulitan yang berarti. Dengan demikian, peranan bidan dalam mencanangkan kontrasepsi hormonal sangat penting dalam menentukan keberhasilan gerakan KB nasional. a. Kontap Peranan bidan sangat besar dalam upaya menggalakkan penerimaan metode kontrasepsi mantap, sehingga makin dapat diterima oleh masyarakat. Fungsi bidan terutama KIE dan KIM tentang kontrasepsi mantap, sebagai berikut: 1. Bagaimana kontrasepsi mantap itu? kontrasepsi mantap mempunyai ciri-ciri:



a. Sifatnya relative permanen artinya untuk melakukan rekanalisasi memerlukan waktu dan biaya b. Perlu dilakukan konseling yang mantap, karena metode ini sifatnya permanen c. Dalam jangka panjang relative murah, aman, dan tanpa komplikasi 2. Dimana tempat pelayanan kontrasepsi mantap? pelayanan kontrasepsi mantap dapat dilakukan: a. Vasektomi (kontap pria): puskesmas, tempat pelayanan kesehatan dengan fasilitas dokter ahli bedah, pemerintah maupun swasta. Tindakan vasektomi murah dan ringan sehingga dapat dilakukan dilapangan (puskesmas) b. Kontap wanita. Rumah sakit yang terdapat kamar bedah, rumah sakit pemerintah maupun swasta 3. Kapan kontap dapat dilaksanakan? masih dijumpai rumor dalam masyarakat bahwa untuk dapat pelayanan kontap wanita, wanita perlu hamil. Rumor ini perlu diperhatikan karena kontap wanita pun dapat dilayani setiap saat dikehendaki. Perlu disampaikan bahwa kontap sebagian besar dilakukan pada saat wanita masih dirawat dirumah sakit, yaitu setelah melahirkan, setelah keguguran, pada saat operasi besar wanita diantaranya bersamaan dengan operasi melahirkan atau operasi kandungan. 4. Keanggotaan PKMI. Organisasi PKMI terbuka untuk siapa saja yang ingin menjadi anggota terutama mereka yang bergerak di bidang kesehatan. Oleh karena itu, bidan diharapkan menjadi anggota sehingga memudahkan dalam melakukan KIE dan KIM kepada masyarakat Dalam upaya menggalakkan penerimaan kontap, bidan berperan penting untuk dapat memberikan informasi tentang kontrasepsi mantap. Diharapkan bidan dapat menjadi pusat penggerak penerimaan kontrasepsi mantap. 7. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Rumor dan Mitos



Yang Mempengaruhi



Penggunaan Alat Kontrasepsi Jenis



Mitos



Fakta



PIL KB



1) Pil KB dapat membuat tubuh 1) Kandungan hormon yang ada pada menjadi gemuk setiap butir Pil KB berdosis rendah



2) Pil KB berdampak pada kulit menjadi tidak sehat dan berjerawat



3) Pil KB membuat menjadi rapuh.



4) Pil KB kandungan



MOW



IUD



berisiko



tulang



pada



5) Pil KB mengurangi kesuburan 1) Dapat menurunkan libido



sehingga tidak akan membuat berat badan naik. 2) Pil KB memiliki kandungan hormon estrogen yang membantu menjaga kehalusan dan kesehatan kulit. 3) Kandungan dua hormon yang ada pada setiap butir Pil KB membantu pencegahan pengapuran dini pada tulang atau yang lebih sering disebut dengan osteoporosis. 4) Secara klinis, konsumsi Pil KB secara teratur akan membantu mencegah risiko kehamilan di luar rahim, kista, atau pun kanker rahim. 5) Pil KB mampu menjaga tingkat kesuburan dan cukup menghentikan pemakaian jika ingin hamil.



1) Tidak berpengaruh pada libido karena tidak menyebabkan gangguan keseimbangan hormon sehingga tidak akan menyebabkan klien menjadi lemah.



1) Batang IUD dapat menempel 1) Pada saat diketahui seorang di kepala bayi setelah wanita positif hamil, dokter atau melahirkan. bidan akan langsung mengeluarkan/melepas IUD dari rahim. 2) IUD tidak dapat berpindah tempat, 2) IUD biasa berpindah tempat namun mungkin bergeser sedikit dari setelah dipasang sejak waktu pemasangan. Karena itu penting untuk melakukan pemeriksaan rutin setahun sekali ke



SUNTIK



IMPLAN



MOP



bidan/dokter untuk memeriksa keadaan IUD di dalam rahim. 1) Suntik KB dapat 1) Suntikan KB tersedia dalam menghilangkan menstruasi. pilihan 1 bulan atau 3 bulan. Pada suntikan 3 bulan memiliki kandungan hormon yang lebih besar dibandingkan suntikan 1 bulan, yang dapat mengakibatkan terhentinya siklus 1) Implan dapat berpindah 1) Implan dipasang di lengan bagian tempat atas dan efektif mencegah kehamilan selama 4 tahun



1) Sama dengan dikebiri atau 1) Proses MOP hanya mengikat kastrasi vasdeferens dan bukan membedah atau memotong testis 2) Tidak mengganggu fungsi seksual 2) Menghilangkan libido dan atau tidak juga menimbulkan kejantanan pada pria disfungsi ereksi karena tidak mengubah sistem hormon dan metabolisme tubuh



Dari beberapa mitos yang selama ini beredar di masyarakat telah membuat paradigma tersendiri yang memunculkan ketakutan bagi para wanita tentang beberapa jenis kontrasepsi. Kesimpulan tentang mitos dan fakta di atas adalah untuk dapat membantu klien memilih metode kontrasepsi atau KB yang akan digunakan dan sebaiknya klien merundingkannya dengan pasangannya disertai berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan yang ada di lingkungan masing-masing. Dengan demikian diharapkan tenaga kesehatan atau petugas di lapangan dapat memberi saran metode KB apa yang dapat dipilih secara rasional, efektif, dan efisien.



DAFTAR PUSTAKA 1. Yulizawati, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Sidoarjo : Indomedia Pustaka 2. Baziad A., 2008. Endokrinologi Ginekologi. Edisi ketiga. Jakarta : PT Bina. Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Beral V., Hermon C., Kay C. 3. Manuaba, IAC., I Bagus dan I B Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Buntuk Pendidikan Bidan.Edisi kedua.Jakarta:EGC. 4. Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama