LP Fam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ( Fibroadenoma Mammae (FAM) ) A. Konsep Dasar 1. Definisi Fibroadenoma Mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah tumor jinak berkarakter tidak nyeri dan dapat digerakkan yang banyak ditemukan pada wanita yang berusia muda. FAM adalah tumor jinak yang paling sering terjadi dikalangan wanita muda. Insiden FAM bergerak naik terus sejak 30 tahun terakhir. Tumor ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia menopause (Kumar, 2017). FAM adalah benjolan jinak yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan pada salah satu lobulus payudara (Pierce, 2015). FAM merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda. FAM teraba sebagai



benjolan bulat atau berbenjol-benjol dan



konsistensi kenyal. Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya dan amat mudah untuk digerakkan. Biasanya FAM tidak disertai rasa nyeri. Neoplasma jinak ini tidak lagi ditemukan pada masa menopause (Sjamsuhidajat, 2018). 2. Etiologi Penyebab dari fibroadenoma mammae menurut Price (2015), adalah pengaruh hormonal. Hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada kehamilan. Lesi membesar pada akhir daur haid dan selam hamil. Fibroadenoma mammae ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Namun ada yang dapat mempengaruhi timbulnya tumor, antara lain: konsituasi genetika dan juga adanya kecenderungan pada keluarga yang menderita kanker (Sarjadi, 2016).



3. Patofisiologi Samapai saat ini penyebab dari tumor jinak payudara belum diketahui (idiopatik). Namun, ada faktor predisposisi yang mendukung terjadinya tumor pada payudara adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Suatu teori menyatakan bahwa pada fase luteal dalam siklus menstruasi terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan penurunan kadar hormon progesteron. Sedangkan secara fisiologisnya pada saat menstruasi hormon estrogen dan progesteron meningkat dan dua hari sebelum menstruasi berakhir hormon estrogen dan progesteron menurun. Secara normalnya, fungsi estrogen untuk perkembangan jaringan stroma pada payudara, pertumbuhan sistem duktus yang luas, dan untuk deposit lemak pada payudara.



Sedangkan



progesteron



berfungsi



untuk



peningkatan



perkembanagn dari lobulus dan alveoli payudara, menyebabkan sel-sel alveolar berproliferasi, membesar dan bersifat sekretorik. Pembesaran jaringan payudara terjadi akibat meningkatnya kadar estrogen dan defisiensi kadar hormon progesteron dari ketidakteraturan siklus menstruasi.



Sehingga



terjadi



peningkatan



deposit



lemak



dan



perkembangan jaringan payudara. Dan juga penurunan pembentukan lobulus dan alveoli. Apabila kejadian ini berlangsung secara terus-menerus dapat mengakibatkan tumor payudara (Guyten & Hall, 1997).



5. Tanda dan Gejala Menurut Nugroho (2016), fibroadenoma tanda dan gejalanya sebagai berikut : a. Fibroadenoma dapat multipel b. Benjolan berdiameter 2-3 cm c. Benjolan tidak menimbulkan reksi radang, mobile dan tidak menyebabkan pengerutan kulit payudara d. Benjolan berlobus - lobus e. Pada pemeriksaan mammografi , gambaran jelas jinak berupa rata dan memiliki batas jelas 6. Pemeriksaan Diagnostik a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.



Biopsi Pembedahan Hormonal PET ( Positron Emision Tomografi ) Mammografi Angiografi MRI CT – Scan Foto Rontqen ( x – ray ) Blood Study



7. Komplikasi Bila pengangkatan tumor tidak sempurna, maka sisa dari tumor akan menyebabkan terjadinya sistosarkoma Filoides (Sylvia A & Lorraine M, 2015). 8. Penatalaksanaan Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal yaitu: ukuran, terdapat rasa nyeri atau tidak, usia pasien, dan hasil biopsy. Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi. Operasi tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan (Nugroho, 2016).



B. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Aktivitas / Istirahat Gejala



: Kelemahan dan / keletihan Perubahan pada pola istirahat



dan jam kebiasaan tidur, misalnya : nyeri, ansietas. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsiogen lingkungan. b. Sirkulasi Gejala



: Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja



Kebiasaan : Perubahan pada TD c. Integritas Ego Gejala



: Factor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan



cara mengatasi stress (misalnya merokok,minum alcohol, mununda mencari pengobatan, keyakinan religius / spiritual) Masalah



tentang



perubahan



dalam



penampilan,



misalnya



pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bernakna, rasa bersalah, kehilangan control, depresi. Kebiasaan : Menyangkal, menarik diri, marah. d. Eliminasi Gejala



: Perubahan pada pola defekasi, misalnya nyeri pada



defekasi. Perubahan eliminasi urinarius, misalnya sering berkemih. Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen. e. Makanan / cairan Gejala



: Kebiasaan diet buruk, misalnya rendah serat tinggi lemak



bahan pengawet. Anoreksi, mual / muntah. Perubahan pada berat badan ; penurun berat badan Tanda



: Perubahan pada kelembaban / turgo kulit ; edema



f. Neurosensori Gejala



: Pusing ; sinkope



g. Nyeri / Kenyamanan Gejala



: Derajat nyeri bervariasi, misalnya ketidak nyamanan



ringan sampai nyeri berat.



h. Pernapasan Gejala



: Merokok, hidup dengan seseorang yang merokok.



Pemajanan asbes i. Keamanan Gejala



: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemanjana



matahari lama / berlebihan. Tanda



: Demam, ruam kulit, ulserasi



j. Seksualitas Gejala



: Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan,



perubahan pada tingkat kepuasan. k. Interaksi Sosial Gejala



: Ketidakadekuatan / kelemahan system pendukung.



Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran. 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan luka operasi. b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pengangkatan organ, luka operasi



3. No 1



Intervensi Diagnosa



Tujuan dan Kriteria



Keperawatan



Hasil



Nyeri



Intervensi



akut Setelah



diberikan Manajemen nyeri Observasi berhubungan asuhan keperawatan 1. Identifikasi lokasi dengan agen selama ...x24 jam karakteristik, pencedera fisik diharapkan tingkat frekuensi, intensitas nyeri pasien menurun nyeri. dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri  Mampu mengenali 3. Indentifikasi factor penyebab nyeri penyebab nyeri Teraupeutik  Tampak meringis 4. Berikan teknik non menurun 



Farmakologi



Mampu



mengurangi



menggunakan teknik



untuk



rasa



nyeri (kompres jahe



non farmakologi



merah hangat ) 5. Kontrol lingkungan yang rasa



memperberat nyeri



(suhu,



pencahayaan, kebisingan) 6.



Fasilitasi istirahat dan tidur.



Edukasi 7. Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri 8. Jelasakan strategi pereda nyeri



Kolaborasi 9. Kolaborasi pemberian farmakologis 2



Intoleransi



Setelah



diberikan Observasi



aktivitas



asuhan



berhubungan



selama



dengan



diharapkan



kelemahan



nyeri pasien menurun



keperawatan ...x24



jam tingkat



dengan kriteria hasil : 



Perasaan lemah menurun







Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat



1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 3. Monitor pola dan jam tidur 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas Terapeutik 5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan) 6. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif 7. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan 8. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan Edukasi 9. Anjurkan tirah baring 10. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap 11. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang 12. Ajarkan strategi koping



untuk mengurangi kelelahan Kolaborasi 13. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan 4. Implementasi Implementasi



keperawatan



adalah



serangkaian



kegiatan



yang



dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. 5. Evaluasi Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hsil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan.



DAFTAR PUSTAKA Kumar. 2017. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta: EGC. Price. S., & Wilson. 2015. Patofisiologi Konsep Klinis Dasar Penyakit. Jakarta : EGC. Nugroho. T. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika Sarjadi. S., Wijaya I., & Amarwati. S. 2016. Pedoman Kuliah Mahasiswa Patologi Anatomi. Semarang: FK Universitas Diponegoro. Sjamsuhidajat., & Wim De Jong. 2018. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 3. Jakarta: EGC. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat