LP, LK Osteoarthritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. B DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL AKIBAT OSTEOARTHRITIS DI PANTI WREDA KARITAS CIBEBER TAHUN 2019 “



Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Mata Kuliah Keperawatan Gerontik



Disusun Oleh : Nama : Ema Nengsyi NPM : 4118133



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG



1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas



jangka panjangpada pasien dengan usia



tahun.Lebihdarisepertiga



orang



dengan



usia



lebih



lebih dari dari



45



65



tahun



mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia. Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.



2



B. Rumusan masalah 1. Apa Definisi dari Osteoartritis? 2. Apa saja Etiologi dari Osteoartritis? 3. Bagaiaman Patofisiologi Ost 4. eoartritis? Apa saja Manifestasi klinis O 5. steoartritis? Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik Osteoartritis? 6. Bagaiamana Penatalaksanaan Medis dari Osteartritis? 7. Bagaimana Asuhan Keperawatan gangguan muskuloskletal dengan Osteoartritis?



C. Tujuan 1. Mengetahui Definisi dari Osteoartritis. 2. Mengetahui Etiologi dari Osteoartritis. 3. Mengetahui Patofiologi dari Osteoartritis. 4. Mengetahui Manifestasi dari Osteoartritis. 5. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik dari Osteoartritis. 6. Mengetahui Penatalaksanaan Medis dari Osteoartritis. 7. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Osteoartritis.



3



BAB II KONSEP DASAR TEORI



A. Definisi Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer, C Suzanne, 2002 hal.1087). Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997). Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan sub kondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian. (R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999). Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa factor resiko yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang mananggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak.



4



B. Etiologi 1.



Umur Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.



2.



Jenis Kelamin. Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.



3.



Pengausan (wear and tear) Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.



4.



Kegemukan Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.



5.



Trauma Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.



6.



Keturunan Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan



pada



pria



yang



kedua



orang



tuanya



terkena



osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena. 7.



Akibat penyakit radang sendi lain



5



Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi 8.



oleh membran sinovial dan sel-sel radang.



Joint Mallignment Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan



membal



dan



menyebabkan



sendi



menjadi



tidak



stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi. 9.



Penyakit endokrin Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun.



10. Deposit pada rawan sendi Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.



C. Patofisiologi Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi. Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau



6



diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur pada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. (Soeparman ,1995).



D. Manifestasi Klinis 1.



Rasa nyeri pada sendi Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.



2.



Kekakuan dan keterbatasan gerak Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.



3.



Peradangan Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.



4.



Mekanik Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.



5.



Pembengkakan Sendi



7



Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan. 6.



Deformitas Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.



7.



Gangguan Fungsi Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.



E. Pemeriksaan Diagnostik 1.



Pemeriksaan serologi (untuk indikasi inflamasi) dan cairan sinovial dalam batas normal, pemeriksaan mikroskopis.



2.



Foto Rontgent polos menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai penyempitan rongga sendi



3.



Pemeriksaan zat besi dan kalsium



F. Penatalaksanaan Medis 1.



Tindakan preventif a.



Penurunan berat badan



b.



Pencegahan cedera



c.



Screening sendi paha



d.



Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja



2.



Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul



3.



Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi.



4.



Irigasi tidal (pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik.



5.



Pembedahan; artroplasti



6.



Operasi, perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi.



7.



Fisioterapi, berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat.



8



8.



Dukungan psikososial, diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya.



G. Proses Keperawatan 1.



Pengkajian a.



Aktivitas/istirahat Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress dengan sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris. Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.



b.



Kardiovaskur Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.



c.



Integritas ego Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh.



d.



Makanan / cairan Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah. Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.



e.



Hygiene Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.



f.



Neurosensory



9



Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan. Tanda : pembengkakan sendi simetris. g.



Nyeri/kenyamanan Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari ).



h.



Keamanan Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan menetap, kekeringan pada mata, dan membran mukosa.



i.



Interaksi social Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran, isolasi.



2.



Diagnosa Keperawatan 1) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi 2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan musculoskletal. 3) Defisit perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan sendi 4) Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang. 5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik. 6) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan sehubungan dengan kurangnya informasi.



3.



Intervensi Keperawatan 1) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi



Tujuan & Kriteria Hasil



Intervensi



Pasien akan :



 Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas



 Menunjukkan tingkat



(skala 0 – 10).



10



 Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil.



kenyamanan.  Dapat mengendalikan



 Biarkan pasien mengambil posisi yang



nyeri.  Dapat



Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan



melaporkan



karakteristik nyeri.



nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi  Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak  Anjurkan pasien untuk mandi air hangat . Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari.  Berikan masase yang lembut Kolaborasi  Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.



2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan musculoskletal. Tujuan & Kriteria Hasil



 Berikan terapi latihan fisik : ambulasi,



Pasien akan :  Melakukan



Intervensi



aktifitas



kehidupan sehari-hari secara mandiri dengan



keseimbangan,



mobilitas



sendi,



pengendalian otot  Bantu dan dorong perawatan diri



alat bantu  Memperlihatkan mobilitas



11



3) Defisit



perawatan



diri



berhubungan



dengan



gangguan



moskuluskeletal Tujuan & kriteria hasil



Intervensi



Pasien akan :



 Bantu perawatan diri pasien : mandi/higiene



 Menunjukkan



 Bantu pemenuhan eliminasi pasien



perawaan



diri



melakukan



dan



aktivitas



kehidupan sehari-hari



4) Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang Tujuan & kriteria hasil



Intervensi  Manajemen lingkungan: pantau lingkungan



Pasien akan :  Pasien dan keluarga



fisik untuk memfasilitasi keamanan.



dapat mempersiapkan  Berikan bimbingan dan pengalaman belajar lingkungan



yang



tentang kesehatan individu yang kondusif.  Identifikasi faktor resiko potensial terjadinya



aman.  Pasien dan keluarga dapat



cidera.



menghindari



cidera fisik.  Dapat gaya



memodofikasi hidup



untuk



mengurangi resiko



5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik. Tujuan & kriteria hasil



Intervensi 



Pasien akan :  Menunjukkan adaptasi



Diskusikan persepsi pasien tentang keadaan tubuh pasien



dengan ketunadayaan 



Dorong pasien untuk beradaptasi dengan



fisik,



persepsi



penyesuaian



psikososial.



stresor



atau



ancaman



yang



menghambat peran hidup.



12



 Menunjukkan tubuh



citra 



positif



dan



resiko



harga diri positif.  Menunjukkan kepuasan



potensial



dan



memprioritaskan



strategi menurunkan resiko. 



terhadap



Diskusikan dengan pasien tentang faktor



Dorong



pasien



terhadap



peningkatkan



penilaian personal terhadap harga diri.



penampilan dan fungsi Kolaborasi tubuh.  Rujuk pada konseling psikiatri  Menunjukkan  Berikan obat-obatan sesuai petunjuk keinginan untuk menyentuh



bagian



tubuh yang mengalami gangguan



6) Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif dan kurang familiar dengan sumber-sumber informasi Tujuan & kriteria hasil



 Edukasi kesehatan : berikan bimbingan dan



Pasien akan:  Memperlihatkan pengetahuan



Intervensi



tentang



pengalaman



 Dapat mengidentifikasi kebutuhan



terhadap



informasi



tambahan



tentang



perilaku



kesehatan yang kondusif  Penyuluhan



penyakitnya



belajar



prosedur



terapi



:



berikan



pemahaman kepada pasien secara mental tentang prosedur dan penanganan



tentang program terapi



13



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN



ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA OMA. B DENGAN OSTEOATRITIS DIPSTW KARITAS CIMAHI TAHUN 2019



A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien Nama



: Oma B



Jenis Kelamin



: Perempuan



Umur



: 89 tahun



Suku



: cina sunda



Agama



: Kristen katholik



Alamat



: Bandung,Jawa Barat



Pendidikan



: SD



Status Perkawinan



: Kawin



Tanggal Masuk



: 09 Mei 2014



Tanggal Pengkajian



: 16 juli 2019



2. Status Kesehatan Saat Ini Keluhan Kesehatan saat ini : Kaki kanan terasa nyeri saat bangun tidur dan berjalan Kapan mulai dirasakan : sudah lama Kapan keluhan berkurang dan bertambah : Berkurang ketika beristirahat dan bertambah ketika berjalan Apa yang dilakukan untuk mengurangi keluhan : beristirahat dan Minum obat (calcium lactat 1 x sehari) Dan menggosokkan Hot in cream 3. Riwayat Kesehatan Dahulu Oma B mengatakan kaki kanan terasa berat saat melangkah, pegal-pegal saat bangun tidur, terasa nyeri dan memiliki riwayat jatuh di masa lalu Oma B mengatakan memiliki riwayat hipertensi



14



4. Riwayat Kesehatan Keluarga Oma B mengatakan tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga 5. Tinjauan Sistem  Keadaan umum Klien tampak sakit sedang, Kesadaran : Composmentis, GCS : E; 4, V; 5 dan M; 6  TTV :  TD; 140/80 mmHg,  Nadi; 82 x/m,  RR; 18 x/m,  Suhu Badan; 36 oC  Sistem pernapasan  Inspeksi : Tidak ada pernapasan cuping hidung, hidung bersih, tidap ada polip, bentuk dada simetris, irama pernapasan teratur  Palpasi : tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus sama  Perkusi : sonor  Auskultasi : bunyi napas vesikuler  Sistem kardiovaskuler  Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, tidak ada edema, tidak ada sianosis  Palpasi : CRT 1 detik,  Perkusi : Pekak  Auskultasi : bunyi jantung 1 : Lup, bunyi jantung 2 : Dup, tidak terdengar bunyi mr-mur  Sistem gastrointestinal  Inspeksi gigi tidak utuh, ada caries, tidak ada peradangan, tidak ada asites  Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati  Auskultasi : Bising usu 10 x/m



15



 Perkusi : bunyi thimpani  Sistem perkemihan  Inspeksi : Tidak ada distensi kandung kemih  Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih  Sistem integumen  Inspeksi : tidak ada luka atau lesi, terdapat edema pada ektermitas bawah  Palpasi ; kulit lembab, teraba hangat  Sistem genitoreproduksi  Klien mengatakan tidak ada keluhan pada alat reproduksi, tidak ada nyeri tekan saat BAB dan BAK, tidak ada hemoroid  Sistem muskuloskeletal  Inspeksi : ada edema pada ekstermitas kanan bawah, ektermitas kanan bawah agak susah melangkah, klien menggunakan tongkat  Palpasi : ada pembengkakan pada ekstermitas kanan bawah, ada nyeri tekan Kekuatan otot : 5



5



2



4



6. Teknik Pengkajian Psikososial dan Spritual a. Psikososial  Kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang Klien mampu bersosialisasi dengan oma opa yang lain, klien kadangkadang suka mengobrol dengan tetangga kamarnya  Sikap klien pada orang lain Klien bersikap baik terhadap yang lain  Harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi



16



Klien mengatakan senang jika mengobrol dengan teman sekamarnya, mahasiswa karena merasa ada teman dan bisa mengobati rasa rindu terhadap anak dan cucu  Kepuasaan klien dalam bersosialisasi Klien mampu memberikan jawaban atau keputusan yang baik saat ditanya b. Spiritual  Kegiatan keagamaan yang ditekuni klien Oma B mengatakan ia beragama Kristen  Konsep atau keyakinan tentang kematian Tidak dikaji  Harapan-harapan klien tentang spiritual Oma. B mengatakan ingin selalu bisa menjalankan kewajiban agama



7. Teknik Pengkajian Emosi Pertanyaan tahap I  Apakah klien mengalami sukar tidur ? Ya  Apakah klien merasa gelisah ? Tidak  Apakah klien murung atau menangis sendiri? Tidak  Apakah klien sering was-was atau khawatir? Tidak



Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya” Pertanyan tahap 2  Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam sebulan? Ya  Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak  Adanya gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak  Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak  Cenderung mengurung diri? Tidak



17



Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “ya”



Kesimpulan : Masalah Emosional Positif (+) 8. Teknik pengkajian fungsional



KATZ INDEKS SKO



Kategori



RE A



Bila klien mandiri dalam makan, kontinensia (BAK dan BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi



B



Bila klien mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas



C



Bila klien mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain



D



Bila klien mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain



E



Bila klien mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang lain



F



Bila klien mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain



G



Ketergantungan untuk semua fungsi di atas



Kesimpulan : Oma B termasuk kategori B : Bila klien mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas, ditandai dengan : klien dapat berpindah jika menggunakan tongkat.



9. Teknik Pengkajian Status Mental Short Portable Mental Status Quesioner (SPSMQ) BENAR



SA



NO



PERTANYAAN



18



LA H V



01.



Tanggal berapa hari ini ? Lupa



v



02.



Hari apa sekarang ? Selasa







03.



Apa nama tempat ini ? Panti Wreda Karitas







04.



Dimana alamat anda ? Cimahi







05.



Berapa umur anda ? 89 tahun



V √



06.



Kapan anda lahir ? Lupa



07.



Siapa presiden Indonesia sekarang ? Jokowi







08.



Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? jokowi







09.



Siapa nama ibu anda ? Mornika







10.



Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari tiap angka baru semua secara menurun. 17, 14, 11



∑=8



∑ = 2



Score total = 0 Interprestasi hasil : a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan c. Salah 6 – 8 : kerusakan intelektual sedang d. Salah 9 – 10: Kerusakan intelektual berat 19



Kesimpulan : Berdasarkan interpretasi hasil SPSMQ Oma B berada pada fungsi intelektual utuh dengan jumlah kesalahan 2



10. Teknik Pengkajian Aspek Kognitif Pada Fungsi Mental Mini Mental Status Exam (MMSE)



NO



1.



Orientasi



Kalkulasi



Registrasi



Mengingat kembali



Perhatian



Bahasa



ASPEK



NILAI



NILAI



KOGNITIF



MAKS



KLIEN



5



3



Orientasi



KRITERIA



Menyebutkan dengan benar o Tahun : 2019 o Musim : Kemarau o Tanggal : lupa o Hari : selasa o Bulan : lupa



5



4



Dimana kita sekarang berada ? o Negara : Indonesia o Provinsi : Jawa barat o Kota : Cimahi o PSTW : Karitas o Wisma : Oma



2.



Registrasi



3



3



Sebutkan



nama



3



objek



(oleh



pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan masing-masing



objek.



Kemudian



tanyakan kepada klien 3 objek tadi (untuk disebutkan) o Objek senter



20



NO



ASPEK



NILAI



NILAI



KOGNITIF



MAKS



KLIEN



KRITERIA o Objek botol o Objek kacamata



3.



Perhatian dan



5



1



kalkulasi



Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat o 93 93 o 86 o 79 o 72 o 65



4.



Mengingat



3



3



Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada No. 2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point untuk masing-masing objek. 1. Senter 2. botol 3. kacamat



5.



Bahasa



9



9



a. Tunjukan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien o Jam tangan o Pensil o Kertas b. Minta klien untuk mengulang kata berikut “ tak ada jika, dan, atau tetapi”. Bila benar nilai 1 point o Benar 2 kata tak ada, tetapi c. Minta klien untuk mengikuti 3 langkah perintah berikut;



21



NO



ASPEK



NILAI



NILAI



KOGNITIF



MAKS



KLIEN



KRITERIA o Ambil kertas dan pegang o Lipat dua o Letakkan di atas meja d. Minta klien mengikuti perintah berikut (bila benar dapat nilai 1 point): o “tutup mata” o Tuliskan satu kalimat o Salin gambar



Total nilai



23



Interpretasi hasil : > 23



: Aspek kognitif fungsi mental baik



18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan ≤ 17



: Kerusakan aspek fungsi mental berat



Kesimpulan : Berdasarkan interpretasi hasil MMSE Oma B berada pada aspek kognitif fungsi mental baik dengan total nilai 23 11. Perubahan Posisi atau Gerakan Keseimbangan Beri nilai 0 (nol) bila klien tidak menunjukan kondisi dibawah ini, nilai 1 (satu) bila menunjukan salah satu kondisi dibawah ini :  Gunakan kursi yang keras dan tanpa lengan a. Bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergeser ke bagian depan kursi terlebih dahulu, dan atau tidak stabil pada saat pertama berdiri (Nilai = 1) b. Duduk dengan menjatuhkan diri ke kursi atau tidak duduk di tengah kursi (Nilai = 1)



22



 Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali). c. Klien menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya. (Nilai = 1)  Mata tertutup d. Sama seperti di atas (periksa kepercayaan klien dalam input penglihatan untuk keseimbangannya). (a. Nilai = 1, b. Nilai = 0, dan c. Nilai = 1) nilai 0  Perputaran leher (mata terbuka) e. Menggerakan kaki, menggenggam objek untuk dukungan ; kaki tidak menyentuh sisi-sisinya ; keluhan vertigo, pusing atau sempoyongan. (Nilai = 1)  Gerakan menggapai sesuatu f. Tidak mampu menggapai sesuatu dengan bahu fleksi penuh sambil berdiri pada ujung-ujung kaki, tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan. (Nilai = 0)  Membungkuk g. Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek kecil (misal pensil) dari lantai, memegang objek,atau memerlukan berbagai usaha pada saat akan kembali berdiri. (Nilai = 0)



12. Komponen Gaya atau Gerakan Berjalan Beri nilai 0 (nol) jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini, atau beri nilai 1 (satu) jika klien menunjukan salah satu dari kondisi dibawah ini  Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan a. Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan. (Nilai = 1)  Ketinggian langkah kaki b. Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm). (Nilai = 1)  Kontuinitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping klien)



23



c. Setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten, mulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai. (Nilai = 1)  Kesimetrisan langkah (observasi dari samping pasien) d. Tidak berjalan dalam garis lurus, bergoyang dari satu sisi ke sisi lain. (Nilai = 1)  Berbalik e. Berhenti sebelum memulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang, memegang objek untuk dukungan. (Nilai = 1) Interpretasi hasil : Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, dan dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a. 0 – 5



: Resiko jatuh rendah



b. 6 – 10



: Resiko jatuh sedang



c. 11 – 15



: Resiko jatuh tinggi



NO.



HARI/



DATA



ETIOLOGI



PROBLEM



TANGGAL 1.



Kamis/18



DS :



juli 2019



 Oma B mengatakan Kaki kanan terasa nyeri saat bangun



Reaksi faktor R dgn antibodi, faktor metabolik, infeksi dgn kecenderungan virus



Nyeri akut



tidur dan berjalan Nyeri dirasakan sudah lama udah 2



Reaksi peradangan



tahunan



Nyeri akut



DO :  Kesadaran composmentis  TD : 140/80 mmHg  Terdapat edema 24



pada ekterimatas kanan bawah  Tampak ekspresi meringis  Palpasi : nyeri tekan pada ekstermitas kanan bawah



2



Kamis/ 18



DS :



juli 2019



 Oma B mengatakan kaki kanan terasa berat



Reaksi faktor R dgn antibodi, faktor metabolik, infeksi dgn kecenderungan virus



Resiko cedera



saat melangkah, pegal-pegal saat bangun tidur, terasa



Reaksi peradangan



nyeri dan memiliki



Kerusakan



riwayat jatuh di



kartilago dan



masa lalu



tulang



 Oma B mengatakan



Tendon dan



memiliki riwayat



ligamen



hipertensi



melemah



DO :  



TD; 140/80 mmHg, Hilangnya Nadi; 82 x/m, kekuatan otot







RR; 18 x/m,







Suhu Badan; 36 oC







Hasil interpretasi



Resiko cedera



perubahan posisi



25



atas gerakan keseimbangan dan komponen gaya atau gerak berjalan yaitu berjumlah 9 (6-10 Resiko jatuh sedang 



Terdapat edema pada ektermitas kanan bawah







Kekuatan otot 5



5



2



4



B. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN NO.



DIAGNOSA KEPERAWATAN



DX 1.



Nyeri akut berhubungan dengan reaksi peradangan



2.



Resiko cedera berhubungan dengan hilang atau melemahnya kekuatan otot



C. INTERVENSI KEPERAWATAN HARI/



NO.



TUJUAN DAN



TANGGAL/



DX



KRITERIA HASIL



INTERVENSI KEPERAWATAN



WAKTU kamis/18 juli 1.



Setelah dilakukan



1. Jelaskan kepada klien tentang



2019



tindakan keperawatan



penyebab terjadinya nyeri kaki



nyeri hilang atau



(Osteoartritis)



berkurang, dengan



2. Ajarkan cara kompres hangat untuk



kriteria hasil :



mengurangi linu – linunya



26



- Melakukan aktifitas sehari-hari tanpa



3. Lakukan massage pada ekstermitas bawah



kesulitan (tindakan)3. 4. Anjurkan Oma B untuk jalan atau olah - TTV dalam batas



raga pagi setiap hari



normal



5. Anjurkan klien mengangkat kaki yang mengalami edema dengan menggunakan bantal 5.



Kamis/ 18



2.



juli 2019



Setelah dilakukan



1. Berikan penjelasan pada klien adanya



tindakan keperawatan



perubahan status kesehatan dan



klien tidak



penyebab penyakit



mengalami resiko cedera, dengan



2. Kontrol lingkungan yang dapat membahayakan klien



kriteria hasil : - Klien mengerti tentang penyebab penyakitnya - Lingkungan bebas dari hal-hal yang membahayakan klien



D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN HARI/



NO.



IMPLEMENTASI



WAK



EVALUASI



TANGGAL/



DX



KEPERAWATAN



TU



KEPERAWATAN



1.



1. Menjelaskan



WAKTU Jumat/ 19



08.00



S:



juli 2019



kepada klien tentang WIB



- Klien mengatakan



08 .00 WIB



penyebab terjadinya



paham tentang penyebab



nyeri kaki



osteoatritis



27



(Osteoartritis)



- Klien mengatakan



2. Mengajarkan cara



merasa nyaman setelah



kompres hangat



dilakukan kompres



untuk mengurangi



hangat dan massage



linu – linunya



O:



3. Melakukan



- KU : cukup baik



massage pada



- Tampak ekspresi



ekstermitas bawah



senang



3. 4. Menganjurkan



- Klien tampak masih



oma B untuk jalan



sulit berjalan



atau olah raga pagi setiap hari



A:



5. Menganjurkan



- Masalah belum teratasi



klien mengangkat kaki yang



P:



mengalami edema



- Intervensi dilanjutkan



dengan menggunakan bantal jumat/ 19



2.



1. Memberikan



08.00



S:



juli 2019



penjelasan pada



WIB



- Klien mengatakan



13.00 WIB



klien adanya



masih terasa berat saat



perubahan status



berjalan



kesehatan dan penyebab penyakit



O:



2. Mengontrol



- TD : 140/80 mmHg



lingkungan yang



- Tampak lingkungan



dapat



aman dari benda-benda



membahayakan



yang berbahaya



klien



- Klien tampak masih sulit berjalan A:



28



- Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan



29



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). B. Saran Para penulis tentunya sudah berusaha maksimal dalam memanfaatkan waktu untuk menuangkan segala pikiran dan pengetahuan ke dalam makalah ini. Para penulis tidak lupa memohon ampun kepada Allah swt. atas kesalahan-kesalahan kami dalam penulisan makalah ini. Dan tentunya, kritik dan saran sangat penulis harapkan, guna perbaikan di masa mendatang. Dan harapan para penulis, semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi para penulis, teman-teman, masyarakat, dan semua pihak yang membaca makalah ini.



30



DAFTAR PUSTAKA



Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC. Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC, Jakarta, EGC Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC. Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI, Jakarta. Prince, Sylvia Anderson, 2000., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.



31