Makalah Fitokimia Kelompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALA FITOKIMIA INFUSA / DEKTOSA



OLEH : KELOMPOK 1 Fredy Herman Owen Henry Tandiarrang Mardia Islamawati Putri Agnesia Fiskila Paramansu Ulfah Rahman Juharia Karmelia F.S Juniati Eka Putri



17006 17046 17047 17087 18043 18051 18053 18063



Dosen Pengampu Mata Kuliah : Reny Syahruni, S.Farm., M.Sc



PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR 2020 BAB I



PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memilki kekayaan alam yang melimpah. Terdapat banyak sekali spesies tanaman yang ada di Indonesia dan sudah banyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman obat. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan pelarut organik. Salah satu metode ekstraksi yang dapat digunakan untuk mengekstraksi adalah infusa/dekokta. Cara ekstraksi sangat beragam, disesuaikan dengan sifat simplisia, kandungan kimia di dalamnya dan ketersediaan alat ekstraksi. Ekstraksi dilakukan dengan cara panas dan cara dingin yaitu infuse, dekok, rebusan, refluks dan maserasi. Sediaan galenika dan cara ekstraksi yang sering diaplikasikan di masyarakat. Infus merupakan sediaan cair pada suhu 90°C selama 15 menit. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat cairan infuse adalah jumlah simplisia, derajat halus simplisia, banyaknya air ekstrak, serta cara menyari. Dekokta dapat diartikan sebagai sari-sari dalam air yang dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 90°C. Perbedaannya dengan infuse adalah dekokta penyariannya selama 30 menit sedangkan infuse sekitar 15 menit dengan suhu yang sama, untuk membuat infuse dan dekokta ditentukan oleh sifat dari bahan/sampel. I.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari infus/dekokta? 2. Bagaimana prinsip kerja infus/dekokta? 3. Apa saja



kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan metode



infus/dekokta?



I.3 Tujuan Penulisan



1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu infus/dekokta 2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja dari infus/dekokta 3. Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dari metode infus/dekokta



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA II.1 Definisi Infusa/dekokta II.1.1 Definisi Infusa Infus atau rebusan obat ialah, sediaan cair yang dibuat dengan mengektraksi simplisia nabati dengan air suhu 90°C selama 15 menit yang mana ekstraksinya dilakukan secara infundasi. Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan simplisia yang bersentuhan semakin luas (Ansel, 1989). Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati, penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Ansel, 1989). Menurut FI IV, infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit. Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit. Pembuatan infus merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga. Dapat diminum panas atau dingin, sediaan herbal yang mengandung minyak atsiri akan berkurang



khasiatnya



apabila



tidak



menggunakan



penutup



pada



pembuatan infus. II.1.2 Definisi Dekokta Dekokta istilah aslinya adalah dekoktum (bahasa Latin): adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada suhu 90°C selama 30 menit. Dekokta dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk pemanasannya, hal ini yang umumnya berupa bahan keras, seperti kulit kayu, kayu, batang, akar, kulit buah, dan biji (Farmakope Indonesia, 1995).



II.2 Prinsip Kerja dan Prosedur Pembuatan Infusa/dekokta II.2.1 Prinsip kerja infusa/dekokta Untuk



melakukan



proses



infusa



dan



dekokta,



kita



harus



mempersiapkan satu unit panic yang terdiri dari 2 buah panci yang bsa ditumpuk (panic-tim). Panci bagian atas digunakan untuk menaruh bahan yang akan di ekstraksi (bersama dengan pelarutnya dengan takaran tertentu), sementara panci sebelah bawah diisi air, digunakan untuk pemanas panci atas. Sehingga panas yang diterima panci atas tidak langsung berhubungan dengan api. Infusa metode penyaringan dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90⁰C selama 15 menit sedangkan dekokta dengan menggunakan penangas air pada suhu 90⁰C selama 30 menit, terhiitung setelah panci bagian bawah mulai mendidih (Farmakope Indonesia, 1995)



II.2.2 Prosedur pembuatan infusa/dekokta 1. Simplisia yang berupa tanaman atau bagian tanaman dengan derajat halus tertentu ditimbang (misalnya 10 g), kemudian dimasukkan ke dalam panci atas diberi air “secukupnya”. Maksud dari “secukupnya” disini diperhitungkan terhadap kadar ekstrak yang hendak kita inginkan, jadi misalnya kita ingin membuat ekstrak berkadar zat aktif 10%, maka serbuk tanaman yang dibutuhkan adalah 10 g ditambah air 100 g (100 cc), sementara kalo kita menggunakan air sebanyak 200 cc dan serbuknya tetap 10 g, maka kadar ekstrak yang akan kita peroleh menjadi 5% saja, begitu seterusnya.



2. Setelah panci atas siap untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya segera ke dalam panci bawah yang telah berisi air. Setelah itu panci bawah dipanaskan di atas api langsung dan dibiarkan sampai mendidih (artinya suhu mencapai 100⁰C). Diharapkan maka suhu air di panci atas akan mencapai 90⁰C. 3. Pemanasan dilakukan selama 30 menit terhitung mulai air di panci bawah mendidih (suhu panci atas mencapai 90°C), sambil sekalisekali diaduk. 4. Setelah cukup 30 menit, maka panci atas diturunkan dan disaring selagi masih panas melalui kain flannel. Apabila volume akhir yang didapat ternyata kurang dari 100 cc (air semula 100 cc) maka perlu ditambahkan air panas secukupnya



melalui



ampas hingga



diperoleh volume infusa yang dikehendaki yaitu 100 cc. 5. Cara menambahkan air itu harus menurut aturan kuantitatif, yaitu hasil saringan tadi dipindah ke gelas ukur, kemudian kekurangan air yang diperlukan, ditambahkan sampai volume akhir mencapai batas skala 100 cc (jadi tidak boleh menambah air sesuai dengan kurangnya air, namun yang diukur adalah kekurangan air yang akan ditambahi). 6. Infuse simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin. Infuse asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas. Infuse kulit kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh dari bobot simplisia. Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan sebelum direbus dibuat massa seperti bubur. Buah adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu



II.3 Keuntungan dan Kerugian Metode Infundasi II.3.1 Keuntungan 1. Unit alat yang dipakai sederhana 2. Biaya operasionalnya relatif rendah 3. Alat yang digunakan mudah dipakai II.3.2 Kerugian 1. Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali, apabila kelarutannya sudah mendingin (lewat jenuh). 2. Hilangnya zat-zat atsiri 3. Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama, disamping itu simplisia yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut 4. Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam pada suhu kamar. 5. Kadang-kadang pada simplisia tertentu akan menghasilkan yang berlendir, sehingga sulit dilakukan penyaringan.



BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Infus atau rebusan obat ialah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit, yang mana ekstraksinya dilakukan secara infundasi. Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada suhu 90°C selama 30 menit. Perbedaan infusa dan dekokta adalah dekokta penyariannya selama 30 menit sedangkan infusa hanya sekitar 15 menit dengan suhu yang sama. Dekokta untuk simplisia yang keras, bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap pemanasan. Keuntungan merote infundasi yaitu unit alat yang dipakai sederhana dan biaya operasionalnya relatif rendah, sedangkan kerugiannya yaitu hilangnya zat-zat atsiri, ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam pada suhu kamar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam infusa dan dekokta yaitu : derajat halus dari bahan-bahan bakal, banyaknya bahan bakal, banyaknya air dan lain sebagainya. III.2 Saran Untuk bahan yang lunak seperti daun dan bunga cocok digunakan untuk infusa dan untuk bahan yang keras seperti batang cocok untuk dekokta. Untuk bahan yang mudah menguap disarankan jangan menggunakan metode ini dikarenakan pada saat pemanasan zat yang mudah menguap akan menguap



DAFTAR PUSTAKA Ansel H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. edisi 4 UI Press; Jakarta. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI; Jakarta.