Makalah Food Weighing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FOOD WEIGHING



DI SUSUN OLEH : NADILA 181341122 RAGA DIRGANTARA ANUGRAH 181341125 RESTA JUSNAIDA 181341127



Dosen Pengampu : Ori Pertami Enardi, MPH



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG PROGRAM STUDI DIII GIZI TAHUN 2019/2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Food Weighing. Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat terselesaikan dengan baik.Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima masukan,saran,dan usulan guna penyempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.



Pangkalpinang,06 Februari 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGATAR.................................................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang........................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1 1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................................1 BAB II ISI…………………....................................................................................................2 2.1 Pengertian Food Weighing......……………………….........................................2-3 2.2 Langkah-langkah Metode Food Weighing..............................................................3 2.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Food Weighing.............................................3-4 BAB III PENUTUP...................................................................................................................5 3.1 Kesimpulan...............................................................................................................5 3.2 Saran.........................................................................................................................5 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Food weighing adalah salah satu metode penimbangan makanan. Pada metode penimbangan makanan ini responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari. Food weighing mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dibanding metode-metode lain karena banyaknya makanan yang dikonsumsi sehari-hari diketahui dengan cara menimbang (Mey 2010). Pada proses food weighing, semua makanan yang akan dikonsumsi pada waktu makan pagi, siang, dan malam serta makanan selingan antara dua waktu makan ditimbang dalam keadaan mentah (AP), juga ditimbang dan dicatat makanan segar yang siap santap serta makanan pemberian. Setiap selesai makan ditimbang semua makanan yang tidak dimakan, yang meliputi makanan sisa dalam piring, sisa makanan yang masih dapat dilakukan untuk waktu makan selanjutnya, yang diberikan pada ternak dan yang diberikan pada orang lain. Makanan yang dibawa ke luar rumah oleh anggota keluarga misalnya untuk bekal sekolah dan yang dimakan oleh tamu juga ditimbang dan dicatat untuk menghitung konsumsi aktual (Kusharto & Sa’diyah 2008). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Dari Food Weighing? 2. Bagaimana Langkah-langkah Dalam Metode Food Weihging? 3. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Dari Metode Food Weighing?



1.3 Tujuan Masalah 1. Mengetahui Pengetia Food Weighing 2. Mengetahui Langkah-langkah Dalam Metode Food Weighing 3. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Dari Metode Food Weighing



1



BAB II ISI 2.1 Pengertian Food Weighing Metode food weighing atau metode penimbangan adalah metode survei konsumsi pangan yang dilakukan dengan cara menimbang makanan yang dikonsumsi oleh responden. Prinsip dari food weighing adalah ahli gizi atau petugas pengumpul data melakukan penimbangan makanan yang akan dikonsumsi dan menimbang sisa makanan yang tidak dikonsumsi oleh seseorang. Hasil penimbangan adalah penimbangan makanan sebelum dikonsumsi dikurangi dengan makanan sisa yang tidak dikonsumsi. Penimbangan makanan dilakukan dengan menggunakan timbangan makanan dan dicatat dalam satuan gram dengan tujuan mengetahui bobot makanan yang dikonsumsi. Untuk mendapatkan hasil penimbangan dengan akurasi dan presisi tinggi, sebaiknya menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 1 gram. Ketelitian yang tinggi dapat mendeteksi perubahan berat makanan yang tidak terlalu besar. Jika tidak tersedia timbangan digital, masih dimungkinkan untuk menggunakan timbangan lain seperti timbangan jarum. Sebaiknya gunakan timbangan jarum yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi. Namun, penggunaan timbangan jarum mempunyai sedikit kelemahan yaitu adanya kesulitan dalam membaca hasil timbangan. Saat pembacaan hasil timbangan posisi mata harus sejajar dengan jarum timbangan agar menghasilkan pembacaan yang akurat. Jika posisi mata berada di sebelah kanan atau kiri jarum timbangan, akan bisa menghasilkan pembacaan hasil yang berbeda dengan sebenarnya. Metode penimbangan merupakan metode survei konsumsi pangan yang paling akurat dalam memperkirakan asupan makanan dan zat gizi yang biasa dikonsumsi oleh individu. Jumlah konsumsi lebih akurat karena jumlah makanan yang dikonsumsi oleh responden ditimbang secara langsung. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya bias yang disebabkan oleh kesalahan estimasi porsi oleh responden dan juga oleh pengumpul data. Selain itu metode penimbangan juga dapat mengurangi bias yang disebabkan keterbatasan ingatan responden. Namun metode ini membutuhkan tingkat kerja sama yang lebih tinggi dengan responden. Metode penimbangan dikhawatirkan juga dapat mengubah asupan makanan dari responden. Selain itu metode penimbangan membutuhkan biaya yang lebih



2



banyak dibandingkan dengan metode lainnya karena membutuhkan alat timbang yang cukup mahal. Penimbangan makanan sebaiknya dilakukan dalam setiap kali waktu makan selama periode yang ditentukan. Penimbangan makanan dilakukan untuk setiap jenis makanan yakni bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan. 2.2 Langkah-langkah Metode Food Weighing Langkah-langkah dalam melakukan metode penimbangan. 1. Menimbang makanan yang akan dikonsumsi dan mencatat dalam formulir yang telah disediakan. 2. Setelah responden mengkonsumsi makanannya, lakukan kembali penimbangan sisa makanan yang tidak dikonsumsi oleh responden. 3. Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah berat makanan sebelum dikonsumsi dikurangi dengan sisa makanan yang tidak dikonsumsi. Jumlah yang dikonsumsi = Jumlah makanan yang akan dikonsumsi – Jumlah makanan sisa yang tidak dikonsumsi



4. Tentukan jenis bahan makanan dari makanan yang dikonsumsi oleh responden. 5. Tentukan faktor konversi matang-mentah untuk setiap bahan makanan. 6. Tentukan berat mentah dari bahan makanan. 7. Lakukan analisa nilai gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh responden.



2.3 Kekurangan dan Kelebihan Metode Food Weighing Kelebihan dari metode penimbangan antara lain seperti yang dijabarkan di bawah ini: 1. Metode penimbangan merupakan metode yang dapat dijadikan gold standar dalam survei konsumsi pangan. 2. Hasil dari metode penimbangan paling akurat dibandingkan dengan metode lainnya. 3. Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan ingatan responden karena metode ini tidak tergantung kepada daya ingat responden. 4. Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan responden dalam menjelaskan ukuran porsi makanan yang dikonsumsi.



3



5. Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan pewawancara atau pengumpul data dalam melakukan estimasi ukuran porsi yang dikonsumsi oleh responden. 6. Dapat mengurangi bias yang disebabkan perbedaan persepsi antara responden dengan pewawancara atau pengumpul data. 7. Dapat digunakan untuk mendukung interpretasi data laboratorium, data antropometri dan data klinis. 8. Pengukuran yang dilakukan selama beberapa hari dapat menggambarkan asupan sehari-hari responden. 9. Lebih tepat dilakukan untuk tempat khusus seperti institusi tempat kerja, perusahaan, panti sosial, lembaga kemasyarakatan dimana seseorang tinggal bersama-sama. Demikian beberapa keunggulan dari metode penimbangan yang dapat dijadikan pertimbangan oleh peneliti dalam memilih metode ini untuk mengukur asupan responden.Namun,di samping kelebihan, metode ini juga mempunyai kelemahan seperti yang diuraikan di bawah ini: 1. Memerlukan waktu untuk pengumpulan data yang lebih lama, karena semua makanan yang dikonsumsi oleh responden dan makanan sisa yang tidak dikonsumsi oleh responden harus dilakukan penimbangan sesaat sebelum dikonsumsi dan sesaat sesudah responden mengkonsumsi makanannya. 2. Memerlukan tenaga yang lebih banyak untuk melakukan metode ini karena harus melakukan penimbangan makanan responden. 3. Memerlukan alat khusus yang harus disediakan oleh peneliti atau pengumpul data seperti timbangan makanan, formulir penimbangan, alat tulis dan beberapa peralatan lainnya. 4. Responden dapat merubah kebiasaan makan sehari-hari, terutama pada penimbangan yang dilakukan selama beberapa hari. 5. Kurang cocok diterapkan pada masyarakat luas.



4



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Food weighing adalah salah satu metode penimbangan makanan. Pada metode penimbangan makanan ini responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari. Untuk mendapatkan hasil penimbangan dengan akurasi dan presisi tinggi, sebaiknya menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 1 gram. Ketelitian yang tinggi dapat mendeteksi perubahan berat makanan yang tidak terlalu besar. Jika tidak tersedia timbangan digital, masih dimungkinkan untuk menggunakan timbangan lain seperti timbangan jarum. Sebaiknya gunakan timbangan jarum yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi. Namun, penggunaan timbangan jarum mempunyai sedikit kelemahan yaitu adanya kesulitan dalam membaca hasil timbangan. Saat pembacaan hasil timbangan posisi mata harus sejajar dengan jarum timbangan agar menghasilkan pembacaan yang akurat. Jika posisi mata berada di sebelah kanan atau kiri jarum timbangan, akan bisa menghasilkan pembacaan hasil yang berbeda dengan sebenarnya. 3.2 Saran Pada metode Food Weighing kita dapat menimbang untuk mendapatkan hasil penimbangan dengan akurasi dan presisi tinggi, sebaiknya menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 1 gram.Ketelitian yang tinggi dapat mendeteksi perubahan berat makanan yang tidak terlalu besar. Jika tidak tersedia timbangan digital, masih dimungkinkan untuk menggunakan timbangan lain seperti timbangan jarum.



6



DAFTAR PUSTAKA Fahmida U, Dillon HS. 2011. Nutrition Assessment. Second Edition. South East Asian Ministerof Education Organization and Nutrition (SEAMEO RECFON). Jakarta : University of Indonesia. Gibson RS. 2005. Principples of Nutrition Assessment. New York: Oxford. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat Dapat Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.



Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Kode Bahan panganSurvei Konsumsi Makanan Individu. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Umum Survei Konsumsi Makanan Individu. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Perkiraan Jumlah Garam dan Penyerapan Minyak Goreng. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Kusharto CM, Supariasa IDN. 2014. Survei Konsumsi Gizi. Yogyakarta: Graha Ilmu. National Cancer Institute. Food Record at a Glance. https://campushealth.unc.edu/sites/campushealth.unc.edu/files/documents/Daily_Food_ Record_updated_Aug_2014.pdf PERMENKES RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Sirajuddin, Mustamin, Nadimin, Rauf S. 2015. Survei Konsumsi Pangan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.



7