Makalah Psikodiagnostik Ii Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



METODE PENCATATAN DATA DALAM OBSERVASI DIARY DESCRIPTION, ANECDOTAL RECORDS, DAN SPECIMEN DESCRIPTION Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikodiagnostik II Dosen Pengampu Dr. Iin Tri Rahayu, M.Si.Psi



Oleh : Kelas Psikologi C Kelompok 3 Lina Anisatul Jannah



NIM 18410028



Nahreza Mar’Atul Hikmah



NIM 18410030



Lu’luun Nurul Izzah



NIM 18410035



Kamelia Arifah



NIM 18410157



M. Adam Aulia Septianto



NIM 18410165



Anggi Sukma Wati



NIM 18410172



Fatkhullah Almar’ii Fajri



NIM 18410179



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2020



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Psikodiagnostik II dengan judul “Metode Pencatatan Data Dalam Observasi



Diary Description, Anecdotal Records, dan Specimen Description”. Atas



dukungan moral yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Iin Tri Rahayu, M.Si.Psi, selaku dosen pengampu mata kuliah Psikodiagnostik II. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Malang,  26 Februari 2020                                                   Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 Masalah ..............................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... BAB II



1



1.3 Tujuan ......................................................................................................... : PEMBAHASAN 2.1 Diary 2 Description........................................................................................ 2.2



3 Anecdotal 5



Records ..................................................................................... BAB III DAFTAR



2.3 Specimen Description ................................................................................ : PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 6 7



PUSTAKA .................................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pencatatan (recording) adalah upaya merekam kejadian-kejadian menggunakan catatan lapangan, sistem kategori, dan metode-metode lain. Setiap kejadian hendaknya memerlukan pencatatan. Mengamati tanpa diimbangi dengan pencatatan mengakibatkan pengamat lupa terhadap apa yang diamatinya. Kemampuan pengamat lebih lemah dari yang seharusnya diingat, dan kemampuan ingatan berbeda-beda. Hal ini dapat terjadi karena ada kemungkinan seseorang lebih tertarik pada fenomena tertentu, dan justru lebih gampang mengingatnya, daripada harus mengingat-ingat fenomena yang akan diteliti dan diingatnya. Seiring berjalannya waktu semakin banyak metode pencatatan yang muncul, hal ini dikarenakan karena semakin banyaknya jenis data yang didapat maka butuh metode pencatatan yang berbeda pula. Diantaranya ada metode diary description, anecdotal records, dan specimen records. Dengan penggunaan metode yang tepat maka proses pencatatan pun akan semakin mudah yang tentunya akan memudahkan penulis dalam menulis dan juga memudahkan pembaca dalam memahami inti dari tulisan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut. 1. Bagaimana penjelasan tentang metode diary description ? 2. Bagaimana penjelasan tentang metode anecdotal records ? 3. Bagaiamana penjelasan tentang specimen description ?



1.3 Tujuan Berdasarkan beberapa rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut. 1. Memahami metode pencatatan data diary description 2. Memahami metode anecdotal records 3. Memahami penjelasan tentang specimen description 1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Diary Description Metode pencatatan diary description merupakan salah satu bentuk pencatatan naratif. Diary description adalah metode pencatatan yang digunakan untuk mencatat suatu kronologi kejadian, biasanya digunakan untuk mencatat hasil observasi tentang perkembangan perilaku bayi atau anak. Misalnya agresive, withdrawl, interaksi dengan orang lain saat proses belajar, dan lain-lain. Sejarah mencatat bahwa banyak teori yang dihasilkan dari catatan buku harian, misalnya Wilhelm Preyer seorang ahli fisiologis Jerman yang menyusun buku mengenai teori perkembangan mental berdasarkan pada pengamatannya terhadap bayinya. Selanjutnya teori The Origin of Species dari Charles Darwin, mendasarkan hasil catatan hariannya pada putranya yang bernama William Erasmus (Doddy). “ ketika berumur dua tahun tiga bulan, ia mulai menunjukkan kemampuannya melempar buku atau tongkat, dll kepada setiap orang yang mengganggunya; dan hal ini juga terjadi pada anak laki-laki saya yang lain. Sebaliknya, saya tidak pernah melihat bakat seperti ini pada anak perempuan saya; dan hal ini membuat saya berpikir bahwa kecenderungan melempar objek adalah merupakan sifat hereditas anak laki-laki “ Pencatatan diary description dilakukan secara terus menerus (longitudinal), dimana pencatatan dilakukan secara berulang-ulang terhadap subjek dalam jangka waktu tertentu. Dengan pencatatan secara terus menerus seperti ini akan menghasilkan data yang lebih lengkap dan detail. Prinsip diary description ( Irwin & Bushnell,1980 ): 1. Observer harus mengamati dengan cermat terhadap setiap perubahan perilaku yang muncul pada subjek 2. Observasi dilakukan secara longitudinal yang membutuhkan waktu cukup panjang, sehingga perlu memilih subjek yang bisa diobservasi setiap hari. Hal ini dikarenakan pencatatannya dalam bentuk harian. 3. Catatan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) pada hari terakhir pelaksanaan observasi, dengan konsekuensi observer harus mengingat-ingat target perilaku apa saja yang sudah diobservasi dan (2) catatan bisa dilakukan secara langsung segera setelah suatu perilaku, gejala, atau peristiwa berlangsung. Dalam melakukan 2



observasi, observer bisa memilih target perilaku secara umum atau memfokuskan pada target perilaku khusus. Prosedur penggunaan diary description 1. Tentukan target perilaku yang akan diamati atau tujuan observasi (dapat perilaku umum atau aspek perilaku khusus) 2. Tentukan subjek observasi dan durasi observasi (bisa pada orang dewasa atau anak-anak) 3. Siapkan jurnal atau pencatatan harian 4. Format pencatatan: a. Waktu, setting-lokasi, subjek observasi (nama, umur, jenis kelamin) b. Deskripsi subjek dan setting observasi dilakukan c. Temuan perilaku dan waktu kejadian dalam pengamatan (harian), dapat dilengkapi dengan kolom catatan-catatan khusus d. Rangkuman temuan selama waktu tertentu 5. Pengolahan hasil pengamatan (generalisasi) a. Deskripsi ringkas aktivitas dan informasi tentang setting b. Deskripsi subjek dan bagaimana perilakunya c. Susun pernyataan yang tepat untuk generalisasi pada populasi (karakteristik yang sama berdasarkan performansi objek observasi) d. Pilih 2 subjek lain yang mempunyai umur sama dan catat performansi mereka dengan prosedur yang sama (deskripsi subjek 2, deskripsi subjek 3) e. Identifikasi perbedaan-perbedaan yang terjadi pada subjek tersebut pada aktivitas atau target yang sama f. Identifikasi persamaan yang muncul g. Buat generalisasi setelah mengamati ketiga subjek Kelemahan Diary Description (Irwin & Bushel,1980) Meskipun mendapatkan data yang detail dan jelas, metode pencatatan diary description memiliki beberapa kelemahan, berikut ini beberapa kelemahan dari diary description: 1. Bias pengamatan yaitu observer biasanya significant others subjek sendiri, sehingga perilaku yang dicatat tidak selalu reliable dan interpretasinya cenderung subjektif 2. Hasil observasi sulit untuk dilakukan generalisasi karena perilaku atau gejala yang diobservasi sifatnya khusus dan subjek yang diobservasi juga sedikit 3



3. Membutuhkan waktu yang lama dan banyak tenaga (Prakosa, 2005)



Penggunaan Diary Description Saat Ini 1. Sebagai salah satu metode dalam studi kasus yaitu penyelidikan kepada kasuskasus unik atau khusus. 2. Sebagai salah satu alat dalam penyelidikan etologi. Penelitian pada binatang yang tidak dapat berbicara, yang hasilnya dapat diterapkan pada manusia 2.2 Anecdotal Records Anecdotal records merupakan pencatatan terhadap respon verbal atau perilaku yang bisa dilakukan setiap saat ketika diperlukan (Rahayu & Ardani, 2004). Seperti diary description, teknik pencatatan anecdotal ini menggunakan model naratif. Laporan anekdotal tidak harus memfokuskan pada subjek tunggal, tetapi bisa terhadap sekelompok subjek. Anecdotal records sangat sesuai jika digunakan untuk mendeskripsikan observasi pada perilaku yang tidak diantisipasi, kejadian atau peristiwa yang tak terduga (Cartwright, 1984). Contohnya, pada anak-anak memiliki perilaku spontan dalam berbagai macam situasi yang tidak diantisipasi atau tidak diprediksi sebelumnya, maka anecdotal records merupakan metode yang sesuai untuk kasus seperti ini. Catatan anecdotal berisi perilaku-perilaku spesifik yang dianggap penting (typical behavior). Prinsipnya adalah pencatatan dilakukan segera (secepatnya setelah peristiwa terjadi tentang apa dan bagaimana kejadiannya (faktual), bukan bagaimana menururtnya (interpretataif) ). Prosedur Anecdotal Records (Irwin & Bushell, 1980): 1. Identifikasi perilaku spesifik yang akan diobservasi 2. Lakukan pencatatan segera setelah target perilaku spesifik muncul 3. Cantumkan perkataan subjek yang mengidentifikasikan setting waktu, lokasi, dan perilaku dasar. 4. Saat mencatat sertakan pula respon orang lain terhadap perilaku atau perkataan dari subjek observasi. Apabila memungkinkan catat setepat mungkin yang digunakan untuk mempertahankan pembicaraan. Jika tidak memungkinkan, observer bisa menggunakan tanda kutip pada kata-kata kunci untuk membedakan apa yang sebenarnya dikatakan subjek dan apa yang ditangkap oleh observer 5. Perhatikan mengenai urutan dari episode, dimana anecdot terdiri dari urutan yaitu awal, tengah, dan akhir. Bagian awal berisi setting dan bagian akhir berisi deskripsi atau kesimpulan suatu periode 4



Mempersiapkan Anecdotal Records Pernyataan paling penting yang dapat diberikan tentang persiapan anecdotal record adalah bahwa ketika individu mempersiapkan catatan, pengamatan harus persis dengan apa yang terjadi, jelas, bahasa ringkas, dan harus mungkin. Setiap catatan anecdot harus dibatasi hanya merupakan gambaran dari satu kejadian khusus. Jika lebih dari satu anak yang terlibat dalam insiden itu, maka catatan secara terpisah harus ditulis untuk masingmasing anak yang terlibat. Meskipun tidak selalu mungkin untuk menyiapkan catatan anekdot sebelumnya, catatan harus ditulis sesegera mungkin setelah perilaku yang diamati. Secara umum, semakin sedikit keterlambatan, catatan akan lebih akurat. Observer mungkin mempertimbangkan penggunaan alat perekam audio sederhana seperti tape recorder, yang dapat digunakan untuk menyimpan bukti suara dari insiden seperti yang terjadi, atau segera setelah itu terjadi mereka bisa mendengarkan insiden itu. Dengan cara tersebut, rekaman audio recorder bisa ditranskripsi dalam bentuk catatan anekdot, yang dapat diajukan dengan bentuk-bentuk lain untuk individu. Penggunaan perangkat rekaman audio, jika dekat akan lebih efisien daripada observer meluangkan waktu untuk menulis anekdot ketika hal seperti itu terjadi. Menginterpretasi Catatan Anekdotal Menafsirkan catatan anekdot harus disimpan secara jelas terpisah dari rekaman yang sebenarnya, dan dalam pengertiannya tidak boleh dilakukan tanpa dengan beberapa catatan anekdot untuk dibaca dengan teliti. Beberapa pengarang yang lain berpendapat bahwa “interpretasi” anekdotal dapat dimasukkan pada formulir yang sama, tetapi itu secara jelas ditandai sebagai interpretasi dan entah bagaimana dipisahkan dari sisa formulir. Meninjau beberapa catatan anekdot yang telah disiapkan lebih dari beberapa periode waktu untuk subjek yang sama, pengamat harus bisa memutuskan apakah perilaku yang dicatat mewakili perilaku yang khas untuk subjek tersebut. Sangat sulit membuat penafsiran yang spesifik untuk setiap anekdot yang terpisah. Penafsiran yang baik dapat dibuat ketika beberapa catatan anekdot disatukan. Untuk tujuan kejelasan, maka masuk akal baik untuk meringkas anekdot, membuat interpretasi, dan rekomendasi pada bentuk yang benar-benar terpisah dari catatan anekdotal tersebut. Contoh penggunaan Secara umum, anecdotal record berguna hamper pada setiap setting yang ada, baik dalam pendidikan maupun klinis. Beberapa diantaranya: 5



1. Membantu guru dalam mengetahui keadaan siswa pada tahun pertama sekolah. Pencatatan rutin dilakukan dalam setahun untuk melakukan assessment kemajuan, identifikasi perubahan tingkat pemahaman dan kesulitan siswa. 2. Menguji dugaan tentang alasan perilaku atau gaya belajar anak. 3. Identifikasi kondisi yang memperkuat perilaku dan mendapatkan umpan balik tentang apa yang dipelajari dari unit kurikulum. Kelebihan penggunaan anecdotal record 1. Tidak membutuhkan format khusus. 2. Memungkinkan pembaca untuk mengetahui fakta dan detail setiap kejadian sehingga dapat ditarik kesimpulan yang akurat. 3. Memberikan gambaran singkat mengenai kejadian secara kontekstual. 4. Memberikan kepada pembaca “sense of being there” 5. Memungkinkan penilaian atau penarikan kesimpulan yang terpisah atau berbeda setelah mengetahui detail kejadian. 6. Memudahkan bagi pembaca untuk menginterpretasikan sesuai dengan tujuan observasi. Kekurangan penggunaan anecdotal record 1. Waktu yang dibutuhkan banyak. 2. Terpengaruh dengan pengetahuan akan kekurangan klien, fokus kekurangannya saja. 3. Risiko pencataatan tidak mewakili perilaku yang sesungguhnya. 4. Sulit dalam memilih perilaku yang akan dicatat yang releven dengan tujuan observasi. 5. Observer secara intensif menulis seluruh detail kejadian. 6. Membutuhkan perhatian observer untuk mencatat interaksi antarindividu. 7. Hanya dapat difokuskan pada tindakan atau kejadian yang terjadi beberapa menit. 8. Hanya dapat difokuskan pada satu atau dua individu pada saat yang sama. Ciri-ciri anectodal record yang baik 1. Catat segera setelah anekdot berlangsung. 2. Identifikasikan aktivitas dasar dan verbalisasi dari key person 3. Cantumkan statement yang mengidentifikasikan setting, waktu dan aktivitas dasar. 4. Dalam mendeskripsikan karakter utama tentang aktivitas dan verbalisasi, cantumkan respon-respon atau reaksi orang lain yang ada dalam situasi. 6



5. Catat secepat mungkin kata-kata yang digunakan untuk menjaga aroma pembicaraan. 6. Menjaga urutan pencatatan kejadian. 7. Tiga aktivitas yang dilaporkan: a. Moral behavior (aktivitas utama: Rina bermain boneka di lantai). b. Subordinat moral unit (pelengkap informasi pada aktivitas utama boneka yang dimainkan berbentuk beruang). c. Molecular unit (menggambarkan bagaimana sesuatu aktivitas berlangsung atau dilakukan, memberi keterangan secara kualitatif bermain boneka sambal makan roti). 8. Mencatatat sevara objektif, akurat dan selengkap mungkin. 2.3 Specimen Description Catatan specimen adalah catatan perincian tentang perilaku yang berlangsung dalam periode



yang



berlangsung.



Specimen



Records



hampir



sama



dengan



catatan



berkesinambungan. Pada catatan berkesinambungan memuat uraian sikap anak secara umum, sedangkan pada catatan ini dimuat uraian yang lebih rinci mengenai perilaku anak. Observan yang membuat Specimen Records harus menjaga jarak dari anak sehingga tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Seperti catatan berkesinambungan, catatan spesimen ditulis secara naratif mengenai perilaku anak berdasarkan kriteria yang telah ditentukan seperti waktu, anak dan lingkungan. Jumlah kerinciannya yang akan dicatat tergantung pada tujuan pengamatan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakuakn pencatatan: 1. Mencatat fakta-fakta saja. 2. Mencatat segala sesuatu secara rinci tanpa menghilangkan apapun. 3. Tidak melakukan interpretasi selama observasi. 4. Tidak mencatat apapun yang tidak dilihat. 5. Menggunakan kata-kata deskriptif, bukan memberi label atau interpretasi. 6. Mencatatat fakta-fakta yang terjadi sesuai dengan urutan kejadiannya.



7



BAB III PENUTUP 6.1 Kesimpulan



Pencatatan



(recording)



adalah



upaya



merekam



kejadian-kejadian



menggunakan catatan lapangan, sistem kategori, dan metode-metode lain. Pada observasi memiliki beberapa metode pencatatan, antara lain, Diary Description, Anecdotal Records, dan Specimen Description. Diary Description merupakan metode pencatatan yang digunakan untuk mencatat suatu kronologi kejadian, biasanya digunakan untuk mencatat hasil observasi tentang perkembangan perilaku bayi atau anak. Anecdotal Records merupakan metode pencatatan terhadap respon verbal atau perilaku yang bisa dilakukan setiap saat ketika diperlukan (Rahayu & Ardani, 2004). Dan yang terakhir adalah Spectmen Description Diary merupakan metode pencatatan perincian tentang perilaku yang berlangsung dalam periode yang berlangsung.



8



DAFTAR PUSTAKA Baskoro. (2009). Jenis-Jenis Observasi, Modul Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif, UIN Jakarta Ni'matuzahroh, S. P. (2018). Observasi: Teori dan Aplikasi dalam Psikologi .Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Supriyadi, dkk (penyusun). (2016). Bahan Ajar Mata Kuliah Psikodignostika II (Observasi). Universitas Udayana Kusdiyati, Sulisworo dan Fahmi, Irfan. (2015). Observasi Psikologi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya



9