Makalah Sulfonamida [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN I.1



Latar Belakang Sulfonamida merupakan golongan zat antibakteri yang banyak digunakan untuk penanganan infeksi saluran kemih. Namun pada prinsipnya senyawa golongan ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif atau gram negatif (Tjay dan Rahardja, 2007). Selain itu, golongan sulfonamida juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh jamur dan protozoa. Sulfonamida juga merupakan kemoterapeutik pertama yang efektif pada terapi



penyakit



sistemik.



Sekarang,



penggunaannya



terdesak



oleh



kemoterapeutik lain yang lebih efektif dan kurang toksik. Banyak organisme yang menjadi resisten terhadap sulfonamida. Penggunaannya meningkat kembali sejak ditemukan kotrimoksazol yaitu kombinasi trimetoprim dengan sulfametoksazol. Golongan sulfonamida ditemukan pertama kali oleh Domagk pada tahun 1935, yang menemukan bahwa zat berwarna merah prontosil rubrum, bersifat bakterisid secara in vivo tetapi inaktif secara in vitro. Ternyata zat ini dipecah dalam tubuh menjadi sulfanilamida yang juga aktif secara in vitro. Dari penemuan ini kemudian disintesis berbagai senyawa baru turunan sulfonamida untuk mengobati berbagai macam penyakit baik yang bersifat lokal maupun sistemik (Tjay dan Rahardja, 2007). Sulfonamida biasanya digunakan dalam sediaan berbentuk tablet, suspensi, injeksi, tetes mata, dan salep mata. Sulfonamida mempunyai spektrum antibakteri yang luas meskipun kurang kuat dibandingkan dengan antibiotika. Goongan sulfonamida umumnya hanya bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) namun pada kadar yang tinggi dalam urin, sulfonamida dapat bersifat bakterisid (membunuh bakteri). Sulfonamida digunakan secara luas untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram-positif dan Gram-negatif tertentu,beberapa jamur dan protosoa. Golongan ini efektif terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti Actinomycetes sp, Bacillus anthracis, Brucella 1



sp, Corinebacterium diphtheriae, Calymmantobacterium granulomatis, Chlamydia trachomatis, vibrio cholerae dan lain-lain. Sulfonamida pertama diisolasi dari senyawa tar batubara analin, tahun 1900 an, digunakan pertama untuk mengatasi infeksi kokus tahun 1935. Tidak



termasuk



antibiotik



karena



tidak



dihasilkan



dari



substnsi



biologis.Khasiat bakteriostatik melalui hambatan sintesis asam folat atau PGA bakteri. Saat ini penggunaannya sudah banyak yang tergeser untuk infeksi saluran kemih.Tidak efektif untuk jamur dan virus. Beberapa sulfonamida dimungkinkan diturunkan dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina. Dalam kedokteran, istilah “sulfonamida” kadang-kadang dijadikan sinonim untuk obat sulfa, yang merupakan turunan sulfanilamida. I.2



Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, bagaimanakah sintesis senyawa Sulfonamida?



BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Agen antimikroba sintetik merupakan antimikroba yang secara luas digunakan untuk mengobati infeksi. Hanya sedikit antibiotik yang diketahui mekanisme kerjanya sebagai agen pembunuh mikroba. Sulfonamida merupakan antimikroba secara bakteriostatik apabila digunakan dalam dosis sesuai (Foye et al., 1995). Sulfonamida aktif bekerja pada fasa multiplikasi bakteri, sehingga tidak efektif untuk bakteri yang membentuk spora (Siswandono memanfaatkan



dan



Soekardjo,



asam



folat



2008). dari



Banyak



bakteri



lingkungannya,



tidak



dapat



sehingga



harus



mensintesisnya terlebih dahulu secara de novo (Foye et al., 1995).



Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah H2N-C6H4SO2NH-R dan R dapat berupa berbagai macam konstituen/gugus fungsi (Tjay dan Rahardja, 2007). Berbagai variasi radikal R pada gugus amida (SO2NH-R) dan substitusi gugus amin (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri sulfonamida. II.2 Mekanisme Kerja Sulfoniamid



Sulfonamida mempunyai struktur mirip dengan asam p-aminobenzoat (PABA), suatu asam yang diperlukan untuk biosintesis koenzim asam dihidropteroat dalam tubuh bakteri atau protozoa untuk kemudian



menghasilkan asam folat. Asam folat dibutuhkan oleh banyak jenis bakteri untuk membangun asam inti DNA atau RNA. Asam ini dibentuk oleh bakteri dengan memanfaatkan PABA yang terdapat dalam tubuh manusia. Karena kemiripan struktur sulfonamida dengan PABA, bakteri keliru mengambil sulfonamida sebagai bahan untuk mensintesis asam folat sehingga DNA/RNA tidak terbentuk dan pertumbuhan bakteri berhenti (Tjay dan Rahardja, 2007). Manusia juga memerlukan asam folat sebagai faktor pertumbuhan yang penting. Turunan asam folat tersebut didapatkan dari luar atau makanan, berbeda dengan bakteri yang harus mensintesisnya terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan sulfonamida tidak mempengaruhi metabolisme asam folat dalam tubuh manusia. Sulfonamida hanya aktif pada fase multiplikasi bakteri sehingga tidak efektif terhadap bakteri yang membentuk spora (Siswandono dan Soekardjo, 2008). II.3 Sintesis Sulfoniamid Sulfanilamid dapat disentesis dengan beberapa cara berikut: 1. CMetode 1



Benzen dinitrasi sehingga menghasilkan nitrobenzene, kemudian direduksi sehingga menghasilkan anilin. Asam P-Amino benzen sulfonat diperoleh dengan mereaksikan aniline dengan asam sulfat yang diklorinasi



dengan



pentaklorid



fosfor



sehingga



dihasilkan



P-



Aminobenzen sulfonil klorida. Kemudian diaminasi dengan ammonia dan diperoleh sulfanilamide. 2. Metode 2



Gugus fungsi amino dari asam sulfanilat pertama-tama diasetilasi sehingga dihasilkan asam P-Asetamido-Benzen-Sulfonat. Selanjutnya diklorinasi dengan asam klorosulfonat dan dihasilkan para-asetamidobenzen-sulfonil klorida. Selanjutnya diaminasi menggunakan ammonia sehingga dihasilkan analog sulfonamide. Analog ini selanjutnya dihidrolisis sehingga dihasilkan sulfanilamide. 3. Metode 3



Acetanilida direaksikan dengan asam klorosulfonat sehingga dihasilkan p-asetamido-benzen-sulfonil-klorida. Kemudian diaminasi dan dihidrolisis sehingga dihasilkan sulfanilamid. Sulfanilamid jarang



digunakan karena memiliki toksisitas yang tinggi, akan tetapi masih digunakan sebagai obat veterinary. II.4 Guus Sulfonilamida Sebagai Antimikroba Gugus fungsi sulfonamida dituliskan -S(=O)2-NH2, sebuah gugus sulfonat yang berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah senyawa yang mengandung gugus tersebut. Beberapa sulfonamida dimungkinkan diturunkan dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina.



Beberapa sulfonamida dimungkinkan diturunkan dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina.Sulfonamid merupakan kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut. Variasi radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugus amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri sulfonamida. Sulfonamid adalah contoh obat yang beraksi sebagai antimetabolit dan menganggu sintesis asam folik dengan menghambat sintesis asam dihidropteroik yang merupakan langkah awal dalam sintesis asam folik untuk berbagai mikroorganisme. Banyak jenis sulfonamida yang berbeda misalnya dalam sifat klinisnya, toksisitasnya, dll.Sebagian besar turunan memiliki penyusun nitrogen dari grup sulfonamida (NH2.C6H4.SO2.NHR). Substitusi grup p-amino menghasilkan hilangnya aktifitas anti bakterial, namun turunan demikian dapat dihidrolisa in vivo menjadi turunan yang aktif. Sebagai contoh, p-



Nsuccunylsulfatiazol dan fitalilsulfatiazol tidak aktif dan sulit diserap perut, namun mereka terhidrolisa pada usus bawah untuk melepaskan komponen aktif sulfatiazol, obat ini telah digunakan misalnya pada saat sebelum dan sesudah bedah perut.



BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Sulfonamida merupakan golongan zat antibakteri yang banyak digunakan untuk penanganan infeksi saluran kemih. Namun pada prinsipnya senyawa golongan ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif atau gram negatif. Sulfonamida dapat disintesis dengan 3 cara, yakni dari benzena, sulfanilic acid, dan acetilanida. III.2 Saran Diharapkan bagi para pembaca dapat memaklumi kekurangan dari makalah tentang sintesis sulfonamida ini.



DAFTAR PUSTAKA Foye, W.O. 1995. Prinsip-prinsip Kimia Medisinal. Jilid 1. Jogjakarta: UGM Tjay TH dan Raharja K, 2008. Obat-Obat Penting. PT.Elex Media Komputindo, Jakarta. Siswandono dan Soekardjo B, 2008, Kimia Medisinal, Airlangga University Press, Surabaya.