Makalah Tokoh Technopreneurship Internasional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LIMA TOKOH TECHNOPRENEUR DUNIA YANG SUKSES MAKALAH



Diajukan untuk Memenuhi Tugas Technopreneurship yang diampu oleh : Drs. H. Bambang Trisno, MSIE.



Oleh : Hanifa Nurul Aulia



1703538



PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2019



Kata Pengantar Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SW yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pengolahan



Sinyal



Digital



dengan



judul



“LIMA



TOKOH



TECHNOPRENEURSHIP DUNIA YANG SUKSES”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.



Bandung, 20 September 2019



Penulis



i



Daftar Isi



Kata Pengantar .................................................................................................................. i Daftar Isi ............................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1



Latar Belakang .................................................................................................. 1



1.2



Rumusan Masalah ............................................................................................ 1



1.3



Tujuan Penyusunan Makalah .......................................................................... 1



BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3 2.1



Pengertian Technopreneurship ....................................................................... 3



2.2



Riwayat dan Sejarah Tokoh Technopreneurship Dunia ............................... 4



2.3



Perkembangan Produk yang Dihasilkan ........................................................ 8



2.4 Karakteristik Enterpreneur yang Melekat Pada Tokoh Technopreneurship Dunia.......................................................................................... 21 2.5



Technopreneur dan Usaha dari Tokoh Technopreneurship Dunia ........... 23



BAB III KESIMPULAN................................................................................................. 25 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 26



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Kewirausahaan (Enterpreneurship Education) di era globalisasi saat ini sangatlah penting bagi tiap-tiap individu karena dapat dijadikan dasar ilmu dalam menghadapi tantangan hidup yang semakin hari membutuhkan hal - hal baru yang dapat meningkatkan nilai secara ekonomis dan sesuai dengan kebutuhan. Terhitung sudah banyak tokoh technopreneurship yang sukses di kancah internasional. Tokoh-tokoh technopreneurship internasional tersebut tentunya dapat menginspirasi kita untuk memulai sebuah usaha mulai dari 0 hingga sukses. Bahkan mereka dapat menginspirasi kita apabila usaha yang sedang kita jalani misal mengalami penurunan penjualan. Dalam makalah ini penulis akan menuliskan beberapa tokoh technopreneurship di kancah internasional yang kisah dan sejarah usahanya dapat menginspirasi kita semua. Kritik dan saran bagi kebaikan makalah ini nantinya sangat dapat diterima dengan lapangdada. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Technopreneurship? 2. Siapa sajakah tokoh-tokoh technopreneurship internasional yang dapat menginspirasi? 3. Bagaimana perkembangan produk yang dihasilkan oleh tokoh technopreneurship internasional? 4. Karakteristik entrepreneur yang seperti apakah yang melekat pada tokoh technopreneurship tersebut? 1.3 Tujuan Penyusunan Makalah 1. Untuk memenuhi tugas Technopreneurship. 2. Untuk mengetahui apa itu technopreneurship. 3. Untuk mengetahui siapa sajakah tokoh technopreneurship internasional yang dapat menginspirasi.



1



4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan produk yang dihasilkan oleh tokoh technopreneurship internasioanal tersebut. 5.



Untuk mengetahui karakteristik enterpreuneur yang dimiliki oleh tokoh-tokoh technopreneurship internasional tersebut.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Technopreneurship Menurut Zimmerer dan Scarborough (2002) wirausaha adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil resiko ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan berbagai sumber daya. Sedangkan Drucker menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian Technopreneurship sendiri menurut Tata Sutabri merupakan proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional. Technopreneurship itu dilibatkan dalam mengirimkan satu produk teknologi tinggi inovatif atau membuat penggunaan teknologi tinggi dalam satu cara inovatif untuk mengirim produk nya ke/pada konsumen atau keduanya. Contohnya perusahaan obat-obatan. Konsep technopreneurship sebagaimana diungkapkan di atas pada dasarnya mengintegrasikan antara teknologi dengan keterampilan kewirausahaan (enterpreneurship skills). Dalam



konsep



technopreneurship



ini



basis



pengembangan



kewirausahaan bertitik tolak dari adanya invensi dan inovasi dalam bidang teknologi. Teknologi yang dipahami dalam konteks ini tidak sekadar teknologi berupa high tech, tetapi tentu saja tidak selalu harus teknis. Teknologi hanya didefinisikan sebagai aplikasi pengetahuan pada kerja orang (human work). Dengan begitu maka akuntansi, ekonomi order quantity, pemasaran secara lisan maupun online, dan mentoring yang dirumuskan dengan baik pada dasarnya teknologi juga. Maka dapt disimpulkan bahwa technopreneurship merupakan proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai



3



basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional. 2.2 Riwayat dan Sejarah Tokoh Technopreneurship Dunia Setelah mendengar kata tokoh technopreneurship dunia biasanya kita langsung terpana, bayangkan orang yang berwirausaha dan begitu sangat terkenal hingga kancah internasional. Usaha yang ia buat-pun sudah pasti dapat diterima dan hits dikalangan masyarakat. Berikut ini adalah tokoh-tokoh technopreneurship yang akan penulis bahas : 1. Coco Chanel



(Gambar 2.1 Coco Chanel Pendiri Brand Chanel)



Terlahir dengan nama Gabrielle Bonheur Chanel, Coco Chanel adalah seorang perancang busana Perancis dan pendiri merek Chanel. Dia adalah satu-satunya perancang busana yang terdaftar di daftar majalah Time dari 100 orang paling berpengaruh pada abad ke20. Chanel merevolusi tren fashion perempuan, memperkenalkan fashion sporty terbaru, serta gaya casual chic yang bertentangan dengan konvensi batasan mode sebelumnya. Wawasan kreatif bisnisnya diperluas ke pasar perhiasan, tas, dan parfum bahkan parfum khasnya, Chanel No 5, yang telah menjadi produk ikonik di seluruh dunia.



4



2. Anita Roddick



(Gambar 2.2 Anita Roddick Pendiri Brand The Body Shop)



Nyonya Anita Roddick yang dikenal sebagai pendiri The Body Shop, sebuah perusahaan kosmetik yang memproduksi produk kecantikan alami secara retail. Roddick yang merevolusi konsumerisme etis sebagai perusahaannya adalah salah satu perusahaan yang pertama kali melarang penggunaan bahan diuji pada hewan dan mempromosikan perdagangan yang adil dengan negara-negara dunia ketiga. Dia menggunakan “entrepreneurial acumen”-nya untuk aktivisme serta kampanye lingkungan & sosial, juga menjadi pendiri Children on the Edge pada tahun 1990, sebuah organisasi amal yang membantu anak-anak kurang beruntung di Eropa Timur dan Asia. Penentuan ini untuk kampanye amal membuat Roddick akhirnya ditunjuk sebagai “Dame Commander of the Order” dari Kerajaan Inggris pada tahun 2003. 3. Amancio Ortega



5



(Gambar 2.3 Amancio Ortega Pendiri Brand ZARA)



Amancio Ortega di usia 13 tahun berkerja sebagai pengantar di tempat pembuatan pakaian mewah. Dari sini ia kemudian dipercaya dan diangkat menjadi asisten penjahit tempat dimana ia berkerja. Ditempat itu pula ia kemudian belajar bagaimana menjahit pakaian yang baik. Dia juga mempelajari bagaimana proses produksi hingga distribusi pakaian dari pabrik lalu ke toko. Di sini pula dia kemudian belajar betapa pentingnya memberikan pakaian langsung ke konsumen tanpa distributor. Itulah yang kemudiaan dia gunakan sebagai salah satu strategi kesuksesan besarnya di Zara. Dia mencoba mengendalikan semua tahapan produksi tekstil guna memangkas biaya. Selain itu juga agar lebih cepat dan fleksibel dalam memproduksi pakaian. Setelah menjadi asisten penjahit, dia ikut bekerja bersama kedua saudara kandungnya, Antonio dan Josefa sebagai salesman di sebuah toko baju yang tengah berkembang. 4. Erling Persson



(Gambar 2.4 Erling Persson Pendiri Brand H&M)



Pepatah yang mengatakan bahwa sesuatu yang besar pada awalnya juga berasal dari hal-hal yang kecil, sangat cocok untuk mengungkapkan



6



keberhasilan Erling Persson sebagai pendiri H&M. Tepatnya di usia 30 tahun, saat Persson berjalan-jalan di pinggiran kota New York, ia mendapatkan ide untuk menjual pakaian khusus wanita. Keinginannya tersebut terealisasi pada tahun 1947 melalui sebuah toko kecil yang ia bangun sendiri di Vasteras, Swedia dan diberi nama “Hennes” dalam bahasa Swedia yang berarti “perempuan”. Tak perlu waktu bertahun-tahun bagi Erling Persson untuk membuka dua toko berikutnya di ibu kota Swedia, Stockhlom, pada rentang tahun 1952-1954. Toko Hennes milik Persson secara eksklusif hanya menjual pakaian wanita rancangannya sendiri. Pada masa itu, mode fashion memang belum sekompleks saat ini, namun cukup untuk membuat penduduk ibu kota Swedia dibuat demam dengan produkproduk Hennes. 5. Guccio Gucci



(Gambar 2.5 Guccio Gucci Pendiri Brand Gucci)



Guccio Gucci membuka toko pelana kecil pada tahun 1906 dan mulai menjual tas kulit praktis untuk pelanggan penunggang kuda kala itu. Kualitas karyanya sangat cepat dikenal dan laris manis. Pada tahun 1938 dia memiliki toko kedua di Roma, toko ketiga dibuka di Milan pada tahun 1951. Pada tahun 1953, toko keempat dibukan di Manhattan, Guccio meninggal dan anak-anaknya mulai menjalankan bisnis.-Brand ini semakin terkenal karena pelanggannya seperti Jackie O., Grace Kelly dan Audrey Hepburn. Sayangnya, pada tahun 1980-an, cucu Guccio



7



membawa bisnis keluarga jatuh. Dia membuat perjanjian yang tidak jelas dengan pihak lain. Masalah muncul seperti tiruan di mana-mana, bahkan sampai pertikaian intern keluarga. Polemik keluarga terus berlanjut sampai akhirnya Gucci dijual ke publik. 2.3 Perkembangan Produk yang Dihasilkan Dalam perkembangan usaha yang dirintis oleh beberapa tokoh yang sudah penulis paparkan sebelumnya tentunya produk yang mereka buat sangatlah berkembang secara drastis, produk yang mereka buat langsung dikenal oleh orang-orang baik karena kualitas maupun kemenarikan produk yang mereka buat. Berikut adalah perkembangan dari masing-masing usaha tokoh-tokoh technopreneurship internasional yang telah dibahas : 1. Chanel – Coco Chanel



(Gambar 2.6 Toko Pertama Chanel)



8



"Kenapa anda tidak membuat busana wanita?" Seorang karyawati bertanya pada sang majikan, Coco Chanel. Saat itu, Chanel membuka toko topi di Rue Cambon 31, Paris. Alih-alih menjawab, Chanel malah menangis.



Ia



bilang:



membuat



baju



wanita



itu



rumit



dan



membingungkan. Karena itu, Chanel memilih membuat topi. Kepandaiannya menjahit didapatnya ketika tinggal di asrama yang dikelola oleh para biarawati. Chanel tinggal di sana setelah ibunya meninggal. Usia Chanel baru 11 tahun. Beranjak dewasa, ia sempat bekerja sebagai penjahit di sebuah toko.



(Gambar 2.7 Desain topi chanel pada awal grand opening)



Chanel tidak pernah bisa menemukan desain topi yang disukai. Ia memutuskan untuk mendesain topi kala bersantai. Ia kemudian memakai topi itu saat menghadiri berbagai acara. Desain topi buatannya mengundang pujian dari wanita-wanita yang melihat Chanel. Pada tahun 1910, seorang teman pria Chanel bersedia meminjamkan modal usaha. Chanel pun memulai bisnis penjualan topi. Pembelinya adalah orang-orang kaya di Paris. Salah satu klien Chanel ialah aktris Gabrielle Dorziat. Dalam sebuah pemotretan di majalah mode, sang aktris masyhur itu memakai topi Chanel. Dari sana topi Chanel semakin diminati.



9



(Gambar 2.8 Toko Chanel setelah booming)



Bisnis Chanel meraih keuntungan dalam waktu cepat. Meski menurutnya membuat busana wanita amat membingungkan, pada akhirnya Chanel berani menjajakinya. Sebuah artikel menulis bahwa Chanel menciptakan inovasi dengan menciptakan busana wanita yang terinspirasi dari baju pria. Ia mendesain rok berpotongan longgar dan sederhana. Chanel membuat gaun dengan bahan yang mudah didapatkan. Ternyata, desain bajunya juga laris. Bisnisnya makin maju.



(Gambar 2.9 desain ikonik Chanel)



Salah satu desain ikonik Chanel ialah bahan tweed yang tertuang dalam steland blazer dan rok. Busana itu diciptakan pada tahun 1920an. Inspirasi membuat tweed muncul saat ia berkunjung ke Skotlandia.



10



Sampai saat ini tweed dan blazer menjadi dua hal yang dipertahankan dalam setiap koleksi label Chanel. Ketika bisnis gaunnya makin baju, bisnis awal Chanel berupa topi malah jalan di tempat untuk kemudian ditinggalkan zaman. Karl Lagerfeld, direktur kreatif Chanel sejak tahun 1983 berkata, “Pada suatu masa, Chanel ialah topi tua. Hanya istri para dokter di Paris yang masih memakainya. Tidak ada yang menginginkan produk tersebut. Tidak ada harapan dalam topi-topi tersebut.” Di koleksi musim semi 2018 , Karl memang masih mendesain topi. Namun topi itu hanya sebagai pelengkap. Pula, modelnya sudah jauh berbeda dengan beberapa desain topi pertama yang dibuat Chanel di awal kariernya. Kaum milenial yang melihat koleksi Chanel pada tubuh model Kaia Gerber, bisa jadi tidak akan tahu bahwa perjalanan Chanel berawal dari sebuah topi. Hingga saat ini brand Chanel merupakan sebuah brand high-end yang diminati oleh kalangan menengah ke atas karena selain desainnya yang elegan harganya pun lumayan merogoh kocek namun kualitas yang didapatkan sangat bagus. Hingga saat ini produl yang chanel keluarkan sudah mulai bertambah dari mulai topi, blazer, rok, pakaian wanita, pakaian lelaki, parfum, tas, sepatu, coat, make up dan masih banyak lagi. 2. The Body Shop – Anita Roddick



(Gambar 2.10 Anita Roddick di depan toko pertamanya)



11



Anita Roddick memulai The Body Shop® pada tanggal 26 Maret 1976 semata – mata untuk menciptakan mata pencaharian untuk dirinya dan kedua putrinya, disaat Gordon melakukan perjalanan keliling Amerika. Ia sama sekali tidak terlatih dan tidak punya pengalaman dan trik bisnis yang ia miliki hanyalah nasihat dari Gordon untuk melakukan penjualan



sebanyak



£300



selama



seminggu.



Anita



melihat



kewiraswastaan sebagai suatu kelangsungan hidup, dan percaya bahwa hal tersebut memelihara pikiran kreatif. Menjalankan tokonya yang pertama telah mengajarkan bahwa bisnis bukanlah tentang ilmu finansial tetapi juga tentang perdagangan: membeli dan menjual dan tentang menciptakan sebuah produk atau layanan yang bagus sehingga orang – orang mau membayar untuk mendapatkannya. Sebagai wasiat dari keyakinan bisnis yang dia miliki, selama lebih dari 30 tahun The Body Shop® saat ini adalah bisnis multi lokal dengan lebih dari 2,200 toko di 55 pasaran yang berbeda. Dan dia selalu mengklaim bahwa dia tidak tahu bagaimana caranya dia bisa sampai ke tahap tersebut.



(Gambar 2.11 Anita Roddick dan produk sabunnya)



Hingga saat ini The Body Shop International plc, atau lebih dikenal dengan The Body Shop, memiliki sekitar 2,400 toko di 61 negara. Menurut O Boticario, sebuah perusahaan dari Brazil, The Body



12



Shop adalah perusahaan franchise kosmetika kedua terbesar di dunia. Perusahaan ini, yang berpusat di Littlehampton, Sussex Barat, Inggris, didirikan oleh Dame Anita Roddick dan terkenal oleh produkproduknya yang menggunakan zat herbal mulai dari Body Butter, Peppermint Foot Lotion, dan Hemp. The Body Shop mengalami perkembangan pesat, berkembang 50 persen per tahunnya. Sahamnya beredar di Unlisted Securities Market London, dengan dibuka pada posisi 95 penny. Pada Januari 1986, ketika telah terdaftar di London Stock Exchange, saham beredar dengan harga 820 penny. Dan pada tahun 1991,nilai perusahaan mencapai £350 juta. Selain itu, ada banyak pula penghargaan yang dicapai The Body Shop, termasuk penghargaan terhadap aksi The Body Shop yang vokal melawan uji coba terhadap hewan di Inggris.



(Gambar 2.12 Produk The Body Shop)



13



Pada tahun 1996 The Body Shop meluncurkan jalur belanja baru. The Body Shop at Home. Lebih dari 2000 konsultan bekerja dengan jalur belanja ini di Inggris. Pelanggan dapat memesan seorang konsultan tanpa biaya untuk mengunjungi rumah mereka guna mendemonstrasikan berbagai produk The Body Shop. Pada Maret 2006, The Body Shop menyetujui pengambilalihan senilai £652.3 juta oleh L'Oréal. Dilaporkan pula bahwa Anita dan Gordon Roddick, si pendiri The Body Shop 30 tahun yang lalu, sukses memperoleh £130 juta dari penjualan. The Body Shop juga menekankan dukungannya terhadap berbagai macam isu yang beredar di seluruh dunia. Slogan-slogan mereka antara lain adalah: Against Animal Testing (Lawan Uji Coba terhadap Hewan), Support Community Trade, Activate Self Esteem, Defend Human Rights (Tegakkan HAM), dan Protect Our Planet (Proteksikan Planet Kita). 3. ZARA – Amancio Ortega Awal 1960-an, setelah lebih dari satu dasawarsa berkecimpung di dunia tekstil, Ortega akhirnya dipercaya menjadi manajer di sebuah toko pakaian. Pada saat itulah, dia mulai menangkap peluang. Disadarinya, hanya orang-orang kaya yang mampu membeli pakaian dengan harga mahal. Karena itu, dia akan membuat pakaian yang sama dengan harga murah. Diawali dengan membuat gaun bersama istri keduanya, Rosalia Mera, pada 1963 ia kemudian mendirikan Confecciones Goa, sebuah konveksi. Beberapa tahun kemudian, dibukalah toko pertamanya. Toko inilah yang kemudian menjadi cikal bakal industri mode terkemuka saat ini, Zara. Sigap menangkap keinginan pasar dan pelayanan maksimal, itulah yang diterapkan Ortega dalam menjalankan Zara. Berbeda dari perusahaan fashion lainnya yang menciptakan permintaan untuk tren baru pada musim semi atau musim dingin dengan membuat pergelaran busana, Zara justru membuat pakaian berdasarkan permintaan



para



pelanggannya



di



seluruh



jaringan



tokonya. 14



Caranya, Zara menugaskan



pada



200



desainernya



di



Spanyol



melakukan perjalanan keliling dunia untuk melihat perkembangan tren fashion di negara-negara lain. Dengan demikian ia bisa bergerak cepat dan lebih dulu menangkap perubahan pasar. Tak mengherankan, Zara menjadi trend setter bagi industri fashion. Tak hanya itu. Di La Coruna, desainer dan ratusan manajer produk tak henti berdiskusi untuk memutuskan model apa yang akan dibuat. Setiap hari mereka mengumpulkan saran dari seluruh manajer Zara di seluruh dunia. Setelah menimbang gagasan para manajer toko tersebut, tim desainer dan manajer produk memutuskan apa yang akan diluncurkan ke pasar. Maka, dibuatlah gambar dalam komputer untuk kemudian dikirim ke pabrik yang letaknya tak jauh dari lokasi kerja mereka. Produk yang mereka jual pun terus berkembang dalam segi dunia fashion hingga saat ini took dari brand Zara pun sudah tersebar di berbagai setiap negara. 4. H&M – Erling Persson



(Gambar 2.13 Toko pertama Erling Persson bernama Hennes)



Fashion brand yang sedang hype digandrungi anak muda masa kini, sesungguhnya dulu toko ini hanyalah berupa sepetak toko kecil di kawasan Västerås, Swedia. Ide brilian ini tercetus oleh pemuda berumur 30 tahun bernama Erling Persson, yang mulanya jalan-jalan di New York lalu



15



tertarik



untuk



menjual



pakaian



wanita.



Akhirnya



pada



1947



terealisasikanlah toko bernama Hennes, yang artinya adalah perempuan diambil dari bahasa Svenska atau gampangnya bahasa Swedia.



(Gambar 2.13 Toko pertama Erling Persson setelah bekerjasama dengan Mauritz menjadi H&M atau Hennes & Mauritz)



Sepuluh tahun kemudian tibalah Mauritz Widforss yang menjadikan nama Hennes tidak sendiri alias berubah menjadi Hennes & Mauritz. Berkat Mauritz kini fashion brand yang mulanya dikhususkan untuk wanita menjual pakaian juga untuk pria dan juga anak kecil. Ekspansi besarbesaran pun membuat mereka memiliki 42 gerai di beberapa wilayah. Lalu di tahun 1973 Hennes & Mauretz mulai menjual pakaian dalam, baik untuk wanita maupun pria. Kemudian di tahun berikutnya Hennes & Mauretz resmi rebranding menjadi H&M. Hingga kini brand asal Swedia tersebut udah berekspansi hingga berbagai negara dan memiliki lebih dari 1.000 gerai. Menariknya di London, tepatnya di Westfield Stratford City udah dibuka gerai terbesar dan terlengkap di mana kamu bisa menemukan kosmetik dan juga perlengkapan rumah tangga, yang jarang banget ditemukan di kota ataupun negara lain. Namun sayangnya belakangan ini



16



terdengar berita buruk bahwa di Inggris beberapa toko H&M udah tutup, seperti yang diceritain di awal tadi. Mengutip dari Business Insider Nordic, H&M menutup beberapa tokonya di beberapa wilayah karena wilayah tersebut udah nggak dapat memenuhi profit perusahaan lagi. Gampangnya udah jarang ada yang beli dikarenakan



pesatnya



pertumbuhan



teknologi



dan



kemunculan e-



commerce, membuat H&M sepi pelanggan. 5. Gucci – Guccio Gucci



(Gambar 2.14 Toko Gucci Pada Tahun 1925)



Berbekal kemampuan membuat koper dan tas kulit dari sang ayah, Guccio Gucci memutuskan resign dari pekerjaannya di hotel dan kembali ke Italia untuk membangun kerajaan bisnisnya. Sekembalinya ke kampung halaman, tepatnya di tahun 1905, Guccio Gucci mencoba mendesain tas kulit untuk pertama kalinya yang dibuat secara khusus bagi para penunggang kuda.



17



Prediksi Gucci pun benar, barang dagangannya tersebut laku dibeli para bangsawan yang tertarik dengan produk-produk tas kulit buatan Gucci. Sejak saat itu juga, Gucci semakin percaya diri untuk lebih melebarkan sayapnya di dunia bisnis fashion.



(Gambar 2.15 Pabrik Gucci)



Produk tas kulit tidak hanya populer di kalangan penunggang kuda saja. Pada saat itu, produk tas kulit juga banyak diincar mulai dari kalangan biasa hingga artis papan atas. Apalagi kota kecil bernama Florence tersebut memang terkenal dengan para pengrajin tas kulit yang terampil dan handal. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu keberuntungan bagi Gucci karena memiliki pekerja-pekerja yang sudah berpengalaman. Tidak hanya produk tas saja, Gucci juga mencoba peruntungan di bisnis pakaian dan aksesoris seperti ikat pinggang kulit.



18



(Gambar 2.16 Ketiga anak Guccio Gucci)



Guccio Gucci memiliki tiga orang anak laki-laki yang ikut andil dalam perkembangan bisnis fashion-nya. Bersama Aldo Gucci, Vasco Gucci, dan Rodolfo Gucci, ia memperluas bisnisnya dengan menambahkan beberapa butik di Florence. Butik Gucci juga mulai merambah keluar kota, yakni di Roma dan Milan dengan aneka produk berbahan kulit yang menampilkan tas, sepatu, dan sepatu boot lengkap dengan pakaian berornamen rajutan pola signature. Namun pada masa Perang Dunia II, Gucci terpaksa harus mengganti bahan kulit menjadi kanvas karena krisis material pada saat itu. Untuk membedakan dari produk berbahan kulit, Gucci menggunakan simbol “G” ganda pada produk yang berbahan kanvas yang dipadukan dengan pita hijau dan merah yang menonjol. Sayangnya, karena Guccio Gucci pada saat itu mulai beranjak tua, tak sempat ia membawa bisnis ke kancah internasional karena Guccio Gucci meninggal pada tahun 1953. Bisnisnya pun diteruskan oleh anak-anaknya hingga dapat memperluas cakrawala perusahaan dengan mendirikan kantor di New York City.



19



Brand Gucci semakin mudah beradaptasi dengan pasar internasional karena adanya peran bintang film ternama kala itu yang ikut memamerkan produk Gucci. Mereka tampil di media-media iklan mulai dari majalah hingga papan reklame pinggir jalan kota besar. Gucci akhirnya melebarkan sayap bisnis di kancah internasional, termasuk Paris dan London yang juga menjadi salah satu pasarnya.



(Gambar 2.17 Museum Gucci di Italy)



Untuk mengenang perjalanan Gucci selama lebih dari 90 tahun bersama dengan cerita-cerita di baliknya, dibangunlah Gucci Museo atau Museum Gucci seluas 1.715 meter persegi di Florence sebagai tempat lahirnya fashion brand yang mendunia ini. Museum Gucci tepatnya terletak di dalam Palazzo Della Mercanzia yang menghadap ke Pizza della Signoria. Di museum ini, kalian bisa melihat peta perjalanan Gucci sejak didirikan oleh Guccio Gucci hingga harus mengalami beberapa kali pergantian CEO dan direktur utama. Hingga saat ini, Gucci masih menempati jajaran luxury fashion brand yang paling banyak diincar di dunia. Gucci menjadi salah satu merek termahal hingga mencapai keuntungan US $ 9,45 miliar atau setara dengan Rp. 113,5 triliun.



20



2.4 Karakteristik



Enterpreneur



yang



Melekat



Pada



Tokoh



Technopreneurship Dunia Karakteristik yang dimiliki oleh seorang entrepreneur tentunya tidak lain adalah giat dan tidak pantang menyerah, namun selain itu semua pasti ada karakteristik lain yang dapat menggambarkan ciri khas dari masingmasing entrepreneur tersebut. Berikut adalah karakteristik entrepreneur yang dimiliki oleh technopreneurship dunia yang sudah penulisbahas sebelumnya : 1. Chanel – Coco Chanel Menurut kisahnya, karakteristik entrepreneur yang dimiliki oleh Coco Chanel adalah a) Pantang Menyerah Meskipun awalnya ia tidak bisa membuat pakaian wanita, ia terus mencoba hingga akhirnya ia berhasil melebarkan usahanya dari berjualan topi hingga fashion wanita b) Dapat mengambil resiko Meskipun ia belum mengetahui apakah produk yang ia hasilkan nantinya akan booming, ia terus mencoba membuat pakaian wanitanya dan terus mempromosikan produk awalnya yaitu topi. c) Ide yang Orisinil Hingga saat ini brand Chanel tetap konsisten menjual fashion wanita, dari topi yang merupakan produk awalnya hingga blazer dan rok yang dari zaman pertama kalinya brand ini terkenal masih diperjual belikan namun modelnya terus tetap berkembang. 2. The Body Shop – Anita Roddick Menurut kisahnya, karakteristik entrepreneur yang dimiliki oleh Anita Roddick adalah a) Kreatif dan Inovatif Anita melihat kewiraswastaan sebagai suatu kelangsungan hidup, dan percaya bahwa hal tersebut memelihara pikiran kreatif.



21



Menjalankan tokonya yang pertama telah mengajarkan bahwa bisnis bukanlah tentang ilmu finansial tetapi juga tentang perdagangan. b)



Mampu Memotivasi Diri Sendiri Berawal dari membutuhkan biaya untuk kelangsungan hidupnya dan putrinya ia nekat berjualan, hingga akhirnya ia menemukan titik terang dalam berenterpreneur. Ia pun memotivasi dirinya sendiri bahwa usahanya dapat terus berkembang.



c)



Tidak Berhenti Untuk Belajar dan Menambah Wawasan Tentunya bisnis ini berkembang dalam dunia perawatan tubuh dan kosmetik, Anita selalu belajar dan menambah wawasan sebelum mengeluarkan produk-produk yang baru



3. ZARA – Amancio Ortega Menurut kisahnya, karakteristik entrepreneur yang dimiliki oleh Amancio Ortega adalah a) Pantang Menyerah Meskipun bisnisnya sempat menurun ia terus berusaha melanjutkan bisnisnya hingga saat ini brandnya sangat terkenal di berbagai dunia. b) Berani Mengambil Resiko Berawal dari seorang pegawai pengantar baju ia pun berani mengambil resiko untuk keluar dari pekerjaannya dan memulai bisnisnya Bersama istrinya, hingga ia pun berhasil membuat brand ternama. c) Mampu Memotivasi Diri Sendiri Meskipun berasal dari keluarga yang kurang beruntung ia terus memotivasi dirinya bahwa ia dapat membuat took dan brandnya sendiri. 4. H&M – Erling Persson Menurut kisahnya, karakteristik entrepreneur yang dimiliki oleh Erling Persson adalah a) Pantang Menyerah



22



Berawal dari tokonya yang hanya sepetak ia terus berusaha melebarkan sayapnya hingga berkolaborasi dan menghasilkan nama brand H&M. b) Tidak Berhenti Untuk Belajar dan Menambah Wawasan c) Dapat Memanfaatkan Peluang Ia merupakan salah satu dari sekian banyak tokoh enterprenuer yang dapat memanfaatkan peluang. Terbukti saat ia ingin meluaskan usahanya ia menggandeng desiainer ternama hingga brandnya dikenal. 5. Gucci – Guccio Gucci Menurut kisahnya, karakteristik entrepreneur yang dimiliki oleh Guccio Gucci adalah a) Pantang Menyerah Meskipun konflik keluarga terus mengalir, hal tersebut tidak membuat sosok Guccio Gucci berhenti dalam usahanya, hingga ia wafat pun usaha yang ia bangun dilanjutkan oleh putra-putranya. b) Ide Orisinil Produk awal yang ia buat adalah tas kulit mencontoh dari ayahnya, hingga saat ini Gucci masih memproduksi tas kulit. c) Berani Mengambil Resiko 2.5 Technopreneur dan Usaha dari Tokoh Technopreneurship Dunia Usaha-usaha yang ditekuni oleh tokoh-tokoh technopreneurship diatas tentu saja dimulai dari titik terendah hingga sekarang brandnya sudah dikenal di dunia. Bermula dari mencoba, hingga akhirnya membuahkan hasil yang sangat fantastis. Usaha yang dijalankan oleh mereka pun sangat beragam, yaitu : 1. Chanel – Coco Chanel Usaha yang ditekuni oleh Coco Chanel adalah produk fashion wanita. Mulai dari topi, pakaian, sepatu, tas, parfume, make up, blazer, coat, dll. 2. The Body Shop – Anita Roddick



23



Usaha yang ditekuni oleh Anita Roddick adalah produk perawatan tubuh dan kosmetik. 3. ZARA – Amancio Ortega Usaha yang ditekuni oleh Amancio Ortega adalah produk fashion wanita, dari mulai pakaian hingga sepatu. 4. H&M – Erling Persson Usaha yang ditekuni oleh Erling Persson adalah produk fashion wanita, dari mulai pakaian, kacamata, hingga sepatu. 5. Gucci – Guccio Gucci Usaha yang ditekuni oleh Guccio Gucci adalah tas, produk fashion wanita, dari mulai pakaian, tas, hingga sepatu.



24



BAB III KESIMPULAN



Technopreneurship merupakan proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional. Beberapa tokoh technopreneurship yang sudah dibahas tentunya memiliki karakteristik dan keorisinilan dari produknya. Hal tersebut yang membuat brand dari masing-masing entrepreneur melanglangbuana.



25



DAFTAR PUSTAKA



Diharjo,



Kuncoro,



dkk.



1998.



“Kewirausahaan



Berbasis



Teknologi



(Technopreneurship) ISBN 978-979-498-877.0”. UNS Press, Surakarta. Gucci, “Stories”. H&M. “About H&M Group”. H&M. “The History of H&M Group”. H&M. “Our Values”. H&M. “Grow With Us”. Harefa, Andrias & Siadari,Eben Ezer. 2008. “The Ciputra Way: Praktik Terbaik Menjadi Entrepreneur Sejati. 10th Edition”. Elexmedia Komputindo, Jakarta. Inside Chanel. “Timeline Chanel”. Kazali, Rhenald, dkk. 2010. “Modul Kewirusahaan untuk Program Strata 1 (Plus Video)”. Yayasan Rumah Perubahan. The Body Shop. "The Body Shop". The Body Shop. "The Body Shop : Our Values". The Body Shop. "The Body Shop: Values Report". The Body Shop. "The Body Shop: Values Report, Community Trade Principles ". The Body Shop. "The Body Shop - Values & Campaigns - Our Values - Support Community Trade". Winarno, dkk. 2011. “Technopreneurship: Kewirausahaan Teknologi”. UMN Press. Tangerang. ZARA. “About Us”.



26