(PDF) Laporan KP - Anindya-Alyssa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KERJA PRAKTIK – RC18-4802



METODE PELAKSANAAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TIMBUNAN SWAKELOLA STA 24+560 – 25+000



ALYSSA DEWIPUTRI HERDIANA NRP 03111540000091 ANINDYA FITRI MARZUKI NRP 03111540000121



DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian Institut Teknologi Sepuluh Nopember



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk. (25 Juni 2018 – 25 Agustus 2018)



Disusun Oleh : ALYSSA DEWIPUTRI HERDIANA – 03111540000091 ANINDYA FITRI MARZUKI – 03111540000121



Telah Disetujui Oleh :



Manajemen Konstruksi



Pembimbing Lapangan



Ardiansyah, ST.



Yudianto, ST.



Mengetahui, Manajer Proyek



Ir. Suwito



2



KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek pada Proyek Pembangunan Jalan Tol GempolPasuruan Seksi 3A Ruas Grati-Pasuruan dengan baik dan tepat waktu. Dalam kesempatan kali ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan ini, antara lain kepada : 1. PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. selaku kontraktor pelaksana pembangunan yang mengizinkan penulis untuk melakukan kerja praktek. 2. Bapak Ir. Suwito selaku Manajer Proyek PT. Wijaya Karya, Tbk Proyek Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan Seksi 3A yang telah memberikan ilmu dan mengizinkan penulis melakukan kerja praktek. 3. Pak Yudi dan Mas Sakti selaku pembimbing di kantor yang telah memberikan ilmu kepada penulis. 4. Bapak Daniel dan Mas Towiin selaku pembimbing di lapangan yang telah memberikan nasihat kepada penulis selama melaksanakan kerja praktek. 5. Rekan-rekan satu tim kerja praktek yang selalu bekerja sama dengan baik dalam menghadapi masalah. 6. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini. Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan kerja praktek ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua yang membaca.



Pasuruan, 21 Agustus 2018



Penulis



3



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ................................................................................................. 1 LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... 2 KATA PENGANTAR ............................................................................................... 3 DAFTAR ISI ............................................................................................................. 4 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 5 1.1 Latar Belakang Umum .......................................................................................... 5 1.2 Latar Belakang Khusus ......................................................................................... 6 1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................. 7 1.4 Tujuan................................................................................................................... 7 1.5 Batasan Masalah ................................................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8 2.1 Tinjauan Umum .................................................................................................... 8 2.2 Tinjauan Khusus ................................................................................................. 18 BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 22 3.1 Peralatan Timbunan ............................................................................................ 22 3.2 Metode Pelaksanaan Timbunan ........................................................................... 25 3.3 Produktivitas Alat Berat Timbunan ..................................................................... 32 BAB IV KESIMPULAN ......................................................................................... 37 4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 37 LAMPIRAN ............................................................................................................ 39



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Umum Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknologi yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur tetapi juga mencakup lingkungan untuk permasalahan hidup manusia. Teknik sipil juga merupakan salah satu ilmu teknik yang paling sering berhubungan dengan pekerjaan lapangan. Teori-teori yang didapat di kuliah tidak cukup jika tidak ada pengaplikasiannya. Sistem pendidikan S-1 Teknik Sipil ITS dibagi menjadi dua bagian yaitu kuliah kelas untuk mempelajari tentang teori di bidang teknik sipil dan praktikum untuk mengetahui tentang praktik dari teori yang sudah diajarkan. Praktikum dibagi menjadi dua yaitu praktikum laboratorium dan praktikum lapangan. Untuk praktikum lapangan berupa kerja praktik yang berfungsi untuk mengaplikasikan teori-teori yang sudah diberikan di perkuliahan. Kerja praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studi di S-1 Teknik Sipil ITS Surabaya. Dengan adanya kerja praktik ini akan menambah wawasan tentang dunia kerja teknik sipil dan pengaplikasian ilmu teknik sipil di lapangan. Dunia kerja untuk teknik sipil tidak bisa digambarkan di kampus. Dengan melakukan kerja praktik diharapkan mahasiswa dapat mengetahui penerapan teori-teori yang didapat di perkuliahan. Kerja praktik sangat perlu dilaksanakan karena kondisi ideal teori atau pengetahuan yang diajarkan di perkuliahan sangat berbeda dengan kondisi nyata atau lapangan. Seringkali teori tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin terjadi di lapangan, maka dengan adanya kerja praktik ini mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang manajemen waktu, metode pelaksanaan, manajemen sumber daya, manajemen mutu, dan lain sebagainya. Hal ini sangat perlu untuk mahasiswa dalam menambah pengetahuan tentang kondisi di lapangan.



5



Pada kerja praktik yang memiliki bobot 2 sks ini mahasiswa diberikan kebebasan dalam memilih proyek. Kegiatan kerja praktik dilakukan pada tahap sarjana setiap minggu terdiri dari 26-40 jam dalam jangka waktu minimal 2 bulan. Dengan diadakannya mata kuliah kerja praktik ini maka diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai dunia kerja di teknik sipil dan mampu menerapkan teori-teori yang telah diajarkan di bangku kuliah. Proyek konstruksi yang dijadikan objek kerja praktik adalah Proyek Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan Seksi 3A, dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2018 hingga 25 Agustus 2018 dengan panjang ruas tol 4.5 km. 1.2



Latar Belakang Khusus Jalan tol atau jalan bebas hambatan adalah bagian dari sistem jaringan jalan yang mewajibkan penggunanya untuk membayar tol. Jalan tol fungsinya adalah untuk mempersingkat waktu dan jarak dalam melakukan perjalanan antar kota. Pengadaan jalan tol juga dapat meningkatkan ekonomi wilayah dan mewujudkan pembangunan yang merata serta keseimbangan pengembangan wilayah. Proyek Jalan tol Gempol-Pasuruan ini sebagai proyek strategis provinsi. Proyek ini bertujuan untuk melancarkan pertumbuhan ekonomi dan untuk memajukan investasi dalam industri. Dalam proyek tol Gempol-Pasuruan yang dikerjakan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk ini pada seksi 3A dengan panjang 4,5 km melewati 4 kecamatan yaitu Pohjentrek, Tembok Rejo, Sekargadung, dan Karang Pandan. Pekerjaan tanah pada suatu proyek jalan merupakan salah satu kunci utama. Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan. Pada proyek jalan tol Gempol-Pasuruan seksi 3A untuk pekerjaan timbunan menggunakan tanah paras. Pada pekerjaan timbunan tanah terdapat metode-metode yang harus diperhatikan agar kualitas timbunan dan kepadatan tanah dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan. Kualitas tanah timbunan akan ditentukan oleh jenis tanah quarry yang digunakan dan teknik pemadatan.



6



Pekerjaan timbunan dikerjakan dengan menggunakan bantuan alat berat. Tujuan dari penggunaan alat berat ini adalah untuk memudahkan pekerja dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan tercapai dan membutuhkan waktu yang lebih singkat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisis perbandingan produktivitas alat berat rencana dan aktual pada pekerjaan timbunan swakelola STA 24+560 – 25+000 di Proyek Jalan Tol Gempol-Pasuruan seksi 3A. 1.3



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang khusus diatas, didapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja alat berat yang dibutuhkan dalam pekerjaan timbunan? 2. Bagaimana metode pelaksanaan pekerjaan timbunan? 3. Bagaimanakah kapasitas produksi alat berat pada pekerjaan timbunan?



1.4



Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa saja alat berat yang dibutuhkan dalam pekerjaan timbunan. 2. Untuk mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan timbunan. 3. Untuk mengetahui kapasitas produksi alat berat pada pekerjaan timbunan



1.5



Batasan Masalah Batasan yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Lokasi yang ditinjau adalah Proyek Jalan Tol Gempol-Pasuruan seksi 3A STA 24+560 – STA 25+000. 2. Produktivitas alat berat yang dihitung hanya alat berat dozer, sheep foot, dan vibro roller. 3. Hanya menghitung produktivitas dari APG tanggal 3 juli 2018– 12 juli 2018 4. Tidak menghitung biaya.



7



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Tinjauan Umum Proyek



2.1.1 Latar Belakang Proyek Dalam rangka meningkatkan pelayanan pengguna jalan, terutama yang berkaitan dengan kepadatan lalu lintas yang dapat mengurangi kenyamanan saat berkendara, maka Kementrian Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap dibuatnya jaringan jalan nasional atau jalan tol di seluruh Indonesia. Perkembangan ekonomi masyarakat memerlukan sarana transportasi untuk memperlancar arus distribusi barang dan jasa sehingga perkembangan dan pembangunan



antar



wilayah



di



Indonesia



semakin



berkembang



dan



menghubungkan kota-kota di sepanjang pulau Jawa yang direalisasikan sebagai jalan tol atau jalan bebas hambatan. Jalan tol atau jalan bebas hambatan adalah bagian dari sistem jaringan jalan yang mewajibkan penggunanya untuk membayar tol. Jalan tol fungsinya adalah untuk mempersingkat waktu dan jarak dalam melakukan perjalanan antar kota. Pengadaan jalan tol juga dapat meningkatkan ekonomi wilayah dan mewujudkan pembangunan yang merata serta keseimbangan pengembangan wilayah. Proyek Jalan tol Gempol-Pasuruan ini sebagai proyek strategis provinsi. Proyek ini bertujuan untuk melancarkan pertumbuhan ekonomi dan untuk memajukan investasi dalam industri. Dalam proyek tol Gempol-Pasuruan yang dikerjakan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk ini pada seksi 3A dengan panjang 4,5 km melewati 4 kecamatan yaitu Pohjentrek, Tembok Rejo, Sekargadung, dan Karang Pandan. 2.1.2 Maksud dan Tujuan Proyek Jalan tol Gempol-Pasuruan yang panjangnya 34,15 km merupakan jalan bebas hambatan yang akan membantu meningkatkan produktivitas dan menyediakan jaringan jalan yang efisien. Jalan tol ini dibangun bertujuan untuk memudahkan akses jalan dan kapasitas jaringan jalan dalam melayani lalu lintas. 8



Jalan tol ini membantu mempersingkat perjalanan dari Gempol menuju ke Pasuruan maupun sebaliknya. Selain itu, jalan tol ini mampu mempermudah pergerakan orang dan angkutan barang dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang cepat. 2.1.3 Deskripsi Proyek Proyek Jalan Tol Gempol-Pasuruan ruas Grati-Pasuruan seksi 3A memiliki panjang sepanjang 4,5 km yang dibagi menjadi 5 zona pekerjaan. Zona 1 merupakan pekerjaan underpass yang dimulai dari STA 20+500 s.d STA 21+100, zona 2 merupakan pekerjaan underpass dimulai dari STA 21+100 s.d STA 21+550, zona 3 merupakan pekerjaan timbunan dimulai dari STA 21+550 s.d STA 22+850, zona 4 merupakan pekerjaan underpass bajangan dan overpass Karang Pandan dimulai dari STA 22+850 s.d STA 24+100, zona 5 merupakan pekerjaan timbunan dimulai dari STA 24+100 s.d STA 25+000. 2.1.4 Data Proyek Berikut adalah data proyek dari Tol Gempol-Pasuruan seksi 3A : 1.



Nama Proyek



: Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan Seksi 3A Ruas Pasuruan Grati STA (20+500 – 25+000)



2.



Jenis Bangunan



: Jalan Tol



3.



Nilai Kontrak



: Rp 440.837.939.000,00



4.



Pemberi Kerja



: PT. Transmarga Jatim Pasuruan Kelompok Usaha Jasa Marga Badan Usaha Jalan Tol Gempol - Pasuruan



5.



Kontraktor



: PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.



6.



Konsultan Supervisi : PT. Multi Phi Beta PT. Escapindo PT. Tata Guna Patria



7.



Masa Kontrak



: 365 Hari Kalender



8.



Tanggal Mulai



: 17 November 2017



9.



Tanggal Selesai



: 16 November 2018



10. Lokasi Proyek



: berada di sepanjang ruas Pasuran-Grati, meliputi Pohjentrek, Tembok Rejo, Sekar Gadung, dan Karang Pandan (4,5 km). 9



2.1.5 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) adalah salah satu perusahaan konstruksi di Indonesia. Dari hasil nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en BouwbedijfVis en Co atau NV Vis en Co, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Dimulai sebagai sub-kontraktor, di akhir 1960-an WIKA berkembang menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Di awal tahun 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan perumahan. Perusahaan memasuki babak baru pada 20 Desember 1972. Melalui akta no. 110, dan dibuat di hadapan Notaris Djojo Muljadi, perusahaan berubah status menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya (Persero). WIKA selalu melakukan terobosan, berevolusi menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi melalui pengembangan sejumlah anak perusahaan. Diantaranya WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA Realty. Pertumbuhan WIKA sebagai perusahaan infrastruktur terintegrasi yang kuat semakin mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Perseroan sukses dalam melaksanakan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 35% kepada public pada 29 Oktober 2007, di Bursa Efek Indonesia. Setelah IPO, pemerintah Republik Indonesia memegang 68,4%, sementara sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Management Stock Ownership Program



(MSOP),



Employee



Stock



Allocation



(ESA),



dan



Employee/Management Stock Option (E/MSOP). Perolehan dana segar dari IPO dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi yang dilakukan oleh WIKA. Posisi WIKA menjadi kuat, dimana saat itu sedang krisis ekonomi dunia mulai memperlihatkan dampaknya di dalam negeri. Struktur permodalan yang sangat kuat mendukung WIKA dalam meluaskan operasinya keluar negeri dan terus mengembangkan Engineering Procurement and Construction (EPC), serta berinvestasi dan mengembangkan 10



sejumlah proyek infrastruktur, khususnya proyek-proyek yang menjadi program pemerintah terkait dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 2.1.6 Lokasi Proyek Lokasi proyek jalan tol Gempol-Pasuruan seksi 3A ini berada di sepanjang ruas Grati-Pasuruan. Proyek ini melewati 4 kecamatan yaitu Pohjentrek, Tembok Rejo, Sekar Gadung, dan Karang Pandan seperti pada gambar 2.1



Gambar 2.1 Lokasi Proyek



11



2.1.7 Struktur Organisasi Proyek Struktur organisasi dibentuk untuk memudahkan dalam pelaksanaan di lapangan, seperti pada gambar berikut



Gambar 2.2 Struktur Organisasi Adapun tugas dan unsur organisasi proyek PT Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah sebagai berikut : 1. Manajer Proyek Manajer Proyek merupakan wakil dari perusahaan yang memimpin tim kontraktor pada sebuah proyek dengan tugas sebagai berikut : a. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul agar dapat diantisipasi secara dini.



12



b. Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dan lain-lain) dan keluar. c. Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek, meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek. d. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana (on track). e. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan Kemajuan Pekerjaan). f. Seorang Project Manajer harus mengontrol proyek yang ditanganinya. Proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan waktu. g. Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap organisasi. Taat kepada setiap kebijakan yang di keluarkan organisasi, harus mengambil keputusan dengan wewenang yang terbatas dari organisasi. 2. Deputy Project Manager (DPM) Deputy Project Manajer merupakan wakil dari manajer proyek yang bertugas membantu manajer proyek dalam mengendalikan jalannya proyek di lapangan. DPM bertanggung jawab kepada manajer proyek yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Menguasai detail dan spesifikasi teknis kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan proyek. b. Membantu manajer proyek menyusun bahan/materi Rencana Mutu Proyek. c. Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek. d. Menyusun jadwal mingguan/bulanan berdasarkan master schedule kontrak kerja, menjamin pelaksanaan sehari-hari di lapangan sesuai jadwal yang dibuat. e. Menjamin tersedianya tenaga kerja, material, dan alat yang memadai. f. Menjamin



tersedianya



gambar



kerja



untuk



dilaksanakan



oleh



mandor/subkontraktor. g. Menjamin tersedianya dana pembayaran upah/opname mandor. h. Memimpin/mengarahkan secara langsung Koordinator Lapangan untuk memenuhi persyaratan mutu, waktu, dan biaya yang telah disepakati. 13



i. Menyusun detail/materi progress klaim untuk disetujui oleh manajer proyek dan Pemberi Tugas. j. Tertib administrasi sesuai dengan sistem administrasi perusahaan. k. Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama manajer proyek. 3. Safety Health Environment Setiap SHE Manajer atau manajer Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus tahu mengenai tugas dan tanggung jawab yang dijalankannya. Dengan begitu diharapkan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dapat terkontrol. Sehingga tujuan untuk meminimalkan kecelakaan kerja bisa tercapai. Melakukan koordinasi dengan jajaran staff di proyek dalam hal keuangan. a. SHE Manajer harus memastikan bahwa perusahaan secara efektif melaksanakan program K3. Selain itu, manajer juga harus mengintegrasikan prinsip K3 ini ke dalam praktek manajemen standar perusahaan. b. Tujuan utama pelaksanaan semua program K3 dalam perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sistem K3 bekerja dengan baik, sehingga kerugian yang diakibatkan kecelakaan kerja dapat dihindari. c. SHE Manajer bukan hanya memastikan kontrol yang tepat untuk tindakan pencegahan kecelakaan di tempat kerja, namun juga mengeluarkan kebijakan yang tepat, proses yang efektif, orang yang kompeten, budaya kerja yang benar. Sehingga semuanya berkontribusi dalam penciptaan lingkungan kerja yang aman. d. Untuk mengelola program K3 secara efektif, manajer harus melibatkan semua unsur dalam perusahaan. Penting diingat, bahwa kesuksesan pelaksanaan program K3 ini hanya dapat dilakukan bersama semua orang. Melibatkannya secara efektif akan membuat proses pelaksanaannya menjadi lebih dinamis dan konstruktif. e. Mematuhi hukum penting, namun tetap lebih dari itu program K3 perlu dilihat sebagai bagian kinerja bisnis utama, bukan hanya tambahan atau sekedar mematuhi peraturan yang dikeluarkan pemerintah.



14



4. Manajer Konstruksi Sesorang yang merencanakan, mengarahkan, atau mengkoordinasikan berbagai pekerjaan yang terkait dengan konstruksi dan perawatan struktur, fasilitas, dan sistem. Pekerjaan Manajer Konstruksi biasanya dilakukan melalui personel pengawasan bawahan, seorang Manajer Konstruksi juga berpartisipasi dalam pengembangan konseptual sebuah proyek konstruksi, serta mengawasi organisasinya, penjadwalannnya, anggarannya, dan implementasinya. Berikut merupakan tugas dari Manajer Konstruksi : a. Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode konstruksi yang benar. b. Meminta laporan progress dan penjelasan pekerjaan tiap item dari pelaksana secara tertulis. c. MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai dengan kesepakatan. d. Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang konsultan perencana, wakil owner, dan kontraktor. e. Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan segala sesuatu di proyek. f. Menyampaikan progress pekerjaan kepada owner langsung. g. Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi kontrak atau tidak. h. Mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor dalam aspek mutu dan waktu. i. Memeriksa gambar shop drawing sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan. j. Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar memenuhi syarat K3LMP (Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan, Mutu, dan Pengamanan). k. Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat jadwal.



15



5. Pelaksana Utama Merupakan seseorang yang membawahi lebih dari satu pelaksana pada setiap titik daerah yang dikerjakan, fungsinya untuk mengatur dan mengelola proyek dengan baik sesuai rencana dan target waktu yang ditentukan. a. Memberi masukan dan arahan kepada pelaksana seputar proses pelaksanaan dilapangan. b. Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. c. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan. d. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan. e. Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan. f. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik. g. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek. h. Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di lapangan. i. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan. j. Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan. 6. Komersial Suatu kegiatan yang dilakukan oleh badan organisasi kontraktor yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Kepala Komersial: a. Menyiapkan rencana kebutuhan sumber daya dan jadwal kegiatan konstruksi. b. Menetapkan target kegiatan konstruksi. c. Melaksanakan pengukuran kinerja biaya dan waktu. d. Mengevaluasi biaya, mutu dan waktu. 16



e. Mengusulkan dan mengajukan klaim-klaim. f. Menominasikan pemasok dan subkontraktor. g. Bernegosiasi dengan pemasok dan subkontraktor. h. Menilai kinerja subkontraktor dan pemasok. i. Mengusulkan dan mengajukan klaim-klaim. j. Menominasikan pemasok dan subkontraktor. k. Bernegosiasi dengan pemasok dan subkontraktor. l. Menilai kinerja subkontraktor dan pemasok. 7. Administrasi dan Keuangan Sebuah proyek konstruksi akan berjalan dengan baik jika didukung oleh seorang administrasi dan keuangan proyek dengan berbagai macam tugasnya. Peran



administrasi



proyek



dimulai



dari



masa



persiapan



pelaksanaan



pembangunan sampai dengan pemeliharaan dan penutupan kontrak kerja. Tugas administrasi dan keuangan proyek adalah sebagai berikut : a. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja di proyek untuk pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan spesialisasi keahlian masing-masing sesuai dengan posisi organisasi proyek yang dibutuhkan. b. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-lain. c. Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek. d. Melayani tamu intern perusahaan maupun ekstern dan melakukan tugas umum. e. Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan. f. Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta retribusi. g. Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional dengan banyak proyek maka bertugas juga membuat laporan ke kantor pusat serta menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke bagian keuangan pusat. 17



h. Membantu manajer proyek terutama dalam hal keuangan dan sumber daya manusia seehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik. i. Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau kepolisian mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan. j. Mencatat aktivitas proyek meliputi investaris, kendaraan dinas, alat-alat proyek dan sejenisnya. k. Menerima dan memproses tagihan dari subkontraktor jika proyek yang dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang dikerjakan. l. Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data-data proyek. 2.2



Tinjauan Khusus



2.2.1 Produktivitas Alat Berat Timbunan Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan seluruh sumber daya yang digunakan (input) (Hasibuan, 1996). Produktivitas pekerjaan galian tanah dipengaruhi oleh efisiensi alat berat yang memerlukan estimasi akurat mengenai kuantitas pekerjaan tanah, kondisi pengerjaan, dan ketepatan dalam memilih alat yang digunakan serta kompetensi dari manajemennya (Nunnally, 2007). Empat hal yang mutlak untuk diperhitungkan dalam menentukan alat berat yang akan digunakan adalah kapasitas alat berat, kapasitas alat angkut, waktu siklus, dan faktor operator. Sedangkan untuk efektivitas alat dapat tergantung dari beberapa hal, antara lain kemampuan operator alat berat, pemilihan dan pemeliharaan alat, perencanaan dan pengaturan letak alat, topografi, kondisi cuaca, dan metode pelaksanaan. Produktivitas alat tergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat (Rostiyanti, 2008). Rumus dasar untuk mencari produktivitas alat adalah 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =



18



𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠



Jika efisiensi alat dimasukkan, maka rumus akan menjadi: 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 60 𝑥 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠



𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 



Produktivitas Bulldozer Dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah mekanis dengan mengunakan alat-alat berat. Bulldozer adalah suatu alat dimana traktor menjadi alat penggerak sekaligus juga tempat dudukan alatnya. Kadangkadang bulldozer juga disebut traktor yang diberikan suatu alat tambahan yang berupa pisau pendorong. Untuk menghitung jumlah produksi per jam dari bulldozer yang melakukan pekerjaan secara terus menerus digunakan rumus sebagai berikut : 𝑞 𝑥 60 𝑥 𝐸 𝐶𝑚 Produksi kerja bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut : 𝐾𝑃 =



𝑞 =𝐿𝑥𝐻 𝑥𝑎 Waktu siklus bulldozer didapat dari perhitungan berikut : 𝐶𝑚 =



𝐷 𝐷 + +𝑍 𝐹 𝑅



dimana : KP = Kapasitas produksi (bcm = bank cubic meter) q = Produksi per siklus (m3) E = Efisiensi kerja = 0,75 Cm = Waktu siklus (menit) L = Lebar blade (m) H = Tinggi blade (m) a = Faktor blade = 0,85 D = Jarak kerja dozing (m) F = Kecepatan maju (m/menit) R = Kecepatan mundur (m/menit) Z = Waktu tetap untuk pindah transmisi (menit)



19







Produktivitas Compactor (Vibro Roller dan Sheep foot) Compactor adalah alat berat yang digunakan untuk memadatkan jalan atau area konstruksi sehingga memiliki tingkat kepadatan yang diinginkan. Sebelum menghitung produktivitas dari compactor, perlu dilakukan perhitungan terhadap kapasitas dari compactor. Beberapa hal yang mempengaruhi proses pemampatan dengan vibro roller antara antara lain adalah frekuensi getaran, amplitude, dan gaya sentrifugal. Berikut adalah perumusan untuk produktivitas teoritis (PT) dengan berbagai faktor yang didapat dari spesifikasi, 𝑄 =



𝑊 𝑥 𝑉 𝑥 1000 𝑥 𝐸 𝑥 𝐻 𝑥 𝐶𝐹 𝑁



dimana : Q = Produksi per jam (lcm = loose cubic meter) W = Lebar pemadatan efektif (m) V = Kecepatan efektif (km/jam) N = Jumlah passing pemadatan (lintasan) E = Efisiensi kerja H = Tebal pemadatan (m) CF = Faktor konversi 2.2.2 Pengembangan Material (swell factor) Pengembangan material adalah perubahan berupa penambahan atau pengurangan volume material (tanah) yang diganggu dari bentuk aslinya. Material dibagi dalam 3 keadaan: 



Keadaan Asli (bank condition), keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi disebut keadaan asli (bank). dalam keadaan seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik. ukuran tanah demikian dinyatakan dalam ukuran alam atau bank measure = Bank Cubic Meter (BCM) yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah.







Keadaan gembur (loose condition), adalah keadaan material tanah setelah diadakan pengerjaan (disturb), tanah demikian biasanya terdapat 20



didepan dozer blade, diatas truk, didalam bucket, dan sebagainya. ukuran volume tanah dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose measure = Loose Cubic Meter (LCM) yang besarnya sama dengan BCM + %swell x BCM dimana faktor "swell" ini tergantung dari jenis tanah. denagn demikian, dapat dimengerti bahwa LCM mempunyai nilai yang lebih besar dari BCM. 



Keadaan padat (Compact), keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali dengan disertai usaha pemadatan. keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan). perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara partikel-partikel tanah tersebut. dengan demikian volumenya berkurang, sedangkan beratnya tetap. ukuran volume tanah dalam keadaan padat biasanya dinyatakan dalam compact measure = Compact Cubic Meter (CCM)



21



BAB III PEMBAHASAN 3.1



Peralatan Timbunan Peralatan yang dibutuhkan untuk perkejaan timbunan seperti : 1. Dump Truck Dump Truck adalah truk yang isinya dapat dikosongkan tanpa penanganan. Alat ini dilengkapi dengan bak terbuka yang dilengkapi bantuan hidrolik, bak tersebut dapat diangkat keatas sehingga memungkinkan material yang diangkut dapat diturunkan dengan sempurna. Pada pekerjaan timbunan, alat ini digunakan untuk mengangkut tanah paras dari quarry menuju titik yang akan di timbun. Satu dump truck mampu mengangkut sebanyak 8 m3 tanah.



Gambar 3.1 Dump Truck 2. Dozer Dozer adalah alat berat bertipe traktor yang menggunakan track atau rantai dan dilengkapi dengan pisau yang terletak didepan. Alat ini digunakan untuk pekerjaan menggali, meratakan tanah, mendorong dan menarik material seperti tanah, pasir, dll. Alat ini juga bisa digunakan untuk menumbangkan pohon saat proses clearing. 22



Gambar 3.2 Dozer 3. Sheep Foot Roller Sheep Foot Roller termasuk penggilas tipe kaki kambing, prinsip dari sheep foot roller ini adalah sebuah silinder yang di bagian luarnya dipasang kakikaki. Pada kaki-kaki ini terjadi tekanan yang tinggi, sehingga kaki-kaki ini masuk ke dalam tanah dan memberikan efek pemadatan dari bawah. Sheep foot roller ini baik digunakan untuk tanah berpasir dengan sedikit mengandung lempung, juga untuk tanah yang plastis dan kohesif. Sangat efektif digunakan untuk memadatkan material lepas dengan tebal lapisan antara 15-25 cm.



Gambar 3.3 Sheep Foot Roller



23



4. Vibro Roller Vibro Roller adalah suatu alat pemadat yang menghubungkan antar tekanan dan getaran. Alat ini mempunyai efisiensi pemadatan yang baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Akibat sama efek yang akan ditimbulkan oleh alat ini yaitu gaya dinamis terhadap tanah dimana bagian-bagian kosong dari tanah akan terisi oleh butirbutirnya sehingga tanah menjadi padat.



Gambar 3.4 Vibro Roller 5. Water Tank Truck Water Tank adalah alat pengangkut air untuk proses pemadatan, air tersebut ada yang dimasukkan kedalam roda Tandem roller pada saat pemadatan, ada juga yang langsung disiram di badan jalan yang akan di padatkan. Untuk di proyek ini menggunakan water tank yang langsung disiram ke badan jalan.



Gambar 3.5 Water Tank Truck



24



6. Motor Grader Motor Grader adalah alat berat yang digunakan untuk meratakan, memotong gundukan, dan mengisi lubang. Fungsi utama motor grader adalah untuk membuat jalan, meratakan permukaan jalan, dan membentuk elevasi permukaan jalannya. Alat ini juga dapat digunakan untuk pengupasan lapisan atas yang hendak dibuang atau dikurangi, mencampur material dan meratakan atau menyebarkannya lagi. Meratakan area dengan alat ini sangat diperlukan untuk pemadatan yang sempurna oleh compactor. Grader mempunyai roda dari karet sehingga dapat dikendarai di jalan aspal.



Gambar 3.5 Motor Grader 3.2



Metode Pelaksanaan Timbunan Metode kerja yang digunakan dalam pekerjaan timbunan : 1. Pekerjaan Persiapan 



Pekerjaan Pengukuran Lokasi dan ketinggian timbunan diukur dengan menggunakan alat ukur total station dan waterpass dengan berpedoman pada gambar rencana. Setelah mendapatkan hasil pengukuran, dipasang patok-patok untuk dijadikan acuan pemadatan dan disetujui oleh konsultan pengawas.







Tes Boring atau Sondir Untuk mengetahui kontur tanah dan mengetahui jenis tanah pada lokasi tersebut.



25



Gambar 3.6 Tes Boring 



Tes DCP Untuk mengetahui kedalaman titik kerasnya. Kemudian setelah diketahui titik kerasnya, tanah digali, kemudian tanah siap ditimbun ketika hasil tes DCP atau CBR lebih besar atau sama dengan 6% untuk timbunan dengan elevasi rencana lebih besar atau sama dengan 5 meter. Namun untuk timbunan dengan elevasi rencana kurang dari 5 meter, hasil CBR minimal 3,5%.



Gambar 3.7 Test DCP 



Clearing Lokasi dibersihkan dari lahan sebelumnya.



Gambar 3.8 Clearing lahan



26







Pekerjaan Galian Tanah yang sudah digali diganti dengan tanah yang baru. Untuk di proyek ini tanah replacement yang digunakan adalah tanah paras. Kedalaman ditentukan berdasarkan hasil tes DCP dan atau boring.



Gambar 3.9 Pekerjaan galian 2. Pekerjaan Pemadatan 



Hauling Pemindahan tanah menggunakan dump truck dari quarry ke lokasi proyek.



Gambar 3.10 Material dari dump truck 



Spreading Penghamparan material dengan menggunakan dozer. Material yang dihamparkan selapis demi selapis dengan tebal yang sama, yaitu 30 cm sebelum dipadatkan sesuai dengan gambar rencana.



27



Gambar 3.11 Penghamparan dengan Dozer 



Pemadatan Material Dilakukan menggunakan sheep foot roller dan kemudian vibro roller. Pemadatan dilakukan selapis demi selapis dengan tebal masing-masing 25 cm. Pemadatan dilakukan berulang hingga mencapai kepadatan 100% dari kepadatan kering maksimum.



Gambar 3.12 Pemadatan dengan sheep foot roller 



Penyiraman Penyesuaian kadar air optimum timbunan dengan menggunakan alat water tank truck.



28



Gambar 3.13 Penyiraman menggunakan Water Tank 



Pembentukan Lahan Permukaan tanah teratas atau top subgrade diratakan menggunakan motor grader.



Gambar 3.14 Pembentukan lahan dengan motor grader 3. Tes dan Pengukuran 



Tes Sand Cone Tes ini mengambil titik secara acak dengan jarak pengambilan per 25 meter di sepanjang jalan. Apabila nilai kepadatan tanah kurang dari 100%, maka dilakukan pemadatan ulang sampai didapat kepadatan yang sempurna. Tes ini dilakukan setelah setiap lapisan selesai dipadatkan. Penghamparan dan pemadatan lapisan berikutnya tidak boleh dilakukan sebelum lapisan sebelumnya mencapai nilai kepadatan yang sempurna dan disetujui oleh konsultan pengawas.



29



Gambar 3.15 Tes sand cone 



Tes DCP Per lapisan di tes DCP untuk mengetahui daya dukung tanah yang sudah dipadatkan.







Pengukuran waterpass dan total station Untuk mengetahui elevasi dari jalan yang harus sesuai dengan yang direncanakan serta mengetahui pemetaan dan konstruksi bangunan.



Gambar 3.16 Pengukuran dengan total station dan waterpass



30



Metode pelaksanaan timbunan dapat dilihat pada flowchart dibawah ini :



Gambar 3.17 Flowchart



31



3.3



Produktivitas Alat Berat Timbunan a. Perhitungan Kapasitas Produksi Rencana 



Bulldozer Sebelum memadatkan timbunan, terlebih dahulu tanah di hamparkan dengan menggunakan bulldozer untuk mempercepat pekerjaan. Pada pekerjaan timbunan proyek jalan tol Gempol-Pasuruan seksi 3A, bulldozer yang digunakan adalah Bulldozer Caterpillar D6D dengan spesifikasi dan perhitungan rencana sebagai berikut: Perhitungan: L = Lebar blade = 3,66 m H = Tinggi blade = 1,27 m a = Faktor blade = 0,85 D = Jarak kerja dozing = 50 m F = Kecepatan maju = 2,00 km/jam R = Kecepatan mundur = 3,00 km/jam Z = Waktu tetap untuk pindah transmisi = 0,1 menit E = Efisiensi kerja = 0,75



𝑞 =𝐿𝑥𝐻 𝑥𝑎 𝑞 = 3,66 𝑥 1,27 𝑥 0,85 𝑞 = 5,02 𝑚



𝐶𝑚 =



+



/



/



𝐶𝑚 = 2,60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡



𝐾𝑃 = 𝐾𝑃 =



,



, ,



𝐾𝑃 = 𝟖𝟔, 𝟖𝟓 𝒃𝒄𝒎⁄𝒋𝒂𝒎 𝐾𝑃 = 𝟏𝟎𝟒, 𝟐𝟏 𝒍𝒄𝒎/𝒋𝒂𝒎 𝐾𝑃 = 𝟗𝟑, 𝟕𝟖𝟗 𝒄𝒄𝒎/𝒋𝒂𝒎



32



+ 0,1



o Compactor (Vibro dan Sheep Foot Roller) Pekerjaan timbunan pada proyek jalan tol Gempol-Pasuruan seksi 3A menggunakan 2 jenis compactor, yaitu vibro roller dan sheep foot roller. Pada perhitungan kapasitas produktivitas kali ini, kapasitas dari vibro roller dan sheep foot di anggap sama. Berdasarkan spesifikasi alat berat yang digunakan pada proyek ini (Vibro Roller Dynapac CA25), didapat data sebagai berikut: Perhitungan: W = Lebar pemadatan efektif = 1,33 m V = Kecepatan efektif = 2,00 km/jam N = Jumlah passing pemadatan = 6 lintasan E = Efisiensi kerja = 0,80 H = Tebal pemadatan = 0,20 m CF = Faktor konversi = 0,85



𝑄 = 𝑄 =



,



,



,



,



,



,



𝑸 = 𝟔𝟎, 𝟐𝟗 𝒍𝒄𝒎⁄𝒋𝒂𝒎 𝑸 = 𝟒𝟔, 𝟑𝟖 𝒄𝒄𝒎⁄𝒋𝒂𝒎 b. Perhitungan Kapasitas Produksi Aktual Perhitungan produktivitas berdasarkan data lapangan meliputi jumlah ritase per hari, jumlah jam kerja per hari, dan volume pekerjaan yang dapat dilakukan dalam satu hari. Jumlah ini tidak dapat dikalkulasikan secara pasti melihat keadaan dilapangan. Faktor-faktor yang terdapat dilapangan antara lain: -



Jumlah ritase



-



Karakteristik tanah



-



Jumlah lintasan (tergantung hasil test) 33



Dengan faktor-faktor diatas, kami mengambil sample rata-rata jumlah ritase dalam satu hari berdasarkan APG (Administrasi Persediaan Gudang) dan jumlah jam kerja rata-rata pada tanggal 3 Juli 2018 sampai dengan 12 Juli 2018 (STA 24+560 – 25+000) untuk mempermudah perhitungan. Wilayah yang ditinjau merupakan wilayah dengan 1 fleet alat berat (1 buah vibro roller, 1 buah Sheep foot, dan 1 buah dozer). Tabel 3.1 Rekapitulasi Administrasi Persediaan Gudang untuk Tanah Paras No Tanggal Volume STA 1 03/07/2018 5007.24 24+560 - 25+000 2 04/07/2018 5242.94 24+560 - 25+000 3 05/07/2018 4557.08 24+560 - 25+000 4 06/07/2018 4282.11 24+560 - 25+000 5 07/07/2018 4438.28 24+560 - 25+000 6 09/07/2018 4048.73 24+560 - 25+000 7 10/07/2018 694.95 24+560 - 25+000 8 11/07/2018 2229.02 24+560 - 25+000 9 12/07/2018 3175.51 24+560 - 25+000 Rata-rata volume 3741.762222 sumber: Data APG Proyek Jalan Tol Gempol-Pasuruan seksi 3A



Tabel 3.2 Rekapitulasi Jam Kerja Alat Berat Total Jam Kerja (jam) Bulldozer Vibro Roller 1 03/07/2018 Karangpandan 10 11 2 04/07/2018 Karangpandan 11 10 3 05/07/2018 Karangpandan 10 10 4 06/07/2018 Karangpandan 8 9 5 07/07/2018 Karangpandan 8 9 6 08/07/2018 Karangpandan 0 9 7 09/07/2018 Karangpandan 9 9 8 10/07/2018 Karangpandan 8 9 9 11/07/2018 Karangpandan 9 9 10 12/07/2018 Karangpandan 9 9 Rata-rata 8.2 9.4 sumber: Data Proyek Jalan Tol Gempol-Pasuruan seksi 3A No



Tanggal



Lokasi



34



Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data volume rata-rata tanah yang datang dan rata-rata jam kerja alat berat yang digunakan sehingga dapat dilakukan perhitungan aktual produktivitas sebagai berikut Perhitungan: Rata-rata volume tanah = 3741,762 m3 (dalam keadaan loose) Rata-rata jam kerja bulldozer = 9,1 jam Rata-rata jam kerja vibro roller = 9,4 jam ,



Produktivitas bulldozer =



= 411,182 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚



,



= 370,064 𝑐𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 ,



Produktivitas vibro roller =



= 398,06 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚



,



= 358,254 𝑐𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 Jika dibandingkan dengan perhitungan rencana, terdapat perbedaan yang signifikan dari kemampuan 1 unit alat berat. Faktor lain yang membuat produktivitas diatas menjadi mungkin adalah jumlah lintasan yang dilakukan masing-masing unit tidak selalu sama karena tergantung pada hasil test. Berdasarkan informasi yang kami dapat dari pelaksana lapangan, jumlah passing untuk pemadatan timbunan antara 2-3 passing, sedangkan dalam perhitungan teoritis tertulis jumlah passing yang terhitung adalah 6 passing. Perhitungan produktivitas rencana compactor jika jumlah passing diubah adalah sebagai berikut 𝑄 = 𝑄 =



,



,



,



,



,



,



𝑄 = 150,73 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 = 135,66 𝑐𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi efisiensi pekerjaan alat berat yang tidak dapat dituliskan karena melihat keadaan dilapangan, contohnya seperti faktor operator, faktor kecepatan alat, jenis tanah, dan lain-lain. Perbandingan secara jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini



35



Tabel 3.3 Perbandingan Analisis Produktivitas Produktivitas (ccm/jam) bulldozer vibro roller



rencana



aktual



93,789 135,66



370,064 358,254



Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa produktivitas aktual alat berat timbunan pada STA 24+560 – 25+000 lebih efisien dibandingkan dengan produktivitas rencana.



36



BAB IV KESIMPULAN 4.1



Kesimpulan a. Peralatan Timbunan Peralatan alat berat yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan timbunan adalah: 



Dump Truck yang berfungsi mengangkut material timbunan (tanah paras) dari quarry menuju titik timbunan







Bulldozer yang berfungsi menghamparkan dan memindahkan tumpukan tanah timbunan







Sheep Foot Roller yang berfungsi sebagai pemadatan awal







Vibro Roller yang berfungsi memadatkan tanah timbunan







Water Tank yang berfungsi untuk penyiraman tanah timbunan.







Motor Grader yang berfungsi untuk pembentukan tanah timbunan.



b. Metode Pelaksanaan Timbunan Metode pelaksanaan timbunan dikelompokkan menjadi 3 tahap untuk memudahkan pemahaman. 3 tahap tersebut adalah: 1. Pekerjaan Persiapan 



Tes pemadatan DCP dan sondir untuk mengetahui kedalaman tanah keras pada lokasi tersebut







Tes boring untuk mengetahui kontur tanah dan mengetahui jenis tanah pada lokasi tersebut







Clearing dan replacement menggunakan tanah paras







Memasang patok dari pengukuran total station untuk dijadikan acuan pemadatan.



2. Pekerjaan Pemadatan 



Material datang dengan dump truck







Penghamparan material menggunakan bulldozer







Pemadatan material dengan compactor (sheep foot roller dan vibro roller)







Pembentukan top timbunan dengan menggunakan motor grader. 37



3. Tes dan Pengukuran 



Tes sand cone untuk mengetahui nilai kepadatan timbunan







Tes waterpass dan total station untuk mengecek elevasi dan kontur timbunan.



c. Produktivitas Alat Berat Timbunan Dari pembahasan pada Bab III, didapat perhitungan kapasitas produksi rencana dan aktual. Perbandingan secara jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.1 Perbandingan Analisis Produktivitas Produktivitas (ccm/jam) bulldozer vibro roller



rencana



aktual



93,789 135,66



370,064 358,254



Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan dilapangan jauh lebih efisien dibandingkan dengan perhitungan secara teoritis. Perbedaan produktivitas secara teoritis dan pengamatan dilapangan dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang terdapat dilapangan, seperti faktor operator, faktor kecepatan alat, material, dan lain-lain.



38



LAMPIRAN



39