Penugasan Modul 1 - AdangIkhwan - Angkatan67 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Penugasan Modul 1 Nama Jabatan Wilayah Kerja



: Adang Ikhwan, S.Pd : Pendamping Sosial PKH : Kabupaten Indramayu Kecamatan Gabuswetan



SOAL Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan pendapat anda!  1. Bagaimana kebijakan bantuan sosial (contoh: BPNT, e-warong dan PKH,dll) dapat menjawab tantangan percepatan pencegahan dan penanganan stunting? 2. Menurut anda, apa capaian yang sudah didapat dari program Bantuan Sosial Kemensos (contoh: BPNT, e-warong, PKH,dll) dalam upaya pencegahan dan penanganan Stunting dan apa tantangannya?



Jawaban 1. Pemerintah melaksanakan kebijakan-kebijakan percepatan pencegahan dan penanganan stunting dengan beberapa program yaitu BPNT, PKH, Ewarong, dll dengan tujuan Mengembangkan Sistem Jaminan Gizi dan Tumbuh Kembang Anak melalui perbaikan asupan gizi sejak dalam kandungan, pola asuh keluarga dan fasilitas air bersih dan sanitasi. Serta Strategi nasional percepatan pencegahan stunting dilakukan melalui pendekatan multi-sektor yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) secara terintegrasi dari pusat, daerah, hingga tingkat desa. Pendekatan multi-sektor tidak terbatas pada sektor kesehatan semata, tetapi juga pada sektor gizi, air minum dan sanitasi, pengasuhan dan PAUD, perlindungan sosial dan ketahanan pangan. 2. Percepatan Pencegahan Stunting sudah berjalan dengan baik melalui kordinasi di tingkat pusat hingga tingkat desa. Kementerian Sosial melalui para pendamping, penyuluh sosial dan pekerja sosial dari berbagai program bantuan sosial berperan strategis untuk berkontribusi dalam membantu perubahan perilaku keluarga sebagai upaya pencegahan dan penanganan stunting. Karena hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan sebanyak 30,8 persen balita mengalami stunting. Walaupun pada tahun 2019 prevalensi stunting menjadi 27,7 persen (SSGB, 2019), angka tersebut masih jauh dari target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024. Kasus stunting terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia dan di seluruh kelompok sosial ekonomi. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.