Profil Puskesmas Raas 2022 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas taufik dan hidayah - Nya sehingga buku Profil Kesehatan tahun 2022 dapat disusun. Profil kesehatan Puskesmas Raas tahun 2022 merupakan gambaran pencapaian pembangunan bidang kesehatan dalam rangka pencapaian visi dan misi Puskesmas Raas, target Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) bidang kesehatan, target RPJMD tahun 2022 - 2025 maupun SDGs. Visi Puskesmas Raas adalah ” Terwujudnya masyarakat Raas sehat ”. Untuk mewujudkan visi tersebut, puskesmas menetapkan 3 ( enam ) misi : 1. Meningkatkan Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) 2. Meningkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) 3. Meningkatkan Profesionalisme Pegawai Dalam buku Profil Kesehatan Tahun 2022 ini akan didapatkan data dan informasi tentang geografi, demografi, pendidikan, ketenagakerjaan, dan kesehatan Kecamatan Raas tahun 2022. Situasi upaya kesehatan meliputi pelayanan kesehatan, akses dan mutu kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan lingkungan maupun situasi sumberdaya kesehatan yang ada sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Data dan informasi yang disajikan dalam buku profil kesehatan ini dapat digunakan untuk membandingkan capaian kinerja suatu indikator kesehatan antara desa satu dengan yang lain, mengukur capaian kinerja pembangunan kesehatan kecamatan Raas selama kurun waktu tertentu (tren) serta membandingkan antara capaian kinerja dengan target kinerja. Hasil pembandingan capaian kinerja dengan target dapat menjadi dasar perencanaan program dan kegiatan pembangunan kesehatan pada tahun berikutnya. Kami sadari buku profil kesehatan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami menerima semua masukan yang bersifat membangun. Kami sampaikan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku Profil Kesehatan Puskesmas Raas Tahun 2022 ini. Semoga buku Profil Kesehatan Tahun 2022 banyak memberi manfaat bagi para pengguna. Sumenep, 14 Januari 2022 Kepala Puskesmas Raas Kabupaten Sumenep



H. HERMANTO, S. Kep. Ns, M. Kes NIP. 19690717 199003 1 007



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas Kolakaasi adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya. Tujuan



pembangunan



kesehatan



adalah



meningkatkan



kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yang dilakukan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas Raas mempunyai fungsi: 1.



Pusat Penggerak Pembangunan berwawasan Kesehatan;



2.



Pusat Pemberdayaan masyarakat;



3.



Pusat Pelayanan kesehatan masyarakat (mencakup pelayanan



kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat) Semua kegiatan di Puskesmas Raas Tahun 2022 dirangkum dalam bentuk Profil Kesehatan Puskesmas Raas Tahun berikutnya. Profil ini memuat data dan informasi mengenai situasi kesehatan baik kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan di wilayah kerja Puskemas Raas yang dianalisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel, peta dan grafik. 1.2 Tujuan Adapun tujuan Puskesmas adalah : 1. Untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu 2. Untuk mewujudkan msyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat 3. Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat 1.3 Manfaat Adapun manfaat puskesmas adalah sebagai berikut : 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya 2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan untuk hidup sehat 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya 2



BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS 2.1 Identitas Puskesmas 2.1.1. Alamat dan letak Puskesmas Raas Puskesmas Raas terletak di Jl Raya Panggung No. 01 Kelurahan Brakas, Kecamatan Raas kode pos 69485, Provinsi Jawa Timur a. Jarak Puskesmas Raas dengan:  Kelurahan terjauh yaitu Guwa-guwa, 15,5 km  Puskesmas Kalianget, 104,585 km  RSUD Sumenep, 115,848 km Puskesmas memiliki fungsi yang penting dalam



mendukung



tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain : 1) Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Dalam hal ini puskesmas menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan



pembangunan



berwawasan



kesehatan.



Puskesmas ikut aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan. 2) Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini puskesmas berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif kepentingan



kesehatan



termasuk



dalam memperjuangkan pembiayaan



serta



ikut



menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan 3) Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat



pertama



secara



menyeluruh,



terpadu



dan



berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Perundang-undangan bidang kesehatan mengenai standar pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota, telah ditetapkan indicator kinerja dan target 3



pembangunan kesehatan yang mencakup pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Puskesmas Raas yang berada dikecamatan Raas Kabupaten Sumenep berdiri ditanah seluas kurang lebih 1500 m2, mulai beroperasi tahun 1981 dan yang dilaksanakan hanya sebagaian program, antara lain: pengobatan umum dan KIA



atau KB



(karena personil yang terbatas yang waktu itu hanya 11 orang). Saat ini luas bangunan Puskesmas Raas 1.250 m2 terdiri dari satu lantai. 2.1.2. Visi, Misi, Tata Nilai dan Motto Puskesmas Raas a) Visi Puskesmas Raas dalah: Terwujudnya masyarakat Raas sehat. b) Misi Puskesmas Raas dalah Dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas, Puskesmas Raas memiliki 3 (Tiga) misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) 2. Meningkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) 3. Meningkatkan Profesionalisme Pegawai c) Tata Nilai : : “ SEMERBAK” Semangat mengabdi dan rela berbakti atinya : Setiap karyawan/ karyawati Puskesmas Raas harus selalu menumbuhkan keyakinan dari dalam diri bahwa kita memiliki kemampuan serta besedia dengan ikhlas hati memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sebagai wujud pengabdian kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. d) Motto Puskesmas Raas Adalah RAAS (RAMAH,AKTIF,AMANAH, SEMANGAT). 2.2. Keadaan Geografis Puskesmas Raas Kabupaten Sumenep memiliki letak yang sangat strategis, berlokasii berdekatan dengan jalan raya utama kecamatan dan memiliki bangunan yang berdekatan dengan instansi atau kantor lain



seperti Kantor



Kecamatan Raas, sehingga memungkinkan kemudahan masyarakat untuk datang mendapatkan pelayanan kesehatan. Puskesmas beralamat di Jalan Raya Raas Kecamatan Raas kode pos 69485 . Secara geografis batas-batas wilayah kerja Puskesmas



Raas Kabupaten Sumenep, wilayah timur berbatasan dengan



Kecamatan Raas, wilayah selatan berbatasan dengan Dusun Timur Embung, wilayah barat berbatasan dengan Desa Ketupat, dan wilayah utara berbatasan dengan laut jawa.



4



Gambar Peta wilayah Puskesmas Raas



Wilayah kerja Puskesmas Raas merupakan daerah penghasil ikan dan hasil laut lainnya,dan juga sebagian penduduk Raas merantau, dengan batas wilayah sebagai berikut: a)



- Sebelah Utara



: Selat Madura



b)



- Sebelah Timur



: Selat Kangean



c)



- Sebelah Selatan



d)



- Sebelah Barat



: Laut Jawa : Selat Sepudi



Puskesmas Raas memiliki wilayah kerja sebanyak 9 Desa dengan 2 desa yang terpisah lautan terbagi dalam 35 Dusun secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9



Nama Desa KETUPAT JUNGKAT KROPOH KARANG NANGKA ALAS MALANG POTERAN BRAKAS TONDUK GUWA-GUWA Jumlah



Jumlah Dusun 4 2 4 4 3 4 7 4 3 35



Luas (KM2) 6,86 2.10 7,32 6.30 3,45 3,25 4.82 2,45 2,31 29



2.3 Kependudukan, Fasilitas Umum a. Kependudukan Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Raas tahun 2022 berjumlah 37.173 orang dengan perincian laki-laki sebanyak 18.021 orang dan Perempuan 5



sebanyak 19.144 orang dengan jumlah KK sebanyak 13.810 KK. Jumah penduduk di wilayah Puskesmas Raas dapat dilihat pada tabel berikut ini :



No Nama Desa . 1 KETUPAT 2 JUNGKAT 3 KROPOH KARANG 4 NANGKA 5 ALAS MALANG 6 POTERAN 7 BRAKAS 8 TONDUK 9 GUWA-GUWA Jumlah



L 2.927 883 2.405



Total P 3114 875 2.527



L+P 6041 1758 4932



2.147 1.237 1258 2844 2456 1872



2.353 1.231 1349 3003 2641 2051



4.500 2.468 2607 5847 5097 3923



18.021



18.021



37.173



Sumber data: Data Duk Capil Kecamatan Raas Desember Tahun 2022



b. Fasilitas umum 1) Sarana Penunjang di wilayah kerja puskesmas Raas 2) Sarana Pendidikan  Paud



: 27 unit



 Taman Kanak-kanak (TK)



: 5 unit



 Sekolah Dasar (SD/MI)



: 50 unit



 Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs)



: 16 unit



 Sekolah Menengan Atas (SMA)



: 8 unit



 Perguruan Tinggi



:-



 Pondok Pesantren



: 2 unit



3) Tempat-tempat umum  Pasar



: 1 unit



 Supermarket Mini



:-



 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)



:-



 Hotel



:-



 Stasiun



:-



 Pelabuhan



: 2 unit



 Terminal



:-



 Bandara



:-



4) Sarana Kesehatan  Dokter Praktek Swasta



:-



 Bidan Praktek Swasta



:-



 Klinik Swasta



:6



 Rumah Sakit



:-



5) Saran Ibadah  Gereja



:-



 Masjid



: 31 unit



 Mushola



: 147 unit



6) Perkantoran



:1



2.4 Jumlah Jaringan Puskesmas dan Jejaringan a. Pustu



: 3 unit



b. Polindes dan ponkesdes



: 7 unit



2.5. Jumlah UKBM a. Posyandu balita



: 35 pos



b. Posyandu lansia



: 9 pos



c. Posyandu remaja



: 9 pos



d. Ponkestren



: 1 unit



e. Posbindu



: 9 unit



f. Pos UKK



: 1 pos



2.6 Struktur organisasi



7



H.Hermanto.S.Kep.Ns Kepala Puskesmas



Agus Riyadi,S.KM Kasubag TU



Nurul Qamariyah SIK SIK



dr.Milatul Hasanah PJ.UKP, Kefarmasian dan Laboratorium



Nurul Qamariyah ,S.KM PJ. UKM



PROGRAM ESENSIAL Nurul Qamariyah ,S.KM Promkes Isnaini, A. Md. Kl Kesling Hj.Suyatik S.ST KIA & KB Dwi Miry Prasista ,A.Md.Gz Gizi Saiful Bahri Amd.Kep Koordinator P2 A.G Falanoe Lutfi, S. Kep, Ns Perkesmas Edi Kurniawan, A. Md. Kep. Gi Pel. Kes. ARU



Isnaini Kepegawaian



Maryono Rumah Tangga



Anton Ribut Budihartono PJ.Jaringan dan Jejaring



PROGRAM PENGEMBANGAN



Agus Kurniawan, A. Md. Kep PJ.BP/Poli Umum



Indah Budi Str.Keb Pustu Ketupat



Iik Anissaturraodah, Amd. Kep Pel. Kes Jiwa/Kes. Indra



Hj.Suyatik S.ST KIA – KB



Slamet Riyadi Pustu Tonduk



Edi Kurniawan, A. Md. Kep. Gi Pel. Kes.UKGS/UKGM



Ribut Budi Hartono Amd.Kep Koordinator UGD



Naimatun Pustu Guwa-Guwa



Sri Kamariya Amd.Kep Pel. Kes. Batra



Nurul Hidayati Amd.Keb Koordinator Kamar Bersalin



Ponkesdes



Suliyadi.Amd.Kep Pel. Kesjaor



Agus Kurniawan Amd.Kep Koordinator Rawat Inap R. Ayu Rifka Zainatul H, S.Farm,Apt Pel. Kefarmasian Siti Anisah Amaroh Amd.AK Laboratorium



8



Luluk M & Sitti Anissa A Keuangan



Ponkestren Puskesmas Keliling Bidan Desa Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan



Nurul Hidayati Pengelola SarPrasKes



Dr. Ita Yunia Ramadani PJ.Mutu



1.



Dr. Ita Yunia Ramadani



2.



Hj. Suyatik, S. ST



3.



Agus Kurniawan



4.



Anton Ribut Budihartono



5.



Khairul Umami



BAB III DERAJAT KESEHATAN 3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian meliputi angka kematian neonatal, angka kematian bayi ( AKB ), angka kematian balita ( AKBAL ) dan angka kematian ibu ( AKI ) serta angka kematian karena penyakit tertentu. a.



Angka Kematian Neonatal Angka kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 0 - 28 hari per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun yang sama. Jumlah kematian neonatal adalah 2 neonatal, 1 Dari desa Karangnangka dan 1 dari desa Brakas dari 446 kelahiran hidup.



b.



Angka Kematian Bayi (AKB)



: -



Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun yang sama. Angka Kematian Bayi ( AKB ) dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Jumlah kematian bayi pada tahun 2022 di wilayah Kecamatan Raas sebanyak 0 bayi. c.



Angka Kematian Balita (AKBAL) Angka kematian balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai



usia



5



tahun



per



1.000



kelahiran



hidup.



AKBAL



mempresentasikan resiko terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Jumlah kematian balita di Kecamatan Raas tahun 2022 sebanyak 1 balita. d.



Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka kematian ibu ( AKI ) menggambarkan jumlah wanita yang meninggal karena suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas ( 42 hari setelah melahirkan ) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Target MDG’s untuk penurunan AKI adalah sebesar 102 per 100.000 KH pada tahun 2022. Di Kecamatan Raas pada tahun 2022 angka kematian ibu sudah tidak sesuai dengan target MDGs untuk AKI yaitu sebesar 1 per 100.000 KH. Angka tersebut berdasarkan data jumlah kematian maternal 0 kasus dari 446 kelahiran hidup. 9



AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi mengenai angka kematian ibu ( AKI ) akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman, bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, program P4K, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran yang semuanya bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Angka kematian ibu ( AKI ) juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan, melahirkan, dan Nifas Salah satu upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Kabupaten Sumenep adalah dengan membentuk kelas ibu hamil dan pendampingan ibu hamil serta pembentukan kelas ibu balita. Semua permasalahan terkait ibu hamil dan persalinan dikupas tuntas dalam kelas dengan peserta ibu hamil ini. Sedangkan pendampingan



ibu hamil



dilaksanakan oleh kader. Diharapkan langkah tersebut dapat meningkatkan jangkauan cakupan ibu hamil K4, semua persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan yang sesuai standar dan pemantauan pada masa nifas yang aman. e.



Angka kematian TB paru selama pengobatan Data penderita TB BTA (+) yang ditemukan dan diobati pada tahun 2022 adalah 57 orang. Dari 57 orang tersebut meninggal sebanyak 4 orang.



3.2 ANGKA KESAKITAN Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat (Community Based Data) melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari Dinas Kesehatan yang bersumber dari puskesmas maupun dari sarana pelayanan kesehatan (Facility Based Data) melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Berdasarkan laporan dari puskesmas diketahui bahwa penyakit yang paling banyak diderita masyarakat di Puskesmas Raas Kabupaten Sumenep tahun 2022 meliputi penyakit Neuralgia and neuritis, unspecified.



10



Tabel 1. Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Raas tahun 2022 Rawat Jalan NO PENYAKIT KODE ICD X 1



Neuralgia and neuritis, unspecified



M79.2



JUMLAH KASUS 3.170



2



Fever, unspecified



R50.9



1.742



3



M79.1



1.571



J06.9



1.391



5



Myalgia Acute upper respiratory infection, unspecified Pulpitis



K04.0



1.351



6



Cough



R05



937



7



Atopic dermatitis, unspecified



L20.9



806



8



Headache



R51



336



9



Gastritis, unspecified



K29.7



212



10



Single spontaneous delivery



O80



173



4



JUMLAH Sumber : LB1 Data Kesakitan Puskesmas 2022



11.689



Tabel 2. Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Raas tahun 2022 Rawat inap JUMLAH NO PENYAKIT KODE ICD X KASUS 1 DYSPEPSIA K30 126 2 FEBRIS R50.9 98 3 GEA K52.9 56 4 ASTMA J45 28 5 vertigo R42 30 6 TB A15 21 7 ISPA J06.9 13 8 KOLIK ABDOMEN R10 12 9 NAUSEA VOMITING R11.2 10 10 HEMATOMESIS K92 8 JUMLAH 402 Sumber : LB1 Data Kesakitan Puskesmas 2022 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit Dyspepsia merupakan penyakit tertinggi di Puskesmas Raas, selain itu Febris termasuk penyakit tidak menular (PTM) masuk dalam 2 besar sepuluh penyakit terbanyak yang ditemukan dan dilayani di Puskesmas.



11



3.2.1. Penyakit Menular Langsung a. Tubercolusis Penyakit TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh micobacterium dengan penularan melalui droplett infeksion Puskesmas Raas telah menjalankan Directly observed treatment Short Couse ( DOTS) sejak tahun 1995 sebagai upaya pemberantasan TB paru. Jumlah semua kasus terdaftar dan terobati di puskesmas Raas pada tahun 2022 yaitu 57 kasus. Angka keberhasilan pengobatan (Succes Rate / SR) penderita TB paru adalah penderita TB paru yang sembuh dan pengobatan lengkap diantara seluruh penderita TB BTA (+) yang diobati pada kurun waktu yang sama di suatu wilayah tertentu. Pada tahun 2022 jumlah penderita TB baru paru BTA (+) sebanyak 57 orang. Dengan angka kesembuhan sebanyak 28 orang (46,7 %). Jumlah kasus tuberkolusis terdaftar dan diobati tahun 2022 di wilayah kerja Puskesmas Raas sebanyak 57 orang. Dengan 30 (34,1 %) orang mendapatkan pelayanan sesuai standar ( SPM 11 ). Dan angka keberhasilan pengobatan (success rate/sr) semua kasus tuberkolusis sebanyak 28 (97.2 %). Dengan jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis sebanyak 4 orang (7 %). b. Ispa Persentase balita dengan pneumonia ditangani adalah balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan diantara jumlah perkiraan penderita pneumonia balita di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Pada tahun 2022 telah ditemukan 3 balita pneumonia dan telah diberikan tatalaksana sesuai standar sedangkan



jumlah



perkiraan



penderita sebesar 156 balita sehingga persentase balita dengan penumonia ditangani sebesar 156 balita ( 1,9%). c. Kasus HIV Human Imunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Akibat penurunan daya tahan tersebut penderita mudah diserang berbagai macam penyakit infeksi ( Infeksi Oportunistik ). Infeksi virus HIV ini apabila tidak diatasi akan jatuh menjadi penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrom) pada seseorang. Kasus HIV di Kecamatan Raas tidak ada kasus. d. Kasus AIDS AIDS ( Acquired Immuno Deficiency Syndrom ) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan menurunnya imunitas tubuh sebagai akibat dari Human Imunodeficiency Virus. Akibat penurunan daya 12



tahan tersebut adalah penderita mudah diserang berbagai macam penyakit infeksi (Infeksi Oportunistik). Penyakit AIDS merupakan new emerging disease dan menjadi pandemic di semua kawasan beberapa tahun ini. Semakin tingginya mobilitas



penduduk



antar



wilayah,



menyebarnya



sentra-sentra



pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang bebas dan tidak aman serta meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Kasus AIDS di Kecamatan Raas tidak ada kasus untuk kasus tribulan pertama-ke empat. e. Diare Penyakit diare adalah penyakit endemis di Kabupaten Sumenep. Secara umum penyakit diare sangat berkaitan dengan hygiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga adanya penurunan kasus diare menunjukkan adanya peningkatan kualitas kedua faktor tersebut. Pada tahun 2022 di Puskesmas Raas diperkirakan jumlah penderita diare sebanyak 321 balita. Sedangkan jumlah penderita diare yang ditemukan dan ditangani di Puskesmas Raas tahun 2022 adalah 4 anak balita.



f. Kusta 1. Angka Penemuan Kasus Baru Kusta per 100.000 penduduk Seseorang disebut sebagai penderita kusta apabila mempunyai satu dari tanda utama kusta, yaitu :  Bercak putih yang mati rasa,  Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf. Gangguan fungsi saraf bisa berupa gangguan fungsi sensoris, gangguan fungsi motoris dan gangguan fungsi otonom,  BTA positif :Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear). Kusta dibagi menjadi 2 jenis yaitu jenis PB (kusta kering) dan MB (kusta basah). Kusta PB adalah penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut :  Jumlah bercak kusta 1-5  Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi hanya 1 saraf  Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit negatif:



13



 Kelainan kulit / lesi dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan yang mati rasa. Kusta MB adalah penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut :  Jumlah bercak kusta > 5  Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi lebih dari 1 saraf Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit positif Angka Penemuan Kasus Baru Kusta per 100.000 penduduk (NCDR) adalah jumlah kasus kusta yang baru ditemukan pada kurun waktu tertentu dalam suatu wilayah dibagi jumlah penduduk pada kurun waktu yang sama per 100.000 penduduk. New Case Detection Rate (NCDR) kusta tahun 2022 di Puskesmas Raas pada tahun 2022 ditemukan kasus kusta sebanyak 8 orang. 2. Persentase Kasus Baru Kusta Anak Usia 0-14 tahun Persentase kasus baru kusta anak usia 0 - 14 tahun adalah jumlah penderita kusta ( PB + MB ) yang berusia 0-14 tahun pada wilayah dan kurun waktu tertentu diantara jumlah seluruh penderita kusta ( PB + MB ) yang baru ditemukan pada wilayah dan kurun waktu yang sama tidak ada kasus baru pada anak. 3. Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Persentase cacat tingkat 2 penderita kusta digunakan sebagai indikator untuk mengetahui keterlambatan antara kejadian penyakit dan penegakan diagnose. Menurut



data



laporan



kohort



program



Pencegahan



dan



Pemberantasan (P2) kusta, diketahui bahwa tahun 2022 ini cacat tingkat 2 adalah tidak ada kasus. Adanya kasus ini menunjukkan fenomena kebutuhan akan pengobatan dan perawatan rendah karena tanda awal gejala kusta bukan prioritas penderita berobat ke fasyankes. 4. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Persentase



penderita kusta selesai berobat atau Release From



Treathment (RFT) adalah persentase penderita kusta yang dapat menyelesaikan



pengobatan sesuai jangka waktu yang telah



ditentukan. Kusta jenis PB harus meminum obat 6 blister obat, diselesaikan selama 9 bulan. Sedangkan Kusta jenis MB harus meminum 12 blister obat, diselesaikan selama 18 bulan. 14



RFT Rate dihitung ber basarkan data kohort dari kartu monitoring penderita Kusta. Presentase penderita kusta yang selesai berobat tahun 2022 adalah 100 %. g. Jumlah Kasus Penyakit Menular yang dapat Dicegah dengan Imunisasi( PD3I). 1. AFP Kasus Acute Flaccid Paralysis ( AFP ) adalah semua kasus pada anak berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flaccid (layuh) yang terjadi secara akut (mendadak) bukan disebabkan oleh ruda paksa. Yang dimaksud



kelumpuhan akut adalah



perkembangan



kelumpuhan yang berlangsung cepat (rapid progresive) antara 1 - 14 hari sejak terjadinya gejala awal (rasa nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas) sampai kelumpuhan maksimal. Sedangkan yang dimaksud kelumpuhan flaccid adalah kelumpuhan yang bersifat lunglai, lemas



atau layuh bukan kaku atau terjadi



penurunan tonus otot. Target indikator AFP Rate telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan ≥ 2/100.000 anak usia