Proposal Taskap 2 Yusran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL TASKAP PESERTA DIDIK LEMHANNAS PPRA LX/2020



MEMBANGUN INTEGRITAS GENERASI MILENIAL GUNA MENGHASILKAN PEMIMPIN INDONESIA YANG UNGGUL



1.



Latar Belakang Bangsa indonesia dengan segenap potensi sumber daya yang ada



merupakan bangsa yang besar. Berada pada posisi strategis yang terletak di antara dua benua dan dua samudera, dan merupakan negara yang memiliki kawasan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2010, Indonesia memiliki 1.211 bahasa daerah, 300 kelompok etnis dan 1340 suku bangsa di Indonesia. Berdasarkan proyeksi penduduk 2015-2045, hasil survey penduduk antar sensus (Supas) 2015 , jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 269,6 juta jiwa pada tahun 2020. Angka tersebut terdiri atad 135,34 juta jiwa laki-laki dan 134, 27 juta jiwa perempuan. Sebanyak 66,07 juta jiwa masuk kategori usia belum produktif (0-4 tahun), kemudian sebanyak 185,34 juta jiwa merupakan kelompok usia produktif (15-64 tahun), dan sebanyak 18,2 juta jiwa merupakan penduduk usia sudah tidak produktif (65+ tahun). Saat ini Indonesia memasuki era bonus geografi, yakni jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibanding usia tidak produktif (usia belum produktif + usia sudah tidak produktif). Potensi sumber daya manusia yang besar itu, belum dapat mengangkat bangsa Indonesia ke dalam kelompok bangsa yang maju. Salah satu penyebabnya adalah rendahnyan integritas pejabat negara yang saat ini berkiprah dalam pemerintahan. Banyak pejabat negara yang terlibat praktik korupsi yang akhirnya harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Masalah integritas menjadi 1



masalah utama di negeri ini. Menurut KBBI Daring (2016), integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaa; kejujuran. Sejarah membuktikan bahwa pada kepemimpinan nasional, integritas sangat memegang peranan penting. Kejatuhan Presiden Soekarno, berawal dari kekurang konsistenan beliau dalam menyikapi masalah pemberontakan PKI. Begitu juga dengan Presiden Soeharto, setelah 6 kali terpilih menjadi Presiden lewat siding umum MPR, rakyat mulai merasakan ketidak konsistenan beliau dalam memihak rakyat. Ditambah dengan krisis ekonomi, yang membuat kehidupan rakyat menjadi terpuruk yang berujung pada gerakan mahasiswa menuntut beliau mundur. Menyikapi masalah pentingnya integritas para pemimpin maka perlu dipikirkan bagaimana cara membangun integritas pada generasi millennial yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa ini. Sungguh pekerjaan yang berat, karena saat ini tatanan ideal sudah semakin langka. Implikasi dari rusaknya tatanan nilainilai ideal ini adalah berkembangnya kejahatan dengan berbagai dimensinya. Kejahatan transnasional semakin marak dan berkembang, pada kejahatan Narkoba, menurut BNN, saat ini telah beredar 74 NPS (New Psycoactive substances) dan baru 66 jenis yang masuk dalam Permenkes 20 tahun 2018. Data survei prevalensi penyalahgunaan Narkoba tahun 2008, 2011, 2014, 2017 yang dilaksanakan BNN dan Puslitkes UI menunjukkan bahwa angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba berada pada kisaran 1,7% - 2,2%, atau sekitar 3 – 5 juta jiwa. Angka tersebut merupakan batas kritis yang harus dikendalikan dan ditekan supaya tidak semakin meningkat. Selain kejahatan Narkoba, dari data yang diambil dari Bareskrim Polri, kejahatan korupsi yang terjadi pada tahun 2019 adalah sebanyak 530 kasus, dan kejahatan siber mencapai 4.256 kasus. Angka-angka tersebut merupakan angkaangka yang terdata, selayaknya patut diduga bahwa masih banyak lagi kejahatankejahatan yang tidak dilaporkan atau tidak ditemukan. Maraknya kejahatan yang berdimensi kekinian, sudah barang tentu menjadi indikator bahwa nilai-nilai integritas generasi milenial mulai tergerus. Ada proses internalisasi nilai-nilai integritas kepada generasi milenial yang perlu diperbaharui. Generasi milenial adalah generasi andalan yang akan meneruskan tongkat estafet pembangunan bangsa. Membangun integritas generasi milenial mempunyai nilai



2



strategis dalam mewujudkan Indonesia unggul. Presiden RI, Joko Widodo telah mencanangkan gerakan revolusi mental. Gerakan ini mengajak manusia Indonesia untuk beritegritas. Pada tataran kolektif, nilai integritas dapat dijadikan acuan masyarakat khususnya generasi milenial untuk berkomitmen pada profesinya. Dan pada tatanan negara, mendorong aparatur pemerintah bekerja secara profesional guna mewujudkan Indonesia unggul. 2.



Rumusan Permasalahan dan Pertanyaan Kajian Dari latar belakang tersebut di atas, permasalahan yang akan dikaji adalah :



Bagaimana membangun integritas generasi milenial guna menghasilkan pemimpin yang unggul? Sedangkan pertanyaan-pertanyaan kajian yang akan dibahas adalah : a.



Bagaimana



implementasi



system



integritas



dalam



membangun



integritas generasi milenial? b. 3.



Bagaimana membangun ketaatan kenegaraan Generasi milenial ?



Ruang lingkup Ruang lingkup dari penulisan ini adalah : a.



Penelitian tentang implementasi system integritas dibatasi pada kajian terhadap kebijakan yang mengatur tentang pendidikan karakter dan moral.



b.



Generasi millennial yang dijadikan objek penelitian adalah pada level mahasiswa.



4.



Manfaat penelitian a.



Manfaat Teoritis Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat melengkapi kajian khususnya tentang kajian pembangunan integritas generasi muda.



b.



Manfaat Praktis Diharapkan dari penelitian ini akan menyumbangkan solusi dari masalah bagaimana membangun integritas khususnya pada generasi muda, sehingga bisa diimplementasikan oleh pemangku kepentingan. 3



5.



Metodologi Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan penelitian literatur (studi kepustakaan) dari data sekunder dan bila memungkinkan mengambil data primer untuk kemudian dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan teori yang relevan.



6.



Asumsi hasil penelitian yang ditemukan Terdapat adanya sistem yang belum sempurna dan kurang berjalan dengan baik serta terdapat potensi yang belum diberdayakan untuk membangun integritas generasi milenial.



7.



Jangka waktu penelitian Jangka waktu yang direncanakan adalah selama 4 bulan terhitung dari bulan Maret 2020.



8.



Referensi : a.



Dedi Mahardi, 2015, Integritas Bangsaku, Terbitan Pertama, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo.



b.



Yudi Latif, 2018, Wawasan Pancasila, Cetakan Pertama, Jakarta, Mizan.



c.



Lemhannas RI, 2020, Bahan Ajar Bidang studi Geopolitik dan Wawasan Nusantara, Jakarta.



d.



Lemhannas RI, 2020, Bahan Ajar Bidang Studi Kewaspadaan Nasional, Jakarta.



e.



Lemhannas RI, 2020, Bahan Ajar empat Konsensus, Jakarta.



Jakarta,



Maret 2020



Peserta,



Yusran Cahyo



4