Referat Fam Erin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT FIBROADENOMA MAMMAE



Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah RST dr. Soedjono Tingkat II Magelang



Disusun Oleh: ERINA DYAH PRILANITA 30101206614



Pembimbing:



Kolonel CKM dr. Dadiya Sp. B FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2016



HALAMAN PENGESAHAN



Nama



: Erina Dyah Prilanita



NIM



: 30101206614



Fakultas



: Kedokteran



Universitas



: Universitas Islam Sultan Agung ( UNISSULA )



Tingkat



: Program Pendidikan Profesi Dokter



Bagian



: Ilmu Bedah



Judul



: FIBROADENOMA MAMMAE



Magelang, Agustus 2016 Mengetahui dan Menyetujui Pembimbing Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah RST dr.Soedjono Tingkat II Magelang



Pembimbing



Kolonel CKM dr. Dadiya Sp.B



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan referat dengan judul “Fibroadenoma Mammae”. Referat ini ditulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Fibroadenoma Mammae dan merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Pada



kesempatan



ini



penulis



ingin



mengucapkan



dosen pembimbing, Kolonel CKM dr. Dadiya Sp.B.



terimakasih



kepada



yang telah meluangkan waktu



untuk membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan referat ini dari awal hingga selesai. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa referat ini masih



jauh dari



kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan yang membangun dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga referat ini dapat berguna bagi kita semua.



Magelang, Agustus 2016



Penulis



BAB I PENDAHULUAN Payudara merupakan suatu kelenjar yang terdiri atas lemak, kelenjar, dan jaringan ikat, yang terdapat di bawah kulit dan di atas otot dada. Tiap payudara terdiri atas 15-30 lobus. Lobus-lobus tersebut dipisahkan oleh septa fibrosa yang berjalan dari fasia profunda menuju ke kulit atas dan membentuk struktur payudara.



Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum ditemukan. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen. Biasanya bentuk neoplasma ini tampil sebagai massa payudara yang bersifat mobile, tidak nyeri, kenyal seperti karet berukuran 1-4cm. FAM umumnya terjadi pada wanita muda, terutama wanita dengan usia di bawah 30 tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita postmenopause. Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian payudara, namun tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat asimptomatik atau



hanya menunjukkan gejala ringan berupa



benjolan pada payudara yang dapat digerakkan, sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan fisik. Pertumbuhan tumor bisa cepat sekali selama kehamilan dan menyusui atau menjelang menopause saat rangsangan estrogen tinggi tapi setelah menopause tumor jenis ini tidak ditemukan lagi. Penanganan fibroadenoma adalah melalui pembedahan pengangkatan tumor. Prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan sisa pada saat operasi dapat kambuh kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma berkembang menjadi kanker ganas.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana kemari. Biasanya FAM tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Pertumbuhan FAM bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsangan estrogen meninggi.



B. EPIDEMIOLOGI FAM merupakan penyakit payudara tersering kedua yang menyebabkan benjolan di payudara. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda. C. ANATOMI PAYUDARA Mammae adalah kelenjar yang terletak di bagian anterior dan termasuk bagian dari lateral thoraks. Mammae melebar ke arah superior dari iga dua, inferior dari kartilago kosta enam dan medial dari sternum serta lateral linea mid-aksilaris. Kompleks nipple-areola terletak diantara kosta empat dan lima. Setiap mammae terdiri dari 15-20 lobus kelenjar yang setiap lobus terdiri dari beberapa lobulus. Setiap lobulus kelenjar masing-masing mempunyai saluran ke papila mammae yang disebut duktus laktiferus (diameter 2-4 mm). Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak.



Anatomi Payudara Vaskularisasi Vaskularisasi mammae terutama berasal dari : (1) cabang arteri mammaria interna; (2) cabang lateral dari arteri interkostalis posterior; dan (3) cabang dari arteri aksillaris termasuk arteri torakalis lateralis, dan cabang pectoral dari arteri torakoakromial.



Aliran Limfe Aliran limfe mammaria secara praktis dibagi menjadi kuadran-kuadran. Kuadran lateral mengalirkan cairan limf nya ke nodi axillares anteriores atau kelompok pectorales (terletak tepat posterior terhadap pinggir bawah musculus pectoralis mayor). kuadran medial mengalirkan cairan limf nya melalui pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan intercostalis dan masuk ke dalam kelompok nodi thoracales internae (terletak di dalam cavitas thoracis di sepanjang arteria thoracica interna). Beberapa pembuluh limf mengiktui arteriae intercostales posteriores dan mengalirkan cairan limf nya ke posterior ke dalam nodi intercostales posteriores (treletak di



sepanjang arteriae intercostales posteriores); beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limf dari payudara sisi yang lain dan berhubungan juga dengan kelenjar di dinding anterior abdomen.



Aliran limf Kelenjar mammae Innervasi Bagian



superior



payudara



mendapat



persarafan



dari



saraf-saraf



suprakavikularis. Saraf-saraf klavikularis mendapat persafaran dari cabang ketiga dan keempat plekus servikalis. Kulit di bagian medial payudara dipersarafi oleh bagian kulit anterior saraf antariga kedua sampai ketujuh. Sensasi di payudara berasal dari cabang kulit lateral saraf antariga keempat. Kuadran Payudara Untuk kepentingan anatomis & deskripsi letak tumor &kista, permukaan payudara di bagi menjadi 4 kuadran: 



Superior (upper)medial







Inferior (lower)medial







Superior(upper)lateral







Inferior(lower)lateral



Fisiologi Payudara Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. kadangkadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu. D. ETIOLOGI Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain:



a. Umur Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun.terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun. Berdasarkan data dari penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana (Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun. b. Riwayat Perkawinan Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all (2011) di Iran menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31) artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah < 21 tahun meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.236.53) artinya penderita FAM kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang menikah pada usia < 21 tahun. c. Paritas dan Riwayat Menyusui Anak Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran yang penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM. d. Penggunaan Hormon



Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap peningkatan hormon estrogen. Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University of Oklahoma Health Sciences Center (Organ, 1983), dilaporkan proporsi penderita FAM yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama estrogen adalah sekitar 60%. e. Obesitas Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui bahwa IMT > 30 kg/m meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03) artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m f. Riwayat Keluarga Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun, riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ini. Dari beberapa penelitian menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada wanita yang ibu dan saudara perempuan mengalami penyakit payudara. Dilaporkan 27 % dari penderita FAM memiliki riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara (Organ, 1983). g. Stress



Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga akan meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui orang yang mengalami stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM (OR=1.43 CI 95%1.16-1.76) artinya orang yang mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM dibandingkan dengan orang yang tidak stress. h. Faktor Lingkungan Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38% dari penderita FAM memiliki riwayat tinggal di dekat pabrik yang memproduksi PAHs. Penelitian tersebut menggunakan desain case control dimana diketahui OR=3.7,CI95%1.61-7.94 yang artinya orang yang tinggal didekat pabrik yang memproduksi zat PAHs memiliki risiko 3,7 kali menderita FAM. PAHs adalah salah satu pencemar organik yang paling luas. PAHs dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari karbon yang mengandung bahan bakar seperti kayu, batu bara, diesel, lemak, tembakau, dan dupa. Banyak senyawa-senyawa aromatik, termasuk PAHs, yang bersifat karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik (tidak suka akan air), dan tidak memiliki gugus metil atau gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang lebih polar. Akibatnya senyawa PAHs sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal, maupun adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang menyerupai basa nukleat (adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAHs dapat dengan mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dalam sel,maka akan menimbulkan penyakit kanker.



E. PATOFISIOLOGI Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya.Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan.Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal, tetapi sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada kedua payudara. Penyebab munculnya beberapa fibroadenoma pada payudara belum diketahui secara jelas dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma dengan penggunaan kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu adanya kemungkinan patogenesis yang berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan payudara lokal terhadap estrogen, faktor makanan dan faktor riwayat keluarga atau keturunan. Kemungkinan lain adalah bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak meningkat tetapi sebaliknya jumlah reseptor estrogen meningkat. Peningkatan kepekaan terhadap estrogen dapat menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang menjadi karsinoma. Fibroadenoma sensitif terhadap perubahan



hormon. Fibroadenoma bervariasi



selama siklus menstruasi, kadang dapat terlihat menonjol, dan dapat membesar selama masa kehamilan dan menyusui. Akan tetapi tidak menggangu kemampuan seorang wanita untuk menyusui. Diperkirakan bahwa sepertiga dari kasus fibroadenoma jika



dibiarkan ukurannya akan berkurang bahkan hilang sepenuhnya. Namun yang paling sering terjadi, jika dibiarkan ukuran fibroadenoma akan tetap. Tumor ini biasanya bersifat kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba. Apabila benjolan didorong atau diraba akan terasa seperti bergerak-gerak sehingga beberapa orang menyebut fibroadenoma sebagai “breast mouse”. Biasanya fibroadenoma tidak terasa sakit, namun kadang kala akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sangat sensitif apabila disentuh. F. KLASIFIKASI Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam: 1. Common Fibroadenoma Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simple fibroadenoma. Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25 tahun. Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat bebas.Sekitar 80% dari seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal. 2. Giant Fibroadenoma Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan diameter lebih dari 5 cm. Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma sekitar 4% dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan menyusui. Giant fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan pembesaran massa enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap tumor ini. 3. Juvenile Fibroadenoma



Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan, dengan insiden 0,52% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral. Tumor jenis ini lebih banyak ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia. Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain: a. Fibroadenoma Pericanaliculare Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis. b. Fibroadenoma intracanaliculare Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.



G. GAMBARAN KLINIS Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadenoma mammae bersifat majemuk. Benjolannya bersifat keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile. Pemikiran kita yang pertama, adalah untuk membedakan fibroadenoma dengan kanker. Diperlukan eksisi tumor, atau memastikan diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Umumnya tidak ditemukan adanya kanker yang tumbuh menginvasi fibroadenoma, dan pula sangat jarang (satu per seribu) untuk menemukan kanker yang berasal dari jaringan fibroid (sebagian besar karena kanker in situ).



a.



Gejala Klinis Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala dan terdeteksi



setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan fibroadenoma relatif lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan ukuran dan tekstur dalam beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki gejala berupa benjolan dengan permukaan yang licin dan merah. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan.(3,5)



b. Pemeriksaan Fisik Secara klinik, fibroadenoma biasanya bermanifestasi sebagai massa soliter, diskret, dan mudah digerakkan, selama tidak terbentuk jaringan fibroblast di sekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira 1 – 3 cm, tetapi ukurannya dapat bertambah sehingga membentuk nodul dan lobus. Fibroadenoma dapat ditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasi tersering adalah pada quadran lateral atas payudara. Tidak terlihat perubahan kontur payudara. Penarikan kulit dan axillary adenopathy yang signifikan pun tidak ditemukan.



H. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksan Histopatologi Secara makroskopis, semua tumor teraba padat dengan warna cokelat – putih pada irisan, dengan bercak – bercak kuning – merah muda yang mencerminkan daerah kelenjar.(2)



Makroskopik Fibroadenoma Payudara Secara histologis, tumor terdiri atas jaringan ikat dan kelenjar dengan berbagai proporsi dan variasi. Tampak storma fibroblastik longgar yang mengandung rongga mirip duktus berlapis sel epitel dengan ukuran dan bentuk yang beragam. Rongga yang mirip duktus atau kelenjar ini dilapisi oleh satu atau lebih lapisan sel yang reguler dengan membran basal jelas dan utuh. Meskipun di sebagian lesi duktus terbuka, bulat hingga oval dan cukup teratur (fibroadenoma perikanalikularis), sebagian lainnya tertekan oleh proliferasi ekstensif stroma sehingga pada potongan melintang rongga tersebut tampak sebagi celah atau struktur ireguler mirip – bintang (fibroadenoma intrakanalikularis).(2, 11)



Gambaran Mikroskopik Fibroadenoma b. Pemeriksaan radiologik 1. Mammografi



Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran sekitas 4 – 100 mm. Fibrodenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi, pada fibroadenoma yang besar, dapat menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Kadangkadang, tumor terdiri atas gambaran kalisifikasi yang kasar, yang diduga sebagai infraksi atau involusi. Gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma biasanya di tepi atau di tengah berbentuk bulat, oval atau berlobus – lobus. Pada wanita postmenopause, komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan berkurang dan hanya meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa komponen jaringan ikat.(4,11,12)



Gambaran mamografi fibroadenoma. Tampak massa yang berbentuk bulat dan berbatas tegas



Gambaran Mamografi Fibroadenoma. Kalsifikasi pada degenerasi fibroadenoma, tampak gambaran kalsifikasi kasar pada 2 degenaerasi fibroadenoma, tanda panah menunjukkan komponen haringan lunak yang terlihat sebagai satu massa



Mamografi Fibroadenoma. Tampak gambaran kalsifikasi fibroadenoma yang yang kasar dan membentuk gambaran Pop-corn Appearence



2. Ultrasonografi (USG) Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas, berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan USG merupakan pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan di sekitarnya.(4,11)



Gambaran USG Fibroadenoma. Tampak massa hipoechoic yang rata, batas tegas pada sebagian lobus merupakan khas dari fibroadenoma.



3. Magnetic Resonances Imaging (MRI) Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagi massa bulat atau oval yang rata dan dibandingkan dengan menggunakan kontras gadolinium-based. Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang hypointense atau isointense, jika dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam gambaran T1-weighted dan hypointense and hyperintense dalam gambaran T2-weighted.



Seorang wanita 47 tahun, dengan lesi 1cm yang terohat dari mamografi. Dari pemeriksaan USG dan FNA, menujukkan gambaran fibroadenoma. Pemeriksaan dengan MRI post-contras, memperlihatkan penyerapan yang cepat tanpa pembersihan, yang merupakan ciri khas dari fibroadenoma



I. DIAGNOSIS Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dan dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan fisik diperiksa benjolan yang ada dengan inspeksi pada saat berbaring, duduk, dan membungkuk apakah terlihat benjolan, kerutan pada kulit payudara (peau d’orange), dan dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui ukurannya, jumlahnya, apakah mobile atau tidak, kenyal atau keras, bernodul atau tidak, dan mengeluarkan cairan dari putting susu atau tidak. Diagnosa fibroadenoma mamae bisa pula melalui teknik pemeriksaan payudara sendiri dengan menggunakan jari ke 2-3-4 memutar keseluruh lapang payudara diakhiri dengan memencet puting payudara atau sering disebut sebagai SADARI. Teknik ini dilakukan sebulan sekali secara teratur, sebaiknya dilakukan di kamar mandi, dengan



waktu tetap ( 2-7 hari setelah hari haid pertama ). Apabila ada perubahan, segera periksakan kerumah sakit. Ada lima langkah dalam melakukan SADARI, yaitu : 1. Mulailah dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang. Disini, yang harus diamati adalah bentuk payudara, ukuran dan warna. Karena rata-rata payudara berubah tanpa kita sadari. Perubahan-perubahan yang perlu diwaspadai adalah : berkerut, cekung kedalam, atau menonjol kedepan karena ada benjolan. Puting yang berubah posisi dimana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik kedalam. Warna memerah, kasar dan sakit. 2. Kemudian angkat kedua lengan untuk melihat apakah ada kelainan pada kedua payudara 3. Sementara masih didepan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang keluar. ( bisa berupa cairan putih seperti susu, kuning atau malahan darah). 4. Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk merasakan perubahan yang ada di payudara sebelah kanan dan sebaliknya. Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak. Selubungi dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang selangka ke bagian atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi pola ini sehingga yakin bahwa seluruh payudara telah tercover. Kini mulai pada puting. Buat lingkaran yang makin lama makin besar hingga mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan keatas dan kebawah berpindah secara mendatar/menyamping seperti sedang memotong rumput. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara, dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan yang sedikit lebih menekan. 5. Terakhir, rasakan payudara anda ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi kebanyakan wanita, paling mudah untuk merasakan payudaranya adalah ketika payudaranya sedang



basah dan licin, sehingga paling cocok adalah ketika sedang mandi dibawah shower. Lakukan seperti pada langkah ke-4, dan yakinkan bahwa seluruh payudara sudah tercover oleh rabaan tangan.



Pada FNAC (Fine Needle Aspiration Cytology)



kita akan mengambil sel dari



fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut: a)



Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus;



b) Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler); c)



Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform.



J. DIAGNOSIS BANDING Diagnosis banding dari fibroadenoma, antara lain :



a) Cystosarcoma Phyllodes. Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3 – 4 cm, tetapi sebagian besar terus tumbuh dan membesar sehingga menyebabkan payudara membesar. Tumor ini terdapat pada semua usia, namun kebanyakan ditemukan pada usia 45 tahun. Gambaran radiologis (mammografi) dari tumor ini berupa massa berbentuk bulat dan berbatas tegas



Mamografi Cystosarcoma Phyllodes. Tampak massa berbatas tegas tanpa kalsifikasi



Gambaran USG tumor ini, pada umumnya hipoechoic dengan batas yang masih tegas, echo-internal dapat homogen atau sedikit inhomogen serta adanya penyangatan akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan struktur kistik pada tumor tersebut



Gambaran USG Cystosarcoma Phylloides. Lesi hypoechoic tampak besar , berlobulasi dengan echo-internal inhomogen, sering ampak struktur anechoic yang menandakan adanya proses degeneresi kistik.



b) Kista Payudara. Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan acini mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mamografinya berupa massa bulat atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat berbatasan dengan jaringan fibroglandular, baik sebagian maupun seluruhnya.(



Gambaran Mamografi Kista Payudara. Tampak massa bulat atau oval dengan densitas yang lebih terang dibandingkan dengan parenkim payudara.



Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atau oval, mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan akustik posterior



Gambaran USG Kista Payudara. Tumor ini akan tampak sebagai suatu lesi anechoic dengan batas teratur serta tampak penyangatan akustik posterior.



c) Papilloma. Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan serous atau berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa milimeter atau retraksi puting payudara (jarang ditemukan). Biasanya, ukuran lesi papilloma sangat kecil, hanya beberapa milimeter, sehingga pada mamografi, terlihat gambaran sedikit pengembungan atau normal dari duktus retro-areolar.



Mamografi Papilloma. Tampak gamabran heterogen dari payudara dengan kalsifikasi yang menyebar tanpa gambaran massa



Gambaran USG kelainan ini adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran duktus laktiferus



Gambaran USG Papiloma. Tampak lesi iso-echoic dengan pelebaran duktus laktiferus.



K. PENATALAKSANAAN Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.



L. KOMPLIKASI Jenis tertentu dari fibroadenoma bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Meski demikian, kebanyakan kasus fibroadenoma tidak menyebabkan kanker payudara. Kalaupun ditemukan penderita kanker payudara yang memiliki fibroadenoma, biasanya ada komplikasi lainnya. atau bisa jadi orang tersebut memiliki risiko kanker payudara yang tinggi baik dari keluarga ataupun lingkungannya.



M. PROGNOSIS Prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan sisa pada saat operasi dapat kambuh kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma berkembang menjadi kanker ganas.



BAB III KESIMPULAN



Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Fibroadenoma ini dapat digerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, oleh sebab itu sering disebut sebagai breast mouse. Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan puncak kejadian usia diantara 15-25 tahun. Perlunya dilakukan pemeriksaan payudara berkala baik dengan pemeriksaan fisik (SADARI) atau pemeriksaan screnning mammografi untuk mencegah berkembangnya suatu keganasan. Setiap wanita perlu melakukan pemeriksaan payudara secara berkala untuk menyingkirkan perkembangan keganasan padapayudara.Perlunya juga sosialisasi kepada masyarakat mengenai jenis-jenis abnormalitas yang dapat terjadi pada payudara, agar jika ditemukan suatu kelainan dapat segera dideteksi lebih dini.



BAB IV DAFTAR PUSTAKA



1. Desen Wan. Dalam : Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2008. Hal. 366 – 369. 2. Eisenberg Ronald L. In : Clinical Imaging An Atlas of Differential Diagnosis. Fifth Edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. 2010. Hal. 1392 – 1395. 3. Gruendamann, Barbara J, 2006, Buku Ajar Keperawatan Perioperatif Volume 2, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 4. Malangoni MA, Gagliardi RJ. 2004. Hernias. Dalam : Sabiston Textbook of Surgery, 17th edition. Philadelphia : Elsevier Saunders, Hal 1199-1217. 5. Saputra,



2009,



Fibroadenoma



mammae.



Available



from



:



http://www.scribd.com/doc/69857289/Fibroadenoma-Mammae diunduh tanggal 22 Agustus 2016 6. Sjamsuhidajat, R., De jong, Wim., 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 7. Snell, Richard, 2006, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi 6, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.