Sap Icu - Sle [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN SLE (SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS) DI RUANG ICU (INTESIVE CARE UNIT) GBPT RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA



Disusun Oleh : Habib Muhammad, S.Kep Andri Wijaya, S.Kep Rinda Hidayati, S.Kep Naning Prasdawati, S.Kep Ayu Permata Sari, S.Kep Purwoning Husnul Chotimah, S.Kep



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014 Bekerjasama dengan TIM PKRS RUANG ICU (INTENSIVE CARE UNIT) GBPT RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA SATUAN ACARA PENYULUHAN



Topik



: SLE (Systemic Lupus Erithematosus)



1



Sasaran



: Keluarga pasien ruang ICU GBPT RSUD Dr. Soetomo Surabaya



Jumlah



: 12 orang



Hari/Tgl



: Jum’at, 2 Januari 2015 pukul 15.30 WIB



Tempat



: Ruang ICU GBPT lantai 2 RSUD Dr. Soetomo Surabaya



Waktu



: 30 menit



1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, peserta penyuluhan kesehatan mampu mengerti dan memahami tentang penyakit SLE. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga pasien mampu menjelaskan : 1. 2. 3. 4. 5.



Pengertian penyakit SLE Penyebab penyakit SLE Tanda dan gejala penyakit SLE Cara pencegahan penyakit SLE Perawatan pasien dengan penyakit SLE



3. Materi Menjelaskan penyakit hepatoma yang meliputi : 1. 2. 3. 4. 5.



Pengertian penyakit SLE Penyebab penyakit SLE Tanda dan gejala penyakit SLE Cara pencegahan penyakit SLE Perawatan pasien dengan penyakit SLE



4. Analisis Sumber Belajar Materi terlampir 5. Strategi 1. Materi Pembelajaran : Ceramah dan diskusi 2. Media : Slide Power Point dan leaflet 6. Susunan Organisasi



2



Pembimbing I



: Yulis Setya Dewi, S.Kep,Ns,MANP



Pembimbing II



: Ainur Rusdi, S.Kep.,Ns



Narasumber



: Kelompok 6



Moderator



: Purwoning Husnul Chotimah, S.Kep



Penyaji



: Ayu Permata Sari, S.Kep



Notulen



: Naning Prasdawati, S.Kep



Observer



: Rinda Hidayati, S.Kep



Fasilitator



: Andri Wijaya, S.Kep Habib Muhammad, S.Kep



7. Setting tempat Keterangan :



1 1



1 = LCD 2



3



2 = Penyaji 3 = Moderator 4 = Notulen



7



5 = Observer 6B



6A



6A = Fasilitator 6B = Fasilitator 7 = Peserta



5



4



8. Pelaksanaan No. 1



Tahap dan Waktu Pendahuluan 5 menit (Moderator)



Kegiatan Pendidikan



Kegiatan Peserta Didik



Pembukaan : 1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri



1. Menjawab salam



2. Mengingatkan kontrak penyuluhan kesehatan



2. Mendengarkan kontrak pembelajaran



3. Menyampaikan tujuan dan



3. Mendengarkan tujuan



3



maksud dari penyuluhan kesehatan



2



3



dari penyuluhan kesehatan



4. Menyebutkan materi 4. Mendengarkan materi penyuluhan kesehatan yang penyuluhan kesehatan akan diberikan yang akan diberikan Kegiatan inti Pelaksanaan inti: 20 menit dan 1. Menggali pengetahuan peserta 1. Menyimak (Penyuluh, menjawab pertanyaan penyuluhan dengan moderator dan memberikan sejumlah fasilitator) pertanyaan mengenai topik 2. Memberikan penyuluhan 2. Mendengarkan materi sesuai materi yang disampaikan oleh pemateri



Penutup 5 menit (Moderator)



3. Memberikan waktu untuk 3. Mengajukan peserta penyuluhan pertanyaan mengajukan pertanyaan mengenai topik 4. Menyimak dan 4. Mengajukan pertanyaan menjawab pertanyaan mengenai topik untuk mengevaluasi pengetahuan peserta Evaluasi: 1. Mengucapkan terimakasih



1. Memperhatikan



2. Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam



2. Menjawab salam



3. Pembagian leaflet



3. Menerima leaflet



9. Evaluasi 1. Kriteria struktur 1. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum penyuluhan dilaksanakan 2. Pembuatan susunan rangkaian acara penyuluhan, leaflet 3. Keluarga pasien di tempat yang telah ditentukan dan disediakan oleh panitia 4. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan



4



2. Kriteria proses 1) Pembukaan a. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri b. Menyampaikan tujuan, maksud dan manfaat dari penyuluhan c. Menjelaskan kontrak waktu dan susunan dari rangkaian acara penyuluhan d. Menjelaskan topik dari materi penyuluhan yang akan diberikan 2) Pelaksanaan a. Menggali pengetahuan dan pengalaman dari keluarga pasien tentang penyakit SLE b. Menjelaskan materi penyuluhan meliputi: definisi, penyebab, tanda gejala, cara pencegahan dan perawatan pasien dengan SLE c. Sesi tanya jawab 3. Kriteria hasil a. Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan b. Keluarga pasien mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dengan seksama c. Acara dimulai tepat waktu d. Keluarga pasien mengikuti acara sesuai dengan aturan yang telah diatur dan disepakati e. Keluarga pasien mampu memahami materi dan menjawab pertanyaan dengan benar dari penyuluh minimal 75%



5



MATERI PENYULUHAN A. Definisi SLE SLE (Systemic Lupus Erythematosus) merupakan penyakit autoimun inflamatif kronik, dengan etiologi yang belum diketahui, manifestasi klinis beragam serta berbagai perjalanan klinis dan prognosisnya (Anwar, 2012). Sehingga penyakit ini dikenal dengan “Penyakit seribu wajah”. SLE merupakan penyakit yang kompleks dan terutama menyerang wanita pada usia reproduktif. SLE dapat mempengaruhi banyak bagian tubuh termasuk sendi, kulit, ginjal, paruparu, hati, pembuluh darah, sistem saraf, darah, dan otak. B. Etiologi Hepatoma Sampai dengan saat ini belum diketahui pasti penyebab SLE. Faktor genetik, imunologik, dan hormonal serta lingkungan berperan dalam proses patofisiologi penyakit SLE. C. Manifestasi Klinis



6



Manifestasi klinis SLE sangat luas, meliputi keterlibatan kulit dan mukosa, sendi, darah, jantung, paru, ginjal, SSP dan sistem imun. Dilaporkan bahwa pada 1000 pasien SLE di Eropa, manifestasi klinis terbanyak berturut-turut adalah artritis sebesar 84%, ruam malar 58%, demam 52% sedangkan manifestasi klinis yang jarang dijumpai adalah ruam diskoid 10 %, anemia hemolitik 8%, Lesi subkutaneus akut 6% dan khorea 2% . ANA positif didapatkan pada 96% dan antibodi anti-dsDNA 78%. Ada beberapa macam manifestasi klinis SLE yaitu : a. b. c. d.



Lupus Cutaneus (Discoid Lupus) 15% Drug Induced Lupus (DILE) 5% Corssover or Overlap syndrome dan/ MCTD 10% Lupus Eritematosus Sistemik 70% - Non organ threatening disease 35% - Organ threatening disease 35%



D. Klasifikasi SLE Terdapat berbagai macam manifestasi SLE berdasarkan klasifikasinya sebagai berikut: 1. Lupus Cutaneus (Discoid Lupus) Sebanyak kira-kira 15% Lupus yang hanya terbatas mengenai kulit, tidak ada organ lain yang terkena. Lupus kulit ini hanya ditangani oleh dermatologis saja. Lupus kulit ini prognosisnya baik, tidak akan menyebabkan ancaman kematian. 2. Drug induced lupus (DILE) Di AS, kira-kira 15.000 kasus DILE terjadi tiap tahun. Timbul beberapa minggu atau beberapa bulan setelah pemakaian obat penyebab DILE. Gejalanya: ruam kulit, demam, arthritis, pleuritis (nyeri saat tarik napas). Biasanya kasus ini tidak memenuhi kriteria diagnosis SLE. Sekitar 99% akan sembuh total, setelah 3 bulan obat penyebab DILE tadi dihentikan penggunaannya. Contoh obat pencetus DILE: Hydralazine, Methyldopa, INH, Carbamazepin, Griseofulfin, Fenotiazin, TNF blockers. 3. Corssover or Overlap syndrome dan/ MCTD Pasien yang memenuhi kriteria SLE, mempunyai Fenomena Raynaud, antibodi anti RNP (+), Skleroderma, dengan RA atau myositis. Crossover/ Overlap syndrome: Memenuhi kriteria SLE dan penyakit autoimmun lain,



7



misalnya RA (Rhupus), tetapi anti RNP (-). Keadaan ini prognosisnya lebih baik daripada MCTD. 4. Lupus Eritematosus Sistemik Manifestasi SLE sangat bervariasi, sebagian mengancam jiwa dan sebagian lagi tidak. Yang mengancam jiwa berarti sudah terkena organorgan tertentu ( organ threatening disease) yaitu: mengenai susunan saraf pusat, jantung dan perikard, paru, ginjal, hepar, darah (anemia hemolitik, lekopenia, limfopenia, trombositopenia). a. Gejala konstitusional: Gejala yang merupakan manifestasi umum (sistemik) dari penyakit ini yang tidak termasuk dalam kategori organ tertentu. Yaitu: demam, penurunan berat badan, kelelahan (fatigue), anoreksia. b. Manifestasi kutaneus: - Fotosensitivitas (sun sensitivity): 2/3 pasien SLE mengeluhkan sensitif terhadap sinar ultraviolet (UV). Reaksinya dapat berupa ruam ringan, demam, arthritis, kelelahan sampai ke ruam yang -



berat. Ruam malar (ruam kupu-kupu): makulo papular hiperemi di daerah



-



malar. Ulkus oral: 20% pasien SLE mengalami ulkus oral yang biasanya mengenai mukosa bukal dan langit-langit keras, tetapi kadangkadang juga di lidah dan langit-langit lunak. Lesinya berbatas



tegas, tepi berwarna keputihan, dan biasanya tidak nyeri. - Alopecia (rambut rontok) - Discoid Lupus c. Manifestasi kutaneovaskular: - Vaskulitis kutaneus: radang pembuluh darah kecil yang terlihat di kulit pada bagian tubuh tertentu (biasanya di tangan dan kaki). Terlihat sebagai ptekie atau purpura yang dapat diraba, dan sangat -



jarang terjadi nekrosis, ulserasi, gangrene. Fenomena raynaud: terjadi karena hiperplasia tunika intima dari arteriol jari-jari disertai instabilitas vasomotor yang diperantarai syaraf autonom. Hal ini akan menyebabkan timbulnya vasodilatasi pada keadaan hangat, dan vasokonstriksi pada keadaan dingin, sehingga akan menimbulkan perubahan warna pada jari, dari



8



merah, pucat sampai kebiruan. Jika berat dapat menimbulkan ulkus atau gangren pada ujung jari (fingertip). d. Manifestasi muskuloskeletal: - Arthralgia dan arthritis: Arthralgia terjadi pada 80% – 90% SLE. Disini tidak terdapat tanda-tanda inflamasi obyektif yang dapat ditemukan, pasien hanya mengeluh nyeri saat diam maupun digerakkan. Pada arthritis mengenai 50% pasien SLE), terdapat tanda lain selain nyeri yaitu bengkak sendi, kemerahan, sendi -



teraba hangat, kekakuan pagi hari setelah bangun tidur). Myalgia dan myositis: Mayalgia terjadi pada 70% pasien, sedangkan myositis pada 5-10% pasien. Pada myositis terjadi



-



peningkatan enzim CPK. Osteopenia dan osteooporosis: Inflamasi kronik karena SLE serta obat-obatan misalnya kortikosteroid dan methotrexate, dapat menyebabkan osteopenia dan osteoporosis pada pasien SLE. Hal ini ditambah dengan kekurangan vitamin D karena pasien SLE



harus menghindari paparan sinar ultraviolet. e. Manifestasi Paru dan Pleura: - Pleurisi: 60% SLE pernah mengalami gejala pleuritis yaitu nyeri saat inspirasi, dan sekitar 25% pernah mengalami efusi pleura yang bermakna. Pleuritis dan efusi pleura tidak termasuk organ -



threatening disease karena parenkim paru tidak terkena. Lupus pneumonitis akut, Interstitial lung disease ( bersifat kronik, gejala biasanya sesak), pulmonary hemorrhage, pulmonary emboli,



pulmonary hypertension, shrinking lung syndrom. f. Manifestasi Kardiovaskular: - Perikarditis: pasien mengeluh dadanya seperti ditekan, dan membaik jika dia agak membungkuk ke depan. Sekitar 25% -



diantaranya, terdapat efusi pericardial Myokarditis, endocarditis (Libman-Sacks endocarditis) Hipertensi: terutama terjadi pada pasien dengan gangguan ginjal,



juga yang dengan terapi kortikosteroid. - Accelerated atherosclerosis. g. Manifestasi Renal: Lupus nephritis terjadi karena penumpukan kompleks imun di ginjal. Pemeriksaan urinalisa menunjukkan adanya proteinuria, hematuria mikros, adanya silinder. Para ahli sangat menyarankan untuk dilakukan



9



biopsi ginjal untuk diagnosis standar Lupus nephritis, sehingga terapi lebih terarah. h. Manifestasi Hematologi: - Anemia karena penyakit kronik, autoimmune haemolytic anemia -



(AIHA) Leukopenia



(