Utilitas (Pencahayaan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENCAHAYAAN Cahaya didefinisikan sebagai bagian dari spectrum elektromagnetik yang sensitive bagi pengelihatan mata manusia. Cahaya matahari hanyalah sebagian kecil dari spectrum elektromagnetik. Pencahayaan atau lighting adalah salah satu elemen penting yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan interior maupun arsitektur. Pencahayaan atau lighting, selain berfungsi sebagai penerangan juga dapat dijadikan sebagai aksesoris untuk memberi nilai estetika sebuah ruang maupun fasad. Untuk merancang penataan cahaya yang baik, mari kita ketahui terlebih dahulu 2 kalisifikasi utama pencahayaan. Pencahayaan terbagi menjadi dua berdasarkan sumbernya. Yaitu: A. Pencahayaan Alamiah (Daylighting)



Pencahayaan alamiah adalah pencahayaan yang bersumber dari sinar matahari yang muncul dari pagi menjelang siang hingga sore hari. Kelebihan dari pencahayaan ini adalah hemat biaya, karena tidak bergantung kepada energi listrik, serta tidak membutuhkan perawatan instalasi seperti pencahayaan buatan. Namun kerugiannya ada pada intensitas cahaya yang tidak dalam kendali manusia. Akibatnya, hasil pencahayaan kerapkali tidak konsisten. Pada umumnya pencahayaan alamiah diperoleh melalui pintu, jendela, atau dengan cara memasang jendela kaca di atap (skylight). B. Pencahayaan Buatan (Artificial Lighting)



Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yang memanfaatkan teknologi buatan manusia atau energi olahan seperti lampu. Pencahayaan buatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cahaya pada siang maupun malam hari, dan terutama untuk



kebutuhan cahaya di dalam ruang. Tujuannya adalah, untuk membantu indra visual manusia melakukan aktivitasnya dengan tepat. Dalam penempatannya, intensitas sumber cahaya harus bersifat tetap, merata, tidak menyilaukan, tidak kedap-kedip, dan sehat untuk mata. Kelebihan dari konsep pencahayaan buatan adalah, intensitas cahaya yang lebih stabil serta pilihan warna yang bervariasi. Sementara itu kerugiannya adalah, memerlukan perawatan untuk sumber cahaya dan instalasinya. Selain itu, pencahayaan ini sangat bergantung pada energi buatan sehingga membutuhkan biaya. Berdasarkan pengaplikasiannya, pencahayaan terbagi menjadi dua cara, yaitu sistem pencahayaan langsung dan tidak langsung. Berikut definisninya: A. Sistem Pencahayaan Langsung Sistem pencahayaan langsung merupakan penempatan sumber cahaya secara langsung pada permukaan bidang aplikasi, baik dalam pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan. Permainan cahaya langsung memunculkan efek bayangan yang kuat serta menjadikan beberapa bidang tak tersinari. Tujuan dari sistem pencahayaan ini adalah, mengoptimalkan penerangan umum untuk meningkatkan intensitas cahaya ruang, agar mendukung kegiatan yang ada di ruangan tersebut. Pengaturan yang tepat dan cermat dalam peletakan titik cahaya langsung akan memberikan kesan tegas, fungsional, dan nyaman. B. Sistem Pencahayaan Tidak langsung Sistem ini merupakan sistem yang menempatkan sumber cahaya dibalik suatu bidang aplikasi, dan memanfaatkan refleksi cahaya dari balik bidang tersebut untuk membentuk kesan cahaya tertentu. Permainan cahaya tidak langsung menghasilkan efek gradasi dan bayang-bayang pada bidang yang tidak terkena cahaya. Sistem pencahayaan ini memiliki tujuan utama yaitu untuk menegaskan kesan tertentu dari suatu ruang, atau membentuk batasan pada suatu bidang aplikasi. Teknik Pencahayaan a. Cahaya utama (key light) Key light merupakan pencahayaan utama dari gambar kita, dan merepresentasikan bagian paling terang sekaligus mendefinisikan bayangan pada gambar. Key light juga merepresentatisikn pencahayaan paling dominan seperti matahari dan lampu interior. Meski demikian peletakannya tidak harus persis tepat pada sumber pencahayaan yang kita inginkan. Key light juga merupakan cahaya yang paling terang dan menimbulkan bayangan yang paling gelap. Biasanya Key Light diletakkan pada sudut 450 dari arah kamera karena akan menciptakan efek gelap, terang serta menimbulkan bayangan. b. Cahaya pengisi (Fill light) Fungsi fill light adalah melembutkan sekaligus mengisi bagian gelap yang diciptakan oleh key light. Fill Light juga berfungsi menciptakan kesan tiga dimensi. Tanpa fill light ilustrasi kita akan berkesan muram dan misterius, seperti yang biasa kita lihat pada film X-Files dan film-film horor (disebut sebagai efek film-noir). Keberadaan fill light menghilangkan kesan seram tersebut, seraya memberi image tiga dimensi pada gambar. Dengan demikian penciptaan bayangan (cast shadows) pada fill light pada



dasarnya tidak diperlukan. Rasio pencahayaan pada fill light adalah setengah dari key light. Meskipun demikian rasio pencahayaan tersebut bisa disesuaikan dengan tema ilustrasi. Tingkat terang Fill light tidak boleh menyamai Key Light karena akan membuat ilustrasi kita berkesan datar. Pada dasarnya fill light diletakkan pada arah yang berlawanan dengan key light, karena memang berfungsi mengisi bagian gelap dari key light. Pada gambar di bawah key light diletakkan pada bagian kiri kamera dan fill light pada bagian kanan. Fill light sebaiknya diletakkan lebih rendah dari key light c. Cahaya Latar (Back Light) Back Light berfungsi untuk menciptakan pemisahan antara objek utama dengan objek pendukung. Dengan diletakkan pada bagian belakang benda back light menciptakan "garis pemisah" antara objek utama dengan latar belakang pendukungnya. Pada ilustrasi di atas back light digunakan sebagai pengganti cahaya matahari untuk menciptakan "garis pemisah" pada bagian ranjang yang menjadi fokus utama dari desain. Karena cahaya matahari pada sore hari menjelang matahari terbenam bernuansa jingga, maka diberikan warna jingga pada back light tersebut. Selain itu back light juga menyebabkan timbulnya bayangan sehingga bagian cast-shadow pada program 3D sebaiknya diaktifkan.



PENCAHAYAAN ALAMI



Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan Pencahayaan Alami: 1. Menyesuaikan lebar jendela yang akan digunakan dengan lebar ruangan, agar cahaya yang diserap tidak terlalu banyak ataupun sedikit. 2. Menghindari peletakan jendela di sisi barat dan timur. Hal ini dikarenakan indonesia terletak pada kawasan tropis, dimana sinar matahari dapat menjadi terlalu terang dan terlalu panas. 3. Bila memang terpaksa membuat jendela yang menghadap ke sisi tersebut, sebaiknya diberikan pembatas atau filter seperti kisi-kisi, pepohonan, ataupun overhang. 4. Untuk penggunaan skylight, pastikan bahwa skylight tersebut tidak memiliki celah yang memungkinkan masuknya air hujan. Pengaturan Pencahayaan Buatan juga memerlukan perhatian. Bahkan ekstra perhatian. Hal ini dikarenakan pencahayaan ini bergantung kepada energi buatan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan Artificial Lighting:



1. Pemilihan penggunaan lampu sesuai dengan kegiatan yang terjadi didalam ruang. Setiap jenis aktivitas memiliki kebutuhan intensitas cahaya yang berbeda. Sebagai contoh pencahayaan pada kamar tidur sebaiknya tidak terlalu terang dan silau, agar memberikan efek nyaman pada saat beristirahat. Sebaliknya, ruang dengan aktivitas yang tinggi seperti ruang kelas membutuhkan pencahayaan yang cukup terang, sehingga mampu mengakomodir indra visual pengguna ruangnya secara optimal. 2. Pengaturan posisi peletakan cahaya buatan dengan baik, agar menghasilkan cahaya atau sinar yang tepat guna. Yaitu ketika posisi jatuh cahaya sesuai kebutuhan maupun keinginan. 3. Berdasarkan jenisnya, lampu terdiri dari beberapa tipe dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebaiknya, sebelum melakukan pemilihan jenis lampu, kenali terlebih dahulu jenis-jenis lampu yang akan dipergunakan agar sesuai dengan kebutuhan secara optimal dan mengefisienkan biaya yang dikeluarkan. 4. Pemilihan warna lampu juga perlu disesuaikan dengan fungsi penerangan dan fungsi ruangan itu sendiri. Jika nilai estetika dengan permainan tema yang ingin ditonjolkan, maka dapat menggunakan warna-warna unik sepeti biru atau ungu. Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari. Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang cahaya ruangan tersebut. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi : • Komponen langit (faktor langit-fl) yakni komponen pencahayaan langsung dari cahaya langit • Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada di sekitar bangunan yang bersangkutan. • Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan maupun dari cahaya langit



Peran pencahayaan dalam arsitektur. Pencahayaan mamainkan peranan sangat penting dalam arsitektur, baik dalam menunjukkan fungsi ruang dalam berlansungnya berbgai kegiatan i dalam ruang , membentuk itra visual estentis , maupun menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi para pengguna ruang. Membentuk karakter kota melalui desain pencahayaan. Iklim globalisasi dan industrilisasi membawa keeragaman pada wajah kota, seperti halnya dngan keeragaman gaya hidup warga kota. Antara kota yang satu dan dengan yang lainnya terlihat produk-produk yang satu dengan yang nyaris sama, misalnya pada desain bangunan. Pemilihan elemen kota lainnya seperti fornitur jalan papan reklame, lampunjalan , telpon umum, sampai tempat smpah, yang merupakan produk buatan yang di produksi scara massal. Pencahayaan jalan Secara umum fungsi dari pencahayaan kota adalah untuk menciptakan penerangan yang dapat mendukung berbagai aktifitas suatu lingkungan perkotaan. Pada perkembangannya sebagai bagian dari perancangan kota, peran pencahaanruang kota tidak hanya terjadi dalam lingkungan fuungsional semata. Unsur etetika pun harus menjadi perhatian utama. Penggunanan lampu jalan dan lampu dekoratif yang di produksi secara massal menyebbkan terciptanya keseragamam antar kota. Disamping itu pertimbangan pemilihan lampu jalan sering kali hanya memperhatikan estetika pencahayaan pada malam hari, di saat lampu masih menyala tanpa mempertimbangkan kondisi di sian g hari pada saat lampu mati. Pencahayaan pada bngunan konsep pencahayaan pada nbangunan dalam lingkungan perkotaan harus memiiki pendekatan yang berbeda kerena karakteristik tiap bangunan juga berbeda. Pendekatan yang berbeda teerjadi pada kawasan komersial, sebagai kawasan yang sangat lekat dengan iklim globalisasi dan industri, kawasan ni sering memainkan peran untuk menghapus identitas lokal. Arsitektur desain pencahayaan Desain pencahayaan Arsitektur adalah bidang di dalam arsitektur dan teknik arsitektur yang menyangkut dirinya terutama dengan pencahayaan bangunan. Tujuan dari desain pencahayaan archtectural adalah untuk mendapatkan cahaya yang cukup untuk keperluan bangunan, keseimbangan faktor biaya awal dan operasi, penampilan, dan efisiensi energi.. Lighting desainer sering spesialis yang harus memahami fisika cahaya produksi dan distribusi, dan fisiologi dan psikologi persepsi cahaya oleh manusia. desain pencahayaan Arsitektur umumnya berkaitan dengan pencahayaan permanen struktur. Konser dan teater pencahayaan memiliki tujuan yang berbeda dan praktisi Konsep desain pencahayaan desain pencahayaan yang komprehensif memerlukan pertimbangan jumlah cahaya yang fungsional disediakan, energi yang dikonsumsi, serta dampak estetika yang disediakan oleh sistem pencahayaan. Beberapa bangunan, seperti pusat operasi dan fasilitas olahraga, terutama berkaitan dengan penyediaan jumlah cahaya yang tepat untuk tugas yang terkait. Beberapa bangunan, seperti gudang dan bangunan kantor, terutama berkaitan dengan menghemat uang melalui efisiensi energi sistem pencahayaan. bangunan lain, seperti kasino dan teater, terutama berkaitan dengan meningkatkan tampilan dan dampak emosional arsitektur melalui sistem pencahayaan. Oleh karena itu, penting bahwa ilmu-ilmu produksi cahaya dan photometrics luminer seimbang dengan penerapan artistik cahaya sebagai media di lingkungan kita dibangun. Sistem ini penerangan listrik juga harus mempertimbangkan dampak, dan idealnya diintegrasikan dengan, penerangan alami sistem. Faktor-faktor yang terlibat dalam desain pencahayaan pada dasarnya sama dengan yang dibahas di atas dalam analisis konservasi energi.



desain pencahayaan Arsitektur berfokus pada tiga aspek fundamental dari pencahayaan bangunan atau ruang. Yang pertama adalah daya tarik estetika dari sebuah bangunan, sebuah aspek penting dalam pencahayaan ritel lingkungan. Kedua, ergonomis aspek: ukuran berapa banyak fungsi pencahayaan memainkan. Ketiga adalah efisiensi energi isu untuk memastikan bahwa cahaya tidak terbuang oleh lebih dari-penyuluhan , baik oleh menerangi ruang kosong yang tidak perlu atau dengan memberikan cahaya lebih dari yang dibutuhkan untuk estetika atau tugas. Masing-masing dari ketiga aspek tersebut tampak di dalam detail yang cukup ketika desainer pencahayaan di tempat kerja. Di banding estetika, desainer pencahayaan berupaya untuk meningkatkan daya tarik umum desain, mengukur apakah harus halus dicampur ke dalam latar belakang atau apakah harus berdiri keluar, dan menilai seperti apa emosi pencahayaan harus membangkitkan. Aspek fungsional proyek dapat mencakup kebutuhan untuk proyek yang akan terlihat (pada malam hari sebagian besar, tetapi juga oleh hari), dampak dari siang hari di proyek dan keamanan isu ( silau , warna kebingungan dll).



PENCAHAYAAN BUATAN Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam yakni: 1. Sistem Pencahayaan Merata



Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit. 2. Sistem Pencahayaan Terarah



Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata. 3. Sistem Pencahayaan Setempat



Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk: - memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti - mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah tertentu. - Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus yang ingin diterangi - Membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya. - Menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan tersebut. Pencahayaan setempat diperoleh dengan memasang sumber pencahayaan di langitlangityang spektrum cahaya terlokalisir (localized lighting) atau dengan memasang sumber cahaya langsung ditempat kerja (local lighting) Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut: a. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat b. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman c. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja d. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang. e. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi. f. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan untuk suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini : - Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan melengkapi pencahayaan alami. - Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum



-



Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah menyebar atau tefokus pada satu arah Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan yang diterangi atau tidak Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau rendah.



Jenis Pencahayaan Buatan Menurut Luigina de Grands, berdasarkan sumber cahayanya sumber cahaya buatan dibagi menjadi tiga, yaitu cahaya lampu pijar (incandescent), cahaya listrik neon dan cahaya yang mengandung fosfor (fluorescent) (de Grands 1986). Menurut intensitasnya, cahaya buatan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu penyinaran penuh (full light), penyinaran sedang (medium light), dan penyinaran rendah atau temaram (low light). Berdasarkan penempatannya, pencahayaan buatan dibagi menjadi lima, yaitu pada langit-langit (ceiling lamp), bergantung dari langitlangit (pendant lamp), menempel pada dinding (wall lamp), di atas meja (table lamp) dan berdiri dengan kaki (standing lamp). Berdasarkan arah cahaya, pencahayaan buatan dibagi menjadi tiga, yaitu cahaya yang mengarah ke atas (uplights), cahaya yang mengarah ke bawah (downlights) dan sorot (spotlight). Berdasarkan fungsi atau kebutuhannya, pencahayaan buatan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pencahayaan umum (general lighting), pencahayaan khusus (task lighting) dan pencahayaan aksen (accent lighting). Berdasarkan penampakannya, pencahayaan buatan dibagi menjadi dua, yaitu pencahayaan langsung (direct lights) dan pencahayaan tidak langsung (indirect lights). Contoh berbagai perlengkapan pencahayaan (lighting fixtures) adalah bola lampu yang ditanam di langit-langit(ceiling mounted globe), lampu sorot taman (garden spotlight), lampu dinding yang mengarah ke atas (wall uplight), lampu gantung (pendant), lampu sorot dengan alat kepitan (spotlight with clamp on fitting), lampu untuk lukisan (picture light), lampu sorot berjalur (track mounted spotlight), lampu di dalam cerukan dengan arah cahaya ke bawah (recessed downlight), lampu berbentuk bola (eyeball downlight), low voltage track fittings, dan striplights.



SUMBER http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/189/ http://download.portalgaruda.org/article.php?article=72396&val=4913 https://www.google.com/search?q=pencahayaan+buatan+&ie=utf-8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=sb https://septanabp.wordpress.com/tag/pencahayaan-buatan/ http://vano-architect.blogspot.com/2011/03/prinsip-dalam-pencahayaan-buatan_7943.html



TUGAS



UTILITAS “PENCAHAYAAN”



OLEH KINAYUNG SYAFIRA ARATUZA E1B1 13 049



PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI