Analisis Permasalahan Kepemimpinan Perusahaan  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Febbiana Nurhasanah NPM : C1C019113



Analisa Permasalahan Kepemimpinan 1. PT.UNILEVER INDONESIA Penurunan Laba PT. Unilever Indonesia Sepanjang tahun 2019, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan kenaikan pendapatan 2,68% secara tahunan (yoy) dari Rp 41,8 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 42,92 triliun. Namun, laba bersih perusahaan turun 18,61% dari Rp 9,08 triliun menjadi Rp 7,39 triliun.  Berdasarkan laporan keuangan, penurunan laba tersebut disebabkan oleh turunnya penghasilan lain-lain dari Rp 2,82 triliun hanya menjadi Rp 3,08 miliar. Sementara itu, UNVR nampak menaikkan biaya pemasaran dari Rp 7,68 triliun menjadi Rp 8,05 triliun.  Penurunan penghasilan lain-lain, lantaran pada 2018 perusahaan mendapatkan keuntungan dari transaksi penjualan aset kategori spreads. UNVR menjual hak untuk mendistribusikan produk yang menggunakan merek dagang global, merek dagang lokal dan daftar pelanggan di Indonesia kepada PT Upfield Consulting Indonesia. Sehingga, tanpa memperhitungkan keuntungan spreads, laba bersih perusahaan tumbuh 9,3%.  Dalam rilis tertulisnya, manajemen UNVR menjelaskan penjualan spreads juga nampak dalam kenaikan pendapatan. Untuk memperoleh perbandingan yang setara, maka angka penjualan kategori spreads harus dikeluarkan. Sehingga angka pertumbuhan pendapatan bersih sepanjang 2019 sebesar 4,8% yoy.  Manajemen Unilever mengatakan peningkatan penjualan sepanjang 2019 disumbang oleh pertumbuhan penjualan domestik yang naik 5,8%. Dus, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso menjelaskan perusahaan akan berkomitmen untuk memberikan kinerja keuangan jangka panjang dengan menciptakan keseimbangan yang baik antara pertumbuhan dan margin melalui model bisnis berkelanjutan. "Perseroan terus melakukan serangkaian inovasi dalam berbagai lini bisnisnya. Dengan begitu produk dan layanan kami akan selalu relevan bagi konsumen di masa depan. Upaya ini juga kami yakini akan mampu terus menunjang kinerja keuangan panjang kami yang positif," jelas Sancoyo melalui keterangan resmi Menurut saya permasalahan di PT. Unilever Indonesia yaitu dikarenakan kurangnya gaya kepemimpinan pemimpin PT. Unilever Indonesia seperti directing, coaching, supporting dan dellegating kepada para karyawannya agar lebih teliti, bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan lebih berinovasi dalam membuat produk maupun pelayanan . Jika hal itu di sempurnakan lagi maka masalah tersebut bisa diatasi .



2. PT.FREPORT INDONESIA 3 Masalah Ketenagakerjaan di Freeport Indonesia Sebanyak 700 pekerja PT Freeport Indonesia tengah menunggu kejelasan nasibnya pasca dirumahkan dan di-PHK. Hal tersebut merupakan temuan dari lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Lokataru. Pendiri Lokataru, Haris Azhar mengatakan, ada tiga hal yang menjadi pemicu masalah ketenagakerjaan di perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut. Pertama, adanya konflik kepentingan di internal perusahaan. "Ini sepertinya ada perang pengaruh dalam internal Freeport. Ada orang yang ingin menunjukkan bahwa siapa yang mengontrol karyawan. Ini sedang ada pertarungan menuju FI 1 (Jabatan Direktur Utama Freeport Indonesia)," ujar dia Kedua, Freeport beralasan keputusan untuk merumahkan dan memberhentikan pekerjanya lantaran dipicu oleh kebijakan pemerintah soal ekspor konsentrat. Keputusan tersebut dianggap sebagai senjata Freeport untuk melawan kebijakan pemerintah Indonesia. "Kedua, juga ada upaya tekanan dari Freeport kepada pemerintah Indonesia, karena masa jangka waktu untuk mengikuti UU sudah lewat. UU minerba kan disahkan 2009, dikasih jangka waktu beberapa tahun perusahaan minerba untuk menyesuaikan diri," kata dia. "PT Freeport ini kan rezim kontrak karya, UU Minerba ini berubah jadi rezim izin. Freeport tidak mau rezim izin, mau tetap kontrak karya. Kalau tetap dipaksa, nih pecat warga negara kamu," tambahnya.



serikat Pekerja Ketiga, Haris melihat manajemen Freeport juga ingin menyingkirkan keberadaan serikat pekerja di perusahaannya. Hal ini karena keberadaan serikat pekerja dinilai menjadi hambatan bagi perusahaan. "Mereka lagi mau menyingkirkan serikat pekerja, karena dalam kebijakan furlough (merumahkan pekerja), hanya mengena ke yang merupakan aktivis pekerja. Kenapa mau dihilangkan? Karena keberhasilan dari serikat pekerja seperti pada 2011 menaikkan gaji hingga 40 persen," tandas dia. Jadi, Permasalahan dalam PT. Freeport di Indonesia adalah dikarena kan adanya pengaruh oleh pihak internal PT.Freeport di Amerika yang ingin menunjukkan otoritas mereka terhadap perusahaan Freeport di Indonesia . seharusnya mereka mengambil keputusan yang tidak bersifat sepihak karena mereka juga harus mempertimbangkan lingkungan sekitar di



Indonesia dan mereka harus menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Karena dii bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan anak perusahaan yang dapat menguntungkan satu sama lain.



3. PT.GARUDA INDONESIA



 PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kehilangan direksinya. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberhentikan Dirut Garuda I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara karena kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton. Menjadi Dirut Garuda Indonesia Ari Askhara menggantikan Pahala Mansury dalam   Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia Tbk 12 September 2018. Sebelum di Garuda,  Ari Askhara tercatat sebagai Dirut Pelindo III sejak 4 Mei 2017. Di Garuda, Ari Askhara sejatinya bukan wajah baru. Sebelum jadi Dirut Garuda, Ari menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Garuda Indonesia Tbk. Sejak RUPSLB Garuda September 2018, Ari Askhara menjadi dirut di Garuda setahun lebih. Selama jadi Dirut Garuda, inilah sejumlah kasus yang menimpa maskapai ini dibawah kepemimpinan Ari Askhara. 1. Rangkap jabatan direktur Garuda Indonesia 21 Januari 2019, KPPU mengumumkan hasil penyelidikan atas dugaan pelanggaran rangkap jabatan direksi Garuda Indonesia di susunan komisaris Sriwijaya Air. Nama Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara, Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah, dan Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo juga menjabat sebagai Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Sriwijaya Air, pasca Sriwijaya Air yang memutuskan bergabung menjadi bagian dari Garuda Indonesia Group. Mereka dianggap melanggar pasal 26 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dalam UU itu,  seseorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau komisaris dari suatu perusahaan pada waktu yang bersamaan dilarang merangkap menjadi direksi atau komisaris apabila berada dalam pasar yang sama, keterkaitan erat di bidang yang sama, dan menguasai pangsa pasar yang menyebabkan terjadinya monopoli. 2. Kasus laporan Keuangan Garuda RUPSLB Garuda Indonesia 24 April 2019 menguak perseterundi manajemen Garuda. Adalah laporan keuangan Garuda yang jadi soal.  Garuda Indonesia mencatat laba bersih sebesar US$809.850  di sepanjang 2018. Angka ini setara Rp 11,33 miliar.  Capaian kinerja Garuda Indonesia ini melonjak dibanding 2017 yang merugi US$216,5 juta. Dalam RUPSLB Garuda, komisaris maskapai ini Chairal Tanjung dan Dony Oskaria menolak laporan keuangan Garuda tersebut. Komisaris Garuda keberatan dengan pengakuan pendapatan Garuda Indonesia atas transaksi Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Layanan Konektivitas Dalam Penerbangan, antara PT Mahata Aero Teknologi dengan PT Citilink Indonesia, anak usaha Garuda. Manajemen Garuda Indonesia yang dipimpin Ari Askhara sudah mengakui pendapatan dari



Mahata sebesar US$239,94 juta.  Bursa Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hingga Kementerian Keuangan (Kemenkeu) turun tangan dalam laporan keuangan Garuda ini. Kemenkeu kemudian menjatuhkan sanksi kepada Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan, sebagai auditor laporan keuangan Garuda Indonesia tahun 2018.   Garuda juga kena sanksi OJKdengan  denda Rp 100 juta. Direksi Garuda yang tanda tangan laporan keuangan Garuda Indonesia dikenakan masing-masing Rp 100 juta. Secara kolektif direksi dan Komisaris Garuda Indonesia minus yang tidak tanda tangan, dikenakan kolektif Rp 100 juta. Garuda Indonesia juga diminta untuk menyajikan lagi (restatement) laporan keuangan tahun buku 2018.Garuda juga kena sanksi BEI berupa Peringatan Tertulis III dan denda sebesar Rp250 juta. 3.   Serikat pekerja Garuda ancam mogok Bulan April 2019, sempat beredar pemberitahuan rencana pemogokan karyawan Garuda Indonesia yang mengatasnamakan Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda (APG). Mereka kecewa atas pernyataan pemegang saham Garuda Indonesia, Chairul Tanjung yang menolak laporan keuangan tahun 2018 yang dinilai menyebabkan harga saham Garuda Indonesia jatuh. 4. Peringkat Garuda Indonesia di dunia turun Garuda harus rela peringkatnya dalam dunia penerbangan turun. World Airline Awards dari Skytrax menempatkan kru kabin Garuda Indonesia pada posisi kedua dalam kategori World's Best Cabin Crew, turun satu peringkat dari tahun sebelumnya. Selain itu, Garuda Indonesia juga turun peringkat pada kategori World's Best Economy Class Airlines di posisi 11 setelah pada tahun lalu berada pada posisi 7. IKATAN Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) memberikan apresiasi atas keputusan Menteri BUMN yang memberhentikan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia akibat penyelundupan moge secara ilegal. Di samping soal kasus Harley, IKAGI menyebutkan di bawah kepemimpinan Ari, pengelolaan PT Garuda Indonesia sangat buruk dan karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh agar Garuda Indonesia kembali dikelola secara profesional. "Kami tentu memberikan apresiasi atas keberanian Erick memberhentikan Ari karena selain soal kasus Harley, kepemimpinan di Garuda selama beliau kami harus katakan sangat buruk, tidak profesional, terkesan otoriter dan harus dikatakan tidak peka atau sensitif di tengah kondisi keuangan Garuda yang bermasalah," kata Sekjen IKAGI Jacqueline Tuwanakotta kepada Media Indonesia di Jakarta, Jumat (6/12). Jacqueline yang sudah menjadi pramugari di Garuda Indonesia selama 23 tahun tersebut mencontohkan soal penempatan posisi karyawan yang dilakukan atas dasar suka dan tidak suka.



"Banyak kasus orang ditempatkan pada posisi tertentu atau dicopot dari jabatan tertentu hanya karena beliau tidak suka, asal bisa ikut apa kata dia saja alias yes man semua ga peduli orangnya bisa atau tidak di posisi tersebut," kata Jacqueline. Contoh lain, lanjut Jacqueline, terkait kasus Daftar Menu Garuda yang ditulis tangan yang sempat heboh beberapa waktu lalu karena dipersoalkan oleh Youtuber Riuz Vernandez. "Harus diktakan itu karena memang ada persoalan di penyedia makanan untuk Garuda yaitu Aerofood Garuda Indonesia yang dipegang oleh orang yang sebenarnya tidak paham urusan tersebut tetapi karena dianggap yes man terhadap Direktur maka dapat jabatan tersebut," lanjut Jaqeuline. Dengan gaya kepemimpinan Ari seperti ini, iklim kerja di Garuda menjadi tidak kondusif karena hanya membuat orang takut atau terpaksa menjilat. Jika tidak sesuai selera Direktur atas dasar tidak suka maka orang tersebut akan dipindahkan. "Maka benar apa yang beredar di internal Garuda, ada istilah 'awas kamu dipapuakan' artinya dimutasi karena tidak disukai. Jadi memang suka-suka beliau saja untuk pindahkan orang dan itu tidak menggunakan prosedur yang benar," kata Jacqueline. Ari, lanjut dia juga tidak memiliki sensitivitas sebagai pimpinan di tengah kondisi keuangan Garuda yang bermasalah. "Beliau memang sering bicara efisiensi karena kondisi keuangan tetapi dalam beberapa kasus justru membuat kebijakan yang menghamburkan uang. Pernah ada penerbangan beliau membawa penyanyi ke dalam pesawat yang tentu saja sangat tidak efektif dan memboroskan uang dan terkesan hanya supaya terlihat wah saja. Jadi tidak sensitif antara kondisi keuangan dan gaya hidup," ungkap Jacqueline. Selain itu IKAGI juga mempersoalkan pengalihan rute penerbangan London dan Amsterdam, melalui Denpasar, Bali, serta Kualanamu, Sumatera Utara. Rute ini membuat jam kerja para awak kabin melebihi dari batas kewajaran. Padahal rute tersebut bisa ditempuh langsung dari Jakarta menuju Amsterdam. "Jadi perjalanannya itu panjang sekali sehingga jam kerja kami itu melebihi batas kewajaran sebagai pekerja. Itu sampai hampir 19 jam lebih perjalanan kita. Jadi dari Denpasar ke Kualanamu, Kualanamu ke Amsterdam kemudian istirahat di sana cuma sekitar 12 jam termasuk waktu transportasi. Sangat tidak manusiawi,” ucapnya. IKAGI lanjut Jacqueline berharap agar pembenahan Garuda Indonesia dilakukan secara total. "Ibarat ini sudah dimulai dari atap maka harus bisa dibenahi dari pintu depan sampai dapur harus dibenahi total jangan setengah-setengah jika menteri BUMN ingin ada pembenahan," pungkas Jacqueline. (OL-7)



Jadi, permasalah pada PT. Garuda Indonesia dikarana gaya kepemimpinan mantan Dirut Ari Askhara terkesan seperti tipe pemimpin otoritas yang Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata,Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar, Selalu bergantung pada



kekuasaan formal, dan Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.