Askep Diare Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Di negara berkembang diare akut maupun kronik masih tetap merupakan masalah kesehatan utama, termasuk juga di Indonesia. Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak, diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 per seribu penduduk pertahunnya. Sedangkan untuk seluruh dunia diperkirakan + 500 juta anak setiap tahunnya menderita diare (Whaley Wong, Nursing Care of Infants and Children, 1999 edisi 6) sekitar 20% dari seluruh angka kematian di negara sedang berkembang disebabkan karena dehidrasi dan diare (Sazwal and others, 1996). Sedangkan di RS. Carolus sendiri khususnya di unit Antonius jumlah pasien  3 bulan terakhir ini yang dirawat 344 orang dan yang menderita penyakit diare 132 orang.Dimana dampak diare terhadap anak dapat mengakibatkan kekurangan cairan dan terjadinya kejang hipovolemik.. Walaupun telah banyak hasil diperoleh di bidang penanggulangan diare, namun angka kematian yang tertinggi diantara semua penyebab kematian. Disinilah peran perawat sangat penting ditinjau dari aspek preventif dan kuratif. Tindakan preventif dapat dilakukan perawat antara lain: mengajarkan ibu untuk mengelola makanan secara sehat dan bersih, menganjurkan ibu untuk menjaga kesehatan lingkungan, dan dari aspek kuratif yang dilakukan perawat antara lain: mengenal secara tepat dan sedini mungkin tanda-tanda dehidrasi pada anak, memberi terapi cairan secara adekuat, membuat rencana asuhan yang tepat sehingga pasien mendapat pertolongan secara maksimal dan dapat mencegah komplikasi yang lebih lanjut serta mengembalikan kondisi kesehatan yang optimal. B. Tujuan 



Menerapkan konsep-konsep keperawatan yang telah diperoleh dari perkuliahan.







Memperoleh informasi/gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pasien diare di unit pediatri.



C. Metode Penulisan Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah pendekatan yang digunakan dalam menghimpun data/informasi melalui: -



Studi kasus, pengamatan langsung pada pasien diare.



-



Studi kepustakaan, mengambil literatur yang berhubungan dengan diare.



D. Sistematika Penulisan Makalah ini sistem penulisannya terdiri dari 5 bab yaitu: Bab I berisi tentang pendahuluan, latar belakang, tujuan, metode, dan diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang tinjauan teoritis, konsep dasar keperawatan. Bab III membahas tentang pengamatan kasus di rumah sakit. Bab IV pembahasan kasus dan Bab V berisi tentang kesimpulan yang ditutup dengan daftar pustaka.



BAB II TINJAUAN TEORI



A. PENGERTIAN Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam, atau buang air besar encer lebih dari 3 kali dalam sehari, tanpa disertai lendir dan darah. ( Nanda,2018) Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek /cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya lebih dari 3 kali dalam sehari). Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Klasifikasi diare adalah : a. Diare akut : jika kurang dari 1 minggu b. Diare persisten : jika diare 14 hari atau lebih c. Diare dengan tinja bercampur darah (disentri)



B. ETIOLOGI Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor: 1. Infeksi Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit 2. Faktor Malabsorsi a. Malabsorisi karbohidrat b. Malabsorsi lemak c. Malabsorsi Protein 3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. 4. alergi



Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare : 1. Tidak memadainya penyediaan air bersih 2. Air tercemar oleh tinja 3. Pembuangan tinja yang tidak hygienis



4. Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek 5. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya 6. Penghentian ASI yang terlalu dini



C. TANDA DAN GEJALA 1. Cengeng dan gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada. 2. Tinja cair mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan. 3. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat. 4. Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat menyebabkan lambung juga turut meradang, atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit. 5. Timbul dehidrasi akibat kebanyakan kehilangan cairan dan elektrolit. 6. Berat badan menurun 7. Turgor berkurang 8. Mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi). 9. Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering karena dehidrasi, diuresis berkurang (oliguri sampai anuri). 10. Pasien akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam (kussmaul) jika sudah asidosis metabolis.



D. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.



Pemeriksaan feses makroskopis, bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan resistensi



2.



Pemeriksaan darah : leukositosis 13.000-22.000/mm3



3.



Serum elektrolit: terjadi penurunan natrium



E. KOMPLIKASI 1. Renjatan hipovolemik Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang besar, maka jantung akan bekerja lebih cepat



2. Hipokalemia Kalium rendah < 3,5 keletihan otot, kembung. Ileus paralitik terjadi karena kurangnya total kalium tubuh (deplesi kalium) 3. Kejang dan malnutrisi energi protein Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol kehilangan air sama dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah inteke cairan hypertonik selama diare. Pada pasien diare terjadi kejang karena kehilangan cairan yang banyak dan pemasukan air dan elektrolit berkurang dalam jangka waktu yang lama. 4. Hipoglikemi 5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan



filimukosa usus dan defisiensi enzim



laktase 6. Malnutrisi energi protein.



Cara menilai dehidrasi : Gejala dan tanda



Tak dehidrasi



Dehidrasi tak berat



Keadaan Umum



Baik



Rewel,



Dehidrasi berat



gelisah, Apatis, tidak sadar



lemah. Mata



Tidak cekung



Cekung & kering



Sangat cekung



Air Mata



Jika menangis Jika menangis tidak Jika menangis tidak masih ada



ada



ada



Bibir



Tidak kering



Kering



Sangat kering



Rasa Haus



Tidak



merasa Haus



haus Cubitan Kulit



Jika



sekali,



jika Tidak bisa minum



diberi minum rakus. dicubit Jika dicubit kembali dicubit kembali sangat



cepat kembali



lambat



F. PATOFISIOLOGI Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah: 1.



Gangguan osmotic



lambat.



Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. 2.



Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.



3.



Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.



G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan -



kaji apakah klien sering makan-makanan yang mentah



-



kaji kemungkinan adanya makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh lalat



-



bagaimana kondisi lingkungan rumah klien



-



bagaimana penyajian makanan dan susu



-



bagaiman kebersihan alat-alat makan



b. Pola nutrisi dan metabolik -



keluhan mual dan muntah



-



apakah anoreksia



-



kebiasaan makan kurang bersih atau jajan



-



apakah ada tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, selaput mukosa kering)



-



suhu tubuh meningkat



-



berat badan turun drastis



c. Pola eliminasi -



B.A.B : perubahan konsistensi, berlendir, cair, kehijau-hijauan ada darah



-



B.A.K: apakah anuria, oliguria, apakah ada lecet di sekitar anus



d. Pola aktivitas dan latihan -



apakah ada kelemahan fisik, letih/lemas



-



apakah nafas, nadi cepat atau tak teraba



-



kemampuan anak untuk bermain dan meraih mainan



e. Pola tidur dan istirahat -



adakah perubahan pola tidur



-



apakah sering terbangun karena diare atau nyeri



f. Pola kognitif dan persepsi sensori -



bagaimana cara mengatasi keluhan nyeri



-



kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit diare



g. Pemeriksaan Fisik -



Inspeksi : Mata cekung, turgor kulit kering, mukosa membran kering, oliguria anuria



-



Palpasi



: Nyeri tekan pada daerah abdomen



-



Aukultasi : Hyperperistaltik usus



-



Perkusi



: Kembung



2. Diagnosa Keperawatan a.



Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi.



b. Defisite volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif c.



Diare berhubungan dengan proses penyakitnya



d.



Nyeri akutberhubungan dengan agen injuri



BAB III TINJAUAN KASUS



ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien. Nama



: An. E



Tgl lahir/ Umur



: 13 januari 2014/ 5 tahun.



Anak ke



:1



Jenis kelamin



: perempuan



Alamat



: Drajat, Krakitan, Bayat, Klaten



Pekerjaan



: pelajar



2. Riwayat kesehatan Keluhan utama



: diare



Keluhan saat pengkajian



: sakit melilit saat BAB, lemes,



Riwayat kesehatan sekarang : 1 hari yang lalu,pasien merasa mules dan sering BAB > 6x/hr dengan konsistensi cair ada ampasnya,dan sampai sekarang masih seperti itu. Riwayat kesehatan Dahulu a. Prenatal



:



: tidak ada keluhan saat hamil, rajin kontrol ke dokter



spog selama



kehamilan, lahir sesuai HPL, minum vitamin hanya dari dokter spog saat periksa kehamilan b. Natal



: lahir spontan, di RSIA ‘Aisyiyah Klaten



c. Post natal



: langsung menangis dengan BB 3,2Kg, panjang 48cm,



tidak ada kelainan kongenetal d. Alergi



: tidak ada riwayat alergi, obat maupun makanan.



e. Riwayat imunisasi



: imunisasi dasar lengkap



3. Riwayat kesehatan keluarga :



Kakak pernah mengalami sakit typhus.



Genogram



:



Keterangan : Pasien : Laki-laki : Perempuan : Keluarga pasien 4. Riwayat sosial a. Yang mengasuh anak adalah ibunya sendiri b. Pembawaan anak secara umum adalah periang c. Lingkungan rumah : hidup bersama keluarga, rumah permanen, dengan ventilasi yang mewadahi. 5. Tumbuh kembang a. Pertumbuhan



: sesuai usia



b. Perkembangan



: sesuai usia



6. Keadaan kesehatan saat ini a. Diagnosa medis



: DCA DTB



b. Tindakan operasi



: tdk ada



c. Obat-obatan



:- infus Ring As 75cc/kgbb selama 6jam selanjutnya T27A 15 tpm -



L zink 1Ct/ 12 jam



-



L bio 1 sac/ 12 jam



d. Tindakan perawatan : - mengkaji tingkat dehidrasi



e. Hasil laboratorium



-



Mengkaji vs



-



Memberi makan minum porsi kecil tpsering



-



Tehnik relaksasi untuk mengurangi nyeri saat bab



-



Kolaborasi



: - pemeriksaan darah - Pemeriksaan feaces



7. Pola fungsional kesehatan. Pola aktivitas dan latihan Sebebelum sakit : Sebelum mengalami hal seperti ini,pasien bisa melakukan aktivitas dengan baik. Saat sakit



: Pasien tidak bisa beraktivitas dengan baik karena merasa tubuhnya lemah



Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit



: Istirahat dan tidur cukup,tidur malem 8 jam, tidur siang 1jam tidurnya nyenyak.



saat sakit



: Semenjak sakit pasien jadi kurang istirahat, sering terganggu tidurnya, tidur malem 7 jam,tidur tidak nyenyak, kadang malam –malam harus kebelakang untuk BAB .tidur siang setengah sampai satu jam.



Pola nutrisi



Sebelum sakit



: Makan tiga kali sehari,satu piring dengan lauk tahu,tempe,dan sayuran,makan selalu habis,minum ±5 gelas sehari.



Saat sakit



: Makan 3 kali sehari,makan nasi tim dengan lauk tahu,tempe dan kadang telur dan sayuran,makan 1 prg, kadang habis kadng tidak,minum ±3 gelas sehari.



Pola eliminasi Sebelum sakit



: BAB 1X sehari, kadang keras kadang lembek, warnanya kuning, BAK 4-5 x sehari.



Saat sakit



: BAB .> 6X sehari, BAB cair ada ampasnya .BAK 2-4X sehari.



Pola kognitif Sebelum sakit



: Pasien selalu minta bantuan kepada keluarga saat dia ada masalah



Saat sakit



: Pasien selalu diam.



Konsep diri Sebelum sakit



: Saat dirumah pasien selalu bermain dan aktif dengan teman sebayanya .



Saat sakit



: Paies selalu bermain diatas tempat tidur dan pasif.



Pola peran hubungan. Sebelum sakit



: Pasien sangat baik berhubunga dengan baik dengan sebayanya dan keluarga.



Saat sakit



: Pasien kurang dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya



Pola nilai dan kepercayaan Sebelum sakit



: Pasien selalu berangkat TPA di Masjid setiap sore



Saat sakit



: Tidak pernah



8. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum



: cukup



Kesadaran



: Composmetis.



Status gizi



: BB: 20kg, TB: 100 cm.gizi baik



Tanda-tanda vital



:



-



Tekanan darah : 90/60 mmHg



-



Suhu



: 36,8 derajat celcius



-



Pernapasan



: 24 x/hari



-



Denyut nadi



:124 x/hari, agak lemah



-



SPO2



: 98%



-



EWSS



:1



-



Skala Nyeri



;4



Mata



: simetris,cowong, air mata berkurang, conjumgtiva merah, sklera putih



Hidung



: bersih tidak ada sekret, bentuk normal



Mulut



: bersih,bibir kering, tidak ada stomatitis, gigi bersih,



Telinga



: simetris, bersih, fungsi pendengaran normal



Leher



: tidak ada kaku kuduk



Thorax



: bentuk dada simetris, tidak ada retraksi, R : 24x/mnt, tidak ada nyeri dada



Abdomen



: nyeri saat akan BAB, ada peningkatan peristaltik,



Punggung



: dalam batas normal



Genetalia dan anus



: genetalian dalam batas normal, bersih. Anus mengeluh panas saat BAB dan terlihat kemerahan



Ekstremitas



: tangan kiri terpasang infus T27A 15 tpm, akral hangat, CRT 6x/hari



Kehilangan



- Turgor



kembali



lambat



cairan



secara



PROBLEM volume



Defisit volume cairan



aktif



(diare)



- Mata cowong - N; 120x/menit agak lemah DS : - lemah



Diare Proses penyakitnya



DO; - BAB cair >6x/hari DS : pasien terlihat lemah bolak balik ke kamar mandi



DO: - skala nyeri 4 - Kemerahan disekitar



Agen injuri ( sering BAB/ diare)



Nyeri



anus DS: - pasien mengeluh nyeri saat bab di perut dan sekitar anus



C. DIAGNOSA KEPERAWATAN. 1. Defisite volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif (diare) 2. Diare berhubungan dengan proses penyakitnya 3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri ( sering BAB/ diare)



D. RENCANA PERAWATAN Tanggal 25-2-2019



No.Dx 1



Diagnosa Keperawata Devisit



Volume



berhubungan



Tujuan



Rencana Tindakan Perawatan



Cairan Setelah dilakukan tindakan dengan: keperawatan selama 6 jam



kehilangan volume cairan devisite



volume



cairan



aktif ( diare )



Dengan



kriteria



teratasi. hasil: - Tidak



- Monitor VS . - Monitor tanda-tanda dehidrasi. - Monitor status hidrasi (kelembabab membran mukosa, nadi adekuat, turgor ). - Kolaborasi pemberian cairan IV infus RA 75cc/kg BB selama 6



ada



tanda



jam.



dehidrasi, turgor baik,



- Berikan cairan oral sesuai kebutuhan



mukosa basah.



- Dorong keluarga pasien untuk membantu pasien makan atau



- VS dalam batas normal



minum. - Monitor jumlah cairan IV yang masuk



25-2-2019



2



f Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Diare managemen: proses penyakitnya



keperawatan selama 2x24



- Monitor tanda dan gejala diare



jam diare teratasi, dengan



- Observasi turgor kulit secara rutin



kriteria hasil:



- Kolaborasi dengan pemberian obat diare



- Tidak mengalami diare



- Ajarkan pasien untuk menggunakan obat diare



(Feses berbentuk, BAB sekali sehari.)



- Anjurkan pasien untuk makan rendah serat, tinggi protein, dan tinggi kalori jika memungkinkan



- Menjaga daerah rectal dari iritasi 25-2-2019



3



- Ukur diare/ keluaran BAB - Hubungi dokter jika ada kenaikan bising usus.



Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pain management: dengan agen injuri (diare)



keperawatan



selama - Lakukan pengkajian nyeri



2x24jam pasien tidak nyeri. - Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan Dengan kriteria hasil: - Mampu



- Pilih dan lakukan penaganan nyeri (farmakologi dan non



mengontrol



nyeri



farmakologi) - Ajarkan tehnik non farmakologi



- Melaporkan bahwa nyeri - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri berkurang



dengan - Tingkatkan istirahat



menggunakan



pain - Kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri



managemen



- Kurangi faktor presipitasi nyeri



- Mampu mengenali nyeri - Menyatakan



rasa



nyaman



nyeri



setelah



berkurang - Tanda



vital



rentang normal



dalam



E. PELAKSANAAN No



Tgl



No, Dx



1



25/2/19 1,2,3



Jam



Implementasi



Respon



Nama/Ttd



07.30



Observasi KU dan VS



KU; lemah, BAB masih sering, turgor lambat kembali VS: -TD : 90/60 mmHg - Suhu : 36,8 ˚C - Pernapasan



: 24 x/hari



- Denyut nadi



:124 x/hari



- SPO2



: 98%



- EWSS



:1



- Skala Nyeri Memasang infus pump



;4



Terpasang infus RA 75cc/kgBB selama 6 jam (250cc/jam)



Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam



Pasien mengerti dan bisa memperagakan



09.00



Mengganti infus dan Observasi KU serta



Terpasang infus pump RA 250cc/jam



keluhan pasien



KU: lemah, BAB selama dirawat1x ca, BAK 1x, turgor mulai membaik, S; 36,5˚C, R: 24x/mnt, N: 116x/mnt



Memberikan terapi oral l zinc 1ct/12 jam dan



Obat diminum pasien tidak mutah



L bio 1 sac/12 jam



11,00



Mengganti infus dan obs pasien



Terpasang infus RA 250cc/jam KU; cukup, N; 110x/mnt kuat



13.00



Obs KU dan Vs pos rehidrasi



KU: cukup, BAK 2x banyak, BAB dari pagi 2x CA,S; 36,5˚C, N



Melepas infus pump dan mengganti infus RA



100x/mnt kuat, R; 24x/mnt, turgor



mjd T27A 15 tpm



baik, SPO2 98%, SN; 2, EWSS 0 Infus T27A 15 tpm lancar



2



26/2/19 2,3



09.00



Obs KU, VS dan keluhan pasien



Ku : cukup Vs : S: 36,6˚C, N; 100x/mnt kuat, R; 24x/mnt, SPO2 99%, skala nyeri 2, EWSS 0. Kel, BAB berkurang 3x/hr konsistensi lembek, BAK banyak, ma/mi mau, tdk mual mutah, turgor baik



13.00



Observasi



Ku cukup,



Vs : S: 36,6˚C, N; 100x/mnt kuat, R; 24x/mnt, SPO2 99%, skala nyeri 2, EWSS 0. Kel. Dari pagi tdk BAB, BAK banyak,



3



27/2/19 2,3



09.00



Observasi



Ku : baik Vs : S: 36,6˚C, N; 100x/mnt kuat, R; 24x/mnt, SPO2 99%, skala nyeri 0, EWSS 0. Kel, BAB berkurang 1x/hr konsistensi lembek, BAK banyak, ma/mi mau, tdk mual mutah, turgor baik



F. EVALUASI No



Tanggal Dx Keperawatan



1



25/2/19



1,2,3



Evaluasi (SOAP) S: keluarga mengatakan bahwa pasien sudah BAK 2x banyak, nyeri berkurang, BAB dari pagi 2x CA. O: KU: cukup, S; 36,5˚C, N 100x/mnt kuat, R; 24x/mnt, turgor baik, SPO2



Nama/Ttd



98%, SN; 2, EWSS 0 A: Dx perawatan 1 teratasi Dx perawatan 2 teratasi sebagian Dx perawatan 2 teratasi sebagian P. lanjutkan intervensi



2



26/2/19



2,3



S: keluarga mengatakan bahwa pasien sudah BAK banyak, BAB 3x/hr dengan konsistensi lembek, dari pagi sudah tidak BAB. O: Ku cukup, Vs : S: 36,6˚C, N; 100x/mnt kuat, R; 24x/mnt, SPO2 99%, skala nyeri 2, EWSS 0. A: Dx perawatan 2 teratasi sebagian Dx perawatan 2 teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi



3



27/2/19



2,3



S; keluarga mengatakan bahwa pasien BAK banyak, BAB 1x konsistensi lembek, ma/mi mau, tdk mual/muntah O: Ku cukup, Vs : S: 36,6˚C, N; 100x/mnt kuat, R; 24x/mnt, SPO2 99%, skala nyeri 0, EWSS 0. A:Dx perawatan 2 teratasi



Dx perawatan 2 teratasi P: pertahanakan intervensi



DAFTAR PUSTAKA



Susana surya sakti, yuni sufyianti, nuzul qur”aniati.2015.faktor kejadian diare pada balita dengan pendekatan teori nola J. Pender di IGD RSUD Ruteng.jurnal Pediomartenal. 3(2):230-249 Desi cahyaningrum.2015.study tentang diare dan faktor resikonya pada balita umur 1-5 tahun di wilayah kerja puskesmas kalasan sleman.naskah publikasi.stikes Aisyiyah yogyakarta Ball, Jane, Bindler, Ruth, Pediatrik Nursing : Caring For Children Appleton lange. 1995. Jacobson, Anette, RN, MSN,”Clinical



Care plans. Pediatric Nursing” Mc. Grow Hill



Internasional Edition, Singapura, 1995. Markum, A. H. Buku ajar ilmu kesehatan anak, Jilid pertama. Bagian Ilmu Kesehatan UI, Jakarta. 1991. Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 edisi ketiga FKUI, Jakarta. 1996. Scipien – Chard – Company. Bernard. “Pediatrik Nursing Care“ The CV. Mosby Company. Philadelpia. 1990. Whaley wong’s, Nursing Care Of Infants and Children. Edisi 6.1999.