5 Laporan Epid PKM [PDF]

  • Author / Uploaded
  • rika
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kurikulum program magang bagi mahasiswa FKM adalah memberi bekal pengalaman dan keterampilan kerja praktis, penyesuaian sikap di dunia kerja sebelum mahasiswa dilepas di dunia kerja dan sebelum mahasiswa dilepas untuk bekerja sendiri. Fakultas Kesehatan Masyarakat melaksanakan program magang karena mengharapkan para lulusan mempunyaki kemampuan yang bersifat akademik dna profesional. Pengertian mmagang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan diluar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang sesuai dengan bidang peminatannya melalui metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada instansitempat magang baik pada lembagapemerintah, swadaya masyarakat (LSM) maupun perusahaan swasta atau lembaga lain yang relevan.



B. Tujuan Magang 1. Tujuan Umum Untuk



memperoleh



pengalaman



keterampilan,



penyesuaian



sikap



dan



penghayatan pengetahuan di dunia kerja dalam rangka memperkaya pengetahuan dan keterampilan dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat, serta melatih kemampuan bekerja sama dengan baik sebagai satu tim, sehingga diperoleh manfaat bersama baik bagi peserta magang maupuninstansi tempat magang.



2. Tujuan Khusus a. Mengetahui struktur organisasi Puskesmas b. Mengetahui dan mampu melakukan tugas dan fungsi unit pencegahan dan pemberantasan penyakit di Puskesmas antara lain: 1) Dapat mempelajari trend penyakit di Puskesmas 2) Mampu mendeskripsikan pola penyakit atau kasus menurut orang, waktu dan tempat 3) Mampu mengidentifikasikan tahapan PWS (pemantauan wilayah setempat) dalam upaya preventif (pencegahan penyakit)



4) Mempelajari dan mengetahui sistem kewaspadaan dini (SKD) di tingkat Puskesmas 5) Mempelajari dan mengetahui sistem surveilans di Puskesmas 6) Mampu melakukan penyelidikan kasus yang berpotensi kejadian luar biasa (KLB)



C. Manfaat Magang 1. Bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat memperoleh pelajaran praktis serta membandingkan ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan dunia kerja yang sesungguhnya. Dengan demikian dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi kompetisi dunia kerja. 2. Bagi Perguruan Tinggi Perguruan tinggi dalam hal ini Fakultas Kesehatan Masyarakat dapat menambah khasanah dunia kerja serta ilmu baru melalui informasi yang diperoleh dilokasi magang, sehingga dapat menyesuaikan kompetensi perkuliahan sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang pada akhirnya akan menghasilkan lulusan yang lebih kompetitif. 3. Bagi Tempat Magang Tempat magang memperoleh bantuan tenaga pegawai yang memiliki idealisme dan penuh dengan ilmu-ilmu segar yang belum lama dipelajari dari bangku perkuliahan.



BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG



A. PUSKESMAS MOYUDAN 1. Kondisi Geografi Kecamatan Moyudan merupakan salah satu diantara 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman, dengan batas wilayah: Sebelah Utara



: Wilayah Kecamatan Minggir



Sebelah Selatan



: Wilayah Kabupaten Bantul



Sebelah Barat



: Wilayah Kabupaten Kulon Progo



Sebelah Timur



: Wilayah Kecamatan Godean.



Keadaan tanah berjenis Grumusal yang kaya akan humus, subur dengan letak ketinggian ± 98,00 m di atas permukaan laut. Keadaan tanah relatif datar, kemiringan 1 – 2 ke arah selatan. Luas wilayah Kecamatan Moyudan: 2.762.000 Ha.



2. Keadaan Demografi a. Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian Petani pemilik tanah



:



3.563 orang



Petani buruh



:



105 orang



Pengusaha



:



14 orang



Wiraswasta



:



1.619 orang



Pegawai swasta



:



3.595 orang



Pengangkutan



:



205 orang



Pedagang



:



802 orang



Pegawai Negeri Sipil, Polisi, TNI



:



2.559 orang



Pensiunan PNS



:



695 orang



Peternak



:



4371 orang



Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Belum Sekolah



:



1.438 orang



Tidak Tamat Sekolah



:



1.403 orang



Tamat SD/ Sederajat



:



3.935 orang



Tamat SLTP/ Sederajat



:



2.582 orang



Tamat SLTA/ Sederajat



:



9.699 orang



Tamat D1



:



4.021 orang



Tamat Akademi/Universitas



:



3.407 orang



Buta Aksara (10-55th)



:



168 orang



Tabel 2. Penduduk Menurut Usia NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



GOLONGAN UMUR 0 – 6 tahun 7 – 12 tahun 13 – 18 tahun 19 – 24 tahun 25 – 55 tahun 56 – 79 tahun ≥ 80 tahun



JUMLAH 2.267 orang 2.390 orang 2.442 orang 2.290 orang 13.942 orang 6.224 orang 827 orang



Tabel 3. Penduduk Menurut Usia NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



GOLONGAN UMUR 0 – 4 tahun 5 – 9 tahun 10 – 14 tahun 15 – 19 tahun 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun 30 – 34 tahun 35 – 39 tahun ≥ 40 tahun



JUMLAH 1.467 orang 1.959 orang 2.025 orang 2.057 orang 1.881 orang 4.458 orang 2.335 orang 2.486 orang 14.064 orang



Tabel 4. Penduduk Menurut Usia NO. 1. 2. 3. 4. 5.



GOLONGAN UMUR 0 – 5 tahun 6 – 16 tahun 17 – 25 tahun 26 – 55 tahun ≥ 56 tahun



JUMLAH 1.862 orang 4.435 orang 3.449 orang 13.585 orang 7.051 orang



3. Status Kesehatan Puskesmas Status kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas Moyudan ini kami lihat dari 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas Moyudan seperti : 10 Besar Penyakit Puskesmas Moyudan tahun 2016 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



KODE PENYAKIT HT C.Cold KO4 K3O DM RSI M62 R5O M26 PKA



NAMA PENYAKIT Hypertensi Common Cold Pulpa dan jaringan apikal Dispepsia Diabetes Melitus Nyeri Kepala Gangguan lain jaringan otot Febris yang belum diketahui Gangguan Sendi Dermatitis kontak alergi



JUMLAH KASUS 5.434 4.295 1695 1442 1343 1317 1103 1031 925 780



4. Fasilitas Umum yang Tersedia a. Sarana Kesehatan Puskesmas Moyudan terdiri dari Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu. Puskesmas Induk terletak di desa Sumberagung, sedangkan Puskesmas



Pembantu



terletak



di



Desa



Sumberagung, dan Sumberarum. Sarana yang lain yaitu: 



Mobil pusling



:



2 buah







Sepeda motor dinas



:



9 buah







Almari es/ Cold chain :



4 buah







IUD kit



:



2 buah







Dopler



:



1 buah







Tensi meter



:



28 buah







Stetoskop



:



15 buah







Timbangan dacin



:



17 buah







Timbangan bayi



:



8 buah







Mesin ketik



:



4 buah







Komputer



:



11 buah







Tabung oxygen



:



2 buah







Kursi roda



: 2 buah







Sterilisator listrik



:



1 buah







Genset



:



2 buah







Dental unit



:



2 buah







Kompresor



:



2 buah







Lampu operasi



:



2 buah







UGD set



:



1 set







PHN kit



:



2 set







Elektrokardiograf



:



1 buah







Otoskop



:



1 buah







Mikroskop



:



2 buah







Hematokrit



:



1 buah







Certrifuge



:



1 buah



Sumberrahayu,



Sumbersari,











Urine meter



:



1 buah







Glukomenmeter



:



1 buah







Tabung Elpiji



:



1 buah







Alat foging



:



1 buah







AC



:



7 buah







Kamera



:



3 buah







Televisi



:



2 buah







LCD



:



2 buah



Sarana Kesehatan Lingkungan 



Perlindungan mata air



:



23 buah







Sumur pompa dangkal



:



- buah







Sumur gali



: 8.888 buah







Sambungan rumah PDAM :







Sarana air limbah



: 2.032 buah







Jamban keluarga



: 5.791 buah



176 buah



B. PUSKESMAS MINGGIR 1. Kondisi Geografis Kecamatan Minggir merupakan salah satu diantara 17 Kecamatan yang ada dikabupaten Sleman, dengan batas wilayah: Sebelah Utara



: Wilayah Kecamatan Tempel



Sebelah Selatan



: Wilayah Kecamatan Moyudan



Sebelah Barat



: Wilayah Kabupaten Kulon Progo



Sebelah Timur



: Wilayah Kecamatan Seyegan, Kecamatan Godean dan Kecamatan Moyudan



Keadaan tanah berjenis Grumusal yang kaya akan humus, subur dengan letak ketinggian ± 165 m di atas permukaan laut. Kadaan tanah relatif datar, kemiringan 12 ke arah selatan. Luas wilayah Kecamatan Minggir : 27,27 Km².



2. Keadaan Demografi a. Jumlah Penduduk Kecamatan Minggir terdiri dari 5 Desa, 68 Dusun, 70 Posyandu dengan jumlah penduduk sebagai berikut:



Tabel 1. Distribusi Penduduk NO 1 2 3 4 5



DESA SENDANGARUM SENDANGMULYO SENDANGAGUNG SENDANGSARI SENDANGREJO JUMLAH



LAKILAKI 1,986 3,693 4,504 2,529 4,535 17,247



PEREMPUAN



JUMLAH



2,031 3,620 4,393 2,412 4,348 16,804



4,017 7,313 8,897 4,941 8,883 34,051



JUMLAH KK 1,467 2,658 3,193 1,811 3,515 12,644



*Sumber data SIAK semester I(bulan Juni) tahun 2015 b. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan minggir 1 : 288 Jiwa/ km dengan penyebaran penduduk yang merata.



c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian 1) Petani - Petani Pemilik Tanah



: 1.615



orang



- Petani Penggarap Tanah



: 2.310



orang



- Petani Penggarap / Penyekap



:



311



orang



- Buruh Tani



: 1.718



orang



2) Nelayan



:



-



orang



3) Pengusaha Sedang/Besar



:



113



orang



4) Pengrajin/Industri Kecil



:



917



orang



5) Buruh industri



:



410



orang



6) Buruh bangunan



:



95



orang



7) Buruh Pertambangan



:



89



orang



8) Buruh Perkebunan (Besar/Kecil)



:



9) Pedagang



: 1. 201 orang



10) Pengangkutan



:



11) Pegawai Negeri Sipil (PNS)



:



992 orang



12) ABRI



:



657



orang



13) Pensiunan (Peg. Negri/ABRI)



:



490



orang



-



orang



48



orang



14) Peternak (sebagai usaha pokok/sambilan) - Sapi perah



:



-



orang



- Sapi potong



:



60



orang



- Kerbau



:



36



orang



- Kuda



:



3



orang



- Kambing



:



910



orang



- Kambing PE (Peranakan Etawa)



:



25



orang



- Domba



:



-



orang



- Babi



:



-



orang



- Ayam buras



: 1.250 orang



- Ayam ras petelur



:



505 orang



- Ayam ras Pedaging



:



91 orang



- Menthok



:



15 orang



- Burung puyuh



:



50 orang



- Burung Merpati



:



15 orang



- Kelinci



:



30 orang



- Ikan Konsumsi



:



412 orang



- Ikan Hias



:



3 orang



:



438 orang



15) Peternak lain-lain



d. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 1) Belum Sekolah



: 11.838 orang



2) Tidak Tamat Sekolah



: 3.234 orang



3) Tamat SD/ Sederajat



: 4.877 orang



4) Tamat SLTP/ Sederajat



: 6.383orang



5) Tamat SLTA/ Sederajat



: 3.153 orang



6) Tamat



:



D1 D2



:



7) Tamat Akademi (D3)



350 orang 720 orang



:



1.268 orang



8) Tamat Perguruan Tinggi  S1



:



1.831 orang



 S2



:



377 orang



 S3



:



5 orang



9) Buta huruf



:



1.213 orang



e. Piramida Penduduk Tabel 2. Piramida Penduduk NO



GOLONGAN UMUR



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15



0 - 4 tahun 5 - 9 tahun 10 - 14 tahun 15 - 19 tahun 20 - 24 tahun 25 - 29 tahun 30 - 34 tahun 35 - 39 tahun 40 - 44 tahun 45 - 49 tahun 50 - 54 tahun 55 - 59 tahun 60 - 64 tahun 65 - 69 tahun 70 - 74 tahun



JUMLAH 1,995 2,247 2,347 2,313 2,056 1,877 2,457 2,550 2,591 2,562 2,150 1,012 1,682 1,510 1,391



Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang



3. Sarana Prasarana Jumlah sarana fisik yang ada di Puskesmas Minggir adalah sebagai berikut : Tabel 5. Sarana dan Prasarana NO 1 2 3 4



JENIS BANGUNAN Puskesmas induk dengan Rawat Inap Puskesmas pembantu Rumah Dinas Dokter Rumah dinas paramedis



JUMLAH (BUAH) 1 4 1



KETERANGAN



di Pustu



4. Data Penyakit Menular a. Diare Jumlah kasus diare th 2015 mengalami penurunan dibandingakan 4 tahun sebelumnya. Tercatat tahun 2011 sebanyak 1176 kasus, th 2012 sebanyak 1072 kasus, th 2013 sebanyak 1130 kasus, th 2014 sebanyak 1208 kasus dan 2015 sebanyak 987 kasus. Namun demikian kasus diare tahun 2015 mencapai 130 % . Jumlah kasus berada diatas angka target penemuan diare semua umur yaitu 755 kasus diwilayah kerja puskesmas Minggir. Sedangkan kasus diare balita th 2015, tercatat 202 kasus atau 31,9 % dari target penemuan diare balita sebanyak 634.



Grafik 1 Distribusi Kasus Diare Menurut Umur di wilayah Puskesmas Minggir tahun........ DISTRIBUSI KSUS DIARE MENURUT UMUR TH 2015 < 5 th



> 5 th 20%



80%



Sumber : Data Sekunder,2016



Dari gambar diatas menunjukan jumlah kasus diare lebih banyak diderita pada kelompok usia > 5 tahun ......(80%)



b. DBD Angka kejadian kasus DBD di wilayah puskesmas Minggir tahun 2015 sebanyak 3 kasus ( 16,6 % ) dari 18 kasus untuk wilayah Puskesmas Minggir. Grafik 2 Pola maximum kasus DBD Tahun 2010 s/d 2015 POLA MAX MIN KASUS DBD DIWILAYAH PUSKESMAS MINGGIR TH 2015 6 4 2 0



1



2



3



4



5



6



7



8



9



10



11



12



2015



0



1



0



0



0



0



0



1



1



0



0



0



max



2



2



5



1



2



1



1



2



1



2



0



0



min



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



Dalam grafik diatas, menunjukan adanya kasus DBD di wilayah puskesmas Minggir meskipun mengalami peningkatan kasus, namun masih beradad dibawah pola maksimum.



DISTRIBUSI KASUS DBD MENURUT UMUR TH 2015 56 TH 33%



16 TH 34%



45TH 33%



Berdasarkan gambar diatas, menunjukan bahwa jumlah kasus DBD terbanyak pada kategori umur 16 tahun sebanyak 34%.



DISTRIBUSI KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN TH 2015 LAKI LAKI 33%



PEREMPUAN 67%



Berdasarkan gambar diatas, menunjukan bahwa jumlah kasus DBD terbanyak pada kategori jenis kelamin perempuan sebanyak 67 %. c. Leptospirosis Kasus Leptospirosis di Wilayah Puskesmas Minggir mengalami puncak kasus pada tahun 2011 dalam rentang waktu antara th 2010 sd th 2015. Sebanya 18 kasus adalah kasus confirm yang dilakukan oleh BTKL Banjarnegara. Sedangkan th 2015 0 kasus. Tahu 2014 terjadi 2 kasus kematian dan tahun 2015 1 kasus kematian , namun dalam pelacakan



ketiga



kasus tersebut tidak



dilakukan pemeriksaan Lepto, dan satu kasus yang dilakukan audit disimpulkan bahwa diagnosea akhir adalah Sepsis. Grafik 3 Kecenderungan kasus Leptospirosis



POLA MAXIMUM KASUS LEPTOSPIROSIS TH 2015WILAYAH PUSKESMAS MINGGIR 6 5 4 3 2 1 0



1



2



3



4



5



6



7



8



9



10



11



12



max



1



1



5



4



1



2



1



4



1



2



0



1



th 2015



0



1



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



Satu kasus yang tampak dalam grafik, adalah kasus kematian suspec lepto laporan dari masyarakat. Dalam hal ini pencatatan tersebut sebagai langkah kewaspadaan terhadap penyebar luasan kasus tersebut. d. Malaria Wilayah kerja Puskesmas Minggir berbatasan dengan wilayah kabupaten Kulon Progo yang merupakan daerah endemis Malaria. Namun demikian selama kurun waktu 5 tahun, kasus Malaria dari wilayah puskesmas Minggir (indigenius) adalah 0 kasus. 4 kasus yang terjadi pada th 2010 sampai dengan th 2013, merupakankasus import dan termasuk dalam kasus relap e. Typhoid Data



kasus baru typhoid di Puskesmas Minggir dari th 2015mengalami



penurunan 10 kasus dibandingkan th 2014. Namundemikian penurunan tersebut tidak signifikan dan apabila di bandingkan dengan th 20110 akan terlihat kecenderungan naiknya kasus. Tercatat th 2010 44 kasus, th 2011 36 kasus, th 2012 64 kasus, th 2013 70 kasus, th 2014 95 kasus dan th 2015 tercatat 85 kasus. Grafik 4 Distribusi kasus Typhoid menurut umur th 2015



DISTRIBUSI KASUS TYPHOID TH 2015 MENURUT UMUR 60~69 TH 8% 55~59 TH 1% 45~54 TH 11%



> 70 TH 9%



1~4 TH 5~10 TH 0% 5%



10~14 TH 9% 15~19 TH 8%



20~44 TH 49%



Distribusi kasus terbanyak diderita usia produktif antara usia 20 th sd 44th.



f. TBC Jumlah penemuan kasus TBC masih jauh dari target. Dengan Jumlah peduduk 35.273 target penemuan TBC DI Puskemas Minggir sebanyak 22 kasus. Th 2015 tercapai 40,9 % atau 9 kasus. Angka koversi sebanyak 40 %. Kegiatan yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan angka capaian adalah dengan penyuluhan, pemeriksaan terhadap pasien yang batuk lebih dari 2 minggu, pemerikasaan dahat tehadap kontak



penderita, Sedangkan kegiatan untuk



meningkatkan angka kesembuah dan menghindari angka DO adalah dengan mengadakan Family ghatering penderita TB dan keluaga. Grafik 5Kasus TBC menurut klasifikasi penderita KLASIFIKASI PENDERITA TBC TH 2015 EXTRA PARU 9%



RO POSITIF 9%



BTA POSITIF 82%



Klasifikasi penderita th 2015, 9 kasus BTA positif, 1 kasus RO positif dan 1 kasus Ekstra paru. g. Campak Data kasus suspek campak yang ada di Puskesmas Minggir sebagai berikut, Th 2015 tercatat 22 supec campak dengan klasifikasi 1 kasus poitif Campak, 1 kasus positif Rubela, dan 20 kasus negative Campak negative Rubela.



Grafik 6Kasus Suspec Campak dan Hasil Konfirmasi pemeriksaan serologi Campak GRAFIK HASIL PEMERIKSAAN SEROGI CAMPAK TH 2015 CAMPAK PENDING4% 0%



RUBELA 5%



NEG C / R 91%



h. Infeksi Menular Seksual Data yang penderita IMS th 2015 sebanyak 10 kasus. 1 kasus suspek shipilis, 4 kasus terdiagnosaCandidiasis Vagina, 6 dengan ODHA, dan diataranya 2 kasus meninggal di RS At- Turots setelah sebelumnya menjalani perawatan di rawat inap Puskesmas Minggir. Satu penderita meninggal di RSUD Sleman. Satu dari tiga kasus yang meninggal adalah HIV positif dari konfirmasi / pemeriksaan VCT Laborat Puskesmas minggir. Angka tersebut menunjukkan bahwa pencegahan dan



penangan kasus IMS, perlu di tingkatkan. Adapun



kegitan yang telah dilaksanakan adalah pemeriksaan kontak penderita HIV dan penyuluhan di beberapa dusun wilayah kerja Puskesmas Minggir.Kasus HIV Positif (ODHA) sejumlah 3 orang telah mendapatkan terapi ARV di RSUP.DR Sardjito Yogyakarta.



C. PUSKESMAS GODEAN I 1. Keadaan Geografis Secara geografis wilayah kerjapuskesmas Godean 1 merupakan daratan rendah yang terletak di daerah semi urban di kecamatan Godean dengan ketinggan sekitar 7-10m DPAL . Luas wilayah puskesmas godean 1 adalah 13.19 km2 terbagi dalamdua kawasan, yaitu kawasan pemukiman, kawasan pertanian, dan kawasan pertanian, dan kawasan perdagangan dan indust I genteng pemanfaatan tanah antara lain sebagai



pekarangan/tegalan,bangunan/rumah,



sawah



dan



lain-lain.



Batas



administrasi wilayah kerjapuske smasgodean 1 adalah sebagai berikut 



Batas Utara



: kecamatanseyeganKabupatensleman.







Batas timur



: Desa Sidoarum KecamatanGodean.







Batas Selatan :KecamatanGampingdanKecamatanGodean.







Batas Barat



:DesaSidorejoKecamatanGodean.



Wilayah kerjapuskesmasGodean 1 terdiridari 4 desadengan 42 penduduk: 



Desa Sidoluhu terdapat 15 penduduk







DesaSdoagungterdapat 8 penduduk







Desasidomulyoterdapat 8 penduduk







DesaSidomoyonterapat 11 penduduk



2. Data Demografi Jumlahpenduduk di wilayahpuskesmasGodean 1 Tahuan 2015 aadalah 33.028 jiwa . Dengankomposisipendudukberdasarakanseksadalah 16.518 jiwa 51,14%



laki-laki,



danpeempuan



16.510



jiwa



49,99%.



Sedangkanjumlahkepalakeluarga 11.526 KK, Rata-rata jiwa per rumahTangga 2,87. Tabel 1 Penyebaran dan kepadatan penduduk di puskesmas Godean 1 Menurut tempat tahun 2014. DESA



JUMLAH



%



Sidoagung Sidoluhur Sidomulyo Sidomoyo Jumlah



8.000 10.783 6.080 8.165 33.028



24,22 32,65 18,41 24,72 100,00



LUAS KM2 3,32 5,19 2,50 3,02 13,19



KEPENDATAN PENDUDUK 2.410 2.078 2.432 2.704 2.504



RUMAH TANGGA 2.920 4.028 1.988 2.590 2.590



RT MISKIN 602 514 598 658 2.372



3. Statistik 10 Besar Penyakit Periode 1 Januari 2016-31 Desember 2016 NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



DIAGNOSA J00 – Nasofaringitis akut (common cold) 110 – Hipertensi esensial (primer) K30 – Dispepsia R51 - Sakit Kepala (Pusing) J02 – Faringitis akut K04 - penyakit pada jaringan pulpa dan periapikal M25 - kelainan-kelainan lain pada sandi E11 - Diabetes mellitus tak tergantung insulin/Diabetes Melitus (NIDDM) L23 - Dermattis Kontak alergi R50 – Deman - tanpa diketahui penyebab



JUMLAH 5054 3290 2171 2170 2177 2043 1563 1294 1007 925



4. Keadaan Sosial Ekomomi Keadaan Sosial ekonomi warga masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Godean I yaitu menengah kebawa, rata-rata pekerjaan masyarakat yaitu petani dan pedagang.



5. FasilitasUmum yang Tersedia a. Dua unit mobil ambulance b. Empat Toilet c. Ruang menyusui d. Tempat pembuangan sampah non organik, organik. e. Tempat Parkiran kendaraan.



D. PUSKESMAS GAMPING I 1. Kedaan Geografis Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping 1 beralamat di Dusun Delingsari,Desa Ambar Ketawang,Kecamatan Gamping,Kabupaten Sleman Yogyakarta, yang terletak diwilayah Sleman Barat Daya dengan ketinggian 100m diatas permukaan laut. Luas pwilayah kerja 16.140km2. Wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping 1 terdiri dari 2 desa yaitu Desa Ambar Ketawang dan desa Balai Catur,yang terdiri dari 31 dusun. Desa Ambar Ketawang terdiri dari 13 dusun dengan 110 RT dan Desa Balai Catur terdiri dari 18 dusun denggan 127 RT



Batas-batas wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping 1 adalah sebagai berikut :



1. Sebelah Utara



: Kecamatan Godean



2. Sebelah Timur



: Kecamatan Kasihan Kab.Bantul



3. Sebelah Selatan : Kecamatan Sedayu Kab.Bantul 4. Sebelah Barat



: Kecamatan Godean



2. Keadaan Demografi a. Pertumbuhan Penduduk Dari hasil Konsolidasi dan pembersihan data oleh Kementrian Dalam Negeri Tahun 2015 sebanyak 43.099 jiwa terdiri dari laki-laki 21.899 dan perempuan 21.210 b. Distribusi Penduduk Struktur penduduk di wilayah PUSKESMAS Gamping 1 tahun 2015 tergolong produktif,artinya proporsi penduduk usia 15-44 tahun mempunyai proporsi terbesar yaitu laki-laki sebanyak 11.870 jiwa (47,71%) dan perempuan 10.096 jiwa(45,96%). Ratio jumlah penduduk usia produktif (45-64 tahun) lakilaki sebanyak 6.371 jiwa(25,60%) dan perempuan 5.167 jiwa(23,52%) dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan > 65 tahun) yaitu laki-laki sebanyak 3.289(13,22%) dan perempuan sebaynyak 3.553 jiwa(16,17%)



Tabel Distribusi Penduduk wilayah PUSKESMAS Gamping 1 menurut Golongan umur tahun 2015 GOLONGAN UMUR 0-4 Tahun 5-14 Tahun 15-44 Tahun 45-64 Thun >65 Tahun JUMLAH



JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN ABSOLUT % ABSOLUT % 1.253 5,04 1.271 5,79 3.352 13,47 3.151 14,32 11.870 47,71 10.096 45,96 6.371 25,60 5.167 23.52 2.036 8,18 2.282 10,39 24.882 100 21.967 100



Sumber data: Hasil konsolidasi dan pembersihan data oleh kementerian dalam negeri



3. Status Kesehatan



Keadaan Status kesehatan secara umum dapat digambarkan sebagai berikut. Pada tahun 2013 keadaan derajat kesehatan penduduk cukup baik, hal ini dilihat dari indikator jumlah kematian bayi di Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping 1 sebanyak 8 kematian bayi, jumlah kematian ibu melahirkan di wilayah Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping 1 tidak ada. Dan rata usia harapan hidup penduduk Kabupaten Sleman berdasarkan Surkesda 2003 untuk laki-laki 72,40 tahun dan perempuan 76,79 tahun. Status gizi balita menunjukan status gizi tahun 2012 baik sebesar 2.010(89,06%) , status gizi kurang 160(7,09), status gizi buruk/BGM 2(0,10%) dan masyarakat yang bergizi lebih 112(5,45%) dan total balita sebanyak 2015. Gambar Diagram 10 besar penyakit rawat jalan di Puskesmas Gamping 1



Data 10 besar penyakit di Puskesmas Gamping 1 di dapatkan penderita common berada pada peringkat pertama dengan jumlah angka kesakitan berjumlah 4383 jiwa dan ikuti penyakit pulpa yang menduduki peringkat ke-dua



4. Keadaan Sosial Ekonomi Sekitar 48% keluargabekerjadisektorpertanianseperti padasawah, peternakan, perikanandanperkebunan, menurutpodes, BPS.Keluargamiskinberdasarkanpendataan Program



PerlindunganSosial



2008,



BPS



sekitar



16%



daripopulasidikategorikanmiskinataulayakmendapattunjangansosialsepertipendidika n, kesehatandan program pengentasankemiskinanlainnya.\



5. Sarana Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan dan fasilitas yang terkait diwilayah puskesmas Gamping 1 yang terdiri dari: o Fasilitas Kesehatan Pusat Kesehatan Masyarakat induk



1 buah



o Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu



3 buah



o Poskesdes



2 buah



o Dokter Praktek Swasta



3 dokter



o Dokter Umum



3 orang



o Spesialis



1 orang



o Dokter gigi



3 orang



o Bidan praktek swasta



10 orang



o Apotek



2 buah



Fasilitas dan peran serta masyarakat o Posyandu



51 buah



o Kader aktif



214 orang



E. PUSKESMAS GODEAN II 1. Keadaaan Geografi dan Demografi Tabel 2.1:



Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Puskesmas Godean II Tahun 2015



N O



DESA



1 SIDOREJO 2 SIDOARUM 3 SIDOKARTO JUMLAH



LUAS WILAYAH (km)2 5440 3730 3640 12810



JUMLAH PENDUKU HAN 13 8 14 35



RT



KELUARGA



JUMLAH PENDUDUK



57 87 70 214



2491 5680 3873 37004



7427 17822 11755 37004



Sumber data: Kecamatan dan Kelurahan (Profil Puskesmas Godean II)



Batas-batas wilayah Puskesmas Godean II adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Seyegan dan wilayah kerja Puskesmas Godean I. Sebelah Timur : Kecamatan Gamping. Sebelah Selatan: Kecamatan Gamping dan Kecamatan Moyudan.



Sebelah Barat : Kecamatan Moyudan, Kecamatan Minggir dan wilayahkerja Puskesmas Godean I. Tabel 2.2 :



Jumlah Penduduk, Jumlah KK, Rata-Rata Jiwa/KK dan Kepadatan Penduduk pada Tahun 2012 s/d Tahun 2015



TAHUN 2012 2013 2014 2015



JUMLAH PENDUDUK 32.003 31.788 32.796 36.927



KEPADATAN PENDUDUK 2,56 2,89



JUMLAH KK 9.362 9.233 9.850 12.044



RATA-RATA JIWA/KK 3,42 3 3,3 3,1



Sumber data: Kecamatan Godean II dalam Profil Puskesmas Godean II, 2016 Tabel 2.2 menunjukkan data distribusi penduduk di Kecamatan Godean II, jumlah penduduk tahun 2015 sebanyak 36.927 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 12.044 orang dan kepadatan penduduk 2,89 dengan rata-rata 3,1 jiwa/KK.



2. Status Kesehatan Grafik 2.1 Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Godean II Tahun 2015 Faringtis Akut



924



Gangguan Perkembangan dan Erupsi… 961 Nyeri Kepala



1,124



Karies Gigi



1,054



Gangguan lain pada Jaringan Otot



1,134



Dispepsia



1,059



Diabetes Militus (NIDDM)



2,032



Hipertensi Primer



3,416



Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal



5,249



Common Cold



5,408 0



1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000



Tahun 2015, jumlah sasaran ibu hamil ada 530 jiwa, ibu bersalin 504 jiwa dan ibu nifas 504 jiwa. Kunjungan ibu hamil untuk yang pertama kali atau yang pertama kali atau yang disebut dengan K1 mencapai 528 jiwa (99,62%). Ini berarti bahwa tingkat kesadaran Ibu hamil dalam memanfaaatkan pelayanan kesehatan sudah sangat baik. Sedang untuk kunjungan K4, sesuai dengan standar yang ada sudah mecapai 527 jiwa (99,43%). Ini berarti bahwa tingkat kesadaran ibu hamil dalam



memanfaatkan pelayanan kesehatan juga sudah baik melebihi target yang diharapkan pada tahun 2015 yaitu 97%. Ini berarti bahwa ibu hamil yang ada di Kabupaten Sleman sudah mendapatkan pelayanan ibu hamil yang sesuai dengan standar minimal yaitu 1x pada umur kehamilan Triwulan I, 1 x pada umur kehamilan Triwulan 2 dan 2x pada umur kehamilan Triwulan 3. Pencapaian K1 dan K4 secara umum dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:



3. Keadaan Sosial Ekonomi a. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan umum Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Umum NO 1 2 3 4 5 6



PENDIDIKAN UMUM Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar SMP/SLTP SMA/SLTA Akademi Sarjana (S1-S3)



JUMLAH 469 orang 487 orang 636 orang 443 orang 594 orang 1.780ang



b. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan khusus Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Khusus NO 1 2 3 4 5



PENDIDIKAN KHUSUS Pondok Pesantren Sekolah Dasar Pendidikan Keagamaan Sekolah Luar Biasa Kursus/Keterampilan



JUMLAH 34 orang 147Orang - Orang 10 orang 16 rang



c. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian NO 1 2 3 4 5 4 6 7 8 9



KARYAWAN Pegawai Negeri Sipil ABRI Swasta Pedagang Tani Pertukangan Buruh Tani Pensiunan Pemulung Jasa



JUMLAH 2.229 orang 1.496 orang 13.846 orang 2.033 orang 554 orang 502 orang 366 orang 752 orang 66 orang 484ang



4. Fasilitas Umum yang Tersedia a. Sarana Kesehatan dan Institusi Tabel 2.6: Jumlah Sarana Kesehatan Puskesmas Godean II Tahun 2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26



NAMA SARANA Fasilitas Kesehatan Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu Poskesdes Dokter Praktek swasta Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Praktek Dokter Perorangan Klinik Laboratorium Praktek Pengobatan Tradisional Bidan Praktek Swasta Apotik Industri Kecil Obat Tradisional Fasilitas Peran serta Masyarakat Posyandu Kader Aktif Status Kemandirian Posyandu Pertama Madya Purnama Mandiri Jumlah Dokter Kecil Kader Kesehatan Remaja Posyandu Lansia SD SMP dan SLTA Salon Perkantoran



JUMLAH 1 buah 2 buah 3 buah 22 orang 22 orang 12 orang 4 orang 27 orang 2 buah 42 orang 14 orang 8 buah 38 orang 47 buah 251 orang 5 buah 1 buah 24 buah 17 buah 64 siswa/i 30 siswa/i 39 buah 16 buah 39 buah 14 buah 10 buah



Sumber Data: TU dalam Profil Puskesmas Godean II, 2016



b. Sarana Pendidikan Tabel 2.7: Jumlah Sarana Pendidikan Puskesmas Godean II Tahun 2015 SARANA PENDIDIKAN PAUD TK SD SMP SMA PONDOK PESANTREN



JUMLAH 14 17 16 2 2 2



53



TOTAL



c. Tempat Pengolahan Makanan Tabel 2.8: Tempat Pengolahan Makanan Puskesmas Godean II Tahun 2015 NO NAMA SARANA 1 Warung Makan 2 P.I.R.T



JUMLAH 20 buah 27 buah



F. PUSKESMAS MLATI II 1. Keadaan Geografi dan Demografi Puskesmas Mlati II terletak diantara 107° 15’ 03” dan 100° 29’ 30” lintang selatan. Wilayah Puskesmas Mlati II berketinggian antara 100-2500m dari permukaan laut. Jarak terjauh utara-selatan ±15 km, timur-barat ±8 km. Luas wilayah Puskesmas Mlati II seluas 1.184,4 km². dengan rincian luas Desa Sumberadi 449,25 km², Desa Tlogoadi 136,53 km² dan Desa Tirtoadi seluas 599,02 km². Puskesmas Mlati II terdiri dari 3 Desa, 42 Dusun, 106 RW dan 254 RT. Jumlah Penduduk pada akhir tahun 2015 sebesar 37.562 jiwa, terdiri dari laki-laki 18.689 jiwa dan perempuan18.873 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk 32 jiwa/km², rasio jenis kelamin laki-laki per wanita sebesar 100.9. Grafik 2.1 Distribusi Penduduk Menurut Desa di Puskesmas Mlati II Tahun 2015 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0



laki-laki perempuan jumlah



Sumberadi



Tirtoadi



Tlogoadi



Sumber: Data sekunder Puskesmas Mlati II Sleman, 2015



Berdasarkan batas wilayah Puskesmas Mlati II meliputi bagian utara berbatasan dengan Desa Tridadi Kecamatan Sleman, bagian Timur berbatasan dengan Desa Trihanggo Kecamatan Gamping, bagian selatan berbatasan dengan Desa Sidomoyo Kecamatan Godean dan bagian Barat berbatasan dengan Desa Margomulyo Kecamatan Seyegan. Desa yang paling banyak penduduknya adalah Sumberadi (14.999 jiwa) atau 39,93% dari jumlah penduduk Puskesmas Mlati II, kemudian Desa Tlogoadi dan yang paling sedikit penduduknya adalah Desa Tirtoadi. Tabel 2.1 Distribusi Penduduk Puskesmas Mlati II Menurut Golongan Umur Tahun 2015 JUMLAH PENDUDUK GOLONGAN UMUR



LAKI LAKI



PEREMPUAN



ABSOLUT



%



ABSOLUT



%



0 – 4 tahun 5 – 14 tahun 15 – 44 tahun 45 – 64 tahun > 65 tahun



1.059 2.784 8.748 4.604 1.706



6 15 46 24 9



953 2.590 8.467 4.469 1.977



5 14 46 24 11



Jumlah



18.901



100,00



18.531



100.00



Sumber: Puskesmas Mlati II Sleman, 2015



2. Status Kesehatan Grafik 2.2 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Mlati II Tahun 2016 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000



0



Sumber: Puskesmas Mlati II Sleman, 2016



3. Keadaan Sosial Ekonomi Gambaran mata pencaharian penduduk wilayah kerja Puskesmas Mlati II cukup bervariasi dari petani, pedagang, pekerjaan formal sebagai pegawai negeri maupun swasta. Mata pencaharian terbanyak penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mlati II adalah sebagai petani.



4. Fasilitas Umum Yang Tersedia Tabel 2.2 Distribusi Fasilitas Umum yang Tersedia di Wilayah Kerja Puskesmas Mlati II Tahun 2016 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19



TEMPAT Tempat pengelolaan Pestisida (TP2) Hotel Tempat Ibadah Pasar Salon Puskesmas Pustu TK SD/MI SLTP SLTA Industri Non Makanan Minuman Kantor (Pemerintah&Swasta) Restoran/RM/WM Jasa Boga/Katering Toko Makanan IRTP (Industri Rumah Tangga Pangan) Depot Air Minum PKL (Pedagang Kaki Lima)



JUMLAH 5 1 85 1 42 1 3 18 16 4 2 1 20 6 15 5 29 5 60



Sumber: Puskesmas Mlati II Sleman, 2016



G. PUSKESMAS DEPOK II 1.



Keadaan Geografis Puskesmas Depok II beralamat di jalan Lely III Perumnas Condong Catur, mempunyai wilayah kerja Desa Condong Catur dalam lingkup Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Desa Condong Catur meliputi 18 Pandukuhan dan jumlah



penduduk pada tahun 2016 sebanyak 43.123 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 12.351. Secara geografis, letak Desa Condong Catur sangat strategis, dilalui jalan arteri (ring road) yang sekaligus merupakan prasarana transportasi dan perhubungan untuk mendukung peningkatan perekonomian di Desa Condong Cata pada khususnya dan Kabupaten Sleman pada umumnya. a. Luas dan batas wilayah 1) Luas Desa/Kelurahan



: 950 Ha



2) Batas Wilayah 



Sebelah Utara



: Desa Minomartani (Ngaglik)







Sebelah Selatan



: Desa Caturtunggal (Depok)







Sebelah Barat



: Desa Sinduadi (Mlati)







Sebelah Timur



: Maguwoharjo (Depok)



b. Kondisi Geografis



2.



1) Ketinggian tanah dari permukaan laut



: ± 250 m



2) Banyak curah hujan



: 2500 – 3000 mm/thn



3) Tofografi (dataran rendah, tinggi, pantai)



: dataran rendah



Kondisi Sarana Gedung Puskesmas Depok II dibangun pada tahun 1979 pertama kali difungsikan sebagai Puskesmas Pembantu sejak tahun 1983 sampai dengan sekarang telah berfungsi sebagi Puskesmas Depok II dan pada tahun 1986 / 1987 Puskesmas Pembantu Depok II dibangun dengan luas tanah 1,448 m2, dengan perincian sebagai berikut : a. Puskesmas Induk



: Luas tanah 968 m2







Luas bangunan Puskesmas Induk



: 697 m2







Luas bangunan rumah Dinas Paramedis



: 72 m2 (1 unit)



b. Puskesmas Pembantu



: Luas tanah 480 m2







Luas bangunan Puskesmas Pembantu



: 129 m2







Luas bangunan rumah Dinas Paramedis



: 108 m2 (2 unit)



c. Puskesmas Depok II memiliki : 



1 Puskesmas Pembantu







38 Posyandu Balita



3.







20 Posyandu Lansia







3 Posbindu



10 Besar Penyakit Tahun 2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Diagnosa Common Cold / Nasopharyngitis Akut Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal Hipertensi Primer Pemeriksaan Kesehatan Umum Tanpa Keluhan Diabetes Mellitus NIDDM Gangguan Lain Pada Jaringan Otot Dispepsia Demam Yang Tidak Diketahui Sebabnya Penyakit Jaringan Keras Gigi Diabetes Mellitus IDDM



Jumlah Kasus 3026 2407 2329 1618 1597 1291 1221 1021 600 514



Tabel 2.2 Sepuluh Besar Penyakit Tahun 2016



H. PUSKESMAS KALASAN 1. Keadaan Geografis Puskesmas Kalasan merupakan puskesmas yang terletak di wilayah kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman bagian Timur.Luas wilayah Kecamatan Kalasan 35,84 km. Dibatasi oleh 4 wilayah yaitu : Sebelah utara



: Kecamatan Ngemplak



Sebelah selatan



: Kecamatan Berbah, Prambanan



Sebelah barat



: Kecamatan Depok



Sebelah timur



: Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah



Pemerintahan Kecaatan Kalasan dibagi menjadi: Desa



: 4 Desa



Dusun



: 80 Dusun



Rukun Warga



: 190 RW



Rukun Tetangga



: 556 RT



Dengan nama desa/kelurahan serta terdiridri jumlah dusun yang ada yaitu : Desa Purwomartani denga jumlah dusun: 21 dusun Desa Tirtomatani dengan jumlah dusun : 17 dusun Desa Tamanmartani denga jumlah dusun



: 22 dusun



Desa Selomartani dengan jumlah dusun : 20 dusun



2. Keadaan Demografis Tabel. 1. Jumlah kepala keluarga dan Penduduk Kecamatan Kalasan NO 1 2 3 4



DESA Purwomartani Tirtomartani Tamanmartani Selomartani Jumlah



LAKILAKI 16.877 8.289 7.868 6.171 39.205



PENDUDUK PEREMPUA N 16.422 8.513 7.932 6.241 39.108



JUMLAH 33.299 16.802 15.800 12.412 78.313



Sumber data SIAK Semester I (bulan Juni) Tahun 2015



Tabel. 2. Jumlah Penduduk Kecamatan Kalasan Th.2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17



LAKI-LAKI 2.046 2.932 3.142 2.960 2.705 2.597 3.410 3.537 3.483 3.164 2.518 2.042 1.460 1.077 1.018 1.365 37901



UMUR 0-4 5–9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 - 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 ≥ 75 Jumlah



PEREMPUAN 1.985 2.567 2.812 2.721 2.581 2.695 3.427 3.463 3.287 3.023 2.571 2.049 1.417 1.177 1.002 1.675 38.452



JUMLAH 4.031 5.498 5.954 5.681 5.286 5.292 6.837 7000 6.770 6.187 5.089 4.091 2.877 2.254 2.020 3.040 77.907



Sumber data SAK Semester I (bulan Juni ) Tahun 2015



3. Keadaan Sosial Ekonomi a. Mata Pencarian Penduduk : Petani sendiri



: 8.804 orang



BuruhTani



: 3.522 orang



Pengusaha



: 632 orang



Buruh industry



: 1.321 orang



Buruh bangunan



: 1.458 orang



Pedangan



: 2.668 orang



KEP. PDD 3 3 3 3 3



Pengangkutan



: 2.215 orang



PNS/TNI/Polri



: 3.897 orang



Pensiunan



: 1.441 orang



Lain-lain



: 8.230 orang



b. Pasar dan Koperasi Pasar



: 6 buah



Toko/kios/warung



: 1.423 buah



Kooperasi



: 13 buah



Bank



: 10 buah



Lumbung Desa



: 0 buah



c. Sarana Ibadah Masjid



: 131 buah



Gereja



: 9 buah



Mushola/langgar



: 98 buah



d. Sarana Pendidikan Jumlah TK



: 43 buah



Jumlah SD/MI



: 34 buah



Jumlah SLTA



: 9 buah



Jumlah SLTA



: 7 buah



Jumlah akademi/PT



: 3 buah



4. Fasilitas Umum yang Tersedia Sarana kesehatan milik pemerintah yaitu : a. Puskesmas terdiri dari : PuskesmasInduk



: Luas tanah 1.281 m luasbangunan 910 m



PustuTirtomartani



: Luas tanah 1.648 m luasbangunan 354 m



Pustutamanmartani



: Luas tanah 800 m luasbangunan 196 m



Pustuselomartani : luas tanah 570 m luasbangunan 98 m Polindes tamanmartani : luas tanah 570 m luasbangunan 54 m Polindes selo martini



: luas tanah 90 m luasbangunan 54 m



Rumahdinasdokter



: luas tanah 880 m luasbangunan 54 m



b. Puskesmas keliling



: jumlah 2 buah



c. Jumlah posyandu



: 103 pos



d. Poskesdes



: 2 buah



e. Sepeda motor



: 7 buah



SaranaKesehatan swasta yaitu a. Rumahsakit



: 3 RS ( Melayaniimunisasi )



b. Dokterpraktek



: 17 dokter( tidakmelayaniimunisasi)



c. Bidanpraktek



: 21 bidan ( 14 melayaniimunisasi )



d. Klinik



: 1 buah ( melayaniimunisasi )



Peralatan imunisasi di Puskesmas Kalasan a. LemariEs Sharp Nice Crystal 1 buah b. LemariEsRefreegeratorVistfrost 1 buah c. Vaksinkarier 7 buah d. Termoslapangan 5 buah e. Termometer 5 buah f. Frees tag 2 buah .



I. PUSKESMAS PRAMBANAN 1. Keadaan Geografis Pusat Kesehatan Masyarakat Prambanan terletak di Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Kecamatan Prambanan merupakan



daerah dengan 60%



pegunungan dengan 3 kelurahan, dan 40% daratan dengan 3 kelurahan. Luas Wilayah Kecamatan Prambanan 4.135 ha yang terdiri dari 6 Desa, meliputi 68 dusun, 162 Rukun Warga dan 382 Rukun Tetangga. Desa di wilayah Prambanan adalah : 1. Desa Sumberharjo 2. Desa Madurejo 3. Desa Wukirharjo 4. Desa Bokoharjo 5 .Desa Sambirejo 6. Desa Gayamharjo Batas wilayah Kecamatan Prambanan : o Sebelah utara dan timur : Berbatasan dengan Kabupaten Klaten o Sebelah selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul o Sebelah barat



: Berbatasan dengan Kecamatan Kalasan dan Berbah.



Wilayah Kecamatan Prambanan Sleman sebagian besar merupakan daerah pegunungan. Adapun wilayah pegunungan dari 6 kalurahan yang ada diantaranya kelurahan : • Kalurahan.Sambirejo hampir seluruh wilayahnya pegunungan • Kalurahan Gayamharjo hampir seluruh wilayahnya pegunungan • Kalurahan Wukirharjo semua wilayahnya pegunungan • Kalurahan Bokoharjo sebagian wilayahnya pegunungan Hampir 60% wilayah Kecamatan Prambanan Sleman berupa daerah pegunungan, selebihnya berupa daerah datar dan persawahan.



2. Keadaan Demografis Jumlah penduduk kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada tahun 2015 adalah 53.593 jiwa yang terdiri dari 27.709 laki-laki dan 26.514 perempuan. NO 1 2 3 4 5 6



DESA SUMBERHARJO WUKIRHARJO GAYAMHARJO SAMBIREJO MADUREJO BOKOHARJO TOTAL



JUMLAH PENDUDUK 13.766 2.761 4.724 5.895 13.609 12.316 53.593



LAKI-LAKI



PEREMPUAN



6.631 1.297 2.407 2.992 6.396 5.618 27.709



6.715 1.311 2.439 2.903 6.471 5.679 26.514



Tabel.1.1Dari tabel di atas, jumlah penduduk kecamatan Prambanan terbanyak adalah penduduk Desa Sumberharjo sebanyak 13.766 jiwa, disusul Desa Madurejo 13.609 jiwa.



3. Status Kesehatan



Data 10 besar Penyakit Yang ada di Puskesmas Prambanan : Penyakit terbanyak



Jumlah Total



JA N



FE B



MA R



AP R



ME I



JU N



JU L



AG T



SE P



OK T



NO V



DE S



Hipertensi esensial (primer)



68



91



174



175



135



142



121



122



123



130



129



139



1549



Dispepsia



76



71



136



140



145



134



113



128



113



113



143



120



1432



Faringitis akut



0



0



123



114



131



101



78



143



100



122



113



91



1116



0



51



111



104



120



74



69



98



72



81



79



89



948



0



0



114



95



81



80



69



120



77



124



82



76



918



0



0



160



91



65



107



70



72



111



87



79



70



912



111



121



152



103



0



0



61



0



0



0



0



0



548



Sakit kepala



0



0



77



67



58



78



59



51



0



0



48



0



438



Demam tanpa sebab jelas



0



0



62



53



0



48



0



0



53



0



0



0



216



Gagal jantung



0



0



0



0



0



0



0



52



47



0



0



0



99



Diabetes melitus nondependen insulin ISPA akut multipel dan YTT Nasofaringitis akut (common cold) Penyakit pulpa dan jaringan periapikal



4. Keadaan Sosial Ekonomi



5. Fasilitas Umum yang Tersedia Berikut adalah data sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di Kecamatan Prambanan Sleman : Tabel.1.3 Jumlah Sarana Kesehatan di wilayah Kec. Prambanan2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



FASILITAS KESEHATAN Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu Poskesdes BP Gigi Laboratorium Klinik Praktek Dokter Umum Praktek Dokter Gigi Praktek Bidan Klinik Fisioterapi Klinik Rontgen Apotik Optik Posyandu Tabib/Sinshe Pos KB Dukun Bersalin Toko Obat Kader Posyandu Aktif Kader Kesling



JUMLAH 1 1 4 6 1 1 5 3 13 1 1 4 1 82 0 2 20 1 427 405



J. PUSKESMAS NGEMPLAK I 1. Keadaaan Geografis a. Letak Wilayah Puskesmas Ngemplak I



terletak di Pedukuhan Koroulon Kidul, Desa



Bimomartani Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman didirikan pada tahun 1988 dengan Luas wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I  17,25 km atau 2,97 % luas Kabupaten Sleman. Batas-batas wilayah kerja menurut 4 penjuru mata angin adalah sebagai berikut: 1) Sebelah Utara



: Kecamatan Cangkringan



2) Sebelah Selatan



: Kecamatan Kalasan



3) Sebelah Barat



: Desa Widodomartani, Kec. Ngemplak



4) Sebelah Timur



: Kabupaten Klaten, Jawa Tengah



Wilayah kerja terdiri atas 3 desa, 38 Pedukuhan yaitu: 1) Desa Bimomartani dengan 12 dusun. 2) Desa Sindumartani dengan 11 dusun. 3) Desa Umbulmartani dengan 15 dusun.



b.



Kondisi Alam Sebagian besar terdiri atas dataran, hanya sebagian kecil berupa pegunungan. Tanahnya tergolong tanah subur yang mudah ditanami pepohonan. Sumber air mudah didapat. Adapun perinciannya sebagai berikut: NO 1. 2. 3. 4.



JENIS TANAH Tanah sawah Tanah kering Pekarangan Lain – lain Jumlah



BIMO 414,0 109,3 52,0 26,7 602,0



SINDU 221,0 134,0 30,0 59,0 444,0



UMBUL 445,5 117,9 28,5 74,1 666,0



Sumber: profil Puskesmas Ngemplak I tahun 2017



2. Keadaaan Demografis Jumlah penduduk wilayah kerja UPT Puskesmas Ngemplak I sebanyak 24.452 jiwa terdiri dari : NO 1 2 3



DESA Sindumartani Bimomartani Umbulmartani JUMLAH



JUMLAH KK 2624 2458 2295 7377



JUMLAH JIWA LAKI PEREMPUAN 3.867 4.010 3.633 3.790 4.508 4.644 12.008 12.444



Sumber: profil Puskesmas Ngemplak I tahun 2017



3. Status Kesehatan a. Rawat Jalan



Sumber: Profil Puskesmas Ngemplak I tahun 2017



JUMLAH JIWA 7.877 7.423 9.152 24.452



b. Rawat Inap



Sumber: profil Puskesmas Ngemplak I tahun 2017



4. Fasilitas Umum yang Tersedia a. Sarana Pendidikan NO 1 2 3 4



TEMPAT PENDIDIKAN TK SD SLTP SLTA



BIMO



SINDU



UMBUL



4 5 3 2



2 4 0 0



3 3 0 0



5



Perguruan Tinggi



0



0



1



6



Pondok Pesantren



1



0



1



Sumber: profil Puskesmas Ngemplak I tahun 2017



b. Sarana tempat ibadah NO



TEMPAT IBADAH



BIMO



SINDU



UMBUL



1



Masjid



20



16



21



2



Gereja



0



0



0



Sumber: profil Puskesmas Ngemplak I tahun 2017



c. Sarana perekonomian



1



TEMPAT PEREKONOMIAN Pasar



2



TPM



23



20



21



3



TP2



3



0



0



4



Bank



1



0



1



5



Apotek



1



0



2



NO



BIMO



SINDU



UMBUL



2



1



1



Sumber: profil Puskesmas Ngemplak I tahun 2017



K. PUSKESMAS NGEMPLAK II 1. Keadaaan Geografis Di Wilayah Kecammatan Ngemplak terdiri dari 5desa, 2 desa diantaranya termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Ngemplak 2, yaitu: a. Desa Widodomartani, terdiri dari 19 dusun, 39 RW dan 84 RT b. Desa Wedomartani, terdiri dari 25 dusun, 103 RW dan 138 RT Luas



wilayah kerja sebesar 3.431 Ha (51,4% dari total luas wilayah



Kecamatan).Batas-batas wilayah kerja menurut 4 penjuru mata angiin adalah sebagai berikut: -



Batas sebelah utara



: Wilayah Kecamatan Pakem dan wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I



-



Batas sebelah timur



: Wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I dan Wilayah Kecamatan Kalasan



-



Batas sebelah selatan



: Wilayah Kecamatan Depok



-



Batas sebelah barat



: Wilayah Kecamatan Ngaglik



Lokasi kantor Puskesmas Ngemplak II terletak di Dusun jetis, Desa Widododmartani Kecamatan Ngemplak.



2. Keadaaan Demografis Jumlah penduduk dan jumlah KK di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak II sebgai berikut: DESA



JUMLAH PENDUDUK (JIWA)



JUMLAH KK



Widodomartani



8.327



2619



Wedomartani



27.004



7347



35.331



9966



JUMLAH Sumber: Profil puskesmas Ngemplak 2 ,2015



3. Status Kesehatan Data 10 Besar Penyakit Grafik 3. Daftar 10 Besar PenyakitPuskesmas Ngemplak II Tahun 2015



3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0



3041 1918



1703



1439



1013



881



808



628



575



561



Sumber : Profil Puskesmas Ngemplak II, 2015



Data 10 Besar Penyakit Usia Lanjut Grafik 4. Data 10 Besar Penyakit Usia LanjutPuskesmas Ngemplak II tahun 2015



1800



1734



1600 1400 1200 1000 800 600



677 524



452



400 200 0



Sumber : Profil Puskesmas Ngemplak II,2015



376



374



358



331 188



166



4. Keadaan Sosial Ekonomi Kepadatan penduduk desa Widodomartani 13,54/Km2 , desa Wedomartani 21,71/Km2, tempat tinggal penduduk terpusat diwilayah desa Wedomartani yaitu 27.004 jiwa (76,43%), pekerjaan penduduk wilayah Ngemplak sebagian besar adalah petani, sebagian pedagang, swasta, PNS, anggota TNI/POLRI. Pendapatan perkapita 5,79 juta Rupiah.



5. Fasilitas Umum yang Tersedia Puskesmas Ngemplak II terdiri dari Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu. Puskesmas Induk terletak di desa Widodomartani, sedangkan 2 Puskesmas Pembantu terletak di Desa Wedomartani. Jumlah sarana fisik yang ada di Puskesmas Ngemplak II adalah sebagai berikut: Sarana dan Prasarana NO.



JENIS BANGUNAN



JUMLAH



KETERANGAN



1



Puskesmas Induk dengan Rawat Jalan



1



Jetis, Widodomartani Krajan, Wedomartani



2



Puskesmas Pembantu



2



Pokoh, Wedomartani Kondisi rusak berat/sedang Krajan,Wedomartani



3



Rumah dinas paramedis



2



Pokoh, Wedomartani Kondisi baik



Sumber: Profil Puskesmas Ngemplak 2, 2015



L. PUSKESMAS NGAGLIK I 1. Keadaaan Geografis dan Demografi Puskesmas Ngaglik I terletak di Kecamatan Ngaglik I yaitu di Kelurahan Ngaglik dengan luas wilayah Secara geografis Puskesmas Ngaglik I dibatasi yaitu: 1700 Ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : 



Selatan : Desa Condongcatur, Kecamatan Depok







Utara : Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik







Timur







Barat : Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik



: Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak



Wilayah kerja Puskesmas Ngaglik I terbagi atas 3 kelurahan dan 41 dusun dengan rincian masing-masing :



a. Desa Sinduharjo terbagi atas 17 dusun, yaitu: Ngabean Wetan, Ngabean Kulon, Banteng, Prujakan, Jaban, Kadipuro, Ngentak, Tambakan, Nglaban, Gentan, Palgading, Gadingan, Pedak, Ngemplak, Taraman, Du kuh, Dayu. b. Desa Minomartani terbagi atas 6 dusun, yaitu: Gantalan, Mlandangan, Ploso Kuning II, Ploso Kuning III, Ploso Kuning IV, Karang Jati c. Desa Sardonoharjo terbagi atas 18 dusun, yaitu: Blekik, Bulusan, Candi, Candi Dukuh, Candi Karang, Candi Rejo, Candi Winangun, Dayakan, Gondangan, Jetis Baran, Rejosari, Ngalangan, Pencarsari, Plumbon, Prumpung, Turen, Wonosobo, Drono



Jumlah Penduduk dan Jumlah Kepala Keluarga yang ada di wilayah Puskesmas Ngaglik I Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: NO 1 2 3



DESA Minomartani Sinduharjo Sardonoharjo JUMLAH



Data Sekunder,2017



JUMLAH PENDUDUK LK PR 4.424 4.237 4.243 3.844 22.167 22.538 30.834 30.619



JUMLAH KK LK 3.320 4.861 5.215 13.396



PR 788 1.196 1.171 3.155



LUAS WILA YAH 1,53 6,09 9,38 17



TK. KEPADA TAN 5.661 1.328 4.766 11.755



2. Status Kesehatan 10 Besar Penyakit terbanyak untuk semua golongan umur di Puskesmas Ngaglik I selama tahun 2016: NO.



KODE ICD-X



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



J 00 I 10 K 04 M 62 R 50 K 30 E 11 K 03 G 44 R 05



DIAGNOSA



JUMLAH



Common Cold/Nasopharyngitis Akut Hipertensi primer Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal Gangguan lain pada jaringan otot Demam yang tdk diketahui sebabnya Dispepsia Diabetes Mellitus (NIDDM) Penyakit jaringan keras gigi lain Sindroma nyeri kepala Batuk



4.091 3.587 3.524 2.439 1.747 1.230 1.072 944 808 806



3. Keadaan Sosial Ekonomi Tarif pelayanan di puskesmas mengacu pada Perda No. 68 Tahun 2016 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas. Pasien tanpa jaminan diwajibkan untuk memberikan imbalan jasa kepada puskesmas sesuai dengan tarif yang sudah diatur dalam Perda tersebut. Pasien BPJS (Mandiri, Jamkesmas, PNS/Karyawan/TNI/Polri, Pensiunan, dan Veteran), Jamkesda Mandiri, Jamkesda Miskin, Jamkesda Rentan Miskin dan Jamketa DIY dapat dilayani dengan gratis, dengan menunjukkan kartu yang masih berlaku. arget pendapatan rawat jalan untuk tahun 2016 adalah Rp. 1.850.000.000,Tercapai Rp. 1.583.879.470,- Minus sebesar Rp. 266.120.530,- atau sebesar 85,61 %. Jaminan layanan kesehatan bagi Penduduk miskin di wilayah Pusat Kesehatan Masyarakat Ngaglik I sudah terjangkau oleh Jamkesmas dan Jamkesda Miskin dan Rentan Miskin dengan jumlah kunjungan maskin selama Tahun 2016 sebanyak 10.716 Jiwa.



4. Fasilitas Umum yang Tersedia a. Pusat Kesehatan Masyarakat Induk



: 1 buah



b. Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu



: 2 buah



c. Poskesdes



: 3 buah



d. Dokter Umum



: 14 orang



e. Spesialis



: 5 orang



f. Dokter Gigi



:10 orang



g. Bidan Praktek Swasta



:11 orang



h. Apotek



: 4 buah



Posyandu Balita



: 64buah



Status Kemandirian Posyandu Balita 1) Pratama



: 2buah



2) Madya



: 3buah



3) Purnama



: 4buah



4) Mandiri



: 55buah



Kader Posyandu Balita



: 580 orang



Kader Aktif Posyandu Balita



: 452orang



Posyandu Lansia



: 35Buah



Status Kemandirian Posyandu Lansia 1) Pratama



: 33buah



2) Madya



: 2buah



3) Purnama



:-



buah



4) Mandiri



:-



buah



Kader Posyandu Lansia



: 175 orang



Kader Aktif Posyandu Lansia



: 70



orang



Kader Sebaya Tingkat Sekolah 1) Dokter Kecil



: 111 anak



2) Kader Sebaya SMP



: 91



orang



3) Kader Sebaya SLTA



: 42



orang



M. PUSKESMAS SLEMAN 1. Keadaaan Geografis 2. Keadaaan Demografis 3. Status Kesehatan 4. Keadaan Sosial Ekonomi 5. Fasilitas Umum yang Tersedia



N. PUSKESMAS TEMPEL I 1. Keadaaan Geografis Puskesmas



Tempel



I



terletak



di



Dusun



Ngebong,



kelurahan



Margorejo,Kabupaten Sleman Jogjakarta. Kecamatan Tempel daerah selatan merupakan pertanian. Sedangkan bagian utara merupakan daerah perkebunan salak. Luas wilayah kerja puskemas tempel I sebesar ± 18,2 km2 atau 56 % dari luas wilayah kecamatan tempel yang terletak dibagian utara kecamatan tempel. Wilayah kerja Puskesmas Tempel I sebagai berikut : a. Desa Margorejo dengan 14 dusun b. Desa Lumbungrejo dengan 11 dusun c. Desa Mendirejo dengan 17 dusun d. Desa Mororejo dengan 13 dusun Batas Wilayah Kerja Puskesmas Tempel I : a. Batas Utara : Kecamatan Nuri b. Batas Timur : Kecamatan Selatan c.



Batas Barat : Sungai Krasak Propinsi Jawa Tengah



d. Batas Selatan : Desa Pondokrejo dan Desa Sumberejo Kecamatan Tempel



2. Keadaaan Demografis Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tempel I tahun 2015 sebesar 29.480 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki 14.755 jiwa (50,05%) dan penduduk perempuan 14.725 jiwa (49,95%). Kepadatan penduduk wilayah kerja Puskesmas Tempel I mencapai 1.618 jiwa/km2. NO. 1. 2. 3. 4.



DESA Mororejo Margorejo Lumbungrejo Merdikarejo JUMLAH



LUAS KM2 3,37 5,39 3,33 6,13 18,12



JENIS KELAMIN LAKIPEREMP LAKI UAN 2.331 2.596 5.001 5.170 3.568 3.596 3.087 3.091 13.987 14.453



JUML AH JIWA 5.063 10.491 7.431 6.495 29.480



JUML AH KK 1.903 3.788 2.667 2.443 10.801



KEPA DATA N/KM2 1.502 1.946 2.231 1.059 1.618



3. Status Kesehatan Berdasarkan hasil analisi situasi maka dapat diidentifikasi permasalahan Puskesmas Tempel I . a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga Cakupan balita yang sudah SDIDTK 80 % target lebih dari 98 %



b. Upaya perbaikan gizi masyarakat Cakupan bayi yang dapat air susu ibu eksklusif 6 bulan 65,86 % dari target 80 % c. Upaya pemberantasan penyakit 1) Angka kesembuhan penderita Tuberculosis Paru (TB) Baksil Tahan Asam(BTA) (+) 84,62 % dari target 87% 2) Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk 42,86% dari target 50% d. Upaya kesehatan gigi dan mulut Cakupan penduduk mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut 7,32 % e. Manajemen Puskesmas 1) Keterbatasan SDM diPuskesmas 2) Sistem Informasi Puskesmas belum berjalan baik 3) Persiapan status Puskesmas dari rawat jalan ke rawat inap



Setelah diidentifikasi masalah cakupan masing-masing program masih ada beberapa program yang belum memenuhi target sdan juga Keterbatasan SDM dan Sistem Informasi Puskesmas yang belum berjalan dengan baik. Program pemerintah sangat baik namun hal ini kembali lagi kepada masyarakat yang masih pasif terhadap program-program pemerintah sehingga membuat status kesehatan pada Puskesmas Tempel 1 belum memenuhi target.



4. Keadaan Sosial Ekonomi Keberhasilan program pembangunan masyarakat sangat tergantung dari kondisi social ekonomi masyarakat.



Adapun indikator kondisi sosial ekonomi



masyarakat dapat dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan masyarakat. Data statistic tingkat kecamatan Tempel menunjukan bahwa keadaan sosial ekonomi masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Tempel I dilihat pendidikan dan jenis pekerjaan sebagai berikut : a. Tingkat Pendidikan 1) Tidak tamat SD



: 17,84 %



2) Tamat SD dan SMP



: 39,86 %



3) Tamat SLTA



: 34,43 %



4) Tamat PT



: 7,91 %



dari tingkat



b. Tingkat Pekerjaan 1) Bekerja Tetap



: 36,35 %



2) Bekerja Tidak Tetap



: 50,76 %



3) Tidak Bekerja



: 12,95 %



5. Fasilitas Umum yang Tersedia NO. 1. 2.



3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



NAMA FASILITAS Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu :  Pustu Mororej  Pustu Merdirejo Pos Kesehatan Ambulance Posyandu Balita Posyandu Lansia Poskesdes Poskestren SBH UKGMD TOGA POSBINDU



JUMLAH 1 2



1 2 60 31 4 6 1 14 5 2



PUSKESMAS MOYUDAN



Oleh CHRISTINE I.F NUSSY 0130740016



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS CENDERAWASIH



BAB III PROGRAM, HASIL DAN PEMBAHASAN



A. PROGRAM Program yang dilaksnakan selama kegiatan praktek belajar lapangan berlangsung yaitu bagi peminatan epidemiologi adalah sebagai berikut : 1. Mempelajari Struktur Puskesmas 2. .Mempelajari Pola penyebaran penyakit di Puskesmas 3. .Materi Sistem Kewaspadaan Dini 4. Materi dan Praktek Surveilans 5. .Materi Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) 6. Materi dan Praktek Penyelidikan Epidemiologi



B. HASIL Hasil kegiatan Peminatan Epidemiologi di Puskesmas Moyudan yang mengacu pada Kompetensi Peminatan Epidemiologi seperti berikut : 1. Mempelajari Struktur Puskesmas Mempelajari pola penyebaran penyakit Dalam mempelajari Struktur Puskesmas di berikan gambar struktur puskesmas dan juga diberikan profil puskesmas. 2. Pola penyebaran penyakit yang saya pelajari disini yaitu mendapatkan kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) dan melihat kasusunya menurut orang,waktu dan tempat.



3. Materi Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) Sistem



kewaspadaan



dini



(SKD)



yang



dapat



dipelajari



yaitu



memantau



perkembangan trend penyakit di puskesmas yaitu penyakit menular potensial KLB/Wabah secara terus menerus dari waktu ke waktu.



4. Materi dan Praktek Surveilans Surveilans yang di pelajari disini yaitu surveilans tentang penyakit HIV/AIDS, TB dan DBD yang dmana saya diajarkan cara surveilans dari masing-masing penanggung jawab program penyakit yang ada di puskesmas.



5. Materi Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) yang saya pelajari dan di berikan materi yaitu PWS dari Poli KIA, Karena di Puskesmas Moyudan Ini yang sudah menjalankan PWS hanya pada Poli KIA saja.



6. Materi dan Praktek Penyelidikan Epidemiologi PE (Penyelidikan Epidemiologi) yaitu kami melakukan pemantuan jentik nyamuk dan mewawancarai penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) langsung ke rumah penderita.



C. PEMBAHASAN Pada bagian ini saya akan menjelaskan lebih terperinci hasil kegiatan magang saya yang berlangsung selama tanggal 07 Februari 2017 – 18 Februari 2017 di Puskesmas Moyudan Kabupaten Sleman. 1. Mempelajari Struktur Puskesmas Struktur Puskesmas Moyudan kabupaten Sleman Struktur nya di buat dalam Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat yang Di Ketuai oleh Kepala Puskesmas dr.V.Evita Setianingrum, M.PH. dan jajaran-jajarannya.Masing-masing bagian berikan tanggung jawab kepada coordinator-koordinator penanggug jawab. 2. Mempelajari Pola penyebaran penyakit di Puskesmas Mempelajari Pola penyebaran penyakit yaitu bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran penyakit dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi terjadinya penyakit sehingga dapat di ketahui cara pencegahan dan pemberantasan penyakit.DEnan pola penyakit pada Epidemiologi yatu (Orang,Waktu dan Tempat). 3. Materi Sistem Kewaspadaan Dini Sistem kewaspadaan dini yang dipelajari yaitu SKD/KLB yaitu system kewaspadaan dini Kejadian Luar Biasa yaitu penyakit DBD dengan menggunakan seperti surveilans epidemiologi



penyakit berpotensi KLB.Dengan menggunakan buku



Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (Pedoman Epidemiologi Penyakit).Karena daerah Moyudan ini termasuk daerah Endemis penyakit DBD maka yang akan di pelajari di PWS KLB yatu penyakit DBD.SKD KLB dilaksanakan oleh setiap unit pelayanan kesehatan dan masyarakat, baik terhadap penderita maupun pemantauan jentik berkala.Dinas Kesehatan Provinsi dan Departermen Kesehatan secara ketat menyelenggarakan Surveilans Sentinel DBD



Berbasis satu puskesmas dan satu rumah sakit di setiap kabupaten/Kota secara bulanan dan apabila diperlukan dapat dilkukan secara mingguan.Kami melakukan PE (Penyelidikan Epidemiologi) menggunakan data pasien dengan menggunakan Form Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue. 4. Materi dan Praktek Surveilans Surveilans adalah suatu proses pengumpulan,pengolahan,analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis, terus menerus dan penyebarluasan informasi kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan. Maka matreri yang dapat dipelajari di Puskesmas Moyudan ini yaitu Surveilans berdasarkan Penyakit. a. Surveilans Penyakit HIV/AIDS Surveilans penyakit HIV/AIDS yang sedang dilaksanakan di Puskesmas Moyudan ini yaitu pengumpulan data Ibu hamil (Bumil) yang dimana setiap Bumil yang memeriksakan diri di Puskesmas di wajibkan untuk memeriksa darah lengkap untuk pengambilan sampel HIV/AIDS. Penjaringan HIV/AIDS bagi masyarakat biasa belum dilaksanakan karena banyak masyarakat yang malas datang untuk memeriksakan diri ke puskesmas.Tetapi dari Dinas Kesehatan biasanya melakukan penjaringan langsung kepada masyarakat dengan cara penjaringan di tempat-tempat umum seperti terminal-terminal Bus,kereta dll.Untuk kesadaran diri dari masyarakat belum ada. b. Surveilans Penyakit TB Surveilans penyakit TB (Tubercolosis).Surveians dalam bidang penyakit TB ini yaitu alurnya seperti demikian jika terdapat pasien yang berobat di puskesmas yang di diagnose mengidap penyakit TB maka pasien itu akan di berikan pengobatan secara maksimal di Puskesmas selanjutnya petugas kesehatan yang bertanggung jawab dalam penyakit TB ini akan melakukan kunjungan ke rumah penderita.Dan jika di rumah penderita terdapat anggota keluarga yang menunjukan gejala TB maka anggota keluarga tersebut akan di periks dan diajak untuk memeriksa diri ke Pelayanan Kesehatan. Pencapian target Kasus TB pada tahun 2016 yaitu sebanyak 24 Penderita namun belum mencapai target tersebut karena penderita yang datang berobat dan terjaring yaitu sebanyak 13 penderita. Yang dimana jika dimasukan dalam persen (%) yaitu yang seharusna 80% maka yang di dapati hanya 53%.



Kendala yag di dapati yaitu kebanyakan pasien yang belum paham dengan cara pemeriksaan dahak yang dimana seharusnya mengeluarkan dahak tetapi yang dikeluarkan yaitu liur maka kualitas dahaknya kurang maksimal. Dan juga saya di ikut sertakan dalam rapat evaluasi pelaksanaan program TB Tahun 2016 dengan pertemuan TIM DOTS.Tim DOTS yaitu pertemuan semua karyawan atau petugas kesehatan Puskesmas Moyudan untuk saling mendukung program yang akan di laksanakan.Rapat ini yang dilaksanakan di Aula Puskesmas Moyudan, Hari/Tanggal : Selasa,14-februari-2017.Dan pada tanggal 16-Februari-2017 kami di ajak untuk mengikuti sosialisasi penyuluhan Public-Privat Mix-TB Program TB di Puskesmas Moyudan



5. Materi Pemantaun Wilayah Setempat (PWS) Pemantauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja secara terus menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Di Puskesmas Moyudan PWS yang berjalan yaitu PWS KIA. Dimana saya diberikan buku pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak dan melihat cara pencatatan di buku register kohort ibu da ANC terpadu dan buku Register PWS-KIA-DESA 6. Materi dan Praktek Penyelidikan Epidemiologi Penyelidikan Epidemiologi yaitu suatu kegiatan penyelidikan atau suvei yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatanatau penyakit secara leih menyeluruh.Maka dari itu kami melakukan praktek penyelidikan epidemiologi dengan pemantauan jentik berkala dan juga mewawancarai langsung ke rumah penderita DBD dan melakukan penyelidikan di 20 rumah sekitar rumah penderita, jika terdapat jentik nyamuk maka kita memberikan bubuk Abate.



D. PRAKTEK DILUAR KOMPETENSI NO HARI/TANGGAL 1 Kamis,09-02-2017



TEMPAT Dusun Jetis, Moyudan



2



Jumaat, 10-02-2017



Puskesmas Moyudan



3



Selasa,14-02-2017



Aula Puskesmas Yoka



4



Selasa,14-02-2017



Dusun Gamplong 4



5 6



Kamis, 16-02-2017 Kamis,,16-02-2017



Dusun Kembangan 1 Dusun Menulis



KEGIATAN Posyandu Lansia  Mempelajari dan Praktek Alat Tensi Meter dan Stetoskop  Memberikan Obat-Obat pada pasien lansia Pemeriksaan peserta anggota Jemaah Haji Pertemuan Tiem-DOTS. Pencapaian program TB tahun 2016. Penyuluhan DBD. (Sebagai Pemateri). Penyuluhan TB Penyuluhan PHBS (Mencuci Tangan)



PUSKESMAS MINGGIR



Oleh DEWI DIAN M. REPASI 0130740024



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS CENDERAWASIH



BAB III PROGRAM, HASIL DAN PEMBAHASAN



A. PROGRAM 1.



Penyehatan Lingkungan -



Melaksanakan kunjungan pengawasan dan pembinaan TTU, TPM, Lingkungan Permukiman.



2.



3.



-



Melaksanakan pemantauan terhadap sumber pencemaran.



-



Melaksanakan pemantauan kualitas air



-



Melaksanakan pemantauan kualitas makanan



Pelayanan Kesehatan Lingkungan -



Melaksanakan konsultasi kesehatan lingkungan



-



Melaksanakan penyuluhan dan bimbingan teknis kesehatan lingkungan



Mendokumentasikan data dan laporan SP2TP Kesehatan Lingkungan. -



Membuat dan mendokumentasikan laporan LB3



B. HASIL Kegiatan Magang diPuskesmas Minggir, Kec. Minggir,Sleman Yogjakarta dimulai pada hari Senin tanggal 06 Februari 2017 dan berakhir pada hari Senin 20 Februari 2017. Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa/i FKM UNCEN khususnya mahasiswa semester VIII (delapan) yang terbagi dalam kelompok kecil yaitu 4 mahasiswa reguler dan 1 mahasiswa tugas belajar yang terdiri dari 2 mahasiswa peminatan Kesehatan Lingkungan,



1 mahasiswa peminatan Epidemiologi, dan 2 mahasiswa peminatan



Administrasi Kebijakan Kesehatan yang menempati Puskesmas Minggir, Kabupaten Sleman,Yogyakarta. Setelah mengikuti acara penerimaan mahasiswa magang dan penyampaian materi di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, kami langsung dijemput dan diantar langsung oleh salah satu Pegawai Puskesmas Minggir menuju ke lokasi penginapan kami yang dekat dengan lokasi Puskesmas Minggir di Kec,Minggir, Kab,Sleman. Kami memulai kegiatan kami di Puskesmas Minggir dengan awal perkenalan bersama Ibu Kepala, para staf dan pegawai puskesmas saat apel pagi diruang Aula puskesmas, selanjutnya kami perkenalan disetiap ruang kerja Puskesmas Minggir.



1. Kegiatan Didalam Ruangan Untuk kegiatan yang dikerjakan didalam ruangan yaitu  mengentry data daftar nama keluarga yang tidak memiliki jamban sehat di wilayah kerja puskesmas minggir,  mempelajari profil puskesmas minggir, membantu dalam pembagian kartu BPJS kepada warga,  menghitung jumlah pendataan kesehatan lingkungan secara keseluruhan,  membantu membuat surat kepada pengelolah makanan di desa sendang mulyo terkait kegiatan sosialisasi hygiene perorangan dalam mengelolah makanan sehat.



2. Kegiatan Diluar Ruangan  kunjungan ke puskesmas pembantu wilayah kerja puskesmas minggir yaitu di 4 pustu yakni pustu sendangrejo, pustu sendangsari, pustu sendangmulyo, dan pustu sendangarum,  ada juga kegiatan bersama dengan bagian kesling melakukan pengambilan sampel air didesa sendangmulyo terkait sarana air bersih yang kemudian mengantar sampel air ke UPT LABKESDA SLEMAN untuk segera dilakukan pemeriksaan bakteri dan parameter kimia,  mengikuti evaluasi kelompok kerja (POKJA) upaya kesehatan menengah (UKM),dan juga  kegiatan surveilan yaitu Penyelidikan Epidemiologi (PE) kunjungan balita yang diduga menderita demam berdarah (DHF),  serta melakukan sosialisasi PHBS di kader desa Sendangrejo



C. PEMBAHASAN Karena pada puskesmas Minggir tidak terdapat bagian epidemiologi maka dari itu kegiatan yang dilakukan selama praktek terkait program yang dikerjakan yaitu tergabung dengan bagian kesling yaitu : 1. Program Penyehatan Lingkungan Dimana dalam program ini kegiatan yang telah dikerjakan adalah melaksanakan pemantauan kualitas air terkait sarana air bersih di wilayah kerja puskesmas Minggir, juga adanya kegiatan kunjungan daan pengawasan terhadapat balita yang diduga pasien DHF.



2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan Dalam program ini



salah satu kegiatan yang kami lakukkan adalah



melaksanakan penyuluhan dan bimbingan teknis kesehatan lingkungan yaitu kegiatan sosialisasi dan sharing terkait depot isi ulang yang ada di Papua kepada ibu-ibu kader di pustu sendangrejo. 3. Mendokumentasi data dan laporan SP2TP kesehatan lingkungan Dalam program ini kegiatan yang dikerjakan yaitu mengentry data keluarga yang belum memiliki jamban serta menghitung total keseluruhan data kader sarana lingkungan.



PUSKESMAS GODEAN I



Oleh GLORIA ESTEVAN SAMBERI 0130740038



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS CENDERAWASIH



BAB III PROGRAM, HASIL DAN PEMBAHASAN



A.



PELAKSANAAN Kegiatan magang di mulai pada Senin, tanggal 06 Februari 2017 dan berakhir pada hari senin tanggal 20 Februari 2017. Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa/i FKM UNCEN khususnya mahasiswa semester VIII (delapan) reguler dan tugas belajar yang terbagi dalam 17 kelompok yang menempati 17 Puekesmas yang tersebar di wilayah kerja Kabupaten Sleman. Pada tanggal 07 Februari 2017 tim langsung melapor dan berkoordinasi dengan Bapak Kepala Puskesmas kanda perihal kegiatan magang sekaligus melakukan orientasi ruang di hari pertama. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan observatif dan lebih partisipatif dan selama masa magang di berlakukan sistem rolling. Dimana semua anggota tim mendapatkan kesempatan untuk bertugas setiap unit yang ada di puskesmas dengan maksud untuk mengetahui bagimana menangani setiap unit: alur pelayanan, sistem kerja sampai pada sistem pencatatan dan pelaporan.



B. HASIL KEGIATAN PEMINATAN KESEHATAN EPIDEMIOLOGI Kegiatan dalam Gedung Epidemiologi 1. Klasikal satu hari 



Pengenalan Program Kesehatan Lingkungan







Prosedur Kegiatan Kesehatan Lingkungan







Kebijakan Puskesmas







Penanggulan Penyakit Menular (P2M)







Menejamen Puskesmas



2. Loket Alur pelayanan di Puskesmas dimulai dari loket, Dari pengambilan nomor antrian, Pendaftaran pasien, pengambilan status pasien, pencatatan jenis kunjungan (Askes, Jamkesmas, Gratis, Kader, Pelajar) sampai pada proses rujukan. Setiap anggota tim berpartisipasi dalam menjalankan alur tersebut.



Hasil Kegiatan Epidemiologi di luar Gedung 1. Inspeksi Sanitasi Perumahan Mengetahui kondisi sanitasi perumahan dan dapat melakukan pencegahan apabila ada hal yang tidak memenuhi syarat. 2. InspeksiSanitasi Sarana Air Bersih (SAB) Mengetahui kondisi air yang dikonsumsi masyarakat. 3. InspeksiSanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Mengetahui kondisi sanitasi tempat pengolahan makanan. 4. Sampel Air Untuk mengethui kondisi air yang di konsumsi di Puskemas Godean satu 5.



InspeksiSanitasi Tempat Pengolahan Pestisida (TP2) Mengetahui kondisi sanitasi tempat pengolahan pestisida.



6. Inspeksi PHBS Tatanan Rumah Tangga 7. Pemberantasan Nyamuk Memberantas sarang nyamuk dan pencegahan terhadap penyakit DBD. 8. Kegiataan Penyelidikan Epidemiologi (PE) Dilakukan pada saat ada kasus DBD.Penyelidikan ini untuk mengetahui faktorfaktor yang menyebabkan kasus DBD bisa terjadi. 9. KegiatanSurvei Jentik Tindakan pemberantasan jenitik di rumah warga.



C. PEMBAHASAN 1. Orientasi Puskesmas Kegiatan ini dilakukan di Puskesmas pada tanggal 07 feb 2017, dengan materi pengenalan puskesmas ssecara keseluruhan mulai dari profil puskesmas, bagianbagian unit puskesmas, prosedur pelayanan puskesmas, dan pembagian tugas mahasiswa untuk setiap bagian unit puskesmas, yaitu bagian : BP Umum, BP Gigi, KIA, KB, Imunisasi, Konsultasi Sanitasi, Konsultasi Gizi, konsultasi Psikologi, Laboratorium, Farmasi, Pendaftaran,Kasir, Fisioterapi dan tata usaha. 2. Inspeksi Sanitasi Perumahan Kegiatan Inspeksi sanitasi perumahan dilakukan di Desa Siduagon,Jumlah rumah yang diperiksa sebanyak 10 dari target 50 rumah, Persentase yang didapat yaitu 45 % tidak memenuhi syarat, dari hasil yang inspeksi yang dilakukan adapun rumah warga yang kondisi sanitasi rumahnya tidak memenuhi syarat yaitu Ventilsi



rumah yang tidak memiliki kasa anti nyamuk dan sirkulsi udara tidak lancar, rumah tidak memiliki lubang asap dapur, tidak memiliki langit-langit, kamar tidak berjendela. 3.



Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih ( SAB) Kegiatan pengawasan Kualitas Air Bersih meliputi mengatur, membina dan mengawasi



pelaksanaan



penggunaan



air



dalam



rangka



memelihara



dan



meningkatkan derjat kesehatan masyarakat. Kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dilakukan yaitu Perumahan, Hasil pemeriksaan yang didapat sebagian besar tidak memenuhi syarat seperti terdapat beberapa sumber pencemar dengan sarana air bersih, sarana air limbah rusak, ada genangan air sekita sumur, kondisi lantai sumur dalam keadaan rusak yang dapat memungkinkan air merembes masuk kedalam Sarana Air Bersih (sumur gali) dan dinding sumur sedalam 3 meter tidak diplester tidak diplester dengan baik. 4.



Inspeksi Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Sanitasi tempat pengolahan makanan adalah suatu usaha penegndalian melalui kegiatan pengawasan dan pemerikasaan terhadap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh tempat pengolahan makanan (TPM) yang erat hubungannya dengan timbuk atau menyebarnya suatu penyakit. Inspeksi Sanitasi Intitusi



5.



Kegiatan Penyelidikan Epidemioligi (PE) Kegiatan penyelidikan epidemioligi yang dilakukan yaitu Penyelidikan kasus DBD yang terjadi Serangan, Sidoluhur Godean Sleman kasus Penyelidikan Epidemiologi yang dilakukan dengan mengindentifikasi sebanyak 27 rumah warga dalam radius 100 meter dari rumah penederita DBD. Dari hasil identifikasi tersebut sebagian besar ditemukan jentik pada bak mandi, bak WC, tempayan dan barangbarang bekas yang terdapat genangan air.Tindak Lanjut dari kegiatan PE kemudian dilkukan pengasapan (fogging Focus). Faktor penyebab semakin banyaknya Kasus DBD di Indonesia, anatra lain a.



Factor virolis: agen penyakit. Virus penyebab dengan mempunyai beragam dalam jumlah dan seroting serta virulensi yang saat ini dikhawatirkan telah terjadi mutasi genetis sehingga virulensinya meningkat



b.



Factor manusia :individual dan penduduk, jumlah penduduk yang semakin bertambah jumlah penduduk dan meningkatkan jumlah dan sarana transportasi, perilaku dan gaya hidup yang tidak mendukung tercipatnya lingkungan yang bersih bebas jentik dan gigitan nyamuk



c.



Factor nyamuk penular : yaitu nyamuk Aedes yang mempunyai kerentanan tinggi



terhadap



virus



penyebab



DBD



(virus



DEN),



kemampuan



reproduktifnya yang tinggi dan masa hidupnya yang panjang d. Faktor lingkungan :klimatologis (kelembapan udara yang optimal, curah hujan yang meningkat dan temperature udara yang meningkat) yang mendukung secara optimal kapasitsa vektorial Nyamuk Aedes. 6. Pemantauan jentik di pemukiman warga Yaitu; di Desa Sidoagon, desa Sidomoyo,Dari hasil pemantauan jentik sebagian besar perumahan warga terdapat jentik nyamuk Aedesagepty dan terdapat dua kasus DBD, untuk itu di lakukan Fogging Foccus. 7. Pemantauan jentik a. Pemantauan jentik di pemukiman warga Yaitu; di Desa Sidoagon, desa , Dari hasil pemantauan jentik sebagian besar perumahan warga terdapat jentik nyamuk Aedesagepty dan terdapat dua kasus DBD, untuk itu di lakukan Fogging Foccus. b.



Fogging Foccus Dilakukan di dua lokasi yaitu ,Serangan, Sidoluhur Godean Sleman dimulai pukul setengah lima pagi sampai pukul tujuh pagi. Hal ini dilakukan karena terjadi kasus DBD dengan melakukan pengasapan untuk masing-masing lokasi.



8. Pemberian Materi Selain kegiatan praktik lapangan, dalam kegiatan praktik kerja lapangan di Puskesmas Sleman juga mendapatkan materi pembelajaran yang dilakuka di aula Puskesmas Sleman, adapun materi yang disampaikan yaitu : a.



Orientasi Puskesmas Materi orientasi puskesmas disampaikan oleh ibu Dwi Mulyani, A.Md dan Endi Nugroho dan Yusuf Nabawi. A. Md.Kes Materi orientasi Puskesmas bertujuan untuk mengenal lingkungan Puskesmas Sleman dan pembagian tugas pembantu di setiap unit Puskesmas.



b.



Penerapan ISO 9001 dan Perencanaan Program Puskesmas Materi ini disampaikan oleh ???. Isi materi yang disampaikan tentang penerapan ISO 9001 : 2000 di Puskesmas Sleman, serta penyampaian programprogram yang di rencanakan oleh Puskesmas Sleman.



c.



Materi manajemen Puskesmas



Materi disampaikan oleh Ibu ??, membahas mengenai peneglolaan manajemen Puskesmas secara keseluruhan, baik mengenai sumber perdanaan puskesmas, pengelolaan dana puskesmas dan alokasi dana untuk setiap unit-unit pskesmas sleman. d. Materi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Materi ini disampaikan oleh Bapa Yusuf Nabawi. A. Md.Kes, yang membahas mengenai Pengendalian Penyakit Menular dan penyakit tidak menular yang sering terjadi di wilayah kerja Puskesmas Godean satu, Seperti Kasus DBD selama tujuh tahun terakhir terjadi secara fluktuatif. Tahun 2008 merupakan tahun dengan kasus DBD tertinggi (40 kasus) dan tahu n 2013 merupakan tahun tertinggi kedua setelah tahun 2008, yaitu terdapat 33 kasus. Penyebaran kasus DBD pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: ssidoagung 13 kasus, sidoluhur 14 kasus, sidomulyo 5 kasus dan sidomoyo 0 kasus. Dilihat dari penyebaranya maka 42,2 % dusun terkena DBD dan tertinggi di desa dengan kasus terkena DBD yang sesuai dengan kriteria telah dilakukan fogging focus. Tahun 2015 adalah 37 pasien. Untuklebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini Tabel jumlah kasus DBD Puskemas Godean 1 Tahun 2009-2015 TAHUN DESA



2009



2010



2011



2012



2013



2014



2015



Sido agung Sido Luhur Sido Mulyo Sido Moyo JUMLAH



15 14 7 4 51



10 6 7 0 23



7 5 7 1 26



9 11 5 1 33



13 14 5 0 80



10 11 9 7 37



47 18 12 10 87



Di wilayah Puskemas Godean 1, terdapat 3 desa, yaitu Sidoagung, sidoluhur, dan sidomulyo yang termasuk daerah endemis DBD kasus selama 3 tahun berturut-turut terdapat kasus DBD. Sedangkan desa sidomoyo termasuk daerah sporadic DBD karena tidak setiap tahun terdapar kasus DBD



e. Penyakit TB paru 1) Cakupan penemuan penderita baru BTA + baru, masih jauh dari target, yaitu 7 orang pada tahun 2014 ini sudah lebih banyak dibandingankan 2) Angka konversi 100% sudah lebih dari target



3) Angka kesembuhan (cure rate) 100 % 4) Error rate tidak ada f. Diare Kasus diare pada tahun 2015 terjadi 415 kasus. Hal ini menurun dibandingkan tahun 2014 sebanyak 572 kasus g. Malaria Pada tahun 2003 merupakan kasus malaria tertinggu 5 kasus dan mulai tahun 2005-2015 tidak terdapat kasus malaria



PUSKESMAS GAMPING I



Oleh MAHLA D. A. DOGOPIA 0130740069



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS CENDERAWASIH



BAB III PROGRAM, HASIL DAN PEMBAHASAN



Kegiatan Magang dimulai pada hari Senin tanggal 06 Februari 2017 dan berakhir pada hari Jumat tanggal 20 januari 2017. Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa/i FKM UNCEN khususnya mahasiswa semester VIII (delapan) regular Berjumlah 5 orang dalam I kelompok yang bertempat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelompok tim penulis sendiri menempati Puskesmas Gamping I yang berada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Pada tanggal 07 Februari 2017 tim langsung melapor dan berkoordinasi dengan Ibu Kepala Puskesmas Gamping I perihal kegiatan magang sekaligus melakukan orientasi ruangan di hari pertama. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan observatif dan lebih partisipatif dan selama masa magang, dimana semua anggota tim mendapatkan kesempatan untuk bertugas di setiap unit yang ada di puskesmas. Dengan maksud untuk mengetahui bagaimana managemen setiap unit ; alur pelayanan, sistem kerja, sampai pada sistem pencatatan dan pelaporan. A. PROGRAM PUSKESMAS I.



Program Pemberantasan Penyakit Menular 1. Penyelidikan Epidemiologi Kasus Diare Adalah Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit diare dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit diare agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran



informasi



epidemiologi



kepada



penyelenggara



program



kesehatan. Langkah – langkah dalam melaksanakan kegiatan Penyidikan Epidemiologi Kasus Diare adalah : a. Pasien diare diketahui dari laporan masyarakat dan dari buku register BP umum. b. Menyiapkan sarana PE, seperti formulir PE dan surat tugas. c. Menginformasikan ke kepala dusun atau kader setempat bahwa diwilayahnya ada penderita diare dan akan di laksanakan PE .



2. Penyidikan Epidemiologi Kasus Leptospirosis Adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit Leptospirosis dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit Leptospirosis agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Langkah – langkah dalam melaksanakan kegiatan Penyidikan Epidemiologi Kasus Leptospirosis adalah a. Pengumpulan Data 1)



Laporan rutin diambil dari buku catatan harian ( register ) di buat laporan mingguan (W2) lewat SMS gateway kemudian dilaporkan ke tingkat kabupaten melalui laporan bulanan lewat google drive.



2)



Laporan KLB / wabah dilaporkan dalam periode 24 jam (W1) dan dilanjutkan dengan laporan khusus yang meliputi : 



Kronologi terjadinya KLB







Cara penyebaran serta faktor – faktor yang mempengaruhi







Keadaan epidemiologis penderita







Hasil penyelidikan yang telah dilakukan







Hasil penanggulangan KLB



3) Pengolahan, analisis dan interpretasi Data – data yang telah dikumpulkan diolah dan ditampilkan dalam bentuk table atau grafik keudian dianalisis dan interpretasi. 4) Penyebarluasan hasil interpretasi Hasil analisis dan interpretasi data yang telah dikumpulkan, diumpan balikkan kepada pihak – pihak yang berkepentingan yaitu kepada pimpinan daerah, kecamatan, hingga dinkes untuk mendapatkan tanggapan dan dukungan penanganannya.



3. Penyidikan Epidemiologi Kasus ISPA ( Pneumonia ) Adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit



ISPA



(



Pneumonia



)



agar



dapat



melakukan



tindakan



penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,



pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Langkah – langkah dalam melaksanakan kegiatan Penyidikan Epidemiologi Kasus ISPA (Pneumonia) : a. Pengumpulan Data 1) Informasi kasus diambil dari buku catatan harian (register) BP umum, selanjutnya dibuat laporan mingguan (W2) melalui SMS gateway kemudian dilaporkan ke tingkat kabupaten, yaitu laporan bulanan melalui google drive. 2) Laporan KLB / wabah di laporkan dalam periode 24 jam (W1) dan dilanjutkan dengan laporan khusus yaitu meliputi: 



Kronologi terjadinya KLB







Cara penyebaran serta faktor – faktor yang mempengaruhi







Keadaan epidemiologis penderita







Hasil penyelidikan yang telah di lakukan







Hasil penanggulangan KLB



3) Pengolahan, analisis dan interpretasi Data – data yang telah dikumpulkan diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik kemudian dianalisis dan diinterpretasi. 4) Penyebarluasan hasil interpretasi Hasil analisis dan interpretasi data yang telah dikumpulkan, diumpan balikkan kepada pihak – pihak yang berkepentingan yaitu kepada Pimpinan daerah, Kecamatan, hingga Dinas Kesehatan untuk mendapatkan tanggapan dan dukungan penanganannya.



4. Penyidikan Epidemiologi Kasus Campak Adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit Campak agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran



informasi



epidemiologi



kepada



penyelenggara



program



kesehatan. Langkah – langkah dalam melaksanakan kegiatan Penyidikan Epidemiologi Kasus Campak : a. Persiapan penyelidikan epidemiologi



1) Persiapan lapangan mengkonfirmasikan adanya kasus suspek campak ke dukun atau ke kader 2) Menyiapkan format Penyelidikan Epidemiologi Kasus Campak 3) Persiapan petugas b. Pelacakan Kasus : 1) Kunjungan rumah ke populasi resiko dan menggali informasi yang diperlukan. 2) Individual record menggunakan formulir C1. 3) Pengambilan specimen di puskesmas c. Mengumpulkan informasi faktor resiko ( fom C2 ) 1) Cakupan imunisasi campak di tingkat puskesmas 2) Ketenagaan, ketersediaan vaksin dan penyimpanan vaksin. d. Pengolahan dan Analisis data Data – data yang telah dikumpulkan diolah dan ditampilkan dalam bentuk tbel atau grafik kemudian di analisis dan diinterpretasi ( pada akhir tahun ).



5. Penyelidikan Epidemiologi Kasus Deman Berdarah Dangue (DBD) Adalah proses untuk melakukan penyelidikan epidemiologi dirumah penderita kasus DBD dan rumah – rumah di sekitar penderita kasus DBD. Langkah







langkah



dalam



melaksanakan



kegiatan



Penyidikan



Epidemiologi DBD adalah : a. Setelah menerima laporan KDRS / Surat Keterangan Diagnosis adanya penderita DBD, petugas DBD segera mencatat dalam register DBD b. Menyiapkan peralatan survey, seperti : senter, ATK, formulir PE dan surat tugas c. Memberitahukan secara lisan ke kepala Dusun setempat bahwa di wilayahnya ada penderita DBD dan akan dilaksanakan PE d. Pelaksanaan Penyidikan Epidemiologi 1) Tim PE memperkenalkan diri dan selanjutnya melakukan wawancara dengan keluarga penderita, untuk mengetahui riwayat kejadian penyakit DBD yang bersangkutan dan mengetahui ada tidaknya penderita kain dalam keluarga



2) Bila ditemukan penderita tanpa sebab yang jelas dan belum di periksa pada saat itu disarankan untuk diperiksakan di Puskesmas 3) Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat penampungan air dan tempat lain yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti baik didalam maupun diluar rumah/bangunan 4) Bila ditemukan jentik segera dianjurkan untuk dilakukan pemberantasan sarang nyamuk 5) Kegiatan ini dilakukan pasa radius 100 m dan atau lokasi minimal 20 rumah di sekitar penderita 6) Berdasarkan Penyidikan Epidemiologi dilakukan penanganan tindak lanjut Hasil tindak lanjut PE ditulis di register DBD dan segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.



6. Tindak Lanjut Penyelidikan Epidemiologi Kasus DBD Adalah kegiatan tindak lanjut yang dilakukan setelah dilaksanakan penyelidikan epidemiologi. Langkah – langkah dalam melaksanakan kegiatan Tindak Lanjut Penyidikan Epidemiologi DBD : a. Menyimpulkan hasil PE yang telah dilakukan b. Bila merupakan focus penularan DBD/DHF maka dilakukan fogging focus, adapun criteria dilakukan fogging focus sebagai berikut 1) Ada 1 penderita DBD/DHF yang meninggal atau, 2) Ada 1 penderita dengan DSS atau, 3) Ada 1 penderita DBD dengan diagnosis pasti dari RS dan penderita panas lainnya 4) Angka Bebas Jentik (ABJ) 38oC, muncul ruam kemerahan, mata merah disertai batuk pilek dan diambil sampel serum, kemudian tim surveilans melakukan kunjungan rumah penderita tersebut dan melakukan observasi di sekeliling rumahnya “apakah terdapat penderita dengan gejala yang sama atau tidak?”. Jika ada kasus yang sama, maka dimotivasidatang ke Puskesmasuntukdilakukan tindakan berupa pengambilan serum dan dikirim ke BLK (Balai Latihan Kerja) agar diketahui status campaknya. Jika terdapat faktor risiko kasus campak, perlu ditangani segera agar tidak terjadi outbreak.



g. Diskusi materi mengenai KLB (Kejadian Luar Biasa) di tingkat Puskesmas. Kasus KLB yang pernah ditangani yaitu KLB keracunan makanan tahun 2016 pada anak sekolah karena jajan sembarangan berupa produk baru saat jam istirahat yaitu jam 09.00. Pada jam 09.30 mulai terdapat gejala berupa mual, muntah, pusing yang diperiksa di Pustu Sidorejo. Kasus keracunan makanan ini terjadi pada 15 anak. Kemudian saat dilakukan penyelidikan epidemiologi ternyata ditemukan penyebab yang sama. Secara umum tahap-tahap penanganan KLB di tingkat Puskesmas yaitu: Bila ada pelaporan dikonfirmasi terlebih dahulu, kemudian dilakukan PE (Penyelidikan Epidemiologi) dan identifikasi berdasarkan WTO (waktu, tempat, orang), setelah itu menyusun rencana tindak lanjut sebagai bentuk intervensi dari kasus KLB tersebut. Untuk memastikan penyebab terjadinya KLB perlu mencari sampel sumber dari kasus tersebut, kemudian sampel sumber dibawa ke Dinas Kesehatan dan diserahkan ke Balai Latihan Kerja untuk mengetahui agen penyebab KLB. Setelah agenpenyebabnya diketahui, maka tindakan lanjut yang dapat dilakukan yaitu penyuluhan dan pengobatan.



h. Diskusi materi mengenai SKD (Sistem Kewaspadaan Dini) di tingkat Puskesmas. SKD (Sistem Kewaspadaan Dini) di tingkat Puskesmas menggunakan EWARS (Early Warning System) yang dilaporkan menggunakan laporan W2 (mingguan) via SMS yang akan dipublikasikan di website skdr.surveilans.org. Laporan W2 disesuaikan dengan penyakit yang ada dalam prosedur laporan W2 via SMS.



i. Kunjungan dan penyelidikan epidemiologi TB ketuk satu pintu. Kegiatan ini dilakukan rutin guna melihat perilaku penderita TB dan memantau kondisinya. Kunjungan TB pertama dilakukan di dua rumah penderita. Penderita pertama berusia 55 tahun menderita TB selama 1 bulan didiagnosis pada tanggal 04-02-2017. Sirkulasi udara di dalam rumah lancar, kamar memiliki ventilasi namun ventilasi rumah/ dapur tidak memenuhi syarat, jika batuk dibuang di WC, setiap kali batuk penderita menutup mulut, alat makan penderita dipisahkan dengan anggota keluarga. Saran yang diberikan yaitu selalu membuka pintu/jendela pada pagi hari.Rencana tindak lanjut



berupa kunjungan rumah penderita TB dilakukan pada tanggal 09-02-2017. Saat kunjungan lapangan terdapat ventilasi tidak memenuhi syarat dan tempat pembuangan ludah di WC. Berdasarkan hasil perhitungan inspeksi rumah sehat diperoleh nilai 730 sehingga termasuk dalam kategori rumah tidak sehat karena berada di bawah 1.068. Saran kepada penderita yaitu dengan memperbaiki lubang ventilasi dan membuang ludah pada tempat ludah/riak, selalu membuka jendela pada pagi hari. Tindak lanjut program yang bisa dilakukan petugas yaitu penyuluhan. Penderita kedua berusia 58 tahun menderita TB selama 2 bulan dengan gejala awal yang dirasakan demam dan batuk 1 bulan kemudian ketika di rontgen terdapat flek dan didiagnosis menderita TB pada tanggal 14-01-2017 sehingga harus mengonsumsi obat TB selama 6 bulan. Sirkulasi udara di dalam rumah lancar, kamar memiliki ventilasi namun ventilasi rumah/ dapur tidak memenuhi syarat, jika batuk dibuang di sembarang tempat, alat makan penderita dipisahkan dengan anggota keluarga. Saran yang diberikan yaitu selalu membuka pintu/jendela pada pagi hari, menutup mulut bila batuk, membuang ludah/riak pada tempatnya, jemur peralatan tidur, makan makanan bergizi. Rencana tindak lanjut berupa kunjungan rumah penderita TB dilakukan pada tanggal 09-02-2017. Saat kunjungan lapangan diobservasi terdapat kurangnya sirkulasi udara dimana ventilasi tidak memenuhi syarat dan saat membuang ludah sembarang tempat serta tidak menutup mulut saat batuk. Berdasarkan hasil perhitungan inspeksi rumah sehat diperoleh nilai 1.143 sehingga termasuk dalam kategori rumah sehat karena berada diantara 1.0681.200. Saran kepada penderita yaitu selalu membuka jendela, membuang ludah pada tempatnya, jemur peralatan tidur, jaga kebersihan diri, tidur terpisah dari penderita. Tindak lanjut program yang bisa dilakukan petugas yaitu penyuluhan. Kunjungan TB kedua dilakukan pada hari Sabtu 11 Februari 2017, penderita berusia 21 tahun dengan gejala awal yang dirasakan tanpa batuk namun terdapat benjolan di bagian leher saat di rontgen dan didiagnosis menderita TB. Sirkulasi udara di dalam rumah lancar, kamar memiliki ventilasi, jika batuk dibuang di kamar mandi, alat makan penderita dipisahkan dengan anggota keluarga, namun penderita tidur sekamar dengan adiknya. Saran yang diberikan yaitu selalu membuka pintu/jendela pada pagi hari agar terjadi



pergantian udara, menutup mulut bila batuk, dan makan makanan yang bergizi. Berdasarkan hasil perhitungan inspeksi rumah sehat diperoleh nilai 948 sehingga termasuk dalam kategori rumah tidak sehat karena berada di bawah 1.068. Saran kepada penderita yaitu selalu membuka jendela, membuang ludah pada tempatnya, jaga kebersihan diri, tidur terpisah dari penderita. Tindak lanjut program yang bisa dilakukan petugas yaitu penyuluhan.



j. Penyelidikan epidemiologi DBD. Penyelidikan epidemiologi DBD dilakukan karena ditemukannya kasus setelah satu minggu lalu dilakukan fogging. Penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan pemeriksaan jentik di sekitar rumah penderita sebanyak 20 rumah. Tujuan dari pemeriksaan jentik yaitu agar dapat mengurangi potensi penularan dan penyebaran kasus/penyakit lanjut, sehingga dapat merencanakan tindakan yang perlu dilakukan disekitar tempat tinggal penderita. Pada penyelidikan epidemiologi, sebagian besar warga menggunakan ember sebagai media pengganti bak mandi. Hal ini dikarenakan sejak adanya kasus DBD, warga lebih memilih menggunakan ember untuk mandi karena setelah digunakan lebih mudah untuk dibuang. Pada saat pemeriksaan jentik di rumah penderita dan sekitarnya terdapat rumah positif atau dikatakan terdapat jentik di penampungan airnya sebanyak 4 rumah. Tempat penampungan air yang ditemukan positif jentik yaitu terdapat di 3 bak mandi, 1 tempayan, dan lainlain terdapat di 3 ember. Hasil dari pemeriksaan jentik diperoleh container indek sebesar 13,2 % dan angka rumah indek sebesar 20%. Untuk ABJ (Angka Bebas Jentik)sebesar 80%. Penyelidikan epidemiologi dilakukan pada hari Jumat, 17 Februari 2017 dengan pemeriksaan jentik di sekitar rumah penderita sebanyak 13 rumah. Pada saat pemeriksaan jentik di rumah penderita dan sekitarnya terdapat rumah positif atau dikatakan terdapat jentik di penampungan airnya sebanyak 6 rumah. Tempat penampungan air yang ditemukan positif jentik yaitu terdapat di 3 kamar mandi, 1 tempayan, dan lain-lain terdapat di 3 ember. Hasil dari pemeriksaan jentik diperoleh container indek sebesar 50% dan angka rumah indek sebesar 46,15%. Untuk ABJ (Angka Bebas Jentik) sebesar 53,85%.



k. Penyuluhan TB.



Kegiatan penyuluhan TB dilaksanakan di Desa Sidoarum pada hari Kamis, 16 Februari 2017 ditujukan kepada para warga sekitar dan dihadiri oleh 28 orang. Penyuluhan TB merupakan kegiatan partisipasi mahasiswa yang dilakukan atas permintaan petugas Puskesmas Godean II. Penyakit TB belum banyak diketahui oleh masyarakat setempat, sehingga para warga berantusias dalam merespon materi yang disampaikan, hal ini dilihat dari beberapa pertanyaan yang diajukan kepada penyuluh, diantaranya: “apakah pada umur lansia kalau batuk-batuk dan ada pembengkakan sendi itu termasuk TB tulang?”.



PUSKESMAS MLATI II



Oleh MILKA PATAMPANG 0130740081



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS CENDERAWASIH



BAB III PROGRAM, HASIL DAN PEMBAHASAN



A. PROGRAM Tabel 3.1. Kegiatan Magang di Puskesmas Mlati II N O. 1.



2.



HARI/TANG GAL Selasa, 07-0217



Rabu, 08-02-17



3.



Kamis, 09-0217



4.



Jumat, 10-0217



5.



Sabtu, 11-0217



6.



Senin, 13-0217



KEGIATAN a. Pengenalan dan Pembekalan b. Inspeksi sanitasi sumur gali dan masjid di Puskesmas Mlati II c. Penilaian rumah sehat (pengisian form) d. Pemeriksaan sarana pelayanan kesehatan (pengisian formulir) e. Penjelasan tentang pengisian lembar observasi PSN a. Surveilans epidemiologi DBD, diare, malaria, TBC b. Orientasi profil Puskesmas Mlati II c. Struktur Organisasi Puskesmas Mlati II a. Apel pagi b. Penyelidikan epidemiologi (praktek pemeriksaan jentik) a. Senam b. Lanjutan surveilans epidemiologi a. Puskesmas Keliling b. Sosialisasi Penyakit Menular a. Apel Pagi b. Monitoring PSN c. Inspeksi Sanitasi Masjid



7. 8.



9. 10.



Selasa, 14-0217 Kamis, 16-0217



Jumat, 17-0217 Sabtu, 18-0217



a. Pola penyebaran penyakit b. Trend penyakit a. Penyuluhan kespro (pernikahan dini) b. Sterilisasi ruangan IGD a. Senam b. Lanjutan trend penyakit



Pkm Mlati II Pkm Mlati II



METODE PELAKSAN AAN MAGANG Diskusi Praktek



Pkm Mlati II



Diskusi



Pkm Mlati II



Diskusi



Pkm Mlati II



Diskusi



Pkm Mlati II Pkm Mlati II



Materi dan Diskusi Materi



Pkm Mlati II



Diskusi



Pkm Mlati II Dusun Tirtoadi Pkm Mlati II Pkm Mlati II



Praktek



POS PAUD Mlati Pkm Mlati II Pkm Mlati II Dusun Tlogoadi Dusun Dlogoadi Pkm Mlati II Pkm Mlati II SMP Pamungkas Sleman Pkm Mlati II Pkm Mlati II Pkm Mlati II



Praktek



LOKASI KEGIATAN



Diskusi



Materi Praktek Praktek Diskusi Diskusi Praktek



Praktek Diskusi



B. HASIL & PEMBAHASAN 1. Trend Penyakit Penyakit DBD merupakan penyakit endemis di Puskesmas Mlati II dan endemis nasional. DBD merupakan salah satu penyakit menular yang sedang trend di masyarakat. Jumlah kasus DBD sampai dengan bulan Desember 2015 tercatat 34 kasus. Desa yang paing banyak kasus demam berdarah adalah Desa Sumberadi dengan 15 kasus. Tahun 2016 terdapat 60 kasus DBD di Puskesmas Mlati II Sleman dan telah dilakukan fogging sebanyak 35 kali di rumah penderita dan di sekitar rumah penderita. Grafik 3.2 Jumlah Kasus DBD Tahun 2015 16



14 12



10



Sumberadi



8



Tlogoadi



6



Tirtoadi



4 2 0 1



2



3



Sumber: Puskesmas Mlati II Sleman Tahun 2015



2. Sosialisasi Penyakit Menular Penyakit menular merupakan penyakit yang bisa menular dari satu orang ke orang lain. Pemaparan data penyakit tahun 2016 mengalami kenaikan pada kasus TB, HIV, dan DBD. a. DBD (Demam berdarah dengue) Demam berdarah dengue adalah penyakit akut yang disebabkan oleh Virus DBD dan ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk (Aedes aegypti) yang terinfeksi virus DBD. DBD merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah. Masa inkubasi penularan dari kontak dengan nyamuk yaitu selama 7 hari.



Tahun 2016 terdapat 60 kasus DBD di Puskesmas Mlati II Sleman dan telah dilakukan fogging sebanyak 35 kali. Kasus DBD di wilayah Sumberadi sebanyak 17 kasus, Tlogoadi sebanyak 23 kasus, dan Tirtoadi sebanyak 17 kasus. Jika terdapat kasus DBD dan ingin dilakukan penyelidikan maka perlu KDRS (keterangan darurat rumah sakit) yang merupakan syarat mutlak untuk ditindaklanjuti dari puskesmas.



b. HIV Terdapat 10 kasus HIV di Puskesmas Mlati II Sleman. AIDS merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV dan ditandai dengan berbagai gejala klinik atau kumpulan gejala penyakit. ODHA yaitu orang dengan HIV/AIDS sedangkan OHIDA yaitu orang yang hidup dengan orang terinfeksi HIV. MARP adalah populasi/kelompok dengan resiko tinggi.



c. TB Indonesia menduduki peringkat ketiga kasus TB. Terdapat 17 pasien yang dirawat di Puskesmas Mlati II Sleman. 14 pasien yang dirawat diantaranya 1 pasien dengan penyakit TB ekstra paru, 12 pasien dengan TB BTA positif, dan 1 pasien dengan TB BTA negatif. Di wilayah Tirtoadi terdapat 2 pasien yang masih dalam pengobatan di Puskesmas Mlati II dan 1 pasien yang masih dalam pengobatan di RS UGM. Di wilayah Tlogoadi terdapat 6 pasien yang masih dalam pengobatan di Puskesmas Mlati II termasuk 1 pasien MDR TB. Di wilayah Sumberadi terdapat 6 pasien yang masih dalam pengobatan dan 1 pasien yang telah meninggal.



d. Gondong/Parotitis Gondonng/parotitis merupakan infeksi kelenjar parotis atau ludah. Penyebabnya adalah virus Mumps yang ditularkan melalui percikan ludah penderita yang bersin atau batuk. Apabila tidak terjadi infeksi maka virus akan hilang dengan sendirinya yaitu dengan cara banyak istirahat, perbanyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat terutama mengandung vitamin C yang tinggi. Jika terjadi infeksi maka harus diberi antibiotik.



e. Leptospirosis Leptospirosis disebabkan oleh bakteri leptospira yang ditularkan melalui kencing tikus. Jika terdapat luka maka bakteri akan masuk melalui pembuluh darah.



3. Surveilans epidemiologi Kegiatan surveilans berkaitan dengan KLB. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yg berkala secara epidemiologi pada suatu daerah atau dalam waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menimbulkan terjadinya wabah. Pelaporan dan penanganan KLB diharapkan Kurang dari 24 jam dilakukan surveilans epidemiologi. Langkah-langkah dalam melakukan surveilans yaitu: a. Mendiagnosis secara klinis/lab b. Mengindentifikasi faktor resiko terjadinya sakit c. Pencatatan hasil analisis klinis dan identifikasi kasus menurut variabel orang, tempat dan waktu d. Analisis identifikasi kasus e. Penanganan kasus f. Tindakan observasi di rumah kasus dan sekitar kasus dengan konsep wilayah g. Analisis hasil identifikasi kasus dan hasil observasi di lapangan di wilayah kasus. h. Rencana tindak lanjut penanggulangan kasus penyakit Dalam surveilans epidemiologi yang harus dilakukan adalah melihat trend penyakit. Setelah kasus diketahui langkah selanjutnya yaitu melakukan survei ke dusun pada rumah penderita dan di sekitar rumah penderita sebanyak 20 rumah. Survei kasus DBD dilakukan pemeriksaan jentik pada tempat penampungan air dan melihat apakah ada anggota keluarga yang memiliki gejala panas jika ada maka sudah terjadi penularan. Langkah selanjutnya yaitu menghitung angka bebas jentik (ABJ), jika ABJ