15 0 2 MB
ASUHAN KEPERAWATAN No.kode : Terbitan : SOP No. Revisi : Tanggal mulai berlaku : UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB PAMEKASAN 1. Tujuan 2. Kebijakan 3. Ruang lingkup
4. Definisi
5. Persiapan
6. Prosesdur
BANGBANG KURNIADI S.Kep Ns.MM NIP. 197607041997031003
Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara komprehensif SK Kebijakan Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Panaguan Nomor : 440/432.302.5/SK.VII/2018 Rawat jalan Rawat inap IGD PKD Asuahan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan metodelogi proses keperawatan, (pengkajian, analisis data, diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksana tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan dan evaluasi keperawatan) dan lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan. 1. Alat tulis 2. Buku catatan 3. Tensi, termometer, timbangan, dan pengukur tinggi badan 4. Sarung tangan 1. Petugas memanggil pasien 2. Petugas menyapa pasien 3. Petugas melaksanakan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien 4. Petugas melaksanakan pengukuran tekana darah 5. Petugas melaksanakan pengukuran nadi 6. Petugas melaksanakan pengukuran suhu 7. Petugas melaksanakan pengukuran pernafasan 8. Petugas menimbang berat badan pasien 9. Petugas mengukur tinggi badan 10. Petugas menghitung IMT pasien 11. Petugas mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter 12. Petugas melakukan pemeriksaan fisik 13. Petugas melakukan diagnosa pasien ke dalam RM 14. Petugas memberikan terapi yang dituliskan dalam RM dan resep 15. Petugas mempersilahkan pasien kembali kemeja perawat 16. Petugas menyerahkan resep dan mempersilahkan pasien ke apotik jika tidakperlu dilakukan tindakan pada saat itu 17. Petugas menuliskan diagnosa keperawatan di lembar asuhan keperawatan 18. Petugas menuliskan rencana tindakan keperawatan 19. Petugas melaksanakan imlpementasi dari rencana tindakan keperawatan 20. Petugas melakukan evaluasi, kontrol sesuai advis dokter 21. Petugas melakukan evaluasi untuk pasien rawat inap di evaluasi selama dalam perawatan 22. Petugas membuat rencana tindak lanjut 23. Petugas melaksanakan pencatatan
7. Digram alir
Perawat melaksanakan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien
Perawat memanggil pasien
Dokter memberikan terapi yg dituliskan dalam RM dan resep
Dokter menuliskan diagnosa pasien kedalam RM
Petugas mempersilahkan paien keapotik (jika tidak perlu dilakukan tindakan pada saat itu
Petugas membuet rencana tindak lanjut
Perawat menuliskan diagnosa keperawatan
Perawat melakukan evaluasi
Perawat melaksanakan pengukuran vital sign
Dokter melakukan pemeriksan fisik
Perawat menulis rencana tindakan keperawatan
Perawat melakukan implementasi
Petugas menyerahkan resep keruang pelayanan obat
8. Referensi 9. Dokumen terkait
10. Distribusi
Depkes RI, 1996. Ibu sehat bayi sehat. jakarta. Depkes RI Rekam medic Lembaran asuhan keperawatan Buku registrasi Blanko resep Rawat jalan Rawat inap IGD
11. Rekaman historis perubahan No Yang dirubah
Isi perubah
Tgl. Mulai diberlakukan
ASUHAN KEPERAWATAN
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
No Kode
:
Terbitan
:
DAFTAR
No. Revisi
:
TILIK
Tgl. Mulai
:
Berlaku
:
Halaman
: 1
BAMBANG KURNIADI S.Kep. Ns. MM NIP. 197607041997031003
Unit : ……………………………………………………………………… Nama Petugas : ……………………………………………………………………… Tanggal Pelaksanaan : ……………………………………………………………………… No
Langkah Kegiatan
Ya
1
Apakah petugas memanggil pasien?
2
Apakah petugas melaksanakan anamnesis pada pasien?
3
Apakah petugas melakukan pemeriksaan pemeriksaan fisik?
4
Apakah petugas melakukan diagnosa pasien?
5
Apakah petugas melakukan implementasi dan rencana lanjutan?
6
Apakah petugas mengantar pasien ke ruang laboratorium puskesmas jika perlu pemeriksaan penunjang,dan kembali lagi ke ruang pelayanan untuk menentukan rencana tindak lanjut pasien? Apakah petugas memberi resep obat apabila tidak memerlukan pemeriksaan penunjang?
7 8
Apakah petugas mengantar pasien ke pelayanan UGD/RANAP jika perlu penanganan lebih lanjut pada pasien?
9
Apakah petugas merujuk pasien ke sarana kesehatan lain jika di puskesmas tidak tersedia sarana dan prasarana untuk tindak lanjut penanganan pasien?
10
Apakah petugas farmasi memberikan obat dan menjelaskan cara penggunaan obat?
11
Apakah petugas farmasi mengucapkan terima kasih?
Tidak
TB
Jumlah
Compliance rate (CR) : …………………………………% ……………………………..,…… Pelaksana / Auditor
……………………………............. NIP: ………………....................
MTBM
SOP
No. Kode
:
No Revisi
: 00
Tgl Mulai
:
Berlaku Halaman
: 1/2 Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
Kegiatan Pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan bayi baru lahir 1. Pengertian
sampai umur 2 bulan dengan metode menejemen terpadu yang diikuti oleh upaya intervensi terhadap penyimpangan atau penyakit yang ditemukan. 1.
2. Tujuan
Sebagai acuan untuk pelaksanaan MTBM di puskesmas/di rumah
2. Menigkatkan Mutu pelayanan terhadap Neonatus/bayi di bawah 2 bulan di puskesmas atau dirumah.
3. Kebijakan
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Panaguan Nomor Tentang Kebijakan Pelayanan klinis di Puskesmas Panaguan
4. Referensi
Permenkes 75 th 2014, Tentang Puskesmas dan Buku pedoman MTBS
5. Persiapan Alat
1. Formulir MTBM (Terlampir) 2. Buku KIA
6. Prosedur/ LangkahLangkah
1. Petugas memanggil pasien dengan nomer urut pendaftaran 2. Petugas Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik pasien dengan standar menggunakan formulir MTBM (terlampir) 3. Petugas Menentukan diagnosa/klasifikasi pasien dan diberi terapi sesuai dengan penyakit pasien\ 4. Bila diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien dapat dirujuk ke poliklinik lain, klinik konsultasi, laboratorium atau rumah sakit (apabila menolak dirujuk pasien dan atau keluarga pasien harus menandatangani blangko penolakan) 5. Data pasien di catat dalam buku register kunjungan/Buku KIA 6. Pasien Mengambil obat dibagian farmasi jika perlu.
7. Diagram Alir
Pasien
Pemeriksaan Awal Klinis
Menentukan Diagnosa Lakukan Terapi Tidak Rujuk ? Ya
Inform konsen penolakan
Beri Rujukan
Pencatatan Dan
Pelaporan 8. Hal – Hal Yang
Buku KIA
diperlukan 9. Unit Terkait
-
10. Dokumen
Rekam Medik
Terkait 11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
MTBM No. Dokumen DAFTAR TILIK
No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: : 00 : :1
UPT PUSKESMAS BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns NIP. 1976 0704 199703 1 003
PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
No
Langkah Kegiatan
1
Apakah Petugas memanggil pasien dengan nomer urut pendaftaran ?
2
Apakah Petugas Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik pasien dengan standar menggunakan formulir MTBM (terlampir) ?
3
Apakah Petugas Menentukan diagnosa/klasifikasi pasien dan diberi terapi sesuai dengan penyakit pasien?
4
Apakah Petugas Melakukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien dapat dirujuk ke poliklinik lain, klinik konsultasi, laboratorium atau rumah sakit ?
5
Apakah Petugas Mencatat Data pasien ke dalam buku register kunjungan/Buku KIA ?
6
Apakah Petugas sudah memberitahu Pasien untuk Mengambil obat dibagian farmasi jika perlu?
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
PEMERIKSAAN ANC
SOP
No. Kode
:
No Revisi
: 00
Tgl Mulai
:
Berlaku Halaman
: 1/4
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan 1. Pengertian
kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan kala nifas, Persiapan pemberian Asi dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar Sebagai acuan untuk memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
2. Tujuan
dan tumbuh kembang janin. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi
3. Kebijakan 4. Referensi
KMK 514 tahun 2015 halaman 1020-1021.
5, Persiapan
Alat dan Bahan -
Meja periksa ginekologi Sarung tangan steril Lubrikan Jel Metlin Funanduskup/Dopler Tensi
6. Prosedur/
1.
Petugas mempersiapkan alat dan bahan
Langkah-
2.
Petugas menjelaskan kepada pasien jenis prosedur pemeriksaan yang akan
Langkah
dilakukan 3.
Petugas meminta pasien berbaring di meja periksa
4.
Petugas mencuci tangan sebelum pemeriksaan
5.
Petugas memeriksa keadaan umum (tanda vital, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, wajah: apakah ada edema/pucat)
6.
Petugas melengkapi status generalis : kepala, mata, higiene mulut dan gigi, caries, thyroid, jantung, paru, payudara, abdomen, tulang belakang, ekstremetas, serta kebersihan kulit
7.
Petugas memeriksa tinggi fundus uteri(pengukuran dg pita ukur, apabila usia kehamilan >20 minggu)
8.
Petugas Melakukan Pemeriksaan Vulva atau perenium untuk memeriksa adanya varises, kondiloma, edema, hemoroid, atau kelainan lainnya
9.
Petugas melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai servik, uterus, adneksa, kalenjar bartolin, kalenjar skene dan uretra
10. Petugas menilai servik tanda-tanda infeksi dan cairan dari ostium uteri 11. Petugas melakukan palpasi abdomen, menggunakan maneuver leopold 1-IV a) Leopold I: menentukan tinggi fundus uteri dan menentukan bagian janin yang terletak di fundus uteri (dil;akukan sejak awal TM 1)
b) Leopold II: menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai akhir TM II) c) Leopold III: menentukan bagian janin yang terletak di bawah uterus(dilakukan mulai akhir TM III) d) Leopold IV: menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu) Petugas melakukan pemeriksaan aukultasi denyut jantung janin menggunakan setoskop atau dopler (jika usia kehamilan >16 minggu)
Pasien
Pemeriksaan Awal Klinis
Persiapan Alat Lakukan Terapi Tidak
7. Diagram Alir
Rujuk ? Ya
Inform konsen penolakan
Beri Rujukan
Pencatatan Dan
Pelaporan 8. Hal-hal
-
Yang Perlu Diperhatikan 9. Unit Terkait
1. Polindes 2. VK 3. Poli Ibu 4. Pustu
10. Dokumen
Rekam Medik
Terkait 11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
PEMERIKSAAN ANC
DAFTAR TILIK
No. Dokumen
:
No. Revisi
:00
TanggalTerbit
:
Halaman
:½
UPTPUSKESMAS BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns NIP. 1976 0704 199703 1 003
PANAGUAN KAB.PAMEKASAN
Ya No
Langkah Kegiatan
1
ApakahPetugas mempersiapkan alat dan bahan?
2
Apakah Petugas menjelaskan kepada pasien jenis prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan ?
3
Apakah Petugas meminta pasien berbaring di meja periksa?
4
Apakah Petugas mencuci tangan sebelum pemeriksaan ?
5
Apakah Petugas memeriksa keadaan umum?
6
Apakah Petugas melengkapi status generalis?
7
Apakah Petugas memeriksa tinggi fundus uteri?
8
Apakah Petugas memeriksa Vulva atau perenium untuk mengetahui adanya varises, kondiloma, edema, hemoroid, atau kelainan lainnya?
9
Apakah Petugas melakukan pemeriksaan dalam?
10
Apakah Petugas menilai servik tanda-tanda infeksi dan cairan dari ostium uteri?
11
Apakah Petugas melakukan palpasi abdomen, menggunakan maneuver leopold 1-IV ?
Tidak
Tidak Berlaku
IBU HAMIL RESIKO TINGGI No. Dokumen
:
SO
No. Revisi
:00
PT
Tanggal Terbit
:
Halaman
: 1/2
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
1. Pengertian
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan komplikasi kebidanan. Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada bumil, bulin dan bufas yang mengancam jiwa ibu atau bayi.
2. Tujuan
Sebagai pedoman dalam menemukan ibu hamil yang mempunyai factor resiko dan komplikasi kebidanan, serta menjalin komunikasi harmonis antara petugas dan pasien.
3. Kebijakan
Sebagai acuan dalam menentukan factor resiko tinggi pada ibu hamil
Keputusan Kepala UPT Puskesmas PanaguanNomor Tentang Kebijakan Jenis-Jenis Layanan di Puskesmas Panaguan
4. Referensi
1. PWS KIA depkes RI tahun 2014 2. Buku KIA 2014 3. Pedoman pelayanan antenatal terpadu kemenkes RI 2014 4. Skor puji rohyati
5. Persiapan
Alat dan bahan :
Timbangan berat badan
Pita pengukur LILA
Pengukur tinggi badan
Tensimeter
Buku KIA
6. Prosedur /Langkah - langkah
1. Petugas mempersipkan alat dan bahan 2. Melakukan anamnese kepada pasien 3. Melakukan pemeriksaan fisik 4. Pemeriksaan penunjang bila diperlukan 5. Penapisan faktor resiko 6. Membuat diagnosa kebidanan 7. Tata laksana, konseling/rujukan bila diperlukan 8. Pencatatan
7. Diagram Alir
Pasien
Pemeriksaan Awal Klinis
Persiapan Alat Penapisan / Faktor Resiko Tidak Rujuk ? Ya
Inform konsen penolakan
Beri Rujukan
Pencatatan Dan
Pelaporan 8. Hal hal yang perlu
-
diperhatikan 9. Unit terkait
1. Pendaftaran 2. Laboratorium 3. KIA 4. Ambulance
10. Dokumen terkait
Register kohort ibu hamil
Register KIA
Status Ibu
Buku KIA
11 Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
Bumil Resiko Tinggi
DAFTAR TILIK
No. Dokumen
:
No. Revisi
:
TanggalTerbit
: 00
Halaman
: 1 /1
UPT PUSKESMAS
BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns
PANAGUAN
NIP. 1976 0704 199703 1 003
KAB. PAMEKASAN
No 1 2 3 4 5 6
Langkah Kegiatan Apakah Petugas mempersipkan alat dan bahan Apakah Petugas Melakukan anamnese kepada pasien Apakah Petugas Melakukan pemeriksaan fisik Apakah Petugas Pemeriksaan penunjang bila diperlukan Apakah Petugas Melakukan Penapisan faktor resiko Apakah Petugas Membuat diagnosa kebidanan Apakah Petugas Melakukan Tata laksana, konseling/rujukan bila
7
8
diperlukan Apakah Petugas Melakukan pencatatan
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
KELAS IBU HAMIL
SOP
No. Kode
:
No Revisi
: 00
Tgl Mulai
:
Berlaku Halaman
: 1/2
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
Kelas ibu hamil adalah pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam 1. Pengertian
kelompok yang diikuti dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil atau suami keluarga dan petugas kesehatan.
2. Tujuan
Sebagai acuan dalam melaksanakan kelas ibu hamil.
3. Kebijakan
Keputusan Kepala UPT Puskesmas PanaguanNomor Tentang Kebijakan Pelayanan klinis di Puskesmas Panaguan
4. Referensi
Buku KIA
5. PersiapanAlatdanBahan
Buku KIA LembarBalik
6. Prosedur/
A. Tahap Persiapan
Langkah-
1. Petugas Melakukan Identifikasi atau Mendata Semua Ibu Hamil yang ada
Langkah
diwilayah Kerja Kemudian Menentukan Peserta yang akan Mengikuti kelas Ibu Hamil. 2. Petugas Mempersiapkan tempat dan Sarana. 3. Petugas mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan. 4. Petugas mengundang ibu hamil yang telah ditentukan sebagai peserta. 5. Petugas mempersiapkan tim pelaksana kelas ibu hamil. B. Tahap Pelaksanaan Petugas Melaksanakan 3 Kali pertemuan, yang berisi 1. Penjelasan umum ibu hamil dan pengenalan peserta, pada pertemuan berikutnya dilakukan review materi pertemuan sebelumnya. 2. Curah pendapat tentang materi yang akan disampaikan. 3. Penyampaian Materi. 4. Evaluasi pelaksanaan Pertemuan. 5. Kesimpilan Pelaksanaan Pertemuan. 6. Latihan aktifitas fisik atau senam hamil.
7. Diagram Alir Pasien datang dan mendaftar
Pasien pulang
Perkenalan peserta
Perkenalan peserta
baru dan review
baru dan review
materis ebelumnya.
materi sebelumnya.
Memberikan informasi & kegiatan sosial
Konseling
Lakukan pemeriksaan & pengobatan
8. Hal – Hal yang perlu di perhatikan 9. Unit Terkait
Ruang KIA
10. Dokumen
Rekam Medik
Terkait 11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
KELAS IBU HAMIL No. Dokumen DAFTAR No. Revisi TILIK
TanggalTerbi t Halaman
: :00 : :1
UPTPUSKESMAS
BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns NIP. 1976 0704 199703 1 003
PANAGUAN KAB. PAMEKASAN No 1
Langkah Kegiatan Apakah
Petugas
Melakukan
Tahap
Ya Persiapan,
seperti
Identifikasi, persiapkan tempat dan Sarana, materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan serta mengundang ibu hamil yang telah ditentukan sebagai peserta kelas ibu hamil? 2
Apakah Petugas Melakukan Tahap Pelaksanaan 3 Kali pertemuan, yang berisi Penjelasan umum ibu hamil dan pengenalan peserta,Penyampaian Materi, Evaluasi pelaksanaan Pertemuan, Menyimpulkan Pelaksanaan Pertemuan Serta Latihan aktifitas fisik atau senam hamil?
Tidak
Tidak Berlaku
TEHNIK MENYUSUI
SOP
No. Kode
:
No Revis
: 00
Tgl Mulai
:
Berlaku Halaman
: 1/3
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
Membimbing ibu menyusui dengan baik.
Sebagai acuan dalam membimbing ibu melakukan cara menyusui yang baik. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Panaguan Nomor Tentang Kebijakan Pelayanan klinis di Puskesmas Panaguan
4. Referensi 5. Alat dan Bahan
Buku Standar Operating Prosedur (SOP) Dinas Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan. 1. Kursi yang rendah agar kaki tidak menggantung dan punggug bersandar pada kursi 2. Lap bersih/tissue
6. Prosedur/
1. Petugas memberitahu ibu untuk cuci tangan dahulu
Langkah-
2. Petugas mengeluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
Langkah
3. Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah 4. Punggung bersandar dengan santai pada kursi. 5. Pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan ibu. Kepala bayi tidak boleh terngadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. 6. Satu tangan bayi pada arah badan ibu sebaiknya diletakkan dibelakang badan ibu. 7. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ibu. 8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 9. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang. 10. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan jari lain menopang dibawah payudara, jangan menekan puting susu / areolanya saja. 11. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi / sisi mulut bayi dengan putting susu. 12. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi didekatkan kepayudara ibu dengan puting susu dan areola dimasukkan kedalam mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi sehingga puting berada dilangit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar. 13. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara terasa kosong. 14. Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi. 15. Cara melepaskan isapan bayi 16. Petugas memasukkan jari kelingking ibu kemulut bayi melalui sudut mulutnya. 17. Tekan dagu bayi ke bawah 18. Setelah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit dan oleskan pada putting susu serta
areola sekitarnya dan biarkan kering sendiri. 19. Jangan lupa menyendawakan setelah menyusui dengan cara 20. Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu dan tepuk punggungnya berlahan. 21. Bayi tidur terlungkup dipangkuan ibu dan tepuk punggungnya berlahan. 7. Diagram Alir
Pelaksanaan tehnik menyusui
Ibu menyusui
Konseling
Persiapan alat dan bahan
Cuci tangan
Persiapan pasien
Dokumentasi 8. Hal-hal Yang Perlu
-
Diperhatikan
9. Unit Terkait
1. Poli ibu dan anak 2. VK 3. Polindes 4. Pustu
10. Dokumen
Rekam Medik
Terkait 11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
TEHNIK MENYUSUI
DAFTAR TILIK
No. Dokumen
:
No. Revisi
: 00
Tanggal Terbit
:
Halaman
: 1/3
UPT PUSKESMAS
BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns
PANAGUAN
NIP. 1976 0704 199703 1 003
KAB. PAMEKASAN No
Langkah Kegiatan
1
Apakah Petugas memberitahu ibu untuk cuci tangan dahulu ?
2
Apakah Petugas mengeluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.?
3
Apakah Petugas menyuruh Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah ?
4
Apakah Petugas Memberitahu ibu Punggung bersandar dengan santai pada kursi ?
5
Apakah Petugas Memberitahu ibu cara Memegang bayi dengan satu lengan ?
6
Apakah Petugas Sudah Memberitahu Bahwa Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu?
7
Apakah Petugas Sudah Memberitahu Bahwa Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ibu?
8
Apakah Petugas Sudah Memberitahu Bahwa Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus?
9
Apakah Petugas Memberitahu Ibu untuk menatap bayi dengan kasih sayang?
10
Apakah Petugas Mengajari Ibu cara memegang payudara dengan ibu jari?
11
Apakah Petugas Mengajari Ibu Agar Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi / sisi mulut bayi dengan putting susu?
12
Apakah Petugas Memberitahu Ibu Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi didekatkan kepayudara?
13
Apakah Petugas Memberitahu Ibu untuk menyusui bayinya pada satu payudara sampai payudara terasa kosong?
14
Apakah Petugas Memberitahu Ibu untuk melanjutkan menyusui bayinya pada payudara yang satu lagi?
15
Apakah Petugas Memberitahu Ibu Cara melepaskan isapan bayi?
16
Apakah Petugas Memgajari ibu cara memasukkan jari kelingking ibu kemulut bayi melalui sudut mulutnya?
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
17
Apakah Petugas Memberitahu ibu untuk Menekan dagu bayi ke bawah?
18
Apakah Petugas Memberitahu ibu Setelah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit dan oleskan pada putting susu serta areola sekitarnya dan biarkan kering sendiri?
19
Apakah Petugas Memberitahu ibu untuk Jangan lupa menyendawakan Bayinya?
20
Apakah Petugas Memberitahu ibu Cara Menyedawakan Bayinya?
21
Apakah Petugas Memberitahu ibu untuk menelungkupkan bayi dipangkuan ibu dan tepuk punggungnya berlahan?
P4K
SOP
No. Kode
:
No Revisi
: 00
Tgl Mulai
:
Berlaku Halaman
: 1/3
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
1. Pengertian
Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) adalah program yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
P4K dengan stiker adalah merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa khususnya dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencenakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil. Termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
2. Tujuan
Tujuan Umum Sebagai acuan untuk meningkatkan cakupan dan pelayanan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakatdalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya bagi ibu sehingga dapat melahirkan bayi yang sehat. Tujuan Khusus 1. Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di setiap rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang :
Lokasi tempat tinggal ibu hamil
Identitas ibu hamil
Taksiran persalinan
Penolong, pendamping dan fasilitas persalinan
Calon donor darah
Transportasi yang akan digunakan serta pembiayaan
2. Suami, keluarga dan masyarakat paham tentang bahaya persalinan 3. Adanya rencana persalinan aman dan alat kontrasepsi setelah melahirkan yang disepakati antara ibu hamil suami keluarga dan bidan 4. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, agama, kader, dukun bayi dll, dalam perencanaan persalinan dan KB setelah melahirkan, sesuai peran masing-masing. 5. Adanya dukungan suka rela dari keluarga dan masyarakat dalam perencanaan persiapan persalinan ibu hamil tentang biaya, tranportasi, donor darah termasuk menghadapi kegawat daruratan ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi baru lahir. 6. Memantapkan kerja sama antara bidan, kader, dan dukun bayi. 3. Kebijakan
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Panaguan Nomor Tentang Kebijakan Pelayanan klinis di Puskesmas Panaguan
4. Referensi
Buku panduan ibu hamil
5. Persiapan
Stiker P4K Buku KIA
6. Prosedur/
1. Oreantasi P4K dengan stiker untuk pengelola program dan stakeholder terkait ditingkat
Langkah-
polindes/ponkesdes/pusu dan puskesmas
Langkah
2. Sosialisasi ditingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, pkk serta lintas sektor ditingkat desa. 3. Bidan bersama dukun dan kader melakukan kontak dengan ibu hamil, suami dan keluarga untuk sepakat dalam pengisian stiker P4K termasuk pemakaian KB pasca salin 4. Bidan memberikan konseling pada ibu hamil, suami, keluarga tentang P4K (menyepakati isi dalam stiker dan KB yang tercatat dalam amanah persalinan yang akan dilakukan secara bertahap) stiker dipegang oleh petugas kesehatan dan buku KIA dipegang oleh ibu hamil. 5. Bidan merekap hasil pelayanan kedalam pencatatan kartu ibu, kohort ibu, pws KIA, peta sasaran bumil, kantong persalinan termasuk kematian ibu dan bayi, bayi baru lahir diwilayah tersebut. 6. Bidan bersam kader mengisi dan menempel stiker di rumah ibu hamil 7. Melaporkan hasil kegiatan tersebut setiap bulan ke puskesmas. 8. Pemantauan intensif dilakukan terus pada ibu hamil, bersalin dan nifas 9. Stiker dilepaskan sampai 40 hari pasca persalinan dimana ibu dan bayi yang dilahirkan aman dan selamat.
7. Diagram Alir Pasien
Sosialisasi Pemasangan Stiker P4K
Bidan memberikan Konseling tentang pengisian dalam Stiker P4K
Pencatatan dan Pelaporan
8. Hal hal yang perlu
Melaporkan Hasil Kegiatan Kepada Puskesmas P4K
-
diperhatiakn 9. Unit Terkait
Bidan, kader, dukun, masyarakat, kades, toma, toga.
10. Dokumen Terkait 11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
P4K
DAFTAR TILIK
No. Dokumen
:
No. Revisi
: 00
Tanggal Terbit
:
Halaman
: 1/2
UPT PUSKESMAS
BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns
PANAGUAN
NIP. 1976 0704 199703 1 003
KAB. PAMEKASAN No
Langkah Kegiatan
1
Apakah Petugas Melakukan Oreantasi P4K dengan stiker untuk pengelola
program
dan
stakeholder
Ya terkait
ditingkat
polindes/ponkesdes/pusu dan puskesmas? 2
Apakah Petugas Melakukan Sosialisasi ditingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, pkk serta lintas sektor ditingkat desa?
3
Apakah Petugas bersama dukun dan kader melakukan kontak dengan ibu hamil, suami dan keluarga untuk sepakat dalam pengisian stiker P4K termasuk pemakaian KB pasca salin?
4
Apakah Petugas Memberikan konseling pada ibu hamil, suami, keluarga tentang P4K ?
5
Apakah Petugas merekap hasil pelayanan kedalam pencatatan kartu ibu, kohort ibu, pws KIA, peta sasaran bumil, kantong persalinan termasuk kematian ibu dan bayi, bayi baru lahir diwilayah tersebut?
6
Apakah Petugas bersama kader mengisi dan menempel stiker di rumah ibu hamil?
7
Apakah Petugas Melaporkan hasil kegiatan tersebut setiap bulan ke puskesmas?
8
Apakah Petugas Melakukan Pemantauan intensif pada ibu hamil, bersalin dan nifas?
9
Apakah Petugas melepaskan Stiker sampai 40 hari pasca persalinan dimana ibu dan bayi yang dilahirkan aman dan selamat?
Tidak
Tidak Berlaku
PENGUKURAN LILA No. Kode
:
No Revisi : SOP
00
Tgl Mulai : Berlaku Halaman
:
1/2
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
1. Pengertian
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 1976070419970310031 003
Suatu cara mendeteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakanoleh masyarakat awam untuk mengetahui adanya kelompok beresiko kekurangan energi kronis (KEK) pada wanita usia subur
2. Tujuan
Sebagai Acuan untuk : 1. mengetahui resiko KEK, WUS, baik bumil maupun calon ibu, untukmenapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR. 2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam mencegah dan penanggulangan KEK.
3. Kebijakan 4. Referensi
Buku panduan ibu hamil
5.Persiapan
Alat & Bahan
6. Prosedur/ LangkahLangkah
Pita LILA
Buku register pengukuran LILA
Rekam medis
Buku KIA
Lembar Balik Kelas Ibu Balita
10. Memberitahu kepada pasien tentang tindakan yang akan di lakukan 11. Mempersiapkan untuk menggulung lengan baju kiri atau lengan kanan bagi pasien yang kidal. 12. Menentukan posisi pangkal baju dan ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan dilipat ke arah perut 13. Tentukan titik tengah lengan antara pangkal baju dan ujung siku. 14. Kemudian lingkarkan pita LILA antara pangkal baju dan ujung siku, melingkarkan pita LILA pada lengan, pitanya jangan terlalu ketat atau terlalu longgar. 15. Membaca hasil pengukuran pada skala pita LILA yang ditunjukkan oleh garis merah. Bila hasil pengukuran pada pita LILA < 23,5 Cm atau dibagian merah pita LILA artinya pasien kekurangan energi kronis (KEK). 16. Mencatat hasil pengukuran LILA pada buku register pengukuran LILA untuk ibu hamil dicatat pada buku status pasien dan buku kesehatan ibu dan anak milik pasien.
7.Diagram Alir
Pelaksanaan Tehnik Mengukur LILA
IbuHamil
CuciTangan
PersiapanPasien
PersiapanalatdanBahan
Konseling
Dokumentasi
17. Hal – Hal yang perlu diperhatikan 9. Unit Terkait
KIA.
10. Dokumen
Rekam Medik
Terkait 11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
PENGUKURAN LILA No.
:
Dokumen DAFTAR
No. Revisi
:00
TILIK
TanggalTer
:
bit Halaman
: 1/1
UPTPUSKESMAS
BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns
PANAGUAN
NIP. 1976 0704 199703 1 003
KAB. PAMEKASAN No
Langkah Kegiatan
1
Apakah Petugas Memberitahu kepada pasien tentang tindakan yang akan di lakukan ?
2
Apakah Petugas mempersiapkan untuk menggulung lengan baju kiri atau lengan kanan bagi pasien yang kidal?
3
Apakah Petugas Menentukan posisi pangkal baju dan ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan dilipat ke arah perut?
4
Apakah Petugasmenentukan titik tengah lengan antara pangkal baju dan ujung siku ?
5
Apakah Petugas melingkarkan pita LILA antara pangkal baju dan ujung siku?
6
Apakah Petugas Membaca hasil pengukuran pada skala pita LILA yang ditunjukkan oleh garis merah?
7
Apakah Petugas Mencatat hasil pengukuran LILA pada buku register pengukuran LILA untuk ibu hamil?
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
PELAYANAN IBU NIFAS ( PNC )
SOP
No. Kode
:
No Revis
: 00
Tgl Mulai
:
Berlaku Halaman
: 1/3
UPT PUSKESMAS PANAGUAN
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 1976070419970310031 003
KAB. PAMEKASAN
1. Pengertian
Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu nifas (dimulai setelah lahirnya plasenta sampai alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil) untuk mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan selama nifas serta mendeteksi dini faktor resiko dan menangani masalah tersebut secara dini.
2. Tujuan
Sebagai acuan pedoman kerja petugas Poli Ibu dalam pelaksannaan pelayanan PNC.
3 Kebijakan 4. Referensi
Buku Standar Operating Prosedur (SOP) Dinas Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan.
5. Persiapan
Alat dan Bahan 1.
Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri
2.
Selimut
3.
Timbangan Berat Badan dewasa
4.
Tensimeter Air Raksa
5.
Stetoscope
6.
Bed Obstetric
7.
Spekulum gynec
8.
Lampu halogen/senter
9.
Sarung tangan
10. Kapas steril 11. Kassa steril 12. Sabun antiseptik Wastafel dengan air mengalir 6. Prosedur/ LangkahLangkah
12. Petugas menerima kunjungan ibu nifas di ruang KIA setelah mendaftar di loket pendaftaran 13. Petugas melakukan anamnesa: a.
Menanyakan identitas
b.
Petugas menanyakan status imunisasi Ibu
c.
Petugas menanyakan riwayat kehamilan
d.
Petugas menanyakan riwayat persalinan dan keadaan bayi baru lahir
e.
Petugas menanyakan keluhan ibu dalam masa nifas
14. Petugas melakukan pemeriksaan : a.
Tinggi badan, berat badan, dan vital sign
b.
Melakukan pemeriksaan khusus :
c.
Payudara : bengkak/tidak, menanyakan produksi ASI
d.
TFU
: penurunan TFU, kontraksi uterus
e.
Genetalia
: pengeluaran lochea, jahitan perineum bila ada, kondisi vulva
15. Petugas menentukan diagnosa kebidanan 16. Petugas memberikan resep obat tablet Fe untuk diambil di apotek 17. Petugas memberikan penyuluhan (vulva hygiene, perawatan payudara, makanan bergizi, pemberian ASI eksklusif, teknik menyusui yang benar, dan motivasi penggunaan alat kontrasepsi) 18. Petugas melakukan rujukan bila ada indikasi siapkan informent concent. Petugas mencatat hasil kunjungan ibu ke kohort Ibu 7. Diagram Alir
Petugas Memberi Salam Anamnesia Persiapan Alat dan bahan
Pemeriksaan Fisik Tidak
Ya Rujuk ?
Informent
Beri Resep
concent Persetujuan
Penyuluhan
Pra rujukan in
Rujuk
Selesai
Pencatatan
in
8. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan 9. Unit Terkait
1. Pustu 2. Poli Ibu 3. VK 4. Polindes
10. Dokumen
Rekam Medik
Terkait 11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
PELAYANAN IBU NIFAS ( PNC )
DAFTAR TILIK
No. Dokumen
:
No. Revisi
: 00
Tanggal Terbit
:
Halaman
: 1/1
UPT PUSKESMAS
BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns
PANAGUAN
NIP. 1976 0704 199703 1 003
KAB. PAMEKASAN No
Langkah Kegiatan
1
Apakah Petugas menerima kunjungan ibu nifas di ruang KIA setelah mendaftar di loket pendaftaran ?
2
Apakah Petugas melakukan anamnesa?
3
Apakah Petugas melakukan pemeriksaan?
4
Apakah Petugas menentukan diagnosa kebidanan ?
5
Apakah Petugas memberikan resep obat tablet Fe untuk diambil di apotek?
6
Apakah Petugas memberikan penyuluhan (vulva hygiene, perawatan payudara, makanan bergizi, pemberian ASI eksklusif, teknik menyusui yang benar, dan motivasi penggunaan alat kontrasepsi)?
7
Apakah Petugas melakukan rujukan bila ada indikasi ?
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
Rujukan KIA ke Unit Pengobatan Umum
SOP
No. Kode
:
No Revis
: 00
Tgl Mulai
:
Berlaku Halaman
: 1/2
UPT PUSKESMAS PANAGUAN
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
KAB. PAMEKASAN
Rujukan KIA ke Unit pengobatan Umum adalah kegiatan yang dilakukan petugas untuk 1. Pengertian
merujuk pasien ke unit pengobatan umum Sebagai pedoman kerja petugas di unit KIA dalam melakukan rujukan ke unit Pengobatan
2. Tujuan
Umum.
3. Kebijakan 4. Referensi
Buku pedoman ibu hamil tentang rujukan Pedoman ibu hamil 10 T Alat dan Bahan
5. Persiapan 6. Prosedur/ Langkah-
1. Buku KIA 2. BukuRegistrasi KIA 1. Pasien di periksa di Unit KIA
Langkah
2. Menjelaskan pada pasien ibu hamil dengan keluhan sakit bahwa harus dikonsultasikan ke unit pengobatan umum 3. Pasien langsung ke unit pengobatan umum
7. Diagram Alir
Petugas Memberi Salam
Anamnesi Persiapan Alat dan bahan
Pemeriksaan Fisik Ya
Tidak
Ya
Tidak
Rujuk ? Informent
Beri Resep
concent Persetujuan Pra rujukan in
Penyuluhan
Rujuk
Pencatatan
in
Pencatatan Dan Pelaporan
8. Hal – hal yang perlu di perhatikan
9. Unit Terkait
1. Kia 2.
Unit Pengobatan Umum
3. Pendaftaran 10. Dokumen Terkait
Rekam Medik
11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
Rujukan KIA ke Unit Pengobatan Umum No. Dokumen DAFTAR TILIK
No. Revisi TanggalTerbi t Halaman
: :00 : : 1/1
UPTPUSKESMAS BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns
PANAGUAN
NIP. 1976 0704 199703 1 003
KAB. PAMEKASAN No
Langkah Kegiatan
1
Apakah Pasien di periksa di Unit KIA
2
Apakah Menjelaskan pada pasien ibu hamil dengan keluhan sakit bahwa harus dikonsultasikan ke unit pengobatan umum
3
Apakah Pasien langsung ke unit pengobatan Umum
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
ASUHAN PERSALINAN NORMAL No. Dokumen : No. Revisi : 00 Tanggal : Terbit SOP Halaman : 1/5
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian
2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003199703 1 003 Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan berumur lebih dari 37 minggu dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi Membantu persalinan supaya bersih dan aman, serta mencegah terjadinya komplikasi dalam persalinan 1. Sinopsis obsetri 2002 2. Maternal dan neonatal 2002 3. Pelatihan asuhan persalinan normal buku acuan Ed. 3 (revisi), Jakarta: jaringan nasional pelatihan klinik, 2007 4. Pelatihan APN 2008 Alat dan bahan 1. Bak instrument berisi partus set (klem 2, gunting tali pusat 1, setengah koher 1, kateter 1) 2. Sarung tangan steril 3. Kom berisi kapas dan air DTT 4. Penghisap lender atau delee 5. Oksitosin 6. Spuit 3 cc 7. Umbilical klem dan mono aural 8. Kasa steril 9. Kain untuk ibu dan bayi 10. Bengkok 11. Tempat placenta 12. Baskom berisi air DTT dan waslap 13. Baskom berisi cairan klorin 0,5% 14. Tempat sampah basah dan kering 1. Mengenal gejala dan tanda kala dua a. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua b. Ibu merasakan adanya dorongan kuat untuk meneran c. Ibu merasakan tekanan rectum dan vagina semakin meningkat d. Perineum tampak meninjol e. Vulva dan sfingter ani membuka 2. menyiapkan pertolongan persalinan a. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir b. Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi c. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam perut set d. Memakai celemek plastic e. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering f. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam g. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril), pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik 3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik a. Membersihkan vulva dan perineum, dari depan kebelakang dengan menggunakan
kapas atau kasa dengan dibasahi air DTT Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama Buang kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia Ganti sarung tangan terkontaminasi (dekontaminasi) lepas dan rendam dalam larutan clorin 0,5% b. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap, bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap lakukan amniotomi c. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%, kemudian lepaskan dan rendam sarung tangan dalam posisi terbalik selama 10 menit, kemudian cuci tangan d. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit) Mengambil tindakan yang sesuai jika tidak normal Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil penilaian serta asuhan pada partograf 4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan untuk meneran a. Beritahu bahwa pembukaan saudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan yang sesuai dengan keinginannya Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan temuan yang ada Jelaskan pada anggota keluarga bagaimana peran mereka untuk mendukung dan member semangat kepala ibu untuk meneran secara benar b. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi untuk meneran, (bila ada rasa untuk meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu untuk ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman) c. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran : Bombing ibu untuk meneran secara benar Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak seusai Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya (kecuali dalam posisi terlentang dalam waktu yang lama) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan semangat untuk ibu Beri cukup asupan cairan per oral (minum) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1jam) meneran (multigravida) d. Anjurkan ibu untuk berjalan-jalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit 5. Persiapan pertolongan kelahiran bayi a. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di atas perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm b. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu c. Buka tutup patuset dan perhatikan kembali kelengkapan bahan dan alat d. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan 6. Persiapan pertolongan kelahiran bayi a. Lahir kepala Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan lanjutkan proses kelahiran bayi Jika tali pusat melilit di leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong
diantara dua klem tersebut Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan b. Lahir bahu Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk mengeluarkan bahu belakang c. Lahirkan badan dan tungkai Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kea rah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan, dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya) 7. Penanganan bayi baru lahir a. Lakukan penilaian (selintas): Apabila bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan Apabila bayi bergerak dengan aktif Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan tindakan resusitasi (langkah ini berlanjut ke langkah-langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia) b. Keringkan dan posisi tubuh bayi di atas perut ibu Keringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan Ganti handuk basah dengan handuk yang kering Pastikan bayi dalam kondisi yang mantap diatas perut ibu c. Periksa kondisi perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi kedua dalam uterus (hamil tunggal) d. Beri tahu kepada bayi bahwa penolong akan menyuntik oksitosin (agar uterus berkontraksi baik) e. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramaskular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin) f. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilicus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat kea rah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama g. Pemotongan dan pengikatan tali pusat Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem tersebut Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan dengan simpul kunci Lepaskan kelm dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan h. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel balik di dinding dada perut ibu Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu i. Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi 8. Penatalaksanaan aktif kala tiga a. Pindahkan klem pada tali pusat hingga 5-10 cm dari vulva b. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat c. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah bawah sambil tangan lain mendorong uterus ke arah belakang – atas (dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika placenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, meminta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu d. Mengeluarkan placenta
Lakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga placenta terlepas, meminta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetapkan lakukan tekanan dorsokranial) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan placenta Jika placenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat: Beri dosisi ulang oksitosin 10 unit IM Lakukan katerisasi (aseptic) jika kandung kemih penuh Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya Segera rujuk jika placenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir Bila terjadi perdarahan, lakukan placenta manual Saat placenta muncul di intoitus vagina, lahirkan placenta dengan dua tangan. Pegang dan putar palcenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan placenta pada wadah yang telah disediakan Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal e. Rangsang taktil (masase) uterus Segera setelah placenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di atas fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras) Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase 9. Menilai perdarahan a. Periksa kedua sisi placenta baik dengan ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan placenta ke dalam kantung plastic atau tempat khusus b. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan c. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan 10. Melakukan asuhan pasca persalinan a. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervagina b. Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusui pertama biasanya berlangsung 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusui c. Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis, vitamin K1 1mg intramuscular dipaha kiri anterolateral setelah satu jam kontak ibu-bayi d. Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah satu jam pemberian Vitamin K1) dip aha kanan anterolateral e. Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusunkan f. Letakkan kembali bayi pada dada ibu, bayi yang belum bisa menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu 11. Evaluasi a. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervagina 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuaiuntuk menatalaksanakan atonia uteri b. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi c. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah d. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap 2 jam pertama pasca persalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal e. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,6-37,5) 12. Kebersihan dan keamanan a. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi b. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampai yang sesuai c. Bersihkan badan ibu dengan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering d. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan e. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5% f. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% balikan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit g. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih 13. Dokumentasi Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV 7. Bagan Alir Mengenal tanda & gejala kala II
Penanganan bayi baru lahir
Penatalaksanaan aktif kala III
dokumentasi
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit Terkait
10. Dokumen Terkait
Menyiapkan pertolongan persalinan
Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
Persiapan pertolongan kelahiran bayi
Menyiapkan ibu & keluarga utk membantu proses, bimbingan utk meneran
Menilai perdarahan
Melakukan asuhan pasca persalinan
Kebersihan dan keamanan
Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap tindakan yang dilakukan 1. Rawat Inap 2. KIA 3. Polindes 1. Rekam Medis 2. Catatan tindakan
11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Evaluasi
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
SOP
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian 2. 3. 4. 5.
Tujuan Kebijakan Referensi Persiapan
6. Prosedur/ langkahlangkah
HIPERTENSI No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :
00 1/1
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003 Hipertensi adalah jika didapatkan TDS > 140 mmHg atau TDD > 90 mmHg. Penentuan hipertensi ini berdasarkan rata-rata 2 kali pengukuran tekanan darah pada posisi duduk Sebagai Acuan untuk mencegah terjadinya komplikasi Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005 Alat dan bahan: 1. Sarung tangan 2. Spuit 3 cc 3. Perlatan TTV 1. Mencuci tangan 2. Pasang sarung tangan 3. Baringkan pasien di bad pasien 4. Tensi pasien dan tanyakan keluhan-keluhan pasien 5. Jika tensi systole pasien diatas 120/80 mmHg 6. Segera berikan obat-obat penurun tensi 7. Kontrol pasien tiap 15 menit 8. Lepas sarung tangan 9. Bereskan peralatan 10. Mencuci tangan
7. Diagram Alir Mencuci tangan
Lepaskan sarung tangan
Bereskan peralatan
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit Terkait 10. Dokumen Terkait
Pasang sarung tangan
Baringkan pasien di bad pasien
Tensi pasien dan tanyakan keluhan pasien
Kotrol pasien tiap 15 meit
Segera berika obat – obatan penurun tekanan darah
Jika tensi systole pasien diatas 120/80 mmhg
Mencuci tangan
Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan 1. Rawat Inap 2. Rawat Jalan 1. Rekam Medis 2. Catatan tindakan
11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
MENGHITUNG NADI DAN PERNAFASAN No. Dokumen : No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/2 UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
12. Pengertian 13. Tujuan 14. Kebijakan 15. Referensi 16. Persiapan
17. Prosedur/ Langkah-langkah
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 1976070419970310031 003
Menghitung nadi dan pernafasan adalah suatu tata cara menghitung frekuwensi nadi dan respirasi Sebagai Acuan untuk didapatkan data frekuwensi nadi dan respirasi yang dapat dipertanggung jawabkan Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005 Alat dan bahan 1. Sarung tangan 2. Jam tangan 1. Mencuci tangan 2. Memasang sarung tangan 3. Tentukan nadi yang akan kita periksa, umumnya radialis kanan/kiri 4. Tangan kanan meraba nadi, sambil memperhatikan detik jarum jam hitunglah nadi yang teraba dalam 15 detik. Ulangi pemeriksaan untuk memastikan 5. Jumlah nadi yang teraba dalam 15 detik dikali 4 adalah frekwensi nadi 6. Perhatikan gerak napas dada, hitunglah gerak napas dada dalam 60 detik 7. Jumlah gerak nafas dada dalam 60 detik adalah frekwensi respirasi 8. Catat frekwensi nadi dan pernafasan 9. Lepas sarung tangan 10 10. Bereskan peralatan 11. Mencuci tangan
18. Bagan Alir Mencuci tangan
Memasang sarung tangan
Jumlah gerak nafas dalam 60detik adalah jumlah frekuensi respirasi Catat frekuensi nadi dan pernafasan
19. Hal-hal yang perlu diperhatikan 20. Unit Terkait
21. Dokumen Terkait
Tentukan nadi yang akan diperiksa
Tangan kanan memriksa nadi, sambil memperhatikan detik jarum jam hitung nadi dalam 15detik, ulangi lagi
Perhatikan gerak nafas dada, hitung gerak nafas dada dalam 60detik Lepas sarung tangan
Bereskan peralatan
Jumlah nadi yang teraba dalam 15detik dikali 4 adalah frekuensi nadi
Mencuci tangan
Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap tindakan yang dilakukan 4. Rawat Inap 5. Rawat Jalan 6. KIA 7. UGD 22. Rekam Medis 23. Catatan tindakan
11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
MENGUKUR SUHU BADAN No. Dokumen : No. Revisi : 00 SOP Tanggal : Terbit Halaman : 1/1 UPT PUSKESMAS
BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns.MM
PANAGUAN
NIP. 1976 0704 199703 1 003
KAB. PAMEKASAN 24.
Pengertian
25. 26. 27. 28.
Tujuan Kebijakan Referensi Prosedur
29. Langkahlangkah
30.
Mengukur suhu badan adalah tata cara mengukur suhu tubuh pasien menggunakan thermometer badan Untuk mengetahui data suhu tubuh pasien SK Kepala Puskesmas Panaguan No Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005 Alat dan bahan 15. Sarung tangan 16. Kasa steril 17. Thermometer 18. Kapas alcohol 14. Mencuci tangan 15. Memasang sarung tangan 16. Pasien di baringkan di tempat tidur pasien 17. Bila perlu baju pasien dibuka, keringkan ketiak pasien dengan kasa steril 18. Periksa thermometer, periksa air raksa pada angka nol 19. Bersihkan dengan kapas alcohol 20. Letakkan thermometer pada ketiak pasien, lalu jepitkan lengan hingga menjepit thermometer tersebut 21. Setelah 5 menit thermometer diangkat dan dibaca, hasilnya dicatat sebagai suhu tubuh pasien 22. Thermometer dibersihkan dengan kapas alcohol, dikeringkan dengan kasa steril lalu diletakkan pada tempatnya 23. Lepas sarung tangan 24. Bereskan peralatan 25. Mencuci tangan
Bagan Alir Mencuci tangan
Setelah 5menit termomter diangkat & dibaca hasilnya kemudian dicatat
Thermometer dibersihkan dg kapas alcohol, dikeringkan dg kasa lalu letakkan pd tempatnya
31. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Memasag sarung tangan
Letakkan thermometer pd ketiak, lalu jepitkan lengan hingga menjepit termometer
Lepaskan sarung tangan
Pasien dibaringkan di tempat tidur
Bila perlu baju pasien dibuka, keringkan ketiak pasien dg kasa
Bersihkan dengan kapas alkohol
Periksa thermometer, periksa air raksa pada angka nol
Bereskan peralatan
Mencuci tangan
Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap tindakan yang dilakukan
32.
Unit Terkait
8. Rawat Inap 9. Rawat Jalan 10. Ruang KIA 33. Dokumen 34. Rekam Medis Terkait 35. Catatan tindakan 11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
PELAKSANAAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU No. Dokumen : No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/1 Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 36. Pengertian 37. Tujuan
Penimbangan adalah alat atau proses untuk mengetahui berat badan balita dalam menentukan status gizi. Sebagai acuan untuk petugas gizi puskesmas dalam Pelaksanaan Penimbangan Balita di Posyandu
38. Kebijakan 39. Referensi
Buku pegangan kader.
40. Persiapan
Alat dan bahan 19. ATK 20. Peralatan timbangan
41. Prosedur/ Langkahlangkah
1. Menyiapkan dan menggantung dacin pada palang rumah, cabang pohon atau kaki tiga 2. Periksalah dengan menarik batang dacing ke bawah kuat-kuat 3. Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka nol dan kaitkanlah batang dacin pada tali pengaman. 4. Pasang celana timbang atau sarung timbang pada dacin (ingat bandul geser tetap berada pada angka nol) 5. Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang dengan cara memasukan beras ke dalam kantung plastik (pada ujung palang bandul geser) 6. Anak ditimbang kemudian seimbangkan. 7. Tentukan berat badan anak dengan membaca angka pada bandul geser. 8. Catatlah hasil penimbangan diatas secarik kertas. 9. Geserlah bandul ke angka nol dan letakan batang dacing pada tali pengaman.
42. Diagram Alir
Menyiapkan & menggantung dacin
Periksalah dg cara menarik batang dacin ke bawah
Catatlah hasil penimbangan
Tentukan BB anak
Letakkan bandul geser pd angka nol
Anak ditimbang kemudian seimbangkan
Geserlah bandul ke angka nol & letakkan dacin pd tali pengaman
43. Hal-hal yang perlu diperhatikan 44. Unit Terkait
Liat dan atur secara manual keseimbangan timbangan secara standar
45. Dokumen Terkait
Rekap hasil kegiatan penimbangan balita
Unit Pelayanan Program Gizi
Pasang celana timbang
Seimbangan dacin
46. No
Rekaman Historis Perubahan Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
PEMBERIAN TABET TAMBAH DARAH (FE) PADA BUMIL DAN BUFAS No. Dokumen : No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/1 UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 11. Pengertian
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 1976070419970310031 003 Tablet tambah darah (Fe) sangat penting untuk kesehatan Ibu hamil dan Ibu nifas agar tidak terjadi anemia.
12. Tujuan
Sebagai acuan untuk petugas gizi puskesmas dalam Pemberian Tabet Tambah Darah (Fe) pada Bumil dan Bufas
13. Kebijakan 14. Referensi
Buku Pedoman Penanggulangan Anemia dan Buku Pedoman Pemberian Tablet Besi.
15. Persiapan
Alat dan bahan 21. ATK 22. Tablet Fe 23. Map Arsip SBBK
16. Prosedur/ Langkah-langkah
1. Persiapan a. Pendataan sasaran ibu hamil dan Bufas b. Melaporkan hasil pendataan ke Seksi Gizi DKK. 2. Pelaksanaan a. Petugas gizi meminta surat pengambilan (SBBK) pada Seksi Gizi. b. Petugas mengambil tablet Fe ke bagian UPTD Instalasi Perbekalan Farmasi. c. Tablet Fe disimpan di Gudang Obat Puskesmas. d. Mengisi / mencatat pada kartu stok barang e. SBBK dimasukkan dalam map Arsip SBBK. f. Petugas mengirim tablet Fe pada ruang kamar obat bidan desa yang ada. g. Petugas menulis pada kartu stok barang.
17. Bagan Alir Melaporkan hasil pendataan ke seksi gizi DKK
Pendataan sasaran bumil dan bufas
SBBK dimasukkan dalam map arsip SBBK
Petugas mengirim tablet Fe
18. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Cek kadar HB pasien Bumil dan Bufas
19. Unit Terkait
Unit Pelayanan Program Gizi
20. Dokumen Terkait
Data sasaran, kartu stok barang.
Petugas gizi meminta surat pengambilan (SBBK pada seksi Gizi)
Petugas mengisi/mencat at pd kartu stok barang
Petugas menulis pada kartu stok barang
11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
Petugas mengambil tablet Fe
PENGUKURAN BERAT BADAN BAYI No. Dokumen : No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/2 Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 21. Pengertian
Melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan/panjang badan, linkar kepala dan lingkar lengan atas.
22. Tujuan
Sebagai acuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan bayi/anak.
23. Kebijakan 24. Referensi
Buku Unit Pelayanan Gizi Puskesmas
25. Prosedur
Alat dan bahan 1. Tempat ruangan yang tenang / bersih 2. Alat pencatat, timbangan berat badan (timbangan bayi untuk anak sampai 2 tahun, timbangan injak untuk anak > 2 tahun ), alat pengukur panjang/tinggi badan, pita ukur lingkar lengan atas
26. Langkah-langkah
1. Cuci tangan 2. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada orang tua 3. timbangan bayi penimbangan berat badan dengan menggunakan timbangan bayi a. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang b. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0 c. Lepaskan baju bayi, tanpa topi, kaus kaki atau sarung tangan d. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti f. Baca angka yang di tunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan. g. Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum kekanan dan kekiri. 4. Rapikan pasien 5. Rapikan lingkungan dan peralatan 6. Cuci tangan
27. Bagan Alir Cuci tangan
Cuci tangan
Jelaskan tujuan
Lakukan penimbangan dg
pemeriksaan kpd ortu
menggunakan timbangan bayi
Rapikan lingkungan & peralatan
28. Hal-hal yang perlu
Liat dan atur secara seksama perlatan timabangan secara standar
diperhatikan 29. Unit Terkait
Unit Pelayanan Program Gizi
30. Dokumen Terkait
Surat pemberitahuan beserta jadwal dan laporan kegiatan.
Rapikan pasien
11. Rekaman Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
PERAWATAN PASIEN DENGAN PERDARAHAN ANTERPARTUM No. Dokumen : No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/2 UPT PUSKESMAS
BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns.MM
PANAGUAN
NIP. 1976 0704 199703 1 003
KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian
Perdarahan anterpartum adalah perdarahan dari jalan lahir yang terjadi pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih
2. Tujuan
Untuk mencari penyebab perdarahan anterpartum serta merencanakan tindakan selanjutnya agar morbiditas dan mortilitas ibu dan janin dapat diturunkan
3. Kebijakan
SK Kepala Puskesmas No. Tentang pelayanan klinis Rasa mutiara. Wordpress.com/2009/04/04/perdarahan anterpartum
4. Referensi 5. Prosedur
Alat dan bahan 24. Tensimeter 25. Doppler 26. Cairan infuse 27. Tabung O2 lengkap 6. Langkah-langkah 1. Lakukan anamnesis lengkap meliputi paritas, HPHT, riwayat penyakit yang pernah diderita serta riwayat obsetri yang lalu 2. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi KU ibu, TFU, keadaan dan letak janin serta pemeriksaan dengan speculum untuk melihat adanya perdarahan yang keluar dari ostium uteri 3. Lakukan pemeriksaan penunjang USG untuk memastikan umur kehamilan, keadaan dan letak janin serta kemungkinan adanya plasenta previa atau solosia plasenta yang menjadi penyebab perdarahan 4. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat adanya keadaan anemia 5. Jelaskan pada pasien dan keluarganya mengenai keadaan kehamilannya serta kemungkinan penyulit yang dapat timbul dan beritahu bahwa pasien harus dirawat di rumah sakit 6. Pasang infuse 7. Sediakan darah untuk kemungkinan keperluan transfuse 8. Setelah diagnose penyebab perdarahan ditegakkan rencanakan tindakan selanjutnya 9. Bila perdarahan disebabkan oleh plasenta previa pada kehamilan belum aterm dengan keadaan ibu dan janin baik dilakukan perawatan dengan harapan sampai kehamilan aterm 10. Lakukan pemantauan ketat terhadap keadaan ibu dan janin selama perawatan 11. Bila selama perawatan keadaan ibu dan atau janin menjadi buruk atau timbul perdarahan dengan volume > 500 cc, segera lakukan seksio sesaria untuk melahirkan jalan. Pada kehamilan aterm dengan placenta previa totalis, lakukan SC untuk melahirkan janin. Bila plasenta hanya menutupi sebagian ostiu uteri dan letak plasenta pada SBR bagian depan, dapat dicoba induksi persalinan dengan
amniotomi dan oksitosin drip 12. Pada kehamilan aterm dengan plasenta previa totalis, lakukan SC untuk melahirkan janin. Bila plasenta hanya menutupi sebagian ostium uteri dan letak plasenta pada SBR bagian depan, dapat dicoba induksi persalinan dengan amniotomi dan oksitosin drip 13. Bila penyebab perdarahan adalah solosio plasenta dengan janin hidup, lakukan SC untuk melahirkan janin segera 14. Pada pasien solosio plasenta dengan kematian janin dalam rahim. Bila bayi tidak lahir setelah 6 jam, lakukan SC atas indikasi ibu Dokter spesialis obgyn dan gynekologi Dokter spesialis anak Dokter spesialis anastesi Ruang bersalin Perawat kamar operasi Perawat ruang rawat nifas
15.
Bagan Alir Melakukan Anamnesis
Lakukan pemriksaan fisik meliputi KU ibu dan TFU
Setelah diagnose ditegakkan, rencanakn tindakan selanjutnya
Sediakan darah utk kemungkinan tranfusi
Bila perdarahankarena placenta Pada pasien solusio previaplacenta pd kehamilan belum dan janin atermsudah dg kondisi mati, ibu bilasehat bayi maka kehamilannya tdk lahir dipertahankan >6jam segera lakukan SC
Lakukan pemeriksaan penunjang USG
Pasang infuse
Lakukan pemantauan ketat terhadap keadaan ibu dan janin selama msa perawatan
Bila penyebab perdarahan karena solusio placenta dan janin masih hidup lakukan SC utk melahirkan janin
Lakukan pemeriksaan Laboraturium
Jelaskan kepada pasien ttg keadaan kehamilannya
Jika Dalam masa perawatan kodisi ibu dan janin memburuk segera lakukan SC
Pada kehamilan aterm dg placenta previa totalis lakukan SC utk melahirkan janin
16. Hal-hal Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap tindakan yang dilakukan yang perlu diperhatikan 17. Unit Terkait 11. Rawat Inap 12. Rawat Jalan 13. UGD 14. KIA 18. Dokumen Terkait 19. No
3. Rekam Medis 4. Catatan tindakan
Rekaman Historis Perubahan Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
PENGOBATAN PENDERITA TBC DENGAN PAKET OAT KATEGORI ANAK
SOP
No. Dokum en No. Revisi Tangga l Terbit Halama n
: 440/ /432.302.5/IVSOP/2018 : : :
UPT Puskesmas Panaguan
BANGBANG KURNIADI, S.Kep. Ns. MM NIP. 197607041997031003
1.Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis yang dialami oleh anak.
2.Tujuan
Segabai acuan penerapan langkah-langkah dalam pemberian pengobatan pada penderita Tuberkulosis dengan paket Obat Anti Tuberkulosisi (OAT) kategori Anak
3.Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Panaguan Nomor tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas Panaguan.
4.Referensi
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis
5.Persiapan
1. Alat tulis 2. Buku status pasien 3. Lembar resep 4. Obat TB
6.Prosedur
PENYIAPAN PAKET OAT UNTUK MASING – MASING PASIEN Setelah pengisian kartu pengobatan selesai, paket OAT pasien baru di lakukan sbb : 1. Ambil satu paket 2. Buka paket OAT di pastikan OAT dalam keadaan baik (tidak berubah warna, menggelembung atau pecah wadah maupun tabletnya) 3. Tulis keterangan mengenai indentitas pasien pada label paket OAT :Nama, Umur, Alamat , Jumlah tablet yg.di berikan , tanggal mulai minum Pastikan jumlah OAT yg.diperlukan pasien sudah benar sesuai berat badan PENGOBATAN TBC KATEGORI ANAK Pada prinsipnya sama dengan pada orang dewasa - Pemberian obat baik pada tahap intensif maupaun lanjutan di berikan setiap hari - Dosis di sesuaikan dengan berat badan anak. SUSUNAN OBAT TBC ANAK : 2 HRZ/ 4 HR Tahap intensif : HRZ selama 2 bulan di berikan setiap hari (2 HRZ) Tahap lanjutan : HR selama 4 bulan di berikan setiap hari (4 HR ) JENIS DAN OBAT TBC ANAK Jenis obat :
Berat Badan ( kg )
2 bulan RHZ (75 / 50 / 150 )
4 bulan ( RH ( 75 / 50 )
5-7
1 Tablet
1 Tablet
8 - 11
2 Tablet
2 Tablet
12 - 16
3 Tablet
3 Tablet
17 - 22
4 Tablet
4 Tablet
23 - 30
5 Tablet
5 Tablet
Keteranga n : BB > 30 kg diberikan 6 tablet atau mengguna kan KDT dewasa.
Pasien yang Berat badan < 5 kg. Harus dirujuk ke RS Pemantauan kemajuan pengobatan pada anak dapat dilihat antara lain : dengan terjadinya perbaikan klinis, naik nya BB dan anak menjadi lebih aktif di banding sebelum pengobatan. Balita dengan kontak TB yang mempunyai gejala seperti TB harus di lakukan pengobatan pencegahan dengan isoniasid ( INH ) dengan dosis 5 mg.per berat badan selama 6 bulan. 7.Diagram alir Pengiriman Suspek TB MDR ke Rumah Sakit Rujukan
Pemberian OAT di Tulis di TB 01
Nama dan Identitas Pasien yang Sudah di Sesuaikan
OAT di Berikan 1 Minggu Sekali Seuai BB Pasien
8. Unit terkait 9. Hal-hal yang perlu di perhatikan 10. Dokumen terkait
BP, UGD, KIA, Laboratorium, Kesling,Gizi Dokter sebagai penanggung jawab pada pelayanan klinis
1. Rekam medis 2. Status pasien
11. Rekam Historis Perubahan
No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS S O P
No. Dokumen
: 440/ /432.302.5/IVSOP/2018
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
:
Halaman
:
UPT Puskesmas Panaguan
BANGBANG KURNIADI, S.Kep. Ns. MM NIP. 197607041997031003
1.Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis.
2.Tujuan
Sebagai acuan langkah-langkah penatalaksanaan Tuberkulosis.
3.Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Panaguan Nomor tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas Panaguan.
4.Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5.Persiapan
Alat dan Bahan : 1. Alat tulis 2. Buku kegiatan 3. Peralatan medis
6. Prosedur
1. Petugas medis atau paramedic menemukan pasien dengan keluhan a. Batuk lebihdari 2 minggu b. Batuk berdahak c. Dahak pernah bercampu rdarah d. Sesak nafas atau nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam tanpa aktifitas fisik, dan demam lebih dari 1 bulan 2. Petugas medis dan paramedis melakukan pemeriksaan fisik dan menemukan: a. Demam subfebris b. Frekuensi nafas meningkat c. Berat badan menurun (Indeks Massa Tubuh kurang dari 18,5) d. Pada auskultasi terdengar suara napas bronchial/amforik/ronkhibasah/suaranapas melemah di apex paru, tergantung luas lesi dan kondisi pasien. 3. Petugas medis atau paramedic memberikan rujukan pasien kelaboratorium untuk dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan dahak SPS. 4. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan darah dan dahak, dan menemukan: a. Limfositosis/monositosis, LED meningkat, Hb menurun b. Ditemukan kuman TB (bakteri tahan asam) padasediaandahak SPS 5. Diagnosis Tuberkulosis ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sputum. 6. Diagnosis Tuberkulosis ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sputum.
a. Praktisi harus memastikan bahwa obat-obatan tersebut digunakan sampai terapi selesai. b. Semua pasien (termasu kpasien dengan infeksi HIV) yang tidak pernah diterapi sebelumnya harus mendapat terapi Obat Anti TB (OAT) lini pertama sesuai ISTC (Tabel 2). 1. FaseAwalselama 2 bulan, terdiridari: Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, danEtambutol. c. Fase lanjutans elama 4 bulan, terdiridari: Isoniazid dan Rifampisin d. Dosis OAT yang digunakan harussesuai denganTerapi rekomendas iinternasional, sangat dianjurkan untuk penggunaan Kombinasi DosisTetap (KDT/fixed-dose combination/ FDC) yang terdiridari 2 tablet (INH dan RIF), 3 tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4 tablet (INH, RIF, PZA, EMB) 7. Semua pasien dimonitor respon terapi, penilaian terbaik adalah follow-up mikroskopis dahak (2 spesimen) pada saat: a. Akhir fase awal (setelah 2 bulanterapi), b. 1 bulan sebelum akhir terapi, dan pada akhir terapi. c. Pasien dengan hasil pemeriksaan dahak positif pada 1 bulan sebelum akhi rterapi dianggap gagal (failure) dan harus meneruskan terapi modifikasi yang sesuai. d. Evaluasi dengan fototoraks bukan merupakan pemeriksaan prioritas dalam follow up TB paru. 8. Petugas TB melakukan pencatatan mengenai: a. Semua pengobatan yang telah diberikan, b. Respon hasil mikrobiologi c. Kondisi fisik pasien d. Efek samping obat 9. Kriteria Rujukan pasien TB: a. Pasien TB dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan komorbid) seperti TB pada orang dengan HIV, TB dengan penyakit metabolik, TB anak. b. Pasien TB yang telah mendapat advisdarilayanan spesialistik. c. Suspek TB-MDR. 7.Diagram alir Pasen Datang
Pemeriksaan Fisik
Rujuk
Pemeriksaan Lab
Hasil ( + )
Pasen Pulang
Pemberian Terapi OAT
8. Unit terkait
BP, UGD, KIA, Laboratorium, Kesling,Gizi
9. Hal-hal yang perlu di perhatikan
Dokter sebagai penanggung jawab pada layanan klinis
Ruang P2M TB
11.Rekam Historis Perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS S O P
No. Dokumen
: 440/ /432.302.5/IVSOP/2018
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
:
Halaman
:
UPT Puskesmas Panaguan
BANGBANG KURNIADI, S.Kep. Ns. MM NIP. 197607041997031003
1.Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis.
2.Tujuan
Sebagai acuan langkah-langkah penatalaksanaan Tuberkulosis.
3.Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Panaguan Nomor tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas Panaguan.
4.Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5.Persiapan
Alat dan Bahan : 4. Alat tulis 5. Buku kegiatan 6. Peralatan medis
6. Prosedur
10. Petugas medis atau paramedic menemukan pasien dengan keluhan e. Batuk lebihdari 2 minggu f. Batuk berdahak g. Dahak pernah bercampu rdarah h. Sesak nafas atau nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam tanpa aktifitas fisik, dan demam lebih dari 1 bulan 11. Petugas medis dan paramedis melakukan pemeriksaan fisik dan menemukan: e. Demam subfebris f. Frekuensi nafas meningkat g. Berat badan menurun (Indeks Massa Tubuh kurang dari 18,5) h. Pada auskultasi terdengar suara napas bronchial/amforik/ronkhibasah/suaranapas melemah di apex paru, tergantung luas lesi dan kondisi pasien. 12. Petugas medis atau paramedic memberikan rujukan pasien kelaboratorium untuk dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan dahak SPS. 13. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan darah dan dahak, dan menemukan: c. Limfositosis/monositosis, LED meningkat, Hb menurun d. Ditemukan kuman TB (bakteri tahan asam) padasediaandahak SPS 14. Diagnosis Tuberkulosis ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sputum. 15. Diagnosis Tuberkulosis ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sputum.
e. Praktisi harus memastikan bahwa obat-obatan tersebut digunakan sampai terapi selesai. f. Semua pasien (termasu kpasien dengan infeksi HIV) yang tidak pernah diterapi sebelumnya harus mendapat terapi Obat Anti TB (OAT) lini pertama sesuai ISTC (Tabel 2). 1. FaseAwalselama 2 bulan, terdiridari: Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, danEtambutol. g. Fase lanjutans elama 4 bulan, terdiridari: Isoniazid dan Rifampisin h. Dosis OAT yang digunakan harussesuai denganTerapi rekomendas iinternasional, sangat dianjurkan untuk penggunaan Kombinasi DosisTetap (KDT/fixed-dose combination/ FDC) yang terdiridari 2 tablet (INH dan RIF), 3 tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4 tablet (INH, RIF, PZA, EMB) 16. Semua pasien dimonitor respon terapi, penilaian terbaik adalah follow-up mikroskopis dahak (2 spesimen) pada saat: e. Akhir fase awal (setelah 2 bulanterapi), f. 1 bulan sebelum akhir terapi, dan pada akhir terapi. g. Pasien dengan hasil pemeriksaan dahak positif pada 1 bulan sebelum akhi rterapi dianggap gagal (failure) dan harus meneruskan terapi modifikasi yang sesuai. h. Evaluasi dengan fototoraks bukan merupakan pemeriksaan prioritas dalam follow up TB paru. 17. Petugas TB melakukan pencatatan mengenai: e. Semua pengobatan yang telah diberikan, f. Respon hasil mikrobiologi g. Kondisi fisik pasien h. Efek samping obat 18. Kriteria Rujukan pasien TB: d. Pasien TB dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan komorbid) seperti TB pada orang dengan HIV, TB dengan penyakit metabolik, TB anak. e. Pasien TB yang telah mendapat advisdarilayanan spesialistik. f. Suspek TB-MDR. 7.Diagram alir Pasen Datang
Pemeriksaan Fisik
Rujuk
Pemeriksaan Lab
Hasil ( + )
Pasen Pulang
Pemberian Terapi OAT
8. Unit terkait
BP, UGD, KIA, Laboratorium, Kesling,Gizi
9. Hal-hal yang perlu di perhatikan
Dokter sebagai penanggung jawab pada layanan klinis
Ruang P2M TB
11.Rekam Historis Perubahan
No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PENGOBATAN PENDERITA TBC DENGAN PAKET OAT KATEGORI I S O P
No. Dokumen
: 440/ /432.302.5/IVSOP/2018
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
:
Halaman
:
UPT Puskesmas Panaguan
BANGBANG KURNIADI, S.Kep. Ns. MM NIP. 197607041997031003
1.Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan olehkuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis.Penatalaksanaan pasien Tuberculosis menyembuhkan penderita, nencegah kematian, mencegah kekambuhan, menurunkan tingkat penularan.
2.Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan pada penderita TB yang baru ditemukan
3.Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Panaguan Nomor tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas Panaguan.
4.Referensi
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis
5.Persiapan
1. Alat tulis 2. Buku status pasien 3. Lembar resep 4. Obat TB
6.Prosedur
Paket OAT Kategori I
Paket OAT ini untuk digunakan ole satu pasien TB sampai selesai masa pengobatannya yaitu sejak pengobatan tahap instensif/awal sampai tahap lanjutan Paket OAT Kat I terdiri atas 2 bagian yaitu : - Kotak I untuk pengobatan tahap intensif/awalberisi kaplet: RHZE ( Rifampisin 150 mg.,Isoniazid 75 mg,Pirazinamid 400 mg dan Etambutol 275 mg. ) sebanyak 6 blitser untuk di gunakan selama 2 bulan - Kotak ke 2 untuk pengobatan tahap lanjutan berisi: Tablet RH ( Rifampisin 150 mg dan Isoniasid 150 mg) sebanyak 6 blitser untuk di gunakan selama 4 bulan. Jumlah blitser dalam paket OAT dirancang untuk di gunakan oleh pasien Tb dengan berat badan rata2 yaitu 38 – 54 kg. Sehingga untuk pasien yg. Memiliki berat badan berbeda jumlah dalam kotak harus di sesuaikan terlebih dahulu. Berat Badan ; 38 – 54 kg.: RHZE (4 FDC )6x 28 kaplet selama 2 bulan RH ( 2 FDC ) 6 x 28 tablet selama 4 bulan PENYIAPAN PAKET OAT UNTUK MASING – MASING PASIEN Setelah pengisian kartu pengobatan selesai, paket OAT pasien baru di lakukan sbb : 1. Ambil satu paket 2. Buka paket OAT di pastikan OAT dalam keadaan baik (tidak berubah warna, menggelembung atau pecah wadah maupun tabletnya) 3. Tulis keterangan mengenai indentitas pasien pada label paket OAT : nama , Umur , Alamat , Jumlah tablet yg.di berikan , tanggal mulai minum Pastikan jumlah OAT yg.diperlukan pasien sudah benar sesuai berat badan
TAHAP INTENSIF / AWAL PENYESUAIAN RHZE BB: 30 – 37 KG. OAT yg. Di butuhkan : 4 blitser Pemberian : 2 blitser / hari
BB : 55 – 70 kg. OAT yg. Di butuhkan : 8 Blitser Pemberian : 4 tablet / hari
BB : 38 – 54 KG. OAT yg. Di butuhkan : 6 blitser Pemberian : 3 blitser / hari
BB :>71 kg. OAT dibutuhkan : 10 blitser Pemberian : 5 tablet / hari
TAHAP LANJUTAN PENYESUAIAN RH BB ; 30 – 37 KG. BB ; 55 – 70 KG. OAT dibutuhkan : 3 blitser + 12 0AT dibutuhkan : 6 blitser + 24 tablet tablet Pemberian : 2 tablet / hari Pemberian / hari : 4 tablet BB : 38 – 54 kg. BB : > 71 kg. OAT dibutuhkan : 5 blitser + 4 OAT dibutuhkan : 8 blitser + 16 tablet tablet Pemberian : 3 tablet / hari Pemberian : 5 tablet
Untuk pasien < 30 kg. Di gunakan dosis anak sebagai acuan. Untuk penambahan dan pengurangan dosis obat yang telah dilakukan,kelebihan OAT dimasukan dalam kotak persediaan cadangan. Untuk pasien yang putus minum obat karena berbagai hal seperti DO, meninggal,atau pindah ke UPK lain maka sisa OAT milik pasien yang batas kedaluarsanya masih panjang masih memenuhi syarat dapat dimasukan kedalam kotak persediaan cadangan sesuai dengan tahapan pengobatan sehingga dapat di gunakan untuk penyesuaian paket OAT pasien lain. TAHAP PENYERAHAN OAT - Ambil paket OAT yang sudah di siapkan - Pastikan nama dan indentitas pasien benar OAT sudah di sesuaikan - Pemberian Oat di tulis di TB 02 - Oat di erikan 1 minggu sekali sesuai BB pasien Di jelaskan pada pasien bahwa minum obat selama 6 bulan tidak boleh putus, obat harus di minum setiap hari 1x minum pagi sebelum sarapan atau malam hari sebelum tidur. Untuk tahap intensif selama 2 bulan setiap hari 56 tablet jumlah hari/minum obat Untuk tahap lanjutan selama 4 bulan se inggu 3 x / 48 jumlah hari/ minum obat. Cara minm obat di telan di minum dengan air. PMO ( Pengawasan Menelan Obat ) Untuk menjamin keteraturan pengobatan TB maka sebaiknya setiap dosis yg. Di telan di awasi oleh PMO PMO dapat berasal dari petugas kesehatan , tokoh masyarakat , atau anggauta keluarga pasien
Pengiriman Suspek TB MDR ke Rumah Sakit Rujukan
7.Diagram alir
Nama dan Identitas Pasien OAT yang Sudah di Sesuaikan
Pemberian OAT di Tulis di TB 01
OAT di Berikan 1 Minggu Sekali Sesuai BB Pasien
8. Unit terkait 9. Hal-hal yang perlu di perhatikan 10. Dokumen terkait
BP, UGD, KIA, Laboratorium, Kesling,Gizi Dokter sebagai penanggung jawab pada pelayanan klinis
1. Rekam medis 2. Status pasien
12. Rekam Historis Perubahan
No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PENGOBATAN PENDERITA TBC DENGAN PAKET OAT KATEGORI MDR S O P
No. Dokumen
: 440/ /432.302.5/IVSOP/2018
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
:
Halaman
:
UPT Puskesmas Panaguan
BANGBANG KURNIADI, S.Kep. Ns. MM NIP. 197607041997031003
1.Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis. Penatalaksanaan pasien MDR , menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, menurunkan tingkat penularan.
2.Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan pada penderita TB MDR.
3.Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Panaguan Nomor tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas Panaguan.
4.Referensi
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis
5.Persiapan
1. Alat tulis 2. Buku status pasien 3. Lembar resep 4. Obat TB
6.Prosedur
PENGIRIMAN SUSPEC TB MDR KE RSSA DENGAN KETENTUAN SBB: - Kasus kronik gagal kategori I - Tidak konversi pada pengobatan kategori II - Gagal pengobatan kategori I - Tidak Konversi Kategori I - Kasus kambuh kategori I, kategori II - Pengobatan setelah lalai - Contak erat dengan pasien TB MDR Suspec TB MDR dirujuk di poli MDR RSSA Malang. Untuk pasien TB MDR apabila di nyatakan + positip oleh RS maka akan di lakukan penyerahan pasien MDR oleh RS ke Puskesmas di wilayah tempat tinggal pasien, penyerahan pasien dari puskesmas di lakukan oleh : dokter , petugas TB dan Pengelola obat. Setelah itu untuk pengobatan pasien selama kurang lebih 2 tahun dan suntikan Kanamicyn selama 6 bulan dilakukan di puskesmas. Pasien setelah di suntik kemudian minum obat didampingi sampai selai minum obat. ( OBAT DI MINUM DI DEPAN PETUGAS ) Kemudian dilakukan pencatatan di buku regester TB MDR dan di TB 01. REGIMEN PENGOBATAN OAT TB MDR: - Etambutol ( E ) : 400 mg. - Pyrazinamid ( Z ) : 500 mg. - Kanamicyn ( KM ) : 1 gram - Capreomicyn ( CM ) : 1 gram - Cefofloxsasin ( LFC ) :250 mg.
-
Clicoserin ( CS ) :250 mg Ecthlonamid ( ETO ) :250 mg. B6 :50 mg.
PAS : P. Aminosalicylic Acid MFP : Moxiflocsasin S : Steptomicyn. Untuk pasien yang mau control ulang ada pemberitaun dari RS. untuk pasien MDR juga di lakukan kunjungan rumah. 7.Diagram alir Pengiriman Suspek TB MDR ke Rumah Sakit Rujukan
Pasien TB ( + ) Resisten
TB Resisten Merujuk ke Faskes Sesuai Wilayah Tempat Tinggal Pasien
Dokter dan Petugas TB Serta Pengelola Obat Puskesmas Setempat ( Pasien )
Pencatatan di Buku Register TB MDR
8. Unit terkait 9. Hal-hal yang perlu di perhatikan 10. Dokumen terkait
Pengobatan ± 2 Tahun dan Suntikan Kanamesin 6 Bulan di Puskesmas
BP, UGD, KIA, Laboratorium, Kesling,Gizi Dokter sebagai penanggung jawab pada pelayanan klinis
1. Rekam medis 2. Status pasien
13. Rekam Historis Perubahan
No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PENGOBATAN PENDERITA TBC DENGAN PAKET OAT KATEGORI MDR S O P
No. Dokumen
: 440/ /432.302.5/IVSOP/2018
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
:
Halaman
:
UPT Puskesmas Panaguan
BANGBANG KURNIADI, S.Kep. Ns. MM NIP. 197607041997031003
1.Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis. Penatalaksanaan pasien MDR , menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, menurunkan tingkat penularan.
2.Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan pada penderita TB MDR.
3.Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Panaguan Nomor tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas Panaguan.
4.Referensi
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis
5.Persiapan
1. Alat tulis 2. Buku status pasien 3. Lembar resep 4. Obat TB
6.Prosedur
PENGIRIMAN SUSPEC TB MDR KE RSSA DENGAN KETENTUAN SBB: - Kasus kronik gagal kategori I - Tidak konversi pada pengobatan kategori II - Gagal pengobatan kategori I - Tidak Konversi Kategori I - Kasus kambuh kategori I, kategori II - Pengobatan setelah lalai - Contak erat dengan pasien TB MDR Suspec TB MDR dirujuk di poli MDR RSSA Malang. Untuk pasien TB MDR apabila di nyatakan + positip oleh RS maka akan di lakukan penyerahan pasien MDR oleh RS ke Puskesmas di wilayah tempat tinggal pasien, penyerahan pasien dari puskesmas di lakukan oleh : dokter , petugas TB dan Pengelola obat. Setelah itu untuk pengobatan pasien selama kurang lebih 2 tahun dan suntikan Kanamicyn selama 6 bulan dilakukan di puskesmas. Pasien setelah di suntik kemudian minum obat didampingi sampai selai minum obat. ( OBAT DI MINUM DI DEPAN PETUGAS ) Kemudian dilakukan pencatatan di buku regester TB MDR dan di TB 01. REGIMEN PENGOBATAN OAT TB MDR: - Etambutol ( E ) : 400 mg. - Pyrazinamid ( Z ) : 500 mg. - Kanamicyn ( KM ) : 1 gram - Capreomicyn ( CM ) : 1 gram - Cefofloxsasin ( LFC ) :250 mg.
-
Clicoserin ( CS ) :250 mg Ecthlonamid ( ETO ) :250 mg. B6 :50 mg.
PAS : P. Aminosalicylic Acid MFP : Moxiflocsasin S : Steptomicyn. Untuk pasien yang mau control ulang ada pemberitaun dari RS. untuk pasien MDR juga di lakukan kunjungan rumah. 7.Diagram alir Pengiriman Suspek TB MDR ke Rumah Sakit Rujukan
Pasien TB ( + ) Resisten
TB Resisten Merujuk ke Faskes Sesuai Wilayah Tempat Tinggal Pasien
Dokter dan Petugas TB Serta Pengelola Obat Puskesmas Setempat ( Pasien )
Pencatatan di Buku Register TB MDR
8. Unit terkait 9. Hal-hal yang perlu di perhatikan 10. Dokumen terkait
Pengobatan ± 2 Tahun dan Suntikan Kanamesin 6 Bulan di Puskesmas
BP, UGD, KIA, Laboratorium, Kesling,Gizi Dokter sebagai penanggung jawab pada pelayanan klinis
1. Rekam medis 2. Status pasien
14. Rekam Historis Perubahan
No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
SOP
KUNJUNGAN RUMAH No. Dokumen : SPO/UKP/RI/ 01 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian
2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Persiapan 6. Prosedur / Langkah-langkah
7. Diagram Alir
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003 merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung jawab konselor dalam pelayanan konseling. Kunjungan rumah tidak perlu dilakukan untuk seluruh siswa, hanya untuk siswa yang permasalahannya menyangkut dengan kadar yang cukup kuat peranan rumah atau orangtua sajalah yang memerlukan kunjungan rumah Sebagai acuan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat berkenaan dengan masalah klien serta digalangkannya komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam rangka penanggulangan masalah klien SK Kepala Puskesmas No. 004/2015 tentang pelayanan klinis Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005 Alat dan bahan 28. ATK 29. Peralatan dan kebutuhan KR 1. Perencanaan a. Menetapkan kasus ( dan klien yang mengalaminya) yang memerlukan KRU b. Meyakinkan klien tentang pentingnya KRU c. Menyiapkan data atau informasi pokok yang perlu dikomunikasikan kepada keluarga 2. Pengorganisasian unsur-unsur dan sarana kegiatan a. Menetapkan materi KRU ( data yang perlu diungkapkan dan peranan masing- masing anggota keluarga yang akan ditemui). b. Menyiapkan kelengkapan administrasi 3. Pelaksanaan a. Bertemu orang tua atau wali dan anggota keluarga lain. b. Membahas permasalahan klien. c. Melengkapi data. d. Mengembangkan komitmen orang tua atau wali dan anggota keluarga lain. 4. Penilaian a. Mengevaluasi proses pelaksanaan KRU b. Mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan hasil KRU, serta komitmen orang tua/ wali/ anggota keluarga lain. c. Mengevaluasi penggunaan data hasil KRU dalam pengentasan masalah klien. d. Analisis terhadap efektifitas penggunaan hasil KRU terhadap penanganan kasus, khususnya pengentasan masalah klien 5. Tindak lanjut dan laporan a. Mempertimbangkan apakah diperlukan KRU ulang atau lanjutan. b. Mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan data hasil KRU yang lebih atau akurat. c. Menyusun laporan kegiatan KRU. d. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait. e. Mendokumentasikan laporan. Perencanaan
Pengorganisasian unsur- unsur & sarana kegiatan
Tindak lanjut dan laporan
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Pelaksanaan
Penilaian
1. Mengadakan persiapan mental sebelumnya mengenai informasi apa yang ingin diperoleh. 2. Konselor perlu bersikap wajar, sopan dan menghargai dan ada kesediaan untuk menolong untuk menghindari memberikan kesan seolah-olah diadakan pemeriksaan atau
9. Unit Terkait
5. Dokumen Terkait
penggeledahan. 1. Rawat Inap 2. Rawat Jalan 3. UGD 4. KIA 1. Rekam Medis 2. Catatan tindakan
3. Rekaman Historis Perubahan No
Halaman
Yang Diubah
Perubahan
Diberlakukan Tanggal
KUNJUNGAN RUMAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS No. Dokumen : SPO/UKP/RI/01 No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/1 UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi
5. Persiapan
6. Prosedur / Langkah-langkah
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003 Melakukan pembinaan kesehatan keluarga dengan masalah diabetes mellitus Sebagai acuan untuk melakukan pembinaan keluarga dengan masalah diabetes mellitus 1. Kepmenkes No. 279/Menkes/SK/IV/2006 tentang pedoman Penyelenggaraan Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas 2. Permenkes RI No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat 3. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005 Alat dan bahan 30. Family Folder 31. Gluco test 32. Alat tulis 1. Melakukan pendekatan keluarga dengan menjelaskan tujuan dari kunjungan rumah dan waktu yang dibutuhkan selama kegiatan 2. Melakukan pemeriksaan fisik 3. Melakukan pemeriksaan gula darah 4. Mengkaji kondisi lingkungan keluarga yang mempengaruhi kesehatan 5. Mengidentifikasi masalah kesehatan pasien 6. Mengidentifikasi tingkat kemandirian keluarga 7. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan diabetes mellitus yang terdiri dari: a. Duet diabetes mellitus dengan jumlah kalori disesuaikan dengan berat badan b. Disarankan olah raga secara teratur c. Minum obat anti diabetic (OAD) d. Pemantauan gula darah secara teratur 8. Memotivasi keluarga untuk melakukan perawatan diabetes mellitus sesuai anjuran 9. Melakukan penilaian terhadap keberhasilan penyuluhan kesehatan yang telah dilakukan 10. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
7. Diagram Alir Melakukan pendekatan keluarga
Melakukan pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan gula darah
Mengidentifikasi tingkat kemandirian keluarga
Mengidentifikasi masalah kesehatan
Mengkaji kondisi lingkungan
Memberikan penyuluhan ttg perawatan DM
Memotivasi klg utk melakukan perawatan DM
Melakukan penilaian thd keberhasilan penyuluhan
Medokumentasikan tindakan yg dilakukan 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit Terkait 10. Dokumen Terkait
Berikan materi yang mudah dimengerti olah pasien saat memberikan penyuluhan pada kunjungan rumah 15. Rawat Inap 16. Pustu/Ponkesdes 5. Rekam Medis 6. Catatan tindakan
11. Rekaman Historis Perubahan No
Halaman
Yang Diubah
Perubahan
Diberlakukan Tanggal
KUNJUNGAN RUMAH PADA PASIEN HIPERTENSI No. Dokumen : SPO/UKP/RI/01 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : SOP Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 1. 2. 3. 4.
Pengertian Tujuan Kebijakan Referensi
5. Persiapan
6. Prosedur / Langkah-langkah
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003 Melakukan pembinaan kesehatan keluarga dengan masalah hipertensi Sebagai acuan untuk melakukan pembinaan keluarga dengan masalah Hipertensi 1. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005 2. Kepmenkes No. 279/Menkes/SK/IV/2006 tentang pedoman Penyelenggaraan Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas 3. Permenkes RI No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat Alat dan bahan 33. Family Folder 34. Tensi meter 35. Stetoskop 36. Alat tulis 11. Melakukan pendekatan keluarga dengan menjelaskan tujuan dari kunjungan rumah dan waktu yang dibutuhkan selama kegiatan 12. Melakukan pemeriksaan fisik 13. Melakukan pengukuran tekanan darah 14. Mengkaji kondisi lingkungan keluarga yang mempengaruhi kesehatan 15. Mengidentifikasi masalah kesehatan pasien 16. Mengidentifikasi tingkat kemandirian keluarga 17. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan hiepertensi yang terdiri dari diet rendah garam, minum obat dan olah raga secara teratur, serta pemantauan tekanan darah secara teratus 18. Memotivasi keluarga untuk melakukan perawatan hipertensi sesuai anjuran 19. Melakukan penilaian terhadap keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan 20. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
7. Diagram Alir Melakukan pendekatan keluarga
Mengidentifikasi tingkat kemandirian keluarga
Memberi penyuluhan kesehatan ttg HT
Melakukan pemeriksaan fisik
Mengidentifikasi masalah kesehatan pasien
Memotivasi keluarga untuk melakukan perawatan HT
Melakukan pengukuran tekanan darah
Mengkaji kondisi lingkungan keluarga
Melakukan penilaian terhadap keberhasilan tindakan kesehatan
Mendokumentasikan tindakan yg telah dilakukan
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit Terkait 10. Dokumen Terkait
Berikan materi yang mudah dimengerti olah pasien saat memberikan penyuluhan pada kunjungan rumah 17. Rawat Inap 18. Pustu/Ponkesdes 7. Rekam Medis 8. Catatan tindakan
11. Rekaman Historis Perubahan No
Halaman
Yang Diubah
Perubahan
Diberlakukan Tanggal
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM PERKESMAS No. Dokumen : SPO/UKP/RI/01 No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/1 UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian 2. 3. 4. 5. 6.
Tujuan Kebijakan Referensi Persiapan Prosedur/ Langkahlangkah
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003 Melakukan pencatatan & pelaporan program Perkesmas ini penting dilakukan untuk bukti terlaksananya puskesmas sehingga dapat dinilai dan dievaluasi. Sebagai acuan bukti pelaksanaan kegiatan puskesmas serta sebagai bahan penilaian dan evaluasi SK Kepala Puskesmas No. 004/2015 tentang pelayanan klinis Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005 Alat dan bahan ATK dan Komputer 1. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan di Puskesmas 2. Membuat laporan tiap bulan untuk mengetahui tingkat kemajuan pada kegiatan 3. Membuat format tiap bulan untuk melihat hasil kegiatan yang telah dilakukan 4. Melakukan pertemuan antara pengelola program, kepala puskesmas, masyarakat dan lintas sektor untuk melihat hasil kegiatan pencatatan dan pelaporan dilakukan tiap bulan 5. Membawa laporan kekantor dinas kesehatan
7. Diagram Alir Mencatat semua kegiatan yang dilakukan di puskesmas
Membuat laporan tiap bulan
Melakukan pertemuan antara pengelola program, kapus dan linsek
Membawa laporan ke kantor dinas kesehatan
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit Terkait
10. Dokumen Terkait
Membuat format tiap bulan
Menelaah kembali hasil pencatatan 19. Klinik Umum 20. Rawat Inap 21. Rawat Jalan 22. Ruang KIA 23. Puskesmas Pembantu 9. Rekam Medis 10. Catatan tindakan
11. Rekaman Historis Perubahan No
Halaman
Yang Diubah
Perubahan
Diberlakukan Tanggal
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI ( PE ) No. Dokumen : SOP/UKM/ /2018 No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/2 UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
1. Pengertian
Penyelidikan Epidemiologi adalah Kegiatan Pencarian Penderita atau survey yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara lebih menyeluruh.
2. Tujuan
Sebagai acuan petugas dalam 1. Melakukan kegiatan penyelidikan epidemiologi 2. Memberikan informasi tentang factor resiko ( lingkungan, vector, perilaku dll) 3. Memastikan bahwa terjadi KLB/Wabah.
3. Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Panaguan No. 440/ Jawab Program Puskesmas
4. Referensi
1. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) 2. Penemuan dan Tatalaksana Penderita demam berdarah Dengue (DBD)
5. Persiapan
Alat dan Bahan : 1. Alat tulis 2. Buku catatan/kegiatan 3. Senter 4. Formulir PE 5. Abate
6. Prosedur / Langkah- Langkah
1. 2. 3. 4.
/432.302.5/SK/2017 Tentang Penanggung
Konfirmasi / menegakkan diagnosa Menentukan apakah peristiwa itu wabah atau bukan Membuat hipotesa sementara (penyebab, cara penularan, faktor yang mempengaruhi) Membuat laporan hasil penanggulangan
7. Diagram Alir
Menegakkan Diagnosa
Menentukan peristiwa, Wabah atau bukan
Membuat hipotesa sementara
Laporan 8. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan 9. Unit terkait 10. Dokumen terkait
11. Rekaman Historis
Melakukan Pemeriksaan untuk menemukan penyakit DBD baru di sekitar penderita 1.UPT kesehatan/puskesmas 2.pustu 3.poskesdes/polindes 1. Kerangka acuan kegiatan 2. SK kepala puskesmas
No
Halaman
Yang Diubah
SOP
FOGGING FOCCUS No. Dokumen : No. Revisi : TanggalTerbit : Halaman :
Perubahan
Diberlakukan Tanggal
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
1. Pengertian
Fogging foccus adalah untuk membunuh sebagian besar vector infeksi dengan cepat, sehingga rantai penularan dapat segera diputuskan. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk menekankan kepadatan vector selama waktu yang cukup sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri.
2. Tujuan
Sebagai Acuan : 1. Membunuh nyamuk aedes agepty. 2. Menekan penularan kasus demam Berdarah( DBD ).
3. Kebijakan
SK Kepala Puskesmas Panaguan No. 440/ Jawab Program Puskesmas
4. Referensi
1. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue(DBD) 2. Penemuan dan Tatalaksana Penderita demam berdarah Dengue (DBD)
5. Persiapan
Alat : 1. Mesin Fogging 2. PakaianKerja 3. Masker 4. SarungTangan 5. Kacamata safety 6. Helm 7. Sepatu 8. Gelas Ukur 9. Corong Bahan : 1. Pelarut (Pertamina DEX) 2. Insectisida (Malation) 3. BahanBakar
/432.302.5/SK/2017 Tentang Penanggung
6. Prosedur / Langkah- Langkah 1. Cek keadaan alat-alat fogging (fogging fork) 2. Siapkan malation dan bahan pencampurnya dengan komposisi yang sesuai dengan aturannya 3. Minta ijin kepada aparat setempat (lurah/kepaladesa, RT/apelsetempat) minimal 1 hari sebelumnya agar bisa diumumkan kepada masyarakat agar bisa mempersiapkan 4. Tetapkan rumah penderita untuk titik fokus fogging 5. Tentukan radius pengasapan/foging 6. Lakukan pengasapan, kesemua rumah dalam radius 200 meter kubik mulai halaman depan sampai keseluruh rumah terutama tempat perindukan nyamuk 7. Lakukan juga pengasapan pada tempat-tempat perindukan nyamuk diluar rumah 8. Matikan fogging fork bila pengasapan sudah selesai 9. Cek kondisi fogging fork 10. Simpan kembali fogging fork dengan baik
7. Diagram Alir Cek keadaan alat-alat fogging (fogging fork)
Meningkatkan komunikasi secara efektif Meningkatkan keamanan dari highalert medications Memastikan benar tempat
Memastikan benar prosedur sesuai SOP Memastikan benar tindakan pada pasien Memastikan benar alat yang digunakan
Mengurangangi resikoinfeksi dari pekerja kesehatan
Mengurang irisiko terjadinya kesalahan yang lebih buruk pada pasien
8. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan 9. Unit terkait
1. Penderita Panas di sekitar Penderita DBD 2. Lingkungan Penderita 1.Program kesehatan lingkungan 2.Program promosi kesehatan 3.Program survielans
10. Dokumen terkait
1. Formulir pemeriksaan jentik
11. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang Diubah
Perubahan
Diberlakukan Tanggal
PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD )
SOP
No. Dokumen No. Revisi TanggalTerbit Halaman
: : : :
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
1. Pengertian
Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus Dengeu dari penderita DBD lainnya terutama menyerang anak-anak,ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit yang dapat menimbulkan wabah.
2. Tujuan
Sebagai acuan petugas untuk melaksanakan kegiatan penanggulangan DBD.
3. Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Panaguan No. 440/ Penanggung Jawab Program Puskesmas
/432.302.5/SK/2017 Tentang
4. Referensi
1. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue(DBD) 2. Penemuan dan Tatalaksana Penderita demam berdarah Dengue (DBD)
5. Persiapan
Alat dan Bahan : 1. Alat tulis 2. Buku catatan/kegiatan 3. Tensimeter 4. Termometer
6. Prosedur / Langkah- Langkah
1. Penemuan suspek penderita DBD baik aktif dan pasive di unit pelayanan kesehatan dengan gejala tidak ada tanda kedaruratan dilakukan uji Tourniquet dan dilakukan pemeriksaan laboratorium. 2. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit ≤ 100.000/µl, penderita di rujuk ke RumahSakit. 3. Selanjutnya dilakukan Penyelidikan Epidemiologi di wilayah penderita dan apabila memenuhi Kriteria fogging maka dilakukan pengasapan dengan 2 siklus dengan interval 1 minggu. 4. Jika hasi laborat positif dengan Jumlah trombosit > 100.000/µl,penderita tidak perlu di rujuk cukup dilakukan control dan tetap dilakukan Penyelidikan Epidemiologi di wilayah penderita apabila memenuhi kriteria fogging maka dilakukan pengasapan dan jika hasil negative maka akan diberikan pengobatan . 5. Jika ditemukan penderita dengan tanda kedaruratan atau penderita dari RumahSakit , PE dilaksanakan berdasarkan laporandari RS ( S0 dan hasil laboratorium )
7. Diagram Alir
Penemuan suspect DBD
Positif Uji Tourniquet dan
Pemeriksa anLaborat orium
Negatif PE Diberi Obat Sesuai Simptomatis
Melaporkan hasil program ke Kapus
8.Hal-hal yang perlu di perhatikan 9. Unit terkait
10. Dokumen Terkait
Rujuk RS
Kebersihan lingkungan sekitar penderita 1.Dinas keaehatan 2.Rumah sakit 3.UPT Kesehatan/puskesmas 4.pustu 5.poskesdes/polindes 1. SK Kepala Puskesmas 2. Laporan hasil monitoring dan evaluasi
Fogging bila memenuhi kriteria
11.
No
Rekaman Historis
Halaman
Yang Diubah
Perubahan
Diberlakukan Tanggal
MELAKUKAN PEMERIKSAAN DBD
SOP
No. Dokumen : No. Revisi : TanggalTerbit : Halaman :
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003
1. Pengertian
Melakukan pemeriksaan DBD adalah Tata cara memeriksa pasien penderita DBD di Puskesmas yang tanpa disertai komplikasi syok maupun perdarahan.
2. Tujuan
Sebagai acuan petugas untuk 1. Melaksanakan tindakan pemeriksaan DBD 2. Mencegah terjadinya sindroma syok dengue ( DSS ).
3. Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Panaguan No. 440/ Penanggung Jawab Program Puskesmas
4. Referensi
1. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue(DBD) 2. Penemuan dan Tatalaksana Penderita demam berdarah Dengue (DBD)
5. Persiapan
/432.302.5/SK/2017 Tentang
Alat dan Bahan : 1. Alat tulis 2. Buku catatan/kegiatan 3. Tensimeter 4. Termometer 6. Prosedur / Langkah- Langkah 1. 1. Anamnesa penderita 2. Menimbang berat badan, tinggi badan, mengukur suhu, nadi, dan tensimeter 3.MelakukanRumple leed. Rumple leed dengan melakukan bendungan darah pada tekanan tertentu. Di lengan atas akan terjadi perdarahan di bawah kulit ( Petechiae ) bila dinding kapiler kurang kuat resistensinya. Hasil positif bila dalam waktu 10 menit timbul 10 atau lebih petechiae di daerah voler lengan. 4. Mengawasi dan segera lapor bila penderita mengalami perdarahan spontan. 5. Menyiapkan penderita untuk pemeriksaan darah sesuai keperluan.
7. Diagram Alir Anamnesa panderita
Pemeriksaan Fisik
Lakukan rumple leed
Pemeriksaan Laboratorium
Lakukan Pengawasan
8.Hal-hal yang perlu di perhatikan.
Hasil laborat dan pemeriksaan penderita perlu di perhatikan untuk dapat di tindak lanjuti
9. Unit terkait
1.UPT Kesehatan/puskesmas 2.Laboratorium
10. Dokumem terkait
Hasil laboratorium
11. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang Diubah
Perubahan
Diberlakukan Tanggal
PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA (PJB) OLEH KADER JUMANTIK SOP
No. Dokumen No. Revisi TanggalTerbit Halaman
: : : :
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian 2. Tujuan
3. Kebijakan 4. Referensi 5. Persiapan
6. Prosedur/ Langkah- Langkah
7. Diagram Alir
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003 PJB Adalah Kegiatan Pemeriksaan jentik secara berkala (PJB) di rumah - rumah penduduk oleh kader jumantik. Sebagai acuan untuk 1. Pemeriksaan jentik oleh kader jumantik. 2. Agar tercipta gambaran angka bebas Jentik (ABJ) yang baik ( 6 bulan dengan dosis 1 x 20 mg b. Pengobatan antibiotic maupun antimikroba hanya untuk kasus tersangka kolera, disentri, atau terbukti giardiasis atau amubiasis Kolera : Kotrimoksazol 2 x 3 tab (awal) dilanjutkan 2 x 2 tab / hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg E. Coli : tidak memerlukan terapi Salmonela : Ampisilin 4 x 1 g atau Kotrimoksazol 4 x 500 mg atau Siprofloksasin 2 x 500 mg Shigella : Ampisilin 4 x 1 g atau Kloramfenikol 4 x 500 mg Amebiasis : Metronidazol 4 x 500 mg atau Tetrasiklin 4 x 500 mg Giardiasis : Klorokuin 3 x 100 mg atau Metronidazol 3 x 250 mg Virus : Simtomatik & Suportif c. Pemberian anti emetik seperti antacid, B6, domperidon jika pasien mual 16. Petugas menyarankan agar pasien tetap meneruskan makan dan minum lebih banyak, untuk bayi tetap meneruskan ASI, 17. Petugas memberikan informasi kesehatan mengenai diare dan prinsip pengobatan, perawatan selama di rumah (rehidrasi oral di rumah), waktu untuk kontrol ulang dan upaya supaya diare tidak terulang 18. Petugas menuliskan resep untuk mengobati gejala dan penyebab diare: 19. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam medic pasien Petugas menulis hasil pemeriksaan pada buku register. 7. Diagram Alir memanggil pasien sesuai nomor urut menulis resep untuk pengobatan simptomatis
menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medis 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit Terkait
10. Dokumen Terkait
melakukan anamnesa pada pasien
menginstruksikan pasien untuk istirahat dan menghindari pencetus
menyerahkan resep ke pasien
melakukan pemeriksaan fisik
menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan
menulis diagnose pasien ke buku register.
Observasi pasien selang 15 menit takut terjadi Shock 27. Rawat Inap 28. Rawat Jalan 29. Ruang KIA 30. Puskesmas Pembantu 13. Rekam Medis 14. Catatan tindakan
11. Rekaman Historis No
Halaman
Yang Diubah
Perubahan
Diberlakukan Tanggal
SOP
PENATALAKSANAAN DIARE No. Dokumen : No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : Halaman : 1/7
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB. PAMEKASAN 1.
Pengertian
Bangbang Kurniadi,S.Kep.Ns.MM NIP. 197607041997031003 Gastroenteritis adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut dan menurunnya nafsu makan.
2.
Tujuan
Sebagai acuan dalam penanganan Pasien penderita Gastroenteritis akut dan penentuan derajat dehidrasi di UPT Puskesmas Panaguan
3.
Kebijakan
4.
Referensi
Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare Depkes RI Dirjen PP dan LP 2009
5.
Persiapan
Alat dan bahan 1. Tensimeter 2. Thermometer 3. Timbangan Injak 4. Ranjang Periksa 5. Stetoskop 6. Senter 7. Handscoen 8. Buku Register pasien
6.
Prosedur/ Langkahlangkah
1. Pasien datang ke Puskesmas Dengan keluhan buang air besar (BAB) lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual dan muntah serta tenesmus. 2. Pasien dianjurkan berbaring di tempat tidur 3. Dilakukan pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana untuk menentukan Derajat dehidrasi dan pemberian Terapi PENILAIAN
A
B
C
Bila ada 2 tanda Atau lebih LIHAT:
Keadaan Umum
Baik sadar
Gelisah/ rewel
Lesu,lunglai,Tidak sadar
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Rasa Haus ( beri Minum biasa/tidak haus
Haus ingin minum Malas/tidak bisa minum
air minum)
banyak
PERIKSA: Turgor Kulit
Kembali cepat
Kembali lambat
Sangat
lambat(lebih
detik) Derajat dehidrasi
Tanpa Dehidrasi
Dehidrasi ringan/ Dehidrasi Berat Sedang
Rencana Pengobatan
Rencana Terapi A
Rencana Terapi B
Rencana Terapi C
2
4. Penegakan Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari 3 kali sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan pemeriksaan konsistensi BAB) 5. Penatalaksanaan Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat dengan sendirinya melalui rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang diperlukan evaluasi lebih lanjut. Terapi dapat diberikan berdasarkan Derajat Dehidrasi: a) TANPA DEHIDRASI ( Rencana Terapi A ) 1. BERIKAN CAIRAN LEBIH BANYAK DARI BIASANYA
Teruskan memberi ASI lebih sering dan lebih lama
Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan
Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air matang, dsb)
Oralit diberikan sampai diare berhenti. Bila anak muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit demi sedikit. - Anak umur< 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak - Anak umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak. Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 cml) di rumah bila :
•
- Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C - Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit
•
2. BERI OBAT ZINC Zinc diberikan 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI. - Umur < 6 bulan diberi 10 mgr (1/2 tablet) per hari - Umur > 6 bulan diberi 20 mgr (1 tablet) per hari. 3. BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI
4
Beri makanan yang sesuai degan umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
Berikan makanan kaya Kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa hijau.
Berikan makanan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)
Setelah diare berhenti, berikan makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2 minggu
ANTIBIOTIKA HANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI Seperti : Disentri, Kolera dll
5
NASIHATI IBU / PENGASUH
Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila : - Berak cair lebih sering - Muntah berulang - Sangat haus - Makan dan minum sangat sedikit - Timbul demam - Berak berdarah - Tidak membaik dalam 3 hari
b) Dehidrasi Ringan / Sedang ( Rencana Terapi B ) Jumlah ORALIT yang diberikan 4 jam pertama : Oralit yang dibrikan = 75 x BERAT BADAN anak Bila BB anak tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel di bawah ini: UMUR
Sampai 4
4 -12 bulan
12 -24 bulan
2-5th
bulan Berat Badan
< 6kg
6-10kg
10-12kg
12-19kg
Jumlah Cairan
200-400
400-700
700-900
900-1400
Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.
Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.
Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air masak selama masa ini.
Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 4 jam kecuali ASI dan oralit
Beri OBAT ZINC selama 10 hari berturut-turut
AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN ORALIT :
Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan.
Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas.
Bila anak muntah tunggu 10 menit dan kemudian teruskan pemberian oralit tetapi lebih lambat
Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI.
Beri oralit sesuai Rencana Terapi A bila pembeng-kakan telah hilang
SETELAH 3-4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN PENILAIAN KEMUDIAN PILIH RENCANA TERAPI A, B ATAU C UNTUK MELANJUTKAN TERAPI
Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang,anak biasany akencing dan lelah kemudian mengantuk dan tidur.
Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang, ulangi rencana B
Anak mulai diberi makanan,susu dan buah
Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Terapi C
. BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA TERAPI B
Tunjukkan jumlah ORALIT yang harus dihabiskan dalam 3 jam dirumah
Berikan ORALIT 6 bungkus untuk persediaan dirumah.
Jelaskan 5 langkah rencana terapi A untuk mengobati anak dirumah
c) Dehidrasi Berat ( Rencana Terapi C ) MULAI DISINI
Ikuti arah anah panah. Bila jawaban dari pertanyaan YA, teruskan ke kanan.Bila TIDAK, teruskan ke bawah
Akses cairan IV
YA
Mulai diberi cairan I.V. segera. Bila penderita bisa minum, berikan oralit, sewaktu cairan I.V. dimulai. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (atau cairan normal Salin bila Ringer Laktat tidak tersedia), dibagi sebagai berikut:
TIDAK
Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat tetesan Intravena. Juga berikan oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa minum; biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak). Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi penderita menggunakan Tabel Penilaian. Kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai (A, B atau C) untuk melanjutkan terapi Adakah Terapi terdekat (dalam 30 menit)
YA
-
Kirim penderita untuk terapi Intravena.
-
Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara memberikannya selama di perjalanan
TIDAK Mulai rehidrasi melalui mulut dengan oralit. Berikan 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg).
YA
Nilailah penderita tiap 1-2 jam:
Apakah saudara dapat menggunakan pipa nasogastric untuk rehidrasi
- Bila muntah atau perut kembung berikan cairan pelanpelan. - Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk penderita untuk terapi Intravena. Setelah 6 jam nilai kembali penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai.
TIDAK
Mulai rehidrasi melalui mulut dengan oralit. Berikan 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg). Apakah penderita bisa minum
YA
Nilailah penderita tiap 1-2 jam: - Bila muntah atau perut kembung berikan cairan pelanpelan. - Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk penderita
untuk terapi Intravena. - Setelah 6 jam nilai kembali kondisi penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai. 7.
Bagan Alir Pasien dipanggil berdasarkan nomor urut
Pasien diberikan pengantar ke laboratorium
Ya
Perawat / Bidan Melakukan Pengkajian awal klinis sesuai SOP Pengkajian awal klinis
Pasien masuk ke ruang pemeriksaan Dokter / Dokter Gigi
ada indikasi pemeriksaan penunjang
Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik untk menentukan derajad dehidrsdi
Tidak
Dokter menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mengacu pada Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare Depkes RI Dirjen PP dan LP 2009 standar asuhan (PMK no 5 tahun 2014)
Pasien diberikan rujukan internal atau rujukan eksternal.
Ya
Pasien membutuhkan pelayanan atau tindakan lebih lanjut
Tidak
Pasien diberikan resep obat sesuai dengan Diagnosa yang mengacu padaBuku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare Depkes RI Dirjen PP dan LP 2009
Perawat mencatat hasil pemeriksaan, laboratorium dan terapi, maupun rujukan kedalam buku register harian pasien poli umum.
Pasien mengambil obat di apotek
8.
9.
Hal-hal yang perlu diperhatikan Unit Terkait
Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap tindakan yang dilakukan 31. Rawat Inap 32. Rawat Jalan
10. Dokumen Terkait
33. UGD 34. KIA 15. Rekam Medis 16. Catatan tindakan
11 Rekaman Historis Perubahan No
Halaman
Yang Diubah
Perubahan
Diberlakukan Tanggal
2.
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM DIARE No. Dokumen : No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/1 BANGBANG KURNIADI,S.Kep.Ns.MM NIP.19607041997031003
UPT PUSKESMAS PANAGUAN KAB PAMEKASAN
Melakukan pencatatan & pelaporan program Diare ini penting dilakukan untuk bukti terlaksananya puskesmas sehingga dapat dinilai dan dievaluasi.
1.
Pengertian
2.
Tujuan
3.
Kebijakan
Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan puskesmas serta sebagai bahan penilaian dan evaluasi SK Kepala Puskesmas No. /2015 tentang pelayanan klinis
4.
Referensi
Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
5.
Prosedur
Alat dan bahan ATK dan Komputer
6.
Langkah-langkah
1. 2. 3. 4.
7.
Diagram Alir
Pelaksana program Diare melakukan kegiatan pelayanan kesehatan. Pelaksana program Diare melakukan pencatatan kegiatan. Hasil pencatatan disampaikan kepada pemegang program Diare di Dinkes. Pemegang program Diare membuat laporan kegiatan yang disampaikan kepada kepala Puskesmas dan membawa ke Dinas Kesehatan. Pelaksana program Diare melakukan kegiatan
Melakukan pencatatan kegiatan
Hasil pencatatan disampaikan ke PJ program
Membuat laporan kegiatan dan disampaikan ke dinkes
9.
Hal-hal yang perlu diperhatikan Unit Terkait
10.
Dokumen Terkait
8.
Menelaah kembali hasil pencatatan 35. Klinik Umum 36. Rawat Inap 37. Rawat Jalan 38. Ruang KIA 39. Puskesmas Pembantu 17. Rekam Medis 18. Catatan tindakan
11. Rekaman Historis No
Halaman
Yang Diubah
Perubahan
Diberlakukan Tanggal