Acara 2 Laporan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM PROYEKSI PETA



[GKP 0102]



Judul Nama NIM Kelompok



IDENTIFIKASI INFORMASI PROYEKSI PADA PETA NASTASYA ANDAM DEWI Nilai Total 16/397507/GE/08386 Laporan : Selasa , 15.00 – 17.00



Praktikum Asisten



1. Muamar Nandika Baharain 2. Rosyita Alifiya



Komponen Penilaian A : Pretest B : Kegiatan



A: B:



Praktikum C : Laporan



C:



Praktikum D : Tugas



D:



Laporan dikumpulkan pada Tanggal : Jam : Praktikan Asisten



(



)



(



)



TUJUAN     



Memahami konsep proyeksi peta untuk kajian kartografis Menggunakan peta, baik peta cetak maupun virtual Membaca informasi proyeksi pada peta Menjelaskan karakteristik proyeksi yang digunakan pada peta Membedakan penggunaan proyeksi pada peta lokasi lintang yang berbeda Nilai



MEDIA PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Peta wilayah di spanjang garis ekuator (zona tropis) Peta wilayah di lintang tengah (zona subtropis) Peta wilayah di lintang atas (zona kutub) Alum proyeksi peta Alat tulis Seperangkat komputer Perangkat lunak pengolah data



LANGKAH KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan praktikum. 2. Memilih tiga peta yang menyajikan wilayah lintang tinggi (kutub), lintang tengah dan ekuator. 3. Mengidentifikasi informasi tepi peta pada masing – masing peta lintang tinggi, lintang tengah dan ekuator. 4. Menerangkan informasi yang terkait pada karakteristik proyeksi peta lintang tinggi, Halaman 1 dari 8



PRAKTIKUM PROYEKSI PETA



[GKP 0102]



lintang tengah dan ekuator tersebut. 5. Membuat tabel hasil identifikasi dan perbandingan karakteristik proyeksi peta pada tiga wilayah lintang berbeda , lalu dibahas dan di analisis. Nilai TINJAUAN PUSTAKA Proyeksi peta yaitu suatu sistem yang memberikan hubungan anatar posisi titik-titik proyeksi di bumi dan di peta, karena permukaan bumi yang tidak teratur, maka sulitlah melakukan perhitungan dari hasil pengukuran. Jadi diperlukan suatu bidang yang teratur yang mendekati



bidang



fisis



bumi



yaitu



elipsoid



dengan



besaran



tertentu



(Aryono



Prihandito,1998). Proyeksi peta menggunakan bidang lengkung dalam penyajiannya, di pindahkan ke bidang datar agar lebih sederhana. Akan tetapi dalam penyajian ari bidang lengkung ke bidang datar terdapat beberapa distorsi (perubahan) pada daerah tertentu tergantung bidang proyeksinya. Yang dapat dilakukan oleh pembuat peta ialah mereduksi distorsinya dengan menyajikan peta sesuai bidang proyeksinya dengan daerah yang di petakan. Proyeksi peta dibutuhkan untuk mengekspresikan posisi titik titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar yang nantinya akan dipakai untuk perhitungan jarak dan arah. Penyajian grafis yang dipakai pada proyeksi peta dapat dipakai untuk studi topografi, iklim, vegetasi, tempat tinggal dan lainnya yang biasanya berhubungan dengan daerah yang luas. Proyeksi peta dapat dilakukan secara langsung (direct projection) yaitu dari elipsoid ke bidang proyeksi, atau dapat dengan proyeksi dobel (double projection) yaitu proyeksi dari elipsoid ke bidang bola kemudian di proyeksikan lagi ke bidang proyeksi. Klasifikasi proyeksi peta dapat digolongkan menurut pertimbangan dalam melakukan proyeksi yaitu pertimbangan ekstrinsik dan instrinsik. Pertimbangan ekstrinsik berupa bidang proyeksi, persinggungan, dan posisi. Pertimbangan instrinsik berupa sifat sifat asli dan generasi. Macam proyeksi menutur bidang proyeksinya yaitu azimuthal (menggunakan bidang datar), kerucut( menggunakan kerucut), dan silinder (menggunakan bidang silinder). Dari persinggungannya proyeksi peta dibagi menjadi tangensial (bumi menyinggung bidang proyeksi), secansial (bumi berpotongan dengan bidang proyeksi) dan polisuperficial (banyak bidang proyeksi). Menurut posisinya terdapat proyeksi normal (sumbu simetri berimpit dengan sumbu bumi ), proyeksi oblique (sumbu simetri membentuk sudut terhadap sumbu bumi ), dan proyeksi transversal (sumbu simetri tegak lurus terhadap sumbu bumi ). Jika ditinjau dari sifat asli yang dipertahankan terbagi menjadi proyeksi ekuivalen( luas yang dipertahankan), proyeksi ekuidistan (jarak yang dipertahankan) dan proyeksi konform(bentuk



Halaman 2 dari 8



PRAKTIKUM PROYEKSI PETA



[GKP 0102]



dan sudut yang dipertahankan). Kemudian dari generasi ada geometris (proyeksi sentral), matematis(proyeksi dengan perhitungan matematis) dan semi geometris (gabungan antara geometris dan matematis). Nilai



HASIL DAN PEMBAHASAN Pada proyeksi peta, bidang lengkung tidak akan dapat dibentangkan ke bidang datar tanpa mengalami perubahan/distorsi. Suatu peta dapat dikatakan ideal jika luas, bentuk, arah, dan jaraknya benar. Tetapi dalam sistem proyeksi peta keempat syarat tersebut tidak akan bisa dipenuhi, harus selalu mengorbankan syarat lainnya untuk memenuhi suatu syarat. Untuk mengurangi distorsi dapat dilakukan dengan membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu luas, dan menggunakan bidang datar atau yang dapat didatarkan(jika didatarkan tidak mengalami distorsi), seperti kerucut dan silinder. Proyeksi pada daerah lintang tinggi (kutub) lebih cocok menggunakan bidang datar (azimuthal) karena bidang azimuthal menyinggung daerah pada kutub dan dapat dipetakan dengan distorsi yang kecil. Daerah yang menjadi titik pusat singgungan bidang dan bumi memiliki distorsi paling kecil dan makin meluas dari titik singgung makin besar distorsinya. Peta pertama yang digunakan adalah peta Antartic Region yang dimasukkan kedalam peta tematik karena dalam peta tersebut memiliki tema Year-round research station. Peta ini memiliki skala 1 : 68.000.000 dan memetakan bagian kutub selatan, benua antartika. Batas yang dipetakan oleh peta ini yaitu atas : 30° N, bawah : 30° S, kiri : 90° W, kanan : 90° E Sistem koordinat yang digunakan adalah geografis dengan proyeksi azimuthal equal area. Datum horisontal yang digunakan yaitu WGS 1984 Proyeksi pada daerah ekuator lebih cocok menggunakan bidang silinder karena bidang silinder menyinggung seluruh area ekuator sehingga pada saat dipetakan sangat bagus untuk daerah ekuator tetapi mengalami distorsi semakin jauh dari ekuator. Peta pada daerah ekuator ialah peta pulau Samba di Indonesia dengan skala 1 : 200.000. Peta ini dibuat oleh Army Maps Service (AMS) yang digunakan oleh United States (Amerika Serikat). Batas area pada peta ini yaitu atas : 2°00’ LU, bawah : 1°20’ LU, kiri : 2°20’ BT, dan kanan : 3°00’ BT. Sistem koordinat yang digunakan yaitu UTM dengan proyeksi Lambert Conical Orthomorphoc (LCO). Peta ketiga yaitu peta Barbarano Hally dengan skala 1 : 50.000. Peta ini dikategorikan sebagai peta referensi. Wilayah yang dipetakan pada peta ini adalah Italy dengan instansi Halaman 3 dari 8



PRAKTIKUM PROYEKSI PETA



[GKP 0102]



pembuat Army Maps Service(AMS). Seperti pada peta kedua, karena instansi pembuatnya juga AMS jadi menggunakan proyeksi Lambert Conical Orthomorphic (LCO). Sistem koordinat yang digunakan adalah geografis dengan batasan area yang dipetakan atas : 45°30’ LU, bawah : 45°20’ LU, kiri : 1°00’ BT, dan kanan : 0°45’ BT. Karena Italy berada di lintang tengah, sistem yang paling cocok digunakan untuk memperkecil distorsi ialah menggunakan bidang kerucut. Pet



Variabel



Keterangan



1



Judul peta Klasifikas



Antartic Region Tematik



Skala peta Nomor



1 : 68.000.000 803121AI (R02207) 3-05



a



i peta



lembar peta Wilayah



Benua Antartika (Kutub selatan, Lintang atas)



yang dipetakan Instansi



-



pembuat peta Batas area



Atas : 30° N Bawah : 30° S Kiri : 90° W



Sistem



Kanan : 90° E Sistem Koordinat Geografis



koordinat peta Proyeksi



Azimuthal Equal Area



yang digunakan Datum



WGS 1984



horisontal



yang



digunakan Datum vertikal



-



yang



digunakan



Halaman 4 dari 8



PRAKTIKUM PROYEKSI PETA



[GKP 0102]



Capture tampilan peta



2



Judul peta Klasifikas



Sambas Referensi



Skala peta Nomor



1 : 200.000 Sheet XIII-XIV / 44-45



i peta



lembar peta Wilayah



Pulau Sambas, Indonesia (Equator)



yang dipetakan Instansi



Army Maps Service (AMS)



pembuat peta Batas area



Atas : 2°00’ LU Bawah : 1°20’ LU Kiri : 2°20’ BT



Sistem



Kanan : 3°00’ BT UTM



koordinat peta Proyeksi



Lambert Conical Ortomorphic (LCO)



yang digunakan Datum



-



horisontal



yang



digunakan Datum vertikal



-



yang



digunakan



Halaman 5 dari 8



PRAKTIKUM PROYEKSI PETA



[GKP 0102]



Capture tampilan peta



3



Judul peta Klasifikas



Barbarano, Hally Referensi



Skala peta Nomor



1 : 50.000 50 – 111



i peta



lembar peta Wilayah



Italy (lintang tengah)



yang dipetakan Instansi



Army Maps Service (AMS)



pembuat peta Batas area



Atas : 45°30’ LU Bawah : 45°20’ LU Kiri : 1°00’ BT



Sistem



Kanan : 0°45’ BT Sistem koordinat geografis



koordinat peta Proyeksi



Lambert Conical Ortomorphic (LCO)



yang digunakan Datum



-



horisontal



yang



digunakan Datum vertikal



-



yang



digunakan



Halaman 6 dari 8



PRAKTIKUM PROYEKSI PETA



[GKP 0102]



Capture tampilan peta



Pada identifikasi ketiga peta dari wilayah lintang yang berbeda, peta Sambas dan Barbarano menggunakan proyeksi Lambert Conical Orthomorphic (LCO) dan peta Antartika menggunakan proyeksi Azimuthal Equal Area. Ketiga proyeksi tersebut sama sama dikembangkan pertama kali oleh Johan Heinrich Lambert. Klasifikasi peta dengan proyeksi LCO ialah konform sedangkan peta antartika yang menggunakan proyeksi azimuthal equal area adalah equivalen. Sifat gratikul proyeksi azimuthal equal area yaitu Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub, Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang mengelilingi kutub, Sudut yang dibentuk antara garis bujur sama besarnya pada peta, Seluruh permukaan bumi jika digambarkan akan berbentuk lingkaran. Sedangkan sifat gratikul pada sistem proyeksi Lambert conical Orthomorphic adalah Paralel berupa busur lingkaran berpusat pada satu titik yang merupakan kutub, Meridian merupakan garis lurus radial yang berpusat di suatu titik yang merupakan kutub, Jarak antar paralel berbeda, makin ke arah pusat makin kecil pula jaraknya, Besar derajat antar meridian kurang dari yang sesungguhnya. Nilai



KESIMPULAN  Proyeksi peta



dengan menggunakan bidang lengkung (globe) tidak praktis dan



seacara umum, susah untuk skala besar dan survey lapangan, oleh karena itu di proyeksi ke bidang datar agar lebih praktis.  proyeksi bidang lengkung ke bidang datar dapat menghasilkan peta cetak ataupun



Halaman 7 dari 8



PRAKTIKUM PROYEKSI PETA



[GKP 0102]



virtual yang hasilnya sama sama dapat digunakan untuk menganalisis informasi yang terdapat pada peta.  Informasi proyeksi pada peta dibutuhkan pengetahuan dasar tentang proyeksi untuk memperoleh informasi proyeksi pada peta.  Masing – masing peta memiliki karakteristik yang berbeda tergantung proyeksinya masing masing dan memiliki keunggulan dan keterbatasan tertentu.  Untuk memperkecil distorsi, proyeksi yang digunakan sebaiknya sesuai dengan tujuan pemetaannya dan daerah yang dipetakan, bidang proyeksi azimuthal cocok untuk daerah lintang tinggi (kutub), bidang proyeksi conical sesuai untuk pemetaan daerah lintang tengah, dan untuk ekuator lebih sesuai dengan bidang proyeksi silinder. Nilai



DAFTAR PUSTAKA Ir. AryonoPrihandito, M.Sc. 1998. Proyeksi Peta. Yogyakarta : Penerbit Kanisius Nilai



Halaman 8 dari 8