Analisis Isu Instansi Agenda 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS ISU INSTANSI DI RUANG PERAWATAN ISOLASI COVID Nama



: Kaderia



Angkatan



: Golongan II angkatan 1



Kelompok



: 2 (Dua)



Fasilitator



: dr.Fadlyah Mulia, M.K.M



Instansi



: RSUP Dr.Tadjuddin Chalid Makassar



I.



Identifikasi Dan Deksripsi Isu Intansi



Setelah bekerja di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar, tepatnya



di



ruang



Edelweis



(perawatan



covid-19),



saya



menemukan



beberapa isu yang cukup menarik untuk dianalisis. Berikut 3 (tiga) isu yang saya temukan di unit kerja tempat saya bertugas: 1. Kurangnya jumlah perawat yang tidak sebanding dengan banyaknya pasien yang dirawat di RSUP Dr.Tadjuddin Chalid Makassar (Manajemen ASN) Saat ini perawat yang jaga di ruang perawatan Covid-19 hanya berjumlah 3 (tiga) perawat dalam satu shift, sedangkan pasien yang dirawat kurang lebih 15 (lima belas) pasien terkadang bertambah jika jumlah pasien covid-19 melonjak. Belum lagi jika pasien yang berada di ruang Intensive Care Unit Covid19, yang juga membutuhkan perawatan intensif dimana perawat harus menjaga dan mendampingi pasien dan keluarga pasien alat pelindung diri yang lengkap karena kondisi pasien dengan kesadaran menurun. Tiga perawat dalam satu shift ini juga tidak memungkinkan semuanya untuk masuk bersamaan memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien covid-19 karena juga mengharuskans ada 1 perawat yang jaga di luar ruangan isolasi untuk menulis laporan, mengisi data atau kondisi pasien melalui aplikasi SIMRS (System Informasi Manajemen Rumah Sakit), membantu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan teman yang masuk ke dalam ruangan pasien, dan hal lainnya yang harus dikerjakan di luar ruang isolasi pasien. Hal ini juga yang menyebabkan teman-teman perawat sering pulang telat walaupun jadwal dinas pada satu shift sudah selesai atau waktu lepas dinas tiba



karena pekerjaan dan laporan-laporan yang belum selesai karena jumlah tenaga tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan.



2. Masyarakat semakin kritis terhadap kualitas pelayanan sehingga memperbesar terjadinya tuntutan dari pasien atau keluarga pasien (Pelayanan Publik) Pelayanan rawat inap merupakan



bentuk pelayanan yang diterima



pasien di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Pelayanan rawat inap merupakan tindakan pengobatan yang dilakukan terhadap pasien yang membutuhkan perawatan yang lebih intensif atau perawatan lebih lanjut sehingga pasien diharuskan untuk menginap di Rumah Sakit untuk perawatan lebih lanjut. Dalam



melaksanakan



pelayanan



kesehatan,



petugas



kesehatan



berkewajiban untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya sesuai dengan SOP(Standar Operasional Prosedur). Masalah muncul ketika kinerja pelayanan masih perlu dipertanyakan dengan mendapat banyak keluhan dan kritikan masyarakat terkait ketidakpuasan pelanggan. Ketidakpuasan tersebut seperti petugas kurang ramah dalam memberikan pelayanan kesehatan berupa pelayanan serta keluhan mengenai informasi dan diagnosis penyakit yang kurang jelas.



3. Meng-Covidkan pasien di RSUP Dr.Tadjuddin Chalid Makassar (Whole Of Government) Setiap pasien yang akan masuk di ruang perawatan umum , saat melalui Igd harus melalui tahap pemeriksaan swab antigen atau swab PCR. Jika hasil menunjukkan negatif atau non reaktif , maka diijinkan masuk rawat gabung di perawatan umum . Begitupun dengan pasien yang berasal dari perawatan covid. Jika sudah 2(dua) kali swab PCR kemudian hasilnya menunjukkan negatif 2 (dua) kali berturut-turut, maka boleh pindah ke perawatan umum jika memang masih memerlukan perawatan lebih lanjut. Tetapi, terkadang ada pasien, saat di perawatan umum mempunyai indikasi untuk dilakukan foto thorakx oleh dokter paru dan hasilnya abnormal lalu pasientersebut harus di swab PCR ulang dan ternyata positif covid. Disitu kadang keluarga berpikir bahwa pihak Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid mengcovidkan pasiennya. Hal ini akhirnya akan mempengaruhi pelayanan kesehatan di mata publik.



opini dan kinerja petugas



II.



Analisis Pemilihan Isu A. Metode Dari ketiga isu instansial yang telah dijabarkan, maka dipilih isu yang paling berkualitas atau bersifat aktual. Untuk memilih dan menetapkan isu, saya menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yaitu menggunakan metode USG. Metode USG didasarkan pada Urgency (U), Seriousness (S), Growthness (G). Urgency atau urgensi yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah yakni dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni dengan melihat apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah. No



Isu Utama



.



Nilai U



Total



S



Ranking



G



1.



Kurangnya perawat



5



5



4



14



I



2.



Masyarakat semakin



4



4



4



12



II



5



2



3



10



III



kritis 3.



Meng-Covidkan pasien Keterangan: ●



5 : Sangat Kuat Pengaruhnya







4 : Kuat Pengaruhnya







3 : Sedang Pengaruhnya







2 : Kurang Pengaruhnya







1 : Tidak Ada Pengaruhnya



B. Hasil Analisis Dari hasil analisis penetapan isu menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth), maka saya menetapkan isu Kurangnya jumlah perawat yang tidak sebanding dengan banyaknya pasien yang dirawat sebagai isu prioritas karena isu tersebut mendapatkan nilai tertinggi yaitu 14,



diikuti oleh isu masyarakat semakin kritis dengan angka 12, dan Rumah Sakit yang meng-Covidkan pasien dengan nilai 10. III.



Penyebab Terjadinya Isu Kurangnya jumlah perawat yang tidak sebanding dengan jumlah pasien yang dirawat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya melonjaknya jumlah penderita pasien covid-19 karena banyaknya yang tidak menerapkan protokol kesehatan dan masyarakat sudah banyak yang tidak percaya dengan Covid-19. Hal ini juga terjadi karena pengadaan SDM (Sumber Daya Manusia) khususnya perawat masih belum mencukupi dalam hal melakukan pelayanan keperawatan di RSUP Dr.Tadjuddin Chalid khususnya di ruang perawatan covid-19. Hal ini mengakibatkan pasien tidak menerima pelayanan kesehatan secara optimal karena banyaknya beban kerja perawat yang tidak sebanding dengan perawat yang ada. Sehingga bisa saja pasien akan merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan.



IV.



Dampak Isu Dari hasil analisis isu kurangnya jumlah perawat yang tidak sebanding dengan jumlah pasien di rumah sakit, dapat diketahui bahwa apabila ini tidak segera diselesaikan maka akan menimbulkan kerugian yang cukup signifikan bagi pasien dimana pelayanan yang diterima tidak optimal, tenaga kesehatan dengan beban tugas yang banyak dapat membuat lelah fisik dan mental yang bisa membuat sakit, maupun rumah sakit itu sendiri yang akan dinilai kurang dalam hal pelayanan kesehatan oleh masyarakat.



V.



Rekomendasi Penyelesaian Berdasarkan hasil analisis penyebab isu, dapat disimpulkan bahwa penyebab utama dari isu tersebut adalah melonjaknya jumlah pasien covid dan pengadaan SDM khususnya perawat masih kurang sehingga pelayanan belum bisa dilakukan secara maksimal. Pengadaan SDM juga merupakan hal yang tidak gampang karena harus melalui beberapa pertimbangan selain daripada keluhan kurangnya SDM. Hal ini dapat kita cegah melalui proses bekerja keperawatan dengan baik dan saling membantu sesama nakes lainnya sesuai aturan yang berlaku di



rumah sakit. Salah satunya dengan : ✓ Saling membantu dan pengertian dengan teman sejawat, juga tahu serta menyesaikan masing-masing tugas dalam tim agar pekerjaaan dapat selesai tepat waktu ✓ Rajin menerapkan Prokes (Protokel Kesehatan) utamanya pada diri sendiri dan lingkungan sekitar agar membantu dalam penurunan angka pasien covid ✓ Menyampaikan kendala kepada kepala ruangan agar ruangan yang pasiennya tidak banyak dapat membantu, dengan dibuatkannya SK baru untuk tugas di perawatan covid sehingga dapat menambah jumlah tenaga perawat ✓ Dengan menyampaikan kendala yang dirasakan kepada atasan juga bisa menjadi masukan bagi pimpinan agar dapat membuat perencanaan terkait pengadaan atau penambahan jumlah SDM di rumah sakit khususnya bagian perawatan. ✓ Dilakukan kordinasi dengan rumah sakit lain di sekitar yang bisa menerima rujukan pasien covid-19 agar pasien tidak merasa ditelantarkan.