9 0 328 KB
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI DI DESA SANAN KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK
DISUSUN OLEH: IKA NURUL SAFITRI 201703030
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2019/2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Keluarga ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Oleh Mahasiswa D3 Keperawatan Tingkat 3 Stikes Karya Husada Kediri.
Mengetahui Dosen Pembimbing
Mahasiswa
Ns. Neny Triana, M.Pd., M.Kep
Ika Nurul Safitri
.
ii
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA A. Pengertian Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan (2010). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya (2008). Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI (2005) Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : 1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik 4. Mempunyai
tujuan
:
menciptakan
dan
mempertahankan
budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. B. Struktur Keluarga 1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah 2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu 3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
1
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami 5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. C. Ciri-Ciri Struktur Keluarga 1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga 2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masingmasing 3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. D. Tipe Keluarga 1. Tradisional : a. The nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. b. The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah c. Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri d. The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat
waktunya,
yang
disebabkan
karena
mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita e. The extended family (keluarga luas/besar) Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakaknenek), keponakan, dll)
2
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan) g. Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end) h. Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah i. Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll) j. Blended family Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya k. The single adult living alone / single-adult family Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati 2. Non-Tradisional a. The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah b. The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri c. Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
3
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama d. The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan e. Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partner f. Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu g. Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya h. Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya i. Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya j. Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental k.
Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya
4
E. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 2006 : 1. Pasangan baru (keluarga baru) Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing : a. Membina hubungan intim yang memuaskan b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial c. Mendiskusikan rencana memiliki anak 2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan : a. Persiapan menjadi orang tua b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan 3. Keluarga dengan anak pra-sekolah Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun : a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman b. Membantu anak untuk bersosialisasi c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot) f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak 4. Keluarga dengan anak sekolah Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk : a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga 5. Keluarga dengan anak remaja Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa : a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga 6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
6
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua : a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga 7. Keluarga usia pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal : a. Mempertahankan kesehatan b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak c. Meningkatkan keakraban pasangan 8. Keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal : a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya). F. Fungsi Keluarga
7
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu: 1. Fungsi afektif Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota keluarga. 2. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak. 3. Fungsi perawatan kesehatan Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga. 4. Fungsi ekonomi Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga. 5. Fungsi biologis Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya. 6. Fungsi psikologis Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga. 7. Fungsi pendidikan
8
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya. G. Tugas Keluarga Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang diaksud adalah: 1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga. 2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana
masalah
dirasakan
keluarga,
bagaimana
keluarga
menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. 3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. 4. Ketidakmampuan
keluarga
memodifikasi
lingkungan
seperti
pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata
9
lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga. 5. Ketidakmampuan
keluarga
memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan,seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga
10
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI A. Pengertian Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu. B. Etiologi Hipertensi Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : 1. Hipertensi Esensial Atau Primer Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. 2. Hipertensi Sekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain.
11
Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial. Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara: a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya b. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil. Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi. Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis
12
adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota. Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal. C. Manifestasi Klinis Hipertensi Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain : 1. Pusing 2.
muka merah
3. Sakit kepala 4.
keluar darah dari hidung secara tiba-tiba
5. Tengkuk terasa pegal Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan. D. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi 1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia. 2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
13
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi). 4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik. 5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi. 6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler) 7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi. 8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab). 9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes. 10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul. 11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi. 12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat. 13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter. 14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung. 15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
14
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. E. Penatalaksanaan Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi : 1. Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi : a) Diet b) Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah : 1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr 2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh c) Penurunan berat badan d) Penurunan asupan etanol e) Menghentikan merokok f) Latihan Fisik Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu g) Edukasi Psikologis Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi : 1) Tehnik Biofeedback Biofeedback
adalah
suatu
tehnik
yang
dipakai
untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
15
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan. 2) Tehnik relaksasi Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan ). Tujuan
pendidikan
pengetahuan pengelolaannya
kesehatan
pasien
tentang
sehingga
yaitu
untuk
penyakit
pasien
dapat
meningkatkan
hipertensi
dan
mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut. 2. Terapi dengan Obat Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita. Pengobatannya meliputi : a) Step 1 Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor b) Step 2 Alternatif yang bisa diberikan : 1) Dosis obat pertama dinaikkan 2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
16
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator c) Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh 1) Obat ke-2 diganti 2) Ditambah obat ke-3 jenis lain d) Step 4 : Alternatif pemberian obatnya 1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4 2) Re-evaluasi dan konsultasi 3) Follow Up untuk mempertahankan terapi Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut : a) Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya b) Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya c) Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas d) Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah e) Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari f) Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi g) Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal h) Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
17
i) Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering j) Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan. k) Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi. F. Komplikasi Efek pada organ : 1. Otak a) Pemekaran pembuluh darah b) Perdarahan c) Kematian sel otak : stroke 2. Ginjal a) Malam banyak kencing b) Kerusakan sel ginjal c) Gagal ginjal 3. Jantung a) Membesar b) Sesak nafas (dyspnoe) c) Cepat lelah d) Gagal jantung G. Cara Pencegahan 1. Pencegahan Primer Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk: a) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb. b) Dilarang merokok atau menghentikan merokok. c) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
18
d) Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan. 2. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa: a) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer. b) Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin. c) Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol. d) Batasi aktivitas.
19
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian 1. Pengkajian Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 1998) Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu : a. Data Umum 1. Identitas kepala keluarga. 2. Komposisi anggota keluarga. 3. Genogram. 4. Tipe keluarga. 5. Suku bangsa. 6. Agama. 7. Status sosial ekonomi keluarga b. Aktifitas rekreasi keluarga 1. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. 2. Tahap perkembangan keluarga saat ini. 3. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.Riwayat keluarga inti. 4. Riwayat keluarga sebelumnya c. Lingkungan 1. Karakteristik rumah. 2. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal. 3. Mobilitas geografis keluarga.
20
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. 5. System pendukung keluarga d. Struktur keluarga 1. Pola komunikasi keluarga. 2. Struktur kekuatan keluarga. 3. Struktur peran (formal dan informal). 4. Nilai dan norma keluarga. e. Fungsi keluarga 1. Fungsi afektif 2. Fungsi sosialisasi 3. Fungsi perawatan kesehatan f. Stress dan koping keluarga 1. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga. 2. Respon keluarga terhadap stress. 3. Strategi koping yang digunakan. 4. Strategi adaptasi yang disfungsional g. Pemeriksaan fisik 1. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan. 2. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga. 3. Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system genetalia. 4. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik h. Harapan keluarga 1. Terhadap masalah kesehatan keluarga. 2. Terhadap petugas kesehatan yang ada Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji (2004) yaitu: a. Membina hubungan baik
21
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga. b. Pengkajian awal Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yang dilakukan. c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua) Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi
pada
pengkajian
awal.
Disini
perawat
perlu
mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar. 2.
Diagnosa Keperawatan a. Nyeri Definisi : pengalaman sensorik atau emosionayang berkaitan dengan kerusakan jairngan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan penyebab 1. 1. Agen pencedera fisiologis 2. 2. Agen pencedera kimiawi 3. 3. Agen pencedera fisik
gejala dan tanda mayor subjektif (tidak tersedia)
objektif 1. Tampak meringis 2. Bersikap protektif 3. Gelisah
22
4. Frekuensi nadi meningkat 5. Sulit tidur gejala dan tanda minor subjektif (tidak tersedia)
objektif 1. Tekanan darah meningkat 2. Pola napas berubah 3. Nafsu makan berubah 4. Proses berpikir terganggu 5. Menarik diri 6. Berfokus pada diri sendiri 7. Diaforesis
kondisi klinis terkait 1. Kondisi pembedahan 2. Cedera traumatis 3. Infeksi 4. Sindrom koroner akut 5. Glaukoma
b. Ketidakpatuhan Definisi : perilaku individu dan atau pemberi asuhan tidak mengikuti rencana perawatan/pengobatan yang disepakati dengan tenaga kesehatan sehingga menyebabkan hasil perawatan/pengobatan tidak efektif. Penyebab 1. Disabilitas 2. Efek samping program perawatan/pengobatan 3. Beban pembiayaan program perawatan/pengobatan 4. Lingkungan tidak terapeutik 5. Program terapi kompleks atau lama 6. Hambatan mengakses pelayanan kesahatan 7. Prgram terapi tidak ditanggung asuransi 8. Ketidakadekuatan pemahaman Gejala dan tanda mayor
23
Subjektif 1. Menolak menjalani
Objektif 1. Perilaku tidak mengikuti
perawatan/pengobatan
program
2. Menolak mengikuti anjuran
perawatan/pengobatan 2. Perilaku tidak menjalanka anjuran
Gejala dan tanda minor Subjektif Tidak tersedia
Objektif 1. Tampak tanda dan gejala penyakit/ masalah kesahatan masih ada atau meningkat 2. Tampak komplikasi penyakit/ masalah kesehatan menetap atau meningkat
Kondisi klinis terkait 1. Kondisi baru terdiagnosis penyakit 2. Kondisi penyait kronis 3. Maslah kesehatan yang membutuhkan perubahan pola hidup 3.
Inervensi Keperawatan 1. Nyeri akut Manajemen nyeri Tindakan : Observasi
Indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Indentifikasi Skala nyeri
Indentifikasi Faktor yang memperberat dan memperringan nyeri
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmaologis untuk mengurangi nyeri
Fasilitasi istirahat tidur
Kontrol lingkungan
Edukasi
24
Jelaskan penyebab,periode, pemicu nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anagetik, jika perlu
2. Ketidakpatuhan Dukungan kepatuhan program pengobatan Tindakan : Observasi
Indentifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapeutik
Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga
Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan
Edukasi
Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan
4.
Implementasi Keperawatan 1. Nyeri akut Manajemen nyeri Tindakan : Observasi
Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Mengindentifikasi Skala nyeri
25
Mengindentifikasi Faktor yang memperberat dan memperringan nyeri
Terapeutik
Memberikan teknik nonfarmaologis untuk mengurangi nyeri
Memfasilitasi istirahat tidur
Mengontrol lingkungan
Edukasi
Menjelaskan penyebab,periode, pemicu nyeri
Mengajarkan teknik nonfarmakologis
Kolaborasi
Mengkolaborasi pemberian anagetik, jika perlu
2. Ketidakpatuhan Dukungan kepatuhan program pengobatan Tindakan : Observasi
Mengindentifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapeutik
Membuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
Membuat jadwal pendampingan keluarga
Melibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan
Edukasi
Menginformasikan program pengobatan yang harus dijalani
Menginformasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani pengobatan
Menganjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien
Menganjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan
5.
Evaluasi Keperawatan 1. Nyeri akut
26
Tingkat Nyeri : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Kemampuan
Menuru
Cukup
n
menurun
Sedang
Cukup
Meningka
meningk
t
1
2
3
at 4
5
Mening
Cukup
Sedang
Cukup
Menurun
kat
meningk
menuntaskan aktivitas
Keluhan nyeri Meringis Sikap protektif Gelisah Kesulitan tidur Menarik diri Berfokus pada diri sendiri Diaforesis Perasaan depresi Perasaan takut
menurun
1 1 1 1 1 1
at 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
4 4
5 5
1
mengalami cedera tulang Anoreksia Perineum terasa
1 1
2
3 3
tertekan Uterus teraba
1
2
3
4
5
1 1 1 1 Membu
2 2 2 2 Cukup
3 3 3 3 Sedang
4 4 4 4 Cukup
5 5 5 5 Membaik
ruk
membur
1 1
uk 2 2
membulat Ketegangan otot Pupil dilatasi Muntah Mual
Frekuensi nadi Pola napas
27
membaik 3 3
4 4
5 5
Tekanan drah Proses berpikir Fokus Fungsi berkemih Perilau Nafsu makan Pola tidur
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5
2. Kepatuhan Tingkat kepatuhan : Perilaku individu dan atau pemberi asuhan dalam mengikuti rencana perawatan/pengobatan yang disepakati dengan tenaga kesehatan, sehingga hasil perawatan/pengobatan efektif.
verbalisasi
Menuru
Cukup
n
Sedang
Cukup
Meningka
menurun
meningk
t
1
2
3
at 4
5
1
2
3
4
5
Mening kat
Cukup
Sedang
Cukup
Menurun
kemauan program perawatan atau pengobatan verbalisasi mengikuti perintah
risiko
meningk
menurun
1
at 2
3
4
5
membu
cukup
sedang
cukup
membaik
ruk
membur
1
uk 2
komplikasi penyakit /masalah kesehatan
perilaku
28
membaik 3
4
5
mengikuti program perawatan/pengo batan perilaku
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
menjalankan anjuran tanda dang gejala penyakit
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I.
STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA A. Kepala Keluarga Nama KK
: Tn.L
Jenis Kelamin
:L
Umur / Tgl. Lahir
: 37 tahun, 06 Juni 1982
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
29
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Dsn. Jarakan Ds.Sanan Kec.Pace Kab.Nganjuk
B. Komposisi Anggota Keluarga
Hubung No
Nama
L /P
Status Imunisasi
an Umur
dengan
Pendidikan
Keluarg
B C
Polio
DPT
Hepati-
Cam-
tis
pak
G
1 2 3 4 1 2 3 1 2
Ket.
3
1.
TN.A
L
37 th
a Suami
SD
-
- - - - - - - - - -
-
2.
NY.N
P
43 th
Istri
SMP
-
- - - - - - - - - -
-
3.
NN. I
P
21 th
Anak
Mahasiswa √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
Lengkap
4.
AN.F
L
13 th
Anak
Pelajar
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
Lengkap
5.
AN.D
L
6 th
Anak
Pelajar
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√
Lengkap
C. Genogram
Keterangan :
30
-
: Laki-laki : Perempuan : Sakit : Meninggal : Tinggal serumah D. Tipe Keluarga 1. Jenis Tipe Keluarga ( √ ) Nuclear Family ( ) Extended Family (
) Serial Family
(
) Single Family
(
) ……………………… .
2. Masalah-masalah yang terjadi dengan Jenis Tipe keluarga tersebut. Ny. M mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga tersebut meskipun jenis tipe kelurga extended family E. Suku Bangsa 1. Suku Jawa 2. Adakah nilai-nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan : ( √ ) Tidak (
)
Ya, Sebutkan dan mengapa …………………............
F. Agama 1. Apakah keluarga mengikuti Kegiatan Keagamaan : (
) Tidak
31
(√ )
Ya, sebutkan acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-
ibu), acara Diba’ (remaja putri dan ibu-ibu) 2. Adakah Kegiatan /Nilai Agama yang bertentangan dengan kesehatan : ( √ ) Tidak (
) Ya, sebutkan …………………………………………
3. Apa persepsi keluarga terhadap kesehatan : ( √ ) Merupakan hal penting (
) Tidak merupakan masalah dalam keluarga
(
) Tidak tahu
Lain-lain ………………………………………………………………………… G. Status Sosial – Ekonomi Keluarga 1. Pendapatan (
) Kurang dari Rp. 250.000,-
(
) Rp. 250.000,- s/d Rp. 500.000,-
( √ ) Lebih dari Rp. 500.000,2. Pengeluaran keluarga rata-rata sebulan : a. Untuk Makan
: Rp. 1.500.000
b. Keperluan Lain
: Rp. 1.000.000
3. Anggota keluarga yang mencari nafkah : ( √ ) Ayah (
) Ibu
(
) Anak
Lain-lain ………………………………. 4. Adakah sumber penghasilan lain : ( √ ) Tidak
32
(
) Ya, sebutkan ………………………………………………
5. Apakah keluarga mempunyai Simpanan : ( √ ) Tidak (
) Ya, Sebutkan ………………………………………………
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA A. Tahap Perkembangan Keluarga 1. Pada saat ini keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga ke … (
) I
( √) V
(
) II
(
) VI
(
) III
(
) VII
(
) IV
(
) VIII
( dipilih dengan melihat usia anak yang tertua ) 2. Apakah ada kendala dalam menjalankan tugas perkembangan keluarga : ( √ ) Tidak (
) Ya, sebutkan ……………………………………………
Bagaimana keluarga mengatasinya ………………………………… B. Riwayat Keluarga Inti 1. Kejadian sakit saat ini : a). Keluarga tidak mempunyai kesehatan masing masing keluarga
penyakit keturunan. Riwayat baik kecuali Ny. N yang
mempunyai penyakit Hipertensi. Kebiasaan anggota keluarga apabila ada yang sakit periksa ke Mantri atau ke puskesmas untuk mengatasi penyakit yang diderita saat ini, Ny.N berobat rutin ke mantri kadang ke puskesmas
33
2. Kejadian penyakit Kronis : a. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis : (
√) Tidak ada
(
) Ada
b. Jika ada bagaimana cara menanggulanginya ………………… III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN A. Karakteristik Perumahan 1. Perumahan a. Jenis rumah : ( √ ) Bersama
(
) Pavillyun
(
(
) Tersendiri
(
) Semi Permanen
) Petak
b. Jenis Bangunan (
) Non Permanen
( √ ) Permanen c. Luas Pekarangan
: 8 x 25 m2
d. Luas Bangunan
: 6 x 20 m2
e.
Status rumah : (
) Sewa Bulanan
( √ ) Milik Pribadi
(
) Kontrakan
(
) Lain-lain
(
) Seng
f. Atap rumah : ( √ ) Genteng (
) Lain-lain
34
g. Ventilasi : (
) Kurang
(
) Cukup
( √ ) Baik
h. Cahaya : (
) Kurang
(
) Cukup
( √ ) Baik
i. Penerangan : (
) Lampu tempel
(
) Petromak
(
) Papan
(
) Ubin
( √ ) Listrik
j. Lantai : (
) Tanah
√) Plester 2. Kebersihan
Bila Ada Lokasi Rumah
Tidak Ada
Ada
Kotor
Bersih
- Halaman
(
)
(
√)
(
)
(
- Ruang Tamu
(
)
( √ )
(
)
( √ )
- Ruang Tidur
(
)
( √ )
(
)
(√
- Ruang Makan ( √ )
(
)
(
)
(
- Dapur
√) ) )
(
)
(√ )
(
)
( √ )
- Kamar Mandi (
)
( √)
(
)
( √ )
- WC
)
( √ )
(
)
(
(
√)
Catatan : Keluarga tidak mempunyai ruang makan, jika makan di depan televise 3. Pemakaian Air a. Sumber Air (
) Sungai
(
) Sumur gali tanpa selongsongan
(
) Sumur gali dengan selongsongan
35
(
) Sumur pompa
(
) PDAM
( √ ) Pompa Listrik (
) Membeli
b. Jarak sumber air dengan tanki tinja : (
) < 5 meter
(
) 5 – 10 meter
( √ ) > 10 meter
Catatan : ……………………………………………………….. ………… c. Keadaan fisik air : - Kejernihan
: (
) Keruh
( √ ) Jernih
- Bau
: (
) Berbau
( √) Tidak berbau
- Rasa
: (
) Asin
(
) Payau ( √ ) Tawar
Catatan : ……………………………………………………………………
4. Pembuangan Air a. Pembuangan air kotor : (
) Di halaman
(
) Sungai
(
) Comberan
( √ ) Selokan
b. Keadaan tempat pembuangan air kotor : ( √) Lancar
(
) Tidak Lancar
5. Kalau ada jamban keluarga, jenisnya : (
) Selokan
(
) Sungai(
) Cemplung terbuka
(
) Cemplung tertutup ( √) Septic tank
(
) Lain-lain
(
) Sungai
Catatan : 6. Pembuangan sampah terakhir oleh keluarga : (
) Sembarangan
(
) Ditimbun
36
(
) Dibakar
(
) Got
( √ ) Bak Sampah
Catatan : 7. Kandang Ternak : ( -
) Ada
( √ ) Tidak Ada
Kalau ada letaknya : (
) Di dalam rumah
(
) Menempel di dinding rumah
(
) Terpisah dari rumah, sebutkan jaraknya dari rumah … Jika letaknya di dalam rumah alasannya …...……
-
Jenis Ternak : (
) Ayam
(
) Bebek
(
) Sapi
(
)
Burung (
) Kambing
Sebutkan jumlahnya ! Lain-lain …………………………………………………………………..… 8. Pencemaran Lingkungan : (
) Ada
( √ ) Tidak ada
9. Denah Rumah :
Halaman Rumah
Ruang Tamu
Kamar 1
Ruang Tv Kamar 2
Ruang Keluarga Kamar 3 37
Kamar Mandi 1 Dapur
Kamar Mandi 2
B. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW : Apakah ada kebiasaan atau budaya setempat yang tidak sesuai dengan nilai kesehatan : ( √ ) Tidak (
) Ada,sebutkan …………………
C. Hubungan dengan masyarakat : 1. Apakah anggota keluarga ikut dalam organisasi kemasyarakatan : (
) Tidak
(
) Ya, Sebutkan remaja putri ikut organisasi karang taruna desa
2. Adakah penghargaan yang diterima dari masyarakat : (
√ ) Tidak
(
) Ada, Sebutkan ……………………………
3. Apakah keluarga cukup berpengaruh di masyarakat : (
√) Tidak
(
) Ya, contohnya ................................
4. Adakah konflik dalam masyarakat :
38
( √ ) Tidak ada (
) Ada, Sebutkan ………………………………
5. Apakah keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungannya : (
√ ) Ya
(
) Tidak
Kalau ada sebutkan menggunakan layanan puskesmas Kalau tidak alasannya ………………………………………
IV. STRUKTUR KELUARGA A. Pola Komunikasi 1. Cara komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga : ( √ ) Langsung
(
) Tidak langsung
2. Sifat komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga : ( √) Terbuka
(
) Tertutup
3. Siapakah anggota keluarga yang paling dominan berbicara : (
) Ayah
( √ ) Ibu
(
) Anak
(
(
) Lain-lain, sebutkan ……………………………………….
) Mertua
4. Bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga : (
) Bahasa Ibu
(
) Bahasa Indonesia
(
√ ) Bahasa lain, sebutkan Bahasa Jawa
B. Struktur Peran Apakah ada perubahan / konflik / ketidaksesuaian peran dalam keluarga : (
√) Tidak ada
39
(
V.
) Ada, sebutkan dan jelaskan .....................................
FUNGSI KELUARGA A. Fungsi Afektif ( Kaji bagaimana gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota yang lain serta sikap saling menghargai dalam keluarga ! ) Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. L sangat harmonis, rukun dan tentram. Semua keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang sakit atau ditimpa musibah, maka anggota keluarga yang lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa musibah B. Fungsi Sosialisasi ( Kaji bagaimana Interaksi dalam keluarga, disiplin, norma dan perilaku anggota keluarga ). Keluarga Tn.L menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Bila ada waktu luang kadang di gunakan untuk mengobrol bersama tetangga. C. Fungsi Perawatan Keluarga 1. ( Kaji kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan ) Keluarga Tn.L mengenal dan mengerti penyakit yang diderita. Hal ini karena salah satu anaknya sekolah tentang kesehatan, sehingga dapat mengerti cara penanganan penyakit yang diderita 2. ( Kaji kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat ) Kemampuan
keluarga
mengerti.apabila
Ny.
dalam N
mulai
memeriksakan ke puskesmas
40
tindakan merasa
penanganan pusing
akan
sudah segera
3. ( Kaji kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ) Apabila salah satu keluarga Tn. L sakit maka anggota keluarga yang lain merawatnya dengan baik 4. ( Kaji kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah ) Keluarga mampu memelihara lingkungan dengan baik dan anaknya yang selalu membersihkan rumah setiap hari. 5. Kaji kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik. Apabila keluarga
Tn.L
merasa
sakit
memeriksakan
kesehatannya
di
puskesmas setempat D. Fungsi Reproduksi 1. Apakah kebutuhan seksual terpenuhi : (
√) Ya
(
) Tidak
Alasannya …………………………………. Frekuensi koitus …………………………… 2. Apakah keluarga menjadi Akseptor KB : ( √ ) Ya
(
) Tidak
Bila tidak alasannya …………………………………………… Bila Ya, sebutkan apa KB suntik 3. Bila tidak Akseptor KB, bagaimana pendapatnya bila anak lebih dari 2 ( dua ) orang : (
) Repot mengurusnya
( √ ) Anak membawa rejeki (
) Lain-lain, sebutkan ……………………………………
4. Pola mengasuh anak : ( √) Bebas (
) Sangat dilindungi
41
(
) Sesuai dengan tumbuh kembang
5. Harapan keluarga terhadap anak, semoga semua anaknya kelak bisa sukses dan bermanfaat bagi orang lain VI. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA 1. Secara : (
√ ) Mandiri
(
) Bersama-sama
(
) Meminta bantuan orang lain
(
) Lain-lain, sebutkan ...................…….
2. Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga bermasalah dalam pola pertahanannya : ( √) Membantu jalan keluar (
) Acuh tak acuh
(
) Minta bantuan orang lain
(
) Lain-lain, sebutkan …………………………………
3. Jika masalah tidak teratasi, bagaimana keluarga menanganinya : (
) Putus Asa
(
√ ) Mencari jalan keluar
(
) Acuh tak acuh
(
) Lain-lain, sebutkan ……………………………………………
VII. PEMERIKSAAN FISIK ( Dilakukan pada semua anggota keluarga ) Pemfis TD
Nama Anggota Keluarga Tn. L Ny.N 120/80 130/90 mmHg
N
76 x/mnt
Nn. I 110/80mm
mmH g 86 x/mnt
hg 86 x/mnt 42
An. F 100/80
An. D 90/60 mmHg
mmhg 80x/mnt
98 x/mnt
RR BB Kepala Kulit
19 x/mnt 20 x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 22 x/mnt 68Kg 62Kg 48 Kg 35kg 16 kg simetris simetris Simetris Simetris Warna klulit Warna klulit Warna klulit Warna klulit Warna klulit sawo
matang, sawo matang, sawo
tidak
gatal, tidak
gatal, tidak
Sklera Lensa
matang, sawo
matang,
gatal, tidak gatal, tidak tidak gatal, tidak
tidak ada luka
tidak ada luka tidak ada luka
ada luka
ada luka
Keadaan
Keadaan
Keadaan rambut
Keadaan rambut
Keadaan
rambut bersih, rambut
rambut bersih, bersih,
tidak bersih,
tidak
terdapat
rambut
tidak mudah
rontok, mudah
rontok,
mudah rontok, warna
rambut warna
rambut
rambut hitam
rontok, warna warna rambut hitam
hitam
Konjugtiva
rambut hitam kongjungtiva
hitam konjungtiva
kongjungtiva
kongjungtiva
tidak anemis Tidak
Tidak anemis Tidak
Tidak anemis Tidak
Tidak anemis Tida ikterik
tidak anemis tidak ikterik
ikterik Tidak
ikterik Tidak
Tidak keruh
tidak keruh
bersih,
rontok, warna mudah
Mata
matang, sawo
ikterik Tidak keruh Tidak ada
keruh Tidak ada
keruh Tidak ada
Tidak ada polip
tidak ada polip
polip
polip
polip
bentuk simetris
bentuk simetris
bentuk
bentuk
bentuk
tidak
tidak ada
simetris tidak
simetris tidak
simetris tidak
kelainan
kelainan
ada kelainan Fungsi
ada kelainan Fungsi
ada kelainan Fungsi
Fungsi
Fungsi
pendengaran
pendengaran
pendengaran
pendengaran
pendengaran
normal, tidak
normal, tidak
normal
normal
normal
Mulut
ada serumen Mukosa bibir
ada serumen Mukosa bibir
ada serumen Mukosa bibir
ada serumen Mukosa bibir
ada serumen Mukosa bibir
Leher
lembab Tdk
lembab Tdk
lembab Tdk
lembab Tdk
lembab Tdk
Hidung
Telinga
ada
ada
tidak
ada
ada
tidak
ada
tidak
ada
pembesaran
pembesaran
pembesaran
pembesaran
pembesaran
kelenjar
kelenjar
kelenjar
kelenjar thyroid,
kelenjar thyroid,
thyroid, tidak
thyroid, tidak
thyroid, tidak
tidak ada nyeri
tidak ada nyeri
ada
ada
ada
tekan.
tekan.
nyeri
nyeri
nyeri
43
Dada
tekan. Pengembanga
tekan. Pengembang
tekan. Pengembanga
Pengembangan
Pengembangan
n
an
n
dada
dada
dada
dada
simetris, tidak
simetris,
ada
tidak
ada
napas
suara
napas
tambahan,
dada
simetris,
simetris,
simetris, tidak
tidak ada suara
tidak ada suara
ada
napas
napas tambahan,
napas
tambahan,
bunyi
tambahan,
tambahan,
bunyi
I,II normal.
bunyi jantung
bunyi
bunyi jantung
I,II normal.
I,II
normal.
jantung
I,II normal.
Tidak
ada
normal.
suara
Tidak
I,II
suara
Tidak ada
ada
jantung
jantung
Tidak ada
ada
tanda-tanda
tanda-tanda
pembesaran
tanda-tanda
pembesaran
jantung
jantung
tanda-tanda
Tidak
pembesaran
tanda-tanda
pembesaran
jantung
pembesaran
jantung
jantung Abdom en
Perut simetris,
Perut
bising
Perut simetris,
Perut
tumpukan
bising
bising
10
lemak, bising
normal
x/menit (n=5-
usus normal
x/menit (n=5-
x/menit (n=5-20
x/menit (n=5-20
20
9
20
x/menit), suara
x/menit), suara tympani,
usus
normal
x/menit),
ada
x/menit
usus 9
x/menit),
simetris,
normal
suara tympani,
(n=5-20
suara tympani,
tympani,
tidak
x/menit),
tidak
ada
ada nyeri.
suara
nyeri.
ada
Tidak
ada
nyeri.
usus 9
tidak
Perut
simetris,
bising
usus
normal
9
tidak
ada nyeri
tympani,
Ekstre
Tidak
ada
tidak
ada
nyeri. Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
mit
edema,
edema,
edema,
edema,
edema,
as
kekuatan otot
kekuatan otot
kekuatan otot
kekuatan otot 5,
kekuatan otot 5,
5,
5, tonus otot
5, tonus otot
tonus otot baik
tonus otot baik
baik,
baik
terjadi
penurunn fungsi gerak
44
Kulit Turgor kuli
Sawo matang Turgor kulit
Sawo matang Turgor kulit
Sawo matang Turgor kulit
Sawo matang Turgor kulit
sawo matang turgor kulit
tidak elastis
elastis
elastis
elastis
elastis
t
VIII. HARAPAN KELUARGA Bagaimana harapan keluarga terhadap Petugas Kesehatan yang ada : Keluarga berharap semoga dengan adanya petugas kesehatan yang ada bisa membantu Ny.N untuk segera sembuh dari penyakitnya dan orang yang sakkit lainnya.
45
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
ANALISA DATA KELOMPOK
NO
1.
MASALAH
DATA
( PROBLEM ) Nyeri akut
PENYEBAB ( ETIOLOGI ) Ketidak mamapuan
Ds: pasien mengatakan pusing jika
keluarga merawat
tensinya naik
anggota keluarga
p : hipertensi
dengan hipertensi
q : seperti tertimpa benda berat r : pada tengkuk leher s:5 t : saat tensi naik
Do : pasien tampak menahan sakit tekanan darah naik T : 130/90 N : 89 x/mnt S : 36,2 C R : 21 x/mnt
46
2.
Ds: Ny. N mengatakan bahwa dirinya Ketidakpatuhan
Ketidakmampuan
masih sering mengkonsumsi
keluarga mengambil
gorengan,kopi dan belum
keputusan terhadap
mengurangi garam, menurutnya
anggota keluarga
kalau masakan tidak asin tidak enak
yang sakit
dan mengkonsumsi obat hanya waktu tensinya tinggi, tidak setiap hari Do : minum obat hanya waktu tensinya tinggi masih belum mengurangi gorengan, garam dan minum kopi T : 130/90 N : 89 x/mnt S : 36,2 C R : 21 x/mnt
PRIORITAS MASALAH ( SKORING ) Masalah Keperawatan : Nyeri akut RASIONALISASI KRITERIA
PERHITUNGAN
47
SCORE
3/3 x 1
1
1. Sifat masalah : aktual
nyeri kepala yang dirasakan karena peningkatan tekanan darah
2. Kemungkinan
dengan kontrol yang teratur
masalah dapat diubah : hanya sebagian
3. Potensial masalah
dan diet yang benar dapat ½x2
1
menurunkan tekanan darah
2/3 x 1
2/3
rasa nyeri dapat dikurangi
untuk dicegah : cukup
melalui pengobatan dan pearwatan yang tepat
4. Menonjolnya
2/2 x 1
1
keluarga menyadari Ny.n
masalah: keluarga
mempunyai hipertensi
menyadari bahwa
karena pola hidup sehingga
masalah harus segera
keluarag segera mengatasi
ditangani
masalah tersebut
jumlah
3 2/3
48
PRIORITAS MASALAH ( SKORING ) Masalah Keperawatan : Ketidakpatuhan
KRITERIA
1. Sifat masalah : aktual
PERHITUNGAN
3/3 x 1
SCORE
RASIONALISASI
1
Ketidakpatuhan pengobatan dan
diet
menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang dapat memperburuk keadaan
2. Kemungkinan
½x2
1
penjelasaan
yang tepat dapat membantu
masalah dapat diubah
menurunkan
: hanya sebagian
3. Potensial masalah
Pemberian
tekanan
darahnya
2/3 x 1
2/3
49
tekanan darah dapat stabil
untuk dicegah : cukup
jika patuh dalam proses pengobatan
2/2 x 1
1
4. Menonjolnya
Keluarga menyadari dengan mematuhi diet yang
masalah: harus segera
dianjurkan dapat
ditangani
menstabilkan tekanan darahnya
jumlah 3 2/3
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
No.
Diagnosa
Tujuan
Kriteria
Keperawat
Intervensi
Evaluasi
an Keluaraga
1.
Umum
Khusus
Kriteria
Standart
nyeri akut
setelah
setelah
demonst
Keluarga dapat
1.
berhubung
dilakukan dilakuka
rasi
mendemonstrasika
penjelasan pada
an dengan
tindakan
n
n cara mengurangi
keluarga tentang cara
ketidakma
keperawa
kunjung
dan mencegah
mengurangi/menceg
mpuan
tan rasa
an
trerjadinya nyeri
ah terjadinya nyeri
keluarga
nyeri
rumah
dengan benar
2.
merawat
dapat
diharapk
dengan teknik
lokasi, karakteristik,
50
Berikan
Identifikasi
anggota
teratasi/
an
relaksasi, kompres
durasi, frekuensi,
keluarga
hilang
keluarga
dingin pada kepala
kualitas, intensitas
mampu
bagian belakang
nyeri dan skala nyeri
memberi
dan menghindari
3.
ka
perubahan posisi
an pada keluarga
keperwat
secara mendadak
tentang cara
an pada
dan pengobatan
mengurangi nyeri
Ny. N
secara teratur
4.
Demonstrasik
Berikan
penjelasan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan penderita hipertensi yaitu diet rendah garam, rendah lemak dan kolesterol 5.
Anjurkan
pada keluarga untuk mengkonsumsi makanan sesuai dengan diet hipertensi 6.
Anjurkan
pada keluarga untuk jadwal tidur Ny. N 7.
Anjurkan
pada keluarga memeriksakan Ny. N secara teratur 2. ketidakpat
setelah
setelah
uhan
dilakukan dilakuka
berhubung
tindakan
demonst
keluarga dpat
rasi
mendampingi diit
program
yang benar dengan
pengobatan yang
n
51
1. informasikan
an dengan
keperawa
kunjung
diit yang benar dan
harus dijalani
ketidakma
tan rasa
an
minum obat
mpuan
nyeri
rumah
manfaat yang
keluarga
dapat
diharapk
diperoleh jika
mengambil
teratasi/
an
teratur menjalani
keputusan
hilang
keluarga
program
terhadap
mampu
pengobatan
anggota
memberi
keluarga
ka
keluarga
yang sakit
keperwat
mendampingi
an pada
dan merawat
Ny. N
sesuai program
2. informasikan
3. anjurkan
pengobatan 4. Anjurkan pada keluarga memeriksakan Ny. N secara teratur
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA No.
Diagnosa
Tujuan Khusus
Implementasi
Keperawatan Keluaraga 1.
nyeri akut
setelah dilakukan
1.
berhubungan
kunjungan rumah
lokasi, karakteristik, durasi,
dengan
diharapkan
frekuensi, kualitas,
ketidakmampuan
keluarga mampu
intensitas nyeri dan skala
keluarga
memberika
nyeri
merawat anggota
keperwatan pada
2.
keluarga
Ny. N
penjelasan pada keluarga
52
mengidentifikasi
Memberikan
tentang cara mengurangi dan mencegah terjadinya nyeri dengan benar, dengan teknik relaksasi, kompres dingin pada kepala bagian belakang dan menghindari perubahan posisi secara mendadak 3.
Mendemonstrasikan
pada keluarga tentang cara mengurangi nyeri dengan cara : pada saat ada nyeri menarik nafas panjang ditahan sebentar kemudian dikeluarkan secara perlahan-lahan 4.
Menganjurkan pada
keluarga memerikasakan Ny. N secara teratur setiap minggu dan minum obat secara teratur. 5.
Memberikan
penjelasan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan hipertensi pada makanan yang diberikan Ny. N harus benar-benar rendah garam, mengurangi makanan berlemak 6.
Menganjurkan pada
keluarga untuk mengatur jadwal tidur pada sore hari
53
sebaiknya digunakan untuk istirahat 2.
ketidakpatuhan
setelah dilakukan
1. menginformasikan
berhubungan
kunjungan rumah
program pengobatan
dengan
diharapkan keluarga
yang harus dijalani
ketidakmampuan
mampu memberika
keluarga
keperwatan pada
manfaat yang diperoleh
mengambil
Ny. N
jika teratur menjalani
2. menginformasikan
keputusan
program pengobatan
terhadap anggota
3. menganjurkan keluarga
keluarga yang
mendampingi dan
sakit
merawat sesuai program pengobatan 4. menganjurkan pada keluarga memeriksakan Ny. N secara teratur
EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA No. 1.
Tanggal 30/3/2020
Diagnosa Kperawatan
Evaluasi
nyeri akut
S : Keluarga mengatakan Ny.N nyerinya berkurang dan sudah memahami tentang cara mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala p: hipertensi q : seperti tertimpa benda berat r : pada tengkuk leher s:5 t : saat tensi naik
54
O : Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala hipertensi T : 130/90 N : 89 x/mnt S : 36,2 C R : 21 x/mnt A : Tujuan tercapai sebagian P : Lanjutkan Intervensi Anjurkan NY. N dan keluarga melakukan teknik relaksasi Anjurkan Ny. N dan keluarga menghindari perubahan posisi secara mendadak Anjurkan Ny. N dan keluarga untuk mengkonsumsi makanan sesuai diet hipertensi Anjurkan pada Ny. N dan keluarga untuk mengatur jadwal tidur Anjurkan pada keluarga mengontrol secara teratur 2.
30/3/2020
ketidakpatuhan
S : keluarga mengatakan Ny.N mulai mau mengikuti dieet yang dianjurkan O: T : 130/90 N : 89 x/mnt S : 36,2 C R : 21 x/mnt
55
A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan 1. informasikan program pengobatan yang harus dijalani 2. informasikan manfaat yang diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan 3. anjurkan keluarga mendampingi dan merawat sesuai program pengobatan 4. Anjurkan pada keluarga memeriksakan Ny. N secara teratur 5.
31/3/2020
nyeri akut
S : Keluarga mengatakan Ny.N nyerinya berkurang dan sudah memahami tentang cara mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala p: hipertensi q : seperti tertimpa benda berat r : pada tengkuk leher s:4 t : saat tensi naik O : Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala hipertensi T : 130/90
56
N : 86 x/mnt S : 36,2 C R : 20 x/mnt A : Tujuan tercapai sebagian P : Lanjutkan Intervensi Anjurkan NY. N dan keluarga melakukan teknik relaksasi Anjurkan Ny. N dan keluarga menghindari perubahan posisi secara mendadak Anjurkan Ny. N dan keluarga untuk mengkonsumsi makanan sesuai diet hipertensi Anjurkan pada Ny. N dan keluarga untuk mengatur jadwal tidur Anjurkan pada keluarga mengontrol secara teratur 6.
31/3/2020
ketidakpatuhan
S : keluarga mengatakan Ny.N mulai mau mengikuti diet yang dianjurkan O: T : 130/90 N : 86 x/mnt S : 36,2 C R : 20 x/mnt A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan 1. informasikan program pengobatan yang harus
57
dijalani 2. informasikan manfaat yang diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan 3. anjurkan keluarga mendampingi dan merawat sesuai program pengobatan 4. Anjurkan pada keluarga memeriksakan Ny. N secara teratur 5.
1/4/2020
nyeri akut
S : Keluarga mengatakan Ny.N nyerinya berkurang dan sudah memahami tentang cara mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala p: hipertensi q : seperti tertimpa benda berat r : pada tengkuk leher s:2 t : saat tensi naik O : Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala hipertensi T : 120/80 N : 86 x/mnt S : 36,5 C R : 20 x/mnt A : Tujuan tercapai sebagian P : Lanjutkan Intervensi
58
Anjurkan NY. N dan keluarga melakukan teknik relaksasi Anjurkan Ny. N dan keluarga menghindari perubahan posisi secara mendadak Anjurkan Ny. N dan keluarga untuk mengkonsumsi makanan sesuai diet hipertensi Anjurkan pada Ny. N dan keluarga untuk mengatur jadwal tidur Anjurkan pada keluarga mengontrol secara teratur 6.
1/4/2020
ketidakpatuhan
S : keluarga mengatakan Ny.N mulai mau mengikuti dieet yang dianjurkan O: T : 120/90 N : 86 x/mnt S : 36,5 C R : 20 x/mnt A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan 1. informasikan program pengobatan yang harus dijalani 2. informasikan manfaat yang diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan 3. anjurkan keluarga
59
mendampingi dan merawat sesuai program pengobatan 4. Anjurkan pada keluarga memeriksakan Ny. N secara teratur
60
DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,EGC,Hamzah, : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA, Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3 rd edition. Oxford: Oxford University Press Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Standart Luaran Keperawatan Indonesia Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang
61