6 0 350 KB
ASUHAN KEPERAWATAN “ Morbus Hansen “ KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III Dosen Pengampuh : Mihrawaty S. Antu, S.Kep, Ns, M.Kep.
Muhammad Amin Oka
841420054
Sheehan Zachari Rizky Gani
841420096
Sitti Nur Fauziyah R. Mohamad
841420081
Reyta Safitri Baginda
841420090
Aqillah Zahra Burdah
841420066
Karmila Baks
841420082
Siti Aisyah
841420072
Ni Made Dwi Santika Putri
841420061
Nurhaliza Talib
841420091
Fitra Wati Karim
841420051
Nurjanah Y. Kalasi
841420085
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2022
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak. Aamiin. Asuhan Keperawatan dengan judul “Morbus Hansen” dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III dari Mihrawaty S. Antu, S.Kep, Ns, M.Kep. Kami berharap asuhan keperawatan ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat sekitar dan juga bermanfaat bagi para pembaca. Dengan kerendahan hati, kami sebagai penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian kata pengantar ini kami sampaikan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Gorontalo, 4 Oktober 2022
Kelompok 3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................................................ BAB I LATAR BELAKANG..................................................................................................... BAB II KONSEP MEDIS A. Definisi.............................................................................................................................. B. Etiologi.............................................................................................................................. C. Manifestasi Klinis............................................................................................................. D. Patofisiologi...................................................................................................................... E. Klasifikasi......................................................................................................................... F. Prognosis........................................................................................................................... G. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................... H. Penatalaksanaan................................................................................................................ I. Komplikasi........................................................................................................................ J. Pencegahan........................................................................................................................ BAB III KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian......................................................................................................................... B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................................... C. Pathway............................................................................................................................. D. Intervensi Keperawatan .................................................................................................... E. Implementasi dan Evaluasi............................................................................................... DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kusta merupakan
penyakit infeksi menahun
yang
meneybabkan
noda
dan peradangan di kulit yang berbeda dengan kulit yang sehat dan mengakibatkan kerusakan saraf pada lengan dan kaki yang mennyebabkan tangan dan kaki termutilasi, (Siswanto, 2020). Penyakit Kusta adalah penyakit kulit menahun disebabkan oleh bakteri Mycbacterium leprae. (Lastória dan de Abreu, 2014) Penyebaran dan penularan penyakit kusta dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu intensitas kontak dengan penyakit kusta, pernah tidaknya kontak, dan lama kontak dengan penderita. (Bazan-Furini et al. 2011)Selain itu, lingkungan yang meliputi air, tanah dan udara, armadilos, kera dan primata lainnya dapat berperan menjadi habitat alamiah Mycobacterium leprae. (Ploemacher et al., 2020). Indonesia merupakan penyumbang kusta ke-3 di dunia setelah Brazil dan India. (WHO, 2020) Angka penemuan kasus baru Indonesia 6,07 per 100.000 penduduk. Secara nasional, Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta (angka kasus kusta terdaftar atau angka prevalensi 20% dari kondisi istirahat Gejala dan Tanda Minor Subjektif : 1. Dispnea saat /setelah aktivitas 2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas 3. Merasa lelah Objektif : 1. Tekanan berubah >20% dari kondisi istirahat 2. Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas 3. Gambaran EKG menunjukkan iskemia Sianosis
meningkat
Observasi - Monitor pola dan jam tidur - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas Terapeutik - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara, kunjungan) - Berikan aktivitas distraksi yang menenagkan Edukasi - Anjurkan tirah baring - Anjurkan melakukan aktivitas secara terhadap - Ajarkan streategi koping untuk mengurangi kelelahan Kolaborasi - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
pasien - Untuk dapat menangkan pasien Edukasi - Untuk menghindari pasien agar tidak kelelahan - Agar pasien dapat melakukan aktivitas secara bertahap - Untuk mengurangi kelelahan Kolaborasi - Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi tubuh
Dukungan Tidur Tindakan Observasi - Faktor yang dapat mengganggu tidur secara fisik adalah rasa sakit di anggota tubuh atau gangguan dari luar tubuh, sedangkan secara psikologis adalah persaan tidak nyaman, cemas, dan ketakutan. Hal ini agar lebih mudah untuk mengetahui dan menghindarinya. Terapeutik Dukungan tidur (I.05174) - Lingkungan yang nyaman dan Definisi sesuai kondisi fisik dan psikologis Memfasilitasi siklus tidur dan pasien dapat mempermudah untuk terjaga yang teratur tidur atau beristirahat. Ushakan Tindakan setenang mungkin. Observasi Edukasi - Identifikasi faktor - Orang sehat membutuhkan tidur pengganggu tidur (fisik kurang lebih 8 jam dalam sehari
dan/atau psikologis) agar tubuh dapat pulih kembali Teraputik untuk beraktivitas, orang yang - Modifikasi lingkungan sakit membutuhkan durasi yang (mis. Pencahayaan, lebih dari itu untuk menunjang kebisingan, suhu, matras, percepatan pemulihan dan dan tempat tidur) memberikan tubuh istrahat yang Edukasi lebih dari cukup. - Jelaskan pentingnya tidur Kolaborasi cukup selama sakit Tidak tersedia. Kolaborasi - Tidak tersedia Terapi aktivitas Tindakan Terapi Aktivitas (I.05186) Observasi Definisi - Untuk memungkinkan kelancaran Menggunakan aktivitas fisik, dalam pemilihan aktivitas dan kognitif, sosial, dan spiritual memastikan aktivitas yang akan tertentu untuk memulihkan dilakukan menjadi efektif. keterlibatan, frkuensi dan durasi Terapeutik aktivitas individu atau kelompok. - Agar pasien lebih mudah dan Tindakan cepat dalam menentukan aktifitas Observasi serta memahami manfaat dari - Monitor respons emosional, aktivitas untuk kesehatan tubuh. fisik, sosial dan spiritual Edukasi terhadap aktivitas - Agar tidak membingungkan Terapeutik pasien jika pasien sulit untuk - Fasilitasi memilih aktivitas menentukan pilihannya. dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik, Kolaborasi - Terapi okupasi adalah bidang psikologis dan sosial. yang ahli dan dapat membantu Edukasi memastikan dan menilai - Jelaskan metode aktivitas
fisik sehari-hari, jika perlu - Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih. Kolaborasi - Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika sesuai. Manajemen Mood Definisi Mengidentifikasi dan mengelola keselamatan, stabilisasi, pemulihan dan perawatan gangguan mood (keadaan emosional yang bersifat sementara). Tindakan Observasi - Identifikasi mood Terapeutik - Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat (Mis. Sandsack, terapi seni, aktivitas fisik) Edukasi - Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya. Kolaborasi - Rujuk untuk psikoterapi (mis.perilaku, hubungan interpersonal, keluarga dan
kefektifan dari hasil. Manajemen mood Tindakan Observasi - Mood adalah perasaan yang dirasakan oleh seseorang yang bersifat sementara dan sesuai dengan kondisi. Terapeutik - Dengan menyampaikan perasaan, pasien akan merasakan lega serta cara yang tepat juga akan menimbulakan kedamaian. Edukasi - Gangguan mood adalah perasaan yang mudah berubah meskipun kondisi bertentangan dengan yang dirasakan dan hal itu dapat dipicu oleh pengalaman dimasa lalu. Penanganannya dapat berupa menarik napas dalam-dalam dan memikirkan hal posistif. Kolaborasi - Jika tidak memungkinkan untuk ditangani secara mandiri, hal ini agar tidak memperparah kondisi pasien.
6.
Hipertermia (D.0130)
Termoregulasi
Definisi Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
(L.14134)
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif (Tidak tersedia)
masalah dapat teratasi dengan
Objektif 1. Suhu tubuh diatas nilai normal Gejala dan Tanda Minor Subjektif (Tidak tersedia) Objektif 1. Takipnea
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam ystemo hasil: 1. Menggigil menurun 2. Kulit merah menurun 3. Kejang menurun
kelompok), jika perlu Manajemen Hipertermia (I.15506) Observasi - Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, penggunaaninkubator) - Monitor suhu tubuh - Monitor kadar elektrolit - Monitor haluaran urine - Monitor komplikasi akibat hipertermia
Observasi -
Agar
kita
dapat
mengetahui
penyebab hipertemia pada pasien apakah karena dehidrasi,terpapar lingkungan
panas,atau
penggunaan ystemor -
Untuk mengetahui suhu tubuh pasien
apakah
masih
rendah,normal,atau tinggi
4. Akrosianosis menurun
- Untuk mengetahui kadar elektrolit Terapeutik - Sediakan lingkungan yang 5. Konsumsi oksigen pada pasien dingin menurun - Untuk mengetahui berapa banyak - Longgarkan atau lepaskan pakaian 6. Piloereksi menurun pengeluaran urine pasien - Basahi dan kipasi 7. Vasokontriksi perifer - Untuk melihat apakah ada permukaan tubuh - Berikan cairan oral menurun komplikasi yang di sebabkan oleh - Ganti linen setiap hari atau 8. Kutis memorata hipertemia lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat Terapeutik menurun berlebih) 9. Pucat menurun - Untuk menjaga agar tubuh pasien - Lakukan pendinginan 10. Takikardia menurun tetap hangat eksternal (mis. Selimut 11. Takipnea menurun 12. Bradikardi menurun
hipotermia atau
-
Agar
pasien
kepanasan
tidak
merasa
13. Dasar kuku sianotik
-
menurun
Untuk
menjaga
kenyamanan
membantu
menurunkan
pasien
14. Hipoksia menurun
-
15. Suhu tubuh membaik
Untuk
suhu tubuh pasien
16. Suhu kulit membaik
Edukasi :
17. Kadar glukosa darah
-
membaik
Agar pasien dapat meminimalkan fungsi semua ystem organ pasien
18. Ventilasi membaik Tekanan darah membaik 7.
Gangguan Citra Tubuh (D.0083) Definisi : Perubahan presepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu
Citra Tubuh (L.09067)
Promosi Citra Tubuh ( I.09305)
Definisi Persepsi tentang penampilan, struktur,
dan
fungsi
fisik
individu.
-
Observasi -
berdasarkan
tahap
perkembangan Penyebab
kriteria hasil :
-
1. Perubahan struktur/bentuk tubuh pengkajian selama 3x24 jam, (mis. amputasi, trauma, luka diharapkan : bakar, obesitas, jerawat)
1. Melihat bagian tubuh
Identifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan umur
diharapkan setelah dilakukan
-
Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
Untuk mengetahui standar citra tubuh menurut klien
-
Untuk mengetahui akibat dari isolasi sosial klien
-
terkait citra tubuh -
Untuk mengetahui harapan klien terhadap citra tubuhnya
Identifikasi harapan citra tubuh
Observasi
Untuk
mengetahui
banyak
klien
seberapa
mengkritik
diri
sendiri -
Untuk mengetahui reaksi pasien terhadap
perubahan
bagian
2. Perubahan fungsi tubuh (mis. proses
penyaakit,
kehamilan,
kelumpuhan)
isolasi sosial
2. Menyentuh
bagian
budaya,
bagian tubuh membaik
-
4. Verbalisasi kehilangan
5. Transisi perkembangan 7. Efek tindakan/pengobatan (mis.
5. Verbalisasi
perasaan
negative
tentang
pembedahan, kemoterapi, terapi
perubahan
radiasi)
menurun
tubuh
kekhawatiran
pada
orang lain menurun 7. Verbalisasi perubahan
1. Mengungkapkan kekacauan/kehilangan bagian tubuh
-
Objektif
bagian
tubuh
berlebihan menurun
1. Kehilangan bagian tubuh tubuh
9. Menunjukkan tubuh
Monitor apakah pasien bisa
tubuhnya
bagian
berlebihan
-
perbedaan
Diskusikan perubahan
pubertas, kondisi
stres
yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka, penyakit, pembedahan)
-
memberikan
citra
pengertian
Untuk
memberikan
pengertian
Agar klien lebih dapat mengatur tingkat stresnya
-
Agar
klien
mampu
mengembangkan citra dirinya -
Untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan klien dan keluarga
akibat
kehamilan dan penuwaan Diskusikan
terhadap
terhadap bentuk perubahan alami
Diskusikan perubahn tubuh Diskusikan
Untuk
klien
pengertian
terhadap klien akan harga dirinya
harga diri
-
memberikan
terhadap
penampilan fisik terhadap -
Untuk
diri sendiri
Terapiutik
gaya hidup menurun 8. Menyembunyikan
-
berubah
penolakan/reaksi
Subjektif
frekuensi Terapautik
dan fungsinya
6. Verbalisasi
Gejala dan Tanda Mayor
Monitor
melihat bagian tubuh yang
bagian tubuh membaik
6. Gangguan psikososial
tubuhnya
pernyataan kritik tehadap
3. Verbalisasi kecacatan
keyakinan atau sistem nilai
2. Fungsi/struktur
-
tubuh membaik
3. Perubahan fungsi kognitif 4. Ketidaksesuain
membaik
mengenai perubahan citra tubuh Edukasi -
Agar perubahan citra tubuh dapat dirawat dengan benar
-
Agar klien bisa mengungkapkan perasaan
dirinya
tentang
berubah/hilang
menurun 10. Focus
Gejala dan Tanda Minor
pada
bagian
11. Focus pada penamplan
-
masa lalu menurun mau
mengungkapkan
kecacatan/kehilangan
bagian
13. Respon
tubuh 2. Mengungkapkan perasaan negatif
pada perubahan tubuh membaik
tentang perubahan tubuh 3. Mengungkapkan
nonverbal
kekhawatiran
pada penolakan/reaksi orang lain
14. Hubungan membaik
harapan
-
citra tubuhnya
keluarga
tentang
Jelaskan
-
kepad
keluarga perawatan
Anjurkan mengungkapkan gambaran Anjurkan
diri
terhadap
menggunakan
alat bantu( mis. Pakaian , wig, kosmetik)
1. Menyembunyikan/menunjukan melihat
-
perubahan
mengikuti
kelompok pendukung( mis.
dan/atau
Kelompok sebaya).
menyentuh bagian tubuh berlebihan
Anjurkan
-
Agar klien mendapatkan lebih banya dukungan Untuk meningkatkan fungsi tubuh yang dimiliki
perubahan citra tubuh
-
2. Menghindari
-
tentang
sosial
Untuk mengurangi perasaan tidak
Diskusikan persepsi pasien
citra tubuh
bagian tubuh secara berlebihan
-
terima pasien terhadap gambaran
Edukasi
hidup Objektif
perubahan citra tubuh
perubahan citra tubuh
4. Mengungkapkan perubahan gaya
3. Fokus
cara
citra tubuh secara realistis dan
12. Focus pada kekuatan masa lalu menurun
Diskusikan mengembangkan
tbuh menurun
Subjektif 1. Tidak
-
Latih fungsi tubuh yang
-
Untuk meningkatkan penampilan diri
-
Agar klien fokus terhadap apa yang bisa dia lakukan bukan yang tidak.
tubuh
dimiliki
4. Respon
nonverbal
pada
-
perubahan dan presepsi tubuh 5. Fokus
pada
penampilan
dan
kekuatan masa lalu 6. Hubungan sosial berubah Kondisi Klinis Terkait 1. Mastektomi 2. Amputasi 3. Jerawat 4. Parut atau luka bakar yang terlihat 5. Obesitas 6. Hiperpigmentasi pada kehamilan 7. Gangguan psikiatrik 8. Program terapi neoplasma 9. Alopecia chemically induced
Latih
peningkatan
penampilan
diri
(mis.
berdandan) -
Latih
pengungkapan
kemampuan orang kelompok
lain
diri
kepad maupun
E. Implementasi Dan Evaluasi No. Diagnosa Keperawatan Implementasi 1. Gangguan Integritas Perawatan Integritas Kulit (I.11353) Kulit/Jaringan (D.0129)
Tindakan Observasi -
Mengdentifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
Terapeutik -
Mengubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
-
Melakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
-
Membersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
-
Menggunakan produk berbahan petroleum dan minyak pada kulit kering
-
Menggunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik
S: O: A: P:
Evaluasi
pada kulit sensitif -
Menghindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi -
Menganjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion, serum)
-
Menganjurkan minum air yang cukup
-
Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
-
Menganjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
-
Menganjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
-
Menganjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada di luar rumah
-
Menganjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
Dukungan Perawatan Diri (I.11348) Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
-
Memonitor tingkat kemandirian
-
Mengidentifikasi
kebutuhan
alat
bantu
kebersihan
diri,
berpakaian, berhias, dan makan Terapeutik -
Menyediakan lingkungan yang terapeutik (mis. suasana hangat, rileks, privasi)
-
Menyiapkan keperluan abadi (mis. parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
-
Mendampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
-
Memfasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
-
Memfasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri
-
Menjadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi -
Menganjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
Edukasi Program Pengobatan (I.12441) Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi
pengetahuan
tentang
pengobatan
yang
direkomendasikan -
Mengidentifikasi
penggunaan
pengobatan
tradisional
dan
kemungkinan efek terhadap pengobatan Terapeutik -
Memfasilitasi informasi tertulis atau gambar untuk meningkatkan pemahaman
-
Memberikan dukungan untuk menjalani program pengobatan dengan baik dan benar
-
Melibatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada pasien selama pengobatan
Edukasi -
Menjelaskan manfaat dan efek samping pengobatan
-
Menjelaskan strategi mengelola efek samping obat
-
Menjelaskan cara penyimpanan, pengisian kembali/pembelian kembali, dan pemantauan sisa obat,
-
Menjelaskan keuntungan dan kerugian program pengobatan, jika perlu
-
Menginformasikan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan selama pengobatan
-
Menganjurkan memonitor perkembangan keefektifan pengobatan
-
Menganjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi
-
Menganjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak dimengerti sebelum dan sesudah pengobatan dilakukan
-
Mengajarkan kemampuan melakukan pengobatan mandiri (selfmedication)
Konsultasi (I.12461)
Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi tujuan konsultasi
-
Mengidentifikasi masalah yang menjadi focus konsultasi
-
Mengidentifikasi harapan semua pihak yang terlibat
-
Mengidentifikasi model konsultasi yang sesuai
-
Mengidentifikasi ekspektasi biaya, jika perlu
Terapeutik -
Memfasilitasi kontrak tertulis untuk menentukan kesepakatan jadwal konsultasi
-
Memberikan tanggapan secara profesional terhadap penerimaan atau penolakan ide
-
Memfasilitasi memutuskan pilihan alternatif solusi
Edukasi -
Menjelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien
-
Menjelaskan alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh
pasien/keluarga -
Menjelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing solusi
-
Menganjurkan
meningkatkan
kemandirian
menyelesaikan
masalah
2.
Risiko Infeksi (D.0142)
Pencegahan infeksi Tindakan Observasi -
Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik -
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
-
Mempertahankan tehnik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi -
Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
-
Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Kolaborasi Mengkolaborasi pemberian imunisasi , jika perlu
S: O: A: P:
Dukungan perawatan diri : Mandi Tindakan : Observasi -
Memonitor kebersihan tubuh (mis. Rambut, mulut, kulit dan kuku)
Terapeutik -
Mempertahankan kebiasaan kebersihan diri
Edukasi -
Menjelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap kesehatan.
Manajemen Lingkungan Tindakan Observasi -
Mengindetifiksi keamanan dan kenyaman lingkungan
Terapeutik -
Mengatur posisi furniture dengan rapi dan terjangkau.
Edukasi -
Mengajarkan pasien dan keluarga/pengunjung tentang upaya pencegahan
Manajemen Nutrisi Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
Terapeutik -
Melakukan Oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
Edukasi -
Mengajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi -
Mengkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan ( mis. Pereda nyeri, antiemetik, jika perlu.
Manajemen medikasi Observasi -
Mengidentifikasi penggunaan obat sesuai resep
-
Mengidentifikasi masa kadaluarsa obat
-
Mengidentifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani program pengobatan
-
Memonitor keefektifan dan efek samping pemberian obat
-
Memonitor tanda dan gejala keracunan obat
-
Memonitor darah serum
( mis.elektrolit, protombin ) jika perlu -
Memonitor kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapeutik -
Memfasilitasi perubahan program pengobatan, jika perlu
-
Menyediakan sumber informasi program pengobatan secara visual dan tertulis
-
Memfasilitasi pasien dan keluarga melakukan penyesuaian pola hidup akibat program pengobatan
Edukasi -
Mengajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat ( dosis, penyimpanan, rute dan waktu pemberian )
-
Mengajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping , jika terjadi
-
Menganjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat
3.
Nyeri Akut (D. 0077)
Manajemen nyeri Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
S: O: A: P:
Terapeutik -
Memberikan tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri( mis, TENS, hipnosis, akupresure, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, tehnik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
-
Mengkontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan , kebisingan)
Edukasi -
Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
-
Menjelaskan strategi meredakan nyeri
-
Mengajarkan tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi -
Mengkolaborasi pemberian analgesik,jika perlu
Pemberian Analgesik Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi riwayat alergi obat
Terapeutik -
Mendiskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesik yang optimal.
Edukasi -
Menjelaskan efek samping obat
Kolaborasi -
Mengkolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, seusia indikasi
Pemantauan Nyeri (I.08242) Tindakan: Observasi -
Memonitor durasi dan frekuensi nyeri
Terapeutik -
Mengatur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
Edukasi -
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
Terapi Murattal (I.08249) Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi lama dan durasi pemberian sesuai dengan kondisi pasien
Terapeutik -
Memposisikan dalam posisi lingkunga yang nyaman
Edukasi -
Menjelaskan tujuan dan manfaat terapi
Latihan Pernapasan Observasi -
Mengidentifikasi indikasi dilakukan latihan pernapasan
-
Memonitor frekuensi, irama dan kedalaman napas sebelum dan sesudah latihan
Terapeutik -
Menyediakan tempat yang tenang
-
Memposisikan pasien nyaman dan rileks
-
Menempatkan satu tangan di dada dan satu tangan di perut
-
Memastikan tangan di dada mundur kebelakang dan telapak tangan di perut maju ke depan saat menarik napas
-
Mengambil napas dalam secara perlahan melalui hidung dan tahan selama tujuh hitungan
-
Menghitungan ke delapan hembuskan napas melalui mulut dengan perlahan
Edukasi
-
Menjelaskan tujuan dan prosedur Latihan pernapasan
Anjurkan mengulangi Latihan 4-5 kali 4.
Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)
Pengaturan Posisi (I.01019) Tindakan Observasi -
Memonitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi
-
Memonitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik -
Menempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang tepat
-
Menempatkan pada posisi terapeutik
-
Menempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
-
Memberikan bantal yang tepat pada leher
-
Menghindari menempatkan pada posisi yang dapat meningkatkan nyeri
-
Mengubah posisi pada setiap dua jam
Edukasi -
Menginformasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
-
Mengajarkan cara menggunakan postur yang baik dan mekanika tubuh yang baik selama melakukan perubahan posisi.
Kolaborasi -
Mengkolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah
S: O: A: P:
posisi, jika perlu Terapi relaksasi (I.09326) Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan berkonsentrasi ataugejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
-
Mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
-
Mengidentifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya
-
Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan.
-
Memonitor respon terhadap terapi relaksasi
Terapeutik -
Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman , jika memungkinkan.
-
Memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
-
Menggunakan pakaian longgar
-
Menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
-
Menggunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi -
Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan , dan jenis relaksasi yang tersedia(mis. Music , meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
-
Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
-
Menganjurkan mengambil posisi nyaman
-
Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
-
Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
-
Mendemonstrasikan dan latih teknik relaksassi (mis. Napas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)
Dukungan pengungkapan kebutuhan (I.09266) Tindakan Observasi -
Memeriksa gangguan komunikasi verbal(mis. Ketidakmampuan berbicara, kesulitan mengekspresikan fikiran secara verbal)
Terapeutik -
Menciptakan lingkungan yang tenang
-
Menghindari berbicara keras
-
Menganjurkan pertanyaan dengan jawaban singkat,, dengan
isyarat anggukan kepala jika mengalami kesulitan berbicara -
Menjadwalkan waktu istirahat seblum waktu kunjungan dan sesi terapi wicara
-
Memfasilitasi komunnikasi dengan media (mis. Pensil dan kertas, computer, kartu kata)
Edukasi -
Menginformasikan keluarga dan tenaga kesehatan lain teknik berkomunikasi dan gunakan secara konsisten
-
Menganjurkan keluarga dan staf mengajak bicara meskipun tidak mampu berkomunikasi
Kolaborasi -
Merujuk pada terapis wicara jika perlu
Edukasi akitivitas/istirahat (I.12362) Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi kesiapan dan kemapuan menerima informasi
Terapeutik -
Menyediakan materi dan media pengaturan aktivitas istirahat
-
Menjadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-
Memberikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk
bertanya Edukasi -
Menjelaskan pentingnya melakukan aktifitass fisik/ olahraga secara rutin
-
Menganjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktifitas bermain atau aktivitas lainnya
-
Menganjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
-
Mengajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat(mis. Kelelahan, sesak nafas saat aktivitas)
-
Mengajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan
Manajemen stress Observasi -
Mengidentifikasi tingkat stress
-
Mengidentifikasi stresor
Terapeutik -
Melakukan reduksi ansietas (mis. Anjurkan napas dalam sebelum prosedur, berikan informasi tentang prosedur
-
Melakukan manajemen pengendalian marah, jika perlu
-
Memahami reaksi marah terhadap stressor
-
Memahami reaksi marah terhadap stressor
-
Membicarakan perasaan marah, sumber dan makna marah
-
Memberikan kesempatan untung menenangkan diri
-
Memastikan keselamatan pasien, anggota keluarga dan staff
-
Memberikan waktu istrahat dan tidur yang cukup untung mengembalikan tingkat energi
-
Menggunakan metode untung meningkatkan kenyamanan dan ketenangan spiritual
-
Memastikan asupar nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan resintensi tubuh terhadap stress
-
Menghindari makanan yang mengandung kafein, garam dan lemak
Edukasi -
Menganjurkan mengatur waktu untuk mengurangi kejadian stress
-
Menganjurkan mengendalikan tuntutan orang lain dengan negosiasi atau mengatakan 'tidak'
-
Menganjurkan memenuhi kebutuhan yang prioritas dan dapat diselesaika
-
Menganjurkan latihan fisik untung meningkatkan kesehatan biologis dan emosional 30 menit tiga kali seminggu
-
Menganjurkan menggunaan teknik menurunkan stres yang sesuai untuk diterapkan di rumah sakit maupun pada situasi lainnya
-
Menganjurkan teknik menurunkan stres (mis. Latihan pernapasan, masase, relaksasi progresif, imajinasi terbimbjng, biofeedback, terapi sentuhan, terapi murattal, tetapi musik, terapi Humor, terapi tertawa, meditasi)
Terapi relaksasi Observasi -
Mengidentifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif.
-
Mengidentifikasi i teknik relaksasi yang pernah efektif di gunakan.
-
Mengidentifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya.
-
Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan.
-
Memonitor respons terhadap terapi relaksasi.
Terapeutik -
Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan.
-
Mmberikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur
teknik relaksasi . -
Menggunakan pakaian longgar.
-
Menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama.
-
Menggunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika sesuai.
Edukasi -
Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang bersedia (mis, music, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif.
-
Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih.
-
Menganjurkan mengambil posisi nyaman.
-
Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi.
-
Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih.
-
Mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing.
Dukungan hypnosis diri Observasi -
Mengidentifikasi apakah hipnoses diri dapat digunakan
-
Mengidentifikasi masalah yang akan diatasi dengan hipnosis diri
-
Mengidentifikasi penerimaan terhadap hipnosis diri
-
Mengidentifikasi mitos dan kesalahpahaman terhadap pengguna hipnosis diri
-
Mengidentifikasi kesesuaian sugesti hypnosis
-
Mengidentifikasi teknik induksi yang sesuai (mis. ilusi pendulum chevreul, relaksasi, relaksasi otat, latihan visualisasi, perhatian pada pernapasan, mengulang kata/frase kunci)
-
Mengidentifikasi teknik pendalaman yang sesuai (mis. gerakan tangan ke wajah, teknik eskalasi imajinasi, fraksinasi)
-
Memonitor respons terhadap hipnosis diri
-
Memonitor kemajuan yang dicapai terhadap tujuan terapi
Terapeutik -
Menetapkan tujuan hipnosis diri
-
Membuatkan jadwal latihan, jika perlu
Edukasi -
Menjelaskan jenis hipnosis diri sebagai penunjang terapi modalitas (mis. hipnoterapi, psikoterapi, terapi kelompok, terapi keluarga)
-
Mengajarkan prosedur hipnosis diri sesuai kebutuhan dan tujuan Anjurkan memodifikasi prosedur ypnosis diri (frekuensi, intensitas, teknik) berdasarkan respons dan kenyamanan.
5.
Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Manajemen Energi (I.05178) Tindakan Observasi -
Memonitor pola dan jam tidur
-
Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik -
Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara, kunjungan)
-
Memberikan aktivitas distraksi yang menenagkan
Edukasi -
Menganjurkan tirah baring
-
Menganjurkan melakukan aktivitas secara terhadap
-
Mengajarkan streategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi -
Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Dukungan tidur (I.05174) Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
S: O: A: P:
psikologis) Teraputik -
Memodifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
Edukasi -
Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
Terapi Aktivitas (I.05186) Tindakan Observasi -
Memonitor respons emosional, fisik, sosial dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik -
Memfasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis dan sosial.
Edukasi -
Menjelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
-
Mengajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih.
Kolaborasi -
Mengkolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika sesuai.
Manajemen Mood Tindakan Observasi -
Mengidentifikasi mood
Terapeutik -
Memberikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat (Mis. Sandsack, terapi seni, aktivitas fisik)
Edukasi -
Menjelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya.
Kolaborasi Merujuk untuk psikoterapi (mis.perilaku, hubungan interpersonal, keluarga dan kelompok), jika perlu 6.
Manajemen Hipertermia (I.15506) Hipertermia (D.0130) Observasi -
Mengidentifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, penggunaaninkubator)
-
Memonitor suhu tubuh
-
Memonitor kadar elektrolit
-
Memonitor haluaran urine
S: O: A: P:
-
Memonitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik -
Menyediakan lingkungan yang dingin
-
Melonggarkan atau lepaskan pakaian
-
Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
-
Memberikan cairan oral
-
Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
7.
Melakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau
Promosi Citra Tubuh ( I.09305) Gangguan Citra Tubuh (D.0083)
Observasi -
Mengidentifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
-
Mengidentifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan umur terkait citra tubuh
-
Mengidentifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
-
Memonitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri
-
Memonitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang
S: O: A: P:
berubah Terapiutik -
Mendiskusikan perubahn tubuh dan fungsinya
-
Mendiskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
-
Mendiskusikan akibat perubahan pubertas, kehamilan dan penuwaan
-
Mendiskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka, penyakit, pembedahan)
-
Mendiskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
-
Mendiskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
Edukasi -
Menjelaskan kepad keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
-
Menganjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
-
Menganjurkan menggunakan alat bantu( mis. Pakaian , wig, kosmetik)
-
Menganjurkan mengikuti kelompok pendukung( mis. Kelompok sebaya).
-
Melatih fungsi tubuh yang dimiliki
-
Melatih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan) Latih pengungkapan kemampuan diri kepad orang lain maupun kelompok
DAFTAR PUSTAKA Abdillah, U. R., & Azam, M. (2016). Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Deteksi Dini Kusta. Journal of Health Education, Vol 1(No 2), 9–14. https://doi.org/10.1080/10556699.1994.10603001 Sasika, S. (2014). Ensiklopedi penyakit menular dan infeksi. Yogyakarta: familiaAndareto, Abi. 2015. Penyakit Menular Di Sekitar Anda. Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika Menaldi, S. L., Bramono, K., & Indriatmi, W. (2015). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Fakultass Kedokteran Universitas Indonesia Amin & hardhi. 2015. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc Dalam Berbagai Kasus Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction Nurhidayat, Saiful. 2015. Asuhan Keperawatan sistem Integumen: UNMUH Ponorogo Press Ditjen P2P. (2012). Pedoman Nasional Program Pengendalian Kusta. Kemenkes RI Smith, Darvin S. Leprosy. Medscape, 2018 Toru, V. (2022). Analisis Hubungan Gambaran Diri terhadap Kualitas Hidup Penderita Kusta. JURNAL KESEHATAN PRIMER, 7(1), 63-70 Eso, A., Martisa, E., & Salma, W. O. (2022). SOSIALISASI KUSTA TERHADAP PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI. J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(3), 4391-4398