Asuhan Keperawatan Skrotum Akut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Akut skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik.1 Gejala nyeri ini dapat semakin menghebat atau malah hilang perlahan-lahan seiring dengan berjalannya waktu. Gejala nyeri pada skrotum yang menetap, semakin menghebat, dan disertai dengan mual dan muntah merupakan keadaan darurat yang memerlukan penanganan medis secepatnya. Timbulnya nyeri pada salah satu ataupun kedua skrotum merupakan hal yang memerlukan perhatian secara serius serta penanganan medis karena skrotum dan testis merupakan glandula reproduksi dari seorang pria yang menghasilkan sperma sehingga kesalahan penanganan akan menimbulkan ketidaknyamanan sepanjang hidup seorang lelaki. Bila keadaan ini tidak ditangani akan menimbulkan gangguan-gangguan seperti infertilitas, disfungsi ereksi, bahkan kematian jaringan testis yang mengakibatkan testis tersebut harus dibuang untuk selamanya.



1.2 Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan pada makalah ini adalah bagaimana agar kita mengetahui segala sesuatu tentang Scrotum.



1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat agar kita mengetahui segala sesuatu tentang scrotum.



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN Skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik. Gejala nyeri ini dapat semakin menghebat atau malah hilang perlahanlahan seiring dengan berjalannya waktu. Skrotum dan testis merupakan glandula reproduksi dari seorang pria yang menghasilkan sperma sehingga kesalahan penanganan akan menimbulkan ketidaknyamanan sepanjang hidup seorang lelaki. Bila keadaan ini tidak ditangani akan menimbulkan gangguan-gangguan seperti infertilitas, disfungsi ereksi, bahkan kematian jaringan testis yang mengakibatkan testis tersebut harus dibuang untuk selamanya. 2.2 ETIOLOGI Penyebab tersering dari timbulnya akut skrotum adalah : -



Infeksi, seperti epididimitis, epididimoorchitis, orchitis, dll



-



Trauma, seperti saat berolahraga, bersepeda, dll



-



Torsio, seperti torsio testis, torsio appendiks testikularis



Penyebab lain yang jarang menimbulkan akut skrotum adalah : -



Tumor testis



-



Hernia inguinalis inkarserata



-



Kerusakan Nervus Pudendus (bicycle seat neuropathy), akibat lomba balap sepeda, lomba pacu kuda, konstipasi berkepanjangan, dll



-



Tindakan Pembedahan, seperti pada post operasi hernia, post operasi vasektomi



-



Batu Ginjal



-



Benjolan yang disertai dengan rasa tidak nyaman, berupa hidrokel, varikokel, spermatokel, dll.



-



Ereksi yang berkepanjangan 2



Untuk menentukan diagnosis dari akut skrotum dilakukan melalui : 1. Anamnesa Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah : Usia pasien. Torsio testis lebih banyak terjadi pada bayi dan anak laki-laki post pubertas. Henoch-scchonlein purpura dan torsio appendiks testis terjadi pada anak laki-laki prepubertas dan epididimitis dapat dijumpai pada anak laki-laki postpubertas. Henoch-schonlein purpura sebagai bagian dari proses infeksi sistemik yang menimbulkan vaskulitis sering menyebabkan epididimitis dimana 38% anak-anak yang menderita Henoch-scchonlein purpura juga mengalami nyeri pada skrotumnya. Onset dan durasi nyeri. Torsio testis biasanya dimulai dengan nyeri yang mendadak seolah-olah ada tombol yang terlempar dimana hal ini disebabkan oleh puntiran pada funikulus spermatikus yang terjadi tiba-tiba sehingga membuat testis terangkat mendadak, nyeri semakin memberat dan pasien merasa sangat tidak nyaman. Bila terdapat nyeri yang tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan (menengah) dan terjadi dalam beberapa hari cenderung mengarahkan kepada epididimitis ataupun torsio appendiks testis.



2. Pemeriksaan Fisik Dilakukan pemeriksaan terhadap abdomen untuk mencari adanya nyeri pada regio flank dan distensi vesika urinaria. Pemeriksaan pada region inguinal dilakukan untuk menentukan secara jelas adanya hernia inguinalis, bengkak maupun eritema. Pemeriksaan pada genitalia dimulai dengan melakukan inspeksi pada skrotum. Kedua sisi diperiksa untuk melihat adanya perbedaan ukuran yang nyata, derajat bengkak, eritema, perbedaan ketebalan kulit dan posisi testis. Terdapatnya bengkak yang unilateral tanpa diikuti perubahan warna kulit menandakan adanya hernia atau hidrokel. Bila kulit skrotum terlihat mengkilat, gambaran blue dot sign dari testis ataupun appendiks epididimis yang infark akan terlihat. Palpasi dimulai dari daerah inguinal untuk menyingkirkan hernia inguinalis inkarserata. Kemudian dilanjutkan dengan mempalpasi di daerah funikulus. Adanya funikulus 3



spermatikus yang menebal dan teraba lembut mendukung torsio tests, sedangkan bila teraba lembut saja mengindikasikan epididimitis. Anak laki-laki diperiksa sambil berdiri sehingga dapat dilihat posisi testis. Adanya peninggian dari salah satu testis menandakan adanya torsio testis. · Pemeriksaan refleks kremaster. Refleks kremaster negatif pada torsio testis dan tetap positif pada torsio appendiks epididimis.



· Pemeriksaan transiluminasi untuk membedakan hidrokel dengan hernia. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan urin dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa infeksi traktus urinarius pada pasien dengan nyeri akut pada skrotum. Pyuria dengan atau tanpa bakteri mengindikasikan adanya suatu proses infeksi dan mungkin mengarah kepada epididimitis. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan darah dan sediment urin.



Pemeriksaan Radiologis Sampai saat ini, pemeriksaan radiologis yang dapat digunakan adalah : 1. Color Doppler Ultrasonography • Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat aliran darah pada arteri testikularis. • Merupakan Gold Standar untuk pemeriksaan torsio testis dengan sensitivitas 8290% dan spesifitas 100%. • Pemeriksaan ini menyediakan informasi mengenai jaringan di sekitar testis yang echotexture • Ultrasonografi dapat menemukan abnormalitas yang terjadi pada skrotum seperti hematom, torsio appendiks dan hidrokel. • Pada torsio testis, akan timbul keadaan echotexture selama 24-48 jam dan adanya perubahan yang semakin heterogen menandakan proses nekrosis sudah mulai terjadi. 2. Nuclear Scintigraphy



4



• Pemeriksaan ini menggunakan technetium-99 tracer dan dilakukan untuk melihat aliran darah testis. • Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan aliran darah yang meragukan dengan memakai ultrasonografi. • Memiliki sensitivitas dan spesifitas 90-100% dalam menentukan daerah iskemia akibat infeksi. • Pada keadaan skrotum yang hiperemis akan timbul diagnosis negatif palsu • Adanya daerah yang mengandung sedikit proton pada salah satu skrotum merupakan tanda patognomonik terjadinya torsio.



2.3 PATOFISIOLOGI Beberapa hal yang dapat menimbulkan akut skrotum seperti proses infeksi, non infeksi, trauma, dan berbagai macam benjolan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Proses infeksi yang sering menimbulkan keluhan akut skrotum adalah epididimitis. Menurut laporan jurnal di Amerika, epididimitis merupakan keluhan kelima terbanyak di bidang urologi yang dikeluhkan oleh laki-laki berusia 18-50 tahun dan 70% menjadi penyebab keluhan nyeri akut pada skrotum. Sekitar 40% epididimitis terbanyak terjadi pada laki-laki usia 20-39 tahun dan sekitar 29% terjadi pada laki-laki usia 40-59 tahun. Epididimitis jarang terjadi pada anakanak prepubertas. Proses non infeksi yang sering menimbulkan keluhan nyeri akut pada skrotum adalah torsio testis. Torsio testis merupakan salah satu kegawatdaruratan di bidang urologi karena torsio testis menyebabkan strangulasi pada aliran darah testis sehingga dapat berakhir dengan nekrosis dan atrofi testis.5 Angka kejadian torsio testis adalah 1 dari 160 orang remaja laki-laki dan 1 dari 4000 orang lakilaki berusia kurang dari 25 tahun. Dua pertiga kasus terjadi pada rentang usia 12 – 18 tahun.6 Keadaan ini harus dibedakan dengan keluhan nyeri akut pada skrotum lainnya karena keterlambatan diagnosis dan penanganan akan menyebabkan hilangnya testis dan skrotum.7 Berdasarkan penelitian, torsio testis dapat diselamatkan 100% bila ditangani kurang dari 6 jam sejak terjadinya nyeri, hanya 5



20% yang dapat diselamatkan bila penanganan torsio dilakukan sesudah 12 jam, dan 0% testis yang dapat bertahan bila ditangani sesudah 24 jam sejak timbulnya nyeri. Faktor lain yang dapat menimbulkan keluhan nyeri akut pada skrotum adalah trauma. Jumlah trauma pada skrotum yang murni berdiri sendiri yang terjadi di Amerika hanya sekitar 1%. Rentang usia berkisar antara 10-30 tahun. Testis kanan lebih sering terkena trauma dibandingkan dengan testis kiri karena kemungkinan besar dapat terbentur saat mengenai os pubis. Hernia inguinalis inkarserata sebagai salah satu diagnosa banding dari nyeri akut pada skrotum banyak dikeluhkan oleh laki-laki. Hernia inguinalis yang sering mengalami inkarserta adalah hernia inguinalis lateralis dan 75% lebih sering terjadi pada laki-laki. Berdasarkan penyebab terjadinya akut skrotum, maka perlu diketahui lebih lanjut mengenai hal-hal yang berbeda dari setiap penyebab sehingga lebih mudah dalam menegakkan diagnosis. Menentukan diagnosis akut skrotum bukanlah suatu hal yang mudah karena akut skrotum dapat ditimbulkan oleh berbagai macam sebab dan area pemeriksaan yang lunak membuat pemeriksaan klinis menjadi lebih sulit.



2.4 KOMPLIKASI



EPIDIDIMITIS 1. Definisi Epididimitis merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi pada epididimis. Epididimis merupakan suatu struktur berbentuk kurva (koil) yang menempel di belakang testis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma yang matur. Berdasarkan timbulnya nyeri, epididimitis dibedakan menjadi epididimitis akut dan kronik. Epididimitis akut memiliki waktu timbulnya nyeri dan bengkak hanya dalam beberapa hari sedangkan pada epididimitis kronik, timbulnya nyeri



6



dan peradangan pada epididimis telah berlangsung sedikitnya selama enam minggu disertai dengan timbulnya indurasi pada skrotum.



· Penyakit Menular Seksual Chlamydia merupakan penyebab tersering pada laki-laki berusia kurang dari 35 tahun dengan aktivitas seksual aktif. Infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Trichomonas dan Gardnerella vaginalis juga sering terjadi pada populasi ini.



· Virus Virus menjadi penyebab yang cukup dominan pada anak-anak. Pada epididimitis yang disebabkan oleh virus tidak didapatkan adanya pyuria. Mumps merupakan virus yang sering menyebabkan epididimitis selain coxsackie virus A dan varicella



· Tuberkulosis Epididimitis yang disebabkan oleh basil tuberkulosis sering terjadi di daerah endemis TB dan menjadi penyebab utama terjadinya TB urogenitalis.



.· Prostatitis Prostatitis merupakan reaksi inflamasi pada kelenjar prostat yang dapat disebabkan oleh bakteri maupun non bakteri dapat menyebar ke skrotum, menyebabkan



timbulnya



epididimitis



dengan



rasa



nyeri



yang



hebat,



pembengkakan, kemerahan dan jika disentuh terasa sangat nyeri. Gejala yang juga sering menyertai adalah nyeri di selangkangan, daerah antara penis dan anus serta punggung bagian bawah, demam dan menggigil. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan prostat yang membengkak dan terasa nyeri jika disentuh.



7



Komplikasi Komplikasi dari epididimitis adalah :



1. Abses dan pyocele pada skrotum 2. Infark pada testis 3. Epididimitis kronis dan orchalgia 4. Infertilitas sekunder sebagai akibat dari inflamasi maupun obstruksi dari duktus epididimis 5. Atrofi testis yang diikuti hipogonadotropik hipogonadism 6. Fistula kutaneus



. Prognosis Epididimitis akan sembuh total bila menggunakan antibiotik yang tepat dan adekuat serta melakukan hubungan seksual yang aman dan mengobati partner seksualnya. Kekambuhan epididimitis pada seorang pasien adalah hal yang biasa terjadi.



2.5 MANIFESTASI KLINIK Peradangan awal scrotum, pasien akan merasakan nyeri, tubuh demam, nyeri dapat menjalar ke pangkal paha, dan perut bagian bawah ipsilateral, serta rasa sakit saat berjalan atau berdiri; skrotum membengkak dengan cepat, nyeri, dan nyeri panas serasa terbakar, serta pembengkakan pada skrotum kulit: gejala awal akan terjadi nyeri testis dengan jelas sedangkan pada tahap akhir nyeri tidak jelas. Jika terjadi pengembangan lebih lanjut dari penyakit ini secara bertahap akan menjadi purulen, pada lokal rasa volatilitas, kadang-kadang noda bisa memecah dengan sendirinya, membentuk fistula, ada sekresi pada uretra, disertai dengan gejala sering buang air kecil, dan urgensi.



8



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Akut skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik yang memerlukan penanganan yang segera tepat, dan adekuat. Menentukan diagnosis akut skrotum bukanlah suatu hal yang mudah karena akut skrotum dapat ditimbulkan oleh berbagai macam sebab dan area pemeriksaan yang lunak membuat pemeriksaan klinis menjadi lebih sulit sehingga perlu diketahui lebih banyak tentang ciri-ciri yang membedakan dari tiap faktor penyebab.



3.2 Saran Disarankan kepada semua pembaca makalah ini agar dapat mencari referensi lain yang lebih lengkap, demi kesempurnaan ilmu yang kita dapat.



9



DAFTAR PUSTAKA



Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4 Anonymous. Epididimitis and Orchitis. 2008. American Urology Association. http://www.urologyhealth.com Timothy J Rupp. Testicular Torsion. 2006. http://www.emedicine.com Imaging, Findings and Management, Radiographics 2007;27:357-69 Robert A Mevorach, MD. Scrotal Trauma. 2007. http://www.emedicine.com



10



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ..............................................................................



i



DAFTAR ISI .............................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN .........................................................................



1



1.1 Latar Belakang .............................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah ........................................................................



1



1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................



1



BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................



2



2.1 PENGERTIAN .............................................................................



2



2.2 ETIOLOGI ...................................................................................



2



2.3 PATOFISIOLOGI .......................................................................



5



2.4 KOMPLIKASI ..............................................................................



6



2.5 MANIFESTASI KLINIK .............................................................



8



BAB III PENUTUP ..................................................................................



9



3.1 KESIMPULAN .............................................................................



9



3.2 SARAN .........................................................................................



9



DAFTAR PUSTAKA ................................................................................



11 ii



10



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, dimana atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Scrotum” ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula shalawat beriring salam kita sampaikan kepada jujungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta kerabat dan keluarganya,yang mana telah membawa kita dari zaman Jahiliyah ke zaman yang berpendidikan dan berakhlak seperti yang kita rasakan sekarang ini. Terima kasih yang tak terhingga kepada Dosen pembimbing dan temanteman sekalian yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kesalahan dan kejanggalan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian untuk menyempurnakan pembuatan makalah ini di masa yang akan datang.



Banda Aceh, Agustus 2014 Hormat Saya



Penulis



i 12