Bahan Askep Syndrom Pra Menstruasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview





About



Rizqi Dyan Kurnia Dewi be the professional midwife



PREMENSTRUAL SYNDROME Published 11 Oktober 2012 by Midwife Rizqi Dyan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Konsep Premenstrual Syndrome 2.1.1.



Pengertian Premenstrual Syndrome



PMS (Premenstrual Syndrome) atau sindrom pra-menstruasi adalah suatu kondisi yang terdiri atas beberap gejala fisik, emosi dan perilaku,yang dialami oleh seorang perempuan sebelum datangnya siklus menstruasi, yang menyebabkan ia mengalami gangguan dalam fungsi dan aktifitas sehari-hari. Gejala-gejala tersebut akan menghilang saat menstruasi tiba. (Elvira, 2010:5) Premenstrual syndrome (PMS) merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti (Wiknjosastro, 2005). Premenstrual syndrome (PMS) adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi serta dialami oleh banyak wanita sebelum awitan setiap siklus menstruasi (Brunner & Suddarth, 2001dalam Maulana, 2008).



2.1.2.



Etiologi Premenstrual Syndrome



Etiologi premenstrual syndrome (PMS) belum jelas, akan tetapi mungkin satu faktor yang memegang peranan ialah ketidakseimbangan antara estrogen dan progesterone dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema (Wiknjosastro, 2005). Penyebab pasti PMS tidak diketahui, tetapi beberapa teori menunjukkan adanya kelebihan estrogen atau defisit progesteron dalam fase luteal dari siklus menstruasi. Selama bertahuntahun teori ini mendapat dukungan yang cukup banyak dan terapi progesteron biasa dipakai untuk mengatasi PMS (Brunner & Suddarth, 2001 dalam Maulana, 2008). Penyebab wanita mengalami Premenstrual Syndrom belum diketahui pasti. Premenstrual Syndrom mungkin terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang komplek dimana salah satunya antara lain akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Beberapa penyebab sindrom pre menstruasi antara lain: 2.1.2.1. Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterone 1. Hormon estrogen Meningkatnya kadar estrogen dalam darah, yang akan menyebabkan gejala depresi dan khususnya gangguan mental. Kadar estrogen yang meningkat akan mengganggu proses kimia tubuh termasuk vitamin B6 (Piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan depresi. Saat kadar serotonin rendah, otak mengirim sinyal ke tubuh untuk makan karbohidrat, dimana untuk merangsang produksi serotonin dari yang alami dengan asam amino building block. Pada kasus ini wanita ingin mengetahui mengapa nafsu makan mereka menjadi tidak terkontrol dan semangat hilang selama PMS (Shreeve, 1983, Hacker et, al., 2001 dan Brunner & Suddarth, 2001 ). Batas tertentu estrogen menyebabkan retensi garam dan air serta berat badannya bertambah. Mereka yang mengalami akan menjadi mudah tersinggung, tegang dan perasaan tidak enak. Gejala-gejala dapat dicegah bila pertambahan berat badan dicegah.Peranan estrogen pada Pre Menstrual Syndrome tidak nyata, sebab ketegangan ini timbul terlambat pada siklus tidak pada saat ovulasi waktu sekresi estrogen berada pada saat puncaknya. Kenaikan sekresi vasopresin kemungkinan berperan pada retensi cairan pada saat premenstruasi (Ganong, 2003). 1. Hormon progesteron Pre Menstrual Syndrome terjadi pada fase luteal pada siklus menstruasi. Fase ini terjadi segera setelah sebuah telur dilepaskan dari ovarium, dan terjadi mulai dari hari 14 sampai hari ke 28 pada siklus menstruasi normal (hari pertama haid dihitung sebagai hari 1). Pada fase luteal ini, hormon dari ovarium menyebabkan lapisan rahim akan menebal dan membentuk seperti sponge. Pada waktu yang sama, telur akan dilepaskan dari ovarium. Jika saat itu ada hubungan seksual, maka telur dapat bertemu sperma yang masuk, dan telur yang sudah dibuahi ini akan menempel di lapisan uterus yang sudah menebal dan spongy tadi untuk tumbuh menjadi janin. Pada saat itu, kadar hormon progesteron akan meningkat, sebaliknya estrogenmulai menurun. Jika pada masa itu tidak ada hubungan seksual yang menyebabkan pembuahan, maka lapisan rahim yang sudah siap tadi menjadi luruh, menjadi



darah haid. Pergeseran keberadaan hormon dari estrogen menjadi progesteron inilah yang menyebabkan beberapa gejala Premenstrual Syndrom. Perubahan kadar progesteron dalam tubuh ini yang menyebabkan perubahan mood, perilaku, dan fisik pada wanita pada fase luteal ini. Progesteron berinteraksi dengan bagian tertentu otak yang terkait dengan relaksasi. Pada seseorang itu ada hormon tertentu di sistem saraf pusat yang disebut “endorfin”.Endorfin ini hormon yang menyebabkan perasaan senang, happy mood, dan sekaligus juga membuat orang kurang sensitif terhadap nyeri (obat seperti heroin dan morfin beraksi seperti endorfin). Hormon ini dapat turun kadarnya pada fase luteal dalam siklus haid. Karenanya, pada fase luteal ini kadang wanita merasa kurang happy dan nyerinyeri, seperti nyeri haid atau sakit kepala (Ganong, 2003). 2.1.2.2.



Jumlah Prolaktin yang Terlalu Banyak



Prolaktin dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah estrogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami Premenstrual Syndrom tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal. Wanita yang mempunyai kadar prolaktin cukup tinggi dapat disembuhkan dengan menekan produksi prolaktin (Shreeve, 1983, Hacker et, al., 2001 dan Brunner & Suddarth, 2001). 2.1.2.3.



Faktor Kejiwaan



Menurut Simanjuntak dalam Prawiroharjo (2005), faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial dan lain-lain juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita PMS adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.



2.1.3.



Gejala Premenstrual Syndrome



Sebetulnya gejala dan tanda-tanda Premenstrual Syndrome amatlah banyak ; lebih kurang terdapat 200 gejala, namun yang paling menonjol terdiri atas 3 gejala, yaitu mudah tersinggung (irritable), tegang dan merasa tidak nyaman atau tidak bahagia (dysphoria). (Elvira, 2010) Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dan sebagainya, sedang pada kasus-kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala fisik tersebut diatas (Wiknjosastro, 2005).



Tabel 2. 1 Gejala–gejala Premenstrual Syndrome Gejala Fisik



Gejala Emosional



Perut kembung



Depresi



Nyeri payudara



Cemas



Sakit kepala



Suka menangis



Kejang atau bengkak pada kaki Sifat agresif atau pemberontakan Nyeri panggul



Pelupa



Hilang koordinasi



Tidak bisa tidur



Nafsu makan bertambah



Merasa tegang



Hidung tersumbat



Irritabilitas



Tumbuh jerawat



Suka marah



Sakit pinggul



Paranoid



Suka makan manis atau asin



Perubahan dorongan seksual



Palpitasi



Konsentrasi berkurang



Peka suara atau cahaya



Merasa tidak aman



Rasa gatal pada kulit



Pikiran bunuh diri



Kepanasan



Keinginan menyendiri Perasaan bersalah Kelemahan



Sumber : dikutip dari Rayburn et.al., (2001), halaman 287 Disebut sebagai Premenstrual Syndrome bila terdapat 1 gejala mood (emosi) dan 1 gejala fisik, yang dialami 3 siklus berturut-turut. (Elvira, 2010)



2.1.4.



Klasiffikasi Premenstrual Syndrome



Premenstrual syndrome berdasarkan tingkatannya dapat dibedakan menjadi ringan, sedang, dan berat. PMS dikatakan ringan bila wanita tersebut masih dapat beraktivitas dengan baik. PMS dikatakan sedang bila wanita tersebut merasakan keluhan PMS, namun masih dapat beraktivitas tetapi dengan kualitas yang menurun. Sedangkan PMS dikatakan berat bila wanita tersebut tidak dapat melakukan aktivitas sama sekali, bahkan harus istirahat total.



Penggolongan ini sifatnya individual sekali, karena masing-masing individu memiliki toleransi yang berbeda – beda terhadap keluhan yang dirasakan (Arum,2012). Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi Premenstrual Syndrommenurut gejalanya yakni Premenstrual Syndrom tipe A, H, C, dan D (Karyadi, 2007). 2.1.4.1.



PMS tipe A (Anxiety)



PMS tipe A (Anxiety) sebanyak 80% ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wania mengalami depresi ringan sampai dengan saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan hormon progesteron (Karyadi, 2007). 2.1.4.2.



PMS tipe H (Hyperhydration)



PMS tipe H (Hyperhydration) sekitar 60% memiliki gejala edema(pembengkakan) pada tangan dan kaki, perut kembung, nyeri pada buah dada, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe Premenstrual Syndrom lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita (Karyadi, 2007). 2.1.4.3.



PMS tipe C (Craving)



PMS tipe C (Craving) sekitar 40% ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium (Karyadi, 2007). 2.1.4.4.



PMS tipe D (Depression)



PMS tipe D (Depression) sekitar 20% ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya Premenstrual Syndrom tipe D berlangsung bersamaan dengan tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe PMS benar-benar murni tipe D. Premenstrual Syndrom tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron (Karyadi, 2007).



2.1.5. 2.1.5.1.



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Premenstrual Syndrome Usia



PMS semakin mengganggu dengan semakin bertambahnya usia, terutama antara usia 30-45 tahun. Faktor resiko yang paling berhubungan dengan PMS adalah faktor peningkatan umur, penelitian menemukan bahwa sebagian besar wanita yang mencari pengobatan PMS adalah mereka yang berusia lebih dari 30 tahun (Cornforth, 2000 dalam Maulana). Walaupun ada fakta yang mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami gejala-gejala yang sama dan kekuatan PMS yang sama sebagaimana yang dialami oleh wanita yang lebih tua (Freeman, 2007 dalam Maulana, 2008). 2.1.5.2.



Psikologis



Premenstrual sindrom jelas dikeluhkan seorang wanita yang sedang mengalami konflik dengan lingkungan kehidupan (Yatim, 2001 : 5). Kepribadian seseorang turut berkontribusi, terutama pada yang bersifat tidak fleksibel (cenderung kaku) atau yang disebut sebagai gangguan kepribadian. Individu dengan gangguan kepribadian akan lebih rentan dan sulit beradaptasi dengan premenstrual syndrome, dan tidak mudah menerima saran dan terapi (Elvira,2010:18) . 2.1.5.3.



Sosial



Keluhan premenstrual sindrom sangat dipengaruhi oleh tata cara atau kultur keluarga dan kehidupan masyarakat sekitarnya ketika datang menstruasi, seperti bila seorang wanita mengetahui saat-saat menjelang haid maka keluhannya akan lebih banyak dan berat dibandingkan dengan wanita yang tidak mempedulikan saat-saat haid (Yatim,2001: 5). 2.1.5.4.



Biologis



Secara biologis premenstrual sindrom erat kaitannya dengan pengaruh neuro endokrin seperti hormon prolaktin, meningkatnya hormon aldosteron/angiotensin di dalam darah, serta banyaknya bahan kimia lain seperti glukokortikoid, beberapa lemak asam esensial ikut meningkatkan premenstrual sindrom (Yatim, 2001: 5). 2.1.5.5.



Diet



Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu dan makanan olahan dapat memperberat gejala PMS (Rayburn, 2001 dalam Supriyanto,2010). Berbagai faktor gaya hidup tampaknya menjadikan gejala-gejala lebih buruk, termasuk stres, kurangnya kegiatan fisik dan diet yang mengandung gula, karbohidrat yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi (Health Media Nutrition Series, 1996 dalam Maulana, 2008). 2.1.5.6.



Defisiensi Zat Gizi Makro dan Mikro



Defisiensi zat gizi makro (energi, protein) dan zat gizi mikro, seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat (Karyadi, 2007 dalam Supriyanto,2010). 2.1.5.7.



Stres



Stres dapat berasal dari internal maupun eksternal dalam diri wanita . Stres merupakan predisposisi pada timbulnya beberapa penyakit, sehingga diperlukan kondisi fisik dan mental yang baik untuk menghadapi dan mengatasi serangan stres tersebut. Stres mungkin memainkan peran penting dalam tingkat kehebatan gejala premenstrual syndrome (PMS) (Mulyono dkk, 2001 dalam Maulana, 2008).



2.1.6.



Penanganan



2.1.6.1 Farmakologi 1. Menggunakan Analgesik (yang dapat dibeli bebas) Pengobatan Premenstrual Syndrome dapat menggunakan analgesik (obat penghilang rasa sakit) dan bersifatsementara. Analgesik yang dijual bebas seperti paracetamol, asetaminofen dapat digunakan untuk mengatasi nyeri. Namun analgesik yang dijual bebas tidak efektif terhadap beberapa gejala fisik atau emosional yang lebih parah (Elvira,2010:26). 1. Menggunakan Anti Depresi Obat anti depresi se[rti selective seretonin reuptake inhibtor (SSRIs) dapat digunakan setiap hari atau selama 14 hari sebelum menstruasi. SSRIs membantu mengurangi dampak perubahan hormon pada zat kimiawi otak (neurotransmitter), misalnya serotonin. Selain itu anti depresi non SSRIs juga dapat digunakan untuk pengobatan PMS/ PMDD. Penggunaan kedua obat jenis ini harus dengan pengawasan dan resep dokter (Elvira,2010:26-27). 1. Vitamin B6 Vitamin B6 berperan sebagai kofaktor dalam proses akhir pembentukan neurotransmitter, yang akan mempengaruhi sistem endokrin otak agar menjadi lebih baik (Elvira,2010:26-27). 1. Menggunakan Kontrasepsi Oral Pil kontrasepsi oral yang mengandung kombinasi progestin-drospirenon dapat membantu mengatas berbagai gejala pra-menstruasi yang parah atau berat (Elvira,2010:26-27). 2.1.6.2 Psikoterapi Psikoterapi merupakan suatu pengobatan yang diberikan dengan cara-cara psikologik. Untuk Premenstrual Syndrome dan PMDD, dapat diberikan berupa: 1. Terapi Relaksasi Terapi relaksasi dapat diberikan pada individu yang sangat cemas, tegang dan sulit mengontrol emosinya. Terapi relaksasi bermanfaat meredakan secara relatif cepat ketegangan yang dialami seorang perempuan saat mengalami PMS atau PMDD, namun hal itu dapat dicapai bagi yang telah berlatih setiap hari. Prinsipnya adalah melatih pernafasan ( menarik nafas dalam dan lambat, lalu mngeluarkannya dengan lambat pula), mengendurkan seluruh otot tubuh dan mensugesti oikiran ke arah konstruktif atau yang diinginkan akan dicapai.



Dalam proses terapi, dokter akan membimbing seorang perempuan melakukan ini secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung selama 20-30 menit atau lebih lama lagi. Setelah itu perempuan tersebut diminta untuk melakukannya sendiri di rumah setiap hari, sehingga bila PMS atau PMDD muncul kembali, tubuh sudah siap bila “diajak” untuk relaks atau santai (Elvira, 2010:27-28). 1. Terapi kognitif Pada terapi kognitif perilaku, individu diajak bersama-sama melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu membentuk kembali pola perilaku dan pikiran yang irasional dan menggantinya dengan yang lebih rasional. Terapi biasanya berlangsung 30-45 menit (Elvira, 2010:28-29). 1. Psikoterapi Dinamik Individu diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya, bukan sekedar menghilangkan gejalanya semata. Pada psikoterapi ini, biasanya individu lebih banyak berbicara, sedangkan dokter lebih banyak mendengar, kecuali pada individu yang benarbenar pendiam, maka dokter yang lebih aktif. Terapi ini memrlukan waktu panjang, dapat berbulan-bulan bahkan bertahun. Hal ini tentu memerlukan kerjasama yang baik antara individu dengan dokternya, serta kesabaran kedua belah pihak (Elvira, 2010:29) 2.1.6.3 Perubahan Gaya Hidup 1. Olah Raga Upayakan berolahraga aerobik selama 30 menit selama 4 hingga 6 kali seminggu. Hal ini akan meningkatan kesehata seorang perempuan secara umum, kesehatan jantung dan pembuluh darahnya , otot-otot, serta membantu ,eredakan ketegangan saraf dan kecemasan, selain itu olahraga dapat mengurangi penimbunan cairan dan berat badan serta dapat meningkatkan rasa percaya diri. Untuk mengurangi gejala PMDD, dengan meningkatkan tingkat latihan aerobi setidaknya satu minggu sebelum menstruasi tiba. Atau bila tidak sem[at, upayakan berjalan kaki setidaknya satu setengah jam per hari. Olah raga membuat hormon endorfin muncul yang membuat perasaan menjadi tenang dan santai (Elvira,2010:29-30). 1. Modiikasi diet Tindakan yang dilakukan untuk menangani kasus Premenstrual syndrome adalah menganjurkan perubahan diet selain menambah suplemen nutrisi, walaupun tidak secara khusus jenis nutrisinya apa. Secara umum anjuran diet meliputi pembatasan gula, garam,daging, lemak hewani, alkohol, kopi , dan rokok. Sedangkan yang harus ditambah konsumsinya adalah jenis ikan, unggas, roti kacang-kacangan, karbohidrat kompleks, sayuran daun hijau dan sereal (Sibagariang, 2010). Dengan melakukan modifikasi pada pola makan dengan beberapa langkah berikut :



1) Kurangi kafein untuk membantu mengurangi rasa tertekan, mudah tersinggung dan gelisah ( kafein dapat menyebabkan seorang perempuan dengan PMDD merasa lebih cemas dan lelah setelah mngkonsumsi kafein yang cukup banyak. 2)



Kurangi konsumsi garam untuk mengurangi kembung



3) Konsumsi lebih banyak karbohidrat kompleks dan serat yang terdapat pada makanan, seperti roti gandum, pasta, sereal, buah, dan sayuran. 4) Menyertakan sumber protein pada tiap menu makanan; namun, pada perempuan dengan PMDD tampaknya sulit memproses beberapa asam amino (yang berasal dari protein hewani); ini merupakan dassr mengapa harus membatasi protein hewani saat kadar estrogen dan progesteron sangat tinggi. 5)



Konsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral



6) Kurangi konsumsi gula dan lemak dalam diet untuk membantu meningkatkan enrgi dan menstabilkan mood. 7)



Kurangi atau hentikan konsumsi alkohol



(Elvira,2010:30-31) Iklan



Share this:   



Twitter Facebook6



Terkait “TERAPI SULIH HORMON DAN FITOESTROGEN” Dosen Pembimbing : Klanting Kasiati, S.Pd.,Amd.Keb.,M.Kes ULCUS PORTIOdalam "asuhan kebidanan" PREEKLAMPSIA & EKLAMPSIAdalam "anc" Tinggalkan komentar Posted in: Uncategorized Tagged: faktor, fase luteal, gejala, menstruasi, penanganan, premenstrual syndrome, sindrome pra haid, sindrome pra menstruasi



Navigasi pos



← ULCUS PORTIO PERITONITIS →



Tinggalkan Balasan



Tulisan Terakhir     



bisnis PAY TO CLICK PREEKLAMPSIA & EKLAMPSIA PTIALISMUS SENAM HAMIL KEBUTUHAN IBU BERSALIN



Kategori 



Uncategorized



Meta     



Daftar Masuk RSS Entri RSS Komentar WordPress.com



Arsip         



Maret 2014 Januari 2013 Desember 2012 Oktober 2012 Agustus 2012 Juni 2012 Mei 2012 Maret 2012 Februari 2012



Rizqi Dyan Kurnia Dewi



Midwife Rizqi Dyan Assalamualaikum,,, Nama saya Rizqi Dyan Kurnia Dewi Saya lahir di Surabaya pada 22 Januari 1992 Saya terlahir dari pasangan Sumartik dan Achmad Sedya Budi Astomo Saat ini saya sedang menempuh Pendidikan DIV Bidan Klinik di Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi DIV Bidan Klinik Soetomo angkatan 2012 Saya alumni Perguruan Tinggi Negeri di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang Prodi DIII Kebidanan Jember lulusan tahun 2012 Tampilkan Profil Lengkap → Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Minmin.