Biografi Phytagoras [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BIOGRAFI PHYTAGORAS



Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. Ayahnya bernama Mnesarchus, seorang pedagang yang berasal dari Tyre.  Pythagoras menghabiskan masa kanakkanaknya di daerah Samos bersama kedua orang tuanya. Pythagoras beruntung dapat memperolah pendidikan dengan baik. Paling tidak terdapat tiga filsuf yang paling berpengaruh terhadap Pythagoras muda, yaitu: Pherekydes yang digambarkan sebagai guru dari Pythagoras, kemudian Thales. Thales sangat mempengaruhi minat Pythagoras dalam bidang matematika dan astronomi. Beliau menyarankan Pythagoras untuk pergi ke Mesir untuk mempelajari lebih lanjut bidang ini. Sekitar tahun 535 SM, Pythagoras pergi ke Mesir. Di sana ia mengunjungi banyak kuil dan berdiskusi dengan para imam di kuil tersebut. Pada tahun 525 SM, Chambyses II, raja Persia menyerang Mesir, Mesir jatuh ketangan Persia. Banyak tokoh dijadikan tawanan, termasuk Pythagoras. Ia ditawan dan dibawa ke Babilonia. Sekitar tahun 520 SM Pythagorasmendapatkan kebebasannya dan kembali ke Samos. Sekembalinya di Samos, Pythagoras sempat mempelajari ilmu hukum di Kreta (Crete), dan mendirikan sebuah sekolah yang diberinya nama “Semicircle” (setengah lingkaran). Pada tahun 518 SM, Ia meninggalkan Samos dan pergi ke Italia Selatan. Pythagoras mendirikan sekolah filosofi dan sekolah agama



di Croton (sebelah tenggara Italia). Phytagoras juga mendirikan sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan “Kaum Phytagorean.”   KAUM PHYTAGOREAN Kaum



Phytagorean



sangat



berjasa



dalam



meneruskan



pemikiran-pemikiran



Phytagoras.Semboyan mereka yang terkenal adalah “authos epha,ipse dixit”(dia sendiri yang telah mengatakan demikian).Kaum ini diorganisir menurut aturan-aturan hidup bersama,dan setiap orang wajib menaatinya.Mereka menganggap filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup,sarana supaya setiap orang menjadi tahir,sehingga luput dari perpindahan jiwa terusmenerus. Diantara pengikut-pengikut Phytagoras,pada kemudian hari berkembang dua aliran:  Aliran



yang



pertama



disebut akusmatikoi  (akusma



=



apa



yang



telah



didengar;peraturan):mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama.  Aliran yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan):mereka mengutamakan ilmu pengetahuan,khususnya ilmu pasti.   PEMIKIRAN PHYTAGORAS Bagi “Pythagoras” manusia itu adalah ukuran bagi segalanya, baik yang ada karena adanya. Bagi yang tidak ada karena tidaknya. Maksudnya bahwa semuanya itu harus ditinjau dari pendirian manusia sendiri-sendirinya. Kebenaran umum tidak ada. Pendapatku adalah hasil pandanganku



sendiri. Apa ia juga benar bagi orang lain, sukar mengatakannya, boleh jadi tidak. Apa yang ku katakan baik boleh jadi jahat bagi orang lain; apa yang ku katakan bagus, boleh jadi buruk dalam pandangannya. Alam ku adalah bagiku sendiri. Orang lain mempunyai alamnya sendiri pula. Pandangan berubah-ubah menurut yang dipandang, yang benar seorang besok barangkali tidak lagi. Bukan kejadian di dunia saja berlalu dan bergerak secaradrasa, tetapi juga pandangan manusia. Dan bukan barang yang dipandang itu saja bergerak, juga pancaindera yang memandang. Sebab itu tiap-tiap pandangan bergantung kepada dua macam. Mencari pengetahuan juga memandang, sekalipun memandang dari dalam dengan jiwa dan pikiran, sebagaimana pandangan mata berdasar kepada dua macam gerakan, demikian juga pandangan pikiran. Dalam bagian lain Pythagoras menegaskan bahwa pandangan itu memuat pengetahuan yang cukup mengenai benda yang dipandang, namun bahwa pengetahuan mengenai bendanya. Dengan demikian kita tidak mengetahui keadaan benda sebagaimana keadaan bendanya yang seluruhnya akan tetapi hanya sebagai rupa pandangannya dirinya sendiri. Keberatan pendirian Pythagoras ialah bahwa tiap-tiap buah pikiran yang lahir dari pandangan adalah benar, tetapi sekira-kiranya juga tidak. Ia hanya pada waktu memandang itu saja. Ia bahkan kebenaran umum, yang benar bagi segala orang dan bagi setiap waktu. Sebab itu segala pengetahuan manusia tidak mengandung kebenaran umum. Segala pengetahuan sifatnya relatif, tak ada buah pikiran yang benar semata-mata, dan oleh karena itu segala yang bertentangan adalah sama-sama kuat. Pythagoras juga menyampaikan ajaran tentang negara. Negara berdiri bukan karena hukum alam, tapi karena sengaja didirikan manusia. Pada waktu manusia masih hidup sendiri-sendiri, mereka sering mengalami kesukaran dan gangguan dari binatang-binatang liar. Manusia kemudian



berkumpul di kota-kota untuk bersama-sama, mengatasi kesukaran dan gangguan yang ada. Ternyata dalam hidup bersama itu mereka menghadapi kesulitan baru, untuk itu mereka menetapkan “dike” / keadilan dan “aidos” / hormat. Kepada orang lain. Kemudian manusia menciptakan undang-undang. Jadi, dalam ajarannya tentang negara, Pythagoras juga berpegang bahwa manusia sah ukuran segala sesuatunya. Pythagoras meragukan adanya Allah-Allah (Tuhan). Pendapatnya tentang Allah-Allah dapat disebut skeptisisme, yang berarti tidak mungkin mencapai kebenaran. Hal ini cocok dengan relativisme yang diajarkannya. Karena, pendapatnya yang meragukan Allah-Allah itu, Pythagoras dituduh sebagai orang munafik dan buku-bukunya tentang agama dibakar.   Pythagoras mengajarkan keyakinan :  bahwa pada tingkatan paling dalam, realitas adalah matematika alami (natural)  bahwa filosofi dapat dipergunakan untuk pemurnian spiritual.  bahwa jiwa dapat bangkit (rise) untuk bersatu dengan Tuhannya.  bahwa simbol-simbol tertentu mempunyai makna mistis.  bahwa semua yang mempunyai hubungan saudara saling menjaga kerahasiaan dan kesetiaan.    Kata-kata Pythagoras yang inspiratif : “Wahai anak muda, jika engkau tidak sanggup menahan lelahnya belajar, engkau harus menanggung pahitnya kebodohan.”



“Pilih olehmu pihak yang kalah tapi, benar. Dan, janganlah sekali-sekali engkau menjadi pemenang tetapi zalim.” “Jika engkau ingin hidup senang maka hendaklah engkau rela dianggap sebagai tidak berakal atau dianggap orang bodoh.” “Jangan membanggakan apa yang telah engkau lakukan hari ini sebab engkau tidak akan tahu apa yang akan diberikan hari esok.” “Jika engkau ingin hidup senang maka hendaklah engkau rela di anggap sebagai tidak berakal atau di anggap orang bodoh.”   PENEMUAN PHYTAGORAS Selain sebagai penggagas filsafat bilangan, Pythagoras juga dikenal baik sebagai penemu hukum geometri atau teorema yang berguna untuk menentukan panjang sisi miring dalam segitiga. Panjang sisi miring (hipotenusa) pada segitiga siku-siku menurut teorema Pythagoras ditentukan oleh perhitungan akar dari penjumlahan hasil kuadrat dari kedua sisi yang lain. Teorema yang sederhana ini berlaku umum dan menjadi dasar perkembangan geometri Non-Euclid. Teorema Pythagoras ini juga menjadi inspirasi awal baik bagi Einstein dalam menyusun teori relativitas umum maupun bagi seluruh fisika modern yang mencoba menyusun teori terpadu melalui manifestasi ruang-waktu geometri.



    Penemuan Pythagoras lainnya adalah gagasan mengenai jagat raya bersifat harmoni (cosmos) atau tidak kacau (chaos). Dalam hal keharmonisan alam, mazhab Pythagorean merujuk pada teorinya bahwa keharmonisan alam memiliki kesesuaian dengan harmoni pada musik. Menurut Pythagoras, harmoni suara musik ditentukan oleh pengaturan interval dari panjang pendeknya senar. Konsep keharmonisan suara ,musik ini kemudian dijadikan prinsip umum untuk menjelaskan gagasan tentang keharmonisan jagat raya dan semua gerakan planet menyuarakan suara harmoni yang mewakili perbedaan notasi musik. Teori ini kemudian disebut “harmony of the spheres”   SUMBER: http://rahayuselaluceria.blogspot.com/2012/03/biografi-phytagoras.html http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/biografi-phytagoras/ http://miftasmart-key.blogspot.com/2011/04/biografi-phytagoras-dan-pemikirannya.html http://cabishyos12.wordpress.com/2012/12/29/phytagoras/



http://yusri85.blogspot.com/2011/11/filsafat-protagoras.html