CBD Imunisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CASE BASED DISCUSSION (CBD) IMUNISASI DPT-HB-HIB PADA BY. M Disusun untuk memenuhi salah satu tugas PK III yang dibimbing oleh ibu Hj. Sapni. Amd, Keb



Disusun oleh: Annisa Nurul Astri



P17324418045



Jalum 3B



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG 2021



KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan CBD mengenai Imunisasi DPT-HB_HIB. Dalam penyusunan CBD ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dan dorongan serta bimbungan orang tua, dosen, serta kakak tingkat. Sehingga kendala-kendala sebagai penulis dan penyusun hadapi dapat teratasi. CBD ini disusun untuk memenuhi tugas individu Praktik Kebidanan 3 dan agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Imunisasi DPT_HB_HIB yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi dan berita. Semoga CBD ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung Prodi Kebidanan Karawang dan seluruh masyarakat sekitar. Saya sebagai penulis sadar bahwa CBD ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.



Karawang, 30 April 2020 Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1 1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2 1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................2 BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................3 2.1. Pengertian imunisasi........................................................................................................3 2.2. Sasaran Imunisasi............................................................................................................3 2.3. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)..............................................4 2.4. Jenis Imunisasi...............................................................................................................10 2.5. Jadwal Imunisasi................………… ….……………………………..……………….11 2.6.KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)..……………………………………………...12 2.7. Imunisasi DPT-HB-HIB...................………………………………………………….13 BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................................17 3.1. SOAP Imunisasi............................................................................................................17 BAB VI PENUTUP.................................................................................................................21 4.1. Kesimpulan....................................................................................................................21 4.1. Saran .............................................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar dengan suatu penyakit hanya mengalami sakit ringan. Imunisasi sangat diperlukan demi memberikan perlindungan, pencegahan, sekaligus membangun kekebalan tubuh anak terhadap berbagai penyakit menular maupun penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kecacatan tubuh, bahkan kematian. World Health Organization (WHO) mengatakan imunisasi sebagai alat yang terbukti untuk mengendalikan penyakit menular yang mengancam jiwa dan dapat mencegah antara dua hingga tiga juta kematian setiap tahun. Anak-anak yang menerima vaksin terbukti terlindungi dari penyakit menular yang dapat menyebabkan penyakit serius atau kecacatan dan berakibat fatal. Namun saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi sedari lahir. Hal itu menyebabkan mereka mudah tertular penyakit berbahaya karena tidak adanya kekebalan terhadap penyakit tersebut. Dalam program imunisasi di Indonesia, pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada bayi, merupakan suatu keharusan. Imunisasi dasar merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi. Imunisasi Dasar Lengkap tercapai jika bayi telah mendapat imunisasi Hepatitis B, BCG, DTP, Polio, dan campak sebelum berusia satu tahun. Imunisasi BCG hanya dianjurkan bagi negara endemis. Indonesia saat ini merupakan negara ke-3 tertinggi di dunia untuk penyakit TBC, setelah India dan Tiongkok. Menurut WHO (World Health Organization) mengenai persentase populasi target yang divaksinasi adalah vaksin BCG (89%), diikuti dengan DPT 1 (90%), DPT 3 (86%), Hep-B (84%), Hib 3 (72%), dan imunisasi Polio 3 (85%) (WHO, 2018). Berdasarkan data kasus Difteri menyebar hampir semua wilayah di Indonesia. Jumlah kasus Difteri pada tahun 2018 sebanyak 1.386 kasus, jumlah kematian sebanyak 29 kasus, dengan CFR sebesar 2,09%. Jumlah kasus Difteri tahun 2018 meningkat drastis hampir 2 kali lipat dibandingkan tahun 2017 (954 kasus)proporsi kasus Difteri menurut Provinsi di 1



Indonesia Sumatera Selatan termasuk ke-8 besar kasus Difteri terbanyak yaitu 61,11% (Profil Kesehatan RI, 2018). Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sampai dengan bulan November 2017, kasus Difteri dilaporkan dari 95 Kabupaten /Kota yang terletak di 20 Provinsi di Indonesia. Ada 11 Provinsi yang melaporkan terjadinya KLB Difteri di wilayah kabupaten/Kota-nya selama bulan Oktober dan November 2017, yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI, Jawa Barat dan Jawa Timur (Madon, 2017).



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari imunisasi? 2. Siapa sajakah yang menjadi sasaran utama imunisasi? 3. Penyakit apa sajakah yang dapat dicegah dengan imunisasi? 4. Ada berapa jenis-jenis imunisasi? 5. Kapan jadwal pemberian imunisasi? 6. Apa yang dimaksud dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)? 7. Apa yang dimaksud dengan imunisasi DPT-HB-HIB dan bagaimana teknik pemberian imunisasi tersebut? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian dari imunisasi. 2. Untuk mengetahui sasaran utama imunisasi. 3. Untuk mengetahui Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 4. Untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi. 5. Untuk mengetahui jadwal pemberian imunisasi. 6. Untuk mengetahui pengertian dari KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). 7. Untuk mengetahui pengertian dari imunisasi DPT-HB-HIB dan teknik pemberian imunisasi DPT-HB-HIB.



2



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. PENGERTIAN IMUNISASI Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak tertular penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit (Gde Ranuh dkk, 2011). Sedangkan menurut Marmi,S.ST (2012), imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap invasi mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan unuk menyerang tubuh kita. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang jika diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu. Tujuan dari pemberian imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). 2.2. SASARAN IMUNISASI Sasaran dalam pelayanan imunisasi rutin pada bayi dan anak adalah sebagai berikut: 1. Bayi Jenis Imunisasi Hepatitis b BCG Polio/IPV DPT-HB-HIB Campak



Usia Pemberian 0-7 hari 1 bulan 1,2,3,4 bulan 2,3,4 bulan 9 bulan



Jumlah Pemberian 1 1 4 3 1



Interval Minimal 4 Minggu 4 Minggu



2. Anak Batita (usia 3 tahun) Jenis Imunisasi DPT-HB-HIB Campak



Usia Pemberian 18 bulan 24 bulan



Jumlah Pemberian 1 1



3. Anak Sekolah Dasar (SD) Kelas 1 (Sederajat) Jenis Imunisasi Campak DT



Usia Pemberian Bulan Agustus Bulan November 3



Jumlah Pemberian Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)



4. Anak Sekolah Dasar (SD) Kelas 2 dan 3 atau (sederajat) Jenis Imunisasi DT



Usia Pemberian Bulan November



Jumlah Pemberian Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)



2.3. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) Ada banyak penyakit menular di Indonesia yang dapat dicegah dengan program selanjutnya yang disebut dengan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Dengan mempelajari konsep dibawah ini: N



Nama



o 1



Penyakit Difteri



Definisi dan Penyebab Penyakit



Penularan



yang Melalui



Gejala 



disebabkan oleh bakteri kontak fisik



Komplikasi



Radang



gangguan



tenggorokan



pernafasan



Corynebacteriumdiphth



dan







nafsu makan



yang



eriae



pernafasan







Demam ringan



berakibat







Dalam 2–3 hari kematian. timbul selaput putih



kebiru-



biruan



pada



tenggorokan 2



Pertusis







dan tonsil. Pilek



Pneumonia







Mata merah



bacterialis



disebabkan oleh bakteri ludah







Bersin



yang



Bordetella







Demam



menyebabkan







Batuk



ringan



yang



lama-



Penyakit pada saluran Melalui pernapasan



(batukrejan)



yang percikan pertussis (droplet infection) dari



batuk



atau bersin



kelamaan menjadi parah dan



4



dapat



kematian



menimbulkan



3



Tetanus



Penyakit



yang Melalui



disebabkan



oleh kotoran



Clostridium yang







Tetani yang masuk



menghasilkan ke



neurotoksin



batuk



yang



cepat



dan



keras. Gejala



kaku otot pada



akibat



rahang, disertai



kejang,



dalam



kaku



yang



leher,



luka dalam.



awal:  Patah tulang



pada  Pneumonia  Infeksi Lain



kesulitan,



yang dapat



menelan, kaku



menimbulka



otot



n kematian



perut,



berkeringat dan demam. 



Pada



bayi



terdapat gejala berhenti menetek (sucking) antara 3 sampai dengan 28 hari setelah lahir. 



Gejala berikutnya kejang



yang



hebat



dan



tubuh menjadi 4



Tuberculo



Penyakit



yang  Melalui



sis (TBC)



disebabkan



oleh



Mycobacterium tuberculosa







kaku Gejala



awal: Kelemahan



pernafas



lemah badan, dan kematian.



an



penurunan



disebut



berat 5



juga batuk darah.



 Lewat



badan,demam,



bersin



dan



atau



keringat pada



batuk



malam hari. 



keluar



Gejala selanjutnya: batuk



terus-



menerus, nyeri dada



dan



(mungkin) batuk darah. 



Gejala



lain:



Tergantung pada 5



Campak



Penyakit



yang Melalui







organ



yang diserang Gejala awal:



disebabkan oleh virus udara



demam,



myxovirus



bercak



emeasles



virida (percikan







Diare hebat







Peradang



ludah) dari



kemerahan,ba



an



bersin atau



tuk,



telinga



batuk



konjunctivitis



penderita



(mata merah)



saluran



dan



napas







pilek,



koplik



innfeksi



spots.



(pneumon



Selanjutnya



ia)



timbul



ruam



pada



muka



dan



leher,



kemudian menyebar ketubuh 6







Pada



dan



tangan 6



Poliomieli



Penyakit pada susunan Melalui







kaki Demam



tis



saraf







Nyeri otot dan menyebabkan



pusat



yang kotoran



Bisa



disebabkan oleh virus manusia



kelumpuhan



polio tipe1, 2, atau 3. (tinja) yang



terjadi



Secara



minggu



pernafasan



pertama



terinfeksi dan



menyerang



klinis terkontamin anak



di asi



kematian jika



pada otot



bawah umur 15tahun



tidak



dan menderita lumpuh



ditangani



layuakut(acute 7



serta



Hepatitis



paralysis = AFP Penyakit



B



segera



flaccid 



Merasa lemah



disebabkan oleh virus secara







Gangguan perut bisa menjadi



hepatitis







Gejala



B



yang Penularan yang horizontal:



Penyakit



ini



merusak hati (penyakit 



Dari



kuning).



darah



lain kronis yang seperti flu, urin menimbulkan pengerasan menjadi



dan



kuning,



hati



produkn



kotoranmenjadi



(Cirrhosis



ya



pucat.



Hepatis),



Suntikan  yang



Warna



tidak



pada







aman







bisa



kuning Kankerhati terlihat (Hepato



mata Cellular Carsinoma) ataupun kulit



Transfus



Dan



i darah



menimbul-



Melalui



kan kematian.



hubunga n seksual Penularan secara 7



vertical: Dari ibu ke bayi selama proses persalina 8



Hemofilus



n Salah satu bakteri yang Droplet



Influenza



dapat



tipe (HIB)



menyebabkan melalui



B infeksi



dibeberapa nasofaring.



organ



 Pada



selaput



otak



akan



timbul



gejala



seperti



menigitis



meningitis, epiglotitis,



(demam,



pneumonia, artritis, dan



kuduk,



selulitis.



kehilangan



menyerang



Banyak anak



di



kaku



kesadaran),



bawah usia 5 tahun,



 Pada



paru



terutama pada usia 6-1



menyebabkan



tahun.



pneumonia (demam, sesak, rRetraksi



otot



pernafasan), terkadang menimbulkan gejala



sisa



berupa kerusakan 9



alat



HPV



Virus yang menyerang penularan



pendengaran Beberapa



(Human



kulit



menyebabkan



Papilom A mukosa Virus)



hewan.



dan



membran melalui manusiadan hubungan kulit



kutil,



sementara



ke lainnya



kulit, HPV menyebabkan 8



dapat



menular



infeksi



yang



dengan



menimbulkan



mudah.



munculnya lesi, ca servik



juga



disebabkan karena virus HPV melalui 10 Hepati tis Suatu A



penyakit



yang Disebarkan



disebabkan oleh virus



oleh



hubungan seks.  Kelelahan 



kotoran/ tinja



Mual muntah







Nyeri perutatau



penderita;



rasatidak



biasanya



nyaman,



melalui



daerah hati



makanan



dan







(fecaloral).



di



Kehilangan nafsu makan







Demam







Urin berwarna gelap







Nyeri otot







Menguningnya kulit dan mata



2.4. JENIS IMUNISASI Setelah mempelajari tentang penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, sekarang Anda akan mempelajari jenis imunisasi yang diselenggarakan di Indonesia. 1. Imunisasi Wajib Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintahuntuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yangbersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas



9



a. imunisasi rutin, Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terusmenerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. 1) Imunisasi dasar a) Vaksin BCG Deskripsi: Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung Mycrobacterium bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin), strain paris. Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis. b) Vaksin DPT – HB – HIB Deskripsi: Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan. c) Vaksin Hepatitis B Deskripsi: Adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat noninfecious,berasal dari HBsAg d) Vaksin Polio 1. Vaksin Polio Oral ( Oral Polio Vaccine (OPV) Deskripsi: Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi viruspoliomyelitis



tipe



1,2,



dan



3



(strain



Sabin)



yang



sudahdilemahkan. Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis 2. Vaksin Polio Inactive Polio Vaccine (IPV) Deskripsi: Bentuk suspensi injeksi. Indikasi: Untuk pencegahan poliomyelitis



pada bayi dan



anakimmunocompromised, kontak dilingkungan keluarga dan pada individu dimana vaksin polio oral menjadi kontra indikasi. e) Vaksin Campak Deskripsi: Vaksin virus hidup yang dilemahkan. Indikasi: Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak 10



b. imunisasi tambahan, Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi lanjutandiberikan kepada anak usia bawah tiga tahun (Batita), anak usia sekolah dasar, danwanita usia subur. Vaksin yang diberikan adalah: vaksin DT, vaksin TD c. imunisasi khusus. Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang palingberisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu. 2.5.



JADWAL IMUNISASI UMUR 0-7 HARI 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 9 BULAN



JENIS IMUNISASI HB 0 BCG, Polio 1 DPT-HB-HIB 1, Polio 2 DPT-HB-HIB 2, Polio 3 DPT-HB-HIB 3, Polio 4, IPV Campak



2.6. KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) a. Pengertian Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI (KN PP KIPI), KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ) dalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi. Umumnya reaksi terhadap obat dan vaksin merupakan reaksi simpang (adverse events), merupakan kejadian lain yang bukan terjadi akibat efek langsung vaksin. Reaksi samping vaksin antara lain dapat berupa efek farmakologi, efek samping, interaksi obat dan reaksi alergi. b. Penyebab KIPI Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan (KomNas-PP) KIPI (Kemenkes RI, 2015)mengelompokkan etiologi KIPI dalam 2 (dua) klasifikasi yaitu: 1) Klasifikasi lapangan (untuk petugas di lapangan)



11



Sesuai dengan manfaat di lapangan maka Komnas PP-KIPI memakai kriteria World Health Organization (WHO) Western Pacific (1999) yang memilah KIPI dalam lima kelompok berikut. a) Kesalahan Prosedur (Program)/Teknik Pelaksanaan (Programmatic Error) Kesalahan prosedur meliputi kesalahan prosedur penyimpanan, pengelolaan dan tata laksana pemberian vaksin. b) Reaksi Suntikan Reaksi suntikan langsung, meliputi rasa sakit, bengkak, dan kemerahan pada tempat suntikan. Adapun reaksi tidak langsung, meliputi rasa takut, pusing, mual, sampai sinkop. c) Induksi Vaksin (Reaksi Vaksin) Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya secara klinis biasanya ringan. Namun demikian, dapat juga terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi anafilaksis sistemik dengan risiko kematian. d) Reaksi kebetulan (koinsiden) Salah satu indikator faktor kebetulan ini ditandai dengan ditemukannya kejadianyang sama pada saat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengankarakteristik serupa, tetapi tidak mendapat imunisasi. e) Penyebab tidak diketahui Apabila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan kedalam salah satu penyebab. 2.7.



IMUNISASI DPT-HB-HIB A. PENGERTIAN Imunisasi DPT adalah vaksinasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan/ batuk seratus hari), dan tetanus. DPT merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).



12



Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria. Difteri bersifat ganas, mudah menular dan menyerang terutama saluran nafas bagian atas. Penularannya bisa karena kontak langsung dengan penderita melalui bersin atau batuk atau kontak tidak langsung karena adanya makanan yang terkontaminasi bakteri difteri. Penderita akan mengalami beberapa gejala seperti demam lebih kurang 38°C, mual, muntah, sakit waktu menelan dan terdapat pseudomembran putih keabu-abuan di faring, laring, atau tonsil. Pertusis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman Bordetella Pertusis. Kuman ini mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang rangsang batuk yang hebat dan lama. Serangan batuk lebih sering pada malam hari, batuk terjadi beruntun dan akhir batuk menarik nafas panjang, biasanya disertai muntah. Batuk bisa mencapai 1-3 bulan, oleh karena itu pertusis disebut juga dengan “batuk seratus hari”. Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat hidup pada lingkungan yang tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak bahkan orang dewasa. Pada bayi penularan disebabkan karena pemotongan tali pusat tanpa alat yang steril atau dengan cara tradisional dimana alat pemotong dibubuhi ramuan tradisional yang terkontaminasi spora kuman tetanus. Pada anak-anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang kotor atau luka terkontaminasi spora tetanus. Hepatitis B Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati (penyakit kuning). Penularan secara horizontal: 



Dari darah dan produknya







Suntikan yang tidak aman







Transfusi darah







Melalui hubungan seksual



Penularan secara vertical: 



Dari ibu ke bayi selama proses persalinan



Gejala: 



Merasa lemah







Gangguan perut 13







Gejala lain seperti flu, urin menjadi kuning, kotoranmenjadi pucat.







Warna kuning bisa terlihat pada mata ataupun kulit Penyakit ini bisa menjadi kronis yang menimbulkan pengerasan hati (Cirrhosis



Hepatis), Kankerhati (Hepato Cellular Carsinoma) Dan menimbul-kan kematian. Hemofilus Influenza tipe B (HIB) Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi dibeberapa organ seperti meningitis, epiglotitis, pneumonia, artritis, dan selulitis. Banyak menyerang anak di bawah usia 5 tahun, terutama pada usia 6-1 tahun. Penularan nya melalui droplet ke nasofaring. Gejala nya seperti: selaput otak akan timbul gejala menigitis (demam, kaku kuduk, kehilangan kesadaran), Pada paru menyebabkan pneumonia (demam, sesak, Retraksi otot pernafasan), terkadang menimbulkan gejala sisa berupa kerusakan alat pendengaran. B. CARA PEMBERIAN DAN DOSIS







Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular pada anterolateral paha atas.







Satu dosis anak adalah 0,5 ml.



C. KONTRA INDIKASI Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius . D. EFEK SAMPING Reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertaidemam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demamtinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelahpemberian. Penanganan efek samping: 



Orang tua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau sari buah).







Jika demam pakaikan pakaian yang tipis.







Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.







Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).







Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. 14







Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.



E. TEKNIK PEMBERIAN IMUNISASI DPT-HB-HIB 1) Alat yang perlu disiapkan 



Sarung tangan bersih 1 pasang(untuk melindungi petugas)







Vaksin DTP-HB-Hib







Kapas DTT







Bak Instrumen







Bengkok







Safety Box







Tempat sampah







Larutan klorin dalam tempatnya



2) Langkah – langkah pemberian Imunisasi DTp-Hb-Hib a) Memperkenalkan diri dan menjelaskan kepada ibu bayi mengenai prosedur yang akan dilakukan. b) Mencuci tangan menggunakansabun di bawah air mengalir. c) Menggunakan sarung tangan. d) Membuka tutup metal pada vaksindengan menggunakan pengait. e) Menghisap vaksin dari vial denganmenggunakan spuit sebanyak 0,5 ml. f) Meminta ibu untuk menggendon gbayi di atas pangkuan ibu dengan posisi menghadap ke depan, seluruh kaki telanjang. Ibu sebaiknya memegang kaki bayi. g) Bersihkan kulit dengan kapas DTT,tunggu hingga kering. h) Menentukan lokasi penyuntikan,yaitu di paha anterolateral i) Pegang paha bayi dengan ibu jari danjari telunjuk, suntikkan jarum dengan sudut 90° (intra-muskulair). Suntikkan pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit. j) Cabut jarum dengan cepat dan tekan bekas suntikan dengan kapas kering, jangan melakukan pemijatan pada daerah bekas suntikan. k) Masukkan alat suntik ke dalam safety box tanpa ditutup kembali (no recapping). l) Bereskan semua peralatan yang sudah digunakan. 15



m) Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin dan lepaskan secara terbalik, masukkan ke dalam ember berisi larutan klorin. n) Mencuci tangan setelah melakukan tindakan. o) Menjelaskan reaksi yang timbulsetelah penyuntikan dan cara mengatasi reaksi tersebut. p) Dokumentasikan dan beritahukan hasil kepada ibu bayi dan kunjungan ulang.



BAB III TINJAUAN KASUS No. Register



: 132



Tanggal/ Waktu Pengkajian : 30 April 2021



Nama Pengkaji



: Annisa Nurul Astri



Tempat Pengkajian



I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF A. Biodata Bayi Nama



: by. M



Tanggal Lahir : 24-02-2021 Umur



: 2 bulan



16



: BPM H.Sapni



Jenis Kelamin : laki-laki Anak Ke-



: 1



B. Identitas Orang Tua Nama Ibu



: Ny. R



Nama Ayah



: Tn. G



Umur



: 25 tahun



Umur



: 27 tahun



Pendidikan



: SLTA



Pendidikan



: S1



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Karyawan Swasta



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Alamat



: Suka Mulya



Alamat



: Suka Mulya



C. Alasan Kunjungan (Keluhan): ibu mengatakan ingin meng-imunisasikan anaknya D. Riwayat Kesehatan 1. Riwayat Kesehatan Sekarang



: ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan baik dan sehat



2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu



: ibu mengatakan bahwa anaknya tidak memiliki riwayat penyakit setelah dilahirkan



E. Riwayat Kesehatan Keluarga



: ibu mengatakan keluarga tidak ada penyakit yang menurun ataupun menular



F. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu: N



JENIS



O



UK



1.



38



PERSALINAN PENOLONG TEMPAT



spontan



bidan



BPM



mg



BB/ PB 3200



BAYI NIFAS L/P KEADAAN LAKTASI L



baik



ASI



gram/ 48 cm



G. Riwayat Imunisasi



JENIS



I



TINGKAT PEMBERIAN II III



IMUNISASI 17



IV



HB0 BCG Polio/IPV DPT Campak



24-02-2021 30-03-2021 30-03-2021 30-04-2021



30-04-2021



H. Pola Aktivitas Sehari-Hari 1. Pola Nutrisi



: ibu mengatakan anaknya hanya meminum ASI



2. Pola Istirahat



: Siang Malam



: ± 8 jam : ± 8,5 jam



3. Pola Eliminasi BAB



: 1-3 kali sehari



BAK



: 6 kali sehari



4. Pola Personal Hygiene Mandi



: 2 kali sehari



Ganti Baju



: 4-5 kali sehari



5. Pola Aktivitas



: ibu mengatakan anaknya sangat aktiv bergerak



II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF 1. Keadaan Umum



: baik



Kesadaran



: composmentis



Status Emosional



: stabil



2. Tanda- Tanda Vital Respirasi



: 40 kali permenit



Suhu



: 36,6 ºC



Nadi



: 130 kali permenit



BB



: 60 cm



TB



: 5500 gram



LK



: 35 cm



3. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala



: mesocephal, simetris, tidak ada pembengkakan dan pencekungan pada kepala, tidak terdapat caput succedaneum dan caput hematoma 18



2. Mata



: simetris, tidak ada infeksi, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, dapat memberikan respon pada saat diberi rangsangan sinar cahaya



3. Muka



: bulat, berwarna kemerahan



4. Hidung



: simetris, tidak ada secret, tidak ada nafas cuping hidung



5. Mulut



: bibir lembab, tidak ada kelainan labiozkiziz dan labiopalatozkiziz



6. Telinga



: simetris, daun telinga sejajar dengan mata, bersih, reflek bayi positif pada saat diberi rangsangan



7. Dada



: tidak ada retraksi dada



8. Kulit



: warna kemerahan



9. Ekstremitas Atas : simetris, tidak sidaktil atau polidaktil, gerakan aktif 10. Ekstremitas Bawah: simetris, tidak sidaktil atau polidaktil, gerakan aktif III. ASSESSMENT Diagnosa



: By. M usia 2 bulan dengan imunisasi DPT-HB-HIB 1 dan polio 2 dalam keadaan baik



Masalah Potensial



: Tidak Ada



Antisipasi Masalah Potensial : Tidak Ada IV. PLANNING 1. Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa anaknya dalam keadaan sehat dan bisa diberikan imunisasi DPT-HB-HIB 1 dan polio 2 -



Ibu dan keluarga terlihat senang



2. Memberitahu ibu manfaat imunisasi DPT-HB-HIB dan polio -



Ibu mengerti



3. Meberitahu ibu bahwa akan dilakukan penyuntikan di paha kiri dan juga akan diteteskan imunisasi polio sebanyak 2 tetes dimulut bayi -



Ibu mengerti



4. Menjelaskan kepada ibu efek samping dari imunisasi DPT-HB-HIB dan polio. Efek samping dari imunisasi DPT-HB-HIB yaitu bengkak dan nyeri ditempat penyuntikan disertai demam ringan selama 1-2 hari -



Ibu mengerti dan tetap menyetujui imunisasi DPT-HB-HIB dan polio ini dilakukan 19



5. Menyiapkan vaksin DPT-HB-HIB dan polio -



Vaksin sudah siap



6. Menyuntikan vaksin DPT-HB-HIB di paha kiri secara intramuskular (IM) dan meneteskan vaksin polio di mulut bayi -



Vaksin sudah diberikan



7. Memberikan obat untuk demamnya, diminum 3x1 -



Ibu mengerti



8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang kembali 1 bulan kemudian pada tanggal 30 mei 2021 atau pada saat ada keluhan -



Ibu mengerti dan akan melakukannya



BAB IV PENUTUP 4.1.



KESIMPULAN Menurut Marmi,S.ST (2012), imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap invasi mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita. Tujuan dari pemberian imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).



20



Imunisasi DPT adalah vaksinasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan/ batuk seratus hari), dan tetanus. DPT merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid). Efek samping dari imunisasi DPT ini yaitu reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian. 4.2.



SARAN Agar orang tua khususnya para ibu berperan serta dalam memberikan imunisasi kepada anaknya dengan cara membawa anaknya mengikuti setiap imunisasi yang diadakan diposyandu atau di tenaga kesehatan terdekat dan juga menjelaskan pentingnya imunisasi dilakukan dengan tujuan memberikan kekebalan dan mencegahsuatu penyakit tertentumulai dari imunisasi hepatitis, BCG, DPT, polio dan campak.



DAFTAR PUSTAKA Setiyani. A. Sukesi, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: KEMENKES RI Marini. Y. 2020. Konseling Pada Ibu Tentang Imunisasi DPT. Jurnal Kesehatan dan Pembangunan. Vol 10(20) hal 96-105



21



Rohita. T. Siti Sopiah, dkk. 2019. Hubungan Sikap Ibu Yang Mempunyai Bayi Dengan Pelaksanaan Imunisasi Dpt Di Puskesmas Kawali Kabupaten Ciamis Tahun 2018. Jurnal Keperawatan Galuh. Vol 01(01) hal 45-56 Permata Sari. M, dkk. 2018. Gambaran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Pada Anak Yang Mendapatkan Imunisasi Difteri Pertusis Dan Tetanus Di Puskesmas Seberang Padang Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol 07(03) hal 352-357



22