Empathy Training Modul [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL EMPATHY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN EMPATI PADA REMAJA AWAL PELAKU BULLYING A. PENDAHULUAN Bullying merupakan suatu bentuk kekerasan yang saat ini mulai marak terjadi di sekolah-sekolah (Twemlow & Sacco, 2008). Bullying juga sudah menjadi masalah yang sering terjadi di setiap tahapan usia mulai dari usia awal anak-anak (Storey & Slaby, 2013) dan memuncak pada masa SMP (Nansel, et al, 2001). Banks (1997) mengatakan bahwa siswa yang secara teratur melakukan perilaku bullying umumnya akan menjadi pemberontak atau “oppositional” dengan orang dewasa, antisosial, dan cenderung melanggar peraturan sekolah Storey & Slaby (2013) menyatakan bahwa bullying adalah bentuk pelecehan emosional atau fisik yang memiliki tiga karakteristik yaitu; disengaja (terdapat niat pem-bully untuk menyakiti orang lain), diulang (pem-bully sering menargetkan korban yang sama secara terus-menerus), dan terdapat kekuatan yang tidak seimbang (pem-bully memilih korban yang ia anggap rentan). Bullying dapat terjadi dalam bentuk bullying verbal (berteriak dan name calling), bullying fisik (memukuli, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas), dan bullying secara relasional seperti mengasingkan atau menolak seorang teman atau bahkan untuk merusak hubungan persahabatan (Storey & Slaby, 2013). Banks (1997) mengatakan bahwa khususnya pada para pelaku ini, mereka merasa memiliki kekuatan yang lebih dari korbannya dan memiliki kebutuhan untuk mengontrol korbannya. Mereka melakukan tindakan bullying untuk mendapatkan kepuasan dari perilaku mereka ketika mencederai dan membuat orang lain (korban) menderita. Mereka juga memiliki empati yang rendah terhadap korban-korban mereka. Ketika pelaku ini disalahkan maka ia akan membela diri mereka sendiri dengan mengatakan bahwa korban-kobannya yang memprovokasi mereka untuk melakukan bullying atau mengatakan berbagai alasan lainnya sehingga mereka tidak disalahkan (Banks, 1997). Keadaan demikian membuat para pelaku merasa senang melakukan tindakan bullying dan



1



terus mempertahankan perilaku bullying terhadap korban-korbannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaku bullying memiliki empati yang kurang. Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pelaku bullying memiliki empati yang kurang terhadap korbannya sehingga mengakibatkan bertahannya perilaku bullying pada diri pelaku bullying. Seperti pernyataan yang disampaikan oleh Arsenio & Lemerise (2001) bahwa pelaku bullying memiliki karakteristik dimana pelaku bullying kurang mampu memahami perasaan orang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaku bullying memiliki empati yang kurang terhadap korbannya. Apabila korban merasa ketakutan atau mengalami stres ketika di-bully maka hanya akan memperkuat keinginan dari pelaku untuk terus mengulangi perilaku bullying (Davis, 1994). Kenny et al (2005) juga mengatakan untuk mengatasi bullying di sekolah, pihak sekolah perlu memberikan intervensi untuk meningkatkan tingkat “compassion” (kasih sayang) dan empati siswa. Intervensi ini termasuk dalam intervensi untuk menumbuhkan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Teknik bertukar peran dimana posisi siswa yang bermain menempatkan posisi orang lain dapat membantu meningkatkan pemahaman terhadap empati. Selain itu dengan menumbuhkan empati pada awal masa kanak-kanak akan membantu mencegah mereka untuk menjadi pelaku bullying (Aluede, 2011). Teknik-teknik untuk meningkatkan empati dapat diajarkan melalui empathy training (Rutsch, 2013). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan berempati pelaku bullying terhadap korban-korbannya. Melalui pelatihan tersebut, pelaku bullying akan diberikan teknik-teknik yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Setiap peserta dapat melatih teknik tersebut secara spesifik sesuai dengan kemampuan empati yang mereka miliki. Pada empathy training terdapat 4 teknik untuk membentuk empati, yaitu self empathy, accepting others, accurate listening, dan perspective listening (Rogers, 1985). Model struktur empathy training ini didasarkan pada model Belanda yang disebut OPOE-model. Model ini singkatan dari Orientation, Presentation, Assignment dan Evaluation (Hoobroeckx & Haak, 2002).



2



B. TUJUAN Tujuan Utama I.



Setelah pelatihan, peserta tahu bagaimana berempati terhadap dirinya sendiri dan dapat menerapkannya dalam situasi kehidupan nyata. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah pelatihan, peserta dapat mendengarkan pengalaman batin dan terhubung dengan sensasi dalam tubuhnya.  Peserta bisa meregulasi perhatian dan fokusnya terhadap proses mental dan fisik yang terjadi dalam diri pada saat pelatihan ini dan bisa 



mengerti atau memberikan nama atas proses itu. Peserta dapat mengobervasi proses mental dan fisik mereka sendiri tanpa menghakimi (judgment).



Tujuan Utama II.



Setelah latihan ini, peserta mengetahui bagaimana cara berempati dengan orang lain dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran 2. Setelah pelatihan, peserta dapat menerima orang lain tanpa judging.  Peserta dapat mengobservasi orang lain tanpa judging dengan menyadari pikiran, perasaan, atau penilaian dan membiarkannya.  Peserta dapat mengakui orang lain sebagai penentuan diri dengan mengatakannya. 3. Setelah pelatihan, peserta dapat mendengarkan secara akurat.  Peserta dapat mendengar pembicara tanpa menambahkan  Peserta dapat merefleksikan perasaan, pikiran, dan maksud dari 



pembicara secara benar. Peserta menyadari setiap ekpresi yang berbeda dan dapat mengenali



setidaknya beberapa emosi yang ditunjukkan oleh pasangan. 4. Setelah pelatihan, peserta dapat mengambil perspektif orang lain.  Peserta menyadari fakta bahwa setiap individu memiliki sudut pandangnya sendiri dan mengetahui tidak hanya perspektif sendiri 



yang ada di lingkungannya. Peserta dapat memasukkan perspektif orang lain dengan memfokuskan perhatiannya pada perbedaan antara dirinya dan orang lain dan mengesampingkan pandangan sendiri.



C. DIDACTIC MODEL



3



Pelatihan ini terdiri dari empat kali pertemuan, masing-masing pertemuan berdurasi 4 jam, tidak termasuk pertemuan kedua yang memakan waktu 3 jam. Struktur pelatihan ini didasarkan pada model Belanda yang disebut OPOE-model. Model ini singkatan



Orientation, Presentation, Assignment dan Evaluation



(Hoobroeckx & Haak, 2002). Setiap pertemuan akan dimulai dengan review singkat mengenai pertemuan sebelumnya dan tugas rumah yang diberikan. Setelah itu pelatih menyajikan materi dan tujuan pembelajaran mengenai pertemuan saat itu dan menanyakan apakah peserta dapat berbagi sesuatu mengenai topik yang akan dibahas pada hari tersebut. Selain masukan dari peserta, pelatih menyajikan informasi lebih lanjut mengenai materi. Berikutnya peserta akan berlatih dan melakukan tugas lain yang berkaitan dengan materi pembelajaran pada hari tersebut. Akhirnya modul diakhiri dengan evaluasi singkat mengenai materi pembelajaran yang diberikan. Struktur umum modul dengan OPOE-model: Opening: (Pertemuan I, perkenalan sesama peserta dan penjelasan empathy training secara umum) Review pelatihan dan diskusi tentang assignment sebelumnya. Orientation: Penyampaian materi dan menanyakan apakah peserta mau berbagi sesuatu mengenai materi. Presentation: Mempresentasikan informasi tambahan mengenai materi. Assignment: Memberikan peserta tugas rumah untuk berlatih mengenai materi pembelajaran. Evaluation: Mengakhiri pertemuan dengan mengevaluasi peserta.



Dalam modul ini, semua kegiatan yang harus dilakukan oleh pelatih dijelaskan dalam setiap 'langkah'. Setiap langkah dijelaskan durasi, bahan-bahan yang diperlukan, tujuan utama dari kegiatan dan tujuan pembelajaran yang sesuai. Lalu setiap langkah berisi penjelasan. Penjelasan ini terdiri dari informasi mengenai hal yang harus dilakukan oleh pelatih dan para peserta. Ketika pelatih/fasilitator akan memfasilitasi pelatihan ini untuk pertama kalinya sangat penting membaca manual/modul ini. Dengan cara ini pelatih tahu persis apa yang harus dilakukan dan bagaimana mengikuti langkah-langkahnya. 4



D. EVALUASI Evaluasi dilakukan untuk memantau apakah isi empathy training ini dapat mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan evaluasi, empathy training ini juga dapat meningkatkan kualitasnya. Pencapaian tujuan pembelajaran diukur dengan menggunakan skala empati yang dibuat berdasarkan 4 aspek dari empati (dasar pembuatan empathy training) yaitu self empathy, accepting others, accurate listening, dan perspective listening (Rogers, 1985) (lampiran 1). Skala ini diberikan di awal training dan 2 minggu setelah training. Hasil dari pengukuran skala ini juga digunakan untuk pre dan post-measurement yang mengindikasikan apakah isi dari training dapat mencapai tujuan pembelajaran.



5



E. PROSES PELAKSANAAN EMPATHY TRAINING PERTEMUAN I: SELF EMPATHY Waktu



: 4 jam



Alat dan Bahan



: papan tulis, spidol, lampiran 1, 2, & 3



Tempat



: di sekolah



Tujuan Utama



:



Setelah



pelatihan,



peserta



mengetahui



berempati



terhadap



dirinya



sendiri



bagaimana dan



dapat



menerapkannya dalam situasi kehidupan nyata. Tujuan Pembelajaran :



Setelah



pelatihan,



peserta



dapat



mendengarkan



pengalaman batin dan terhubung dengan sensasi dalam tubuhnya. a. Agar



peserta



bisa



meregulasi



perhatiannya



dan



fokusnya terhadap proses mental dan fisik yang terjadi dalam diri pada saat pelatihan ini dan bisa mengerti atau memberikan nama atas proses itu. b. Peserta dapat mengobervasi proses mental dan fisik mereka sendiri tanpa menghakimi (judgment) Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Sesi 6 Sesi 7



Introduction Exercise 1 know each other well Break Exercise 2 Body scan meditation Exercise 3 Allow and accept what is Exercise 4 hugging practice Ending



0:00-0:30 0:30-1:30 1:30-2:00 2:00-2:30 2:30-3:00 3:00-3:15 3:15-3:30



Kesimpulan



: Pada pertemuan ini peserta akan belajar bagaimana mendengarkan pengalaman fisik dan batin mereka sendiri. Selanjutnya mereka akan belajar bagaimana membiarkan dan menerima cara untuk menjadi baik terhadap diri mereka sendiri yaitu dengan memeluk.



6



Sesi 1: Pembukaan Waktu



: 30 menit



Alat dan bahan



: nametags & spidol



Metode



: Ceramah



Tujuan



: - Mencairkan suasana (good raport) -



Peserta mengetahui tujuan dan manfaat pelatihan Peserta mengetahui rangkaian kegiatan yang akan



-



dilakukan Peserta memiliki komitmen terhadap pelatihan



Penjelasan & Prosedur: Untuk memulai training mengenai empati, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperkenalkan diri. Contohnya fasilitator dapat mengatakan sesuatu tentang dirinya, latar belakang, dan mengapa empati penting. Fasilitator juga menyimpulkan manfaat lain dari empati, seperti;   



Empati mengurangi prasangka dan rasisme Empati mengurangi bullying Orang yang berempati lebih mungkin untuk menolong orang yang membutuhkan.



Selanjutnya fasilitator dapat mempresentasikan tujuan pembelajaran. Fasilitator juga dapat menjelaskan bahwa dalam pertemuan ini penting untuk berempati pada diri sendiri karena dapat meningkatkan kemampuan berempati pada orang lain. Dengan kata lain untuk dapat membantu, menerima, dan merawat orang lain penting untuk membantu, menerima, dan merawat diri sendiri. Terakhir



fasilitator



dapat



meminta



peserta



untuk



memperkenalkan diri dengan mengatakan nama dan motivasi mereka mengikuti pelatihan ini. Fasilitator juga dapat memberikan peserta nametags agar lebih mudah mengingat nama mereka.



7



Sesi 2



: Exercise 1 know each other well



Waktu



: 1 jam



Alat dan bahan



: papan tulis dan spidol



Tujuan



: Agar peserta mengenal satu sama lain, peserta dapat membagi harapan mereka mengenai pelatihan, dan terciptanya suasana yang nyaman.



Penjelasan



: Pentingnya peserta benar-benar mengenal satu sama lain. Karena peserta dapat memiliki latar belakang etnis yang berbeda-beda dan sedikit informasi mengenai satu sama lain. Informasi yang tidak akurat tentang sesama bisa menyebabkan timbulnya prasangka atau stereotip sehingga menimbulkan suasana yang tidak nyaman. Hal tersebut akan membuat peserta merasa aman dan bebas untuk mengekspresikan diri mereka secara penuh.



Prosedur



: Permainan “let’s be friends/berkenalan” (fasilitator membuat flap over schedule. Lalu setiap peserta diberikan nomor, yang selanjutnya peserta akan diminta membuat grup sesuai dengan flap over schedule yang telah dibuat). Lalu setiap peserta diminta untuk saling memberikan informasi mengenai diri mereka terkait dengan nama, asal, harapan terhadap training, dan apa yang mereka harapkan untuk mereka selesaikan dengan mengikuti training ini). Setelah 15 menit peserta diminta untuk pindah ke grup lain sesuai dengan flap over schedule yang telah ditentukan. Masing-masing peserta akan memasuki 4 grup yang baru sehingga setiap peserta akan mengenal satu sama lain dengan baik. Putaran I  1 2 3 / 4 5 6 / 7 8 9 / 10 11 12 Putaran II  1 4 7 / 2 8 10 / 3 5 11 / 6 9 12 Putarn III  1 5 9 / 2 7 11 / 3 6 10 / 4 8 12 Putaran IV  1 6 11 / 2 4 9 / 3 7 12 / 5 8 10



Gambar 1. flap over schedule



8



Sesi 3: Break Waktu



: 30 menit



Sesi 4: Exercise 2 Body scan meditation Waktu



: 30 menit



Tujuan



: Peserta bisa meregulasi perhatiannya dan fokusnya terhadap proses mental dan fisik yang terjadi dalam diri pada saat pelatihan ini dan bisa mengerti atau memberikan nama atas proses itu.



Penjelasan



: Tujuan dari latihan ini adalah untuk memperhatikan pengalaman batin atau inner experience. Hal ini karena menurut Rogers (1982) langkah pertama untuk bisa menerima orang lain dan perhatian terhadap mereka, adalah dengan menyadari pengalaman batin sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan beberapa latihan mindfulness (kesadaran).



Prosedur



: - Buatlah peserta merasa nyaman dan bolehkan mereka untuk menutup mata mereka perlahan. - Lalu ikuti tahapan body scan berikut: 1. Berikan waktu untuk berhubungan dengan pergerakan nafas dan sensasi di dalam tubuh. 2. Berikan perhatian kepada sensasi fisik di dalam tubuh khususnya sensasi terhadap sentuhan atau tekanan. 3. Tetap fokus terhadap tujuan praktek ini yaitu bukan merasa berbeda, relaks, atau tenang tapi tujuannya adalah berikan perhatian terhadap setiap sensasi yang terdeteksi selama kamu fokus pada setiap bagian dari tubuh secara bergantian 4. Apapun perasaan, pikiran, dan atau sensasi fisik yang dirasakan terima mereka dengan tidak menghakimi pengalaman itu dan biarkan perasaan itu pergi. 5. Bawa kesadaran kamu terhadap sensasi fisik di bawah perut dan sadar akan perubahan pola sensasi di dinding perut saat kamu menarik nafas atau mengeluarkannya. 6. Bawa fokus kamu ke jempol kaki kiri, rasakan setiap sensasi pada jempol kaki itu dengan sikap yang baik dan penasaran.



9



7. Dalam imajinasi pernafasan atau merasakan pernafasan masuk ke dalam paru-paru lalu turun ke perut masuk ke bagian kaki kiri dan masuk ke jempol kiri. Selanjutnya rasakan kembali lagi ke atas, dari jempol kiri naik ke kaki kiri, ke perut, ke dada, dan terakhir keluar melalui hidung. 8. Proses penghembusan, biarkan kesadaran akan jempol pergi dan bawa kesadaran ke sensasi di bagian bawah kaki bagian kiri, investigasi kesadaran terhadap telapak kaki (instep) dan tumit. Sekali lagi imajinasikan bagaimana pernafasan dari kaki sampai ke hidung. 9. Sekarang pindah kesadaranmu ke pergelangan kaki bagian bawah sampai ke lutut dan seluruh kaki kiri. 10. Sekarang kita melakukan hal yang sama dengan kaki kanan. Fokus kesadaranmu terhadap sensasi pada bagian tubuh. Jempol bagian kanan, kaki, tumit, kaki bagian atas, pergelangan kaki, kaki bagian bawah, lutut, paha, dan seluruh bagian kaki kanan. 11. Selanjutnya bawa kesadaran kamu kepada pernafasan di bagaian perut, dada, punggung, lengan kiri, lengan kanan, leher, kepala, dan wajah. 12. Jika kamu merasakan tekanan atau sensasi lain dari sensasi yang intens di bagian tertentu dalam tubuhmu selanjutnya coba sadari secara baik dan biarkan itu. 13. Dalam praktek ini, pikiran kamu pasti akan mengembara atau menerawang kemana-mana jauh dari pernafasan dan tubuh dari waktu ke waktu. Dan itu hal yang normal. Jika kamu menyadarinya akui secara baik dan sadari kemana perhatian kamu pergi dan sekali lagi fokuskan perhatian kamu terhadap bagian tubuh yang kamu ingin fokuskan. 14. Setelah peserta telah men-scan seluruh tubuhnya biarkan mereka beberapa menit sensasi dari seluruh tubuhnya dan merasakan bernafas masuk dan keluar secara bebas di tubuhnya. Penutup



: Setelah mereka melakukan ini, suruh mereka berbagi pengalaman



mengenai tahap ini. 10



11



Sesi 5: Exercise 3 Allow and accept what is Waktu



: 30 menit



Tujuan



: Peserta dapat mempelajari bagaimana proses mengizinkan dan menerima.



Tujuan pembelajaran : Peserta dapat mengobservasi proses mental dan fisik mereka



sendiri



pada



saat



pelatihan



dengan



tanpa



menghakimi. Penjelasan & Prosedur: Menurut Rogers (1982) menyadari pikiran positif /negatif, perasaan, serta adanya penerimaan adalah hal penting karena hal ini akan meningkatkan kemampuan untuk menerima orang lain. Lebih lanjut kebaikan terhadap diri sendiri adalah hal penting karena hal ini memungkinkan kita untuk membantu orang lain dan menunjukkan belas kasihan terhadap kekurangan mereka. Menerima orang lain dan perhatian terhadap mereka adalah hal penting dalam aspek empati (Rogers, 1982). Tahap pelatihan ini: 1. Tutup mata kamu dan sadari dimana perhatian kamu di dalam diri berlokasi dan buatlah pendekatan secara baik. 2. Menyadari bagaimana kamu menangani sensasi di bagian itu. Biasanya kita menolak perasaan yang tidak nyaman, sensasi pikiran atau fisik. Ini karena terlalu menyakitkan atau terlalu tidak nyaman. Selanjutnya kita membiarkannya dari ketakutan. Ini adalah sikap yang bertolak belakang dari menerima. Cara terbaik untuk tenang dalam menangani pengalaman Anda adalah berhenti berusaha untuk merasakan sesuatu yang lain dari apa yang Anda benar-benar alami. Menerima pengalaman cukup berarti membuat ruang untuk sesuatu yang hadir bukannya mencoba untuk membuat sesuatu yang lain. Dengan menerima pengalaman kita membawa diri kita untuk apa yang ada. 12



Jika Anda memperhatikan bahwa perhatian Anda terganggu oleh sesuatu yang lain daripada sensasi yang Anda fokuskan, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah tetap memperhatikan pikiran, perasaan atau sensasi fisik yang anda rasakan. Berfokus pada pernafasan dapat membantu. Pada cara yang sama seperti body scan, peserta dapat mendekati perasan, pikiran, atau sensasi fisik yang mengganggu pada cara yang ramah dengan memfokuskan perhatian pada setiap tarikan dan hembusan nafas. Jika sekali perhatian terfokus pada perasaan, pikiran atau sensasi fisik dan kamu menyadari hal itu maka katakan pada diri kamu sendiri “ tidak apa-apa, apapun itu, tidak apa-apa”. Tetap dekati sensasi, pikiran, atau perasaan itu dan bimbing perhatian kamu secara perlahan ke pernafasan dan terima itu. Penerimaan tidak dapat dilakukan tanpa menyadari apa hal yang mendasari kesulitan menerima itu. Setelah itu anda dapat memberikan jawaban yang bijak bukan jawaban yang diberikan secara reflek. Setelah



exercise



ini



fasilitator



dapat



menanyakan



bagaimana pengalaman peserta ketika melewati exercise ini.



13



Sesi 6: Exercise 4 hugging practice Waktu



: 15 menit



Tujuan



: Agar peserta menyadari bagaimana merasakan menjadi baik terhadap diri mereka sendiri dan kemana pun itu akan membawa mereka. Maksudnya apabila ia bisa menjadi baik dengan diri sendiri maka ia akan lebih baik terhadap orang lain.



Penjelasan



: Praktek terbaik untuk memberikan kebaikan terhadap diri sendiri adalah dengan memberikan diri sendiri pelukan. Tubuh dari peserta akan merespon gestur fisik kehangatan dan perhatian. Karena kulit adalah organ sensitif. Penelitian membuktkan bahwa sentuhan fisik dapant mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini menyediakan perasaan nyaman, menenangkan stres kardiovaskular dan meredakan emosi dari distres. Jadi oksitosin juga meningkatkan emosi empati. Ini artinya adalah kita lebih merasakan keterkaitan emosi dengan orang lain dan merasakan apa yang mungkin orang lain butuhkan. Ini sangat penting bagi peserta untuk menunjukkan gestur terkait dengan perasaan peduli, cinta, dan kenyamanan selama pelatihan ini. Fasilitator dapat menanyakan apa yang dirasakan setelah melakukan latihan ini: “Apa yang kamu rasakan setelah menerima pelukan dari diri kamu sendiri” Minta peserta untuk tetap mencoba memberikan pelukan di luar pelatihan ini dalam periode 3 minggu ke depan agar mereka bisa mengembangkan kebiasaan menyamankan diri mereka sendiri secara emosional melalui fisik. Ini adalah cara peserta belajar bagaimana menjadi baik terhadap diri sendiri.



14



Sesi 7: Ending Waktu



: 15 menit



Alat dan Bahan



: Lampiran 2



Penjelasan



: Peserta diberikan beberapa pertanyaan untuk mengevaluasi setiap tahapan pada self empathy;   



Bagaimana pendapat kamu mengenai modul ini? Bagaimana pendapat kamu mengenai pelatihan ini? Dari pelatihan hari ini, sejauh mana kamu merasa dapat







mencapai tujuan dari pelatihan yang kamu terapkan? Dari pelatihan hari ini, sejauh mana kamu dapat mencapai tujuan dari pelatihan yang diberikan dengan mempraktekkan beberapa pelatihan ini di waktu senggang







ini? Manfaat positif apa yang anda dapatkan dari pelatihan







hari ini? Manfaat negatif apa yang anda dapatkan dari pelatihan hari ini? Terakhir fasilitator dapat memberikan tugas rumah, yaitu: Partisipan diminta untuk mempraktekkan hal yang telah disampaikan mengenai modul self empathy pada waktu senggang di kehidupan sehari-hari, seperti mempraktekkan body scan meditation, allow and accept what is (mengobservasi proses mental dan fisik mereka tanpa melakukan



“judgment”),



dan



hugging.



Untuk



mempraktekkan body scan dan allow and accept what is, dapat diberikan handout 1 di lampiran 2.



15



PERTEMUAN 2: ACCEPTING OTHERS Waktu



: 3 jam



Alat dan Bahan



: 12 kismis, 12 pensil, dan 12 kertas.



Tempat



: di sekolah



Tujuan Utama



: Setelah latihan ini, peserta mengetahui bagaimana cara berempati



terhadap



diri



sendiri



dan



dapat



mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah latihan ini, peserta mengetahui bagaimana cara berempati dengan orang lain dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran : Setelah pelatihan, peserta dapat menerima orang lain tanpa judging dan peduli terhadap orang tersebut. 5. Peserta dapat mengobservasi orang lain tanpa judging dengan menyadari pikiran, perasaan, atau penilaian dan membiarkannya. 6. Peserta dapat mengakui orang lain sebagai penentuan diri dengan mengatakannya. Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Sesi 6



Introduction Exercise 1 being aware of judgments Exercise 2 Observing without judging Break Exercise 3 our judgments are no facts Ending



0:00-0:30 0:30-1:00 1:00-1:30 1:30-2:00 2:00-2:30 2:30-3:00



Kesimpulan



: Pada pertemuan ini peserta akan belajar bagaimana peduli terhadap pikiran dan penilaian (judgment) mereka dan juga mempelajari bagaimana memisahkan kedua hal tersebut. Mereka



juga



akan



mempraktekkan



bagaimana



mengobservasi tanpa judgment.



16



Sesi 1: Introduction Waktu



: 30 menit



Penjelasan



: Fasilitator dapat memperkenalkan perkumpulan ini dengan menyambut peserta. Selanjutnya fasilitator dapat memulai dengan review singkat mengenai pertemuan sebelumnya dan mendiskusikan tugas rumah yang telah diberikan. Pertanyaan yang dapat diajukan; 



Bagaimana







meditation pada waktu senggang? Bagaimana kamu mempraktekkan observasi proses



kamu



mempraktekkan



body



scan



mental dan fisik anda pada saat ini dengan tidak 



menghakimi? Apakah adanya kemajuan pada diri kamu yang kamu







rasakan? Sudah sampai mana kamu telah mencapai tujuan dari







pelatihan modul sebelumnya saat ini? Bagaimana jika kamu memberikan hugging terhadap dirimu sendiri di saat-saat tertentu?



Terakhir fasilitator dapat menyajikan tujuan pembelajaran, isi pertemuan ini, dan menanyakan peserta apakah mereka sudah mengetahui tentang pentingnya menerima orang lain (accepting others). Jika diperlukan fasilitator dapat menambahkan bahwa menurut Rogers (1982), untuk berempati dengan orang lain, penting untuk dapat menunjukkan penghargaan positif tak bersyarat. Hal ini memberikan orang lain lebih banyak alasan untuk menerima diri mereka sendiri dan menjadi diri yang empati. Selanjutnya pada gilirannya mereka lebih mungkin untuk menerima orang lain. Singkatnya hal tersebut seperti lingkaran setan (vicious circle).



17



Sesi 2: Exercise 1 Being Aware of Judgments Waktu



: 30 menit



Tujuan



: Agar peserta menyadari penilaian (judgment) mereka sebelumnya, dan mengetahui sejauh mana itu adalah sebuah fakta atau interpretasi.



Penjelasan



: Menghakimi orang lain adalah sesuatu yang terkadang kita lakukan. Dan hal itu bukanlah hal yang baik atau buruk. Hal yang dapat kamu coba lakukan untuk mengesampingkan judgment dan mengobservasi orang lain tanpa interpretasi adalah dengan berlatih beberapa latihan kesadaran



(mindfulness).



Pertama-tama



kamu



dapat



mencoba menyadari penilaian sebelumnya. Ikuti langkah-langkah berikut untuk berlatih dengan peserta: 



Minta peserta untuk memikirkan seseorang yang bertindak dengan cara yang tidak sesuai di dalam







hidupnya (khususnya dalam hal bullying) Tuliskan situasi yang menunjukkan perilaku tertentu.







Misalnya apa yang orang lain katakan atau tidak katakan. Cobalah untuk merasakan apa yang dilakukannya dengan







tubuh Anda (ketegangan di mana??). Perhatikan jika kamu melakukan interpretasi terhadap perilaku tersebut.



Penutup



: Untuk mengakhiri latihan ini Anda dapat mengajukan pertanyaan- pertanyaan berikut: 



Bisakah kamu benar-benar yakin bahwa hal tersebut







benar? Bagaimana tanggapan/respon kamu ketika kamu berpikir







seperti ini? Siapa menurut kamu yang tidak akan memiliki pemikiran seperti itu? Kamu akan menjadi siapa jika kamu tidak memiliki pemikiran seperti ini?



Sesi 3: Exercise 2 Observing Without Judging



18



Waktu



: 30 menit



Alat dan Bahan



: 12 kismis



Tujuan Utama



: Agar peserta belajar bagaimana cara mengobservasi sesuatu atau orang lain tanpa “judgment”



Tujuan Pembelajaran : Peserta dapat mengobservasi orang lain tanpa men-judge orang lain dengan menyadari pikiran, perasaan, atau penilaian dan membiarkannya. Penjelasan



: Penting untuk mengamati orang lain tanpa judging tapi menerima dirinya sebagai dirinya sendiri baik sisi positif atau sisi negatif. Selanjutnya pikiran dan perasaan positif dan negatif. Mengobservasi orang lain tanpa judging bukan merupakan tugas yang mudah. Untuk mempraktekkan ini fasilitator dapat melakukan latihan ini dengan peserta. Bagikan kismis ke seluruh peserta. Lalu fasilitator memberikan perintah berikut; 



Taruh kismis di tangan kamu dan berikan perhatian kamu







diikuti dengan pernapasan kamu. Lihat ke arah kismis seperti kamu belum pernah melihat kismis tersebut sebelumnya. Lihatlah bentuk dan lekukan kismis. Apakah kamu melihat perbedaan antara warna,







bayangan atau polanya? Secara perlahan putar kismis dengan jari-jari kamu.







Rasakan struktur kismis tersebut. Dekatkan kismis ke telinga kamu. Remas sedikit kismis







tersebut. Dan rasakan apakah menimbulkan suara? Dekatkan kismis ke bibir kamu dan rasakan dengan bibir







kamu. Tempatkan kismis pada lidah kamu, rasa kismis tersebut tanpa mengunyah kismis. Masukkan kismis ke dalam







mulut dengan perhatian penuh atas sensasinya. Jika pada akhirnya kamu akan menelan kismis,







perhatikan benar-benar rasa dari kismis rsebut. Bayangkan tubuh kamu menjadi lebih berat dengan kamu menelan kismis tersebut



19



Penutup



: Fasilitator dapat mengakhiri latihan ini dengan meminta peserta berbagi pengalaman tentang hal ini. Fasilitator juga dapat mengajukan pertanyaan:  



Bagaimana pendapat kamu dalam pelatihan hal ini? Sejauh mana kamu berpikir kamu dapat mengobservasi



 



sesuatu atau seseorang tanpa men-judge mereka? Apakah hal itu mudah bagi anda? Apakah hal itu susah bagi anda?



Sesi 4: Break Waktu



: 30 menit



20



Sesi 5: Exercise 3 our judgments are no facts Waktu



: 30 menit



Penjelasan



: Pikiran dan penilaian kita dapat memiliki pengaruh yang kuat pada bagaimana kita merasakan dan apa yang kita lakukan. Seringkali pikiran dan penilaian datang secara otomatis. Sehingga seharusnya kita mengambil jarak antara pikiran dan penilaian ketika kita sedang sadar lalu memindahkan fokus kita pada pernapasan dan pengalaman kita saat itu. Melalui ini kamu dapat memikirkan sesuatu yang lain dari pikiran atau penilaian kamu sebelumnya. Hal ini dapat membantu membebaskan kamu dari pola pikir lama yang datang secara otomatis. Hal terpenting yang harus disadari adalah:   



Pikiran hanyalah peristiwa yang ada di kepala Anda; Pikiran bukanlah fakta; Dan bahwa kita lebih dari pikiran kita. Kita bisa menguasai pikiran kita dengan memfokuskan perhatian kita ke hal itu. Ini dapat membantu untuk mengurangi identifikasi akan hal itu. “Saya bukan pikiran/judgment saya.” Ada beberapa pola pikiran otomatis yang tidak membantu yang dapat menurunkan mood kita. Pemikiran (pengetahuan) itu akan membantu untuk melihat pola pikir dan berlatih di pikiran yang lebih benar dan efektif. Ikuti tahapan berikut: Buatlah diri kamu senyaman mungkin dan tutup mata kamu. Secara perlahan, tarik napas dan hembuskan napas anda. Ulangi sebanyak tiga kali. Berikan sedikit waktu untuk menyadari pikiran atau penilaian di dalam kepala kamu pada saat ini. Lalu coba bayangkan pikiran atau judgment yang terlintas dalam pikiran anda saat ini. Bayangkan diri kamu sedang berada di dalam sebuah film 21



dan sedang melihat ke layar putih. Tunggu sampai pikiran kamu kembali. Pikiran apa yang datang tersebut? Apa yang terjadi dengan pikiran tersebut? Fasilitator menjelaskan mengenai: Kita melihat pikiran dan tiba-tiba kita terjebak ditengahtengah pikiran itu. Ketika kita terjebak di dalamnya, kita lupa bahwa itu hanya penampilan! Sungguh menakjubkan melihat seberapa besarnya kontrol pikiran. Pikiran dapat membuat kita menjadi kacau. Pengaruh pikiran terhadap hidup kita tergantung pada seberapa besar kontrol diri kita untuk membiarkan pikiran mengontrol kita. Jika kita berhasil menjaga jarak pikiran dan judgment, kontrol tersebut akan berkurang. Tantangannya adalah menyadari pikiran dan judgment kita, untuk melihat hal tersebut secara jelas. Pada saat itu kita memiliki pilihan: “kita bertindak atau tidak”. Penutup



: Untuk mengakhiri latihan dari modul ini fasilitator dapat menanyakan beberapa pertanyaan berikut; 



Sampai sejauh mana kamu berhasil menjaga jarak antara pikiran yang tidak menyenangkan dan penilaian /







judgment? Apa yang kamu butuhkan untuk menemukan jarak







tersebut? Sejauh mana kamu berpikir kamu akan lebih baik dengan berlatih hal ini?



22



Sesi 6: Ending Waktu



: 30 menit



Penjelasan



: Fasilitator dapat mengakhiri pertemuan dengan menanyakan beberapa pertanyaan untuk evaluasi. Pertanyaan yang bisa diberikan kepada peserta adalah:   



Bagaimana pengalaman kamu terkait dengan modul ini? Bagaimana pengalaman kamu ketika melakukan latihan? Sejauh mana kamu berpikir kamu dapat mencapai tujuan



 



pembelajaran yang telah ditetapkan di awal training? Poin positif apa yang kamu dapatkan dari modul ini? Apa poin negatifnya?



Selanjutnya fasilitator dapat memberikan peserta tugas untuk berlatih mengobservasi tanpa judgment di waktu luang mereka. Terakhir fasilitator dapat memberi mereka tugas



rumah



untuk



terus



berlatih



meditasi



dan



mengobservasi proses mental dan fisik mereka tanpa judgment.



23



PERTEMUAN III: ACCURATE LISTENING Waktu



: 4 jam



Alat dan Bahan



: Lampiran 4, 5, 6, 7, 8, & 9, papan tulis, spidol, kertas, pensil/pulpen.



Tempat



: di sekolah



Tujuan Utama



:



Setelah



pelatihan,



peserta



mengetahui



bagaimana



berempati dengan orang lain dan dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran : Setelah pelatihan, peserta dan mendengarkan secara akurat. a. Peserta



dapat



mendengar



pembicara



tanpa



menambahkan b. Peserta dapat merefleksikan perasaan, pikiran, dan maksud dari pembicara secara benar. c. Peserta menyadari setiap ekpresi yang berbeda dan dapat mengenali setidaknya beberapa emosi yang ditunjukkan oleh pasangan. Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Sesi 6 Sesi 7 Sesi 8



Introduction Exercise 1 What can hinder listening? Warming up accurate listening Exercise 2 Accurate listening Break Exercise 3 Reading Expressions Exercise 4 Accurate listening again Ending



0:00-0:15 0:15-1:00 1:00-1:30 1:30-2:15 2:15-2:30 2:30-3:00 3:00-3:45 3:45-4:00



Kesimpulan



: Peserta akan belajar apa yang menghambat mendengarkan secara akurat dan bagaimana merefleksikan pikiran, perasaan, dan maksud pribadi dari pembicara secara benar. Selanjutnya



peserta



akan



mempraktekkan



membaca



ekspresi mikro.



24



Sesi 1: Introduction Waktu



: 15 menit



Penjelasan



: Fasilitator dapat memperkenalkan perkumpulan ini dengan



menyambut



peserta.



Lalu



fasilitator



dapat



melakukan review singkat mengenai modul sebelumnya dan minta peserta menjelaskan pekerjaan rumah mereka Pertanyaan yang dapat fasilitator ajukan: 



Bagaimana kamu melakukan meditasi di waktu luang



 



kamu selama ini? Apakah kamu melihat adanya kemajuan? Bagaimana kamu berlatih untuk mengobservasi proses



  



mental dan fisik sendiri tanpa men-judge? Apa hasil dari latihan tersebut? Apakah kamu melihat adanya kemajuan? Bagaimana kamu berlatih mengobservasi suatu hal tanpa







interpretasi? Apa hasil dari berlatih ini? Setelah itu fasilitator dapat menyajikan konten dan tujuan dari modul ini dan menanyakan apakah peserta sudah tahu tentang



subjek



ini.



Fasilitator



dapat



menambahkan



informasi lebih lanjut dengan mengatakan bahwa accurate listening dan merefleksikan kembali pikiran, perasaan, dan maksud pribadi dari pembicara adalah hal penting karena ini dapat membantu untuk memperjelas pengalaman mental dari pembicara. Singkatnya, itu mengarah pada kesadaran yang lebih luas dan insight baru yang lebih terbuka (Rogers, 1985). Selain dialog dimana kedua belah pihak dapat mencerminkan pikiran, perasaan, dan makna pribadi satu sama lain, dapat menimbulkan keterhubungan satu sama lain.



25



Sesi 2: Exercise 1 What can hinder listening? Waktu



: 45 menit



Tujuan



:



Agar



peserta



menyadari



apa



yang



menghambat



mendengarkan secara akurat Alat dan Bahan



: Lampiran 4, papan tulis, spidol, kertas, pensil/pulpen.



Penjelasan



: Pada pertemuan ini, peserta akan belajar bagaimana mendengarkan secara akurat. Tapi sebelum mereka mempraktekkannya, latihan ini akan membantu peserta untuk menyadari hal apa yang menghambat mendengarkan secara akurat. Bentuk kelompok di dalam sebuah lingkaran dan berikan satu peserta tugas untuk membisikkan cerita di lampiran 4 ke telinga peserta disampingnya. Berhati-hatilah jangan sampai peserta lain membaca cerita pendek di handout-nya. Peserta lain juga membagikan cerita pendek yang dia dengar ke peserta di sampingnya dan begitu seterusnya. Setelah peserta menceritakan kisah ke orang lain, mereka semua diminta untuk menuliskan apa yang mereka katakan. Orang terakhir dari lingkaran diminta untuk menulis cerita di papan tulis. Terakhir orang yang pertama dari lingkaran diminta untuk mengatakan cerita di lampiran 4 kepada seluruh peserta di kelompok. Cerita pertama dari orang pertama dan cerita terakhir dari orang terakhir akan dibandingkan satu sama lain. Cerita-cerita yang dituliskan oleh peserta akan diperjelas dimana informasi ditambahkan, hilang, atau diubah.



Penutup



: Pertanyaan yang dapat diajukan: 



Menurut kamu mengapa cerita di awal yang disampaikan







tidak sama dengan cerita yang disampaikan di akhir? Apa yang menjadi penghambat mendengarkan secara







akurat satu sama lain? Bagaimana kamu mengatasi hambatan tersebut?



26







Apa konsekuensi yang muncul apabila kejadian tersebut terjadi di kehidupan sehari-hari?



Sesi 3: Warming up accurate listening Waktu



: 30 menit



Alat dan Bahan



: Lampiran 5



Tujuan



: Agar peserta dapat belajar bagaimana me-reproduce apa yang mereka dengar.



Tujuan Pembelajaran :



Peserta



dapat



mendengarkan



pembicara



tanpa



menambahkan Penjelasan



: Accurate listening (juga disebut dengan empathic understanding) berarti mengerti secara akurat pikiran, perasaan, dan maksud pribadi orang sebagai pembicara dan mengkomunikasikan



pengertian



tersebut



kepada



si



pembicara (Rogers, 1985). Pendengar yang baik, akan lebih dapat memahami keadaan diri dari pembicara, pendengar dapat



memperjelas



tidak



hanya



makna



dari



yang



disampaikan pembicara tetapi juga hal yang berada di bawah kesadaran (Rogers, 1985). Ketika anda benar-benar mendengarkan seseorang, anda akan menangkap banyak makna yang penting bagi orang tersebut terjadi pada saat itu dan banyak hal yang bisa terjadi. Pertama bisa saja perasaan senang atau perasaan bebas (release). Selain itu, dengan accurate listening kita dapat melihat orang ingin memberitahu lebih banyak mengenai dirinya dan dapat membuat seseorang lebih terbuka untuk proses perubahan dirinya (Rogers, 1985). Kemampuan untuk mendengarkan secara akurat dapat ditingkatkan dengan melakukan latihan reflective listening. Ini berarti membiarkan peserta mencerminkan apa yang mereka dengar dari orang lain dan meminta pembicara mengatakan bahwa dirinya benar-benar didengarkan.



27



Karena mendengar secara akurat adalah hal yang sulit, maka perlu dilatih dalam tahap-tahap yang kecil. Dalam latihan ini, peserta dapat belajar bagaimana reflective listening (mereproduksi apa yang mereka dengar dari yang dikatakan orang lain). Prosedur



: Bentuk 1 kelompok yang terdiri dari 2 orang. 1 orang (pembicara) untuk membaca cerita dari lampiran 5 dan yang lain (pendengar) diminta untuk mereproduksi apa yang pembicara katakan. Salah satu orang membaca dengan suara yang keras sehingga dapat memperbaiki yang lain. Setelah itu peserta dapat mengganti peran sampai mereka keluar dari cerita.



Penutup



: Latihan ini dapat diakhiri dengan diskusi yang pendek mengenai bagaimana hal tersebut berlangsung dan dengan menanyakan beberapa pertanyaan seperti;   



Menurut kamu bagian apa yang mudah dalam latihan ini? Apakah yang menurut kamu sulit? Bagaimana perasaan kamu ketika pendengar merefleksikan kembali apa yang kamu sampaikan secara







benar? Apa yang kamu lihat atau perhatikan ketika pembicara







benar-benar merasa didengarkan? Apa yang kamu lihat atau perhatikan ketika pembicara







tidak merasa benar-benar didengarkan? Apa pengaruhnya dengan kamu?



28



Sesi 4: Exercise 2 Accurate listening Waktu



: 45 menit



Alat dan Bahan



: Lampiran 6



Tujuan



: Agar peserta mempraktekkan mendengarkan secara akurat



Tujuan pembelajaran :



Peserta



dapat



mendengarkan



pembicara



tanpa



menambahkan. Peserta dapat merefleksikan perasaan, pikiran, dan maksud dari pembicara dengan benar. Penjelasan



: Latihan ini adalah cara selanjutnya untuk dapat berlatih mendengarkan secara akurat. Sebelum peserta melakukan accurate listening, fasilitator harus dapat mempraktekkan kepada peserta. Dengan cara ini dapat diberikan contoh yang jelas kepada peserta. Jadi pilih salah satu peserta untuk berbicara dengan fasilitator. Lalu cobalah untuk merefleksi dengan benar dan tanyakan kepada dia bagaimana perasaannya jika benar-benar didengar atau bahkan lebih. Lakukan sampai pembicara merasa benar-benar didengar.



Prosedur



: Awalnya bagi kelompok yang terdiri dari 3 orang lalu minta mereka membahas suatu pokok pembahasan. Satu orang dipilih sebagai pembicara, satu orang sebagai pendengar, dan yang ketiga sebagai pengobservasi. Setelah 10 menit mereka diminta untuk bertukar peran. Mereka akan belajar bagaimana caranya mendengarkan secara akurat satu sama lain. Untuk membuat latihan sedikit lebih sulit maka peserta dapat diminta untuk membicarakan suatu topik dan setiap peserta diminta untuk memberikan pendapat yang berbedabeda tentang topik tersebut. Perbedaan pendapat dapat membuat setiap peserta benar-benar mendengarkan secara akurat dan merefleksikan kembali sudut pandang dari pembicara.



29



Peserta dapat diberikan handout 2 yang ada di lampiran 6. Handout dapat menjadi panduan untuk membantu peserta selama latihan. Selain itu handout 2 adalah alat yang baik untuk dapat digunakan setelah pelatihan. Dengan cara ini peserta dapat berlatih mendengarkan reflektif dalam kehidupan nyata. Penutup



: Pertanyaan yang dapat fasilitator tanyakan pada pendengar setelah latihan: 



Sampai sejauh mana kamu merasa bahwa kamu dan







pasangan kamu mengerti satu sama lain? Bagaimana rasanya untuk fokus begitu dalam pada pemahaman maksud dari komunikasi orang lain bukan pada bagaimana kamu akan bereaksi / apa yang kamu







akan katakan? Untuk mendengarkan akurat, apa hal yang harus kamu biarkan? Pertanyaan yang dapat fasilitator tanyakan pada pembicara:







Kapan kamu menyadari bahwa kamu telahbenar-benar



 



didengarkan? Bagaimana rasanya benar-benar didengarkan? Bagaimana perasaan kamu ketika sepenuhnya didengarkan berdampak pada kamu? Pertanyaan yang ditanyakan pada pengobservasi:



 



Apa hal penting yang kamu perhatikan? Apakah ada hal-hal yang spesial menarik perhatian







kamu? Mengapa hal itu menarik perhatian kamu?



Sesi 5: Break Waktu



: 15 menit



30



Sesi 6: Exercise 3 Reading Expressions Waktu



: 30 menit



Alat dan Bahan



: Papan tulis, pensil/pulpen, dan lampiran 7 dan 8 (pastikan untuk di print di kertas A3 sehingga mudah untuk diobservasi).



Tujuan Pembelajaran : Peserta akan menyadari perbedaan dari ekspresi dan dapat mengenali setidaknya ekspresi emosi yang ditampilkan sebuah pasangan. Penjelasan



: Peserta dapat belajar bagaimana mengenali ekspresi, walaupun ekspresi yang ditampilkan hanya sebentar atau hanya sedikit kontraksi otot yang ditampilkan di satu daerah wajah. Penting bagi peserta untuk dapat mengenal lebih banyak ekspresi yang ditampilkan seseorang. Dalam beberapa kasus, kamu dapat mengetahui ekspresi emosi seseorang sebelum orang tersebut menampilkannya, terutama ekspresi mikro dari hasil suppression. Peserta juga dapat mengenali bahwa seseorang sedang mencoba menampilkan atau menyembunyikan ekspresinya. Hal ini dapat mempengaruhi respon



kamu



terhadap



apa



yang



dikatakan



atau



dilakukannya. Ketika kamu lebih mengetahui emosi yang benar-benar ditampilkan atau emosi yang hanya sedikit tersirat, kamu akan menemukan bahwa hal tersebut sangat penting di berbagai



kehidupan



kamu



seperti



di



kerja,



dalam



persahabatan, atau kehidupan keluarga. Prosedur



: Dalam latihan ini, peserta diminta untuk menuliskan katakata emosi seperti kemarahan, penghinaan, takut, jijik, terkejut, sedih, dan kesenangan. Emosi ini ditampilkan pada 14 foto-foto yang ditunjukkan. Peserta diminta untuk melihat ke setiap gambar sepersekian detik, sehingga itu akan menjadi sama seperti ekspresi



31



mikro. Kemudian peserta diberi kesempatan untuk melihat lagi poto-poto lebih lama sehingga mereka dapat melihat dengan lebih baik. Penting bahwa peserta diminta hanya melihat satu gambar pada satu waktu. Seringkali peserta tidak tau emosi apa yang ditunjukkan. Ketika mereka tidak tahu ekspresi apa yang ditunjukkan maka peserta tidak dipersilahkan untuk melihat kedua kalinya. Biarkan mereka menggunakan intuisi atau menebak ekspresi emosi saat mereka harus menuliskan emosi tersebut. Peserta diminta untuk melakukan hal tersebut sampai poto ke 14. Setelah itu peserta memiliki kesempatan kedua dimana mereka dapat melihat poto sedikit lebih lama. Berikan peserta beberapa menit untuk beristirahat dan biarkan mereka menggunakan kertas kosong. Dengan cara ini peserta cenderung tidak mengingat kesan pertama dari setiap foto. Biarkan peserta melihat poto sekali lagi selama 1 detik, dan biarkan mereka menuliskan interpretasi dari poto. Hal ini penting untuk membiarkan peserta untuk melihat poto hanya selama 1 detik karena selama percakapan yang paling ekspresif hanya terjadi antara satu setengah detik dan dua setengah detik. Setelah melakukan latihan ini sebanyak 2 kali, peserta diizinkan untuk melihat lebih lama poto dan diizinkan untuk menafsirkan lagi. Ketika peserta sudah siap, fasilitator dapat memberitahukan jawaban yang benar. Dalam latihan ini, peserta akan berlatih bagaimana mengenali ekspresi. Latihan ini akan menjadi langkah pertama untuk dapat mengenali ekspresi emosi yang berbeda-beda. Penutup



: Untuk mengakhiri dapat ditanyakan: 



Siapa yang merasa latihan ini sulit?



32



   



Mengapa latihan ini sulit? Emosi apa yang mudah untuk kamu kenali? Emosi mana yang sulit untuk dikenali? Sejauh mana kamu ingin belajar lebih jauh mengenai hal itu?



33



Sesi 7: Exercise 4 Accurate listening again Waktu



: 45 menit



Alat dan Bahan



: Lampiran 6



Tujuan Pembelajaran : Peserta dapat mendengarkan peserta tanpa menambahkan. Peserta dapat merefleksikan perasaan, pikiran, dan maksud dari pembicara secara benar. Peserta dapat menyadari perbedaan ekspresi dan mengenali setidaknya eskpresi emosi yang ditunjukkan oleh sebuah pasangan. Penjelasan



: Seperti yang dijelaskan sebelumnya, berlatih accurate listening



dapat



meningkatkan



kemampuan



untuk



mendengarkan secara akurat. Oleh karena itu penting untuk peserta dapat berlatih sesering mungkin pelatihan ini. Dalam latihan ini peserta akan berlatih accurate listening tetapi dengan cara yang berbeda. Prosedur



: Dalam latihan ini peserta akan berlatih accurate listening tetapi dengan cara yang berbeda. Bagilah kelompok ke dalam 2 kelompok yang terdiri dari 6 orang dan biarkan mereka berbicara tentang suatu topik atau berita yang menyentuh mereka. Jadi sebelum latihan, biarkan peserta membahas topik atau berita apa yang mereka ingin bicarakan. Satu orang bicara tentang pandangan dan opininya. Sebelum peserta tersebut memulai ia diminta memilih satu orang lainnya (pendengar) yang dimana ia sebagai pembicara dan orang tersebut dapat merefleksikan hal yang disampaikannya. mendengarkan



Tugas secara



pendengar akurat



adalah



sebisa



mencoba



mungkin



dan



merefleksikan pikiran, emosi, dan maksud pribadi yang ditampilkan. Setelah itu pendengar dapat menanyakan pembicara jika ia merasa benar-benar didengarkan. Jika demikian, pendengar akan menjadi pembicara dan akan



34



memilih



orang



lain



untuk



mendengarkan



dan



merefleksikan. Jika tidak, pembicara dapat menambahkan bagian yang telah hilang dan pendengar dapat terus mencerminkan sampai pembicara merasa sepenuhnya didengar. Para peserta bisa bergantian selama latihan ini setelah mereka merasa sepenuhnya didengar. Para peserta yang tidak dipilih sebagai pendengar dan tidak pada gilirannya berbicara dapat mengamati proses.



35



Sesi 8: Ending Waktu



: 15 menit



Alat dan Bahan



: Lampiran 9



Penjelasan



: Fasilitator dapat mengakhiri modul dengan menanyakan beberapa pertanyaan sebagai bahan evaluasi. Pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada peserta:   



Bagaimana pendapat kamu mengenai modul? Bagaimana pendapat kamu mengenai latihan ini? Sejauh mana kamu pikir kamu telah mencapai tujuan



  



pembelajaran? Apa hal positif dari modul ini? Apa hal negatif dari modul ini? Sejauh mana kamu akan berlatih mendengarkan akurat dalam situasi kehidupan nyata? Terakhir memberikan peserta tugas rumah untuk berlatih accurate listening setidaknya tiga kali di lingkungan mereka sendiri dengan menggunakan lampiran 9, hand-out 3. Dengan cara ini mereka dapat berlatih lebih tetapi juga mengajarkannya kepada orang lain.



36



PERTEMUAN IV: PERSPECTIVE TAKING Waktu



: 4 jam



Alat dan Bahan



: Papan tulis, spidol, pensil/pulpen, lampiran 1, 10, 11, & 12



Tujuan Utama



: Setelah training, peserta mengetahui bagaimana berempati dengan orang lain dan dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.



Tujuan Pembelajaran : Setelah training, peserta dapat mengambil perspektif orang lain. a. Peserta menyadari fakta bahwa setiap individu memiliki sudut pandangnya sendiri dan mengetahui tidak hanya perspektif sendiri yang ada di lingkungannya. b. Peserta dapat memasukkan perspektif orang lain dengan memfokuskan perhatiannya pada perbedaan antara dirinya



dan



orang



lain



dan



mengesampingkan



pandangan sendiri. Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 6 Sesi 7 Sesi 8



Introduction Exercise 1 What do you see? We each see the world differently Break Understanding perception differences Setting goals Ending the empathy training



0:00-0:15 0:15-0:45 0:45-1:45 1:45-2:15 2:15-3:00 3:00-3:30 3:30-4:00



Kesimpulan



: Peserta akan mempraktekkan latihan yang berbeda yang membantu mereka untuk menyadari fakta bahwa perspektif dirinya tidak universal dan bahwa kita semua melihat dunia secara berbeda. Para peserta diminta untuk sementara mengesampingkan referensi sendiri. Selanjutnya para peserta akan menetapkan tujuan pribadi untuk berlatih empati dalam waktu mereka sendiri setelah empathy training ini.



37



Sesi 1: Introduction Waktu



: 15 menit



Penjelasan



: Fasilitator dapat memperkenalkan perkumpulan ini dengan



menyambut



peserta.



Lalu



fasilitator



dapat



melakukan review singkat mengenai modul sebelumnya dan tugas rumah yang diberikan. Pertanyaan yang dapat diajukan: 



Bagaimana hasilnya dengan berlatih accurate listening di







waktu luang kamu? Sejauh mana kamu pikir kamu membuat kemajuan dalam







kemampuan accurate listening? Apa yang kamu perhatikan ketika kamu merefleksikan



 



orang lain? Apa hasil dari tindakan tersebut? Bagaimana dengan reaksi orang lain? Akhirnya fasilitator dapat menyajikan konten dan tujuan pembelajaran dari modul terakhir ini. Setelah itu fasilitator dapat menanyakan peserta jika mereka dapat membagikan sesuatu



tentang subjek. Jika perlu fasilitator dapat



menambahkan beberapa informasi lebih lanjut tentang pentingnya perspective taking. Menurut Rogers (1982) perspective taking adalah salah satu aspek terpenting dalam berempati dengan orang lain. Mengambil perspektif orang lain dapat menuntun seseorang untuk dapat lebih baik dalam memahami orang lain



38



Sesi 2: Exercise 1 What do you see? Waktu



: 30 menit



Alat dan Bahan



: Papan tulis, Lampiran 10 ( diprint di kertas A3)



Tujuan Pembelajaran : Peserta menyadari fakta bahwa setiap individu memiliki sudut pandangnya masing-masing dan mengetahui tidak hanya perspektifnya sendiri yang ada. Penjelasan



: Ikuti langkah-langkah di bawah untuk melakukan latihan ini dengan peserta. Fasilitator dapat menggunakan gambar pada lampiran 10 pada latihan ini. 1. Jelaskan



pada



peserta



bahwa



fasilitator



akan



menunjukkan gambar di papan tulis. Minta mereka untuk melihatnya dan memikirkan apa yang mereka lihat. Hati-hati jangan sampai mereka mengatakannya dengan keras. Mereka diminta untuk menyimpannya sendiri terlebih dahulu. 2. Tampilkan gambar tanpa mengatakan apapun. 3. Pilih salah satu peserta yang melihat wanita tua dan minta untuk dirinya menunjukkan pada orang lain apa yang dilihatnya. Lakukan hal yang sama untuk yang melihat wanita muda. 4. Jelaskan pada peserta bahwa beberapa orang melihat elang, berang-berang. Jelaskan bahwa orang lain dapat melihat hal-hal yang lain. Pertanyaan: 



Mengapa beberapa orang melihat seorang wanita tua sementara yang lain melihat seorang wanita muda, elang,







sementara yang lainnya melihat berang-berang? Apakah ada cara yang benar dalam melihat gambar







tersebut? Apakah kamu merasa semua orang melihat seperti yang







kamu lihat? Apakah kamu merasa orang lain ada yang melihat yang berbeda dari yang kamu lihat?



39







Apa yang kamu rasakan ketika kamu menemukan







sesuatu yang lain dari gambar? Apakah pernah suatu waktu di hidup kamu ketika kamu melihat sesuatu berbeda dengan yang dilihat oleh orang







lain? Bagaimana perasaan kamu tentang orang yang melihat situasi yang berbeda dari yang kamu lihat?



Penutup



: Terakhir fasilitator dapat mengakhiri latihan ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut: 



Apakah benar bahwa dua individu dapat melihat hal yang







sama dan berbeda tanpa disalahkan? Bagaimana kamu berpikir ini







menyebabkan konflik? Bagaimana jika setiap orang melihat situasi di cara yang







berbeda? Bagaimana bisa orang-orang mencari solusi dari konflik



mungkin



dapat



jika mereka masing-masing merasa bahwa dirinya yang benar?



40



Sesi 3: We each see the world differently Waktu



: 60 menit



Alat dan Bahan



: Papan tulis, spidol, pensil/pulpen, dan lampiran 11



Tujuan Pembelajaran : Peserta menyadari fakta bahwa setiap individu memiliki sudut pandang sendiri dan mengetahui bahwa perspektifnya tidak bersifat universal. Peserta



dapat



memasukkan



perspektif



lain



dengan



memfokuskan perhatian pada perbedaan antara dirinya dan orang lain dan sementara waktu mengesampingkan referensi sendiri. Penjelasan



: Ikuti tahapan berikut untuk mempraktekkan latihan ini dengan peserta; 1. Tuliskan kata LAUT pada papan tulis dan minta peserta untuk menutup mata mereka beberapa saat dan biarkan indra mereka mengambil alih untuk mencitrakan LAUT. Lihat hal itu, cium baunya, dengar suaranya, rasakan. Kemudian minta peserta untuk berbagi pikiran dan perasaan mereka ketika mereka berpikir tentang kata LAUT. Tuliskan apa yang anda dengar. Bagaimana jika ada gambaran yang berbeda? Diskusikan dengan peserta bagaimana pengalaman yang mereka miliki sebelumnya mempengaruhi dan menyaring apa yang mereka bayangkan. Semua dari kita memiliki saringan yang sedikit berbeda yang membantu kita untuk mengartikan dunia. Inilah sebabnya mengapa persepsi kita tidak pernah sama seperti orang lain (Lieber, 1994). 2. Bagi peserta dalam 3 kelompok yang terdiri dari empat orang. Setiap peserta diberikan pensil dan kertas. Buat 3 kopian lampiran 11 “perception cards” jadi setiap grup menerima 5 atau 6 kartu yang berbeda. Sebelumnya potong-potong kartu.



41



3. Jelaskan bahwa kelompok dapat memilih kartu dan peserta akan menuliskan kata apa yang berarti bagi mereka yang tertulis pada kartu. Kemudian masingmasing peserta dalam kelompok akan membaca definisi mereka. Ingatkan peserta bahwa mereka dilarang untuk menginterupsi atau bertanya selama fase ini dan ingatkan mereka bahwa tujuan dari latihan ini adalah untuk



melihat



seseorang, tidak



bagaimana



bervariasinya



persepsi



untuk menentukan definisi atau



persepsi yang benar. Ini juga merupakan kesempatan untuk memantau kemampuan accurate listening dan untuk sementara mengesampingkan pandangan sendiri. Masing-masing kelompok dapat memilih 3 kata yang digunakan pada latihan ini. Misalnya: a. kelompok mengambil kata pertama yang mereka inginkan untuk didefinisikan. Misalnya, Kebebasan. b. Setiap peserta dalam kelompok diberikan waktu beberapa menit untuk menuliskan definisi dari kata tersebut. c. Ketika setiap peserta selesai menyelesaikan menulis, kelompok berputar, setiap peserta bergantian berbagi apa yang mereka tuliskan. d. Jika ada waktu yang tersisa, peserta dapat merefleksikan kembali untuk mengeksplorasi mana setiap orang secara bersama-sama. e. Setelah 15 menit, beritahu peserta untuk memilih kata berikutnya. Penutup



: Pada penutupan latihan ini fasilitator dapat memeriksa apakah peserta memahami kata pada kartu yang sudah ditukar sesudah mereka membahasnya di grup mereka



Sesi 4: Break 42



Waktu



: 30 menit



Sesi 5: Understanding perception differences Waktu



: 45 menit



Alat dan Bahan



: Pensil/pulpen dan kertas



Tujuan Pembelajaran : Peserta menyadari fakta bahwa setiap individu memiliki sudut pandangnya sendiri dan mengetahui bahwa perspektif sendiri tidak universal. Peserta



dapat



memasukkan



perspektif



lain



dengan



memfokuskan perhatian pada perbedaan antara dirinya dan orang lain dan sementara waktu mengesampingkan referensi sendiri. Penjelasan



: Ini bukan konsep yang mudah untuk dipelajari dan diiintegrasikan satu pandangan dari hidup yang dimana setiap individu memiliki persepsi, pengalaman, atau informasi



yang



unik.



Latihan



ini



membantu



menggambarkan bahwa kita semua tidak berpikir sama. Bahkan diantara mereka yang memiliki banyak kesamaan. Prosedur



: 1. Mintalah peserta untuk membayangkan seorang pria tua yang berjalan menyusuri jalan dengan tiga anak-anak. Mintalah peserta untuk merespon seperti apa yang mereka pikirkan hubungan antara anak-anak dan orang itu. Tuliskan tanggapan-tanggapan yang berbeda tersebut. 2. Mintalah peserta untuk membayangkan bahwa mereka berada dalam bus. Mereka berhenti di lampu lalu lintas dan sebuah mobil sedan mewah berhenti di samping bus yang mereka naiki. Tanyakan kepada peserta siapakah di dalam mobil sedan mewah tersebut. Tuliskan setiap jawaban yang berbeda. 3. Pimpin diskusi mengenai reaksi peserta yang berbeda-beda. Bagaimana kita merasakan informasi yang berbeda-beda tergantung dari pengalaman kita sendiri. Selanjutnya



43



tergantung pada apa yang telah terjadi dalam kehidupan kita sendiri. 4. Biarkan setiap peserta menulis tentang konflik baru-baru ini yang dia percaya sebagai akibat dari perbedaan persepsi. Penutup



: Tanyakan jika beberapa peserta ingin berbagi konflik mereka dengan menuliskannya dan mereka berpikir itu akibat dari perbedaan persepsi. Anda juga dapat meminta peserta untuk memberitahukan bagaimana ia berpikir ia dapat menghadapi situasi serupa di masa mendatang.



44



Sesi 6: Setting goals Waktu



: 30 menit



Tujuan



: Agar peserta aktif dalam berlatih self empathy dan memotivasi mereka untuk meningkatkan kemampuan mereka.



Alat dan Bahan



: Kertas dan pensil/pulpen



Penjelasan



: Agar peserta terus berlatih menjadi empati maka peserta diminta untuk berlatih di waktu luang setelah pelatihan ini Berikan peserta 15 menit untuk menuliskan 5 tujuan yang akan dicapai setelah berlatih empathy training. Setelah itu peserta diminta jika mereka ingin berbagi tujuan dan mengapa mereka memilih tujuan tersebut. Anda dapat memberikan feed back dalam rangka untuk membiarkan peserta



meningkatkan



tujuannya.



Hal



ini



akan



menyebabkan dicapainya tujuan yang lebih spesifik.



45



Sesi 7: Ending the empathy training Waktu



: 30 menit



Alat dan Bahan



: Lampiran 1 dan 12



Penjelasan



: Akhir dari pelatihan. Minta peserta menceritakan mengenai modul ini:  



Bagaimana pengalaman kamu mengenai pelatihan ini? Sejauh mana kamu berpikir kamu mencapai tujuan



 



pembelajaran? Apa hal positif yang kamu dapatkan dari modul ini? Apa hal negatif yang kamu dapatkan dari modul ini? Selain itu juga ditanyakan mengenai keseluruhan empathy training:







Bagaimana pendapat kamu mengenai empathy training



  



ini? Apa hal paling positif dari pelatihan ini? Apa hal paling negatif dari pelatihan ini? Sejauh mana kamu telah berlatih materi pelatihan ini







setelah kamu melalui pelatihan? Apa yang kamu dapatkan dari pelatihan ini? Lalu diberikan pemberitahuan terakhir pada peserta bahwa akan dievaluasi setelah 2 minggu dengan diberikan skala empati dari pretest dan dengan survey (lampiran 12). Tujuannya adalah untuk membiarkan peserta mengisi skala empati. Selain itu mereka mengisi survei tentang pelatihan. Ini bermaksud untuk mengevaluasi isi pelatihan dan terus meningkatkan pelatihan.



46