Faktor-Faktor Penentu Mutu Produk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAKTOR-FAKTOR PENENTU MUTU PRODUK Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Widi Safitri Andriasari



Disusun Oleh: Kelompok 4 – MBS E/5 1. Ayu Cahya Tika



(1820310167)



2. Dilla Ajeng Diah Saputri



(1820310168)



3. Ariya Andi Kristanto



(1820310169)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS TAHUN 2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu merupakan istilah yang mempunyai makna berbeda bagi setiap orang. Mutu produk suatu perusahaan melakukan langkah awal dalam mengembangkan dan memelihara produk dalam persaingan bisnis. Disukai atau tidak, konsumen merupakan pihak yang paling berkepentingan dalam menilai mutu yang dikonsumsinya. Tiap definisi menekankan pada aspek mutu yang berbeda meliputi kecocokan penggunaan, tingkat dimana suatu produk dapat memenuhi keinginan konsumen, dan tingkat dimana suatu produk sesuai dengan spesifikasi desain dan persyaratan teknisnya. Setiap perusahaan dalam memproduksi barang (jasa) bertujuan mencari keuntungan melalui penjualan barang (jasa) kepada konsumen sesuai dengan harga dan mutu yang direncanakan, dengan demikian diharapkan perusahaan dapat menjamin kelangsungan hidupnya dan bahkan dapat mengembangkan usahanya. Dalam makalah ini, penulis mencoba utuk menguraikan apa saja yang menjadi factor-faktor penentu mutu produk.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pengertian Mutu Produk? 2. Bagaimana Unsur Dasar Yang Mempengaruhi Hasil Mutu Produk? 3. Bagaimana Faktor Yang Mempengaruhi Mutu? 4. Bagaimana Faktor-Faktor Penentu Mutu Produk?



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Mutu Produk Situasi persaingan global yang semakin kompetitif, persoalan mutu produk menjadi isu sentral bagi setiap perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menyediakan produk bermutu akan menjadi senjata untuk memenangkan persaingan, karena dengan memberikan produk bermutu, kepuasan konsumen akan tercapai. Oleh karena itu perusahaan harus menentukan definisi yang tepat dan pemahamam yang akurat tentang mutu yang tepat. Mendefinisikan mutu produk ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) yang saling berbeda pendapat, tetapi maksudnya sama Menurut Juran, menyatakan bahwa “Mutu produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.” Kecocokan penggunaan itu didasarkan atas lima ciri utama berikut: 1. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan 2. Psikologis, yaitu citra rasa atau status 3. Waktu, yaitu kehandalan 4. Kontraktual, yaitu adanya jaminan 5. Etika, yaitu sopan santun, ramah atau jujur Menurut Crosby, menyatakan bahwa “Mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang diisyarakatkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan.” Menurut Deming, menyatakan bahwa “Mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.”



Menurut Feigenbaum, menyatakan bahwa “Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk bermutu apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Menurut Suyadi Prawirosentono ditinjau dari segi produsen definisi mutu adalah sebagai berikut: “Mutu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, didapat bahwa definisi mutu bersumber dari dua sisi, yaitu produsen dan konsumen. Produsen menentukan persyaratan atau spesifikasi mutu, sedangkan konsumen menentukan kebutuhan dan keinginan. Pendefinisian akan akurat jika produsen mampu menterjemahkan kebutuhan dan keinginan atas produk ke dalam spesifikasi produk yang dihasilkan.1



B. Unsur Dasar Yang Mempengaruhi Hasil Mutu Produk Unsur dasar yang mempengaruhi hasil mutu sebuah produk, terdapat 6 unsur dasar yang mempengaruhi hasil (output), yakni: a. Manusia Sumber daya manusia adalah unsur utama yang memungkinkan terjadinya proses penambahan nilai (value added). Kemampuan mereka untuk melakukan suatu tugas (task) adalah kemampuan (ability), pengalaman, Hasil Konsumen Input Tugas Nilai Tambah Proses Pengawasan Inspeksi pelatihan (training), dan potensi kreativitas yang beragam, sehingga diperoleh suatu hasil (output). b. Metode (Method)



1



Peter salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer (Jakarta : Modern Press, 1995), hal 160.



Hal ini meliputi prosedur kerja dimana setiap orang harus melaksanakan kerja sesuai dengan tugas yang dibebankan pada masing-masing individu. Metode ini harus merupakan prosedur kerja terbaik agar setiap orang dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Walaupun seseorang dapat saja menginterprestasikan (menerjemahkan) tugas-tugasnya secara berbeda satu sama lain, asalkan saja pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan sesuai rencana. c. Mesin (Machine) Mesin atau peralatan yang digunakan dalam proses penambahan nilai menjadi output. Dengan memakai mesin sebagai alat pendukung pembuatan suatu produk, memungkinkan berbagai variasi dalam bentuk, jumlah, dan kecepatan proses penyelesaian kerja. d. Bahan (Materials) Bahan baku yang diproses produksi agar menghasilkan nilai tambah menjadi output, jenisnya sangat beragam. Keragaman bahan baku yang digunakan akan mempengaruhi nilai output yang beragam pula. Bahkan perbedaan bahan



baku



(jenisnya)



mungkin



dapat



pula



menyebabkan



proses



pengerjaannya. e. Ukuran (maisurement) Dalam setiap tahap proses produksi harus ada ukuran sebagai standar penilaian agar setiap tahap proses produksi dapat dinilai kinerjanya. Kemampuan dari standar ukuran tersebur merupakan faktor penting untuk mengukur kinerja seluruh tahapan proses produksi, dengan tujuan agar hasil (output) yang diperoleh sesuai dengan rencana. f. Lingkungan (Environment) Lingkungan dimana proses produksi berada sangat mempengaruhi hasil atau kinerja proses produksi. Bila lingkungan kerja berubah, maka kinerja pun akan berubah pula. Bahkan faktor lingkungan eksternal pun dapat



mempengaruhi kelima unsur tersebut diatas sehingga dapat menimbulkan variasi tugas pekerjaan.2



C. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Menurut Assauri mutu dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa



suatu barang dapat memenuhi tujuannya. Oleh karena itu, mutu



merupakan tingkatan pemuasan suatu barang. Tingkat mutu tersebut ditentukan oleh beberapa faktor :



1. Fungsi suatu barang Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan atau dimaksudkan, sehingga barang -barang yang dihasilkan harus dapat benar-benar memenuhi fungsi tersebut. Oleh karena pemenuhan fungsi tersebut mempengaruhi kepuasan para konsumen, mutu barang tergantung pada tingkat pemenuhan fungsi kepuasan penggunaan barang yang dapat dicapai. Mutu yang hendak dicapai sesuai dengan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan atau dibutuhkan, tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut seperti kecepatan, tahan lamanya, kegunaannya, berat, bunyi, mudah/tidaknya perawatan dan kepercayaannya.



2. Wujud luar Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen dalam melihat suatu barang pertama kalinya, untuk menentukan mutu barang tersebut, adalah wujud luar barang itu. Kadang-kadang walaupun barang yang dihsilkan secara teknis atau mekanis telah maju, tetapi bila wujud luarnya kuno atau kurang dapat diterima, maka hal ini dapat menyebabkan barang tersebut tidak disenangi oleh konsumen atau pembeli, karena dianggap mutunya kurang memenuhi syarat. 2



Fatah Nurdin MT, Pengendalian Mutu, (Jakarta: Mercubuana, 2016) hal 1-2.



Faktor wujud luar yang terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari bentuk, tetapi juga dari warna, susunan (seperti pembungkusan) dn halhal lainnya.



3. Biaya barang tersebut Mutu/kualitas yang kurang baik atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tentunya akan menghambat kelancaran dalam proses produksi karena kurang memenuhi keinginan konsumen sehingga permintaan akan barang/produk menurun. Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan mutu barang tersebut. Hak ini terlihat dari barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang mahal, bahwa mutu barang tersebut relatif lebih baik. Demikian pula sebaliknya, bahwa barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang murah dapat menunjukan bahwa mutu barang tersebut relatif lebih rendah.3



D. Faktor-Faktor Penentu Mutu Produk 1. Mutu dan Bentuk Barang (Designing) Dalam kehidupan kita ternyata terdapat berbagai jenis barang yang mutunya dipengaruhi oleh bentuknya. Walaupun memang untuk barangbarang tertentu bentuknya tidak pernah berbeda dan tidak pernah berubah serta tidak ada hubungannya dengan mutu barang tersebut. Barang yang mutunya dipengaruhi oleh bentuk rancangannya, misalnya mobil. Mengapa demikian? Konon bentuk "muka mobil" yang datar akan mendapat "halangan yang besar" dari udara atau angin sehingga lajunya kurang baik dan boros bensin. Akan tetapi, bila bentuk body mobil tersebut "lancip" maka kurang mendapat hambatan udara atau angin sehingga lajunya pun lancar dan tidak boros bensin. Hal itu berarti bahwa mobil yang lancip (streamline) lebih baik



3



Sofjan Assauri, Manajeman Produksi dan Operasi, (Jakarta: Edisi revisi FE, 2008). hal 293.



dibandingkan mobil yang tidak lancip. Hal serupa berlaku untuk bentuk rancangan pesawat terbang. 2. Mutu dan Jenis Bahan Baku yang Digunakan Di atas telah dijelaskan bahwa mutu suatu barang banyak dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan untuk membuat barang bersangkutan. Di dunia bisnis, memang terdapat ragam bahan baku yang dibedakan satu sama lain dari jenis dan mutunya, misalnya tempe yang baik bila 100% bahannya dari kacang kedelai nomor satu. Artinya, kacang kedelai yang merupakan bahan baku tempe tersebut telah dipilih agar mutunya baik. Sedangkan tempe yang mutunya kurang baik, yaitu bila bahan bakunya tidak semuanya kedelai tetapi dicampur kacang lain. Di samping mutu kacang kedelainya bukan kacang kedelai pilihan. Demikian pula kopi yang baik bila bahannya 100% dari biji kopi pilihan yang nomor satu. Sedangkan kopi dengan mutu yang jelek adalah kopi yang bahannya bukan biji kopi yang baik bahkan dicampur jagung misalnya. Bahkan jenis kopi sendiri terdapat banyak ragam, misalnya robusta, arabika, dan lain-lain. Demikian pula produk-produk yang lain dipengaruhi bahan bakunya. 3. Proses Pembuatannya Proses pengolahan dipengaruhi pula oleh teknologi yang digunakan, misalnya walaupun biji kopi pilihan digunakan untuk membuat kopi serbuk, namun bila mesin penggilingnya kurang baik (suhu tidak bisa diatur dan gilingannya tumpul) maka serbuk kopi yang dihasilkan pun bukan kopi yang baik, tapi kopi dengan mutu yang jelek. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi memengaruhi pula mutu produk yang dihasilkan. Untuk memberi gambaran yang jelas tentang bahan- bahan dan proses produksi yang memengaruhi mutu produk jadi, berikut ini akan diterangkan secara lebih rinci. 4. Mutu Berkaitan dengan Cara Pengangkutan dan Pembungkusan



Pengaruh dari cara pengangkutan atau cara distribusi yang kurang baik atau terdapat pembungkus yang rusak sehingga barang yang diterima di tingkat pengecer, kondisi fisik atau sifat dari produknya telah berubah. Jadi, cara pengangkutan barang mempunyai pengaruh terhadap mutu barang. Untuk menjaga mutu produk tetap baik harus digunakan pembungkus (packaging) yang cocok dan baik. Bila pembungkusnya "tahan banting", biasanya kecil kemungkinan terjadi kerusakan barang. Cara pengangkutan dari pabrik-agen-konsumen harus digunakan sistem angkutan yang cocok dan aman bagi keutuhan mutu produk. 5. Mutu dengan Perkembangan Teknologi dan Cara Pelayanan Kembali kepada tujuan membuat barang dengan mutu yang baik adalah agar barang tersebut laku di pasar. Namun demikian bisa saja terjadi, walaupun mutu barang baik, tetapi tidak laku di pasar. Apakah sebabnya? Sebabnya bisa berbagai hal antara lain sebagai berikut: 1. Barang tersebut tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi yang ada. 2. Pelayanan menjual yang jelek, misalnya para pelayan di tingkat pengecer kurang ramah pada pembeli. Di negara maju, pelayanan menjual merupakan saran; yang dipentingkan agar barang yang dijual dapat laku keras. Di sana para pelayan toko benar-benar sangat ramah terhadap pembeli, bahkan mereka diwajibkan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pembeli. 3. After sales service (jasa pelayanan punajual) juga memengaruhi mutu keseluruhan barang, artinya produk-produk tanpa pelayanan punajual dapat dianggap produk yang tidak bermutu secara umum dan dihindari konsumen.4



4



Suryadi Prawirosentono, Manajemen Mutu Terpadu TQM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal 20.



BAB III PENUTUP SIMPULAN: 1. Definisi mutu bersumber dari dua sisi, yaitu produsen dan konsumen. Produsen menentukan persyaratan atau spesifikasi mutu, sedangkan konsumen menentukan kebutuhan dan keinginan. Pendefinisian akan akurat jika produsen mampu menterjemahkan kebutuhan dan keinginan atas produk ke dalam spesifikasi produk yang dihasilkan. 2. Unsur dasar yang mempengaruhi hasil mutu sebuah produk, terdapat 6 unsur dasar yang mempengaruhi hasil (output), yakni: a.



Manusia



b.



Metode (Method)



c.



Mesin (Machine)



d.



Bahan (Materials)



e.



Ukuran (maisurement)



f.



Lingkungan (Environment)



3. Tingkat mutu tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, menurut Sofjan Assauri, yaitu:



a. Fungsi suatu barang b. Wujud luar c. Biaya barang tersebut 4. Faktor-Faktor Penentu Mutu Produk



1. Mutu dan Bentuk Barang (Designing) 2. Mutu dan Jenis Bahan Baku yang Digunakan 3. Proses Pembuatannya 4. Mutu Berkaitan dengan Cara Pengangkutan dan Pembungkusan DAFTAR PUSTAKA Salim Peter. 1995. Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer. Jakarta . Modern Press. Nurdin Fatah. 2016. Pengendalian Mutu. Jakarta. Mercubuana. Assauri Sofjan. 2008. Manajeman Produksi dan Operasi. Jakarta. Edisi revisi FE. Prawirosentono Suryadi. 2004. Manajemen Mutu Terpadu TQM. Jakarta. Bumi Aksara.