Kelompok 3-Teori Dan Perilaku Konsumen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI DAN PERILAKU KONSUMEN Disusun untuk Memenuhi Tugas Ekonomi Manajerial



Dosen Pengampu: Riska Ayu Setiawati, S.E., M.SM



Penyusun: Dwi Kusumaningrum



(G04219023)



Ersa Lailatul S ilvia



(G04219026)



Mohammad Safrizal Fahmi



(G74219107)



Diyanah Aqidatul Izzah



(G94219140)



PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2022



i



KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, kesabaran, ketekunan dan ketenangan hati, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan dan menyusun makalah sesuai dengan rencana. Sholawat serta salam semoga tetap terlantunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju jalan terang benderang berupa agama Islam. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Mutu. Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT. karena hanya dengan seizin-Nya makalah ini dapat terselesaikan. 2. Ibu Riska Ayu Setiawati, S.E., M.SM selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Manajerial. 3. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh karena itu mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.



Surabaya, 20 Maret 2022



Kelompok 3



i



DAFTAR ISI COVER KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iii DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 A.



Latar Belakang ............................................................................................................... 1



B.



Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1



C.



Tujuan ............................................................................................................................ 2



BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3 A.



Pendekatan Utulitas ........................................................................................................ 3



B.



Pendekatan Kurva Indeferens ........................................................................................ 6



C.



Garis Anggaran ............................................................................................................ 10



D.



Penurunan Kurva Permintaan ...................................................................................... 12



E.



Kegunaan Kurva Indeferens ......................................................................................... 14



F.



Pendekatan Atribut ....................................................................................................... 14



BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 19 A.



Kesimpulan .................................................................................................................. 19



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20



ii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1 Kurva TU dan MU Terhadap Jumlah Barang yang Dikonsumsi .............................. 4 Gambar 2 Kurva Indiveren Tidak Dapat Saling Berpotongan................................................... 8 Gambar 3 Kurva Indiferens ....................................................................................................... 9 Gambar 4 Marginal Rate of Substitusion................................................................................. 10 Gambar 5 Garis Anggaran ....................................................................................................... 10 Gambar 6 Pergeseran Garis Anggaran ..................................................................................... 11 Gambar 7 Pergeseran Garis Anggaran ..................................................................................... 11 Gambar 8 Kurva Konsumsi Harga ........................................................................................... 13 Gambar 9 Kurva Permintaan ................................................................................................... 13 Gambar 10 Kegunaan Kurva Indeferens.................................................................................. 14 Gambar 11 Kombinasi Barang dalam Pendekatan Atribut ...................................................... 16 Gambar 12 Garis Batas Efisiensi ............................................................................................. 16 Gambar 13 Grafik Maksimasi Kepuasan dengan Pendekatan Atribut .................................... 17 Gambar 14 Keseimbangan Konsumen dalam Perubahan Harga ............................................. 18 Gambar 15 Keseimbangan Konsumen dan Perubahan Pendapat ............................................ 18



iii



DAFTAR TABEL



Table 1 Skedul TU dengan MU Barang A................................................................................. 4 Table 2 Marginal Rate of Substitution ....................................................................................... 8 Table 3 Atribut dan Harga Makanan di Restoran .................................................................... 15



iv



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Menurut Kotler dalam The American Marketing Assosiation, sebagaimana dikutip Nugroho J.Setiadi, perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perlaku dan lingkungannya, di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari hal tersebut terdapat tiga ide penting yang dapat disimpulkan yaitu: 1) perilaku konsumen adalah dinamis; 2) hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar; 3) juga melibatkan pertukaran. Perilaku konsumen sangat erat kaitannya dengan masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingan dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa. Konsumen mengambil banyak macam pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam pembelian. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai, apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Di samping perusahaan para pemasar juga dapat mempelajari dan mencari jawaban atas pertanyaan mengenai hal di atas, tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah laku konsumen bukan hal yang mudah, jawabannya seringkali bersembunyi jauh dalam benak konsumen. Sehingga perilaku konsumen dapat diartikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.



B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian Pendekatan Utulitas? 2. Apa pengertian Pendekatan Kurva Indeferents? 3. Apa pengertian Garis Anggaran? 4. Bagaimana Penurunan Kurva Permintaan? 5. Apa Kegunaan Kurva Indeferens? 6. Apa pengertian Pendekatan Atribut?



1



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui dan memahami Pendekatan Utulitas. 2. Untuk mengetahui dan memahami Pendekatan Kurva Indeferents. 3. Untuk mengetahui dan memahami Garis Anggaran. 4. Untuk mengetahui dan memahami Penurunan Kurva Permintaan. 5. Untuk mengetahui dan memahami Kurva Indeferens. 6. Untuk mengetahui dan memahami Pendekatan Atribut.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pendekatan Utulitas 1. Definisi Pendekatan Utilitas Kepuasan konsumen yang diperoleh dari pengkonsumsian barang barang dan jasa sering disebut utilitas. Istilah utilitas ini berhubungan dengan nama seorang filosof Inggris yang bernama Jeremy Bentham (1748-1832). Namun demikian, tidak ada Seorang ekonom pun Pada masa itu yang bisa memahami hubungan antara Nilai suatu barang dengan kepuasan yang diperoleh dari pengkonsumsian barang tersebut. Adam Smith membedakan antara nilai guna (value in us) dengan nilai tukar (value in exchange) dan memberikan contoh yang sangat terkenal yakni antara berlian dengan air titik berlian mempunyai harga yang tinggi (nilai tukar), tetapi tidak begitu penting bagi kehidupan (nilai gunanya rendah). Sedangkan air mempunyai harga yang rendah (nilai tukar) tetapi sangat penting bagi kehidupan (nilai gunanya tinggi). David Ricardo dengan Karl Marx menganggap bahwa konsep nilai ini didasarkan pada nilai kerja (congealed labor). Menurut Marx, jika kita membutuhkan 2 tenaga kerja untuk menghasilkan barang X dan hanya membutuhkan 1 tenaga kerja untuk menghasilkan barang Y, maka nilai barang x adalah 2 x nilai barang Y. Pendekatan utilitas menganggap bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari pengkonsumsian barang-barang dan jasa dapat diukur dengan cara yang sama seperti untuk berat atau tinggi badan seseorang. Oleh karena itu pendekatan ini disebut juga pengukuran kardinal. Misalnya seseorang yang mempunyai berat badan 100 kg bisa dikatakan mempunyai berat 2 kali lebih berat dibanding orang yang mempunyai berat badan 50 kg. Demikian pula halnya dengan tingkat kepuasan (utility), misalnya tingkat utilitas sebesar 200 dikatakan dua kali lebih besar daripada 100.1 2. Asumsi-Asumsi Pendekatan Utilitas Pendekatan utilitas ini bisa juga digunakan untuk menunjukkan bahwa harga dan kualitas yang diminta berhubungan terbalik. 1) Tingkat utilitas total yang dicapai seseorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya:



1



Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen Bisnis, (Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 2019), Edisi ke-4, h. 98-99.



3



2) Konsumen akan memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala anggaran. 3) Utilitas dapat diukur secara kardinal, artinya setiap utilitas masing-masing komoditi dapat diukur. 4) Marginal Utility (MU) jadi setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun. MU adalah perubahan Total Utility (TU) yang disebabkan oleh tambahan 1 unit barang yang dikonsumsi disebut Cateris Paribus. Untuk memahami konsep utilitas ini perhatikan contoh berikut: Skedul utilitas total (utility total) dan utiliti marginal (marginal utility) untuk konsumsi barang A dalam satu periode waktu. Table 1 Skedul TU dengan MU Barang A Kuantitas (Qx)



Total Utility (TU)



Marginal Utility (MU)



0



0



-



1



11



(11-0) = 10



2



19



(19-11) = 8



3



25



(25-19) = 6



4



29



(29-25) = 4



5



31



(31-29) = 2



6



31



(31-31) = 0



7



29



(31-29) = 2



Akan membentuk kurva Total Utility dan Marginal Utility seperti berikut: Gambar 1 Kurva Total Utility dan Marginal Utility Terhadap Jumlah Barang yang Dikonsumsi



4



3. Pemaksimuman Utilitas Dalam hal pemaksimuman nilai guna total, syarat pemaksimuman utilitas adalah jika konsumen berada dalam keadaan sebagai berikut:2 1) Seseorang akan memaksumumkan utilitas dari barang-barang yang dikonsumsikan apabila perbandingan utilitas marginal berbagai barang tersebut adalah sama dengan perbandingan harga-harga barang tersebut. 2) Seseorang akan memaksumumkan utilitas dari barang-barang yang dikonsumsikan apabila utilitas marginal untuk setiap rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsikan. Jadi syarat untuk pemaksimuman utilitas yaitu setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan utilitas marjinal yang sama besarnya. Seorang konsumen akan memilih barang-barang yang didapat memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala anggaran (budget)-nya. Utilitas tersebut akan maksimum jika perbandingan antara MU dan harga adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsi, misalnya barang X, Y dan Z. MUx MUy MUz = = Px Py Pz Misalnya jika kaidah di atas tidak terpenuhi maka konsumen bisa mengatur lagi alokasi pengeluarannya untuk menaikkan tingkat utilitas yang diperoleh. MUx 10 = =2,5 Px 4



MUy 5 = =1 Py 1



Jika konsumen mengurangi konsumsi barang sebesar 1 unit maka konsumsi barang yang akan naik sebesar 4 unit dengan jumlah pengeluaran yang sama. Utilitas akan turun sebesar 10 utils (unit utilitas) untuk penurunan 1 unit barang X tersebut titik utilitas akan naik sampai 20 utils jika tambahan konsumsi barang X sebesar 4 unit, maka total utility Konsumen akan naik jika rasio antara MU dan P sama maka Konsumen tidak perlu mengatur kembali pengalokasian pembelian untuk menaikkan Total Utility-nya.3



2



Posma Sariguna Johnson Kennedy, Modul Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen dengan Pendekatan Kardinal, (Universitas Kristen Indonesia, 2015), h. 9. 3 Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial, h. 100



5



B. Pendekatan Kurva Indeferens 1. Definisi Pendekatan Kurva Indeferens Pendekatan kurva indiferen (ordinal utility) menggunakan pengukuran ordinal dalam menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi permintaan titik tingkat tingkat utilitas yang ditetapkan pada beberapa kelompok barang yang menunjukkan peringkat dari barang-barang tersebut titik-titik kelompok barang terdiri dari sejumlah barang dengan kualitas tertentu titik misalnya sebuah rumah, dua mobil atau tiga sepeda motor. Dalam pendekatan ini seorang konsumen tidak perlu menyatakan tingkat utilitas yang dia peroleh dari set komoditi tertentu dengan unit kardinal. Anggapan yang diperlukan hanyalah setiap konsumen dapat membedakan dari sekian banyak set komoditi yang tersedia, set komoditi mana yang memberikan utilitas lebih tinggi, sama atau lebih rendah tanpa harus menyatakan berapa lebih tingkat atau lebih rendah nya. Jadi dalam pendekatan ini setiap unit konsumen hanyalah dituntut dapat membedakan dari semua komoditi yang ia hadapi, set mana yang lebih dipilih, set mana yang lebih tidak dipilih dan set mana yang sama saja relatif dibandingkan dengan set-set komoditi yang lain dengan kata lain setiap unit konsumen harus dapat menentukan daftar urutan preferensi (order of preference) kodomiti yang ada. Pendekatan kurva indiferen menganggap bahwa tingkat kepuasan konsumen hanya dapat diukur dengan pengukuran pengukuran ordinal. Misalnya Ahmad memiliki kepuasan yang lebih tinggi terhadap HP dengan nilai 150 tetapi kepuasan badut terhadap HP hanya dengan nilai 75 artinya rendah. Namun tidak berarti kepuasan Ahmad dua kali lebih tinggi daripada Badu. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi barang X dan Y yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama kepada konsumen.4 2. Asumsi-Asumsi Pendekatan Kurva Indiferens Dua asumsi pertama yang digunakan dalam pendekatan kurva indiferen ini sama dengan konsumsi pada pendekatan utilitas atau kardinal. Dua asumsi yang terakhir berbeda karena di sini kita menganggap bahwa utilitas bersifat ordinal. Asumsi tersebut, yaitu:5



4 5



Zulkifli Alamsyah, Teori Konsumsi (Perilaku Konsumen), Universitas Jambi. Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial h. 101



6



1) Konsumen mendapatkan kepuasan atau utilitas lewat barang-barang yang dikonsumsinya. 2) Konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk kepada kendala anggaran yang ada. 3) Konsumen mempunyai suatu skala preferensi. 4) Marginal Rate of Substitution (MRS) akan menunjukkan telah melampaui suatu tingkat utilitas tertentu. MRS adalah jumlah barang Y yang bisa diganti oleh suatu unit barang X pada tingkat kepuasan yang sama. 3. Ciri-ciri Kurva Indiferens Kurva Indiferen mempunyai empat ciri khusus, diantaranya:6 1) Kurva indiferen mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively sloped) atau paling tidak pernah mempunyai nilai kemiringan positif. Pada umumnya kurva indiferensi berbentuk dari kiri atas ke kanan bawah pada bidang komoditi dua dimensi X-Y. Tetapi untuk beberapa kasus komoditi kurva indiferen berbentuk garis horisontal atau vertikal. Sifat kurva indiferen seperti ini, yaitu set komoditi yang strictly larger akan lebih dipilih konsumen dibanding dengan set komoditi yang lebih kecil. 2) Kurva indiferen melewati semua titik-titik yang ada dalam bidang komoditi X-Y. Sifat kedua ini merefleksikan konsumen dianggap dapat membedakan untuk setiap dua set komoditi mana yang lebih dipilih dan mana yang indiferen. Ini berarti setiap set komoditi selalu dihubungkan dengan tingkat utilitas yang tertentu besarnya. 3) Kurva indiferen tidak mungkin berpotongan antara yang satu dengan yang lain. Dalam gambar ini kurva indiferen I dan II berpotongan di titik kombinasi P. Menurut definisi set komoditi P memberikan tingkat utilitas yang sama dengan R (karena terletak pada satu kurva indiferen II). Begitu juga pada P dan Q, konsumen berada dalam keadaan indiferen. Dengan mendasarkan teori preferensi konsumen, maka R seharusnya juga indiferen terhadap Q. (sifat hubungan transitif)



6



Ari Sudarman, Teori Ekonomi Mikro I, (BMP ESPA 4221/3SKS/Modul 1-9, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Jakarta, 2005), h. 7



7



Gambar 2 Kurva Indiveren Tidak Dapat Saling Berpotongan



4) Kurva indiferen berbentuk cembung ke arah titik 0. Sifat ini disebabkankarena marjinal kemampuan komoditi X untuk menggantikan Y (marginal rate of substitution of X for Y = MRSxy) semakin menurun dengan semakinbanyaknya barang X. 4. Kurva Indiferens Mencerminkan Preferensi Konsumen Fungsi preferensi adalah suatu sistem atau serangkaian kaidah dalam menentukan pilihan. Kurva indiferens adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi (pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama artinya Konsumen tidak akan lebih suka (prefer) kepada suatu titik di banding titik-titik lain yang terletak pada kurva tersebut. Kumpulan kurva indiferens yang di tunjukkan oleh tabel dan gambar berikut ini. Tampak bahwa jika kuantitas suatu barang turun maka kuantitas untuk barang lain naik agar konsumen dapat mempertahankan tingkat kepuasan yang sama. Table 2 Marginal Rate of Substitution Kelompok barang



Tongseng (piring)



Sate (tusuk)



A



1



20



B



2



15



C



3



11



D



4



8



E



5



6



8



Gambar 3 Kurva Indiferens



5. Hubungan antara MRS dengan Slope Kurva Indiferens MRS akan menurun sepanjang suatu kurva indiferens. Jumlah barang Y yang bisa diganti oleh 1 unit barang x, pada kurva indiferens yang sama, akan menurun jika rasio antara barang X dan Y naik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurva tersebut akan cenderung ke arah origin. Nilai absolut slope kurva indiferen tersebut akan menurun jika jumlah barang X yang dikonsumsi meningkat. Besarnya MRS sama dengan nilai negatif dari slope kurva indiferens karena slope kurva indiferen selalu negatif maka MRS akan selalu positif.7 MRS =-Slope =



-βˆ†Y dY = βˆ†X dX



Misalnya, semua kelompok barang yang disajikan pada contoh di muka menunjukkan tingkat kepuasan yang sama titik oleh karena itu kita dapat menghitung MRS cari tongseng untuk sate dengan cara menghitung beberapa banyaknya sate yang akan dikorbankan untuk setiap satu piring tambahan tongseng (Gambar 4). MRS sama dengan 5 tusuk sate antara titik A dan B karena konsumen bersedia untuk mengorbankan (20-15) untuk setiap tambahan 1 piring tongseng. MRS turun menjadi 4 tusuk sate antara titik B dan C. Konsumen tersebut hanya bersedia untuk mengorbankan 4 tusuk sate (15-11) untuk setiap tambahan satu piring tongseng. MRS terus menurun menjadi 3 (antara titik C dan D) dan menjadi 1 (antara titik D dan E) Jika perubahan jumlah susu saat ini semakin kecil.



7



Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial, h. 104



9



Gambar 4 Marginal Rate of Substitusion



C. Garis Anggaran 1. Definisi Garis Anggaran adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu. Konsumen hanya mempu membeli sejumlah barang yang terletak pada atau garis sebelah kiri garis anggaran. Titik –titik pada sebelah kiri garis anggaran tersebut menunjukkan tingkat pengeluaran yang lebih rendah.8 Contoh, jika anggaran sebesar Rp 100 ribu dan harga barang X dan Y masingmasing Rp 5 ribu dan Rp 10 ribu, maka garis anggarannya seperti ini: Gambar 5 Garis Anggaran



Daerah anggarannya melukiskan semua kombinasi (X,Y) yang dapat dibeli dengan anggaran sebesar Rp 100 ribu atau kurang.



8



Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial, h. 106



10



2. Persamaan Garis Anggaran Persamaan garis anggaran (dimana I = pendapatan/anggaran konsumen) bisa dilukiskan dengan 2 cara:9 𝐼 = 𝑋. 𝑃𝑋 + π‘Œ. π‘ƒπ‘Œ



atau



π‘Œ=



πΌβˆ’π‘‹.𝑃𝑋 π‘ƒπ‘Œ



𝐼



𝑃



= 𝑃 βˆ’ π‘ƒπ‘Œ π‘Œ



π‘Œ



3. Ciri-ciri Garis Anggaran 1) Berslope negative. 2) Berbentuk linier selama harga tidak berubah. 3) Nilai dan garis anggaran semakin ke kanan semakin besar. 4) Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga. 4. Pergeseran Garis Anggaran Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah Y dan jumlah X, disebabkan oleh naiknya anggaran konsumen. Gambar 6 Pergeseran Garis Anggaran



Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah X dan Y tetap, disebabkan oleh turunnya harga barang X. Gambar 7 Pergeseran Garis Anggaran



9



Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial, h. 107



11



D. Penurunan Kurva Permintaan Untuk dapat menurunkan fungsi permintaan linier suatu barang diperlukan dua kondisi keseimbangan konsumen. Dimana keseimbangan berubah karena adanya perubahan harga barang (cateris paribus). Kondisi cateris paribus diperlukan karena adanya fungsi permintaan yang berubah hanya harga barang dan jumlah yang diminta dari barang tersebut. Sedangkan variabel-variabel lain dianggap tetap.10 Kurva permintaan suatu barnag dapat diturunkan dengan mencari 2 titik keseimbangan konsumen dimana yang berubah hanya harga barang tersebut, sedangkan hal-hal yang lain bersifat tetap. Kurva indiferens dapat digunakan untuk menurunkan kurva permintaan, baik secara grafis maupun matematis. Penurunan kurva tersebut dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama yakni gambaran kurva konsumsi-harga (priceconsumption curve = PCC). Tahap kedua dengan menggambarkan kembali kombinasikombinasi harga-kuantitas dari PCC tersebut. Perhatikan hubungan antara kurva indiferens dengan kurva permintaan. Kuantitas-kuantitas pada kurva permintaan adalah jumlah barang yang dibeli (dikonsumsi) yang memaksimumkan kepuasan konsumen pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. 1. Kuantitas yang dipilih bergantung pada tingkat harga Kurva konsumsi-harga (PCC) merupakan kumpulan barang (barang X dan Y) yang memaksimumkan kepuasan konsumen pada berbagai tingkat harga barang X, dengan menganggap pendapatan dan harga barang lainnya (barang Y) tidak berubah. Untuk menggambarkan PCC barang X, pertama kali kita tentukan kelompok barang yang optimal jika harga barang X tersebut berubah-ubah. Kemudian kita hubungkan kelompok barang-barang yang optimal tersebut melalui sebuah garis. Garis ini adalah kurva konsumsi-harga (PCC). Perhatikan pada gambar di bawah, bahwa semua garis anggaran berputar melalui titik A karena kita menganggap bahwa pendapatan dan harga barang Y tidak berubah.



10



Nyoman Aryaningsih, Ekonomi Manajerial, (Malang: Media Nusa Creative), 2018.



12



Gambar 8 Kurva Konsumsi Harga



2. Penggambaran kembali Harga dan Kuantitas Kombinasi-kombinasi antara harga dan kuantitas pada PCC dapat digambarkan pada sumbu harga dan kuantitas untuk mendapatkan kurva permintaan seperti gambar di bawah. Kurva tersebut akan menunjukkan kuantitas suatu barang yang akan dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Ini merupakan pengertian dari kurva permintaan. Gambar 9 Kurva Permintaan



3. PCC dan Elastisitas Harga Slope kurva konsumsi-harga (PCC) menunjukkan nilai elastisitas harga, lihat gambar di bawah ini: 1) Jika PCC horizontal, elastisitas harga sama dengan satu (unitary). 2) Tidak ada perubahan pengeluaran untuk barang X atau Y karena jumlah barang Y yang dibeli, harga barang Y, dan pendapatan tidak berubah. 3) Jika PCC berslope positif, elastisitas harga lebih kecil dari satu (inelastisity); jika harga barang X turun, pengeluaran untuk barang Y naik dan pengeluaran untuk barang X turun.



13



4) Jika PCC berslope negatif, elastisitas harga lebih besar dari satu (elastis); jika harga barang X turun, pengeluaran untuk barang Y turun dan pengeluaran untuk barang Y naik.11



E. Kegunaan Kurva Indeferens Kurva indiferens dapat digunakan setiap saat mencoba menganalisis pilihan antara dua barang. Dengan memberi batasan bahwa suatu barang adalah "segala sesuatu", maka cara ini dapat diterapkan dalam permasalahan pilihan konsumen yang sangat luas. Misalkan jika kita menghadapi permasalahan: "Analisis Pengaruh Program XXX terhadap Konsumsi Barang Y". Contoh: Pajak penggunaan bensin super diturunkan dan pajak penggunaan premium dinaikkan. Pajak tersebut akan menurunkan harga bensin super, sedangkan harga premium akan naik. Garis anggaran akan bergeser dari BB ke B'B'. Seorang konsumen akan menaikkan proporsi penggunaan bensin super untuk mobilnya (dari π‘†π‘œ menjadi S'. Seperti gambar di bawah ini.12 Gambar 10 Kegunaan Kurva Indeferens



F. Pendekatan Atribut Pendekatan atribut merupakan teori yang dikenalkan oleh ilmuwan bernama Kelvin Lancester pada tahun 1966. Pada teori atribut dianggap bahwasannya yang dicermati konsumen bukan dari segi produk secara fisik melainkan atribut yang melekat pada produk yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan atribut sebuah barang ialah sesuatu jasa yang 11 12



Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial, h. 112-115. Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial, h. 115-116.



14



dapat dihasilkan serta digunakan atas kepemilikan barang tersebut, seperti atribut suatu mobil meliputi jasa pengangkutan, prestice, privasi, keamanan, kenyamanan, dan sebagainnya. Kemudian, dalam pendekatan ini menggunakan analisis utilitas yang digabungkan dengan analisis kurva indiferens.13 Maka, dalam pendekatan atribut ini, konsumen akan memperoleh kepuasan dari memakai atau mengonsumsi atribut, akan tetapi dengan syarat konsumen harus membeli produk untuk dapat menggunakan atribut tersebut. Jadi pada intinya produk disini diartikan sebagai alat untuk menyampaikan atribut dalam proses konsumsi serta tiap jenis barang atau produk akan memberikan satu atribut bahkan lebih dalam suatu perbandingan tertentu. Table 3 Atribut dan Harga Makanan di Restoran Restoran



Harga



Derajat atribut



Rasio



per makan ($)



Makan



nyaman per $100 Nyaman



Lezat



/lezat



A



22,22



89



22



4,05



4,50



B



25,00



94



50



1,88



4,00



C



27,30



76



86



0,88



3,66



D



26,47



57



90



0,63



3,78



E



18,95



18



72



0,25



5,28



F



19,74



10



77



0,13



5,07



Adapun contoh tabel 1.1 yang mengilustrasikan pihak konsumen yang biasa makan diluar rumah pada enam restoran (AB,C,D,E,F). Dari 6 atribut restoran tersebut digambarkan pada tabel 1.2 dibawah ini dengan garis berasal dari titik 0. Garis kemiringan ini yaitu rasio antara atribut kenyamanan suasana dengan kelezatan rasa makanan yang didapatkan dari masing-masing restoran tersebut. Berikut gambar tabelnya:14



13 14



Usep Sudrajat, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta: Deepublish, Januari 2018), h. 72 Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial, h. 117



15



Gambar 11 Kombinasi Barang dalam Pendekatan Atribut



Kemudian, untuk mengetahui seberapa banyak barang dibeli ditentukan dari besarnya anggaran dan harga barang tersebut. Dari tabel di atas bahwasannya dengan anggaran sebesar $100 konsumen memperoleh dari restoran A sebanyak (4,5 Γ— 89) = 400,5 satuan atribut kenyamanan suasana restoran serta (4,5 Γ— 22) = 99 satuan atribut kelezatan makanan. Demikian juga pada restoran B,C,D,E, dan F memperoleh jumlah satuan atribut dengan cara yang sama. Maka, dari hasil perhitungan digambar tabel 1.2 berikut dengan mengkaitkan titik-titik A, B, C, D, E, F kita bisa memperleh garis batas efisiensi atau efficiency frontier.15 Garis batas efisiensi merupakan besaran nilai maksimal dari kombinasi atribut dari barang atau jasa yang dikonsumsi pada tingkat anggaran tertentu.16 Gambar 12 Garis Batas Efisiensi



1. Keseimbangan konsumen Dapat kita amati bahwa konsumen menghendaki kombinasi produk yang dikonsumsi akan menghasilkan kepuasan tinggi. Sehingga, mereka selalu berusaha untuk menggapai kurva indiferen yang paling tinggi. Dengan demikian yang dimaksud



15 16



Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial, h. 118 Nugroho J. Setiadi, Business Ekonomics and Manajerial Decision Making, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 78



16



keseimbangan konsumen yaitu Kondisi dimana biasanya terjadi pada konsumen memperoleh kepuasan yang maksimum dengan menghabiskan anggaran tertentu untuk mengkonsumsi suatu produk maupun jasa.17 Berdasarkan pada asumsi rasionalitas, maka konsumen akan memilih barang yang ditunjukkan oleh titik singgung antara kurva batas efisiensi dengan salah satu kurva indiferensnya. jika titik singgung itu tidak terletak pada salah satu sudut garis batas efisiensi yang membentuk suatu garis lurus seperti pada titik M, maka untuk memaksimumkan kepuasan, konsumen bisa memilih kombinasi barang yang menghubungkan antara garis kombinasi kepuasan atribut yang membentuk bagian batas efisiensi yang disinggung oleh kurva indiferens konsumen tersebut. Berikut adalah tampilan dari gambar grafik maksimasi kepuasan dengan pendekatan atribut:18 Gambar 13 Grafik Maksimasi Kepuasan dengan Pendekatan Atribut



2. Perubahan harga dan hukum permintaan Titik batas yang bisa dicapai pada masing-masing garis atribut ditentukan oleh rasio antara penghasilan dan harga barang dikalikan dengan besarnya atribut masingmasing satuan barang tersebut. Dengan persepsi dan penghasilan konsumen yang sama, sehingga perubahan harga barang pasti akan menggeser titik batas atribut dan dengan sendirinya garis batas efisiensi juga bergeser.19 Bila harga barang turun menandakan bahwa garis batas efisiensi bergeser ke luar, namun bila harga barang naik maka garis batas efisiensi bergeser ke dalam mendekati titik asal O. Sehingga akibatnya, konsumen mencapai kurva indiferen yang lain dan



17



Ida Nuraini, Pengantar Ekonomi Mikro, (Malang: UMM Press, 2016), h. 57 Kristiawan, Ketahanan Pangan, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2021), h. 68 19 http://aswash.blogspot.com/2015/10/makalah-prilaku-konsumen-dengan-atribut.html, diakses pada rabu, 16 maret 2022 pukul 11.37 WIB 18



17



mengkonsumsi lebih banyak barang yang harganya lebih murah dan juga mengurangi konsumsi barang yang harganya lebih mahal. Berikut tampilan grafiknya yaitu: Gambar 14 Keseimbangan Konsumen dalam Perubahan Harga



Kemudian, bila bukan harga barang dan persepsi konsumen memainkan tingkat penghasilannya yang berubah serta dianggap meningkat, maka apabila barang yang dikonsumsi itu normal sifatnya, tentu garis batas efisiensi seluruhnya akan bergeser sejajar ke luar menjauhi titik asalnya. sebaliknya, jika penghasilan konsumen menurun, maka pergeseran garis batas efisiensinya akan menurunkan tingkat kepuasan dan apabila penghasilan naik akan semakin tinggi tingkat kepuasan sebab kurva indiferen akan bersinggungan dengan garis batas efisiensi pada titik yang berbeda.20 Berikut tampilan grafiknya yaitu: Gambar 15 Keseimbangan Konsumen dan Perubahan Pendapat



20



http://repository.umsu.ac.id/bitstream/handle/123456789/12498/SKRIPSI.pdf, diakses pada rabu, 16 maret 2022 pukul 11.50 WIB



18



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Model pilihan konsumen dapat dikembangkan dengan menggunakan asumsi pengukuran kardinal atau ordinal. Pendekatan kardinal menganggap bahwa utilitas dapat diukur dengan cara penjumlahan (additive), sedangkan pendekatan ordinal menganggap bahwa utilitas tidak dapat diukur dengan cara penjumlahan. Pendekatan kurva indiferens menganggap bahwa konsumen memiliki suatu skala preferensi dalam memilih barang-barang yang akan dikonsumsinya. Skala preferensi memungkinkan konsumen untuk membuat peringkat-peringkat barang-barang yang lebih disukai atau tidak dan peringkat tersebut bersifat transitif. Kurva konsumsi-harga (PCC) menunjukkan kumpulan barang (barang X dan Y) yang dipilih konsumen yang memaksimumkan kepuasannya.



19



DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Zulkifli. Teori Konsumsi (Perilaku Konsumen). Universitas Jambi. Arsyad, Lincolin. 2008. Ekonomi Manajerial-Ekonomi Mikro Terapan untuk Manajemen Bisnis. Yogyakarta: BPEF. Aryaningsih, Nyoman.2018. Ekonomi Manajerial. Malang: Media Nusa Creative. http://aswash.blogspot.com/2015/10/makalah-prilaku-konsumen-dengan-atribut.html, diakses pada rabu, 16 maret 2022 pukul 11.37 WIB http://repository.umsu.ac.id/bitstream/handle/123456789/12498/SKRIPSI.pdf, diakses pada rabu, 16 maret 2022 pukul 11.50 WIB Kennedy, Posma Sariguna Johnson Kennedy. 2015. Modul Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen dengan Pendekatan Kardinal. Universitas Kristen Indonesia. Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga Kristiawan. 2021. Ketahanan Pangan. Surabaya: Scopindo Media Pustaka. Nuraini, Ida.2016. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: UMM Press. Setiadi, Nugroho J. 2008. Business Ekonomics and Manajerial Decision Making. Jakarta: Kencana. Sudarman, Ari. 2005. Teori Ekonomi Mikro I. BMP ESPA 4221/3SKS/Modul 1-9, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Jakarta. Sudrajat, Usep. 2018. Ekonomi Manajerial. Yogyakarta: Deepublish.



20