KOMPRE ASKEB REMAJA FISIOLOGIS (Lampiran) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA Nn.L USIA 15 TAHUN DI PUSKESMAS GADING SURABAYA Tanggal Praktik : 29 November – 17 Desember 2021



NYUSTIN ELSERA WAHYUNINGTIAS P27824421073



KEMENTERIAN KESEHATAN R.I. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KELAS ALIH JENJANG TAHUN 2021/2022



1



LEMBAR PENGESAHAN Laporan Asuhan Kebidanan pada Remaja yang dilaksanakan sebagai dokumentasi/laporan praktik Asuham Kebidanan Remaja yang telah dilaksanakan Di Puskesmas Gading Periode Praktik tanggal 29 November s.d 17 Desember 2021 Surabaya, 17 Desember 2021 Mahasiswa



Nyustin Elsera Wahyuningtias P27824421073 Pembimbing Lahan



Pembimbing Pendidikan



Kepala Puskesmas Gading



Pembimbing Pendidikan Mengetahui,



Ka Prodi Sarjana Terapan Kebidanan



Siti Alfiah, S.Kep.Ns., M.Kes Titi Maharrani, SST., M.Keb Maria Mandalena Budiarti , NIP 19690501198032002 NIP 198503202006042003 SST, Bd, M.Kes NIP 196502061987032016 Dr. Thoms Danatosa Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes NIP 197306022006041017 NIP 196702061990032003



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan individu yang berjudul “Praktik Asuhan Kebidanan Remaja Pada Nn. L Usia 15 Tahun di Puskesmas Gading Surabaya”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan Prakonsepsi pada Pendidikan D4 Alih Jenjang Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya. Dalam penyusunan laporan, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 2



1.



drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, yang telah memberikan kesempatan menyusun laporan ini.



2. Astuti Setiyani, S.ST., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya yang telah memberikan kesempatan menyusun laporan ini. 3. Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes, selaku Ketua Prodi Pendidikan D4 Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya, yang telah memberikan kesempatan menyusun laporan ini. 4. dr. Thoms Danantosa , selaku Kepala Puskesmas Gading sekaligus pembimbing praktik lapangan yang telah memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini. 5. Maria Mandalena Budiarti , SST, Bd, M.Kes, selaku Bidan Koordinator Puskesmas Gading sekaligus pembimbing praktik lapangan yang telah memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini. 6. Titi Maharrani, SST., M.Keb, selaku pembimbing pendidikan 1 yang telah memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini. 7. Siti Alfiah, S.Kep.Ns., M.Kes, selaku pembimbing pendidikan 2 yang telah memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini 8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan praktik ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah diberikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.



Surabaya, Desember 2021 Penulis



3



DAFTAR ISI COVER........................................................................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR................................................................................................................. iii DAFTAR ISI................................................................................................................................ v BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang........................................................................................................................ 1 1.2 Tujuan Praktik......................................................................................................................... 2 1.3 Lama Prakik............................................................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................. 3 2.1 Tinjauan Teori terkait Remaja................................................................................................ 3 2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan pada Remaja............................................................................. 22 BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................................... 28 BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................... 34 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 35 LAMPIRAN................................................................................................................................. 37



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Menurut WHO remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, sedangkan menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 remaja adalah penduduk yang berusia 10-18 tahun, dan menurut BKKBN remaja adalah mereka yang berusia 10-24 tahun dan belum menikah. Pada masa remaja akan terjadi perubahan pertumbuhan baik fisik mau psikologis sering ditandai denga keinginan, dan emosi yang cenderung tidak stabil (Hidayati & Farid, 2014). Masa remaja dibagi menjadi tiga fase, remaja awal pada prempuan yaitu 1315 tahun dan pada laki-laki 15-17 tahun. Kriteria remaja pertengahan pada prempuan 15-18 tahun dan pada laki-laki 17-19 tahun. Sedang kriteria remaja akhir pada prempuan yaitu1821 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun (Meilan, Maryanah, & Follona, 2018) Pada masa remaja terjadi banyak perubahan salah satunya pada fisiknya, dimana perubahan fisik antara laki-laki dan perempuan berbeda. Perubahan fisik laki-laki antara lain berfungsinya kelenjar kelamin, kulit menjadi kasar, tumbuh rambut di bagian tertentu, tumbuh jakun, dll Sedangkan perubahan fisik perempuan antara lain postur tubuh berubah, pinggul melebar, kulit menjadi halus, dll. Perubahan yang lain pada masa adalah perkembangan mental yang cara berpikirnya abstrak dan kritis, perkembangan emosi (timbul konflik dan stabilitas emosi terganggu), serta perkembangan sosial (mencari identitas diri dan mencari peran). Masalah umum yang sering dialami remaja adalah komposisi tubuh berubah, perempuan lebih banyak lemak, laki laki lebih banyak otot, kegagalan pencapaian pertumbuhan biasanya disertai dengan pencapaian prestasi yang rendah. Sedangkan masalah gizi yang dialami remaja adalah kebersihan makanan, zat gizi yang tidak seimbang (obesitas yang menimbulnya penyakit degeneratif dimasa dewasa, kurang gizi menunjukkan kualitas rendah, anemia gizi, gaki), kecenderungan untuk melewatkan waktu makan baik itu sarapan pagi dan makan siang, mengemil yang memiliki kadar gula tinggi misalnya permen, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, dan membatasi asupan makanan (diet). 5



Kebutuhan gizi remaja tergantung padakecepatan tumbuh, derajat maturasi fisik, komposisi tubuh, derajat aktifitas. Untuk menjaga kelangsungan proses pertumbuhan dan mengantisipasi timbulnya masalah gizi di kalangan remaja maka pengaturan sangat makan perlu diperhatikan. 1.2. Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum: Memberikan akses dan pelayanan kesehatan pada remaja 1.2.2 Tujuan Khusus: 1. Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan, danevaluasi 2. Meningkatkan pendidikan keterampilan hidupsehat 3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja kesehatan reproduksi bagi remaja tentang kesehatan 4. Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA 5. Meningkatkan upaya perbaikan gizi remaja 6. Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik 7. Melakukan deteksi dini pencegahan penyakit menular 8. Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan 1.3 Lama Praktik Praktik Asuhan Kebidanan pada Remaja dilakukan dengan tiga (3) kali kunjungan yang dilakukan pada periode praktik tanggal 29 November – 17 Desember 2021 di Puskesmas Gading Surabaya.



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1



Tinjauan Teori terkait Remaja



1. Definisi Remaja Remaja Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan dari masa anak ke masa dewasa, usia antara 10-24 tahun. Secara etimiologi, remaja berarti tumbuh menjadi dewasa. Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Persrikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15-24 tahun. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja tada tiga tahap, yaitu: masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja tengah (13-15 tahun), dan masa remaja akhir (16-19 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminology kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran, 2016). 2. Tahapan Masa Remaja 1) Remaja awal (10-12 tahun): merasa lebih dekat dengan teman sebaya, merasa ingin bebas, merasa lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak). 2) Masa remaja tengah (13-15 tahun): tampak dan merasa ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan cinta yang mendalam, kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang, dan berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual. 3) Masa remaja akhir (16-19 tahun): menampakkan pengungkapan kebebasan diri, dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta dan memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak (Widyastuti dkk, 2009) 3. Perkembangan Remaja Terdapat dua konsep perkembangan remaja, yaitu nature dan nurture. Konsep nature mengungkapkan bahwa remaja adalah masa badai dan tekanan. Periode perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan tekanan karena perubahan yang terjadi dari dalam dirinya. Konsep nurture menyatakan tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan 7



tersebut. Hal tersebut tergantung pada pola asuh dan lingkungan dimana remaja itu tinggal (Kusmiran, 2016). Adapun aspek perkembangan remaja menurut Kumsiran (2016) antara lain: 1) Perkembangan Sosial. Terjadinya tumpang tindih pola tingkah laku anak dan pola perilaku dewasa merupakan kondisi tersulit yang dihadapi remaja. Remaja diharuskan menyesuaikan diri dengan peran orang dewasa dan melepaskan diri dari peran anak-anak. Remaja dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah. 2) Perkembangan Emosi. Ciri-ciri perkembangan emosis pada tahap ini antara lain sebagai berikut: emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya diekspresikan secara meledak-ledak, kondisi emosional biasanya berlangsung cukup lama sampai pda akhirnya ke keadaan semula, yaitu keadaan sebelum munculnya suatu keadaan emosi, jenis-jenis emosi sudah lebih bervariasi (perbedaan antara emosi satu dengan lainnya makin tipis) bahkan ada saatnya emosi bercampur baur sehingga sulit dikenali oleh dirinya sendiri. Remaja juga sering bingung dengan emosinya sendiri karena mucul emosi-emosi yang bertentangan dalam suatu waktu, misalnya benci dan saying, mulai munculnya ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi, remaja umumnya sangat peka terhadap cara orang lain memandang mereka. Akibatnya remaja menjadi lebih mudah tersinggung dan merasa malu. Hal ini akan terkait dengan perkembangan konsep dirinya. 3) Perkembangan Kognitif. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, kemampuan kognitif



remaja



mempertimbangkan



berada



pada



semua



tahap



formal



kemungkinan



operational.



untuk



Remaja



menyelesaikan



harus



mampu



masalah



dan



mempertanggungjawabkannya. Berkaitan dengan kognitif, umumnya remaja menampilkan tingkah laku seperti krisis, rasa ingin tahu yang kuat, jalan pikiran egosentris, imagery audience, dan personal fables. 4) Perkembangan Moral. Perubahan mendasar dalam moralitas remaja meliputi pada masa remaja, mereka memulai memberontak dari nilainilai orangtua dan orang dewasa lainnya serta mulai menentukan nilai-nilainya sendiri , pandangan moral remaja semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang nyata, keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar bukan pada apa yang salah, penilaian moral menjadi semakin kritis sehingga remaja lebih berani menganaliis norma social dan norma pribadi, serta berani mengambil keputusan berbagai masalah moral yang dihadapinya, penilaian moral menjadi kurang egosentris, tetapi 8



lebih mengembangkan norma berdasarkan nilai-nilai kelompok sosialnya, penilaian moral cenderung melibatkan emosi dan menimbulkan keterganggu psikologis. 5) Perkembangan Konsep Diri. Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya sendiri. Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya sendiri meliputi penilaian diri dan penilaian social. Penilaian diri berisi pandangan dirinya terhadap hal-hal seperti pengendalian keinginan dan dorongandorongan dari dalam dirinya, Susana hati yang sedang dihayati remaja, bayangan subjektif terhadap kondisi tubuhnya, merasa orang lain selalu mengamati atau memperhatikan dirinya (berkaitan dengan perkembangan kognitif). Sedangkan penilaian social berisi evaluasi terhdapa bagaimanan remaja menerima penilaian lingkungan social pada dirinya. Selain itu, konsep lain yang terdapat dalam pengertian konsep diri ini adalah self image atau citra diri, yaitu gambaran dari hal-hal seperti siapa diri saya (extant self) dan saya ingin jadi apa (desired self). 6) Pekembangan heteroeksual Dalam perkembangan heteroseksual ini, remaja memerankan peran jenis kelamin yang diakui oleh lingkungannya. Remaja perempuan menemukan double standar, dimana remaja laki-laki boleh melakukan hal yang bagi remaja perempuan sering sekali disalahkan. Kondisi pandangan budaya tertentu mengenai peran jenis kelamin remaja mengakibatkan munculnya efek penggolongan dalam masyarakat. Beberapa ciri penting perkembangan heteroseksual remaja secara umum antara lain remaja mempelajari perilaku orang dewasa sesuai dengan jenis kelaminnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya, minat terhadap lawan jenis makin kuat disertai keinginan kuat untuk memperoleh dukungan dari lawan jenis, minat terhadap kehiduan social, remaja mulai mencari informasi kehidupan seksual orang dewasa, bahkan juga muncul rasa ingin tahu dan keinginan bereksplorasi untuk melakukannya, minat dalam keintiman secara fisik. Dengan adanya dorongan seksual dan ketertarikan terhadap lawan jenis, perilaku remaja mulai diarahkan untuk menarik perhatian lawan jenis. 4. Aspek Pertumbuhan Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi. Faktor lingkungan dapat member pengaruh yang kuat untuk lebih mempercepat perubahan. Perubahan dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, dan kelenjar organ reproduksi. 9



Ketiga kelenjar tersebut akan saling bekerja sama dan berinteraksi dengan faktor genetik maupun lingkungan (Kusmiran, 2016). Pada perempuan hormon yang mempengaruhi adalah estrogen dan progesteron ditandai dengan mengalami menstruasi. Perubahan fisik yang dialami yaitu pertambahan tinggi badan, tumbuh rambut disekitar alat kelamin dan ketiak, kulit menjadi lebih halus, suara menjadi lebih halus dan tinggi, payudara dan pinggul mulai membesar, paha membulat, dan mengalami menstruasi.



5. Menstruasi Mentruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Remaja mengalami menarche adalah pada usia 12 sampai dengan 16 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya psikolog dan lainnya. Padawanita biasanya pertama kali mengalami mentruasi (menarche) pada umur 1216 tahun. Siklus mentruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari (Kusmiran, 2016). 1) Fase Menstruasi A. Fase Folikuler/Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke-14) Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan paling tengah terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. B. Fase Luteal/ Fase Sekresi/ Fase Pramenstruasi (hari ke-14 sampai hari ke-28) Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisasisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum (telur) pada saat terjadinya proses ovulsi. Pada fase ini peningkatan hormon progesterone yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormon-hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai 10



lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan untuk penghambat masuknya sperma ke dalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini. C. Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3) Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena produksi telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan hygienepada daerah tersebut dan menimbulkan keputihan. D. Fase Regenerasi/ Pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5) Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium. 2) Macam-Macam Gangguan Menstruasi Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam: A. Kelainan siklus menstruasi a. Amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi. Kategori amenorrhea primer jika wanita di usia 16 tahun belum mengalami menstruasi, sedangkan amenorrhea sekunder adalah yang terjadi setelah menstruasi. Secara klinis, kriteria amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi selama enam bulan atau selama tiga kali tidak menstruasi sepanjang siklus menstruasi sebelumnya. Berdasarkan penelitian, amenorrhea adalah apabila tidak ada menstruasi dalam rentang 90 hari. Amenorrhea sering terjadi pada wanita yang sedang menyusui, tergantung frekuensi menyusui dan status mutrisi dari wanita tersebut (Kusmiran, 2016). b. Oligomenorrhea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak interval yang pendek atau tidak normalnya jarak waktu menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi 35-90 hari. c. Polymenorrhea adalah sering menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi yang pendek kurang dari 21- hari. B. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada menstruasi 11



Gangguan perdarahan terbagi menjadi tigas, yaitu perdarahan yang berlebihan/banyak, perdarahan yang panjang, dan perdarahan yang sering. Terminologi mengenai jumlah perdarahan meliputi: pola aktual perdarahan, fungsi ovarium, dan kondisi patologis. Abnormal Uterin Bleeding (AUB) adalah keadaan yang menyebabkan gangguan perdarahan menstruasi (Kusmiran, 2016). Secara umum terdiri dari: a. Menorrahgia, yaitu kondisi perdarahan yang terjadi reguler dalam interval yang normal, durasi dan aliran darah lebih banyak. b. Metrorraghia, yaitu kondisi perdarahan dalam interval irreguler, durasi dan aliran darah berlebihan/banyak. c. Polymenorrhea, yaitu kondisi perdarahan dalam interval kurang dari 21 hari.



C. Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi a. Premenstruasi Syndrome (PMS) Premenstruasi Syndrome (PMS) atau gejala premenstruasi, dapat menyertai sebelum dan saat menstruasi, seperti perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah lelah. Nafsu makani meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya wanita mudah marah, sensitif, dan perasaan negatif lainnya. Saat PMS, gejala yang sering timbul adalah mengalami kram perut, nyeri kepala, pingsan, berat badan bertambah karena yubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak serta pinggang terasa pegal (Kusmiran, 2016). b. Dysmenorrhea Pada saat menstruasi, wanita kadang mengaiami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut dinamakan dymenorrhea, yaitu keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dysmenorrhea merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung. Gejala gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala menstruasi (Kusmiran, 2016). 6. Masalah Gizi Pada remaja



12



Pada usia remaja, masalah gizi biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup dan kebiasaan makan yang juga terkait erat dengan perubahan fisik dan kebutuhan energi remaja. Beberapa masalah gizi yang sering ditemui pada remaja antara lain: No



Gangguan Gizi



Penyebab



1



Kegemukan



Asupan gizi lebih dari kebutuhan dalam jangka waktu yang lama.



2



Kurang Energi Kronis (KEK)



Asupan gizi kurang dari kebutuhan dalam jangka waktu yang lama.



3



Kekurangan zat gizi mikro



Kekurangan



asupan



gizi



yang



mengandung vitamin dan mineral. 4



Gangguan makan (anoreksia)



Keyakinan masyarakat tentang tubuh yang ideal bagi lelaki dan perempuan. Ini biasanya berarti bahwa tubuh yang kurus adalah ideal bagi perempuan dan tubuh berotot ideal bagi lelaki.



5



Anemia



Penyebab anemia yang paling sering ditemui pada remaja adalah kekurangan zat besi. Zat besi membentuk sel darah merah



pada



manusia.



menstruasi



Selain



itu, pada



remaja putri juga dapat menjadi salah satu penyebab anemia (Kemenkes, 2019) 7. Anemia 1) Pengertian Anemia



adalah



kondisi



tubuh



dimana



dari jumlah normal. 2) Pemeriksaan



13



kadar



hemoglobin



kurang



Status anemia diketahui melalui pemeriksaan darah. Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel di dalam tubuh agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. 3) Tanda dan gejala Saat



anemia,



badan



terasa



lemah,



lesu,



dan



mudah



capek,



yang



juga



dikenal dengan istilah 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai pusing (‘kepala terasa berputar’), mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, serta sulit konsentrasi karena kadar oksigen dalam jaringan otak dan otot kurang dari seharusnya. 4) Dampak anemia pada remaja Pada remaja, menurunnya kebugaran serta kemampuan konsentrasi dapat menyebabkan menurunnya capaian belajar di sekolah serta kemampuan mengikuti berbagai aktivitas di sekolah dan di luar sekolah. Selain itu, anemia menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah terkena penyakit infeksi. 5) Apakah remaja memiliki risiko mengalami anemia? Iya, karena remaja memiliki kebutuhan zat gizi yang meningkat untuk mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat di masa pubertas ini, dan kebiasaan makan remaja saat ini belum memenuhi kebutuhan asupan zat besi. Pada remaja putri, risiko anemia menjadi lebih tinggi karena hilangnya darah selama menstruasi. 6) Pencegahan anemia Di besi,



Indonesia, yang



penyebab



disebut



yang



anemia



umum



gizi



besi.



ditemui



adalah



Sehingga,



cara



kurang



asupan



mencegah



zat



anemia



adalah dengan memastikan kecukupan asupan zat besi harian melalui dua cara utama, yaitu: A. Mengkonsumsi makanan sumber zat besi. Makanan sumber zat besi misalnya hati ayam, kerang, telur, daging sapi, kacang kedelai, kacang hijau, bayam merah, dan lainnya. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, terutama yang berasal dari sumber nabati, dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, jambu. B. Minum tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri.



14



Konsumsi TTD kadang menimbulkan efek samping seperti nyeri/perih di ulu hati, mual serta tinja berwarna kehitaman (yaitu sisa zat besi yang dikeluarkan oleh tubuh melalui feses). Semua efek samping tersebut tidak berbahaya, dan lama kelamaan akan berkurang dan hilang karena tubuh akan menyesuaikan. Dan perlu diingat bahwa gejala ini tidak dialami oleh semua orang. Untuk mengurangi gejala di atas sangat dianjurkan minum TTD setelah makan (perut tidak kosong). (Kemenkes RI, 2019) 8. Peran Remaja 1) Menjaga kebersihan personal dengan menerapkan PHBS.



A. Mencuci



tangan



dengan



sabun



dan



air



bersih



setiap



selesai



menggunakan toilet, sebelum dan sesudah makan, dan setiap selesai beraktivitas di luar rumah.



15



. B. Menggunakan air bersih setiap hari. C. Mandi sehari dua kali. D. Menyikat gigi sebelum beraktivitas di pagi hari, setelah makan, dan sebelum tidur. E. Menggunakan jamban sehat yakni yang tertutup. F. Menggunting kuku seminggu sekali 2) Menjaga kebersihan saat menstruasi



A. Mandi setiap hari. B. Makan makanan sehat. C. Gunakan kain bersih, pembalut atau bahan lain yang bersih dan dapat diganti. D. Menggunakan celana dalam atau baju dalam yang menyerap keringat. E. Ganti



pembalut



secara



rutin



sehingga



darah



menstruasi



tidak



membekas pada pakaian. F. Menjaga kebersihan adalah penting untuk mencegah infeksi. G. Cucilah pakaian dengan sabun keringkan di bawah sinar matahari agar bakteri tidak menempel. H. Usahakan mendapat istirahat yang cukup. 16



I. Lanjutkan kegiatan secara normal. J. Jika



mengalami



kram



atau



nyeri



pada



bagian



bawah



perut



atau



punggung, lakukan salah satu atau lebih dari kegiatan berikut agar kembali nyaman: mandi air hangat, minum minuman panas, berjalanjalan, usap punggung atau perut, berbaring telentang dengan kedua lutut terangkat kemudian gerakkan membentuk lingkaran kecil. K. Lakukan senam atau olah raga teratur seperti biasa. Olah raga dapat mempercepat sirkulasi membantu mengurangi ketegangan atau sakit kepala. L. Kurangi konsumsi makanan yang mengandung garam untuk mencegah tertahannya cairan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan. 3) Menjaga diri dari sentuhan tangan-tangan jahil dan tidak bertanggng jawab terutama di area sensitif.



4) Mematuhi protokol kesehatan untuk menjaga diri dan orang lain.



Memakai masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak aman, hindari kerumunan. 17



2.1.2



Konsep Dasar Keputihan



1. Pengertian Keputihan Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Cairannya berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan. Penyebab keputihan dapat secara normal yang dipengaruhi oleh homon tertentu (Kusmiran, 2014). Leukorea atau keputihan adalah semua pengeluaran cairan dari alat genitalia bukan berupa darah. Leukorea bukan penyakit tersendiri tetapi merupakan manifestasi gejala. Penyebab utama leukorea harus dicari dengan anamnesa, pemeriksaan kandungan, dan pemeriksaan laboratorium. Leukorea fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan seks meningkat dan pada waktu hamil (Manuaba, 2010). Leukorea patologis ditandai dengan jumlahnya yang sangat banyak, berwarna, berbau, dan disertai keluhan-keluhan seperti gatal, terjadi pembengkakan, panas dan pedih ketika buang air kecil, serta dan nyeri di perut bagian bawah (Wiknjosastro, dkk., 2005). 2. Klasifikasi 1) Keputihan normal (fisiologis) Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang – kadang berupa mucus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Keputihan fisiologis menurut Wiknjosastro (2009 : 271). Ditemukan pada : a. Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari palsenta terhadap uterus dan vagina janin. b. Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen, keputihan disini hilang sendiri, akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya. c. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dan dinding vagina. d. Waktu disekitar ovulasi, dengan secret dari kelenjar- kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer. 18



e. Pengeluaran secret dari kelenjear-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri.



2) Keputihan tidak normal (patologis) Penyebab paling penting dari keputihan patologi ialah infeksi. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan keputihan patologis, pada adneksitis gejala tersebut dapat timbul (wiknjosastro,2009 hal.271). Ciri- ciri keputihan patologis menurut Prayitno (2014:50), yaitu: a. Keputihan dengan cairan berwarna kuning atau keruh, keputihan yang memiliki warna yang seperti ini bisa jadi merupakan tanda adanya infeksi pada gonorhea. Akan tetapi, hal tersebut harus didukung oleh tanda-tanda lainnya, seperti perdarahan di luar masa menstruasi dan rasa nyeri ketika buang air kecil. b. Keputihan dengan cairan berwarna putih kekuningan dan sedikit kental menyerupai susu. Jika disertai dengan bengkak dan nyeri di bibir vagina, rasa gatal, serta nyeri ketika berhubungan seksual, keputihan dengan cairan seperti susu tersebut bisa disebabkan oleh adanya infeksi jamur pada organ kewanitaan. c. Keputihan dengan cairan berwarna cokelat atau disertai sedikit darah. Keputihan semacam ini layak diwaspadai. Sebab, ini sering kali terjadi karena masa mentruasi yang tidak teratur. Apalagi, keputihan tersebut disertai oleh darah dan rasa nyeri pada panggul. Keputihan seperti ini bisa jadi merupakan tanda menderita kanker serviks maupun kanker endomentrium. d. Keputihan dengan cairan berwarna kuning atau hijau, berbusa, dan berbau sangat menyengat. Biasanya, keputihan semacam ini disertai dengan rasa nyeri dan gatal ketika buang air kecil. Ini menandakan kemungkinan terkena infeksi trikomoniasis. e. Keputihan berwarna pink. Keputihan berwarna ini biasanya terjadi pasca melahirkan. 19



f. Keputihan dengan warna abu- abu atau kuning yang disertai dengan bau amis menyerupai bau ikan. Keputihan semacam ini menunjukkan adanya infeksi bakteri pada vagina. Biasanya keputihan tersebut juga disertai rasa panas, seperti terbakar, gatal, kemerahan, dan bengkak pada bibir vagina atau vulva. 3. Penyebab Keputihan bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut : 1) Penggunaan tisu yang terlalu sering untuk membersihkan organ kewanitaan.



Biasannya, hal ini dilakukan setelah buang air kecil ataupun buang air besar. 2) Mengatakan pakaian berbahan sintesis yang ketat sehingga ruang yang ada tidak



memadai. Akibatnya, timbulnya iritasi pada organ kewanitaan. 3) Sering kali bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain sehingga



memungkinkan adanya bakteri yang dapat mengotori organ kewanitaan. 4) Sering kali bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain sehingga



kebersihannya tidak terjaga. 5) Kurangnya perhatian terhadap organ kewanitaan. 6) Membasuh organ kewanitaan ke arah yang salah, yaitu arah basuhan dari belakang



ke depan. 7) Aktivitas fisik yang sangat melelahkan, sehingga daya tahan tubuh melemah. 8) Tidak segera mengganti pembalut ketika mestruasi. 9) Pola hidup yang kurang sehat, seperti kurang olah raga, pola makan yang tidak



teratur, atau kurang tidur 10) Kondisi kejiwaan yang mengalami stress berat. 11) Menggunakan



sabun pembersih



untuk membersihkan



organ



kewanitaan secara berlebihan sehingga flora doderteins yang berguna menjaga kesadaran di dalam organ kewanitaan terganggu. 12) Kondisi cuaca, khususnya cuaca lembab di daerah tropis.



20



13) Sering kali dan berendam di air panas atau hangat. Kondisi yang sangat justru



memberikan peluang yang lebih besar bagi jamur penyebab keputihan untuk tumbuh dengan subur. 14) Tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang kotor. 15) Kadar gula yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan jamur penyebab keputihan tumbuh



dengan subur. 16) Sering berganti-ganti pasangan ketika berhubungan seksual . 17) Kondisi hormon yang tidak seimbang. Misalnya, terjadinya peningkatan hormon



estrogen pada masa pertengahan siklus menstruasi, saat hamil, atau mendapatkan rangsangan seksual 18) Sering menggaruk organ kewanitaan. Penyebab paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi. Organ genetalia pada perempuan yang dapat terkena infeksi adalah (2001:554) infeksi ini dapat disebabkan oleh: 1) Bakteri (Kuman) a) Nisseria gonorrhea



Bakteri ini menyebabkan penyakit Gonore. Umumnya pada wanita tidak menimbulkan tanda dan gejala. Tanda dan gejala ini bisa dan antenatal dan pemeriksaan IUD, seperti keputihan kental, berwarna kekuningan, nyeri pada pinggul, dan sakit sewaktu menstruasi. b) Chlamydia trachomatis



Keputihan yang ditimbulkan oleh bakteri ini tidak begitu banyak dan lebih encer berwarna putih kekuningan. Bisa menyebabkan penyakit klamidia. c) Gardnerella vaginalis



Keputihan yang timbul oleh bakteri ini berwarna putih keruh keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa gatal dan panas pada vagina. d) Jamur Candida



Candida merupakan penghuni normal rongga mulut, usus besar dan vagina. Bila jamur candida di vagina terdapat dalam jumlah banyak dapat menyebabkan 21



keputihan yang dinamakan vaginitis. Gejala yang timbul keputihan menyerupai keju disertai lecet serta rasa gatal dan iritasi di daerah bibir kemaluan dan berbau khas. e) Parasit Trikomonas vaginalis



Parasit ini menimbulkan penyakit yang dinamakan trikomoniasis. Infeksi akut akibat parasite ini menyebabkan keputihan yang ditandai oleh banyaknya keluar cairan yang encer, berwarna kuning kehijauan, berbuih menyerupai air sabun dan baunya tidak enak. Parasit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual.



4. Patogenesis Leokorea atau flour albus merupakan gejala dimana terjadinya pengeluaran cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa darah.Dalam perkembangan, alat kelamin wanita mengalami perubahan mulai dari bayi hingga menupause. Flour albus merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi flour albus yang patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfeksi kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka keseimbangan ekosistem vagina akan terganggu, yang tadinya bakteri doderlein atau lactobasillus memakan glikgen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina untuk pertumbuhanyya dan menjadikan pH vagina menjadi asam, hal ini tidak dapat terjadi bila pH vagina basa. Keadaan pH vagina membuat kuman penyakit berkembang dan hidup subur di dalam vagina (Sibagariang,EE. 2010). Lendir vagina umumnya semakin banyak selama kehamilan yang disebabkan oleh peningkatan suplai darah dan perubahan homonal, yang kemudian menyebabkan peningkatan produksi lendir dari serviks dan perubahan keseimbangan pH pada lapisan vagina. jika lendir vagina menyebababkan rasa gatal baik didalam atau diluar vagina, berwarna krem, abu-abu, kehijauan atau bernoda darah atau jika mengeluarkan bau tidak lazim, mungkin karena terkena infeksi yang harus dirawat sebelum memasuki proses persalinan. Sebagian besar infeksi vagina dapat disembukan, namun jika tidak dirawat 22



dapat 11 ditularkan kejanin saat dia melewati jalan kelahiran dan ini dapat menyerang mata, mulut atau saluran pencernaan janin (Onggo,T, 2012). 5. Pencegahan Menurut Army (2014), beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah keputihan patologis antara lain : 1). Menjaga kebersihan, diantaranya: a. Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga agar tetap kering untuk mencegahtumbuhnya bakteri dan jamur; b. Saat menstruasi biasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab; c. Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah timbulnya iritasi pada vagina; d. Menghindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan yang mengandung deodoran dan bahan kimia terlalu berlebihan, karena hal itu dapat mengganggu pH cairan kewanitaan dan dapat merangsang munculnya jamur atau bakteri; e. Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina. f.Menjaga kuku tetap bersih dan pendek. Kuku dapat terinfeksi Candida akibat garukan pada kulit yang terinfeksi. Candida yang tertimbun dibawah kuku tersebut dapat menular ke vagina saat mandiatau cebok. 2). Memperhatikan pakaian, diantaranya: a. Apabila celana dalam yang dipakai sudah terasa lembab sebaiknya segera diganti dengan yang kering dan bersih; b. Menghindari pemakaian pakaian dalam atau celana panjang yang terlalu ketat karena dapat meningkatkan organ kewanitaan; c. Tidak duduk dengan pakaian basah (misalnya: selesai olahraga dan selesai renang karena jamur lebih senang pada lingkungan yang basah dan lembab



23



d. Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun karena katun menyerap kelembaban dan menjaga agar sirkulasi udara tetap terjaga. 3). Mengatur gaya hidup, diantaranya: a. Menghindari seks bebas atau berganti–ganti pasangan tanpa menggunakan alat pelindung seperti kondom b. Mengendalikan stress c. Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk melawan serangan infeksi d. Mengkonsumsi diit yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi gula dan karbohidrat karena dapat mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan e. Menjaga berat badan tetap idealdan seimbang. Kegemukan dapat membuat kedua paha tertutup rapat sehingga mengganggu sirkulasi udara dan meningkatkan kelembaban sekitar vagina f.Apabila mengalami keputihan dan mendapatkan pengobatan antibiotik oral (yang diminum) sebaiknya mengkonsumsi antibiotic tersebut sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri tidak kebal dan keputihan tidak datang lagi g. Apabila mengalami keputihan yang tidak normal segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan agar segera mendapatkan penanganan dan tidak memperparah keputihan. 2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada Remaja dengan keputihan fisiologis 1. Pengkajian Data 1) Data Subjektif Adalah data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu data kejadian. (1) Biodata Nama



: Untuk mengetahui nama klien agar mempermudah dalam komunikasi.



Umur



: Untuk mengetahui tahap remaja mana yang sedang dialami klien



Agama



: Untuk memberikan motivasi sesuai agama yang dianut klien.



Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor pembawaan atau ras.



24



Pendidikan



: Untuk mengetahui pendidikan terakhir klien agar sesuai dengan



pemberian asuhan Alamat



: Untuk mengetahui alamat klien agar mempermudah kunjungan rumah



No. Hp



: Untuk mempermudah komunikasi dalam memberikan asuhan secara daring



Biodata orang tua Nama orang tua : Untuk mengetahui nama orang tua klien Umur



: Untuk mengetahui umur orang tau klien



Pendidikan



: Untuk mengetahui pendidikan terakhir klien agar sesuai dengan



pemberian asuhan Pekerjaan



: Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi klien



Alamat



: Untuk mengetahui alamat klien agar mempermudah kunjungan



rumah 2) Keluhan Keluhan yang disarankan saat pemeriksaan. Pada pasien keputihan fisiologis biasanya mengeluh mengeluhkan keluar lendir berwarna putih bening, tidak gatal, dan tidak berbau dari vagina.



3) Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan lalu : untuk mengetahui apakah klien menderita suatu penyakit kronis dan keluhan yang dialami klien saat ini, yang akan mempengaruhi timbulnya dismenorea. Karena faktor anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea. b. Riwayat kesehatan yang lalu : untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya, misal diabetes militus, hipertensi, jantung, asma, TBC, tumor, kanker, hepatitis, dan lain- lain. Penyakit ini dapat membuat berat badan menjadi kurus sehingga dapat memicu terjadinya dismenorea saat haid



25



c. Riwayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui penyakit yang ada di keluarga pasien khususnya penyakit menular dan keturunan yang dapat mempengaruhi organ reproduksi dan apakah keluarganya terdapat riwayat dismenorea 2) Data Obyektif A. Keadaan Umum a. Kesadaran



:



b. Tekanan darah



: untuk mengetahui tekanan darah, tekanan darah normal, sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70 sampai 90mmHg.



c. Suhu



: untuk mengetahui suhu tubuh, dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5 – 37,5°C.



d. Nadi



: untuk mengetahui nadi, nadi normal berkisar antara 60- 80x/menit



e. Respirasi



: untuk mengetahui pernafasan dalam 1 menit, pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar20-30x/menit.



B. Pemeriksaan Fisik



a. Kepala dan wajah : untuk mengetahui kebersihan rambut, warna rambut, mudah rontok atautidak. Dan untuk mengetahui wajah tampak pucat/tidak. b. Leher : untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar limfe kelenjar tiroid, dan bendungan venajugularis. c. Dada



: Untuk mengetahui adanya benjolan/tidak



d. Abdomen



: untuk mengetahui adanya nyeri perut/tidak, apakah terdapat massa/tidak



e. Punggung



: Untuk mengetahui apakan punggung lordosis, kifosis, dan skoliosis



f. Genetalia



: untuk mengetahui kebersihan vagina, adakah 26



tanda-tanda infeksivagina. g. Ekstermitas



: untuk mengetahui bentuk,ada gangguan/kelainan atau tidak, oedema atau tidak, varices atau tidak



h. Berat badan



untuk mengetahui berat klien. Apakah termasuk normal,gemuk, obesitas,atau kurang dari normal.



i. Tinggi badan



untuk mengetahui tinggi badan klien. Apakah termasuk normal, atau kurang dari normal



j. Lingkar panggul k. Lingkar pinggul l. Rasio Lpa/Lpi m. LILA



untuk mengetahui lingkar lenganklien.Apakah termasuk normal, atau kurang dari normal.



2. Interpretasi Data Diagnosa : Remaja dengan masalah............., keadaan baik, prognosa baik. Masalah



: masalah yang muncul pada klien



3. Diagnosa Potensial 4. Kebutuhan Tindakan Segera 5. Rencana Tindakan 1) Pertemuanke-1 a.



Jalin komunikasi interpersonal



b.



Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan antopometri



Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien, dan status gizi pasien remaja c.



Jelaskan kepada pasien mengenai manajemen kecamasan yang dirasakan



remaja dalam mempersiapkan pekerjaan d.



Berikan edukasi kesehatan mengenai keterampilan hidup sehat(PKHS)



Rasional : pengetahuan dan pendidikan PKHS pada remaja bertambah, mampu menerapkannya pada dirinya. e.



Berikan tablet tambah darah, dan menjelaskan cara meminumnya



Rasional : TTD diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya anemia f.Sepakati jadwal pertemuanselanjutnya. Rasional : untuk melanjutkan intervensi selanjutnya. 27



2) Pertemuanke-2 a.



Ukur kecerdasan majemuk dan jelaskan hasilnya



Rasional : untuk mengetahui kecerdasan pada remaja sesuai dengan kemampuannya. b.



Berikan edukasi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja, antara



lain: masa pubertas, tanda-tanda primer dan sekunder pubertas pada perempuan beserta fungsinya, cara merawat kesehatan organ reproduksi,. Rasional : pentingnya pendidikan kespro untuk remaja, supaya siap menghadapi perubahanperubahan yang dialami nya dalam masa pubertas ini, dan mengetahui cara mengatasinya, jika kemudian hari ditemukan masalah. c.



Berikan edukasi kesehatan mengenai nutrisi yang seimbang, serta pola hidup



sehat untuk mengatasi obesitas sehingga siklus haid menjadinormal Rasional : pengetahuan dan pendidikan kesehatan mengenai gizi dan pola hidup sehat pada remaja bertambah, serta mampu menerapkan pada dirinya sehingga kesehatan semakin baik. d.



Berikan edukasi kesehatan mengenai gizi seimbang untukremaja



Rasional : pentingnya menjaga gizi seimbang untuk menjaga berat badan yang ideal, sehingga terhindar dari penyakit. e.



Berikan edukasi kesehatan mengenai pentingnya aktivitas fisik secara rutin,



minimal 30 menit/hari Rasional : untuk menjaga tubuh tetap bugar dan sehat f. Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya Rasional: untuk melanjutkan intervensi selanjutnya. 3) Pertemuan3 a. Berikan pelayanan terkait kesehatan jiwa (menggunakan pediatric symtom checklist) danNAPZA Rasional : untuk mengetahui apakah ada gangguan psikososial pada remaja. b. Berikan pelayanan tentang penyakit tidak menular (Diabetes Mellitus dan Hipertensi) dan pencegahan kekerasan padaremaja. Rasional : untuk memaparkan kepada remaja mengenai penyakit tidak menular yang sedang marak terjadi, dan mencegah terjadinya kekerasan pada remaja c. Berikan HE mengenai pola hidup sehat dengan menerapkan CERDIK Rasional: menerapkan pola hidup sehat supaya tubuh tetap sehat danbugar 28



d. Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya Rasional: untuk melanjutkan intervensi selanjutnya. 4) Pertemuanke-4 a.



Berikan informasi terkait isu kesehatan lain terkait kespro remaja dan masalah



kesehatan penyakit menular yang berhubungan dengan keadaan saat ini seperti pemeriksaan SADARI, dan 3 M untuk Covid-19 b.



Lakukan evaluasi terkait pelayanan yang telahdidapatkan



Rasional : untuk menetahui apakah asuhan yang kita berikan sudah efektif dan efisien atau belum. 6. Implementasi Menurut Kemenkes RI (2011:6). Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. 7. Evaluasi Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera dicatat.



29



BAB III KERANGKA ASUHAN 1.



Pengkajian Tanggal Pengkajian : 30 November 2021 Pukul



: 10.00 WIB



Oleh



: Nyustin Elsera W



3.1 Data Subyektif 1. Biodata Nama



: Nn.L



Umur



: 15 tahun



Agama



: Islam



Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Pendidikan



: SMA



Alamat



: Kapas Madya Baru, Kel Gading, Kota Surabaya



Nomor telepon : 081231890xxx Nama orangtua : Tn.T / Ny.N Usia



: 42 tahun / 40 tahun



Pekerjaan



: Swasta / Ibu Rumah Tangga



Alamat



: Kapas Madya Baru, Kel Gading, Kota Surabaya



2. Keluhan Utama



: Klien mengatakan jika akan haid klien mengalami keputihan yang tidak berbau, bening dan tidak gatal.



Tambahan



: Tidak ada



3. Status dalam keluarga



: Anak kandung



4. Jumlah saudara dalam keluarga : Tiga Bersaudara 5. Riwayat pernikahan orangtua



: Anak dari pernikahan ke-1, menikah 1 kali



6. Aktifitas sehari-hari 30



7. Anamnesis HEEADSSS Nama



: Nn. L



Jenis Kelamin



: Perempuan



Tinggi badan



: 155 cm



Berat badan



: 47 kg



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: Siswa



Status perkawinan



: Belum kawin



Saat ini tinggal bersama



: Orang tua



1. Bagaimana memaknai tentang pertemanan? Seperti apa mengartikan “teman dekat”? Nn. A memaknai pertemanan sebagai tempat untuk bertukar pikiran. Menurut Nn. L teman dekat adalah seseorang yang ia bias bebas bercerita dan menjaga ceritanya, 2. Kepada siapa biasanya curhat? Orang Tua 3. Bagaimana pendapat tentang berkeluarga? Adakah perencanaan untuk berkeluarga? Apa harapan tentang berkeluarga itu? Menurut Nn. L berkeluarga merupakan komitmen yang harus dijalani karena manusia butuh pasangan. Nn. L memiliki rencana untuk berkeluarga. Harapan Nn. L tentang berkeluarga adalah memiliki keluarga yang bahagia, harmonis, sejahtera serta memiliki seseorang yang bisa melindungi dan menjaganya. 4. Apakah saat ini memiliki kepuasan dengan aktivitas/pekerjaan saat ini? Nn. L belum puas dengan pekerjaannya saat ini 5. Bagaimana pendapat tentang hidup dan kehidupan? Menurut Nn. L kehidupan merupakan sesuatu yang harus dijalani dengan ikhlas dan santai mengikuti alur kehidupan. 6. Apakah memiliki kebiasaan atau memilih dalam aktivitas makan? Tidak 7. Apakah pernah merasakan “perasaan tidak nyaman atau hal-hal lain yang dirasakan mengganggu pikiran? Nn. L mengaku tidak pernah meraskan hal yang tidak nyaman karena ia mengganggap semuanya tidak dengan berlebihan sesuai apa adanya 3.2 Data Obyektif 1. Keadaan Umum 31



Kesadaran



: Composmentis



Tanda-tanda vital Tekanan darah : 110/70 mmHg



BB



: 47 Kg



Suhu



: 36,60C



TB



: 155 cm



Nadi



: 85 x/menit



IMT



: 19,5 kg/m2



Respirasi



: 20 x/menit



LiLA : 23,5 Cm



2. Pemeriksaan Fisik Kepala



: Rambut hitam, bersih, tidak rontok



Mata



: Konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada pembesaran palpebra, tidak ada visus



Telinga



: Tidak ada pengeliuaran cairan, tidak ada serumen



Hidung



: Penciuman berfungsi baik, tidak ada polip : Tidak ada pebesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena



Leher



jugolaris



Dada



: Bentuk dada normal, tidak ada bunyi ronchi/wheezing, payudara tidak ada massa, payudara tidak ada pengeluaran cairan : Tidak ada bekas operasi, tidak ada nyeri tekan pada



Abdomen



abdomen



Punggung



: Tidak lordosis, tidak kifosis, tidak skoliosis



Genetalia



: Tidak dilakukan pengkajian



Anus



: Tidak dilakukan pengkajian



Ekstremitas Atas



: Tidak oedema, tidak sianosis



Bawah



: Tidak oedema, tidak sianosis, tidak varises



Kulit



: Sawo matang, tidak bersisik, tidak pucat



Pemeriksaan Penunjang Kecerdasan Majemuk Kecerdasarn Interpersonal skor 29 Kecerdasan Musik skor



28 32



Kecerdasan Linguistik 27 Pemeriksaan PSC Skor 17,