10 0 7 MB
METODE KONSTRUKSI KELOMPOK FONDASI TIANG BOR PADA PROYEK APARTEMEN ROYAL PARADISE 1
HALAMAN JUDUL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Sarjana S1 pada Program Studi S-1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Bandung
Disusun oleh: JACKLIEN DEATIRSA PUTUHENA NRP: 1621049
GITA MIAN ARTHA CAECILIA TAMBUNAN NRP: 1621073
Pembimbing: Dr. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T.
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2019
LEMBAR PENGESAHAN METODE KONSTRUKSI KELOMPOK FONDASI TIANG BOR PADA PROYEK APARTEMEN ROYAL PARADISE
Dengan ini, kami menyatakan bahwa Isi CD-Rom Laporan Penelitian sama dengan hasil revisi akhir.
Bandung, 01 Desember 2019
JACKLIEN DEATIRSA PUTUHENA NRP: 1621049
GITA MIAN ARTHA CAECILIA TAMBUNAN NRP: 1621073
Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Pembimbing Lapangan
Pembimbing Utama
Pramanda M. Hartanto, S.T.
Dr. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T. NIK: 210074
Mengetahui, Ketua Program Studi S-1 Teknik Sipil
Dr. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T. NIK: 210074
ii
Universitas Kristen Maranatha
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN KERJA PRAKTEK
Dengan ini, kami yang bertanda tangan mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha di bawah ini:
NRP 1621049 1621073
NAMA JACKLIEN DEATIRSA PUTUHENA GITA MIAN ARTHA CAECILIA TAMBUNAN
Menyatakan bahwa laporan kerja praktek ini adalah benar merupakan hasil karya kami sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.
Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, KAMI bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensinya.
Demikian pernyataan ini kami buat.
Bandung, 01 Desember 2019
JACKLIEN DEATIRSA PUTUHENA NRP: 1621049
GITA MIAN ARTHA CAECILIA TAMBUNAN NRP: 1621073
iii
Universitas Kristen Maranatha
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN KERJA PRAKTEK
Kami, mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha yang bertanda tangan di bawah ini: NRP 1621049 1621073
NAMA JACKLIEN DEATIRSA PUTUHENA GITA MIAN ARTHA CAECILIA TAMBUNAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa: 1) Demi pengembangan ilmu pengetahuan, kami menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti noneksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas laporan penelitian kami yang berjudul “Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok Fondasi Tiang Bor Pada Proyek Apartemen Royal Paradise”. 2) Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalihmediakan/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta. 3) Kami bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha Bandung segala bentuk tuntutan yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah kami ini. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, 01 Desember 2019 Yang menyatakan,
JACKLIEN DEATIRSA PUTUHENA NRP: 1621049
GITA MIAN ARTHA CAECILIA TAMBUNAN NRP: 1621073 iv
Universitas Kristen Maranatha
SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTEK Sesuai dengan persetujuan dari Ketua Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas
Kristen
Maranatha,
melalui
surat
No.
022/PSTS-
KP/FTS/UKM/IV/2019 tanggal 1 April 2019, dengan ini saya selaku Pembimbing Kerja Praktek memberikan tugas kepada:
NRP 1621049 1621073
NAMA JACKLIEN DEATIRSA PUTUHENA GITA MIAN ARTHA CAECILIA TAMBUNAN
untuk membuat Kerja Praktek bidang Geoteknik dengan judul: METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KELOMPOK TIANG BOR PADA APARTEMEN ROYAL PARADISE
Pokok pembahasan Kerja Praktek adalah: 1.
Pendahuluan
2.
Organisasi Proyek
3.
Lingkup Pekerjaan Proyek
4.
Hasil dan Pembahasan
5.
Simpulan dan Saran
Hal-hal lain yang dianggap perlu dapat disertakan untuk melengkapi penulisan Laporan Kerja Praktek ini.
Bandung, 1 April 2019
Dr. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T.
v
Universitas Kristen Maranatha
SURAT KETERANGAN SELESAI LAPORAN KERJA PRAKTEK
Yang bertanda tangan di bawah ini selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing Lapangan Kerja Praktek dari mahasiswa:
NRP 1621049 1621073
NAMA JACKLIEN DEATIRSA PUTUHENA GITA MIAN ARTHA CAECILIA TAMBUNAN
menyatakan bahwa Kerja Praktek dari mahasiswa tersebut di atas dengan judul: METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KELOMPOK TIANG BOR PADA APARTEMEN ROYAL PARADISE
dinyatakan selesai dan dapat diajukan pada Ujian Sidang Kerja Praktek (USKP).
Bandung, 08 November 2019
Pramanda M. Hartanto, S.T.
Dr. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T.
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Utama
vi
Universitas Kristen Maranatha
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang dilimpahkan oleh-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kerja Praktek dapat diselesaikan. Laporan Kerja Praktek ini merupakan sebuah laporan dengan judul “Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok Fondasi Tiang Bor Pada Proyek Apartemen Royal Paradise”. Kerja Praktek ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Sarjana S1 pada Program Studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Bandung. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besaranya kepada: 1. Dr. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T., selaku pembimbing utama, 2. Pramanda, S.T, selaku pembimbing lapangan, 3. Ir. Daud Wiyono, M.Sc. dan Ir. Herianto Wibowo, M.Sc, selaku dosen-dosen penguji USKP, 4. Dr. Ir. Asriwiyanti Desiani, selaku Ketua Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, 5. CV. Looksmart, selaku kontaktor proyek, dan 6. PT. Indopile, selaku kontraktor fondasi tiang bor dan secant pile. Akhir kata penyusun berharap agar Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan sumbangan nyata bagi kemajuan Teknik Sipil dan bagi pihak yang memerlukannya.
Bandung, 22 Juli 2019 Penyusun
Jacklien Deatirsa Putuhena NRP: 1621049 Gita Mian Artha Cecilia Tambunan NRP: 1621073
vii
Universitas Kristen Maranatha
METODE KONSTRUKSI KELOMPOK FONDASI TIANG BOR PADA PROYEK APARTEMEN ROYAL PARADISE Jacklien Deatirsa Putuhena (NRP: 1621049) Gita Mian Artha Caecilia Tambunan (NRP: 1621073)
Pembimbing: Dr. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T.
ABSTRAK Dalam pembangunan sebuah bangunan, fondasi merupakan bagian awal yang menjadi sebuah dasar penting. Fondasi akan menyalurkan beban dari struktur diatasnya ke tanah. Salah satu jenis fondasi yang banyak digunakan adalah fondasi tiang bor. Fondasi tiang bor memiliki beberapa keuntungan seperti mengurangi kebisingan dan mengadaptasikan ukuran diameter yang besar. Berdasarkan hal tersebut, kerja praktek yang dilaksanakan akan membahas tentang metode konstruksi fondasi tiang bor di Apartemen Royal Paradise, Bandung. Proyek Apartemen Royal Paradise menjadi objek kerja praktek yang dapat digunakan untuk mempelajari metode konstruksi fondasi kelompok tiang bor. Selain itu, kerja praktek digunakan untuk mendapat pengalaman dan pembelajaran pada kondisi nyata di lapangan. Proyek Apartemen Royal Paradise berlokasi di Jl. Gegerkalong Hilir No. 103-105, Bandung. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat tinggal ataupun berupa investasi dalam bidang hunian bagi masyarakat Bandung maupun dari luar Bandung. Kerja Praktek dilakukan sejak tanggal 1 Agustus 2019 sampai 1 Oktober 2019. Selama kerja praktek dilaksanakan, didapat beberapa poin. Poin-poin tersebut meliputi: jumlah dan kedalaman tiang bor, ketidaksesuaian jadwal pengerjaan di lapangan, kendala yang dihadapi di proyek, dan kelengkapan K3 serta Alat Pelindung Diri (APD). Kata kunci: kerja praktek, tiang bor, Apartemen Royal Paradise.
viii
Universitas Kristen Maranatha
CONSTRUCTION METHOD OF BORED PILE FOUNDATION GROUP ON ROYAL PARADISE APARTEMEN PROJECT Jacklien Deatirsa Putuhena (NRP: 1621049) Gita Mian Artha Caecilia Tambunan (NRP: 1621073)
Supervisor: Dr. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T.
ABSTRACT In the construction of a building, the foundation is the first part that becomes an important basis. The foundation will distribute load from top structure to the ground. One type of foundation that many used is bored pile foundation. Bored pile foundations have several advantages such as reducing noise and adapting to large diameters. Based on this, the practical work will discuss about bored pile foundation construction method at the Royal Paradise Apartemen, Bandung. The Royal Paradise Apartemen Project is object of field work that can be used to study about construction methods of tiang bor foundation group. In addition, practical work is used to gain experience and learning in real conditions. The Royal Paradise Apartemen Project is located on Jl. Gegerkalong Hilir No. 103-105, Bandung. This building can be used as a place to live or residential investment for people inside and outside Bandung. Practical work start from 1 August 2019 to 1 October 2019. During the practical work carried out, obtained several points. These points include: the number and depth of bored piles, the mismatch of work schedule in the project site, obstacles in the project, and the completeness of K3 and Personal Protective Equipment (PPE). Keywords: field work, bored pile, Royal Paradise Apartemen.
ix
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN KERJA PRAKTEK PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN KERJA PRAKTEK SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTEK SURAT KETERANGAN SELESAI LAPORAN KERJA PRAKTEK KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Kerja Praktek 1.3 Manfaat Kerja Praktek 1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek 1.5 Waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktek 1.6 Sistematika Penulisan BAB II ORGANISASI PROYEK 2.1 Deskripsi Proyek 2.1.1 Data Umum Proyek 2.1.2 Data Teknis Proyek 2.2 Bentuk dan Struktur Organisasi Proyek 2.3 Hubungan Kerja antar Unsur Pelaksana BAB III LINGKUP PEKERJAAN PROYEK 3.1 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 3.1.1 Pekerjaan Persiapan 3.1.2 Pekerjaan Galian dan Fondasi 3.2 Pekerjaan Fondasi Tiang bor 3.3 Keamanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 3.4 Bahan dan Alat yang Digunakan 3.5 Keterlibatan Mahasiswa dalam Kerja Praktek BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Metode Pelaksanaan Kelompok Fondasi Tiang bor 4.2 Jadwal Pekerjaan 4.3 Perbandingan Data Kedalaman Rencana dengan Kedalaman di Lapangan 4.4 Manajemen Konstruksi (MK) 4.5 Daya Dukung Fondasi 4.6 Kelompok Fondasi Tiang Bor 4.7 Pile Driving Analyzer (PDA) 4.8 Hasil Uji PDA Pada Proyek Apartemen Royal Paradise x
i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiv xv xvi 1 1 1 2 2 2 3 4 4 4 5 7 7 9 9 9 9 10 10 13 21 24 24 34 35 38 38 40 41 42
Universitas Kristen Maranatha
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN L.1 KURVA S PROYEK APARTEMEN ROYAL PARADISE LAMPIRAN L.2 DENAH PROYEK LAMPIRAN L.3 FORM KP LAMPIRAN L.4 DOKUMENTASI LAPANGAN
xi
44 44 45 46 47 48 53 62
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek Gambar 2.1 Struktur Organisasi Proyek Apartemen Royal Paradise Gambar 3.1 Metode Pelaksanaan Fondasi Tiang Bor Gambar 3.2 Pelindung Kepala Gambar 3.3 Pelindung Kaki Gambar 3.4 Seragam Kerja Gambar 3.5 Pelindung Mata Gambar 3.6 Pelindung Wajah Gambar 3.7 Beton Readymix PT. Adhi Mix Gambar 3.8 Hasil Uji Slump Gambar 3.9 Tulangan Baja Gambar 3.10 Excavator Gambar 3.11 Crawler Crane Gambar 3.12 Hydraulic Drilling Rig Gambar 3.13 Tulangan Baja Gambar 3.14 Auger Bor Gambar 3.15 Bucket Bor Gambar 3.16 Rock Auger Gambar 3.17 Casing Gambar 3.18 Mesin Las Gambar 3.19 Bar Bending Gambar 3.20 Proses Pembengkokan Tulangan Gambar 3.21 Pelat Baja Gambar 3.22 Pipa Tremie Gambar 3.23 Pengamatan Pembersihan Lahan Gambar 3.24 Pembacaan Theodolite Gambar 3.25 Pengecekan Kedalaman Gambar 3.26 Mengukur Tinggi Uji Slump Gambar 4.1 Penyiapan Lahan Gambar 4.2 Pemindahan Pelat Gambar 4.3 Penentuan Titik Gambar 4.4 Pengeboran Tanah Menggunakan Hydraulic Drilling Rig Gambar 4.5 Pemasangan Casing Gambar 4.6 Pengeboran Tanah Kembali Gambar 4.7 Pengecekan Kedalaman Tanah Gambar 4.8 Penyusunan Tulangan Utama Gambar 4.9 Pembentukan Tulangan Sengkang Menggunakan Bar Bending Gambar 4.10 Penyusunan Tulangan Sengkang Sesuai Jarak Yang Ditentukan Gambar 4.11 Tulangan Sengkang Dikaitkan Pada Tulangan Utama Gambar 4.12 Pemasangan Tulangan Gambar 4.13 Proses Pengelasan Gambar 4.14 Pemasangan Safetyhoul Gambar 4.15 Pemasangan Pipa Tremie Gambar 4.16 Proses Pengecoran Gambar 4.17 Pengangkatan Pipa Tremie Setelah Pengecoran xii
2 7 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 25 25 25 26 27 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 33 34
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.18 Penimbunan Tanah Kembali Gambar 4.19 Konfigurasi Kelompok Tiang Gambar 4.20 Hasil Uji PDA Tiang Bor No. 61 Gambar 4.21 Hasil Uji PDA Tiang Bor No. 88
xiii
34 40 43 43
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Perbandingan Kedalaman Rencana dan Kedalaman Aktual Tabel 4.2 Hasil Uji PDA
xiv
35 42
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR NOTASI Ap d Eg m N n Nspt rata-rata P Qall Qg Qp Qs s θ
Luas penampang (m2) diameter tiang (m) Efisiensi kelompok tiang Jumlah baris tiang Jumlah tiang Jumlah tiang dalam satu baris rata-rata Nspt dari 10D sampai 4D dibawah ujung tiang Keliling penampang Tiang (m) daya dukung izin (ton/m2) Kapasitas izin kelompok tiang Daya dukung ujung tiang (ton/m2) Daya dukung selimut tiang (ton/m2) jarak ke pusat tiang (m) 𝑑
𝑡𝑎𝑛−1 𝑠 dalam derajat
xv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN Gambar L.1 Kurva S Pengerjaan Tiang Bor Gambar L.2.1 Denah Fondasi Gambar L.2.2 Detail Tiang bor D80 dengan panjang 8 m, 12 m, dan 14 m Gambar L.2.3 Detail Tiang bor D80 dengan panjang 18 m Gambar L.2.4 Detail Tiang bor D100 dengan panjang 8 m, 9 m, dan 12 m Gambar L.2.5 Detail Tiang bor D100 dengan panjang 14 m, dan 15 m Gambar L.3.1 Form KP 02 Gambar L.3.3 Form KP 03 Gambar L.3.4 Form KP 05 Gambar L.3.5 Form KP 06 Gambar L.3.6 Form KP 08 Gambar L.3.9 Form KP 09 Tabel L.4 Dokumentasi Lapangan
xvi
47 48 49 50 51 52 53 55 56 57 58 61 62
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dalam pembangunan sebuah bangunan, fondasi merupakan bagian awal
yang menjadi sebuah dasar penting. Fondasi akan menyalurkan beban dari bangunan bagian paling atas hingga ke tanah. Dalam membuat sebuah bangunan yang kuat, penentuan penggunaan fondasi sangatlah penting karena disesuaikan berdasarkan kedalaman dan jenis fondasi yang akan digunakan. Berdasarkan kedalamannya, fondasi dibagi menjadi dua yaitu fondasi dangkal dan fondasi dalam. Jenis fondasi dalam dibagi menjadi dua yaitu fondasi tiang pancang (displacement pile) dan fondasi tiang bor (replacement pile). Lokasi Kerja Praktik dipilih sebuah proyek konstruksi bangunan gedung Royal Paradise Apartemen yang ada di Jl. Gegerkalong Hilir no 103-105, Bandung. Bangunan gedung ini direncanakan sebagai tempat tinggal bagi masyarakat Bandung maupun dari luar Bandung. Dalam pengerjaannya pemilik proyek (Owner) ingin mengurangi getaran terhadap lingkungan sekitar dan polusi suara, serta kebutuhan akan diameter fondasi yang relatif besar menjadikan proyek tersebut menggunakan fondasi tiang bor. Gedung Apartemen ini merupakan bangunan gedung 11 (sebelas) lantai dengan 4 (empat) lantai basement. Dalam menerima dan menyalurkan beban yang akan diterima oleh fondasi, pemilik proyek memutuskan untuk menggunakan sistem kelompok fondasi tiang bor. Kelompok fondasi tiang bor dapat menerima dan menyalurkan beban yang akan diterima oleh fondasi dengan jumlah besar dan efektif dalam penyaluran beban yang akan diterima oleh tiap-tiap fondasi dalam sebuah pile cap. Pile cap akan mengikat fondasi berdasarkan jumlahnya. Bentuk pile cap kan menyesuaikan dengan jumlah fondasi yang akan diikat.
1.2
Tujuan Kerja Praktek
1. Mendapat pengalaman dalam sebuah pembangunan yang berhubungan dengan kelompok fondasi tiang bor. 2. Mendapat ilmu tentang konstruksi kelompok fondasi tiang bor. 1
Universitas Kristen Maranatha
3. Mendapat ilmu tentang tahap-tahap pelaksanaan konstruksi kelompok fondasi tiang bor. 4. Sebagai pelatihan sebelum berkecimpung dalam dunia kerja Teknik Sipil di bidang geoteknik.
1.3
Manfaat Kerja Praktek Diharapkan dari kegiatan kerja praktek ini, mahasiswa dapat mempelajari
keadaan sebenarnya pada kegiatan proyek yang dilakukan di lapangan. Selain itu dapat membuka wawasan yang lebih luas bagi mahasiswa.
1.4
Ruang Lingkup Kerja Praktek Ruang lingkup Laporan Kerja Praktek berisi penjelasan lingkup kegiatan
yang dilakukan yaitu: 1. mengetahui langkah-langkah pelaksanaan fondasi tiang bor, dan 2. mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pengerjaan fondasi tiang bor.
1.5
Waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktek Kerja praktek dilaksanakan dari 1 Juli 2019 hingga 1 Oktober 2019. Kerja
praktek dilakukan pada proyek Apartemen Royal Paradise yang berlokasi di Jl. Gegerkalong Hilir No. 103-105, Bandung. Lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Lokasi Proyek
Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek Sumber: Google Maps, 2019 2
Universitas Kristen Maranatha
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini sebagai berikut.
Bab I, Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang lingkup kerja praktek, waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek, dan sistematika penulisan. Bab II, Organisasi Proyek/Pekerjaan, berisi uraian tentang deskripsi, bentuk dan struktur organisasi proyek/pekerjaan dalam kerja praktek, serta hubungan antar unsur pelaksana. Bab III, Lingkup Pekerjaan Proyek, mencakup unsur kegiatan proyek atau pelaksanaan kegiatan dan keterlibatan mahasiswa dalam Kerja Praktek.
Bab IV, Hasil dan Pembahasan, berisi analisis hasil Kerja Praktek. Bab V, Simpulan dan Saran, berisi simpulan yang diperoleh dari analisis data dan saran untuk pelaksanaan Kerja Praktek ataupun pelaksanaan konstruksi selanjutnya.
3
Universitas Kristen Maranatha
BAB II ORGANISASI PROYEK 2.1
Deskripsi Proyek Proyek Apartemen Royal Paradise berlokasi di Jl. Gegerkalong Hilir No. 103-
105, Bandung. Tujuan utama pengerjaan proyek ini adalah sebagai tempat tinggal ataupun berupa investasi dalam bidang hunian bagi masyarakat Bandung maupun dari luar Bandung. Proyek Apartemen Royal Paradise dimiliki oleh PT. Royal Permata Indah dan pelaksanaan di lapangan yang dipimpin oleh Pramanda, S.T., selaku Project Manager dari CV. Look Smart dengan pekerjaan fondasi dilaksanakan oleh PT. Indopile yang dipimpin oleh M. Umar sebagai Pelaksana. Proyek ini ditargetkan akan selesai setelah 90 hari kerja. Proyek ini menggunakan metode konstruksi tiang bor (tiang bor) untuk menghindari kebisingan dan mengadaptasi kebutuhan diameter yang besar.
2.1.1 Data Umum Proyek Berikut ialah data umum Proyek Apartemen Royal Paradise: 1) Nama Proyek
: Royal Paradise Apartemen
2) Lokasi Proyek
: Jl. Gegerkalong Hilir No. 103-105, Bandung
3) Jenis Bangunan
: Apartemen (hunian)
4) Deskripsi Proyek
: Struktur gedung 11 lantai dengan
4 basement
berfungsi sebagai hunian menggunakan fondasi tiang bor 5) Luas Bangunan
: 844,2 m2/lantai
6) Luas Lahan
: 10701,7 m2
7) Lama Pembangunan
: ± 2 tahun
8) Pemilik Proyek
: The Royal Permata Indah
9) Konsultan Perencana a. Arsitektur
: PT. TCA Rekacipta Indonesia
b. Konsultan Struktur
: Oentojo Tjiptobusono
c. Konsultan M.E
: (Proses Tender)
4
Universitas Kristen Maranatha
10) Manajemen Proyek
: (Proses Tender)
11) Kontraktor Pelaksana a. Fondasi
: CV. Looksmart dan PT. Indopile
b. Struktur Utama
: (Proses Tender)
c. M.E.P
: (Proses Tender)
d. Desain Interior
: (Proses Tender)
12) Sifat kontrak
: Cost and Fee
13) Nilai kontrak
: ± 2.000.000.000
14) Jenis pembayaran
: Termin Progress Payment
15) Sumber dana
: Swasta
16) WaktuPelaksanaan Fondasi
: 20 Mei 2019 – 20 September 2019 (90 hari kerja)
17) Masa pemeliharaan
: 1 Tahun Pekerjaan Persiapan
18) Jenis Pekerjaan
: a. Pekerjaan Perencanaan Desain (Arsitektur, Struktur, dan MEP) b. Pekerjaan Drainase c. Fondasi (Sub Structure) d. Pekerjaan Konstruksi Strukur e. Pekerjaan Arsitektural f. Pekerjaan
Mekanikal,
Elektrikal,
Plumbing (MEP)
2.1.2 Data Teknis Proyek Berikut ialah data teknis Proyek Apartemen Royal Paradise: 1) Jenis Bangunan
: Struktur beton bertulang
2) Penutup Lantai
: Granite tile untuk lantai 1-11 dan floor hardener
3) Tangga
: Floor hardener dan keramik
4) Nilai Uji Slump
: ± 18 cm
5) Jumlah Lantai/gedung
: 12 lantai, 1 mezanine , 4 basement
6) Tipe Fondasi
: Tiang bor dan Secant Pile
7) Diameter fondasi
: 80 cm dan 100 cm
8) Kedalaman fondasi
: 8 m, 9 m, 12 m, 14 m, 15 m, 16 m, dan 18 m
9) Tinggi Bangunan
: 42,9 m
5
Universitas Kristen Maranatha
dan
10) Tahap pekerjaan a. Tahap 1
: Persiapan
b. Tahap 2
: Fondasi Tiang bor
c. Tahap 3
: Pekerjaan Pile cap
d. Tahap 4
: Konstruksi Beton
e. Tahap 5
: Finishing
11) Tipe struktur
: Sistem portal tertutup
12) Material struktur a. Fondasi
: Beton bertulang
b. Balok
: Beton bertulang
c. Kolom
: Beton bertulang
d. Pelat
: Beton bertulang
13) Mutu beton a. Fondasi
: K-350
b. Poer & Sloof
: K-350
c. Kolom
: K-350
d. Pelat Lantai
: K-350
e. Tangga
: K-350
14) Ready mix
: PT. Adhi Mix
15) Merk baja tulangan
: a. PT. CMS (Cakra Mitra Sinergi) b. PT. MS (Master Steel) c. PT. LS (Lautan Steel)
16) Dimensi baja tulangan
: D22
17) Kawat pengikat
: D13
18) Dinding dalam
: Bata ringan (hebel) t = 10 cm
19) Dinding luar
: Bata ringan (hebel) t = 10 cm, alumunium, kaca
20) Penutup atap
: Dak beton
21) Kurva S terdapat pada Lampiran L.1 22) Gambar denah tiang bor dan secant pile terdapat pada Lampiran L.2.1 23) Gambar detail penulangan dan kedalaman tiang bor terdapat pada Lampiran L.2.2 sampai L.2.5. 24) Dokumentasi lapangan terdapat pada Lampiran L.4.
6
Universitas Kristen Maranatha
2.2
Bentuk dan Struktur Organisasi Proyek Menurut Hasibuan (2010:128) struktur organisasi adalah suatu gambaran
tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. Adapun stuktur organisasi yang terdapat di proyek Royal Paradise Apartemen dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Proyek Apartemen Royal Paradise 2.3
Hubungan Kerja antar Unsur Pelaksana Sebuah proyek dapat berjalan lancar jika koordinasi antara pemilik,
perencana, dan pelaksana proyek harus terjalin dengan baik. Maka, hubungan kerja antar unsur pelaksana diperlukan agar tugas dan kewajiban masing-masing dapat terpenuhi dan terlaksana dengan baik. Berikut ialah hubungan kerja antar unsur pelaksana pada proyek Apartemen Royal Paradise.
7
Universitas Kristen Maranatha
2.3.1 Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana Pemilik proyek (PT. Royal Permata Indah) memberi perintah secara langsung kepada konsultan untuk merencanakan bentuk bangunan, struktur yang akan digunakan, rancangan anggaran biaya, dan hal-hal yang diinginkan oleh pemilik proyek. Selain itu, pemilik proyek memiliki kewajiban untuk membayar konsultan perencana agar hal-hal yang diinginkan dapat terpenuhi dan konsultan perencana bertugas untuk memenuhinya. 2.3.2
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pemilik proyek (PT. Royal Permata Indah) dan kontraktor (CV.
Looksmart) terikat berdasarkan kontrak. Pemilik proyek wajib membayar biaya pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Kontraktor memberikan jasanya berupa merealisasikan bangunan yang ditugaskan oleh konsultan. Kontraktor wajib memberi laporan dalam bentuk laporan harian, mingguan, dan bulanan kepada pemilik proyek. 2.3.3
Hubungan antara Kontraktor dengan Subkontraktor Kontraktor dan subkontraktor terikat dalam sebuah kontrak. Kontraktor
akan berupaya menyediakan jasa terbaik untuk memenuhi permintaan pemilik proyek. Beberapa kontraktor tidak memiliki keahlian dalam segala bidang. Oleh karena
itu,
kontraktor
membutuhkan
subkontraktor.
Kontraktor
akan
memperkerjakan subkontraktor untuk menangani beberapa hal khusus dan untuk mempercepat pekerjaan. Pada proyek ini, kontraktor (CV. Looksmart) memilih subkontraktor (PT. Indopile) untuk mengerjakan fondasi.
8
Universitas Kristen Maranatha
BAB III LINGKUP PEKERJAAN PROYEK 3.1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Hal ini mencakup tentang persyaratan mutu, kuantitas dan dimensi material,
dan prosedur yang wajib dipenuhi oleh penyedia pekerjaan kontruksi. RKS menjadi syarat standar yang harus dipenuhi dan dimasukkan ke dalam Standar Dokumen Pengadaan (SDP) (Kementrian PUPR, 2018) . Pada proyek Apartemen The Royal Paradise, konsultan belum mengeluarkan RKS. Mutu bahan yang dibutuhkan diketahui oleh pemilik proyek melalui konsultan secara langsung, tidak tertulis. 3.1.1
Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan dilakukan sebelum proyek dimulai. Pekerjaan
persiapan meliputi: a. survey lapangan, b. pengukuran dan pemasangan bouwplank, c. koordinasi lapangan, d. pembuatan kantor, e. pembuatan pagar sementara, f. penyediaan air dan listrik, g. penyediaan material dan alat, h. pembersihan lapangan, dan i. pengadaan barak kerja. 3.1.2
Pekerjaan Galian dan Fondasi Pekerjaan galian dan fondasi dilakukan setelah pekerjaan persiapan selesai
dilakukan. Pekerjan galian dan fondasi meliputi: a. pengukuran dan penentuan titik pengeboran, b. penyiapan lahan, c. pekerjaan pembuatan penulangan, d. pekerjaan pengeboran, e. pekerjaan penulangan fondasi, f. pengecoran fondasi, dan g. pekerjaan pile cap. 9
Universitas Kristen Maranatha
3.2
Pekerjaan Fondasi Tiang bor Pekerjaan fondasi merupakan hal yang paling utama. Semua jenis pekerjaan
di atas tanah akan bergantung pada pekerjaan di bawahnya. Jika pekerjaan fondasi tidak sesuai dengan peraturan dan syarat yang telah ditentukan, kegagalan pada fondasi mungkin tidak dapat terhindarkan. Oleh karena itu, berikut ialah langkahlangkah pekerjaan fondasi tiang bor yang dilakukan pada proyek Apartemen Royal Paradise terlampir pada Gambar 3.1.
penyediaan lahan
penentuan titik
pengeboran tanah
pemasangan casing dan pengeboran tanah kembali
pemasangan tulangan baja
pemasangan safetyhoul
pemasangan pipa tremi
pengecoran beton ready mix
pengangkatan pipa tremie
pengangkatan safetyhoul
penimbunan tanah
selesai
Gambar 3.1 Metode Pelaksanaan Fondasi Tiang bor 3.3
Keamanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Keamanan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan kewajiban setiap
proyek untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja di lapangan. Maka diperlukan beberapa peralatan yang harus digunakan saat pelaksanaan konstruksi sedang berlangsung. Peralatan yang wajib digunakan saat proyek berlangsung berupa: pelindung kepala, pelindung kaki, seragam kerja, pelindung mata, dan pelindung wajah. 1. Pelindung Kepala
10
Universitas Kristen Maranatha
Helm Pengaman (Gambar 3.2) merupakan peralatan yang wajib digunakan untuk mengurangi risiko kecelakaan pada bagian kepala. Kejadian tersebut biasanya terjadi ketika ada pekerjaan pemindahan barang dari satu titik ke titik lain menggunakan excavator, crane, atau alat berat lainnya. Helm pengaman yang digunakan harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Gambar 3.2 Pelindung Kepala Sumber: Santoso, 2017
2.
Pelindung Kaki Pelindung Kaki (Gambar 3.3) wajib digunakan dalam proyek. Penggunaan pelindung kaki berguna untuk menghindari kecelakaan dari benda atau zat berbahaya. Pelindung kaki juga memudahkan pekerja dalam bergerak.
Gambar 3.3 Pelindung Kaki Sumber: Santoso, 2017 11
Universitas Kristen Maranatha
3.
Seragam Kerja Rompi proyek (Gambar 3.4) bermanfaat untuk membuat orang waspada, dapat terlihat dalam gelap dan melindungi diri dari air. Dengan menggunakan rompi proyek, memudahkan para operator alat berat untuk melihat pekerja yang lain.
Gambar 3.4 Seragam Kerja Sumber: Santoso, 2017
4.
Pelindung Mata Saat proyek berlangsung, pelindung mata wajib digunakan (Gambar 3.5). Pelindung mata berfungsi sebagai pelindung saat bekerja dan digunakan untuk menghindari mata terkena debu dan percikan bahan kimia.
Gambar 3.5 Pelindung Mata Sumber: Santoso, 2017 5.
Pelindung Wajah Pelindung wajah (Gambar 3.6) berfungsi untuk melindungi wajah saat melakukan kegiatan yang dapat membahayakan muka pekerja. Biasanya alat
12
Universitas Kristen Maranatha
pelindung ini digunakan saat pekerjaan pengelasan dan pemotongan menggunakan las ataupun gerinda.
Gambar 3.6 Pelindung Wajah Sumber: Santoso, 2017 3.4
Bahan dan Alat yang Digunakan
3.4.1 Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan dalam konstruksi hendaknya bahan yang memiliki kualitas baik guna menunjang kekuatan dari proyek tersebut. Apartemen Royal Paradise menggunakan beberapa bahan yang dibutuhkan. Bahan-bahan tersebut adalah beton readymix dan tulangan baja. 1.
Beton Readymix Beton readymix (Gambar 3.7) merupakan beton yang sudah siap digunakan dengan spesifikasi yang diinginkan oleh pemilik proyek. Penggunaan beton readymix ini menghemat waktu pengerjaan serta mutu beton tetap terjaga. Pada proyek Apartemen Royal Paradise ini menggunakan beton dari PT. Adhi Mix dengan mutu beton yang digunakan adalah K-350 dan slump test sebesar 18 cm (Gambar 3.8).
Gambar 3.7 Beton Readymix PT. Adhi Mix 13
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.8 Hasil Uji Slump 2.
Tulangan Baja Besi yang akan digunakan diminta oleh owner dan dikirim ke lokasi proyek. Pembuatan tulangan baja berlangsung di lokasi proyek dengan desain yang telah ditentukan sebelumnya. Ukuran tulangan yang dibuat berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan setiap lubang (Gambar 3.9).
Gambar 3.9 Tulangan Baja 3.4.2 Alat yang Digunakan Dalam menunjang kelancaran pelaksanaan proyek, ada beberapa alat yang digunakan. Alat yang digunakan dalam proyek Apartemen Royal Paradise sebagai berikut: 14
Universitas Kristen Maranatha
1.
Excavator Excavator merupakan alat berat berfungsi untuk menggali dan mengangkut barang seperti tanah (Gambar 3.10). Pada proyek ini, excavator juga berfungsi sebagai penyedia lahan untuk proses pengeboran tanah.
Gambar 3.10 Excavator 2.
Crawler Crane Pada proyek ini menggunakan crane jenis Crawler Crane. Alat ini berfungsi untuk memindahkan suatu barang seperti pelat, pipa tremie, safetyhoul, dan benda berat lainnya (Gambar 3.11). Crawler crane yang digunakan adalah seri Cs-03 dengan daya angkut maksimal sebesar 50 ton.
Gambar 3.11 Crawler Crane 15
Universitas Kristen Maranatha
3.
Hydraulic Drilling Rig Pada proyek ini, pengeboran dilakukan menggunakan hydraulic drilling rig dengan merk Soil Mec SR-40 (Gambar 3.12). Alat ini berfungsi sebagai mesin drilling tanah. Dalam proyek ini digunakan auger bor dan bucket bor yang disesuaikan dengan kondisi tanah.
Gambar 3.12 Hydraulic Drilling Rig 4.
Tulangan Baja Tulangan baja digunakan sebagai penanda titik pengeboran yang sudah ditentukan. Ukuran tulangan baja yang digunakan tidak ditentukan. Penentuan titik menggunakan tulangan baja dapat dilihat pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Tulangan Baja 16
Universitas Kristen Maranatha
5.
Auger Bor Auger bor berfungsi untuk mengebor dan membuang tanah yang ada di dalam lubang pengeboran (Gambar 3.14). Bor ini digunakan saat proses pengeboran belum menemukan muka air tanah (MAT).
Gambar 3.14 Auger Bor 6.
Bucket Bor Bucket bor berfungsi untuk mengebor dan membuang lumpur yang ada di dalam lubang pengeboran (Gambar 3.15). Bor ini digunakan saat proses pengeboran sudah menemukan muka air tanah (MAT).
Gambar 3.15 Bucket Bor
17
Universitas Kristen Maranatha
7.
Rock Auger Rock auger berfungsi untuk pengeboran tanah keras. Jenis auger ini digunakan saat pengeboran sudah mencapai lapisan batuan. Rock auger dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16 Rock Auger 8.
Casing Casing yang digunakan terbuat dari bahan baja. Casing ini memiliki panjang 6 m yang berfungsi untuk menahan longsoran dari tanah lempung saat melakukan pengeboran. Casing dapat dilihat pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17 Casing
18
Universitas Kristen Maranatha
9.
Mesin Las Di bawah ini adalah mesin las yang digunakan untuk melakukan pengelasan antara tulangan dengan casing. Pengelasan ini dilakukan agar tulangan dapat menggantung pada casing dan tidak mencapai permukaan galian. Mesin las dapat dilihat pada Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Mesin Las 10.
Bar bending Bar bending yang terdapat pada Gambar 3.19 berfungsi sebagai alat penekuk atau pembentuk tulangan yang akan digunakan sebagai penulangan pada fondasi tiang bor. Tulangan dimasukkan ke dalam alat tersebut dan akan ditekuk sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Proses ini terdapat pada Gambar 3.20.
Gambar 3.19 Bar Bending 19
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.20 Proses Pembengkokan Tulangan 11.
Pelat Baja Pelat baja pada Gambar 3.21 digunakan sebagai media untuk mobilisasi truk dan alat-alat berat. Pelat baja yang digunakan memiliki tebal 2 dan 3 cm dengan panjang rata-rata 6 m.
Gambar 3.21 Pelat Baja 12.
Pipa Tremie Pipa tremie berfungsi sebagai media atau corong yang akan digunakan saat melakukan proses pengecoran beton. Pipa tremie dapat dilihat pada Gambar 3.22. 20
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.22 Pipa Tremie 3.5
Keterlibatan Mahasiswa dalam Kerja Praktek Dalam kerja praktek yang dilaksanakan di proyek Royal Paradise
Apartemen, terdapat beberapa kegiatan yang diikuti seperti di bawah ini. 1. Pengamatan kegiatan penyiapan lahan. Penyiapan lahan dilakukan oleh excavator. Kegiatan ini berguna untuk memudahkan proses mobilisasi. Proses penyiapan lahan dapat dilihat pada Gambar 3.23.
Gambar 3.23 Pengamatan Pembersihan Lahan 2. Pengamatan kegiatan penentuan titik Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui titik pengeboran dan pengecoran. Penentuan titik sebelum pengeboran dilakukan. Kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 3.24. 21
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.24 Pembacaan Theodolite 3. Pembacaan total station. 4. Pengamatan kegiatan pembuatan tulangan. 5. Pengamatan kegiatan pengeboran. 6. Pengamatan kegiatan pemasangan casing dan pengeboran kembali. 7. Pengecekan kedalaman Pengecekan kedalaman merupakan kegiatan yang dilakukan saat pengeboran selesai dilakukan. Kegiatan ini berfungsi untuk mengukur kedalaman yang telah di bor. Kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 3.25.
Gambar 3.25 Pengecekan Kedalaman 8. Pengamatan kegiatan pemasangan tulangan. 9. Pengamatan kegiatan pemasangan safetyhoul. 10. Pengamatan kegiatan pemasangan pipa tremie. 11. Kegiatan pengujian slump.
22
Universitas Kristen Maranatha
Uji slump merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum pengecoran. Uji ini berfungsi untuk mengukur kesesuaian tinggi slump di lapangan dengan rencana. Kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 3.26.
Gambar 3.26 Mengukur tinggi uji slump 12. Pengamatan kegiatan pengecoran. 13. Pengamatan kegiatan pengangkatan safetyhoul dan pipa tremie. 14. Pengamatan kegiatan penimbunan tanah kembali.
23
Universitas Kristen Maranatha
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Metode Pelaksanaan Kelompok Fondasi Tiang bor Fondasi tiang bor (tiang bor) adalah fondasi tiang yang pemasangannya
dilakukan dengan mengebor tanah lebih dahulu (Hary Christandy, 2010). Fondasi tiang bor mempunyai karakteristik khusus karena cara pelaksanaannya yang dapat mengakibatkan perbedaan perilakunya di bawah pembebanan dibandingkan dengan tiang pancang. Keuntungan menggunakan fondasi tiang bor yaitu dapat dilakukan pada berbagai jenis tanah, gangguan lingkungan yang minimal, kemudahan terhadap perubahan konstruksi, daya dukung yang tinggi sehingga dapat menghemat kebutuhan pile cap, bagian atas tiang dapat diperbesar untuk meningkatkan momen inersia, dan bagian bawah tiang dapat diperbesar untuk meningkatkan daya dukung ujung tiang. Metode pelaksanaan fondasi tiang bor yang dilakukan pada proyek Apartemen Royal Paradise terdapat di bawah ini. 1. Penyiapan Lahan Lahan yang akan digunakan saat proses pengeboran akan disiapkan terlebih dahulu. Kondisi proyek yang memiliki kontur tanah yang turun membuat beberapa bagian memiliki permukaan tanah yang tidak rata. Selain penyiapan lahan, dilakukan penyiapan jalur untuk lumpur yang terbuang saat proses pengecoran berlangsung. Dalam memudahkan mobilisasi kendaraan, pelat baja digunakan sebagai sarana bantu agar kendaraan dapat memasuki proyek dengan permukaan yang rata. Pelat-pelat akan disusun sedemikian rupa hingga membentuk sebuah jalur untuk kendaraan. Penyiapan lahan dan penyiapan pelat baja dilakukan menggunakan excavator yang terdapat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. 2. Penentuan Titik Sebelum proses pengeboran tanah, dilakukan penentuan titik. Denah dan letak fondasi yang akan digunakan dibuat oleh konsultan perencana tertera pada Lampiran L.2. Pada pelaksanaannya, penentuan titik dilakukan menggunakan alat total station yang terdapat pada Gambar 4.3 sesuai dengan letak yang tertera pada denah fondasi. 24
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.1 Penyiapan Lahan
Gambar 4.2 Pemindahan Pelat
Gambar 4.3 Penentuan titik
25
Universitas Kristen Maranatha
3. Pekerjaan Pengeboran Tanah Saat lahan telah disiapkan dan titik yang akan di bor telah ditentukan, maka proses pengeboran tanah dilakukan. Pengeboran tanah dilakukan dengan alat Hydraulic Drilling Rig Soil Mec SR-40 (Gambar 4.4). Mata bor dapat menggunakan auger bor, bucket bor, atau rock auger disesuaikan dengan kondisi tanah yang ditemui saat melakukan proses pengeboran tanah. Kelly bar akan berputar sesuai dengan tekanan hidraulik yang diberikan. Pada kondisi normal, tekanan yang diberikan sekitar 150-200 kNm. Saat menemukan kondisi tanah berbatu, tekanan yang diberikan sekitar 200-250 kNm dengan kecepatan menggali (drilling speed) maksimum 28 rpm dan kecepatan buang (spinoff speed) 130 rpm. Proses pengeboran berlangsung untuk mengambil dan membuang tanah. Ukuran auger atau bucket yang digunakan menyesuaikan dengan ukuran lubang fondasi yang akan dibuat. Dalam proyek ini menggunakan fondasi berdiameter 80 cm dan 100 cm dengan kedalaman 16 m, 18 m, dan 20 m menyesuaikan dengan kontur tanah yang dihadapi. Pada pelaksanaannya kedalaman rencana tidak sesuai dengan kondisi kontur tanah dilapangan. Oleh karena itu, terjadi perbedaan antara kedalaman rencana dengan kedalaman aktual di lapangan. Perbedaan tersebut yang terdapat pada Tabel 4.1.
Gambar 4.4 Pengeboran tanah menggunakan Hydraulic Drilling Rig
26
Universitas Kristen Maranatha
4. Pemasangan Casing Casing dipasang saat memasuki kedalaman 6 m atau saat menemukan muka air tanah. Diameter casing yang digunakan menyesuaikan dengan ukuran fondasi. Casing memiliki tebal 4 cm. Casing digunakan pada tanah lempung atau pasir. Pemasangan casing berfungsi untuk menghindari kelongsoran dari tanah di atasnya. Terkadang casing ikut tertanam karena beton yang mengalami setting lebih cepat. Pemasangan casing menggunakan crawler crane. Jika terjadi kesulitan, akan dibantu dengan vibro lalu jacking yang terdapat pada alat drilling.
Gambar 4.5 Pemasangan casing 5. Pekerjaan Pengeboran Tanah Kembali Pengeboran tanah dilakukan kembali setelah casing dipasang. Mata bor diganti dengan bucket yang berfungsi untuk mengangkat lumpur (Gambar 4.6). Pengeboran menggunakan casing dilakukan hingga menemukan tanah keras. Jika pengeboran sudah sesuai dengan kedalaman yang direncanakan, pengukuran secara manual menggunakan meteran dan bandul dilakukan untuk mengecek kembali kedalaman yang sudah digali (Gambar 4.7). Jika kedalaman tanah belum memenuhi syarat yang telah ditentukan, dilakukan pengeboran kembali hingga mencapai kedalaman yang telah direncanakan. Lubang bor yang sudah dibuat harus segera dicor di hari tersebut untuk menghindari terjadinya longsor di bagian bawah lubang. 27
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.6 Pengeboran tanah kembali
Gambar 4.7 Pengecekan Kedalaman Tanah 6. Perakitan Tulangan Tulangan yang akan digunakan dirakit di lokasi proyek hingga membentuk diameter 80 cm dan 100 cm. Panjang tulangan beragam disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat. Agar jarak antar tulangan sesuai, maka spiral digunakan sebagai sarana bantu untuk menentukan jarak agar tetap presisi sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan. Jumlah spiral yang dibutuhkan sepanjang kedalaman sebanyak 7 buah. Pembuatan tulangan dikerjakan oleh 3 sampai 4 orang. Dalam 1 hari, jumlah tulangan yang dapat dibuat sebanyak 3 buah. Langkah-langkah perakitan tulangan terdapat di bawah ini.
28
Universitas Kristen Maranatha
6.1. Penyusunan Tulangan Utama Tulangan utama yang digunakan berukuran D22. Panjang tulangan yang dibutuhkan adalah 8 m dan 13 m dengan jumlah tulangan utama yang digunakan sebanyak 18 buah. Tulangan utama di susun pada spiral dan dikaitkan dengan kawat seperti pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Penyusunan Tulangan Utama 6.2. Penyusunan Tulangan Sengkang Tulangan sengkang yang digunakan berukuran D13. Tulangan dengan panjang 8 m digunakan tulang sengkang sebanyak 12 buah dengan jarak 800 mm. Tulangan dengan panjang 13 m menggunakan tulangan sengkang sebanyak 20 buah. Jarak antar sengkang adalah 10 cm dari jarak 0-2 m, 15 cm dari jarak 2-4 m dan 20 cm dari jarak 4-13 m atau 4-8 m. Tulangan sengkang yang akan digunakan harus dibentuk menjadi lingkaran menggunakan bar bending (Gambar 4.9). Tulangan sengkang yang sudah berbentuk lingkaran disusun sesuai dengan jarak rencana (Gambar 4.10) dan dikaitkan pada tulangan utama dengan kawat (Gambar 4.11).
Gambar 4.9 Pembentukan Tulangan Sengkang menggunakan Bar Bending 29
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.10 Penyusunan Tulangan Sengkang Sesuai Jarak yang Ditentukan
Gambar 4.11 Tulangan Sengkang Dikaitkan Pada Tulangan Utama 6.3. Pemasangan Tulangan Saat pembuatan tulangan selesai dan tanah telah di bor sesuai dengan kedalaman yang telah ditentukan, pemasangan tulangan dilakukan (Gambar 4.12). Panjang tulangan yang digunakan disesuaikan dengan kedalaman lubang bor yang telah dibuat. Tulangan yang akan dipasang, akan di las bagian atasnya (Gambar 4.13) yang berfungsi sebagai pengait agar tulangan tidak langsung menyentuh tanah keras. 30
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.12 Pemasangan Tulangan
Gambar 4.13 Proses Pengelasan 7. Pemasangan Garpu (safetyhoul) Safetyhoul atau dapat disebut dengan dudukan pipa tremie (Gambar 4.14) dipasang sebelum pipa tremie dimasukkan dan berfungsi sebagai dudukan pipa tremie saat proses pengecoran dilakukan. 31
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.14 Pemasangan safetyhoul 8. Pemasangan Pipa Tremie Pipa tremie adalah media yang digunakan saat melakukan pengecoran (Gambar 4.15). Sebelum dimasukkan kedalam lubang yang telah dibor, pipa tremie dilapisi oleh stempet agar beton ready mix tidak menempel saat proses pengecoran berlangsung. Pemasangan pipa tremie dibantu oleh crawler crane dengan proses pengangkutan secara vertikal. Panjang pipa disesuaikan dengan panjang galian yang telah dibuat. Panjang pipa yang dimiliki adalah 3 m dan 1 m. Pipa akan disambung dengan pipa lainnya untuk mencapai panjang yang diinginkan.
Gambar 4.15 Pemasangan pipa Tremie 32
Universitas Kristen Maranatha
9. Pelaksanaan Pengecoran Pengecoran yang dilakukan menggunakan beton ready mix dari PT. Adhi Mix dengan mutu beton K-350. Sebelum melakukan pengecoran dilakukan uji slump terhadap salah satu truk ready mix untuk mewakili 2 truk. Jika beton tidak memenuhi uji slump, maka akan dilakukan pencampuran dengan zat adiktif berupa retarder agar beton tetap memenuhi persyaratan. Volume beton yang digunakan dilebihkan 5% dari perhitungan untuk menghindari kekurangan yang mungkin terjadi. Saat beton mulai memenuhi pipa tremie, pipa tremie diangkat oleh crawler crane hingga beton turun lalu diisi kembali hingga memenuhi volume yang telah direncanakan. Satu fondasi memerlukan dua truk beton ready mix dengan volume fondasi yang telah direncanakan. Saat pengecoran akan dilaksanakan, dua truk harus tersedia di lokasi proyek agar tidak ada perbedaan waktu untuk pengecoran satu fondasi dan menghindari setting pada sebagian fondasi.
Gambar 4.16 Proses Pengecoran 10. Pengangkatan Pipa Tremie dan Safetyhoul Saat pengecoran sudah selesai, pipa tremie beserta safetyhoul diangkat (Gambar 4.17) dan dipasang kembali ke tempat penyimpanan. Pipa tremie langsung dibersihkan menggunakan oli dan membuang sisa-sisa beton yang menempel saat pengecoran berlangsung.
33
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.17 Pengangkatan Pipa Tremie Setelah Pengecoran 11. Penimbunan Tanah Kembali Penimbunan tanah kembali di lubang bor dilakukan untuk mengurangi resiko kecelakaan saat proses pembuatan fondasi di titik lainnya (Gambar 4.18). Selain itu, kegiatan ini mempermudah mobilisasi alat berat. Penimbunan tanah kembali dilakukan menggunakan excavator.
Gambar 4.18 Penimbunan Tanah Kembali 4.2
Jadwal Pekerjaan Pekerjaan tiang bor dan secant pile direncanakan akan dikerjakan selama 90
hari kerja yang dimulai pada tanggal 20 Mei 2019 dan berakhir pada 20 September 2019. Namun, pada pelaksanaannya pengerjaan memerlukan waktu lebih lama. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: terbatasnya jam kerja, kerusakan alat berat, kurangnya besi tulangan, dan mobilisasi beton yang lama.
34
Universitas Kristen Maranatha
Berdasarkan kurva S, jumlah tiang bor yang dikerjakan sebanyak 175 buah dan secant pile 22 buah. Tes PDA akan dilakukan pada tiang bor No. 61 dan No. 88 tanggal 27 Juli 2019 (setelah 45 hari kerja). Pada pelaksanaannya, selama menjalani kerja praktek (1 Juli 2019 - 1 Oktober 2019), jumlah tiang bor yang dikerjakan 166 buah dan secant pile belum dikerjakan. Hingga kerja praktek selesai, tes PDA belum dilaksanakan. Tes PDA yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan waktu rencana. Keterlambatan tersebut dikarenakan vendor masih dalam proses penawaran sehingga tes PDA belum bisa dilakukan. Jadwal pekerjaan rencana dapat dilihat dalam kurva S pada Lampiran L.1.
4.3
Perbandingan Data Kedalaman Rencana dengan Kedalaman di Lapangan Kedalaman rencana tiang bor berbeda dengan kedalaman aktual di lapangan.
Kontur tanah yang beragam mengakibatkan perubahan kedalaman. Perbandingan kedalaman rencana dengan kedalaman dilapangan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Perbandingan Kedalaman Rencana dan Kedalaman Aktual No Tiang bor
Rencana Pengeboran Awal
Rencana Pengeboran Aktual
Rencana Pengecoran
1
15.65
El. Tanah (m) -10.35
2
15.65
-10.35
20
14
15
3
15.65
-10.35
20
14
15
12
4
15.65
10.2
20
14
15
11.5
5
15.65
-10.35
20
14
15
12
10.2
20
14
15
11.5
Kedalaman (m)
6
Kedalaman (m) 20
Rencana Awal (m) 14
Aktual (m) 15
Kubikasi (m3) 12 12
7
15.65
-10.55
20
15
11.5
8
15.65
-10.55
20
15
11.5
9 10
11.5 15.6
-10.2
20
14
15
15.65
-10.2
20
14
15
11 12
12 11.5
13
12 11.5
14
15.65
-10.35
20
14
15
15
15.65
-10.35
20
14
15
12
16
15.65
10.2
20
15
11.5
35
Universitas Kristen Maranatha
12
Tabel 4.1 Perbandingan Kedalaman Rencana dan Kedalaman Aktual (Lanjutan) No Tiang bor
Rencana Pengeboran Awal Kedalaman (m)
17
Rencana Pengeboran Aktual El. Tanah (m) 10.2
Kedalaman (m) 20
Rencana Pengecoran Rencana Awal (m) 14
Aktual (m) 15
Kubikasi (m3) 11.5
15
11.5
15
12
18
15.65
10.2
20
19
15.65
-10.35
20
20
15.65
10.2
20
15
11.5
21
15.65
-10.55
20
15
11.5
22
15.65
-10.55
20
15
11.5
23
15.65
-10.55
20
15
11.5
24
15.65
-10.55
20
15
8
25
16
-10.35
20
15
8
19
14
10.5
12
9
59
14
60
16.5
-10.35
17
61
PDA
-
18
18
14.5
64
-9.2
20
14
10.5
66
-9.2
20
14
11
69
-9.2
20
14
10.5
70
-9.2
18.5
14
6.5
-10.35
17
72
16.5
11
12
6
73
19
11
14
10.5
74
19
14
10.5
75
19
14
10.5
76
16.5
-10.35
19
14
10.5
77
16.5
-10.35
19
14
10.5
84
16.5
-10.35
17
12
6
11
85
19
14
10.5
86
19
14
10.5
87
19
14
10.5
18
18
14.5
19
14
10.5
88
PDA
10.2
89 97
16.5
-6.75
16
7
8
4.5
98
16
-6.75
16
7
8
6
99
16
-6.75
16
7
8
6
104
15.65
-6.55
19
9
6
105
15.65
-6.55
19
9
7
106
15.65
-6.55
19
9
7
107
19.5
9
7
108
19.5
9
7
111
15.65
20
8
9
6.5
112
15.65
20
8
9
6.5
36
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.1 Perbandingan Kedalaman Rencana dan Kedalaman Aktual (Lanjutan) No Tiang bor
Rencana Pengeboran Awal
Rencana Pengeboran Aktual
Rencana Pengecoran
113
18
El. Tanah (m) -5.5
114
18
-5.5
19.5
11
12
9
117
16.5
-5
18
8
9
7
118
16.5
-5
18
8
9
7
121
16.5
-5
18
8
9
7
128
16
-6.75
16
7
8
6
129
16
-6.75
16
7
8
6
130
16
-6.45
16
8
6
131
16
-6.45
16
8
6
132
16
-6.65
16
8
6
133
16
-6.65
16
8
6
134
16
-6.65
16
8
6
135
16
-6.65
16
8
6
136
16
-6.65
16
7
8
6
137
16
-6.65
16
7
8
6
138
16
-6.65
16
8
6
139
16
-6.65
16
7
8
6
140
16
-6.65
16
7
8
6
141
16
-6.65
16
7
8
6
142
16
-6.45
16
8
6
143
16
-6.75
16
7
8
6
144
16
-6.75
16
7
8
6
145
16
-6.75
16
7
8
6
146
16
-6.65
16
7
8
6
147
16
-6.75
16
7
8
6
148
16
-6.65
16
7
8
6
149
16
-6.65
16
7
8
6
151
16
-6.75
16
7
8
6
152
16
-6.45
16
8
6
153
16
-6.45
16
8
4.5
154
16
-6.65
16
8
4.5
155
16
-6.65
16
8
6
156
16
-6.65
16.5
8
6
157
16
-6.65
16.5
8
6
158
16
-6.65
16.5
8
4.5
159
3.1
16
8
6
160
3.1
16
8
6
Kedalaman (m)
Kedalaman (m) 19.5
Rencana Awal (m) 11
Aktual (m) 12
Kubikasi (m3) 9
37
7 7
7
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.1 Perbandingan Kedalaman Rencana dan Kedalaman Aktual (Lanjutan) No Tiang bor
Rencana Pengeboran Awal
Rencana Pengeboran Aktual
161
El. Tanah (m) 3.1
Kedalaman (m) 16
162
3.1
16
Kedalaman (m)
4.4
Rencana Pengecoran Rencana Awal (m)
Aktual (m) 8
Kubikasi (m3) 6
8
6
163
16
-4.5
17.5
7
8
4
164
16
-5
18
7
8
6
165
16
-4.5
17.5
7
8
6
166
16
18.5
7
8
6
Manajemen Konstruksi (MK) Manajemen konstruksi adalah sebuah metode untuk mencapai suatu tujuan
melalui perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuacting), dan pengendalian (controlling) dengan sumber daya yang dimanfaatkan secara efisien. Dalam sebuah proyek konstruksi, kebutuhan akan manajemen konstruksi dibutuhkan. Proyek akan berjalan secara teratur dalam pengawasan manajemen konstruksi. Proyek Apartemen Royal Paradise, tidak menggunakan MK dikarenakan alasan tertentu. Oleh sebab itu, proyek diawasi oleh pemilik secara langsung. Cara ini memiliki kekurangan, yaitu: proyek cenderung terlambat, kurangnya pengawasan saat proyek berlangsung, dan mutu dapat terganggu.
4.5
Daya Dukung Fondasi Daya dukung adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan kemampuan
tanah menahan beban pada permukaan tanah ataupun menahan beban pada kedalaman dibawah permukaan seperti halnya fondasi tiang. Daya dukung tiang didapat daari persamaan berikut: a. Kapasitas Daya Dukung Menurut Reese & Wright, persamaan yang digunakan untuk mendapatkan kapasitas daya dukung tiang adalah sebagai berikut: 2
Cu = 𝑁𝑠𝑝𝑡 𝑥 3 𝑥10
(4.1)
Untuk Tanah Kohesif 38
Universitas Kristen Maranatha
Qp = 9 x Cu x Ap
(4.2)
Qs = α x Cu x Perimeter x Li
(4.3)
Qp =
Untuk Tanah Non Kohesif 40 3
𝐿𝑖
𝑥𝑁𝑠𝑝𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑥 𝑑 ≤
400 3
𝑥𝑁𝑠𝑝𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
(4.4)
Qs = 2 x Nspt x Perimeter x Li
(4.5)
Dimana, Nspt rata-rata = rata-rata Nspt dari 10D sampai 4D dibawah ujung tiang Qp = Daya dukung ujung tiang (ton/m2) Ap = Luas penampang (m2) Qs = Daya dukung selimut tiang (ton/m2) P = Keliling penampang Tiang (m)
b. Efisiensi Kelompok Tiang Menurut Converse-Labarre Formula, persamaan untuk mendapatkan efisiensi kelompok tiang adalah sebagai berikut : Eg = 1 − 𝜃
(𝑛−1)𝑚+(𝑚+1)𝑛
(4.6)
90𝑚𝑛
Dimana, Eg = Efisiensi kelompok tiang m = Jumlah baris tiang n = Jumlah tiang dalam satu baris 𝑑
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 𝑠 dalam derajat s = jarak ke pusat tiang (m) d = diameter tiang (m)
c. Kapasitas Izin Kelompok Tiang Kapasitas izin kelompok tiang dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:
Qg = Eg x n x Qall
(4.7)
39
Universitas Kristen Maranatha
Dimana, Qg = Kapasitas izin kelompok tiang (ton/m2) Eg = Efisiensi kelompok tiang N = Jumlah tiang Qall = daya dukung izin (ton/m2)
4.6 Kelompok Fondasi Tiang Bor Pada kelompok tiang bor dibutuhkan sebuah pile cap. Pile cap merupakan penyalur beban dari struktur atas ke fondasi. Pile cap juga berfungsi untuk mengikat pondasi sehingga gaya-gaya yang diterima dari kolom menyebar secara rata. Besar kapasitas kelompok tiang dapat senilai dengan jumlah kapasitas tiang individu atau dapat juga berbeda. Rasio kapasitas kelompok tiang yang senilai dengan jumlah kapasitas tiang individu disebut kelompok tiang efisien. Kapasitas beban yang diperbolehkan pada kelompok tiang berdasar pada beban ultimate dan besar penurunan yang diizinkan. Beberapa konfigurasi kelompok tiang bor dapat dilihat pada Gambar 4.19. Proyek Apartemen Royal Paradise menggunakan kelompok fondasi tiang bor. Bentuk pile cap yang digunakan dalam proyek ini dapat dilihat pada Lampiran L.2.1. Hingga kerja praktek telah usai, pengerjaan pile cap belum dilaksanakan.
Gambar 4.19 Konfigurasi Kelompok Tiang Sumber: Fadilah, 2018
40
Universitas Kristen Maranatha
4.7 Pile Driving Analyzer (PDA) Pile Driving Analyzer (PDA) adalah sebuah sistem yang biasa digunakan untuk pengujian sebuah tiang. Pengujian yang dilakukan menggunakan data digital yang diperoleh dari strain transducer dan accelerometer (Advances, 2013). Data tersebut akan menghasilkan kurva antara gaya dan kecepatan saat tiang dipukul oleh hammer dengan berat yang ditentukan. Uji PDA akan menilai kapasitas beberapa tiang dalam satu hari. PDA akan mengevaluasi daya dukung tiang, penurunan tiang, ketahanan tiang saat menerima beban, dan efisiensi energi yang diterima oleh tiang saat dipukul oleh tiang. Dalam kasus fondasi tiang bor, PDA dilakukan saat beton sudah mencapai umur 28 hari. Langkah-langkah uji PDA menurut ASTM D494508 terbagi menjadi 2 tahapan yaitu persiapan dan pengujian. 1. Persiapan a. Menggali tanah di sekeliling fondasi agar kepala fondasi rata dengan permukaan tanah. b. Tandai tiang dengan jelas pada unit yang sesuai interval untuk mempersiapkan rekaman jumlah pukulan. c. Pasang instrumen strain transducer dan accelerometer dengan di bor pada sisi tiang secara tegak lurus dengan jarak minimal 1,5 dari diameter tiang. d. Masukkan nilai kalibrasi strain transducer dan accelerometer lalu periksa kontektifitas semua peralatan. e. Masukkan data fondasi dan palu di PDA-PAX.
2. Pengujian a. Angkat palu dengan ketinggian 1,5-2 m menggunakan crane. Pastikan posisi palu tegak lurus di atas fondasi yang akan diuji, lalu jatuhkan palu. b. Saat palu dijatuhkan pada kepala fondasi, akan didapat hasil seperti daya dukung tiang (RMX), penurunan maksimum tiang (DMX), energi, dan nilai keutuhan tiang (BTA). c. Lakukan analisa dengan metode Case Pile Wave Analysis Program (CAPWAP). d. Setelah analisis dilakukan maka didapat hasil berikut: beban yang ditranfer tiang, tahanan selimut, tahanan ujung, tegangan tekan maksimum (CSX),
41
Universitas Kristen Maranatha
tegangan tarik maksimum (TSX), perilaku tanah di sekitar fondasi, dan penurunan. e. Hasil pengujian maksimum 200% dari beban rencana.
4.8 Hasil Uji PDA Pada Proyek Apartemen Royal Paradise Uji PDA yang dilakukan pada Proyek Apartemen Royal Paradise dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2019. Pengujian PDA ini seharusnya dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2019, namun karena beberapa faktor sehingga uji PDA ini harus ditunda. Pengujian dilakukan pada fondasi tiang bor No. 61 dan No. 88. Saat uji PDA dilakukan, kegiatan kerja praktek telah selesai. Pengujian yang dilakukan memiliki hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.5. Hasil PDA terlampir pada Gambar 4.19 dan Gambar 4.20. Pada umumnya jumlah fondasi yang diuji sebesar 1% dari banyaknya fondasi yang dibuat. Proyek ini memiliki jumlah fondasi tiang bor sebanyak 175 buah dan pengujian dilakukan pada 2 buah (2/175 = 1,43%). Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa daya dukung tiang bor No. 61 sebesar 766 ton dan tiang bor No.88 sebesar 565 ton. Penurunan maksimum yang terjadi pada tiang bor No. 61 sebesar 3,68 mm dan tiang bor No.88 sebesar 2,29 mm. Nilai keutuhan tiang pada tiang bor No. 61 dan No.88 adalah 100% yang berarti fondasi tidak mengalami kerusakan.. Nilai penurunan permanen pada tiang bor No. 61 dan No. 88 sebesar 0,51 mm dan 0,54 mm. Perhitungan penurunan permanen menurut Teddy (2013) tidak melebihi
1 4
penurunan maksimum yang paling besar
1
( 4 𝑥 3,68 = 0,92 𝑚𝑚 ). Hasil tersebut lebih kecil dari 0,92 mm maka penurunan yang terjadi masih berada pada batas toleransi.
Tabel 4.2 Hasil Uji PDA Kode
Keterangan
Tiang bor No. 61
Tiang bor No. 88
RMX Daya dukung (ton)
766
565
DMX Penurunan maksimum (mm)
3,68
2,29
DFN
Penurunan permanen (mm)
0,51
0,54
BPM
Pukulan per menit
1,9
1,9
42
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.20 Hasil Uji PDA Tiang Bor No. 61
Gambar 4.21 Hasil Uji PDA Tiang Bor No. 88
43
Universitas Kristen Maranatha
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan Berdasarkan kerja praktek yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut: 1. proyek tidak menggunakan manajemen konstruksi (MK); 2. jumlah tiang bor adalah 175 buah dengan secant pile sebanyak 22 buah dengan waktu rencana 90 hari kerja (20 mei 2019-20 agustus 2019); 3. selama kerja praktek (1 juli 2019-1 oktober 2019), pengerjaan fondasi tiang bor di kerjakan melebihi waktu 90 hari kerja dengan jumlah tiang bor yang dikerjakan sebanyak 166 buah dan secant pile belum dikerjakan; 4. hingga kerja praktek selesai dilaksanakan, dokumen yang tidak dimiliki proyek ini adalah dokumen rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dikarenakan konsultan belum mengeluarkan RKS; 5. jadwal
pengerjaan
tiang
bor
yang
direncanakan
berbeda
dengan
pelaksanaannya dilapangan. pengerjaan dilapangan lebih lambat dibandingkan jadwal rencana; 6. proyek tidak berjalan sesuai dengan kurva s, proyek mengalami keterlambatan; 7. kedalaman tiang bor rencana berbeda dengan kedalaman aktual yang disebabkan oleh kontur tanah yang berbeda akibat mengalami timbunan dan galian; 8. proyek ini kerap mengalami kendala, seperti: kekurangan tulangan, kerusakan alat berat, mobilisasi ready mix yang memerlukan waktu cukup lama, waktu pelaksanaan yang terbatas, dan tidak diperkenankan lembur; 9. test PDA dilakukan pada 2 tiang bor yaitu tiang bor no. 61 dan no. 88 pada tanggal 14 oktober 2019. Jadwal test PDA tidak sesuai dengan jadwal rencana dikarenakan oleh beberapa faktor yang mengharuskan untuk ditunda.
44
Universitas Kristen Maranatha
5.2
Saran Selama kerja praktek yang dilakukan pada proyek Apartemen Royal
Paradise, kami memiliki saran-saran sebagai berikut: 1. memperhatikan kesediaan bahan seperti tulangan baja agar proses produksi fondasi tidak terhenti karena tidak tersedianya tulangan; 2. menyediakan mekanik alat berat untuk mempermudah perbaikan alat berat seperti excavator, hydraulic drilling rig, dan crane saat mengalami kerusakan; 3. meningkatkan jumlah alat pelindung diri (APD); 4. memperhatikan efisiensi waktu untuk mobilisasi truk ready mix agar tiba tepat waktu; 5. mempercepat pengerjaan pengeboran dan pengecoran agar proyek selesai tepat waktu.
45
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA [1]
Gunara, Santoso. 2017. Buku Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:SCBD
[2]
Advances, R. (2013). Pile Driving Analyzer ® ( PDA ) and CAPWAP ®.
[3]
Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (2018). Dokumen DED, RKS dan RAB 2018 (1jp). 2018.
[4]
ASTM D4945-08 Standard Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations, United States.
[5]
Teddy, L. (2013). Evaluasi Pondasi Tiang Dengan Pile Driven Analysis (Pda) Di Kota Palembang. Journal of Architecture and Wetland Environment, 1–9. diambil dari http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jas/article/view/53/0
[6]
Fadilah, U. N. & H. T. (2018). Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile Berdasarkan Data N-Spt Menurut Rumus Reese & Wright dan Penurunan. IKRA-ITH Teknologi, 2 No 3, 1–7.
[7]
Google Inc. 2019. Google Maps: Peta Lokasi Jalan Gegerkalong Hilir kota Bandung dalam http://maps.google.com/ diakses pada 22 Juli 2019
46
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN L.1 KURVA S PROYEK APARTEMEN ROYAL PARADISE
Gambar L.1 Kurva S Pengerjaan Tiang Bor 47
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN L.1 DENAH PROYEK
Gambar L.2.1 Denah Fondasi 48
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.2.2 Detail Tiang bor D80 dengan panjang 8 m, 12 m dan 14 m.
49
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.2.3 Detail Tiang bor D80 dengan panjang 18 m.
50
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.2.4 Detail Tiang bor D100 dengan panjang 8 m, 9 m dan 12 m.
51
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.2.5 Detail Tiang bor D100 dengan panjang 14 m dan 15 m
52
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN L.3 FORM KP
Gambar L.3.1 Form KP 02
53
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.3.2 Form KP 02 Lanjutan
54
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.3.3 Form KP 03
55
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.3.4 Form KP 05
56
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.3.5 Form KP 06
57
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.3.6 Form KP 08
58
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.3.7 Form KP 08 (Lanjutan)
59
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.3.8 Form KP 08 (Lanjutan)
60
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L.3.9 Form KP 09
61
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN L.4 DOKUMENTASI LAPANGAN Tabel L.4 Dokumentasi Lapangan Gambar
Keterangan
Proses Perakitan Tulangan
Proses Pengukuran Kedalaman Lubang Bor
Proses Pengecoran
62
Universitas Kristen Maranatha
Tabel L.4.1 Dokumentasi Lapangan (Lanjutan) Gambar
Keterangan
Proses Tes PDA
Pembacaan Hasil Tes PDA
Foto Bersama Pembimbing Lapangan
63
Universitas Kristen Maranatha