Laporan PKP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL ( PKP )



UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN SEDERHANA DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS 2 SDN SINDANG ASIH 1 KECAMATAN SINDANG JAYA KABUPATEN TANGERANG



OLEH NAMA



: DIANA NUFUS



NIM



: 836318091



PROGRAM STUDI : S1 PGSD



UPBJJ-UT SERANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA 2020



ABSTRAK Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Dan Benda Konkret Pada Siswa Kelas 2 SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang Pemilihan judul diatas dengan alasan bahwa keaktifan belajar siswa dengan mengikuti pelajaran Matematika pada kelas II semester 2 SDN Sindang Asih 1 masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya hasil belajar siswa dan kurangnya guru memanfaatkan alat peraga. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pokok bahasan perkalian sederhana sehingga hasil belajar Matematika pada pokok bahasan tersebut akan meningkat pula. Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas II SDN Sindang Asih 1. Penelitian ini dilakukan dua siklus. Setiap siklus terdapat 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi tindakan. Hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut. Setelah guru memanfaatkan alat peraga, hasil belajar siswa meningkat. Terlihat pada siklus I sebanyak 26 siswa, yang mendapat nilai lebih dari 65 ada 23 siswa sedang yang mendapat kurang dari 65 ada 3 siswa. Pada siklus ke II sebanyak 26 siswa , yang mendapat nilai lebih dari 65 ada 26 siswa sedang yang kurang dari 65 ada 0 siswa. Kesimpulannya, penggunaan metode demonstrasi dan penggunaan benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas II SDN Sindang Asih 1 pada pokok bahasan perkalian sederhana



Kata kunci : Hasil Belajar, Matematika, Demonstrasi



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya, sehingga penulis dapat merampungkan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Dan Benda Konkret Pada Siswa Kelas 2 SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar sarjana studi strata satu pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan



Universitas



Terbuka ( UT ) UPBJJ Serang Pokjar Balaraja Kabupaten Tangerang. Dengan selesainya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak H. Kidil Rahidi S.Pd selaku pengelola UPBJJ UT pokjar Balaraja 2. Ibu Nurnaini , M.Pd selaku Supervisor 1 yang telah membimbing dan memberi penulis motivasi dari awal hingga selesainya laporan ini. 3. Bapak Waryo S.Pd selaku kepala Sekolah SD Negeri Sindang Asih 1 4. Semua pihak yang membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari rekan – rekan pengajar penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan PKP ini dan semoga laporan ini berguna bagi penulis khusus nya dan semua yang membaca dan memanfaatkan laporan ini.



Penulis



i



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR…………………………………………………… i DAFTAR ISI……………………………………………………………..



ii



DAFTAR TABEL………………………………………………………… iii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… iv Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………….



1



B. Rumusan Masalah………………………………………………… 3 C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 3 D. Manfaat Penelitian Perbaikan……………………………………



3



BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika ………………………………………



5



B. Keterkaitan PTK dan PKP ………………………………………. 6 C. Metode Pembelajaran ……………………………………………



7



D. Pengertian Hasil Belajar ………………………………………… 7 E. Metode Demonstrasi……………………………………………… 9 F. Perkalian Sederhana……………………………………………… 12 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat Dan Waktu Penelitian………………………….



13



B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran………………………



14



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran……………



20



B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran………..



21



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………………………………………………………… 29 B. Saran Tindak Lanjut………………………………………………. 29 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN



ii



DAFTAR TABEL



Tabel 3.1 Jadwal penelitian……………………………………… Tabel 3.2 : Desain Prosedur Pembelajaran………………………



13 14



Tabel 4.1 : Data sebelum diberikan perhatian dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran…………………………………



21



Tabel 4.2 : Data sesudah diberikan perhatian dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran………………………………….



21



Table 4.3 Daftar Hasil Pra Siklus………………………………



22



Table 4. 4 Daftar Hasil Sesudah Siklus I………………………



23



Tabel 4.5 Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus..



23



Tabel 4.6 Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus I..



24



Tabel 4.7 : Daftar Hasil Siklus II……………………............



25



Tabel 4. 8 : Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus II…



26



Tabel 4.9 : Hasil Pada Siklus I dan Siklus II…………………



26



Tabel 4.10 : Rekapitulasi Prosentase Peningkatan Hasil Belajar Sebelum Penelitian dan Sesudah Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II dari 26 Siswa.. ……..



28



Tabel 4.11 : Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II…



28



DAFTAR LAMPIRAN iii



Lampiran 1 RPP SIKLUS 1 Lampiran 2 RPP SIKLUS 2 Lampiran 3 REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS 1



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pendidikan semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut, tentunya mutu pendidikan harus ditingkatkan. Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah, rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Mutu pendidikan erat kaitannya dengan prestasi belajar. Mutu pendidikan dikatakan baik apabila prestasi belajar tinggi, untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi diperlukan proses pembelajaran yang baik dan bermutu. Oleh karena itu, agar mutu pendidikan dapat meningkat, seyogyanya setiap sekolah berusaha untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tersebut memerlukan guru yang profesional, karena guru memegang peranan penting dan terlibat langsung dengan peserta didik. Proses pendidikan semula dipandang sebagai proses belajar mengajar menyiapkan peserta didik hidup di masyarakat, kini telah mengalami perubahan menjadi proses pembelajaran atau perubahan paradigma belajar yang berpusat pada siswa, guru bertugas menstransfer ilmunya kepada murid, karena belajar harus berpusat pada siswa dan guru, guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Hal ini adalah salah satu usaha dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan dan guru berperan untuk mengatur, mengelola, memfasilitasi, dan membantu siswa, sehingga tercipta kondisi belajar yang kondusif dalam rangka mengembangkan manusia seutuhnya.



1



Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pembelajaran dengan optimal. Oleh karena itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pembelajaran di sekolah. Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode, pendekatan, dan media yang tepat dalam penyajian materi pembelajaran. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan, terutama dalam sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Selain itu pula, di sekolah dasar banyak diperkenalkan dengan benda-benda konkrit yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang terdesain dalam suatu mata pelajaran pendidikan matematika. teknologi. Ironisnya matematika dikalangan para pelajar merupakan mata pelajaran yang kurang disukai, minat mereka terhadap pelajaran ini rendah sehingga penguasaan siswa terhadap mata pelajaran matematika menjadi sangat kurang. Dalam pembelajaran matematika, terutama di kelas rendah banyak hal atau faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dan hal-hal yang sering menghambat untuk tercapainya tujuan belajar. Karena pada dasarnya setiap anak tidak sama cara belajarnya, demikian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak. Melalui tingkat belajar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, maka guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar dengan baik, khususnya ada saat menanamkan konsep baru. Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan bantuan pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan menerapkan Metode Demonstrasi. Kenyataan yang terjadi disekitar kita bahwa pembelajaran matematika jarang sekali diminati oleh para siswa, halini bisa disebabkan karena adanya pemikiran bahwa matematika itu rumit dan permasalahan nya sulit sekali depecahkan. Padahal jika kita cermati lebih dalam lagi permasalahan yang ada dalam pembelajaran matematika itu biasa terjadi di kehidupan sehari-hari, bahkan dalam



2



kehidupan sehari- hari tanpa kita sadari kita selalu menggunakan ilmu matematika salah satunya yaitu berhitung. Atas latar belakang diata maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Dan Benda Knkret Pada Siswa Kelas 2 SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang ”



B. Rumusan Masalah Berdasarkan judul penelitian diatas maka dapat didapat rusmusan masalah sebagai berikut “ Apakah dengan Menerapkan Metode Demonstrasi dan Penggunanaan Benda Konkret dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 Dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian Sederhana ? ” C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perkalian sederhana dengan menerapkan metode demonstrasi dan penggunaan benda konkret pada siswa kelas 2 SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang. D. Manfaat Penelitian Perbaikan Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan pendidikan, diantaranya : 1) Bagi Siswa Siswa dapat belajar aktif dan kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Siswa berani mengungkapkan pendapat dengan sopan. 2) Bagi Guru Guru dapat menjelaskan materi secara konkrit sehingga dapat efektif dalam pembelajaran dan guru dapat menggunakan media yang tepat dan relevan dengan materi pembelajaran sehingga mudah dimengerti dan



3



menarik minat siswa dan menjadikan siswa aktif selama proses pembelajaran. 3) Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran disekolah. 4) Bagi Pendidikan Dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga kualitas produk dari pendidikan sesuai dengan harapan masyarakat.



4



BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “ mathein ” atau “ manthenein ” artinya “ mempelajari ”, namun diduga kata itu ada hubungannya dengan kata sansekerta “ medha ” atau “ widya ” yang artinya “ kepandaian ”, “ ketahuan ”, atau “ intelegensi ” (Andi Hakim Nasution, dalam karso dkk 2014 : 1.39 ) Menurut Bruner dalam Gatot Muhsetyo, dkk. ( 2019:1.6), menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam berpikir intuitif dan analitik akan mencerdasarkan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola ( pattern ) dan hubungan atau keterkaitan ( relations ). Pembaruan dalam proses belajar ini, Dari proses drill & practice ke proses bermakna, dan dilanjutkan proses berpikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa untuk selalu meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Reaksi-reaksipositif untuk perubahan mempunyai dampak perkembangan kurikulum matematika sekolah yang dinamis. Menurut William Brownell ( dalam karso dkk 2014 : 1.23 ) bahwa belajar itu pada hakikatnya merupakan suatu proses yang bermakna. Ia mengemukakan bahwa belajar matematika itu harus merupakan belajar bermakna dan pengertian. Belajar



 adalah



perubahan



yang



relatif



permanen



dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.  Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons. (https://id.wikipedia.org/wiki/Belajar) Ruseffendi (karso,dkk. 2020:1.39 dalam modul pendidikan matematika I ) menyatakan bahwa matematika itu terorganisasikan dari



5



unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah, matematika sering disebut ilmu deduktif. Seiring dengan perkembangannya strategi pembelajaran dari berpusat pada guru ( teacher centered ) menjadi berpusat pada siswa ( student centered ) maka berkembang pula cara pandang terhadap bagaimana peserta didik belajar dan memperoleh pengetahuan.



B. Keterkaitan PTK dan PKP PTK adalah proses penelitian sistematis yang dilakukan guru atau orang lain dalam lingkungan pembelajaran untuk memperoleh informasi tentang bagaimana guru mengajar dan siswa belajar serta melakukan tindakan untuk memperbaikinya ( menurut Mills, dalam modul PKP TIM FKIP UT 2019 : 8 ). Adapun beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu : 1.



Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk segera diselesaikan didalam kelasnya.



2.



Penelitian tindakan kelas dilakukan didalam kelas



3.



Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembejaran secara terus menerus.



PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dan secara terus menerus selama PTK dilakukan. Dengan melakukan PTK, guru memperoleh banyak manfaat. Menurut Wardhani, dkk,(2020 : 8 dalam modul PKP PGSD TIM-FKIP UT ). manfaat PTK bagi guru antara lain : 1.



Membantu guru memperbaiki pembelajaran



2.



Membantu guru berkembang secara professional



3.



Meningkatkan percaya diri



4.



Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.



6



Program PKP merupakan sebuah proses penerapan konsep PTK pada situasi nyata yang diberi bobot studi. Perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran melalui kegiatan PTK akan memantapkan dan meningkatkan kemampuan professional keguruan mahasiswa. C. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu proses penyampaian materi pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara sistematisdan teratur oleh tenaga pengajar atau guru. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara untuk mengjar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur ( Ahmad 2020 dalam www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran/). Beberapa metode pembelajaran antara lain : 1.



Metode Ceramah Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian pelajaran dengan penuturan.



2.



Metode Diskusi Suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.



3.



Metode Demonstrasi atau Eksperimen Dalam pembelajaran demonstrasi dilakukan pertunjukkan suatu proses, berkenaan dengan materi pembelajaran



D. Pengertian Hasil Belajar Secara umum pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman dan bukian hanya salah satu aspek potensi saja. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses



7



pembelajaran. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Hasil belajar menjadi sebuah pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak atau siswa pada sustu periode tertentu. Hasil belajar juga dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa ini dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya yaitu faktor intenal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor internalini meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis pada diri masing-masing siswa. Sedangkan, faktor eksternal yaitu faktor yang ada diluar individu yang turut mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal meliputifaktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seorang siswa dari proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku dan perkembangan mental siswa dari sebelum memperoleh pembelajaran. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa adalah individu (seseorang) yang terdaftar dilembaga pendidikan sebagai pelaku pencari dan penerima isi pelajaran dengan mengikuti suatu jalur studi.



8



E. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian materi dengan memperagakan suatu proses atau kegiatan ( suaedy 2020 dalam www.kompasiaba.com/metode-demonstrasi-dalam-pembelajaran/) Dari



pengertian



diatas



dapat



disimpulkan



bahwa



metode



demonstrasi adalah meetode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau



untuk memperlihatkan



bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik atau cara guru dalam mengajar dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang relevan dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam memahami materi. Tujuan dan kegunaan metode Demonstrasi antara lain : 1. Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas. 2. Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses denhgan penuh perhatian 3. Untuk menghindari verbalisme 4. Cocok digunakan apabial akan memberikan keterampilan tertentu. Sebagai sustu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki kelebihan sebagai berikut : 1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. 2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. 3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.



9



Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya : 1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih mtang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan, sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. 2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. 3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Disamping itu, demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Langkah- langkah metode demonstrasi : a. Tahap Persiapan 1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir 2. Persiapakan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan 3. Lakukan uji coba demonstrasi b. Tahap Pelaksanaan 1. Langkah



pembukaan.



Sebelum



demonstrasi



beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :



10



dilakukan



ada



a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa. 2. Langkah pelaksanaan demonstrasi a. Mulailah



demonstrasi



dengan



kegiatan-kegiatan



yang



merangsang siswa untuk berpikir b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindri suasana yang menegangkan c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa d. Berikan kesempatana kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. 3. Langkah mengakhiri demonstrasi Apabila demontrasi selesai dilakukan,proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah : 1. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran 2. Memberikan penje;lasan tentang topic yang akan didemonstrasikan 3. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa 4. Penguatan ( diskusi, Tanya jawab, dan atau latihan ) terhadap hasil demonstrasi



11



5. Kesimpulan Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjang keberhasilan demonstrasi diantaranya : 1. Mampu secara proses tentang topik yang dipraktekkan 2. Mamapu mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh 3. Mampu menggukan alat bantu yang digunakan 4. Mampu melkasanakan penilaian proses Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatiakn untuk menunjang demonstarasi, diantaranya adalah : 1. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang didemonstrasikan 2. Memahami tentang tujuan/ maksud yang akan didemonstrasikan 3. Mampu memahami proses yang dilakukan oleh guru 4. Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi. (mohammadmuhyiddin.blogspot.com) F. Perkalian Sederhana Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan dengan bilangan lain. Sederhanaya perkalian merupakan penjumlahan berulang. Perklian terdefinisi untuk seluruh bilangan didalam suku-suku penjumlahan yang diulang-ulang: misalnya, 3 dikali 4 ( sering kali dibaca “ 3 kali 4 ”) dan dapat dihitung dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4 bersama-sama : 3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12.



12



BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN



A. Subjek, Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek Penelitian ini terdiri dari 12 siswa laki- laki dan 13 siswi perempuan 2. Tempat Penelitian Adapun penelitian ini dilaksanakan di SDN Sindang Asih 1, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten pada mata pelajaran Matematika kelas II. 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 April sampai dengan 4 Mei 2020 Tabel 3.1 Jadwal penelitian



No.



Hari/Tanggal



Mata Pelajaran



Siklus



1.



20 april 2020



Matematika



Pra Siklus



2.



27 april 2020



Matematika



Siklus I



3.



4 mei 2020



Matematika



Siklus II



13



Tabel 3.2 : Desain Prosedur Pembelajaran



B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran 1) Pra Siklus Dalam



pembelajaran



pra



siklus



di



kelas



2



akan



dilaksanakan dalam mencari jalan keluar atau solusi serta mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran Matematika di kelas 2. Rencana perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan 2 kali tatap muka setiap mata pelajaran setelah diketahui data awal hasil observasi. 2) Siklus 1 a. Perencanaan Tahap perencanaan ini dilakukan setelah mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bersama teman sejawat. Sebelum melakukan perbaikan pembelajaran, penulis berdiskusi dan berkonsultasi dengan pembimbing untuk mengatasi dan menemukan masalah yang ditemukan. Kemudian menyusun rancangan perbaikan mata pelajaran Matematika tentang materi perkalian sederhana dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas 2, dengan tujuan meningkatkan pemahaman siswa dalam materi perkalian sederhana. Adapun langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :



14



1. Merancang perbaikan pembelajaran siklus 1 2. Menggunakan media pembelajaran 3. Menyiapkan evaluasi b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 tindakan yang dilakukan sebagai berikut : 1) Kegiatan Awal 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa. 2. Guru bersama siswa berdoa bersama 3. Guru melakukan absensi 4. Guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali pembelajaran sebelumnya. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari siswa yaitu tentang perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. 5. Guru menyanmpaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan materi pembelajaran. 2. Guru menunjukkan media benda konkrit kepada siswa 3. Dua siswa diminta untuk maju kedepan kelas 4. Guru memberikan 10 permen sebagai media benda konkrit pada salah satu siswa untuk mengelompokkannya pada tempat yang disediakan. 5. Siswa yang lainnya diminta untuk mendemonstrasikan secara bersama – sama. 6. Guru bertanya pada siswa ada berapa kali penjumlahan yang dilakukan 7. Guru menjelaskan pada siswa bahwa penjumlahan berulang disebut perkalian 8. Guru menceritakan sebuah permasalahan sehari – hari yang berkaitan dengan perkalian



15



9. Guru mendemonstrasikan media benda konkrit yang berupa permen untuk membantu menyelesaikan permasalahan soal cerita tersebut. 10. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami 11. Guru memberikan tindak lanjut. 3) Kegiatan Penutup 1. Menyimpulkan hasil pembelajaran 2. Guru memberikan tugas rumah 3. Guru mengucapkan salam penutup. c. Pengamatan Penelitian pada siklus 1 dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran baik siswa maupun guru dengan mengisi data observasi dan mencatat hal-hal yang penting selama proses pembelajaran. Pada hasil pengamatan ditemukan hal-hal sebagaai berikut : 1). Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran belum meningkat 2). Ada beberapa siswa yang bercanda dan mengalami kejenuhan pada kegiatan pembelajaran.



d. Refleksi Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus1 ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada analisis hasil evaluasi siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan nilai bidang sebelum perbaikan.



16



3



Siklus 2



a. Perencanaan Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I masih belum



teratasi,



sehingga



perlu



diadakan



perbaikan



pembelajaran siklus II. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II direncanakan hamper sama dengan pelaksanaan pembelajaran siklus I, hanya ada beberapa hal yang perlu penanganan secara lebihmatang lagi. Adapun langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut : 1) Mengembangkan program tindakan siklus II 2) Merencanakan perbaikan pembelajaran tindakan siklus II 3) Menyiapkan alat peraga / media yang telah dimodifikasi dari pembelajaran sebelumnya yang jauh lebih efektif 4) Memberikan motivasi 5) Menyiapkan evaluasi b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1)



Kegiatan Awal 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa 2. Guru bersama siswa berdo’a bersama 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya pada siswa: “Siapa yang bisa melakukan perkalian dengan bilangan 1? Coba, berapa 1x1? Dan 2x1?. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari siswa yaitu tentang perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



17



2) Kegiatan Inti 1. Guru



mengingatkan



kembali



tentang



materi



sebelumnya. 2. Guru memanggil dua orang siswa untuk maju ke depan kelas dan mendemonstrasikan materi yang dipelajari. 3. Guru memberikan 3 permen sebagai benda konkrit pada siswa untuk mengelompokkannya menjadi 3. 4.



Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya



5. Guru memberikan lembar soal untuk siklus 2 6. Siswa mengerjakan soal tersebut. 7. Siswa mengumpulkan lembar soal tersebut 8. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. 9.



Guru memberikan tindak lanjut



3) Kegiatan Penutup 1. Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 2. Guru memberikan tugas rumah. 3. Guru mengucapkan salam penutup. c. Pengamatan Hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat diperoleh adanya peningkatan dalam proses pembelajaran baik dari cara guru menyampaikan materi pembelajaran dengan optimal, serta keaktifan siswa mengalami peningkatan.



18



d. Refleksi Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II terjadi peningkatan baik dari hasil belajar siswa maupun keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Terbukti pada analisis hasil evaluasi siklus II menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan penguasaan materi siswa.



19



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



A.



Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dapat diuraikan secara



singkat hasil-hasil yang diperoleh dari setiap tahap yaitu tahap pra siklus, tahap siklus I dan tahap siklus II. 1. Tahap Pra Siklus Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, tingkat pemahaman dan penguasaan materi siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran juga masih rendah. Pelaksanaan kegiatan pra siklus dilakukan pada hari senin tanggal 20 April 2020. 2. Tahap Siklus I Pada tahap siklus I dilaksanakan pencapaian berdasarkan prosetase yang ada sebagai titik awal untuk mengetahui ada atau tidaknya kemajuan perhatian siswa terhadap mata pelajaran Matematika dalam materi konsep perkalian sederhana dengan penerapan metode demonstrasi dan penggunaan benda konkret. 3. Tahap Siklus II Pada siklus II boleh dikatakan bahwa proses perbaiakn pembelajaran berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan pada waktu proses perbiakan pembelajaran guru memberikan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran sehingga perhatian, minat dan hasil belajar siswa mulai nampak antusias dan bersemangat. Boleh jadi materi yang diberikan juga menarik siswa sehingga siswa mudah menerima materi.



20



Tabel 4.1 : Data sebelum diberikan perhatian dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran.



No



Kriteria



Mata Pelajaran



Keterangan



. 1. 2. 3.



Rendah Sedang Tinggi



Matematika 44,1 % 35,3 % 20,6%



Soal evaluasi 3 butir soal



Sedangkan setelah diberikan perhatian dengan metode demonstrasi oleh guru dalam pembelajaran perbaikan siklus I dan siklus II diperoleh hasil



sebagai



berikut : Tabel 4.2 : Data sesudah diberikan perhatian dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran No . 1. 2. 3.



Kriteria



Mata Pelajaran



Keterangan



Rendah Sedang Tinggi



Matematika 23,5 % 35,3 % 41,2 %



Soal evaluasi 3 butir soal



B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Orientasi Pembelajaran 



Bersama teman sejawat mengadakan observasi dan tes awal terhadap siswa







Merencanakan junlah siklus yang akan dilaksanakan







Memperhatikan rencana pembelajaran, memilih sumber bahan, menetapkan alat evaluasi lembar kerja siswa







Membuat waktu pelaksanaan pembelajaran dan menganalisis hasil pembelajaran



21



Proses perbaikan pembelajaran yang dilakukan terdapat dua siklus, berdasarkan hasil pengamatan / observasi dan diskusi dengan teman sejawat serta pembimbing diperoleh gambaran sebagai berikut : 1. Pra Siklus Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, permasalahan yang ditemukan adalah rendahnya hasil belajar siswa selama proses kegiatan pembelajaran sehingga berdampak pada tingkat pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran. 2. Siklus I a. Pelaksanaan : Siklus I terdiri dari 1 kali pertemuan, 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran I atau tindakan 1 diawali dengan penjelasan proses pembelajaran dengan metode demonstrasi. Guru membimbing dan mengarahkan pada diskusi kelompok untuk mengerjakan soal perkalain sederhana, diakhir pertemuan diadakan tes essay sebanyak 3 soal. b. Hasil Pelaksanaan Siklus I Aktivitas belajar siswa dari hasil tes tertulis diperoleh gambaran bahwa peningkatan aktivitas siswa, dari pra siklus dan sesudah siklus I masih kurang. Hal tersebut Nampak pada perbandingan kedua hasil pengamatan teman sejawat yang tercantum dalam table tersebut. Table 4.3 Daftar Hasil Pra Siklus No



Kriteria yang diamati



Jumlah



. 1. 2. 3. 4. 5.



Prosentase



Siswa Siswa yang memiliki buku pelajaran Siswa yang menyimak pelajaran Siswa yang memperhatikan Siswa yang merasa senang Siswa yang mencatat pelajaran guru Rata – rata



26 17 20 15 22 20



Jumlah 100 % 65 % 77 % 58 % 85 % 77 %



Table 4. 4 Daftar Hasil Sesudah Siklus I



22



Dari Siswa 26 26 26 26 26 26



No



Kriteria yang diamati



Jumlah



. 1. 2. 3. 4. 5.



Prosentase



Siswa Siswa yang memiliki buku pelajaran Siswa yang menyimak pelajaran Siswa yang memperhatikan Siswa yang merasa senang Siswa yang mencatat pelajaran guru Rata – rata



26 18 22 16 23 21



Dari Jumlah Siswa 26 26 26 26 26 26



100 % 69 % 85 % 62 % 88 % 81 %



Hasil belajar siswa : hasil belajar siswa pra siklus jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa setelah siklus I terdapat peningkatan meskipun belum menunjukkan atau mencapai target minimal indikator keberhasilan. Hal tersebut dipengaruhi kondisi fisik siswa karena cuaca / perubahan system belajar mengajar dari pasif ke aktif, perubahan pola berpikir dan faktor – faktor pada observasi diatas perbandingan tersebut lebih dijelaskan oleh table dibawah ini. Tabel 4.5 Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus No. 1. 2. 3.



Kriteria Nilai Tinggi Sedang Rendah Jumlah



Rentang Nilai 80 – 100 65 – 75 0 – 60



Junlah Siswa 2 13 11 26



Prosentase 8% 50 % 42 % 100 %



Tabel 4.6 Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus I No. 1. 2. 3.



Kriteria Nilai Tinggi Sedang Rendah



Rentang Nilai 80 - 100 65 – 75 0 – 60 23



Junlah Siswa 3 20 3



Prosentase 12 % 76 % 12 %



Jumlah



c.



26



100 %



Analisi Hasil Siklus I Dari tabel hasil pengamatan diperoleh rata-rata kelas 21 siswa atau 81 %,



sedangkan yang memperhatikan sebanyak 22 iswa atau 85 %. Dari tabel hasil belajar siswa pra siklus diperoleh rata – rata kelas II dengan kriteria nilai sebagai berikut : 1. Yang mendapatkan nilai tinggi sebanyak 2 siswa atau 8 % 2. Yang mendapatkan nilai sedang sebanyak 13 siswa atau 50 % 3. Yang mendapatkan nilai rendah sebanyak 11 siswa atau 42 % Dari tabel hasil belajar siswa setelah siklus I diperoleh rata – rata kelas II dengan kriteria nilai sebagai berikut : 1. Yang mendapatkan nilai tinggi sebanyak 3 siswa atau 12 % 2. Yang mendapatkan nilai sedang sebanyak 20 siswa atau 76 % 3. Yang mendapatkan nilai rendah sebanyak 3 siswa atau 12 % Setelah siklus I ditemukan beberapa hambatan dan mendiskusikan langkah selanjutnya dengan teman sejawat : 1. Siswa belum dapat memanfaatkan waktu secara efektif dn efisien pada waktu menjaring pendapat baik pada kelompok kecilnya maupun diskusi kelas. 2. Lalu lintas pembicaraan belum terkendali dengan baik dan catatan kecil dan diskusi kelompok belum fokus. Perlu penjelasan singkat kembali tentang pelaksanaan metode demonstrasi dalam menjaring pendapat agar pada siklus II hambatan dapat dikurangi. Berdasarkan hasil pada siklus I maka perlu dilanjutkan ke tahap siklus II. 3. Siklus II Pelaksanaan



24



Siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan ( 2 x 35 menit ) kegiatan pembelajaran menjelaskan materi diatas untum mempertahankan aktifitas dan perhatian siswa. Guru masih perlu menstimulasi dan motivasi siswa, kemudian siswa mengerjakan soal perkalian sederhana dengan mendiskusikan bersama kelompoknya dengan cara yang telah dijelaskan menggunakan alat peraga. Setelah itu perwakilan dari masing – masing kelompok mengerjakan ke depan. Di akhir pertemuan diadakan tes essay tertulis sebanyak 3 soal. Hasil Siklus II Aktivitas belajar siswa, siklus II proses belajar mengajar mengalami perbaikan dan peningkatan baik aktivitas siswa maupun prestasi belajarnya sebagaimana hasil pengamatan teman sejawat dan lembar observasi dalam tabel berikut : Tabel 4.7 : Daftar Hasil Siklus II No



Kriteria yang diamati



Jumlah



. 1. 2. 3. 4. 5.



Siswa yang memiliki buku pelajaran Siswa yang menyimak pelajaran Siswa yang memperhatikan Siswa yang merasa senang Siswa yang mencatat pelajaran guru Rata – rata



Prosentase



Dari



Siswa



Jumlah



26 20 24 24 26 24



Siswa 26 26 26 26 26 26



100 % 77 % 92 % 92 % 100 % 92 %



Hasil belajar siswa : peningkatan hasil siklus II ternyata mengalami peningkatan yang besar sehingga melampaui target minimal ketuntasan belajar. Hal tersebut setelah diadakan perbaikan dan pengawasan guru secara intensif, peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel. Tabel 4. 8 : Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus II No. 1. 2.



Kriteria Nilai Tinggi Sedang



Rentang Nilai 80 - 100 65 – 75



25



Jumlah Siswa 16 10



Prosentase 62 % 38 %



3.



Rendah



0 – 60



26



Jumlah



100 %



Hasil Siklus II Dari hasil belajar siswa siklus II diperoleh rata – rata dengan kriteria nilai sebagai berikut : 1. Yang mendapatkan nilai tinggi sebanyak 16 siswa atau 62 % 2. Yang mendapatkan nilai sedang sebanyak 10 siswa atau 38 % 3. Yang mendapatkan nilai rendah sebanyak 0 siswa atau 0 % Setelah siklus II dari hasil pengamatan, hasil observasi dan hasil belajar tidak perlu lagi diadkan penelitian karena telah mencapai target indikator untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel perbandingan observasi dan hasil belajar. Tabel 4.9 : Hasil Pada Siklus I dan Siklus II No



Kriteria yang dinilai Pra Siklus



Siklus Siklus I



Kategori N T



Siklus II



26



26



26



N



-



. 1.



Siswa yang memiliki



2.



buku pelajaran Siswa yang menyimak



100 % 17



100 % 18



100 % 20



N



-



3.



saat guru menerangkan Siswa yang



65 % 20



69 % 22



77 % 24



N



-



4.



memperhatikan Siswa yang senang atas



77 % 15



85 % 16



92 % 24



N



-



5.



penjelasan guru Siswa yang mencatat



58 % 22



62 % 23



92 % 26



N



-



penjelasan guru



85 %



88 %



100 %



Keterangan : N = Naik



T = Turun



Dari data diatas menunjukkan bahwa hasil pengamatan terhadap siswa setiap kali penelitian : 1.



Pra Siklus siswa yang memperhatikan sebanyak 20 atau 77 % dari 26 siswa



2.



Siklus I siswa yang memperhatikan sebanyak 22 atau 85 % dari 26 siswa



26



3.



Siklus II siswa yang memperhatikan sebanyak 24 atau 92 % dari 26 siswa terjadi peningkatan. Prosentasi peningkatan perhatian siswa dari pra siklus sebanyak 20 siswa



77 %. Meningkat menjadi 24 siswa 92 %. Setelah siklus II maka devisi peningkatan sebesar 92 % dikurangi 77 % sama dengan 15 %. Dengan demikian data diatas menjelaskan bahwa dengan metode demonstrasi secara berangsur mampu meningkatkan perhatian belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika sebesar 15 % Tabel diatas menunjukkan peningkatan hasil belajar dari sebelum dan diterapkannya penelitian disbandingkan dengan setelah penelitian pada siklus I dan Siklus II. Peningkatan prestasi siswa sebelum diterapkan penelitian dan setelah diterapkan penelitian dengan menggunakn metode demonstrasi pada kelas II. SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan seperti tertera pada tabel berikut :



Tabel 4.10 : Rekapitulasi Prosentase Peningkatan Hasil Belajar Sebelum Penelitian dann Sesudah Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II dari 26 Siswa. No.



Rentang Nilai



1. 2. 3.



80 – 100 65 – 75 0 – 60



Sebelum



Sesudah



Siklus I Siklus II 2 siswa 8 % 3 siswa 12 % 16 siswa 62 % 13 siswa 50 % 20 siswa 76 % 10 siswa 38 % 11 siswa 42 % 3 siswa 12 % -



Tabel 4.11 : Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No



Uraian



. 1.



Pra Siklus Siklus I



Siswa Tuntas Frekuensi % 15 23



58.00 88.00 27



Siswa Sebelum Tuntas Frekuensi % 13 4



50.00 15.00



Siklus II



26



100.00



-



-



Dari tabel diatas, membuktikan bahwa penerapan metode demonstrasi pada pelajaran Matematika dikelas II SDN SINDANG ASIH 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang dapat meningkatkan kreatifitas, prestasi, perhatian, dan hasil yang cukup baik untuk mengerti dan memahami pelajaran Matematika, sehingga metode ini cukup baik, jika digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan Pada pembelajaran Matematika konsep perkalian sederhana, faktor penyebab rendah tingkat hasil belajar siswa antara lain : a. Penjelasan materi kurang menarik perhatian siswa b. Siswa merasa bosan dan jenuh selama proses pembelajaran c. Penggunaan model atau metode yang monoton d. Siswa kurang akti karena hanya berpusat pada guru e. Penggunaan sarana prasarana kurang memadai



28



Dari hasil perbaikan penelitian tindakan kelas siklus I dan II yang diterapkan di kelas II SDN SINDANG ASIH 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Terjadi peningkatan perhatian belajar mengikuti penelitian tindakan kelas mata pelajaran Matematika sebesar 15 % yaitu sebelum penelitian sebanyak 77 % dan sesudan siklus I dan II sebesar 88 % 2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti penelitian tindakan kelas. Mata pelajaran Matematika sebesar 30 %. Sebelum penelitian sebanyak 2 siswa 8 % yang memperoleh nilai diatas 80 dan setelah penelitian meningkat menjadi 16 siswa 62 %. 3. Peningkatan hasil perhatian dan hasil belajar siswa tersebut karena dipengaruhi



penerapan



metode



demonstrasi



pada



pembelajaran



Matematika. B. Saran Tindak Lanjut Pelaksanaan pembelajaran hendaknya disertai dengan kesiapan baik materi maupun media pembelajaran yang sesuai materi yabf akan diajarkan, memilih model dan metode pembelajaran yang ubik dan bervariasi, aktif memberikan motivasi untuk siswa. Hal ini mempengaruhi untuk tercapainya hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran. Selama penelitian Siklu I dan Siklus II ditemukan kekurangan metode demonstrasi, baikitu menyangkut guru, siswa maupun sekolah. Pada pnulisan penelitian ini berdasarkan pengalaman tersebut penulis menggunakan saran, sebagai berikut : 1. Agar guru meningkatkan profesionalitas pembelajaran dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas dan memvariasikan metode mengajarnya diantaranya dengan metode demonstrasi. 2. Sekolah



hendaknya



selalu



berusaha



meningkatkan



layanan



professional pendidikannya dengan mendorong guru – guru untuk melakukan penelitian khususnya penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas.



29



3. Setiap sekolah hendaknya menerapkan hasil- hasil penelitian pendidikan yang akan meningkatkan kinerja guru dan personil pendidikan lainnya sehingga membantu mewujudkan visi misi sekolah.



DAFTAR PUSTAKA



Andi Hakim Nasution, dalam karso dkk 2014 : 1.39 Bruner dalam Gatot Muhsetyo, dkk. ( 2019:1.6) William Brownell ( dalam karso dkk 2014 : 1.23 ) Wiki ( 2020 ),Pengertian Belajar, https://id.wikipedia.org/



Mills, dalam modul PKP TIM FKIP UT 2019 : 8 Wardhani, dkk,(2020 : 8 dalam modul PKP PGSD TIM-FKIP UT ).



30



Ahmad ( 2020 ), www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran/ suaedy ( 2020 ) , www.kompasiaba.com/metode-demonstrasi-dalampembelajaran/ mohammadmuhyiddin.blogspot.com



31



LAMPIRAN - LAMPIRAN



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN



(RPP) SIKLUS I



Sekolah



: SDN Sindang Asih 1



Mata Pelajaran



: Matematika



Kelas / Semeter



: II ( dua ) / II



Alokasi Waktu



: 2 x 35 menit



A. Standar Kompetensi  Melakukan perkalian dan pembilangan sampai dua angka B. Kompetensi Dasar  Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka C. Indikator  Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang  Menyelesaikan permasalahan sehari – hari yang berkaitan dengan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. D. Tujuan Pembelajaran  Dengan metode demonstrasi, siswa mampu mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang  Dengan metode demonstrasi, siswa mampu menyelesaikan permasalahan sehari – hari yang berkaitan dengan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. E.



Karakter Peserta Didik yang Diharapkan  Kerja keras, jujur, tanggung jawab, mandiri, bersahabat/komunikatif, krestif dan disiplin.



F.



Materi Pembelajaran Mengenal konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang



G. Metode Pembelajaran



Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, dan penugasan. H. Langkah – langkah Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit ) 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa. 2. Guru bersama siswa berdoa bersama 3. Guru melakukan absensi 4. Guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali pembelajaran sebelumnya. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari siswa yaitu tentang perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. 5. Guru menyanmpaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti ( 50 menit ) 1. Guru menjelaskan materi pembelajaran. 2. Guru menunjukkan media benda konkrit kepada siswa 3. Dua siswa diminta untuk maju kedepan kelas 4. Guru memberikan 10 permen sebagai media benda konkrit pada salah satu siswa untuk mengelompokkannya pada tempat yang disediakan. 5. Siswa yang lainnya diminta untuk mendemonstrasikan secara bersama – sama. 6. Guru bertanya pada siswa ada berapa kali penjumlahan yang dilakukan 7. Guru menjelaskan pada siswa bahwa penjumlahan berulang disebut perkalian 8. Guru menceritakan sebuah permasalahan sehari – hari yang berkaitan dengan perkalian 9. Guru mendemonstrasikan media benda konkrit yang berupa permen untuk membantu menyelesaikan permasalahan soal cerita tersebut. 10. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami 11. Guru memberikan tindak lanjut. c. Kegiatan Penutup ( 10 menit )



1. Menyimpulkan hasil pembelajaran 2. Guru memberikan tugas rumah 3. Guru mengucapkan salam penutup. I.



Media dan Sumber Pembelajaran Media



: benda konkrit berupa permen, buku paket matematika kelas



II dan alat tulis



Sumber Pembelajaran : buku paket matematika dan buku LKS matematika kelas II J.



Penilaian Jenis Penilaian



: Tes dan Non Test



Bentuk Penilaian



: Test Tertulis



Alat Penilaian



: Soal test



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



SIKLUS II



Sekolah



: SDN Sindang Asih 1



Mata Pelajaran



: Matematika



Kelas / Semeter



: II ( dua ) / II



Alokasi Waktu



: 2 x 35 menit



A. Standar Kompetensi Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka B. Kompetensi Dasar Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. C. Indikator  Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1  Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0  Mengalikan tiga bilangan satu angka. D. Tujuan Pembelajaran  Dengan metode demonstrasi, peserta didik mampu mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1  Dengan metode demonstrasi, peserta didik mampu mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0.  Dengan metode demonstrasi, peserta didik mampu mengalikan tiga bilangan satu angka. E.



Karakter Peserta Didik yang Diharapkan Kerja keras, jujur, tanggung jawab, mandiri, bersahabat/ komunikatif, kreatif, dan disiplin.



F.



. Materi Pembelajaran Perkalian Bilangan 1. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1. Perhatikan perkalian dua bilangan berikut ini!



a. 3 × 1 = 1 + 1 + 1 = 3 b. 7 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 7 c. 4 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 = 4 d. 5 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 5 Semua bilangan jika dikalikan satu hasilnya sama dengan bilangan itu sendiri. 2. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0. Perhatikan perkalian dua bilangan berikut ini! a. 3 × 0 = 0 + 0 + 0 = 0 b. 6 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0 c. 5 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0 d. 7 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0 Semua bilangan jika dikalikan 0 hasilnya adalah 0 3. Mengalikan tiga bilangan satu angka. Contoh a. 2 × 4 × 5 = .... b. 8 × 1 × 3 = ... Penyelesaian a. 2 × 4 × 5 = (2 × 4) × 5 = 8 × 5 = 40 Jadi 2 × 4 × 5 = 40 b. 8 × 1 × 3 = (8 × 1) × 3 = 8 × 3 = 24 Jadi 8 × 1 × 3 = 24 Mengalikan tiga bilangan satu angka dapat dilakukan mengalikan dari depan. G. Metode Pembelajaran Demonstrasi, ceramah, tanya jawab, dan penugasan.



H. Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )



1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa 2. Guru bersama siswa berdo’a bersama 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya pada siswa: “Siapa yang bisa melakukan perkalian dengan bilangan 1? Coba, berapa 1x1? Dan 2x1?. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari siswa yaitu tentang perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti ( 50 menit ) 6. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya. 7. Guru memanggil dua orang siswa untuk maju ke depan kelas dan mendemonstrasikan materi yang dipelajari. 8. Guru memberikan 3 permen sebagai benda konkrit pada siswa untuk mengelompokkannya menjadi 3. 9.



Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya



10. Guru memberikan lembar soal untuk siklus 2 11. Siswa mengerjakan soal tersebut. 12. Siswa mengumpulkan lembar soal tersebut 13. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. 14. Guru memberikan tindak lanjut c. Kegiatan Penutup ( 10 menit ) 15. Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 16. Guru memberikan tugas rumah. 17. Guru mengucapkan salam penutup.



I. Media dan Sumber Pembelajaran Media



:



Benda konkrit berupa permen, lembar soal siklus II, buku paket Matematika, buku LKS Matematika kelas II MI, dan alat tulis. Sumber Pembelajaran : Buku paket Matematika dan buku LKS Matematika kelas II MI. J.



Penilaian Jenis Penilaian



: Tes dan Non Test



Bentuk Penilaian



: Test Tertulis



Alat Penilaian



: Soal test



Refleksi Pembelajaran



Siklus I Refleksi pembelajaran Siklus I Berdasarkan uraian perbaikan pada saat Siklus I dapat diketahui kekurangan dan kelemahan yang terjadi yaitu : 1.



Alat peraga kurang menarik



2.



Penguasan kelas kurang, serta bimbingan guru terhadap kelompok diskusi kurang optimal



3.



Materi yang disampaikan kurang dipahami oleh sisiwa



Dengan adanya kelemahan pada refleksi Siklus I maka menjadi acuan untuk merencanakan perbaikan pada Sikus II. Diantaranya : 1.



Penggunaan alat peraga lebih maksimal



2.



Guru membimbing siswa lebih merata dengan cara menanyakan hal-hal yang dianggap sulit



3.



Penggunaan metode demonstrasi untuk lebih membangkitkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran Matematika, sehingga pembelajaran matematika menjadi pembelajaran yang menyenangkan.