Laporan Psa (Rekso) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEPANITERAAN MODUL ENDODONTIK PERAWATAN SALURAN AKAR TUNGGAL GIGI 21



Nama Pasien



: Rekso (No. RM : 12584)



Nama



: Ratna Yuliani



NIP



: 34-025-07-1-2011



Pembimbing



: drg. Any Setyawati, Sp. KG



PRODI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012



PERAWATAN SALURAN AKAR



Alat : •



Alat Diagnosis (Kaca mulut, sonde, pinset dan ekskavator)







Bur diamond bulat dan bur fisure







K- File







H- File







Spuit, spreader, penggaris, lampu spiritus, sliding kaliper







Jarum ekstirpasi







Lampu spiritus



Bahan : •



Gutta percha







Paper point







Pasta pengisi saluran akar







Semen seng phosfat







Cavit







Bahan irigasi







Bahan sterilisasi (dressing)



Tahapan kerja PSA : 1. Rontgen Foto indikasi kasus 2. Devitalisasi pulpa 3. Preparasi kamar pulpa 4. Pencarian panjang kerja (Rontgen Foto) 5. Preparasi biomekanik (Preparasi Saluran Akar) 6. Rontgen Foto master cone 7. Obturasi saluran akar 8. Rontgen Foto hasil obturasi



TAHAPAN PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI AKAR TUNGGAL 1. Kunjungan Pertama (Devitalisasi Pulpa) a. Kavitas dipreparasi dan dibersihkan dari jaringan karies terlebih dahulu. b. Devitalisasi pulpa menggunakan arsen. Arsen dibungkus dengan menggunakan kapas, lalu didibasahi dengan eugenol. Setelah itu masukkan kedalam kavitas yang sebelumnya telah dipreparasi, lalu ditumpat sementara menggunakan cavit. c. Pasien control setelah 3 hari untuk mengambil bahan arsen. 2. Kunjungan Kedua (Trepanasi dan Ekstirpasi Pulpa) a. Trepanasi 1) Atap pulpa dibuka dengan round bur atau endo access bur. Gerakan bur dari kamar pulpa ke arah luar. 2) Dinding kavitas diratakan dengan fissure bur atau diamendo bur sampai berbentuk divergen ke arah insisal 3) Pembukaan kamar pulpa selesai dilakukan jika alat endodontik (barber broach atau file) dapat bergerak keluar masuk tanpa hambatan & kavitas cukup retensi untuk tumpatan sementara. b. Ekstirpasi Pulpa 1) Dilakukan eksplorasi, yaitu mencari jalan keluar masuk ke saluran akar melalui orifis menggunakan straigh teksplorer atau barbed broach. 2) Kemudian dilakukan ekstirpasi, yaitu pengambilan jaringan pulpa pada



saluran



akar



menggunakan



menggunakan larutan salin 3) Gigi dibiarkan dalam keadaan terbuka



barbed



broach.



Rigasi



3. Kunjungan Ketiga (pengukuran panang kerja, preparasi saluran akar dan dressing) a. Pengukuran Panjang Kerja 1) Pengukuran panjang kerja menggunakan metode observasi langsung. 2) Ukur panjang gigi yang akan dirawat pada rontgen foto menggunakan sliding caliper. Misal panjang kerja yang didapat adalah X mm. 3) Sehingga didapat panjang kerja (PK) perkiraan X – 1mm 4) Masukkan K-file dengan panjang kerja X-1mm tersebut dan dilakukan pengambilan radiograf. b. Preparasi saluan akar 1) Setelah mendapatkan panjang kerja yang sesuai, maka dilakukan preparasi saluran akar menggunakan step back methode. 2) Preparasi saluran akar diawali dengan menggunakan K-file yang ukurannya tepat pada saluran akar (tidak longgar → initial apical file). Gerakan K-file dengan cara melakukan putaran ¼ sampai dengan ½ putaran searah jarum jam, K-file digunakan dengan cara pull stroke. 3) Preparasi dilakukan sampai 3 nomor di atas K-file yang pertama kali (IAF) digunakan untuk memulai preparasi biomekanis (preparasi 1/3 apikal). 4) Tentukan Master Apikal File (MAF). Preparasi selanjutnya adalah preparasi badan saluran akar yang dilakukan menggunakan K-file sampai 3 nomor file diatas MAF. Pada preparasi badan saluran akar setiap mengganti ke nomor file yang lebih besar, panjang kerja dikurangi 1mm. 5) Untuk menghaluskan dinding saluran akar, maka digunakan Headstrom file, dengan ketentuan :







Minimal 2 nomor di atas K-file yang terakhir digunakan, panjang kerja sama dengan K-file yang terakhir digunakan ,atau







Mengunakan nomor sesuai dengan MAF dan panjang keja sesuai dengan panjang MAF.



6) Setiap pergantian file dari nomor kecil ke nomor berikutnya selalu dilakukan irigasi dengan 2cc NaOCL 2,5% dan rekapitulasi, yaitu pengulangan



kembali



dengan



menggunakan



file



sebelumnya. fil Nomor Panjang e I #20



kerja



(mm) 20



Irigasi



#25



20



Irigasi, rekapitulasi dengan file # 20



#30



20



Irigasi, rekapitulasi dengan file # 25



M #35



20



Irigasi, rekapitulasi dengan file # 30



#40



19



Irigasi, rekapitulasi dengan file # 35



#45



18



Irigasi, rekapitulasi dengan file # 40



H #55



17



Irigasi



A F



A F



Fi le #60



ATAU H- File #35



20



Irigasi



nomor



7) Preparasi saluran akar diakhiri apabila dirasakan telah cukup bersih. 8) Saluran akar dikeringkan dengan paper point. c. Dressing/sterilisasi Dreassing 1) Dressing sebaiknya diganti seminggu sekali dan tidak boleh lebih dari dua minggu karena dressing menjadi cair oleh eksudat periapikal



dan



membusuk



karena



interaksi



dengan



mikroorganisme. 2) Dressing saluran akar sebaiknya dilakukan dengan cara memasukkan butiran kapas yang telah dibasahi medikamen dan diperas kelebihan medikamennya. Uap yang keluar dari medikamen sudah cukup efektif untuk mendisinfeksi kavitas pulpa. 3) Saluran akar ditutup dengan melakukan butiran kapas steril yang kedua diatas butiran kapas yang telah diberi obat dan ditutup dengan tumpatan sementara. 4) Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan subjektif dan objektif (misal perkusi dan palpasi) Pertimbangan menentukan bahan dressing 1) Lihat kondisi gigi dan jaringan sekitarnya 2) Pertimbangkan masa aktif bahan dressing dan waktu kunjungan pasien. Macam-macam bahan dressing: 1) Formocresol Kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1. Formalin adalah disinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu subtansi yang tidak dapat dilarutkan, tidak dapat menjadi busuk. Pada beberapa pengujian mampu menimbulkan efek nekrosis dan inflamasi persisten pada



jaringan vital. Selain itu juga menimbulkan respon imun antara sel-sel. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah.



2) ChKM (Chlorphenol kemfer menthol) a) Terdiri dari 2 bagian para-klorophenol dan 3 bagian kamfer. Daya disinfektan dan sifat mengiritasi lebih kecil dari pada Formocresol. Mempunyai spektrum antibakteri luas dan efektif terhadap jamur. b) Bahan utamanya para-klorophenol. Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. c) Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari para-klorophenol murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial. d) Menthol



mengurangi



sifat



iritasi



clorophenol



dan



mengurangi rasa sakit. 3) Cresophene a) Terdiri dari : chlorphenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamethasone, yaitu sebagai anti-phlogisticum. b) Pemakaian



terutama



pada



gigi



dengan



permulaan



periodontitis apikalis akut yang dapat terjadi, misalnya pada peristiwa over instrumentasi. 4) TKF (Trikresol Formalin) Adalah campuran ortho, metha, dan para-cresol dengan formalin.



Bersifat



merangsang



jaringan



periapikal



dan



menyebabkan jaringan menjadi nekrosis. 5) Cresatin Bahan ini merupakan cairan jernih , stabil, berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptik dan mengurangi rasa sakit. Efek antimikrobial lebih kecil dari formocresol dan ChKM, sifat mengiritasi jaringan periapikal



lebih kecil dari pada ChKM. Sifat anodyne cresatin terhadap jaringan vital baik sekali, sehingga sering dipakai sebagai bahan dressing pasca pulpektomi. 6) CaOH Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Pengaruh antiseptiknya berhubungan dengan pH yang tinggi dan pengaruhnya melumerkan jaringan pulpa nekrotik. CaOH menyebabkan kenaikan signifikan pH dentin sirkumpulpal bila diletakkan pada saluran akar. Pasta CaOH paling baik digunakan pada perawatan antar kunjungan dengan penundaan yang lama karena bahan ini tetap bekerja selama berada di dalam saluran akar. 7) Eugenol Bahan ini adalah esens (essence) kimiawi minyak cengkeh dan mempunyai hubungan dengan fenol. Agak lebih mengiritasi dari minyak cengkeh dan keduanya golongan anodyne. Cara aplikasi bahan dressing : Bahan dreassing yang digunakan diteteskan pada butiran kapas kecil diperas (dengan butiran kapas yang lebih besar), kemudian dimasukkan kedalam kamar pulpa. Selanjutnya ditutup dengan tumpatan sementara (Cavit). 4. Kunjungan Keempat (Tes Bakteri dan Obturasi) a. Tes Bakteri 1) Setelah seminggu dari kunjungan sebelumnya, pasien kontrol untuk dilakukan tes bakteri. 2) Tumpatan sementara dibuka dan bahan dressing dibuang. Kemuadian masukkan paper point ke dalam saluran akar 3) Masukkan paper point tersebut ke dalam pehidrol. Jika ada gelembung udara, maka tes bakteri positif



4) Irigasi saluran akar dengan NaOCL 2,5 % 5) Ulangi prosedur tes bakteri seperti diatas 6) Jika saluran akar belum steril, maka dilakukan dressing ulang. Jika saluran akar sudah steril maka langsung dilakukan obturasi. b. Obturasi 1) Pengisisan saluran akar dilakukan secara kondensasi lateral (lateral condensation method), apabila saluran akar sempit menggunakan tekhnik single cone. 2) Pilih gutta percha point dengan ukuran MAF, sebagai master cone (gutta percha utama). Potong sesuai dengan panjang kerja menggunakan gunting. 3) Saluran akar maupun gutta percha utama diolesi dengan pasta saluran akar atau sealer (endhomethason atau eugenol) 4) Saluran akar diolesi sealer dengan menggunakan lentulo yang diputar dengan putaran low spead contra angel. Gerakannya dengan gerakan ditarik kearah koronal. 5) Gutta percha utama dimasukkan ke dalam saluran akar, kemudian ditekan semaksimal mungkin ke arah lateral menggunakan spreader. Sisa ruang saluran akar diisi dengan gutta percha tambahan sampai penuh. 6) Kelebihan gutta percha dipotong sampai orifis menggunakan ekscavator yang dipanaskan, kemudian dipadatkan menggunakan cement stopper. 7) Kavitas ditumpat dengan menggunakan tumpatan sementara (cavit). 8) Lakukan roentgen foto untuk mengetahui apakah pengisian saluran akar sudah hermetis. 5. Kunjungan Kelima (Kontrol PSA)



DESKRIPSI KASUS 1. Identitas Pasien No RM



: 012584



Nama



: Rekso



Umur



: 20 Tahun



Alamat



: Condong catur, Sleman, DIY



2. Pemeriksaan Subyektif : a. Keluhan Utama :



Pasien mengeluhkan gigi depannya yang tambalannya sudah tidak bagus lagi dan ingin ditambal ulang. b. Riwayat Perjalanan Penyakit ; Gigi yang dikeluhkan oleh pasien sudah pernah ditambal saat kelas 2 SMA, sekitar 3 tahun yang lalu, dan pasien merasa tambalannya mulai rusak sejak 1 tahun yang lalu. Dulu saat sebelum ditambal pasien tidak merasa sakit pada gigi tersebut, tetapi setelah ditambal pasien pernah merasa sakit, saat sakit pasien tidak minum obat. Saat ini gigi yang dikeluhkan oleh pasien tidak pernah sakit lagi. Pasien memiliki kebiasaan merokok dan menyikat gigi 2 kali sehari setiap pagi dan sore hari. c. Riwayat Kesehatan Oral : Pasien terakhir kali datang ke dokter gigi sekitar 3 tahun yang lalu untuk menambalkan gigi yang dikeluhkan. 3. Pemeriksaan Obyektif Terdapat tumpatan yang sudah tidak bagus pada bagian mesial sampai ke incisal gigi 21 Sondasi



:-



Perkusi



:-



Palpasi



:-



CE



:+



Interpretasi Rongten ; Terdapat area radiolusen pada mahkota gigi 21 sampai pulpa. Terlihat area radiolusen pada apek gigi dengan batas difus. Jaringan sekitar tampak baik. Dx : Karies Profunda disertai abses periapikal. 4. Rencana Perawatan 1. PSA akar tunggal 2. Pasak mahkota jaket



Yogyakarta, 10 April 2012 Mengetahui, Operator



Ratna Yuliani



Pembimbing



drg. Any Setyawati, Sp. KG