Makalah DM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



MAKALAH ASKEP MANAJEMEN KASUS DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN (DM)



DOSEN PENGAMPU :



DISUSUN OLEH : Kelompok 1 : 1. Elatifa 2. Anisa noveranda 3. Yuva Audini 4. Zulhamda



FAKULTAS KEPERAWATAN INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANRATA BUKITTINGGI



1



2



TAHUN AJARAN 2020/2021.



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang umum terjadi pada Orang dewasa yang membutuhkan supervisi medis yang berkelanjutan dan Edukasi perawatan mandiri pada pasien. Namun, bergantung pada tipe Diabetes Mellitus dan usia pasien, kebutuhan dan asuhan keperawatan pasien Dapat sangat berbeda. Diabetes Mellitus bukanlah gangguan tunggal tetapi Kumpulan gangguan kronis pada endokrin pankreas (Lemone, Burke, & Bauldoff, 2015, hal. 649-650). Diabetes Mellitus (DM) terdiri dari DM tipe 1 (bergantung insulin), Biasanya pasien DM tipe 1 bertubuh kurus dan memerlukan pemberian insulin Oksigen serta penatalaksanaan diet untuk mengendalikan gula darah. Sebaliknya DM tipe 2 (tidak bergantung insulin) biasanya terjadi pada dewasa Yang obese diatas usia 40 tahun dan diatasi dengan diet serta latihan bersama Pemberian obat anti diabetes oral meskipun terapinya dapat pula meliputi Pemberian insulin (kowalak, 2011, hal. 519). Dalam gerakan masyarakat sehat (GERMAS) yang sedang di jalakan oleh pemerintahan saat ini Diabetes Millitus digolongkan dalam penyakit tidak



2



3



menular. (Riskesdas, 2018). Diabetes Mellitus adalah penyakit tidak menular namun menimbulkan Komplikasi kematian. Saat ini prevalensi diabetes mellitus di dunia dari tahun Ke tahun meningkat hal ini ditandai deng an peningkatan prevalensi pasien Diabetes melllitus dimana pada tahun 2015 ada 415 juta jiwa orang dewasa Yang mengalami diabetes mellitus, jumlah ini meningkat 4 kali lipat dari 108 Juta jiwa di tahun 1980, pada tahun 2030, diperkirakan 21,3 juta. Indonesia Sendiri menempati urutan keempat dari sepuluh negara yaitu: India, Cina, Amerika Serikat, Indonesia, Pakistan, Brazil, Bangladesh, Jepang, Filipina, Mesir (Riskesdes. 2018). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan Adanya peningkatan prevelensi orang yang didiagnosis Diabetes Mellitus pada tahun 2013 ke 2018 meningkat menjadi 2%.



A. TINJAUAN PUSTAKA 1. DEFENISI Diabetes



Melitus



merupakan



penyakit



gangguan



metabolisme



karbohidrat lemak dan protein yang berkaitan dengan defisiensi atau resistensi insulin secara absolute maupun relatif yang bersifat kronis, ditandai dengan ciri khas peningkatan kadar Glukosa darah atau Hiperglikemia diatas nilai normal, Hiperglikemia terjadi karena adanya gangguan kerja insulin atau sekresi insulin didalam tubuh (Miharja, 2013, Awad dkk, 2013). Diabetes Melitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah Penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita Diabetes Melitus atau tidak (Hasdianah, 2012).



3



4



2. ETIOLOGI Penyebab Diabetes Melitus pada umumnya disebebkan oleh rusaknya sebagian besar atau kecil sel betha pankreas yang berfungsi sebagai penghasil insulin didalam tubuh, karena ada kerusakan sel betha maka berakibat tubuh akan kekurangan insulin (Riyadi, 2012). Selain itu terdapat juga faktor-faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya . Diabetes Melitus faktor tersebut ada yang bisa diubah dan tidak dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu: -



Faktor Genetik Penyakit Diabetes Melitus dapat diturunkan oleh orangtua kepada anak. Penyebabnya yaitu Gen orangtua akan dibawa oleh anak pada saat anak masih didalam kandungan, pewarisan ini dapat berlanjut sampai sampai kecucunya bahkan bisa sampai cicit walaupun resikonya sangat kecil (Kekenusa, 2013).



-



Usia Menurut



Hardianah



(2012),



Diabetes



Melitus



mengalami



peningkatan pada usia muda dikarenakan meningkatnya kejadian obesitas pada usia muda. -



Gender Meskipun sampai saat ini belum ditemukan prevalensi Diabetes Melitus pada wanita dan pria, namun berbagai study menyatakan bahwa ada perbedaan prevelensi antara jenis kelamin tersebut, study yang dilakukan pencegahan dan pengendalian penyakit tahun 2012 , menunjukkan peningkatan kejadian diabetes melitus pada wanita sebesar 4,8% dan 3,2% pada laki-laki.



-



Diabetes Melitus Gestasiaonal Adalah suatu kondisi intoleransi terhadap glukosa yang ditemukan



4



5



pada ibu hamil dengan gangguan toleransi glukosa. Berkembangnya GDM pada masa kehamilan menjadi faktor resiko penyebab Diabetes Melitus (Damayanti, 2015). Faktor resiko yang dapat diubah antara lain: -



Obesitas Pola makan yang tidak sehat yang banyak mengandung gula dan lemak akan menumpuk didalam tubuh sehingga menyebabkan kelenjar pankreas bekerja lebih keras untuk menghasilkan insulin untuk mengelola gula yang masuk kedalam tubuh (American Diabetes Association, 2017).



-



Pola hidup Penyebab Diabetes melitus juga disebabkan oleh pola hidup, kurangnya olahraga dan aktifitas fisik dapat beresiko tinggi terkena Diabetes Melitus karena fungsi olahraga yaitu untuk membakar kalori yang berlebihan didalam tubuh, kalori yang terlalu banyak didalam tubuh merupakan faktor utama penyebab Diabetes Melitus (Tarwoto, 2012).



3. PATOFISIOLOGI Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia ( kadar glukosa darah > 110 mg / dl ). Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan metabolic terjadi menimbulkan hiperglikemi.



5



6



Empat perubahan itu adalah : -



Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang



-



Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah



-



Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan glukosa hati dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.



-



Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah ke dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin



karena sel-sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine disertai pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poli uri) dan rasa haus (polidipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan . pasien juga mengalami peningkatan selera makan (polifagi) akibat penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan .



6



7



Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai dengan penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi ).



4. KLASIFIKASI Diabetes Melitus dibagi menjadi 2 tipe yaitu: a) Diabetes Melitus tipe 1 (Diabetes tergantung pada insulin) Diabetes Melitus tipe 1 terjadi akibat kerusakan dari sel beta pankreas sehingga tubuh mengalami kekurangan insulin, sehingga penderita Diabetes tipe 1 akan ketergantungan insuli seumur hidup, Diabetes Melitus tipe 1 disebabkan oleh faktor genetik (keturunan) faktor imunologik dan faktor lingkungan (Hardianah, 2013).



b) Diabetes Melitus tipe 2 (Diabetes Melitus tidak tergantung pada insulin) Diabetes Melitus tipe 2 ini disebabkan insulin yang berada didalam tubuh tidak bekerja dengan baik, bisa meningkat bahkan menurun , Diabetes tipe ini umum



7



8



terjadi dikarenakan oleh faktor resikonya yaitu malas olahraga



dan obesitas,



faktor



yang mempengaruhi



Diabetes yaitu riwayat keluarga obesitas, gaya hidup dan usia yang lebih 65 tahun memiliki resiko tinggi. 5. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi Klinis utama DM berupa:



1) Kadar gula darah meningkat Dikarenakan kerusakan sel betha pankreas yang mengakibatkan insulin tidak dapat diproduksi dengan demikian gula darah tidak dapat masuk dalam sel sehingga terjadi penumpukan gula darah atau disebut juga dengan Hiperglikemia.



2) Poliuria Disebut juga dengan kencing yang berlebihan disebabkan karena kadar gula darah tidat dapat masuk dalam sel dan terjadi penumpukan gula dalam darah (Hiperglikemia) maka ginjal akan bekerja untuk menskresi glukosa kedalam urin yang mengakibatkan dieresis osmotik yang memicu gangguan sering berkemih.



3) Polifagia (Makan yang berlebihan) Pada Saat berkemih kalori yang berada dipembuluh darah akan ikut hilang terbawa air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan, untuk mengkompensasi hal ini penderita sering merasa lapar yang luar biasa.



4) Polidipsia (peningkatan rasa haus) Disebabkan jumlah urin yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi extrasel. intrasel mengikuti dehidrasi extrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradient konsentrasi keplasma yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH dan menimbulkan rasa haus.



Menurut



Hasdianah



(2012)



Manifestasi



lain



yang



berlangsung berlahan dari beberapa hari hingga beberapa



8



9



minggu yaitu: 1) Rasa tebal dikulit 2) Kesemutan 3) Gatal 4) Mata kabur 5) Mudah mengantuk 6) Kulit terasa panas atau seperti di tusuk-tusuk jarum 6. KOMPLIKASI a) Komplikasi akut : 1. Hipoglikemia Adalah penurunan kadar gula darah lebih rendah dari 60 mg/dl dan akan menimbukan gejala yaitu takhicardi, mual, muntah, lapar, dan bisa mengakibatkan penurunan kesadaran . 2. Diabetes Ketoasidosis Merupakan gejala yang paling buruk dari Diabetes yang timbul secara tiba-tiba karena adanya stres fisik seperti kehamilan atau mengalami penyakit akut dan trauma. 3. Hiperglikemia Adalah sebuah perburukan dari Diabetes Melitus dapat memperburuk suatu penyakit tetapi tidak rentan mengalami ketosis, tetapi akan mengalami hiperglikemia berat dengan kadar glukosa darah lebih dari 300mg/100 ml bagi penderita yang mengalaminya (Boedisantoso, 2011). b) Komplikasi kronik 1. Komplikasi makrovaskuler Sebuah komplikasi yang menyerang pembuluh darah besar akibat aterosklerotik (Hotma, 2014)



9



10



2. Komplikasi mikrovaskuler 



Retinopati Diabetikum Penyebabnya adalah perubahan dalam pembuluh darah kecil



yang



berda



diretina



mata



yang



banyak



mengandung pembuluh darah kecil sehingga dapat memicu kebutaan jika tidak segera di tangani. 



Nefropati diabetikum Adalah penyakit ginjal yang ditandai adanya albumin didalam urine, hipertensi, edema, dan insufiensi ginjal progresif. (Tjokroprawiro, 2012).







Neuropati Diabetikum Disebabkan karena hiperglikemia yang mengakibatkan darah menjadi kental sehingga aliran darah kepembuluh darah perifer tidak lancar. Terdapat 2 tipe neuropati diabetikum yang sering dijumpai yaitu polineuropati sensori dan neuropati otonom.



7. PENATALAKSANAN Terdapat lima komponen penatalaksanaan Diabetes Melitus yaitu :



1) Penyuluhan atau edukasi Edukasi kepada penderita Diabetes Melitus dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang cara memperbaiki gaya hidup yang lebih sehat kususnya dalam pola makan dan olahraga. Penyuluhan bisa mengguanakan media lain seperti leaflet, poster, video dan diskusi kelompok agar lebih jelas dan mudah difahami (Suyono, 2010).



2) Latihan Fisik Manfaat latihan fisik bagi penderita Diabetes Melitus



a) Dapat



meningkatkan



kepekaan



insulin,



apabila



dilakukan 1 jam setelah makan. b) Memperbaiki pembuluh darah perifer dan memperlancar suplai



10



11



oksigen. c) Dapat merangsang glikogen baru, karena kadar glukosa otot dan hati berkurang. d) Pembakaran asam lemak lebih baik karena kolestrol dan trigliserida menurun..



3) Terapi gizi Menurut Brunner& Suddarth tahun 2012, Prinsip pengaturan gizi pada Diabetes Melitus adalah pada gizi seimbang serta pengaturan jumlah kalori, jenis makanan yang dianjurkan seperti :



• Karbohidrat Tujuan diet ini adalah meningkatkan konsumsi karbohidrat kompleks (khususnya yang berserat tinggi) seperti roti, gandum utuh, nasi beras tumbuk, sereal dan pasta/mie yang berasal dari gandum yang masih mengandung bekatul. Karbohidrat sederhana tetap harus dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan dan lebih baik jika dicampur ke dalam sayuran atau makanan lain daripada dikonsumsi secara terpisah.



• Lemak Asupan lemak yang dianjurkan sekitar 20-25% dari total kebutuhan Kalori. Lemak jenuh