Makalah Kel.6 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

WAWASAN MULTIKULTURAL: LOKAL, NASIONAL, DAN UNIVERSAL Dosen: Prof. Dr. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Pd.



Oleh Kelompok 6: Elfa Lufyana (A1G120044) Artikasari Awaliyah Kahar (A1G120039) Mawar Anjani (A1G120052)



PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2023



KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami haturkan kepada Allah SWT. atas kesempatan dan hidayah yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ‘Wawasan Multikultural: Lokal, Nasional, dan Universal’ untuk memenuhi tugas Pendidikan IPS SD yang diberikan oleh Bapak Prof. Dr. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Si. Makalah ini tidaklah sempurna, masih sangat banyak kekurangan yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca. Karena dengan kritik dan saran itulah kami dapat memperbaiki kesalahankesalahan yang ada dan menjadi lebih baik. Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Bapak Prof. Dr. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Si. yang telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat menambah pengetahuan tentang Pendidikan IPS SD serta pembuatan makalah yang baik dan benar.



Kendari, 1 Maret 2023



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR........................................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1 A.



Latar Belakang ........................................................................................................ 1



B.



Rumusan Masalah.................................................................................................... 2



C.



Tujuan Makalah ....................................................................................................... 2



BAB II ................................................................................................................................. 3 PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3 A.



Wawasan Multikultural ............................................................................................ 3



B.



Wawasan Multikultural Lokal .................................................................................. 3



C.



Wawasan Multikultural Nasional ............................................................................. 5



D.



Wawasan Multikultural Universal ............................................................................ 6



BAB III ................................................................................................................................ 7 PENUTUP ........................................................................................................................... 7 A.



Kesimpulan ............................................................................................................. 7



DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 8



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya atau kebudayaan merupakan sesuatu hal yang kompleks dan abstrak. Kebudayaan dalam suatu kelompok daerah, wilayah atau bangsa berkaitan dengan tiga aspek utama, yaitu ide atau gagasan, aktivitas atau perilaku, dan hasil karya. Aspek berasal dari kognitif manusia. Aspek tersebut bersatu ditujukan untuk membantu manusia dalam kelangsungan kehidupannya maupun kehidupan masyarakat. Berbicara mengenai kebudayaan tidak lepas dari cara mempertahankan, menjaga dan yang paling penting adalah melestarikannya agar tetap eksis diantara budaya yang lain. Menurut Koentjaraningrat dan M. Jacobs (dalam Ajeeng:2012) kebudayaan merupakan warisan sosial yang harus diwariskan kembali kepada generasi selanjutnya dengan proses belajar. Jadi kebudayaan yaitu keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus diwariskan kembali kepada generasi selanjutnya dengan proses belajar serta dari keseluruhan dari budi dan karyanya.Tiap daerah di Indonesia memiliki kekhususan yang dapat menjadi identitas daerah itu. Kekhasan itu bisa jadi karena ras, sejarah, lokasi, agama dan kepercayaan yang dianutnya. Seorang Individu dapat mengakui dan mengapresiasi budaya lokalnya sendiri (misalnya, etnis Jawa atau lebih khusus lagi Jawa Timur, Solo, Jogja) dan belajar mengapresiasi budaya/etnis pelajar lain di lingkungannya. Budaya tidak terletak pada etnis atau ras itu sendiri, namun lebih ditujukan pada nilai, perilaku dan produk yang khas yang melekat pada orang dan menjadi identitas etnis atau ras itu. Identifikasi pada budaya ini nampak paling menonjol, mewarnai serta menjadi ciri khas yang bisa dikenali pada orang tersebut oleh orang lain. Budaya bukan hanya berasal dari daerah tempat tinggal kita saja. Banyak daerah luar yang tentu juga memiliki budaya adat kebiasaan khas daerah mereka 1



sendiri. Oleh karena betapa pentingnya memahami dan mengidentifikasi budaya lokal, universal dan nasional.maka kelompok kami menyusun makalah yang berjudul "Wawasan multikultural: lokal, nasional, dan universal" B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan wawasan multikultural? 2. Bagaimana yang dimaksud dengan wawasan multikultural lokal? 3. Bagaimana yang dimaksud dengan wawasan multikultural nasional? 4. Bagaimana yang dimaksud dengan wawasan multikultural universal? C. Tujuan Makalah 1. Mengetahui pengertian wawasan multikultural. 2. Mengetahui wawasan multikultural lokal 3. Mengetahui wawasan multikultural nasional 4. Mengetahui wawasan multikultural universal.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Wawasan Multikultural Azyumardi Azra (2007) Multikulturalisme adalah serangkaian pandangan sekaligus pedoman hidup yang mengedepankan kebersamaan atas asas berbedaan, baik perbedaan agama, politik, sampai dengan perbedaan suku bangsa. Parekh (1997) Pengertian multikulturalisme adalah kesepakatan yang diabagun atas dasar perbedaan, baik secara komunitas budaya, sejarah, kebiasaan, serta adat, Lawrence Blum ,



menjelaskan bahwa Multikulturalisme adalah



pemahaman atas suatu ideologi yang menerima perbedaan dengan dasar kesedaran, baik secara individual ataupun kelompok. Wawasan multikultural diartikan sebagai suatu pengetahuan dan kecakapan dalam menghargai kemajemukan yang mencakup pelbagai aspek kehidupan seperti suku, agama, ras, golongan, dan aspek lainnya. B. Wawasan Multikultural Lokal Identifikasi budaya lokal merupakan identifikasi budaya yang bersifat langsung, dekat dan secara fisik ada di sekelilingnya. Budaya ini biasanya dikenalkan oleh keluarga dan kerabat dekat dan biasanya berwujud perilaku pembudayaan. Contoh dari pembudayaan ini yaitu, perilaku gender yang terkait dengan perilaku maskulin dan feminin yang ternyata bukan didasarkan oleh faktor biologis melainkan pembudayaan. Ada suku yang membebankan perilaku maskulin seperti berburu kepada perempuan sedangkan memasak dibebankan pada laki-laki. Sebaliknya pada suku yang lain dilakukan sebaliknya yaitu laki laki berburu, perempuan memasak. Sementara di suku yang ketiga pekerjaan itu dilakukan secara bergantian baik oleh laki-laki maupun oleh perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku sebenarnya ditentukan oleh pembiasaan dan 3



pembudayaan yang ada dan berlaku pada lokal tertentu. Disadari atau tidak, seseorang dibesarkan dan menggunakan budaya lokal yang ada di sekitar dirinya. Seorang anak yang memiliki identifikasi budaya lokal tertentu tidak lepas dari lingkungan yang



dekat dan paling mempengaruhi dirinya. Lingkungan



tersebut adalah sebagai berikut: a.



Lingkungan fisik Lingkungan fisik tertentu dapat membentuk budaya lokal tertentu. Suatu



masyarakat yang berada di daerah yang banyak dikelilingi sungai dan karena seringnya air sungai meninggi dan menggenangi daratan maka membentuk budaya berupa rumah yang lantai rumahnya lebih tinggi dari permukaan tanah. Misalnya rumah Palimasan Joglo, Sungai Jingah Kalimantan Selatan. Karena lingkungan fisik di daerah Kalimantan Selatan sangat kaya dengan jenis-jenis kayu maka berbagai kebutuhan sehari-hari dibuat dengan menggunakan jenis kayu seperti Palimasan Kandangrasi desa Kuin Utara Kalimantan Selatan. Lingkungan fisik tertentu dapat membentuk budaya lokal tertentu. Masyarakat dari daerah panas dan padang pasir seperti di Saudi Arabia akan cenderung memilih warna yang putih supaya tidak panas. Karena warna putih tidak menyerap panas. Di samping itu mereka cenderung memakai pakaian yang berbentuk jubah untuk melindungi tubuh mereka dari sengatan matahari. sedangkan budaya bagi warga Eropa untuk ”mandi matahari” dengan berjemur seharian di pantai ketika berada di daerah tropis untuk prestise di hadapan temantemannya bahwa dia telah pergi ke daerah tropis. Ada kebanggaan ketika tubuh mereka menjadi kecoklatan tersengat sinar matahari b.



Lingkungan sosial Selain lingkungan fisik, lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap



dan berperilaku seseorang. Orang yang dibesarkan dalam lingkungan komunitas tertentu akan bersikap dan berperilaku sesuai dengan tradisi warga tersebut. 4



c.



Lingkungan metafisik Lingkungan metafisik ini tidak dibatasi oleh lingkungan fisik dalam arti



mesti tinggal di daerah itu. Lingkungan metafisik memang mewarnai budaya yang ada di lingkungan fisik di lokal tertentu, tetapi selain itu juga dapat mengenai orang-orang yang ”merasa memiliki’ (sense of belonging) budaya itu. Biasanya mereka yang merasa memiliki itu dulunya berasal dari daerah itu dan ada sudah pindah tempat tinggal dari daerah itu, atau keturunan dari warga daerah itu. Pada prinsipnya orang yang termasuk dalam lingkungan metafisik ini adalah orang yang mengikatkan diri dengan tradisi budaya dan nilai-nilai tertentu C. Wawasan Multikultural Nasional Selain memiliki wawasan budaya lokal, seorang individu juga memiliki identifikasi budaya nasional yang perlu dipahaminya. Identifikasi budaya nasional merupakan identifikasi yang memerlukan pemahaman dan komitmen pada ideologi Negara dan bangsa. Sebagai warga Pancasilais dan tinggal bersama dalam wadah Negara memerlukan ide yang dapat mempersatukan berbagai identitas budaya lokal itu dalam bentuk identitas budaya nasional. Ada dua ide yang perlu dimiliki setiap warga Negara Indonesia yaitu persatuan dalam perbedaan (wawasan kebangsaan/nasional) dan perbedaan dalam persatuan (Bhineka Tunggal Ika). Kita memiliki simbol identifikasi budaya nasional antara lain seperti batik, keris, candi borobudur. Bali dengan segala atribut yang menyertainya. Identifikasi budaya nasional ini berasal dari identifikasi budaya lokal yang sudah banyak dikenal secara nasional bahkan internasional. Identitas budaya nasional ini sudah dijadikan simbol kenegaraan dan menjadi ciri khas keIndonesia-an. Dengan mengenali identitas budaya ini seluruh dunia akan tahu bahwa budaya ini adalah ciri budaya Indonesia.



5



D. Wawasan Multikultural Universal Perkembangan identifikasi global memberi kesempatan pada individu untuk melihat bagaimana sebagai bangsa kita menyesuaikan diri dengan masyarakat dunia. Yang memungkinkan individu memahami dengan baik bahwa tindakan suatu Negara tidak hanya harus dilihat kaitannya dengan pengaruhnya pada negara ini namun juga apa pengaruhnya pada dunia keseluruhan. individu yang telah mengembangkan identitas nasional dan etnis yang kuat seharusnya memiliki perspektif untuk mengembangkan juga identifikasi global yang membuat mereka menjadi warga masyarakat dunia yang lebih baik. Pada saat ini penting untuk menyadari bahwa identifikasi yang dibahas di atas bersifat hierarkhis. Dengan kata lain, kurikulum dan kebutuhan belajar yang berproses dengan mengenalkan identitas budaya lokal, kemudian nasional dan akhirnya global/universal. Perkembangan yang belakangan tergantung pada perkembangan sebelumnya. Juga penting bahwa identitas individu tidak statis namun kontinyu dan mencakup adanya ide tentang identitas ganda (lokal, nasional, dan global/universal). Contoh budaya universal adalah permainan sepak bola. Seluruh dunia mengenal sepak bola dan ingin tampil dalam kejuaraan dunia sepak bola.sepak bola merupakan Salah satu kebudayaan universal di bidang olah raga yang paling digemari . Ka’bah sebagai simbol pemujaan yang juga merupakan identitas budaya universal yang diakui seluruh dunia, terutama umat Islam. Ka’bah merupakan salah satu simbol penghambaan manusia di hadapan Tuhan yang diakui di seluruh dunia.



6



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Wawasan multikultural diartikan sebagai suatu pengetahuan dan kecakapan dalam menghargai kemajemukan yang mencakup pelbagai aspek kehidupan seperti suku, agama, ras, golongan, dan aspek lainnya. Wawasan multikultural terbagi menjadi wawasan multikultural lokal, nasional, dan universal. Identifikasi budaya lokal merupakan identifikasi budaya yang bersifat langsung, dekat dan secara fisik ada di sekelilingnya. Identifikasi budaya nasional merupakan identifikasi yang memerlukan pemahaman dan komitmen pada ideologi Negara dan bangsa. Sedangkan identifikasi universal atau identifikasi global memberi kesempatan pada individu untuk melihat bagaimana sebagai bangsa kita menyesuaikan diri dengan masyarakat dunia.



7



DAFTAR PUSTAKA Amazona. 2014. Wawasan Multi Budaya: Lokal, nasional, dan Universal, online (https://currikicdn.s3-us-west2.amazonaws.com/resourcefiles/54d37731213b1.pdf). Diakses pada 03 September 2015. Azyumardi Azra, Identitas dan Krisis Budaya, Membangun Multikulturalisme Indonesia, Jakarta, FE UI, 2007. Blum, A. Lawrence, (2001). Antirasisme, Multikulturalisme, dan Komunitas Antar Ras, Tiga Nilai yang Bersifat Mendidk Bagi Sebuah Masyarakat Multikultural, dalam Larry May, dan Shari Colins-Chobanian, Etika Terapan: Sebuah Pendekatan Multikultura, Terjemahan: Sinta Carolina dan Dadang Rusbiantoro, Yogyakarta: Tiara Wacana Parekh, B. (1997). The Politics of Multiculturalism. New York, Palgrave Macmillan. Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Unila. 2004. MULTIKULTURAL UNIT 3, online (http://educloud.fkip.unila.ac.id/index.php?dir=Ilmu%20Pendidikan/Pendidik an%20Guru%20Sekolah%20Dasar/Pendidikan%20Multikultural/&file=Multi kultural_UNIT%203.pdf). Diakses pada 03 September 2015.



8