Makalah Malposisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MALPOSISI (POSISI OKSIPUT POSTERIOR PERSISTEN)



Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah OBSTETRI GINEKOLOGI



Oleh : 1. Dewi Sartika Siagian



(NPM. 131020130540)



2. Diyan Indrayani



(NPM. 131020130534)



3. Lusi Lestari



(NPM. 131020130507)



4. Nanik Cahyati



(NPM. 131020130543)



5. Ria Gustirini



(NPM. 131020130541)



6. Tatu Septiani Nurhikmah



(NPM. 131020130505)



PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2014



MALPOSISI (POSISI OKSIPUT POSTERIOR PERSISTEN)



Malposisi adalah posisi janin yang bukan anterior. Posisi merupakan hubungan bagian terendah janin (biasanya oksiput pada presentasi kepala) dengan panggul ibu. Malposisi berhubungan dengan polihidramnion, paritas tinggi (grandemultipara),



kehamilan



kembar,



oligohidramnion,



kelainan



janin



(hidrosefalus, anencephaly), riwayat sungsang , kelainan rahim, fibroid, plasenta previa, dan tumor panggul Prevalensi malposisi diperkirakan berkisar 2-13 % pada saat persalinan dan posisi oksiput posterior persisten merupakan malposisi yang paling umum dalam persalinan dan berhubungan dengan morbiditas ibu dan neonatal. Pengaruh malposisi diantaranya adalah kala I dan II perlainan lama, meningkatnya penggunaan analgesia epidural, perdarahan postpartum, meningkatnya SC dan persalinan pervaginam dengan tindakan, laserasi perineum derajat 3-4, chorioamnionitis, Skor Apgar rendah, trauma neonatal , konsentrasi gas darah tali pusat asam, perawatan NICU bahkan encephalopathy. Insiden sekitar 10-15 % pada awal persalinan dan 6 % pada saat kelahiran. Posisi oksiput posterior kebanyakan mengalami rotasi spontan menjadi anterior. Adapun terjadinya kegagalan rotasi spontan tidak diketahui diduga kesempitan panggul tengah berkontribusi terhadap kejadian ini. Cardberg dan rekan (1998) menggunakan sonografi untuk merekam posisi kepala janin dalam 408 kehamilan dalam persalinan. Pada awal persalinan, sekitar 15% dari janin yang oksiput posterior, dan 5 persen berada di posisi ini saat melahirkan. Yang penting, duapertiga dari persalinan posterior oksiput terjadi dengan janin yang oksiput anterior pada awal persalinan . Dengan demikian , sebagian besar posisi oksiput posterior pada persalinan adalah hasil dari malrotasi posisi oksiput anterior selama persalinan, dan hampir 90 persen presentasi oksiput posterior pada awal persalinan memutar spontan ke anterior.



Sutton and Scott (1996) menunjukkan bahwa gaya hidup barat menyumbangkan terhadap kejadian ini. Gaya hidup yang duduk terus menerus, berbaring yang berlebihan berkontribusi terhadap meningkatnya kejadian POP. Oleh karena itu dianjurkan dengan posisi tubuh condong ke depan, duduk tegak dengan alasan kuat dari anatomi dan fisiologi bahwa janin akan sejajar dan turun sesuai kurva jalan lahir. Baines (2005) berenang selama kehamilan (aquanatal exercise) berkaitan dengan POP. Hasil audit menunjukkan wanita yang telah mengikuti program aquanatal exercise selama 2 tahun memiliki insidensi POP sangat rendah pada saat persalinan terutama pada nulipara. Simkin dan Ancheta (2005) ada beberapa posisi yang dianjurkan pada persalinan dengan POP yaitu posisi “The Lunge” (kedua pinggul di buka seperti kuda-kuda) Shallow mengaplikasikan posisi ini saat menggunakan birth ball. Berbagai metode dianggap dapat membantu rotasi janin dengan posisi oksiput posterior diantaranya penggunaan oksitosin , persalinan operatif , panduan rotasi , dan sikap ibu sebelum atau selama persalinan. Tapi tak satu pun dari mereka punya kemanjuran yang telah terbukti dalam mengurangi persisten Posisi OP. Perubahan posisi sangat menarik karena non invasiv. Penelitian ini menggunakan satu jenis postur selama persalinan (tangan- dan - lutut) ternyata gagal untuk menunjukkan manfaat dalam pengurangan OP terus-menerus pada saat lahir atau perbaikan apapun dari hasil ibu atau bayi.



BMI dan paritas yang ditemukan menjadi faktor independen yang secara signifikan terkait dengan rotasi anterior kepala janin selama persalinan. Untuk BMI, Odd rasio yang disesuaika (AOR) adalah 0,94 ; interval kepercayaan 95 %( CI ) , 0,88-0,998 ; P 0,045. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan 1 U di BMI dikaitkan dengan penurunan 6 % dari kemungkinan rotasi anterior kepala janin . Untuk wanita dengan paritas 2 , AOR adalah 11,73 , 95 % CI , 1,48 -92,81 ;P ? .02 , Bila dibandingkan dengan nulipara . Hasil obstetric dan neonatal



Kedua kelompok adalah sebanding dalam hal durasi dari kala I dan II persalinan, penggunaan oksitosin , dilatasi serviks atau penurunan janin, lama mengedan, tingkat robekan perineum morbiditas neonatal . hanya terdapat 1 trauma neonatal (cedera kulit kepala setelah persalinan vakum).



DAFTAR PUSTAKA



1. Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. Williams Obstetrics. Abnormal labour. 23 rd edition. Mc Graw Hill.2010. 464 2. Molnar CM, Malpresentation and Malposition. Obstetric evidence based guidelines, informa healthcare. 2007. Page 169-174 3. Walsh D, evidence based care for normal labour and birth. Mobility and posture in labour. Page 88. Routledge. 2007 4. Ford, Robert, Nassar, Giles, Morris. Reccurence of breech presentationin concecutive pregnancies. International Journal of Obstetrics and Gynaecology, 2010. Diakses 27 Maret 2014 5. Venditelli dkk. Is breech presentation at term more frequent in women with a history of cesarean delivery. American Journal of Obstetrics & Gynecology 2008; 198:521.e1-521.e6. diakses 1 April 2014. 6. Desbriere dkk. Is maternal posturing during labor efficient in preventing persistent occiput posterior position? RCT, American Journal of Obstetrics & Gynecology 2013. Diakses 27 Maret 2014