Materi 2 KIMKOS KEL 6 (FIX) - Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MENGENAL BAHAN - BAHAN DASAR (FOUNDATION) DALAM KOSMETIK MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah



: Kimia Kosmetika



Dosen Pengampu : Ratih Rizqi Nirwana, M. Pd.



Disusun oleh: 1.



Nisrina Maimanah



(1908076028)



2.



Afika Alifia



(1908076031)



3.



Lutfi Sahita Dewi



(1908076037)



4.



Sakina Elok Sabila Fatkhi



(1908076047)



PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, terselesaikanlah makalah berjudul “Mengenal Bahan - Bahan Dasar (Foundation) dalam Kosmetik” ini dengan sebaik- baiknya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu pada semester 4 tahun 2021. Melalui penugasan ini kami sebagai mahasiswa dan mahasiswi dapat memahami tentang pengenalan bahan dasar foundation pada ranah kecantikan sampai ke akarnya. Kami menyampaikan terima kasih kepada sumber pengetahuan pada buku dan internet yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kepada dosen pengampu juga tidak lupa saya menyampaikan ucapan terimakasih atas pemberian tugas ini guna mengasah kemampuan pikiran serta keterampilan tangan menjadi lebih baik, kami mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Semoga makalah ini dapat menjadikan pola pikir yang matang dalam mengambil suatu putusan pembelajaran, pisau pemilah dalam pemecahan masalah, dan bahkan sebagai bagian hidup yang integratif. Kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan demi kelengkapan dan penyempurnaan tugas ini.



Semarang, 22 Februari 2021 Penyusun



( Kelompok 06 )



i



DAFTAR ISI



JUDUL...................................................................................................................................... KATA PENGANTAR..............................................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1 C. Tujuan Makalah..........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Prinsip preparasi produk kosmetik (active inggredients,base/vehicle, additional/auxiliary substances)...................................................................................................................3 B. Dasar/base/foundation dalam kosmetik.......................................................................................................................5 C. Kombinasi dari bahan dasar/base kosmetik.......................................................................................................................7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................................................11 B. Saran............................................................................................................................11 C. Penutup........................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman seiring berjalannya waktu mengalami perubahan dan perkembangan. Salah satunya berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun seiring bertambah besar perkembangan, kebutuhan yang terjadi terhadap insan peradaban juga ikut serta mengalami perkembangan. Perkembangan-perkembangan tersebut salah satunya, kebutuhan pangan, sandang, pendidikan, papan, dan tak luput kesehatan serta kecantikan ikut mengalami perkembangan. Sejatinya kebutuhan akan mengubah penampilan diri menjadi lebih indah, cantik kini menjadi perihal prioritas utama guna menunjang gaya penampilan sehari-hari. Untuk mengubah penampilan diri tersebut salah satu cara orang-orang yaitu dengan menggunakan kosmetik. Menurut Wall Jellinek, 1970 kosmetik berkembang dalam dunia industri dan menjadi bagian dari dunia usaha dimulai dalam skala besar pada abad ke-20 (Tranggono dan Latifah, 2007). Menurut BPOM RI tahun 2003, arti kosmetik adalah suatu bahan atau sediaan yang digunakan dalam bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar,gigi dan mukosa mulut terutama untuk



membersihkan, mewangikan,



mengubah penampilan,



memperbaiki bau badan serta melindungi, memelihara tubuh pada kondisi baik (Titik & Rusmini, 2016). Pada kaum wanita kosmetika adalah salah satu kebutuhan penting untuk menunjang kecantikan diri, ataupun profesionalitas, yang mana para pekerja profesional ini dituntut untuk berpenampilan menarik, sehingga pemakaian kosmetik menjadi salah satu cara untuk menunjang penampilan mereka. kosemtik tidak selalu akan peralatan merias wajah saja, namun kosemtik seperti produk perawatan tubuh atau yang biasa disebut body care yang digunakan para kaum wanita untuk merawat tubuh. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana prinsip preparasi produk kosmetik (active inggredients,base/vehicle, additional/auxiliary substances) ? 2. Apakah dasar/base/foundation dalam kosmetik ? 3. Bagaimana kombinasi dari bahan dasar/base kosmetik ?



1



C. Tujuan dan Manfaat 1. Mengetahui prinsip preparasi produk kosmetik (active inggredients,base/vehicle, additional/auxiliary substances) 2. Mengetahui dasar/base/foundation dalam kosmetik 3. Menegtahui kombinasi dari bahan dasar/base kosmetik



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Prinsip



Preparasi



Produk



Kosmetik



(Active



Ingredients,



Base/Vehicle,



Additional/Auxiliary substances) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Tentang Notifikasi Kosmetika, Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Pada bagian ini akan mengulas prinsip yang digunakan dalam persiapan produk kosmetik. Prinsip preparasi produk kosmetik terdiri dari 3 komponen, yaitu : 1. Bahan aktif (Active ingredients) Active ingredients atau sering disebut “bahan aktif” dalam kosmetik mengacu pada bahan kimia yang secara aktif bekerja untuk menyelesaikan masalah kulit tertentu, seperti jerawat, pigmentasi, garis-garis halus sehingga menimbulkan perubahan pada kulit. Menurut seorang Dokter kulit dari UCLA Medical Center, Emily Newsom, mengatakan bahwa bahan aktif yang ada pada kosmetik telah melalui tahap pengujian di Laboratorium untuk dapat mengubah kondisi kulit. Beberapa bahan aktif kosmetik yang telah melalui pengujian sudah terbukti secara ilmiah pada kulit, contohnya : a. Zinc Oxide, merupakan salah satu bahan sunscreen terbaik karena dapat menghalangi 97% sinar UVB dan 90% UVA. b. Avobenzone, merupakan bahan aktif yang sering ditemukan di sunscreen yang berfungsi menghalangi sinar UVB dan UVA. c. Salicylic Acid (BHA), kandungan ini dapat membantu kulit untuk mempercepat berproses, mengganti sel-sel kulit mati dengan kulit baru sehingga tampak lebih cerah, bersih, dan halus. Dan bahan aktif ini merupakan bahan penangkal jerawat yang umum dan sering digunakan untuk mengobati kutil di kulit. d. Hydroquinone, merupakan zat yang dapat mencerahkan kulit dan dapat menjadi pilihan untuk mengatasi masalah pigmentasi kulit. e. Benzoyl Peroxide, bahan ini sangat ampun untuk membunuh bakteri dan mengurangi produksi minyak, sehingga dapat digunakan untuk mengatasi masalah jerawat dan komedo. f. Retinol (Vitamin A), dapat mengatasi penuaan pada kulit, membantu mengurangi masalah garis-garis halus, mengecilkan pori-pori, jerawat, dan pigmentasi. Dengan penggunaan yang konsisten dapat membuat kulit menjadi lebih lembut, halus, cerah, dan kencang. g. Hyaluric Acid, bahan ini akan menjaga kulit terhidradi dan membuat kulit lembab.



3



h. Niacinamide (Vitamin B3), kandungan yang memiliki efek antibakteri, mampu menyeimbangkan kadar minyak di kulit, bisa menenangkan jerawat, membantu mencerahkan kulit, dan meningkatkan regenerasi sel-sel kulit, dan sangat baik untuk mengatasi kulit berjerawat dan kusam. i. Glycolic Acid (AHA), kandungannya cepat meresap, berfungsi untuk mengangkat sel-sel kulit mati, sehingga membantu mengurangi komedo dan jerawat serta menipiskan pigmentasi. Bahan aktif dikombinasikan dengan bahan dasar dan dengan zat lain untuk membuat preparasi yang efektif. Kombinasi ini memastikan bahwa bahan aktif akan menembus kulit. Setelah mengetahui beberapa bahan aktif yang terkandung dalam kosmetik, berikut cara mengidentifikasi bahan aktif pada label produk kosmetik. Biasanya bahan aktif pada kosmetik akan menjadi highlight yang disebutkan diurutan pertama hingga kelima dibagian komposisi produk. Urutan paling awal menggambarkan urutan konsentrasi yang lebih besar, kemudian disusul dengan konsentrasi yang lebih kecil. Namun, jika bahan aktif tersebut tidak ditempatkan di urutan awal, harus pahami lebih dalam lagi terkait produk tersebut. 2. Base atau dasar Base atau dasar merupakan bahan yang “membawa” bahan aktif ke dalam kulit, yang disebut “dasar” atau “kendaraan”, dalam arti mengangkut sesuatu karena “menyampaikan” bahan aktif ke kulit. Bahan dasar harus memastikan bahwa bahan aktif tetap stabil secara kimiawi, dapat menembus kulit, dan dapat dilepaskan secara efektif didalam kulit. Sederhananya bahan aktif tidak dapat muncul dengan sendirinya, melainkan harus digabung dengan bahan dasar saat persiapan produk kosmetik. Bahan dasar mempunyai fungsi sebagai solvent (pelarut), emulsifier (pencampur), pengawet, adhesive (pelekat), pengencang, absorbent (penyerap), dan desinfektan. Biasanya 95% dari kandungan kosmetik merupakan bahan dasar dan 5% bahan aktif atau terkadang tidak mengandung bahan aktif sama sekali. Hal ini mengandung arti bahwa kosmetik, sifat dan efeknya tidak ditentukan oleh bahan aktif melainkan ditentukan oleh bahan dasar kosmetika. Tiga basis unsur adalah basis lemak, (larutan) air, dan bubuk. Dengan menggunakan salah satunya, atau kombinasi keduanya, beragam basis yang digunakan dalam dermatologi dan dalam industri kosmetik dapat diproduksi seperti salep, krim, emulsi, larutan, bubuk, pasta, suspensi, atau lotion. Peran dasar dalam persiapan medis atau kosmetik bukan hanya pembungkus obat atau bahan aktif dalam persiapan, atau kendaraan yang mengangkut bahan aktif ke dalam kulit, tetapi juga dapat meningkatkan tingkat kelembaban, menenangkan, atau mendinginkan, seperti yang akan dijelaskan lebih lanjut. 3. Zat tambahan / bantu (additional / auxiliary substances) Dr. Abraham Arimuko, Ketua Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), mengungkapkan ada lima jenis zat tambahan dalam kosmetik yang harus diwaspadai. 4



Walaupun komposisi pada keseluruhan produk tetap dalam ambang batas aman, namun jika mendapatkan zat tersebut dari produk kosmetik, maka bahaya dapat mengintai. a. Lanolin atau zat pelembab pada bulu domba yang memiliki resiko alergi jika digunakan pada kulit. b. Etanol dan alkohol tidak akan menguntungkan untuk jenis kulit kering dan sensitif karena dapat menyebabkan kulit semakin kering, perih, dan timbul irirtasi, meskipun dapat bersifat sebagai astringent yang mengurangi kelebihan minyak dan merapatkan pori-pori. c. Mineral oil, turunan dari petroleum atau minyak bumi, kandungan ini kerap digunakan sebagai pelembab. Namun jika tingkat pemurniannya rendah, dapat menyebabkan kanker. d. Bahan komedogenik atau bahan-bahan yang digunakan dalam kosmetika dan dapat menyebabkan terjadinya sumbatan pada pori kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan terhambatnya sekresi folikel atau sebum dan sel kulit mati, contohnya alkohol, silikon, dan lainnya. e. Pengawet, produk kosmetik yang paling lazim digunakan adalah paraben yang mempunyai reputasi yang buruk sebagai penyebab kanker dari kandungan estogennya. B. Dasar/base/foundation dalam kosmetik Menurut Tranggono dalam bukunya berjudul 'Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik' , kosmetik dikenal manusia sejak dahulu. Pada era sekarang kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Berkembangnya ilmu pengetahuan di segala bida, kemajuan teknologi, perkembangan sosial budaya juga telah membawa manusia ke arah perubahan dalam hidup, dan pemenuhan kebutuhan. Penting halnya pada zaman sekarang untuk pengetahui ilmu dalam dunia kosmetik terutama kaum hawa. Mulai dara bahan, cara penggunaannya, serta manfaat yang didapatkan. Bahan dasar kosmetika berdasarkan jenisnya dikelompokkan sebagai berikut: 1. Lemak Lemak sebagai bahan dasar kosmetika berfungsi untuk : a. Lemak dapat membentuk lapisan tipis di permukaan kulit sehingga berfungsi sebagai pelindung (ptotective film) yang berguna untuk menghalangi terjadinya penguapan air sehingga mencegah terjadinya kekeringan pada kulit. b. Lemak memiliki sifat pembasah (wetting effect) bagi keratin, sehingga dapat berguna untuk pemeliharaan elastisitas kulit dan mempertahankan kulit agar tetap lembut dan halus. c. Lemak dapat melarutkan kotoran-kotoran seperti sisa-sisa make-up, oleh sebab itu baik digunakan dalam preparat pembersih. d. Jenis lemak tertentu seperti lemak hewani, nabati dan malam mudah diabsorpsi oleh kulit, sehingga merupakan bahan dasar yang baik untuk bahanbahan aktif masuk ke dalam kulit. 5



e.



Lemak hewani dan lemak nabati tertentu mengandung bahan aktif seperti vitamin, hormon, dan lestin yang bermanfaat bagi kulit.



2. Air Air dapat diserap oleh kulit, tetapi daya penetrasi (daya serap) air dan bahanbahan yang larut dalam air lebih rendah dibandingkan dengan lemak dan bahan-bahan yang larut dalam lemak. Daya penetrasi bahan-bahan yang larut dalam air, tergantung pada kandungan air (water content) stratum corneum, oleh sebab itu air bukan bahan dasar yang baik untuk mengantar bahan aktif masuk ke dalam kulit. Air banyak digunakan dalam preparat pembersih, karena air mudah digunakan, dapat melunakkan stratum corneum dan dapat membersihkan kotoran yang larut dalam air. Air tidak memiliki daya pembasah kulit dan bukan merupakan bahan pembersih yang sempurna, oleh karena itu, untuk memperoleh efek pembersih yang sempurna perlu ditambahkan bahan dasar lain seperti minyak (cleansing cream), alkohol 20 - 40 % (skin freshener, face tonic) atau surfactant (sabun, deterjen). 3. Alkohol Alkohol merupakan bahan pelarut organik dalam kosmetika, seperti halnya eter, aseton, dan kloroform. Bahan-bahan tersebut cenderung dapat menimbulkan reaksi iritasi pada kulit. Pemakaian alkohol dalam jumlah yang dibolehkan (aman) untuk kosmetika adalah alkohol 20 - 40 % dengan bahan dasar air. Tujuan pemakaian alkohol tersebut adalah untuk : a. Meningkatkan permeabilitas kulit pada air. b. Mengurangi tegangan permukaan kulit sehingga meningkatkan daya pembasah air. c. Meningkatkan daya pembersih preparat terhadap kotoran yang berlemak. d. Bersifat sebagai astringent dan desinfektan. Bahan dasar kosmetika berdasarkan fungsinya dikelompokkan sebagai berikut : 1. Solvent (Pelarut) Solvent atau pelarut adalah bahan yang berfungsi sebagai zat pelarut seperti air, alkohol, eter, dan minyak. Bahan yang dilarutkan dalam zat pelarut terdiri atas tiga bentuk yaitu padat misalnya garam, cair misalnya gliserin dan gas misalnya amoniak. 2.



Emulsier (Pencampur) Emulsier merupakan bahan yang memungkinkan dua zat yang berbeda jenis dapat menyatu, misalnya lemak atau minyak dengan air menjadi satu campuran merata (homogen). Emulgator, umumnya memiliki sifat menurunkan tegangan permukaan antara dua cairan (surfactant). Contoh emulgator yaitu lilin lebah, lanolin, alkohol atau ester asam-asam lemak.



3.



Preservative (Pengawet) Bahan pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh kuman-kuman terhadap kosmetika, sehingga kosmetika tetap stabil tidak cepat kadaluwarsa. 6



Bahan pengawet yang aman digunakan biasanya yang bersifat alami. Bahan pengawet untuk kosmetika dapat menggunakan senyawa asam benzoat, alkohol, formaldehida dan lain-lain. Jenis pengawet kimia efeknya pada kulit seringkali tidak baik. 4.



Adhesive (Pelekat) Bahan yang biasanya terdapat dalam kosmetika seperti bedak, dengan maksud agar bedak dapat dengan mudah melekat pada kulit dan tidak mudah lepas. Bahan pelakat dalam bedak antara lain menggunakan seng stearat dan magnesium stearat.



5.



Astringent (Pengencang) Merupakan bahan pengencang yang mempunyai daya untuk mengerutkan dan menciutkan jaringan kulit. Bahan pengencang biasanya menggunakan zat-zat yang bersifat asam lemah dalam kadar rendah, alkohol dan zat-zat khusus lainnya.



6.



Absortent (Penyerap) Bahan penyerap mempunyai daya mengabsorbsi cairan, misalnya kalsium karbonat dalam bedak yang dapat menyerap keringat di wajah.



7.



Desinfektan Desinfektan berguna untuk melindungi kulit dan bagian-bagian tubuh lain terhadap pengaruh-pengaruh mikroorganisme. Desinfektan dalam kosmetika sering menggunakan ethyl alkohol, propilalkohol, asam borat fenol dan senyawa-senyawa amonium kuaterner (Rachmi,2001).



C. Kombinasi dari bahan dasar/base kosmetik Bentuk sediaan kosmetik atau juga disebut dosage form adalah bentuk fisik akhir dari campuran beberapa jenis zat kimia yang bisa digunakan konsumen sebagai produk akhir dan bisa pula untuk diaplikasikan pada tubuh. Jika secara garis besar bentuk sediaan ksometik terdiri atas tiga bentuk cair, padat, dan semi, berikut penjelasan secara lengkap : 1. Bentuk Cairan (liquid) Bentuk sediaan yang dapat tumpah dan tersusun dari zat-zat cair. Jenis bentuk sediaan cair adalah, larutan, lotion (emulsi) dan suspensi. a. Larutan (solution). Larutan adalah bentuk sediaan liquid (air) yang jernih, homogen yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut dalam pelarut atau campuran dari zat-zat yang saling melarutkan. Berdasarkan tipe pelarutnya, larutan di bagi menjadi tiga : ➢ Water based solution, yaitu larutan yang mengandung air sebagai agen nya. Misalnya, make up remover, sabun pencuci tangan, sampo dan lain-lain.



7



➢ Hydroalcoholic solution, yaitu larutan yang mengandung campuran air dan alkohol sebagai agennya. Contohnya ; toner, mouthwash, after shave cologne, dan hair spray. ➢ Anhydrous (tidak mengandung air) larutan yang mengandung zat-zat selain air di dalamnya, misalnya nail polish remover (Neneng & Alfyra, 2015). b. Emulsi. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan oleh zat pengemulsinya atau surfaktan yang cocok ( Farmakope Indonesia Ed.lll J). Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir-butir ini bergabung (koalesenl dan membentuk dua lapisan yaitu air dan minyak yang terpisah dibantu oleh zat pengemulsi (emulgator). Emulgator merupakan komponen paling penting untuk memperoleh emulsi stabil. Penggunaan emulsi dibagi menjadi dua golongan yaitu emulsi untuk pemakaian dalam dan emulsi untuk pemakaian luar. Emulsi untuk pemakaian dalam meliputi peroral atau inieksi intravena sedangkan untuk pemakaian luar digunakan pada kulit atau membran mukosa yaitu liniment, /otion, krim dan salep. Kosmetika menggunakan emulsi untuk pemakaian luar (Rachmi, 2001). Berdasarkan jenis fase kontinyu dan fase terdispersinya dikenal dua tipe emulsi yaitu: ➢ Emulsi tipe O/ W (Oil Water). Emulsi ini memiliki ciri - ciri dapat bercampur dengan air, dapat tercuci, mengabsorbsi air, tidak lengket dan tidak berminyak. ➢ Emulsi tipe W/ O. Emulsi ini memiliki ciri – ciri tidak larut air, tidak dapat dibilas, akan mengabsorbsi air, lengket, dan berminyak. Berdasarkan viskositas (kekentalannya) nya, emulsi dibagi menjadi dua yaitu lotion dan cream. Berikut penjelasannya : ➢ Lotion adalah emulsi dengan viskositas rendah dan masuk dalam kategori liquid (cairan). Di desain untuk diaplikasikan tanpa di gosok secara berlebihan di kulit. Lotion memiliki kandungan air yang lebih tinggi pada fase kontinyu dibandingkan dengan krimLotion memiliki karakter yang tidak begitu greasy dan dapat dibersihkan dengan mudah, karena kandungan airnya pada water phase lebih tinggi. Lotion juga sering disebut dengan istilah“milks” dan “balms.” Contoh lotion adalah susu pembersih (cleansing milks), foundations cair (liquid foundations), dan non-aerosol sunscreen sprays. ➢ Cream adalah (cremores) adalah bentuk sediaan setengah padat berupa padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan mengandung air tidak kurang dari 60%. Krim ada dua tipe yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam minyak (A/M). Krim yang dapat dicuci dengan air (M/A) ditujukan untuk penggunaan kosmetik dan estetika. Stabilitas krim 8



akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh perubahan suhu dan komposisi, misalnya adanya penambahan salah satu fase secara berlebihan. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan dapat dilakukan dengan teknik aseptis. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan. Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi krim, dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba, setasium, setilalkohol, stearil alkohol, golongan sorbitan, polisorbat, PEG, dan sabun. Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya adalah metilparaben (nipagin) 0,12-0,18% dan propilparaben (nipasol) 0,02-0,05%. Krim dapat dibuat dengan cara melelehkan lemak, lemak dilebur di atas penangas air, kemudian tambahkan bagian airnya dari zat pengemulsi. Setelah itu, aduk sampai terbentuk suatu campuran yang berbentuk krim Kelebihan sediaan krim, yaitu mudah menyebar rata, praktis, mudah dibersihkan atau dicuci, cara kerja berlangsung pada jaringan setempat, tidak lengket terutama tipe m/a, memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m, digunakan sebagai kosmetik, bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun. Sedangkan kekurangan sediaan krim, yaitu susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak 6 pas. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan. (Sjarif, 1997) c. Suspensi Suspensi adalah bentuk sediaan yang mengandung zat-zat padat yang larut dalam medium cair. Suspensi, sama seperti emulsi, cenderung tidak stabil secara termodinamika. Selain itu Partikel-partikel yang tidak larut, akibat gaya gravitasi akan mengendap di bagian bawah kontainernya, oleh sebab itu sebelum digunakan hendaknya di kocok dulu (Titik & Rusmini, 2016). 2. Bentuk Solid Solid bearti padat, bisa berwujud serbuk. Salah satu bagian dari bentuk solid ini sebagai berikut : a. Compact Foundation Alas bedak adalah bentuk sediaan padat seperti bentuk bedak padat. Pada umumnya dibubuhkan dengan menggunakan spons yang basah. Jika menggunakan spons yang kering maka hasilnya akan seperti bedak biasa. Contoh dari compact foundation adalah Bobibi brown long wear even finish compact foundation (Sjarif, 1977). b. Stik Stik adalah bentuk sediaan solid yang berbahan dari lilin atau waxes dan sedikit minyak (oil). Biasanya bentuk stik ini cukup dibubuhkan kemudian diratakan dengan jari tangan. Contoh sediaan stick dalam dunia kosmetik adalah concealers,stick foundation dll. 9



c. Bedak Bedak adalah bentuk sediaan padat hasil dari campuran kimia yang berwujud kering. Kategori bedak sendiri terbagi dua yaitu loose powder atau sering disebut bedak tabur kemudian pressed powder yang sering disebut bedak padat. Untuk penjelasan keduanya berikut ini : ➢ Loose powder ( bedak tabur ) adalah campuran yang berasal dari zat kimia yang kering padat yang berbeda-beda dan bisa tumpah jika dituangkan dari tempatnya. Bedak tabur ini sering digunakan dalam produk make-up . salah satu contoh yaitu blushes, mineral facial powders,bedak bayi dll. ➢ Pressed powder (bedak padat ) adalah bedak tabur yang sudah dipadatkan lagi dengan cara kompresi. Bentuk seperti ini contoh seperti bath bombs, finishing powders (Heri K, 2008). 3. Bentuk Semi Solid Semi solid ini bentuk sediaan yang memiliki konsistensi antara bentuk padat dan cair. Bentuk semi solid ini ia lebih kental, karena ia kental maka sedikit ada usaha saat mengeluarkan zat dan mengaplikasikannya. Bentuk semi solid ini terdiri dua yaitu gel, pasta. Untuk penejelasannya sebagai berikut : a. Gel Gel adalah bentuk semi solid yang transparan. Gel ini sifat mudah merata jika dioleskan pada kulit atau rambut. Zat yang digunakan biasanya tragakan,foum,turman selulosa, surfaktan. Berdasarkan sifat alamiah agen penghantarnya (vehicle) gel terbagi dua yaitu : ➢ water based formulations, contohnya pembersih wajah ( produk dari wardah acne cleansing gel ). ➢ Hydroalcoholic formulations, contohnya styling rambut dan hand sanitizer. b. Pasta Pasta adalah sediaan yang konsistensinya lebih padat dari salep,dan lebih kaku. Pasta ini mengandung bahan padat lebih dari 50%. Sediaan wujud pasta ini harus ditempatkan dalam wadah yang tertutup rapat atau dalam tube. Pasta sediaan kosmetik yang formulasi semisolid yang sangat tebal, susah diaplikasikan dan diratakan dipermukaan kulit karena tingkat kepadatannya yang lumayan tinggi. Pasta merupakan bentuk sediaan yang biasanya digunakan pada kulit atau membran mukosa. Contoh dari pasta adalah pasta gigi (Titik & Rusmini, 2016).



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Prinsip preparasi bahan dasar kosmetik mengandung 3 komponen utama : bahan aktif, bahan dasar dan zat tambahan. 2. Komposisi utama dari kosmetik adalah bahan dasar yang berkhasiat, bahan aktif dan ditambah bahan tambahan lain seperti : bahan pewarna, bahan pewangi. a. Bahan dasar kosmetik berdasarkan fungsinya antara lain sebagai solvent (pelarut), emulsier (pencampur), pengawet, adhesive (pelekat), pengencang, absortent (penyerap) dan desinfektan. b. Bahan Dasar Berdasarkan Jenisnya, bahan dasar yang paling banyak digunakan dalam kosmetika adalah lemak, air,dan alkohol. 3. Secara garis besar bentuk sediaan kosmetik terdiri atas tiga bentuk yaitu liquid (larutan, emulsi, suspensi), semi solid ( pasta dan gel), dan solid (bedak, stik,compact foundation). B. Saran Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi. C. Penutup Demikianlah makalah yang dapat penulis buat, semoga manfaatnya, dan penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan.



dapat



diambil



11



DAFTAR PUSTAKA Alfyra & Neneng. 2015. Dasar Dasar Kosmetika Untuk Tata Rias. Jakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Iswandiari,yuliati.2017. (online link :https://hellosehat.com/penyakit-kulit/perawatankulit/mineral-oil-dalam-kosmetik/#gref) diakses pada 27 Februari pukul 14.00. K, Heri. 2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid 1. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Noya, Benedicto Leunan.2019. (online link: https://www.alodokter.com/paraben-dalamkosmetik-yang-dianggap-berbahaya-ini-faktanya ) diakses pada 27 Februari 2021 pukul 14.00. Primadiati, Rachmi. 2001. Kecantikan, Kosmetiko & Estetika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Rusmini dan titik. 2016. Kimia Kosmetik. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press. Retno I.S. Tranggono. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sjarif M. Wasitaatmadia. 1997. Penuntun llmu Kosmetik Medik. lakarta: U.l Press.



12