Odontektomi Penatalaksanaan Gigi Impaksi Summary [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ODONTEKTOMI: PENATALAKSANAAN GIGI IMPAKSI M. Ruslin



Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin



I . Pendahuluan



III . Klasifikasi Gigi Impaksi



Gigi impaksi merupakan gigi yang erupsi sebagian



Gigi impaksi diklasifikasikan sebagai berikut;



atau tidak dapat erupsi oleh karena terhalang



impaksi gigi M3 pada mandibula, impaksi gigi



oleh gigi, tulang atau jaringan lunak yang ada



M3 pada maksila, impaksi gigi kaninus pada



disekitarnya. Hal ini memerlukan penanganan



mandibula, impaksi gigi kaninus pada maksila,



medis khusus.



impaksi gigi insisivus lateral maksila dan impaksi



Gigi impaksi sering terjadi pada gigi molar ketiga



gigi M2 mandibula.



(M3) bawah, gigi M3 atas, gigi kaninus atas dan



Gigi impaksi M3 pada mandibula di klasifikasikan



insisivus kedua, dapat juga terjadi pada kaninus



berdasarkan angulasi gigi menurut George Winter



bawah dan premolar atas dan bawah.



yaitu angulasi sumbu panjang gigi impaksi molar terhadap sumbu panjang gigi M2, meliputi; impaksi



II . Etiologi Gigi Impaksi Etiologi gigi impaksi dapat diakibatkan baik



mesioangular, horizontal, distoangular dan vertikal (Gambar 1).



secara sistemik maupun lokal. Penyebab secara sistemik baik pada masa prenatal maupun postnatal. Pada masa prenatal yaitu hereditary syndrome dan miscegenation. Etiologi postnatal seperti; rickets, anemia, syphilis, tuberculosis dan endocrine deficiencies. Etiologi penyebab g a n g g u a n p e r t u m b u h a n y a i t u o x y c e p h a l y, cleidocranial dysplasia, achondroplasia, progeria, cleft palate. Kemudian etiologi pengaruh lokal adalah persistensi gigi sulung, malposisi benih gigi, defisiensi lengkung rahang, gigi supernumerari, tumor odontogenik, lokasi erupsi yang abnormal, inflamasi kronis, bone necrosis disease, prematur ekstraksi dan tekanan dari gigi sebelahnya.



Gambar 1. Klasifikasi berdasarkan angulasi gigi Impkasi mesioangular, horizontal, distoangular dan vertikal



ODONTEKTOMI: PENATALAKSANAAN GIGI IMPAKSI



1



Klasifikasi gigi M3 pada mandibula berdasarkan



adanya dental karies, 3. Pencegahan periokoronitis,



antero-posterior mandibula klasifikasi Pell dan



4, Pencegahan adanya resorpsi akar, 5. Gigi impaksi



Gregory I, II dan III yaitu berdasarkan perbandingan



dibawah protesa, 6. Pencegahan kista dan tumor



ukuran mesio-distal M3 bawah dengan ruang



odontogenik, 7. Penanganan karena nyeri yang



yang tersedia dari distal M2 sampai ramus asenden



dikeluhkan, 8. Pencegahan fraktur mandibula.



mandibula. Kelas I jika antero-posterior gigi M3 = jarak dari anterior ramus ke distal M2, Kelas II jika



V . Kontraindikasi Odontektomi



jarak dari anterior ramus ke distal M2 lebih kecil



Kontra indikasi penatalaksanaan gigi impaksi



dari anterioposterior gigi M3, terdapat sejumlah



adalah; 1. Pasien usia lanjut, 2. Pasien dengan



tulang yang masih menutupi bagian distal M3,



kelainan sistemik, 3. Kemungkinan membahayakan



Kelas III jika tidak ada ruang sama sekali untuk



jaringan sekitar.



erupsi gigi M3 (Gambar 2)



VI . Penatalaksanaan Gigi Impaksi M3 Mandibula Penatalaksanaan impaksi gigi M3 mandibula adalah presurgical yaitu; Anamnenis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang, pemeriksaan Gambar 2. Klasifikasi Pell dan Gregory I, II dan III yaitu berdasarkan perbandingan ukuran mesio-distal M3 bawah dengan ruang yang tersedia dari distal M2 sampai ramus asenden mandibula.



Klasifikasi gigi M3 pada mandibula berdasarkan hubungan bidang oklusal menurut Pell dan Gregory yang dilihat berdasarkan letak molar tiga dalam tulang mandibula. Kelas A jika ketinggian puncak gigi M3 sama dengan oklusal gigi M2, Kelas B jika ketinggian puncak gigi M3 dibawah garis oklusal gigi M2, tetapi diatas garis servikal dan Kelas C jika ketinggian puncak gigi M3 di bawah garis servikal gigi M2 (Gambar 3).



anestesi, persiapan alat dan bahan tindakan odontektomi. VI.1. Prosedur odontektomi benih gigi impaksi M3 bawah. Persiapan alat dan bahan, melakukan scrubbing up, draping daerah operasi dengan menggunakan duk, desinfeksi Ekstra Oral dan Intra Oral, anastesi dengan teknik blok mandibula, insisi tajam sampai tulang mandibula dengan pola triangular bukal ekstensi menggunakan blade no. 15, pembukaan flap (full thickness flap) daerah insisi dengan raspatorium sehingga lapangan pandang cukup dan akses terhadap benih gigi impaksi lebih jelas, pembebasan jaringan tulang mandibula yang menutupi gigi impaksi untuk mendapatkan akses dan membebaskan retensi di



Gambar 3. Klasifikasi gigi M3 pada mandibula berdasarkan hubungan bidang oklusal menurut Pell dan Gregory yang dilihat berdasarkan letak molar tiga dalam tulang mandibula.



daerah bukal dan distal dengan menggunakan bur tulang, pengungkitan benih gigi impaksi dengan menggunakan bein, pembersihan sisa-sisa granulasi dan polikel gigi impaksi dengan kuret, pengeluaran



IV . Etiologi Gigi Impaksi Indikasi tindakan odontektomi adalah; 1. Pencegahan penyakit periodontal, 2. Pencegahan 2 ODONTEKTOMI: PENATALAKSANAAN GIGI IMPAKSI



debris pada daerah luka dengan spooling NaCl 0.9%, penjahitan daerah operasi dengan jahitan interupted menggunakan silk 0.4.



VI.2. Prosedur odontektomi gigi impaksi M3



dari arah oklusoservikal dengan menggunakan bur



bawah dengan posisi horizontal.



tulang di daerah bipurkasio, pengambilan akar



Persiapan alat dan bahan, melakukan scrubbing



distal dilanjutkan akar mesial dengan pengungkitan



up, draping daerah operasi dengan menggunakan



menggunakan bein, pembersihan sisa-sisa granulasi



duk, desinfeksi Ekstra Oral dan Intra Oral, anastesi



dan polikel gigi impaksi dengan kuret, pengeluaran



dengan teknik blok mandibula, insisi tajam



debris pada daerah luka dengan spooling NaCl



sampai tulang mandibula dengan pola triangular



0.9%, penjahitan daerah operasi dengan jahitan



bukal ekstensi menggunakan blade no. 15,



interupted menggunakan silk 0.4.



pembukaan flap (full thickness flap) daerah insisi dengan raspatorium sehingga lapangan pandang



VI.4. Prosedur odontektomi gigi impaksi M3



cukup dan akses terhadap gigi impaksi lebih



bawah dengan posisi distoangular.



jelas, pembebasan jaringan tulang mandibula



Persiapan alat dan bahan, melakukan scrubbing



yang menutupi gigi impaksi untuk mendapatkan



up, draping daerah operasi dengan menggunakan



akses dan membebaskan retensi di daerah bukal



duk, desinfeksi Ekstra Oral dan Intra Oral, anastesi



dan distal dengan menggunakan bur tulang,



dengan teknik blok mandibula, insisi tajam



pengambilan retensi pada daerah mahkota gigi



sampai tulang mandibula dengan pola triangular



yang impaksi dari arah oklusoservikal dengan



bukal ekstensi menggunakan blade no. 15,



menggunakan bur tulang, pengambilan retensi



pembukaan flap (full thickness flap) daerah insisi



bagian distal dengan pengungkitan menggunakan



dengan raspatorium sehingga lapangan pandang



bein, pengungkitan sisa bagian gigi impaksi dengan



cukup dan akses terhadap gigi impaksi lebih



menggunakan bein, pembersihan sisa-sisa granulasi



jelas, pembebasan jaringan tulang mandibula



dan polikel gigi impaksi dengan kuret, pengeluaran



yang menutupi gigi impaksi untuk mendapatkan



debris pada daerah luka dengan spooling NaCl



akses dan membebaskan retensi di daerah bukal



0.9%, penjahitan daerah operasi dengan jahitan



dan distal dengan menggunakan bur tulang,



interupted menggunakan silk 0.4.



pengambilan retensi pada daerah mahkota gigi yang impaksi dari arah oklusoservikal dengan



VI.3. Prosedur odontektomi gigi impaksi M3



menggunakan bur tulang di daerah distal gigi



bawah dengan posisi mesioangular.



impaksi, pengambilan mahkota distal gigi impaksi



Persiapan alat dan bahan, melakukan scrubbing



dilanjutkan sisa gigi impaksi daerah mesial dengan



up, draping daerah operasi dengan menggunakan



pengungkitan menggunakan bein, pembersihan



duk, desinfeksi Ekstra Oral dan Intra Oral, anastesi



sisa-sisa granulasi dan polikel gigi impaksi dengan



dengan teknik blok mandibula, insisi tajam sampai



kuret, pengeluaran debris pada daerah luka dengan



tulang mandibula dengan pola triangular bukal



spooling NaCl 0.9%, penjahitan daerah operasi



ekstensi menggunakan blade no. 15, pembukaan



dengan jahitan interupted menggunakan silk 0.4.



flap (full thickness flap) daerah insisi dengan raspatorium sehingga lapangan pandang cukup dan akses terhadap gigi impaksi lebih jelas, pembebasan



VII . Kesimpulan



jaringan tulang mandibula yang menutupi



Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam



gigi impaksi untuk mendapatkan akses dan



penatalaksanaan gigi impaksi seperti memilih



membebaskan retensi di daerah bukal dan distal



teknik radiografik yang tepat seperti radiograf



dengan menggunakan bur tulang, pengambilan



periapikal, oklusal dan panoramik. Pengambilan



retensi pada daerah mahkota gigi yang impaksi



gigi impaksi harus sesuai dengan indikasi medis ODONTEKTOMI: PENATALAKSANAAN GIGI IMPAKSI



3



dan evaluasi klinis untuk menetukan klasifikasi impaksi dapat membantu dalam perencanaan serta kesulitan prosedur operasi. Pemberian informed consent seluruh prosedur operasi dan penjelasan komplikasi yang dapat terjadi secara jelas kepada pasien. Minimal trauma dengan cara melakukan pembuangan tulang alveolar seminimal mungkin yaitu melakukan pemotongan gigi impaksi penyebab retensi untuk memudahkan pengambilan gigi.



VIII . Referensi 1.



Fragiskos FD. Oral Surgery. In: Fragiskos FD, Surgical Extraction of Impacted teeth. Verlag Berlin Heidelberg, Springer 2007. p. 121-177



2.



Pell GJ, Gregory BT. Impacted mandibular third molars; classification and modified technique for removal. Dent Dig 1993; 39: 330-338



4 ODONTEKTOMI: PENATALAKSANAAN GIGI IMPAKSI