Pemicu 2 - Blok 3 - Angelina Betty Siburian - 200600129 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMICU 2 BLOK 3



PENOLAKAN WARGA KAMPUNG BUNGA



NAMA : ANGELINA BETTY SIBURIAN NIM : 200600129 KELOMPOK 12



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020



Pemicu 2 - Psikologi Nama Pemicu : Penolakan Warga Kampung Bunga Penyusun



: Ika Sari Dewi, M.Pd., Psikolog dan Suri Mutia Siregar, M.Psi., Psikolog Gema Nazriyanti,drg.,M.Kes



Andini adalah seorang mahasiswi pendidikan profesi dokter gigi yang sedang mengikuti kegiatan praktek lapangan di Kampung Bunga. Andini dan teman-temannya ditugaskan untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi sesuai dengan kebutuhan masyarakat di kampung tersebut. Kampung Bunga adalah sebuah dusun kecil yang terletak di kaki gunung dan berlokasi jauh dari perkotaan. Kampung tersebut belum memiliki sarana layanan kesehatan, sehingga apabila warga kampung membutuhkan layanan, mereka harus berjalan sejauh 10 km ke puskesmas desa tetangga. Saat pertama sampai di dusun tersebut, Kepala Dusun menjelaskan kepada Andini dan teman-teman bahwa karena desa berhawa dingin, maka masyarakat baik lansia maupun anakanak punya kebiasaan minum kopi dan merokok sehingga mempengaruhi kondisi gigi mereka. Para orang tua bahkan merasa bangga apabila anaknya mampu minum kopi beberapa gelas dan menghabiskan beberapa batang rokok dalam waktu sebentar. Sejak bayi, warga kampung bunga juga biasa diberikan beberapa sendok air kopi untuk mencegah kejang demam. Mayoritas warga kampung juga malas menyikat gigi, dan seringkali menyikat gigi dengan cara yang salah. Akibatnya, mayoritas masyarakat memiliki sejumlah permasalahan gigi, seperti gigi berlubang, plak gigi, erosi gigi, nafas berbau, dan sebagainya. Andini dan teman-teman melakukan wawancara kepada beberapa warga Kampung Bunga. Tim Andini menemukan bahwa warga kampung masih mempercayai hal-hal mistik dan lebih senang mendatangi paranormal bernama Ki Sukma untuk menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Ki Sukma biasanya memberikan sejumlah ramuan dan jampi-jampi untuk menyembuhkan warga kampung. Ki Sukma yang berada di kampung tersebut juga merupakan salah seorang tokoh yang sangat dihormati oleh penduduk kampung, dan sering memberikan sumbangan kepada warga yang membutuhkan. Tim Andini berencana untuk mengadakan sosialisasi mengenai kesehatan gigi kepada warga Kampung Bunga. Rencana tersebut mereka bicarakan kepada remaja Karang Taruna. Salah satu anggota karang taruna, sebut saja Rendi, menyarankan agar Tim Andini mengurungkan niat tersebut. Rendi bercerita bahwa warga kampung tidak percaya kepada dokter gigi, karena



pernah ada salah satu warga kampung yang meninggal dunia setelah dicabut giginya di puskesmas. Selain itu, sejumlah anak-anak yang pernah dirawat giginya di puskesmas juga memiliki rasa takut yang tinggi terhadap dokter gigi. Lebih parah lagi, warga kampung juga biasanya enggan mendatangi kegiatan sosialisasi kesehatan karena merasa sungkan dengan Ki Sukma. Tim Andini tetap melaksanakan niatnya untuk melakukan penyuluhan kesehatan gigi pada warga Kampung Bunga. Mereka menyusun RAGPIE (resources, activities, goal, planning, implementation) untuk kegiatan penyuluhan ini. Kegiatan akan dilaksanakan pada hari Sabtu akhir minggu ini. Pertanyaan: Berdasarkan kasus di atas, maka jelaskanlah berdasarkan pendekatan psikologi mengenai: 1. Jelaskan proses psikologis apa yang terjadi sehingga Warga Kampung Bunga enggan mendatangi layanan kesehatan gigi! 2. Ditinjau dari teori belajar, bagaimanakah terbentuknya pola hidup dan pola makan yang tidak sehat pada masyarakat? 3. Secara psikologis, bentuk strategi apa yang dapat dilakukan Tim Andini untuk mengubah perilaku Warga Kampung Bunga? 4. Buatlah RAGPIE kegiatan penyuluhan kesehatan gigi pada masyarakat Kampung Bunga 5. Jelaskan penyuluhan kesehatan gigi yang akan ada lakukan pada masyarakat Kampung Bunga (ditinjau dari metode penyuluhan, media, dan hambatan yang mungkin ditemukan dalam penyuluhan) 6. Bagaimana anda melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan gigi yang anda lakukan pada warga Kampung Bunga ini



Jawaban 1. Bagi para ahli psikologi, berpikir adalah manipulasi representasi mental dan informasi. Representasi tersebut dapat berupa kata-kata, kesan visual, suara, atau data pada suatu modalitas lain. Apa yang terjadi dalam berpikir adalah mengubah representasi informasi ke dalam bentuk yang baru dan berbeda yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, atau mencapai tujuan tertentu. Kebiasaan berpikir ini nantinya akan membentuk sebuah pola pikir. Pola pikir mempunyai kemungkinan untuk keliru. Kekeliruan ini terjadi karena adanya hambatan-hambatan yang menghalangi orang untuk melihat realitas yang sebenarnya, misalnya1: 



Berpegang teguh pada pikiran lama Berpegang teguh pada pikiran lama, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan pikiran menjadi statis dan tidak mau menerima pikiran-pikiran baru yang dikemukakan padanya.







Tidak cukup data Seseorang tidak akan mudah berpikir secara benar tentang suatu hal apabila ia tidak mempunyai data dan informasi yang cukup yang diperlukannya mengenai objek yang dipikirkannya itu. Warga Kampung Bunga selama ini tidak punya data mengenai apa saja manfaat dari menjaga kebersihan mulut, sehingga warga Kampung Bunga enggan menjaga kebersihan mulutnya.







Sikap memihak yang emosional dan apriori Kecenderungan dorongan, emosi, dan perasaan seseorang berpengaruh terhadap pemikirannya. Misalnya, warga Kampung Bunga yang sudah mempercayai Ki Sukma dalam menyembuhkan penyakit. Mereka juga menghargai Ki Sukma sebagai orang yang dermawan dan suka memberi sumbangan bagi yang membutuhkan sehingga mereka tidak mau mendatangi kegiatan sosialisasi kesehatan karena sungkan kepada Ki Sukma.



2. Berkaitan dengan teori belajar, pola hidup dan pola makan warga Kampung Bunga termasuk ke dalam proses Insight Learning. Teori ini dikembangkan oleh Gestalt.



Menurutnya, belajar bukanlah menghafal fakta. Proses belajar terjadi apabila manusia dihadapkan pada satu persoalan. Timbulnya insight pada individu bergantung pada: 



Kesanggupan: kemampuan intelegensi individu







Pengalaman: Dengan belajar, individu akan mendapatkan suatu pengalaman dan pengalaman itu akan menyebabkan munculnya insight.







Taraf kompleksitas dari suatu situasi: Semakin kompleks masalah, maka akan semakin sulit untuk diatasi.







Latihan: Latihan yang rutin akan meningkatkan kemampuan insight dalam situasi yang bersamaan







Trial and Error: Apabila seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah, seseorang akan melakukan percobaan-percobaan hingga akhirnya menemukan insight untuk memecahkan masalah tersebut.



Hal ini didukung oleh fakta bahwa warga Kampung Bunga awalnya menghadapi beberapa masalah terlebih dahulu sebelum belajar, misalnya masalah suhu udara dingin sehingga warga Kampung Bunga merokok. Selain itu, warga kampong bunga juga telah melewati proses berbagai pengalaman, misalnya mereka yang telah berobat ke Ki Sukma mengalami suatu kesembuhan sereka mereka belajar bahwa Ki Sukma dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Teori ini didukung oleh L. Thorndike yang menjelaskan dua hal mengenai bagaimana suatu perilaku bisa terbentuk. Ia mengungkapkan bahwa ada Law of Effects dan Law of Exercise. Law of Effects mengemukakan bahwa seseorang akan membentuk kebiasaan dan perilaku baru tertentu sebagai efek dari apa yang sudah ia dapati sebelumnya secara tiba-tiba. Efek ini seperti misalnya rasa senang karena ada perbuatan yang dilakukan sebelumnya. Sementara Law of Exercise menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu bisa dibangun ketika terus menerus dilatih2. Benar bahwa warga Kampung Bunga telah memulai kebiasaan makan dan minum mereka sejak masih usia anak-anak. Beberapa orang tua merasa bangga karena anaknya berhasil minum kopi beberapa gelas dalam waktu singkat. Latihan yang dimulai sejak kecil membentuk suatu pola hidup (learning set) pada warga Kampung Bunga. .



3. Peran psikologi komunikasi sangat penting dalam memberikan saran dan masukan terkait permasalahan yang dialami oleh masyarakat. Komunikasi merupakan suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok. Komunikasi dokter gigi-pasien merupakan kompetensi yang harus dikuasai dan dimiliki oleh dokter gigi karena kompetensi komunikasi mempunyai peranan terhadap keberhasilan penyelesaian masalah kesehatan pasien. Komunikasi dokter gigi pasien yaitu terjalinnya hubungan kerja sama antara dokter gigi dan pasien secara tatap muka, baik secara verbal atau pun nonverbal. Strategi yang dapat dilakukan oleh tim Andini untuk mengubah perilaku warga Kampung Bunga dapat ditinjau dari berbagai aspek berikut3: 



Strategi Komunikasi Interpersonal Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif.







Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih, di antara sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan adanya umpan balik seketika. Komunikasi Interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan, perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat, dan dorongan agar dapat mengubah pemikiran, perasaan, dan sikap sesuai dengan topik yang dikaji bersama.







Kepercayaan Pasien Kepercayaan merupakan kesediaan individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat pertukaran karena individu mempunyai keyakinan terhadap pihak lain. Kepercayaan merupakan salah satu hal yang memiliki peranan penting dalam menentukan sikap. Kepercayaan terhadap



pengobatan medis akan menentukan sikap masyarakat dalam mencari perawatan medis.



4. Tabel Rencana Operasional (Plan of Operational Table) Tanggal Sabtu, 5 Desember 2020



Media/AVA 1. 5 set phantom dan 5 sikat gigi peraga untuk demonstrasi cara menyikat gigi 2. Video sebagai alternatif memperkenalkan bahaya rokok 3. Microphone dan speaker untuk pembicara dan moderator



Tujuan Sasaran Memberi 1. Anak-anak penyuluhan 2. Orang tua kepada warga 3. Lansia Kampung Bunga mengenai kesehatan gigi agar kesehatan gigi dan mulut mereka membaik



Tempat Lapangan di depan Kantor Kepala Desa Kampung Bunga



Isi 1. Bahaya merokok 2. Pentingnya menyikat gigi 3. Cara menyikat gigi yang benar sesuai aturan DEPKES



Waktu 1. 8.00 - 9.15: Pembukaan 2. 9.15 - 9.30: Pemutaran video tentang bahaya merokok bagi kesehatan mulut 3. 9.30 - 10.30: penyuluhan tentang pentingnya menyikat gigi dan cara menyikat gigi yg benar menurut DEPKES menggunakan phantom gigi 4. 10.30 - 11.00: Sesi tanya jawab dan memberi tanggapan 5. 11.00 - 11.30: Pembagian suvenir sikat gigi dan pasta gigi 6. 11.30 - 12.00: Penutup



Metoda Metoda ceramah interaktif dan demonstrasi dengan phantom gigi yang disertai pemutaran video singkat



Evaluasi 1. Seluruh rangkaian acara berjalan dengan baik tanpa gangguan apa pun 2. Keterlambatan acara penutup karena pembagian suvenir melewati jadwal selama 15 menit 3. Sekitar 40% warga Kampung Bunga belum hadir



5. Penyuluhan kesehatan gigi yang dapat dilakukan pada masyarakat Kampung Bunga ditinjau dari metode penyuluhan, media, dan hambatan yang mungkin ditemukan dalam penyuluhan adalah sebagai berikut:







Metode penyuluhan: Metode Sokratik (two way method) Metode ini dilakukan dengan komunikasi dua arah antara dokter gigi dan pasien. Pasien diberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan dua orang atau lebih dengan latar belakang berbeda bekerja sama saling memberikan keterangan dan ikut serta dalam menyatakan pendapat. Yang termasuk dalam metode ini adalah: wawancara, demonstrasi, sandiwara, simulasi, curah pendapat, permainan peran (role playing) dan tanya jawab4. 







Media penyuluhan: Video bahaya merokok, phantom, sikat gigi peraga, microphone, dan speaker Media yang saya gunakan pertama ialah video bahaya merokok. Video ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa merokok tidak hanya membahayakan kesehatan paru, tetapi juga kesehatan gigi dan mulut, terutama apabila kegiatan merokok sudah dilakukan sejak usia dini. Phantom dan sikat gigi peraga digunakan untuk mempraktikkan cara menyikat gigi yang benar supaya penduduk kampung tidak menyikat gigi secara asal-asalan lagi. Terakhir, microphone dan speaker digunakan agar suara pembicara dan moderator terdengar jelas ke seisi lapangan.







Hambatan: keengganan penduduk dan pemberhentian paksa Penduduk yang enggan datang ke acara penyuluhan tentu akan mengurangi keoptimalan dari kegiatan tersebut. Informasi yang disampaikan tidak akan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, ada pula kemungkinan penduduk yang anarkis memberhentikan acara tersebut karena merasa bahwa budaya merokok dan minum kopi yang mereka anut selama ini sudah benar. Pemberhentian



paksa



pasti



akan



menimbulkan



kekacauan



dan



ketidaknyamanan. 6. Evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan gigi yang dapat dilakukan pada warga Kampung Bunga dapat dilihat dari tabel dibawah ini: No 1.



Indikator



Base line (sebelum



kegiatan) Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Gigi - Kurang dan Mulut: - Kurang



Pencapaian sesudah kegiatan - Lebih baik - Lebih baik



- Tingkat pengetahuan warga Kampung - Belum mampu Bunga tentang bahaya merokok dan - Tidak tersedia minum kopi berlebihan tanpa menjaga - Sangat minim kebersihan gigi dan mulut



- Mampu - Tersedia - Cukup baik (±50% warga kampung)



- Tingkat pengetahuan warga Kampung Bunga mengenai perawatan kesehatan gigi dan mulut - Keterampilan warga Kampung Bunga mengenai tata cara menyikat gigi yang benar - Ketersediaan alat membersihkan gigi dan mulut (sikat gigi dan pasta gigi) pada warga Kampung Bunga - Jumlah masyarakat yang bersedia menjaga kesehatan gigi dan mulutnya



Keterangan: 1. Warga sudah mengetahui dengan jelas dan sederhana apa bahaya rokok dan zat-zat yang terkandung di dalamnya apabila digunakan dengan berlebihan. Warga juga sudah mengetahui bagaimana zat-zat dalam kopi dapat membuat gigi menjadi kuning bahkan kecoklatan apabila giginya tidak segera dibersihkan. 2. Warga Kampung Bunga sudah mengetahui apa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut serta akibatnya apabila tidak menjaga kebersihan mulut. 3. Warga Kampung Bunga sudah mengetahui tata cara menyikat gigi yang baik dan sesuai standar Departemen Kesehatan. 4. Warga Kampung Bunga telah memiliki alat membersihkan gigi seperti pasta gigi dan sikat gigi untuk digunakan secara rutin. 5. Masyarakat yang mengikuti kegiatan ialah lebih dari setengah penduduk kampung.



DAFTAR PUSTAKA 1. Jaringan Psikologi Indonesia. Proses Psikologi Dasar: Berpikir, Bahasa, dan Intelegensi. 27 Oktober 2020. https://psikologi.net/proses-psikologis-dasar-berpikirbahasa-dan-inteligensi/. (3 Desember 2020) 2. Barzam.



9



Proses



Pembentukan



Perilaku



dalam



https://dosenpsikologi.com/proses-pembentukan-perilaku-dalam-psikologi.



Psikologi. (4



Desember 2020) 3. Putri N. Peran psikologi komunikasi dalam mengatasi permasalahan peserta didik: studi kasus proses bimbingan konseling di SMK kesehatan widya dharma bali. CALATHU: Jurnal Ilmu Komunikasi. 2019;1(1):52-3. 4. ST KG. Pengaruh Penyuluhan terhadap pegetahuan pada murid kelas IV dan V SD. J. Media Kesehatan Gigi.2018;17(1):64-65.