Praktikum Diuresis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BLOK CAIRAN LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI



DIURESIS, HOMOEOSTASIS, DAN KESEIMBANGAN CAIRAN



Kelompok A.9 Ketua : Sekretaris :



Dwinanto Mulya Nugraha (1102013089) Belladina Mayyasha Martadipura (1102013055)



Anggota : Gilang Anugrah (1102012097) Arlita Mirza Dian Prastiwi (1102013043) Arrum Prabuningtias (1102013044) Ayuvy Monzalitza (1102013051) Ike Kumalasari (1102013131) Iga Faldini Gazali (1102013130) Indah Aprilyani Kusuma Dewi (1102013132) Indah Syawal Lina (1102013133)



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH JAKARTA 10510 TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574



PRAKTIKUM DIURESIS HOMESOSTASIS DAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUJUAN Pada akhir percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mendefinisikan dan memahami: 1. Konsep homeostasis dan keseimbangan cairan 2. Mekanisme umpan balik negatif yang mendasari homeostasis 3. Pengaturan imabngan cairan yang diatur oleh ADH (mencakup rangsang  reseptor  jaras eferen  pusat  jaras eferen efektor  efek) ALAT YANG DIPERLUKAN 1. Air 1 liter 2. Air teh 300cc 3. Air gula 300cc 4. Gelas plastic penampung urine ukuran 250cc 5. Gelas ukur 6. Multisix 7. Jam 8. Timbangan badan 9. Sfigmomanometer air raksa 10. Tissue, sarung tangan 11. Ergometer sepeda (monark) 12. Stopwatch 13. Heart rate monitor 14. Pakaian dan sepatu olahraga (khusus untuk perlakuan D)



2



TATA KERJA 1. Golongan A/B masing-masing dibagi menjadi 10 kelompok (8 kelompok perlakuan dan dua kelompok kontrol). Mahasiswa akan melaksanakan 4 macam perlakuan, masing-masing perlakuan dilaksanakan oleh 2 kelompok. 2. Setiap kelompok menentukan satu orang (o.p.) dengan kinerja jenis kelamin laki-laki, sehat, berat badan, usia dan keadaan hidrasi dalam kisaran rata-rata golongan (A/B). 3. Pagi hari o.p. minum air sekitar 2-3 gelas. Pk. 11.00 o.p. makan siang + minum dibagian Ilmu Faal. 4. Pukul 12.00 o.p. ditimbang berat badannya. 5. Kemudian o.p. buang air kecil (b.a.k) dan menampung urinenya. Selanjutnya o.p. menjalani rangkaian pemeriksaan berupa: a. Penimbangan berat badan (usahakan o.p. menggunakan pakaian dan sepatu yang sama selama percobaan) b. Pengukuran tekanan darah lengan kanan dalam posisi duduk c. Pengukuran volume urine menggunakan gelas ukur d. Pengukuran berat jenis (BJ), pH dan kadar glukosa dengan menggunakan multisix. (Cara menggunakan multisix dapat dilihat pada ptunjuk di botol multisix) Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-pra. 6. Pukul 13.00 o.p. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan yang sama dengan no. 5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0. 7. O.p. menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D, sesuai tata cara (lihat lembar selanjutnya). 8. Setelah perlakuan, o.p. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan sesuai no. 5. Pada menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-120. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-30, U-60, U-90, dan U-120. 9. Setelah menjalani masing-masing perlakuan, o.p. tidak diperkenankan makan dan minum, serta aktivitas fisik minimal saja.



3



P-Diur 1. Mengapa aktivitas fisik o.p. dibatasi minimal? PERLAKUAN A MINUM AIR 1. Setelah menampung U-pra, dan U-0, o.p. minum 1 liter air, dalam waktu kurang dari 10 menit. P-Diur 2. Apa maksud pemberian minum 1 liter air? 2. Tiga puluh menut setelah selesai minum o.p. buang air kecil darn melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no. 8. P-Diur 3. Apa efek yang diharapkan terjadi? PERLAKUAN B MINUM AIR TEH 1. Setelah menampung U-pra, dan U-0, o.p. minum 300 cc air the, dalam waktu kurang dari 10 menit. 2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, o.p. buang air kecil dan melakukan rangkaian pemerikdaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 8. P-Diur 4. Apa efek yang diharapkan terjadi? PERLAKUAN C MINUM AIR GULA 1. Setelah menampung U-pra, dan U-0, o.p. minum 300 cc air gula, dalam waktu kurang dari 10 menit. 2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, o.p. buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 8.



4



P-Diur 5. Apa efek yang diharapkan terjadi? PERLAKUAN D ANAEROBIC EXERCISE (OLAHRAGA ANAEROBIK) 1. Setelah menapung U-pra, dan U-0 o.p. mium 300 cc air, dalam waktu kurang dari 10 menit. Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi (menggunakan heart rate monitor). 2. O.p. melakukan pemanasan dengan mengayuh depeda selama 5-10 menit dengan cara selang-seling 30” kayuhan maksimal dengan beban fan 30” istirahat (pemberian beban dilakukan oleh pembimbing). Pemanasan dilakukan sampai denyut nadi o.po mencapai ± 150/menit. Denyut nadi pemanasan dicatat. 3. Setelah pemanasan, o.p. istirahat 3-5 menit. 4. O.p. mulai mengayuh hingga mencapai kecepatan maksimal, setelah itu anaerobic exercise dimulai dengan cara mempertahankan kayuhan maksimal (dibutuhkan waktu 3-4 detik untuk mencapai kecepatan dan beban maksimal). Kemudian o.p. mengayuh dengan beban dan kecepatan exercise, dilakukan pencatatan denyut nadi. 5. Pendinginan dilakukan dengan cara mengayuh sepeda kecepatan dan beban rendah selama 2-3 menit. 6. Tiga puluh menit setelah selesai anaerobic exercise, o.p. buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 8. P-Diur 6. Apa efek yang diharapkan terjadi?



5



E. KONTROL 1. Setelah menampung U-pra, dan U-0, o.p. tidak menjalani perlakuan apapun. 2. Tiga puluh menit setelah b.a.k untuk U-0, o.p. buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 8.



6



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DIURESIS Nama O.P



: Dwinanto



Tanggal Praktikum : 19 Februari 2014



Kelompok



: A9



Jenis Perlakuan



Waktu pengam bilan U-PRA U-0* 13.45 U-30* 14.15 U-60* 14.45 U-90* U-120* Volume urine total dalam 120 menit



: Minum air teh



Volume urine (ml)



Perioda pengambilan (menit)



Laju produksi urine (ml/menit)



Berat Jenis



Warna



pH



±70ml ±15ml ±11ml



40/60 10/60 5/60



105 ml/dtk 90 ml/dtk 132 ml/dtk



7,6 35,7 48,6



Kuning Kuning Kuning



6 6 6



Glukosa



BB (kg)



Tekanan darah (mmHg)



0 0 0



53 53,5 53,5



120/80 100/80 100/70



96ml



*Pasca Perlakuan JAWABAN 1. Mengapa aktivitas fisik o.p. dibatasi minimal? Karena apabila aktivitas fisik yang berlebihan dapat mempengaruhi hasil yang didapat menjadi tidak akurat. Aktivitas yang berlebihan dapat mempengaruhi urine yang dikeluarkan, meliputi jumlah urine serta kandungan mineral yang dikandungnya. Aktivitas fisik juga dibatasi untuk melihat perubahan-perubahan pada variable-variablenya. Sebagai contoh, apabila o.p. melakukan aktivitas fisik sebentar, urine yang dikeluarkan jumlahnya lebih banyak dibanding o.p. yang melakukan akivitas fisik yang lebih lama. Sama halnya dengan glukosa dan pH, jumlah glukosa dan pH pada urine o.p. yang melakukan aktivitas sebentar lebih banyak dibanding jumlah glukosa dan pH pada o.p. yang melakukan aktivitas fisik lama. 2. Apa maksud pemberian minum 1 liter air? Pemberian minum 1 liter air bertujuan untuk meningkatkan jumlah urine yang akan dikeluarkan. Sehingga dengan pemberian minum 1 liter ini kita dapat membuktikan homestasis dalam tubuh. 3. Apa efek yang diharapkan terjadi? (Perlakuan 1)



7



Tentunya efek yang diharapkan terjadi adalah peningkatannya jumlah urine o.p. Volume urine yang dihasilkan memang seharusnya meningkat, hal ini mengindikasikan bahwa terjadi proses homeostasis, dimana jumlah air yang masuk sama dengan jumlah air yang dikeluarkan. Volume urine yang dikeluarkan melalui urine tidak harus sama persis dengan air yang masuk ke dalam tubuh, karena penngeluarannya bisa terjadi melalui keringat ataupun pernafasan. 4. Apa efek yang diharapkan terjadi? (Perlakuan 2) Efek yang diharapkan terjadi setelah o.p. minum air the adalah pengurangan jumlah volume air dalam urine, karena the merupakan diuretic alami bagi tubuh. Serta urine yang dikeluarkan lebih pekat, dan di urine tidak mengandung glukosa. 5. Apa efek yang diharapkan terjadi? (Perlakuan C) Setelah minum air gula sebanyak 300 cc, efek yang diharapkan terjadi adalah volume air dalam urine meningkat karena tubulus ginjal tidak mampu mereabsorpsi air karena air terlalu pekat akibat mengandung gula, urine menjadi lebih pekat, serta bertambahnya kadar glukosa dalam urine. 6. Apa efek yang diharapkan terjadi? (Perlakuan D) Karena o.p. diharuskan untuk melakukan olahraga setelah meminum air sebanyak 300cc, volume urine yang harusnya dikeluarkan sebanyak kurang lebih sebanyak air yang diminum menjadi berkurang. Hal ini terjadi karena setelah olahraga tubuh o.p. akan mengeluarkan cairan melalui keringat serta uap air melalui system pernafasan, sehingga jumlah volume urine pun menjadi berkurang dari yang seharusnya dikeluarkan. DISKUSI Proses reabsorpsi tubular dipengaruhi oleh ADH (Antidiuretic Hormon). Hormon ADH dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini bekerja untuk menjaga keseimbangan air terutama ketika tubuh kekurangan banyak air. Hormon ADH dapat meningkatkan permeabilitas epithelium tubulus terhadap air, sehingga akan



8



memperbesar reabsorpsi air dan urin menjadi kental, sedangkan jika ADH yang dikeluarkan sedikit, maka penyerapan air oleh tubulus akan berkurang, sehingga pengeluaran urin encer meningkat. ADH bekerja berlawanan dengan keadaan diuresis, sehingga hormone ini disebut hormone 9 ormone 9 etic. Glukosa diserap kembali di tubulus proksimal, tubulus distal dan lengkung Henle. Sistem reninangiotensin-aldosteron (Raas) adalah 9ormon 9ormone yang mengatur tekanan darah dan air (cairan) keseimbangan. KESIMPULAN Dalam praktikum ini kami mempelajari tentang homeostasis tubuh atau keseimbangan tubuh. Homeostasis tubuh dipertahankan dengan pengaturan volume dan osmolaritas cairan ekstrasel. Apabila volume cairan didalam tubuh meningkat, volume darah serta tekanan darah akan meningkat juga. Di dalam keseimbangan tubuh, asupan cairan kedalam tubuh harus kurang lebih sama dengan cairan yang keluar pula. Bila asupan cairan kedalam tubuh lebih banyak, tubuh akan merespon dengan pengurangan sekresi ADH, dan peningkatan sekresi ANP yang menimbulkan blockade pada sekresi aldosterone. Apabila terjadi volume cairan akan menurunkan volume darah serta tekanan darah. Karenanya, timbul rangsangan system RAA dan timbul respons berupa pengurangan produksi urine, dan rangsangan haus.



9



Dalam praktikum ini, hasil yang kami dapatkan setelah o.p. diberi minum air the adalah, pH urine bersifat asam lemah karena pH menunjukan angka 6, serta urine tidak mengandung glukosa. Urine tidak mengandung glukosa karena teh tidak dimimum o.p. tidaj mengandung kadar glukosa, tetapi apabila cairan yang dimasukkan mengandung glukosa, glukosa akan di absorpsi di kapsula bowman dan di reabsorpsi lagi tubulus kontortus proksimal. Glukosa dapat mempengaruhi ekskresi urin dengan meningkatkan reabsorpsi air sehingga volume air yang dikeluarkan menurun. Teh sendiri merupakan diuretic alami bagi tubuh, sehingga hormone ADH yang berperan sebagai hormon antidiuretic dikeluarkan lebih banyak. Karena hormone ADH yang dikeluarkan lebih banyak, urin menjadi kental atau pekat. Uji diuresis bertujuan untuk terapi pasien yang memiliki hipertensi, biasanya pasien hipertensi tekanan darahnya akan menurun apabila dilakukan terapi ini.



10