RI P.E.Makro Kel 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REKAYASA IDE



PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENDAPATAN NASIONAL DI INDONESIA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro Dosen Pengampu : Munzir Phonna S.Pd M.Si



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 CHAIRANI



(7192442001)



MEGA SARI GULO



(7191142008)



SAFITRI LUPITA



(7193142009)



WIDYA UTARI



(7193342004)



PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEI 2020



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan khadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Rekayasa Ide ini dengan baik. kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Munzir Phonna, S.Pd., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro, yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat belajar dan memahami materi dengan baik. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah Rekayasa Ide ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami sangat menantikan kritik maupun saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih



Medan, Mei 2020



Kelompok 4



REKAYASA IDE | 1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1 DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2 BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ 3 1.1 Rasionalisasi Permasalahan/Isu ..................................................................... 3 1.2 Tujuan Penulisan Rekayasa Ide ..................................................................... 3 1.3 Manfaat Rekayasa Ide ................................................................................... 4 BAB II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ............................................................... 5 2.1 Permasalahan Umum .................................................................................... 5 2.2 Identifikasi Permasalahan ............................................................................. 6 BAB III. ANALISA PERMASALAHAN ....................................................................... 9 3.1 Solusi dan Pembahasan ................................................................................. 9 BAB IV. PENUTUP........................................................................................................... 13 4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 13 4.2 Saran ............................................................................................................ 13 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14



REKAYASA IDE | 2



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Rasionalisasi Permasalahan/Isu Topik yang kami ambil dalam melakukan Tugas Rekayasa Ide kali ini adalah mengenai



Permasalahan dan Solusi Pendapatan Nasional di Indonesia. Menurut kami, Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari kenaikan besarnya Pendapatan nasional pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai dari Pendapatan nasional ini merupakan gambaran dari aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat Pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang berkembang maupun negara-negara maju, semua menginginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pendapatan nasional merupakan tolak ukur yang paling baik untuk menunjukkan keberhasilan dan kegagalan perkonomian suatu negara, dari tingkat kesempatan kerja, tingkat harga barang, dan posisi neraca pembayaran luar negeri, serta pendapatan perkapitanya. Jika faktor-faktor yang memengaruhi tersebut menunjukkan posisi yang sangat menguntungkan atau positif, maka tingkat keberhasilan atau tingkat kemajuan ekonomi suatu negara akan mudah tercapai, dan begitu pula sebaliknya. Dalam perhitungan ekonomi, terdapat prinsip yang harus dipegang teguh dalam perhitungan pendapatan nasional agar tujuan negara dapat terlaksanakan dengan baik dan masyarakat mendapatkan kesejahteraan, kebahagiaan dalam bernegara. 1.2



Tujuan Penulisan Rekayasa Ide Kami menulis Rekayasa Ide ini guna untuk memenuhi salah satu tugas dalam Mata



Kuliah Pengantar Ekonomi Makro, mengulas isi artikel jurnal, mencari dan menentukan permasalahan yang dapat dijadikan pedoman dalam membuat pemikiran ataupun ide baru, melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan dari artikel jurnal dan mengetahui solusi dari permasalahan yang terjadi dalam manajemen mutu pendidikan di Indonesia. REKAYASA IDE | 3



1.3



Manfaat Rekayasa Ide Adapun manfaat ketika membaca Rekayasa Ide ini ialah untuk mengetahui



bagaimanakah permasalahan pendapatan nasional yang muncul dan sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, kemudian adanya solusi dalam mengatasi permasalahan pendapatan nasional dalam mengembangkan sumber daya manusia di negara Indonesia.



REKAYASA IDE | 4



BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 2.1



Permasalahan Umum Pendapatan Nasional Suatu perekonomian dapat dikatakan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam



jangka panjang cenderung naik. Namun bukan berarti bahwa pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik dan penurunan ekspor dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kegiatan perekonomian suatu negara. Jika keadaan demikian hanya bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata -rata meningkat dari tahun ke tahun, maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan menjalankan pembangunan ekonomi. Bagi negara–negara berkembang termasuk Indonesia yang inginmempercepat laju pertumbuhan ekonominya yang kemudian dapat mengenai tingkat hidup di negara-negara maju, investasi dalam jumlah yang besar perlu dijalankan. Sehingga hasilnya tidak hanya diserap oleh pertambahan penduduk saja. Di negara berkembang umumnya tingkat investasi begitu rendah,sehingga sering kali terperangkap pada pendapatan yang rendah. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang. Di setiap periode suatu masyarakat akan menambah kemampuanuntuk memproduksikan barang dan jasa. Ini disebabkan oleh pertambahanfaktor-faktor produksi yang berlaku. Dalam setiap periode jumlah tenaga kerja bertambah karena ada golongan penduduk yang akan memasuki angkatan kerja. Investasi masa lalu akan menambah barang-barang modal dan kapasitas memproduksi dimasa kini. Disamping itu investasi biasanya diikuti oleh perkembangan teknologi alat-alat produksi, dan ini akan mempercepat lagi pertambahan kemampuan memproduksi. Berbagai negara tidak selalu dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan perkembangan kemampuan memproduksi yang dimiliki oleh faktor-faktor produksi yang semakin meningkat. Dibanyak negara kerap kali didapati keadaan dimana pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya adalah jauh lebih rendah dari potensi pertumbuhan yang dapat dicapai. Hal ini adakalanya menyebabkan jumlah dan tingkat pengangguran menjadi semakin meningkat.



REKAYASA IDE | 5



Investasi di Indonesia mengalami fluktuasi dimana pada tahun 1973 investasi sebesar 934.1800 US$ namun terjadi penurunan pada tahun 1975sebesar 872.000 US$ atau sekitar 13,5%. Pada tahun 1987 terjadi peningkatan sebesar 1239.700 US$ yang berarti meningkat 625.6%. Kenaikkan ini cukup baik untuk perkembangan industri. Pada tahun 1997 nilai investasi sebesar 33.832,50 US$ atau sekitar 4,91% dimana kenaikkan tersebut tidakberlangsung lama, dimana pada tahun 1998 investasi mulai melemah mencapai 13563,10 US$. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pendapatan nasional yaitu pada tahun 1998 mengalami penurunan sebesar 15,11%. Penurunan investasi ini juga membawa dampak pada pengeluaran pemerintah, dimana pada tahun 1997 pengeluaran pemerintah sebesar 33832,5 milyar mengalami penurunan pada tahun 1998 menjadi sebesar 13563,10milyar. Sehingga perekonomian Indonesia saat itu menjadi menurun, penurunan ini merupakan dampak terjadinya krisis moneter pada saat itu. Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator perekonomian, dimana pendapatan nasional ini sebagai tolak ukur penyesuaian upah dan gaji serta pensiun agar selalu bisa mengikuti perkembangan harga, yang secara tidak langsung berhubungan dengan laju pertumbuhan uang beredar yang sering dikaitkan dengan tingkat inflasi.



2.2



Identifikasi Permasalahan



1. Urgensi memperbaiki kuantitas dan kualitas pertumbuhan ekonomi Indef mencatat, Indonesia mengalami pertumbuhan dengan rata-rata laju 5,27% year-onyear dalam dua dasawarsa terakhir (2000-2018). Namun untuk keluar dari jebakan status negara berpendapatan menengah (middle income trap) dan menjadi negara maju, laju pertumbuhan tersebut tidak cukup. Selain itu, Indonesia juga menghadapi masalah kualitas pertumbuhan ekonomi. Sebab, angka kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran masih tinggi. Porsi PDB juga masih 58,5% terkonsentrasi di Jawa dan mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir.



REKAYASA IDE | 6



2. Daya beli stagnan di tengah inflasi yang cenderung rendah Maret 2019 lalu, inflasi secara tahunan tercatat 2,48% year-on-year (yoy). Ekonom INDEF Eko Listiyanto, tren inflasi saat ini terbilang sangat rendah. Terjadinya inflasi rendah itu tidak cukup mengangkat daya beli yang masih stagnan di kisaran 5%. Sangat mungkin inflasi rendah saat ini disertai dengan penurunan daya beli. Hanya saja, karena banyaknya bantalan dana bansos ke masyarakat miskin, ini tidak begitu terlihat. Paradoks lainnya, ialah suku bunga pinjaman yang tetap tinggi di tengah inflasi yang rendah. Lantas, ekspansi dunia usaha pun tidak ikut terakselerasi. 3. Daya saing kalah Survei terhadap perusahaan-perusahaan di Jepang (The Japan Bank for International Cooperation, 2018) menunjukkan penurunan popularitas Indonesia sebagai negara tujuan investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI). Dalam tiga tahun terakhir ini peringkat Indonesia terus turun. Selain itu jumlah perusahaan di Indonesia juga mulai berkurang. Di sisi lain, Vietnam justru terus menunjukkan peningkatan performa dalam menarik FDI, salah satunya dari Jepang. Berkebalikan dengan Indonesia, popularitas Vietnam bagi investor Jepang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. 4. Dilema pertumbuhan ekonomi vs. impor Tingkat impor Indonesia masih tinggi. Alasannya, output di sektor pertanian dan peternakan semakin rendah sementara pertumbuhan penduduk, terutama kelas menengah, terus meningkat. Sektor industri juga masih mengandalkan bahan baku impor. Kontribusi impor konsumsi yang sudah mencapai 9% dalam tiga tahun terakhir. Ini memperlihatkan bahwa industri dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri diakibatkan dengan semakin bergesemya struktur ekonomi ke arah jasa.



REKAYASA IDE | 7



5. Deindustrialisasi terjadi lebih cepat Ekonom INDEF Andry Satrio Nugroho mencatat, Indonesia mengalami penurunan porsi manufaktur terhadap PDB sebesar 7% dalam sepuluh tahun terakhir. Negara sebaya (peers) di ASEAN, seperti Thailand dan Malaysia tidak lebih dari 4%. Deindustrialisasi di Indonesia juga diperparah dengan perubahan pola investasi asing (FDI) yang cenderung berada di sektor tersier (jasa, ekonomi digital) dibandingkan sekunder (industri manufaktur). 6. Logistik menghambat tumbuhnya perdagangan Frekuensi perdagangan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara sebaya (peers) ASEAN. Indonesia hanya memiliki rasio nilai perdagangan terhadap PDB sebesar 39,54%, sementara negara ASEAN seperti Malaysia memiliki 135,9% dan Thailand sebesar 121,66%. Nilai rendah ini salah satunya disebabkan minimnya peran logistik dalam perdagangan. Logistic Performance Index (LPI) 2018 menunjukkan nilai Indonesia sebesar 3,15. Meskipun meningkat dari tahun 2016, namun nilai LPI ini lebih rendah dibandingkan Thailand, Malaysia dan Vietnam. 7. Revolusi Industri 4.0 hanya euforia dan tidak siap INDEF memandang, wacana Revolusi Industri 4.0 tidak dilakukan dengan perencanaan matang. Alasan tersebut yaitu : Pertama, tidak adanya perencanaan yang mendasar mengenai apa yang perlu dikembangkan di sektor prioritas dan tidak ada perencanaan infrastruktur dasar industri 4.0 yaitu Internet of Things (IoT). Kedua, tidak ada perencanaan untuk memitigasi tenaga kerja yang terkena dampak dari pengimplementasian otomatisasi di sektor ini.



REKAYASA IDE | 8



BAB III ANALISA PERMASALAHAN 3.1



Solusi dan Pembahasan



3.1.1 Solusi dan Pembahasan Permasalahan Satu Meningkatkan



kualitas



sumber



daya



manusia.



Di



tahun



2018



pemerintah



menggelontorkan investasi besar untuk meningkatkan kualitas SDM bangsa Indonesia. Anggaran pendidikan di tahun ini mencapai Rp 444 triliun yaitu 20 persen dari APBN. Tak heran, dari 250 juta penduduk 60% nya adalah para anak muda yang menjadi bonus demografi Indonesia. Pemerintah akan bergerak mulai dari menyediakan sarana dan prasarana di sekolah-sekolah, kualitas para pengajar, penyesuaian penjurusan sekolah dengan kebutuhan industri, dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya perbaikan dari hulu hingga ke hilir, pendidikan para anak bangsa akan semakin meningkat dan mampu bersaing dengan negara lainnya. Jangan sampai kesempatan kerja di dalam negeri yang begitu besar diambil oleh tenaga asing terlatih dengan skill yang lebih baik daripada para tenaga kerja Indonesia. Perbaikan sistem ketenagakerjaan dan pendapatan yang meningkat setiap tahun termasuk ke dalam paket kebijakan ekonomi IV yang menjadi fokus pemerintah dengan begitu angka kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran mulai berkurang dan Porsi PDB meningkat. 3.1.2 Solusi dan Pembahasan Permasalahan Dua Konsumsi masyarakat yang memberikan dampak paling besar terhadap sisi permintaan dari gross domestic product / GDP. Untuk itu dilakukan mendongkrak daya beli dalam jangka pendek, ada empat hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah, yaitu Jangan terlalu ketat mengejar pajak dari masyarakat, Mendorong dana yang banyak tersimpan di bank-bank pemda supaya jangan disimpan, Program dana desa harus cepat distribusinya ke masyarakat agar meningkatkan daya beli, Membuat program-program spesial yang bersifat cepat, misalnya membangun jalan di desa, mendorong siapa punya tanah untuk bikin pasar desa, atau bendungan kecil yang hanya butuh biaya kecil.



REKAYASA IDE | 9



Sementara itu, sudah ada program pemerintah untuk dapat mengakselarasi pertumbuhan ekonomi, seperti program yang langsung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, yakni program keluarga harapan (PKH), rastra, dan lain-lain. Hal ini bersifat memberi support kepada masyarkat untuk mengurangi beban mereka 3.1.3 Solusi dan Pembahasan Permasalahan Tiga a. Memajukan teknologi sektor pertanian yang bertujuan meningkatkan produksi dalam negeri, karena saat ini teknologi pertanian di Indonesia masih sangat tertinggal dari Negara negara lain. b. Memberi subsidi pupuk kepada para petani agar menghasilkan produk yang maksimal, karena harga pupuk yang semakin mahal membuat petani semakin tertekan. c. Menggenjot petani agar meningkatkan kuantitas dan kualitas produknya agar tidak kalah dari produk komoditas impor. d. Pemerintah memaksimalkan penyerapan beras dari petani lokal untuk ketahanan pangan nasional, karena saat ini Bulog selalu impor saat stok produknya semakin menipis. 3.1.4 Solusi dan Pembahasan Permasalahan Empat Upaya menggenjot kinerja dan peran industri manufaktur pada perekonomian nasional, Kemenperin turut berkontribusi melakukan peningkatan terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan inovasi, serta pengembangan industri padat karya yang berorientasi ekspor. Langkah tersebut didukung dengan kebijakan pemerintah berupa pengurangan pajak super. Hal ini diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas PP No. 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan. Dalam regulasi itu, potongan pajak hingga 200% diberlakukan bagi industri yang melakukan pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi, kemudian industri dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 300% karena melakukan kegiatan litbang, serta untuk industri padat karya dapat diberikan pengurangan penghasilan neto sebesar 60%.



REKAYASA IDE | 10



Artinya, pemerintah memperhatikan sektor industri yang padat karya serta fokus pada vokasi dan inovasi. Beberapa industri yang menjadikan Indonesia sebagai basis produksinya, bisa diberikan fasilitas tersebut, seperti industri otomotif. Survei dari lembaga riset internasional McKinsey menyebutkan, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan PDB nasional-nya sebesar USD155 miliar pada tahun 2025. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan diimplementasikannya ekonomi digital atau industri 4.0 melalui peta jalan Making Indonesia 4.0 pada industri manufaktur di Tanah Air. Peta jalan Making Indonesia 4.0 memiliki aspirasi besar mewujudkan Indonesia sebagai negara yang masuk jajaran 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030. Salah satu program prioritas yang ada dalam peta jalan itu adalah meningkatkan kompetensi tenaga kerja industri. Hal ini untuk menyambut Indonesia yang akan memasuki masa bonus demografi dengan mayoritas penduduk berusia produktif pada 2030. 3.1.5 Solusi dan Pembahasan Permasalahan Lima Sistem logistik terintegrasi secara efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan daya saing produk nasional di pasar regional dan global, serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan melalui penurunan biaya logistik serta menjamin ketersediaan komoditas pokok dan strategis sampai ke tingkat pedesaan. Kementerian Perdagangan sendiri berperan aktif dalam mengembangkan Sistem Logistik Nasional sekaligus memperlancar konektivitas antardaerah dan antarsimpul-simpul logistik, melalui Revitalisasi Pasar Tradisional, Pembangunan Pusat Distribusi Regional/Provinsi, dan pembangunan jaringan logistik antarsimpul-simpul logistik di setiap koridor ekonomi. Dalam empat tahun terakhir, Kementerian Perdagangan melalui Tugas Pembantuan telah merevitalisasi 461 unit pasar tradisional dan lima Pusat Distribusi Nasional/Provinsi dengan dana lebih dari Rp 2 triliun. Kementerian juga aktif mendorong pembentukan dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, optimalisasi Cikarang Dry Port, serta mendorong penetapan pelabuhan hub internasional di Kuala Tanjung untuk kawasan barat dan Bitung untuk kawasan timur Indonesia.



REKAYASA IDE | 11



Selain itu, sebagai upaya mengakselerasi dunia pelayaran Indonesia sebagai bagian dari sistem logistik nasional, Kementerian Perdagangan telah menginisiasi agar industri pelayaran dapat memilih menggunakan kapal berbendera Indonesia untuk mengangkut kargonya melalui penerapan sistem Cost, Insurance and Freight (CIF), bukan lagi Free On Board (FOB). Dengan demikian, industri pelayaran memiliki peluang yang lebih besar untuk berkontribusi dalam ekspor sekaligus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. 3.1.6 Solusi dan Pembahasan Permasalahan Enam Implementasi Industry 4.0 tidak hanya memiliki potensi luar biasa dalam merombak aspek industri, bahkan juga mampu mengubah berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Indonesia sendiri mempunyai pasar dalam negeri yang kuat, dan punya banyak talenta dari jumlah universitas yang ada, sehingga tersedianya pool of talent. Jadi, langkah dasar yang sudah diawali oleh Indonesia, yakni meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui program link and matchantara pendidikaan dengan industri. Upaya ini dilaksanakan secara sinergi antara Kemenperin dengan kementerian dan lembaga terkait seperti



Bappenas,



Kementerian



BUMN,



Kementerian



Ketenagakerjaan,



Kemeneterian



Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dengan menerapkan Industry 4.0, Indonesia menargetkan, aspirasi besar nasional dapat tercapai. Aspirasi tersebut secara garis besar, yaitu membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi di tahun 2030, mengembalikan angka net export industri 10 persen, peningkatan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat dibanding peningkatan biaya tenaga kerja, serta pengalokasiaan 2 persen dari GDP untuk aktivitas R&D teknologi dan inovasi atau tujuh kali lipat dari saat ini. Salah satu strategi Indonesia memasuki Industry 4.0 adalah menyiapkan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan untuk memperkuat fundamental struktur industri Tanah Air. Adapun kelima sektor tersebut, yaitu Industri Makanan dan Minuman, Industri Otomotif, Industri Elektronik, Industri Kimia, serta Industri Tekstil.



REKAYASA IDE | 12



REKAYASA IDE | 13



BAB IV PENUTUP 4.1



Kesimpulan Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang



digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu biasanya satu tahun. Manfaat analisis pendapatan nasional adalah untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data terperinci mengenai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Pendapatan nasional ini salah satunya didapat dari pendapatan seseorang dari suatu negara. Yang mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dirinya dan keluarganya. tetapi tidak semua pendapatan yang diterima seseorang masuk ke dalam pendapatan nasional. Analisis penadapatan nasional di indonesia sekarang mungkin tidak sebaik dulu, karena pendapatan nasional sekarang tidak dimbangi oleh kenaikan pendapatn nasional. Jika tingginya tingkat pendapatan nasional maka mencerminkan besarnya barang dan jasa yang di produksi. 4.2



Saran Dengan penjelasan yang dapat kami jabarkan, semoga bermanfaat untuk kita semua.



Besar harapan kami kepada para pembaca untuk dapat memahami dan mampu untuk mengaplikasikannya dengan baik.



REKAYASA IDE | 14



DAFTAR PUSTAKA



https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/24/180000869/masalah-pemerintah-di-bidang ekonomi?page=4 https://sobatmateri.com/usaha-meningkatkan-pendapatan-nasional/ https://sukabumiupdate.com/detail/bale-warga/opini/66831-Dampak-Pandemi-Covid-19-PadaPertumbuhan-Ekonomi-Indonesia https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/produk-domestikbruto-indonesia/item253



REKAYASA IDE | 15