Sop Igd [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TRIASE UNID GAWAT DARURAT RSIA AL-IHSAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Simpang Ampek



PROSEDUR TETAP



2



Tanggal Terbit 02 Februari 2017



Direktur RSIA AL - IHSAN Simpang Ampek



Dr . Starki Pengertian



Proses triase pasien adalah suatu proses seleksi pasien di instalasi gawat darurat agar tindakan berikutnya atau tindakan selanjutnya sesuai dengan kondisi pasien.



Tujuan



Sebagai acuan untuk melakukan seleksi pasien UGD



Kebijakan



Triase dilaksanakan petama kali di UGD untuk dilakukan tindakan berikutnya sesuai kondisi pasien sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan triase



Prosedur



1. Pasien datang, di bawa oleh petugas ke ruang triase. 2. Lakukan seleksi pasien secara cepat dan tepat oleh dokter / perawat, kemudian pasien di beri label warna yang sesuai dengan level kegawat daruratannya. 3. Tempatkan pasien diruang sesuai dengan kasus untuk mendapatkan tindakan pemeriksaan dan pengobatan selanjutnya: a. Kasus Kebidanan di ruang tindakan kebidanan



b. Luka-luka diruang tindakan bedah b. Tindakan resusitasi diruang resusitasi 4. Lakukan klasifikasi pasien pada ruang triase: a. Prioritas Nol (Hitam) Pasien meninggal atau cedera Parah yang jelas tidak mungkin untuk diselamatkan.



b. Prioritas Pertama (Merah) Penderita Cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan medik atau transport segera untuk menyelamatkan hidupnya. Misalnya penderita gagal nafas, henti jantung, luka bakar berat, pendarahan parah dan cedera kepala berat.



c. Prioritas kedua (kuning) Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. misalnya cedera abdomen tanpa shok, Luka bakar ringan, Fraktur atau patah tulang tanpa Shok dan jenis-jenis penyakit lain.



d. Prioritas Ketiga (Hijau) Pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak membutuhkan pertolongan segera serta tidak mengancam nyawa dan tidak menimbulkan kecacatan. Nah mungkin anda masuk dalam kategori yang ini, jadi Jangan marah-marah dan jangan heran kenapa anda tidak langsung mendapatkan perawatan di Ruang UGD sementara mereka harus menolong pasien lain yang lebih parah.



Unit Terkait



Kamar Bersalin, Ruang Rawat Inap, Kamar Operasi



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ALUR KEGAWAT DARURATAN RSIA AL-IHSAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Simpang Ampek



PROSEDUR TETAP



2



Tanggal Terbit 02 Februari 2017



Direktur RSIA AL - IHSAN Simpang Ampek



Dr . Starki Pengertian



Proses penerimaan pasien UGD sampai dengan pasien keluar dari UGD



Tujuan



Sebagai tatalaksana dalm penerimaan pasien baru



Kebijakan



Seluruh perawat wajib mengetahui dan mengerti alur ini



Prosedur



1. Perawat menerima pasien, kemudian catat identitas lengkapa dan jelas dan informed concernt 2. Perawat



melakaukan anamnesa (auto dan hetero anamnesa)



3. Perawat melakukan pemeriksaan GCS, TTV (T, N, RR, S) dan pemeriksaan fisik awal 4. Pengelompokan pasien dan diagnosa awal: a. Gawat darurat : memerlukan tindaklan segera dan mengancam jiwa



jiwa b. Gawat non darurat : memerlukan tindakan segera tapi tidak men



meng



gancam jiwa c. Non gawat darurat : tidak urgent tindakan segera dan tidak men



meng



gancam jiwa



5. Untuk non gawat non darurat boleh diberi terapi simptomatis (ber geja



dasarkan gejala dan disarankan jika sakit berlanjut bisa berobat lagi



bes



ke UGD/ BP 6. Untuk gawat darurat dan gawat non darurat, perawat meng



hub terakh perta



hubungi dokter jaga pada hari tersebut dan melaporkan kondisi terakhir pasien dan boleh melakukan tindakan awal pertolongan pertama/ baik live support (BLS) meliputi : a.



Air way - bebaskan jalan nafas - jaw trust, chin lift dan hiperekstensi - bersihkan jalan nafas dari sumbatan ( secret, benda asing)



b.



Breathing - nafas buatan - pasang oksigen jika perlu



c.



Circulation



- tensi dan nadi turu, pasang infuse - monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu 7. Bila diperlukan doketr jaga harus datang guna pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut a. Pasein/ keluarga melengkapi administrasi b. Semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan dengan l



Unit Terkait



lengkap pada status pasien



Kamar Bersalin, Ruang Rawat Inap, Kamar Operasi



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN No. Dokumen



RSIA AL-IHSAN



LUKA



No. Revisi



Halaman



Simpang Ampek



2



PROSEDUR TETAP



Tanggal Terbit



Direktur RSIA AL - IHSAN



02 Februari 2017



Simpang Ampek



Dr . Starki Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah



Pengertian



maupun non bedah. Tujuan



Mencegah terjadinya syok



Kebijakan



Pedoman penanganan luka



Prosedur



A.



Persiapan Alat : Alat



yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan



dilaksanakan untuk kasus bedah : 1.



1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)



2.



2. Balut tekan



3.



3. Kain kasa steril



4.



4. Sarung tangan



5.



5. Tourniquet



6.



6. Plester



7.



7. Set untuk menjahit luka



8.



8. Obat desinfektan



9.



9. Spuit 20-50 cc



10. 10. Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin 11. 11. Jelly



B.



Pelaksanaan tindakan



1. 1. Memakai masker, sarung tangan, scort 2.



Perawat I a) Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan. b) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang lu



3.



luka



Perawat II a)



Mengatur posisi pasien



b)



Memakai sarung tangan kecil



c)



Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan dengan ujung-ujung jari



d) Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang pertama, kemudian tekan dengan ujung jari bila perdarah masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang ada. 4. 2. Menekan balutan a) Meletakkan kain kasa steril di atas luka b) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras (verband atau kayu balut) di atas luka



c)



Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.



533. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan trumatik amputasi a) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan menggunakan kain kasa steril b) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat. c) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara periodik 6. 4. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete : a) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai “live saving” b) Selama melakukan tindakan, perhatikan : - Kondisi pasien dan tanda-tanda vital - Ekspresi wajahPerkembangan pasien Unit Terkait



Ruang Rawat Inap, Kamar Operasi



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR OBSERVASI PASIEN GAWAT RSIA AL-IHSAN Simpang Ampek



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman 2



PROSEDUR TETAP



Tanggal Terbit



Direktur RSIA AL - IHSAN



02 Februari 2017



Simpang Ampek



Dr . Starki Pengertian



Memantau keadaan pasien gawat



Tujuan



Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya



Kebijakan



1. Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang. 2. Pelaksanaan dilakukan oleh perawat, ataupun oleh dokter.



Prosedur



Persiapan alat : 1.



Stetoskope



2.



Tensimeter



3.



Thermometer



4.



Stop watch/ jam



5.



Senter



Penatalaksanaan : 1.



Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien.



2.



Membawa alat-alat ke dekat pasien.



3.



Mengobservasi kondisi pasien tiap 5 – 15 menit sesuai tingkat kegawatannya.



4.



Hal-hal yang perlu diobservasi : a. Keadaan umum penderita b. Kesadaran penderita



dengan



c. Kelancaran jalan nafas (air Way). d. Kelancaran pemberian O2 e. Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Pernafasan dan Suhu. f. 5.



Kelancaran tetesan infus



Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas (diluar jam kerja pertelpon).



6.



Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk



7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa pulang atau rawat inap. 8. Perkembangan



penderita



selama



observasi



dicatat



dilembar



observasi. 9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap / rujuk.



Unit Terkait



Ruang Rawat Inap, Kamar Operasi



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENATALAKSANAAN HEACTING No. Dokumen



RSIA AL-IHSAN



No. Revisi



Halaman



Simpang Ampek



PROSEDUR TETAP



8



Tanggal Terbit 02 Februari 2017



Direktur RSIA AL - IHSAN Simpang Ampek



Dr . Starki Pengertian



Heacting adalah penjahitan luka terbuka



Tujuan



Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup oleh jahitan unutk menghindari infeksi lanjutanan



Kebijakan



1. Perawat yang sudah terlatih dalam melakukan heacting 2.



Prosedur



Semua pasien dengan vulknus laceratum dan luka kurang dari 6 jam



PERSIAPAN PERALATAN : 1.



Hanscoen



11. Bak instrumen steril berisi :



2.



Duk bolong steril



Ø Pinset chirugis



3.



Kasa steril



Ø Pinset anatomi



4.



Lidokain steril



Ø Mosquito (klem arteri



5.



Supratul



6.



Spuit 3 cc



7.



Betadine solution



8.



Alcohol 70 %



kecil) Ø Naldvoulder Ø Jarum kulit Ø Gunting 12. Cairan Na Cl



9.



Benang silk untuk kulit



10.Benang pembuluh



catgut



13. Cairan untuk



H2O2 hodrogen



peroksida



darah



PENATALAKSANAAN : 1. Perawat menyiapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan kepasien atau keluarga pasien (informed concern) 2. Perawat memakaia handscoen 3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan cairan NaCl. Apabila kotor siram dengan H2O2 4. Olesi daerah luka dengan betadine 5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain injeksi ± 2 cc disekitar pingiran luka tunggu ± 5 menit 6. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh darah yang terpotong diklem diikiat dengan benang catgut 7. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran ambil dengan pinset anatomi 8. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit bibir luka dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan betadine. Kemudian beri supratul,lalu tutup dengan kasa steril dan verband. 9. Bersihkan daerah bekas luka 10. Duk bolong dibuka 11.Konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas didaerah luka)



Unit Terkait



Ruang Rawat Inap



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA KECELAKAAN LALU LINTAS



RSIA AL-IHSAN Simpang Ampek



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman 3



PROSEDUR TETAP



Tanggal Terbit 02 Februari 2017



Direktur RSIA AL - IHSAN Simpang Ampek



Dr . Starki Pengertian



Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan



tepat Tujuan



Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut



Kebijakan



Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak pada luka putus tendon



Prosedur



PERSIAPAN ALAT STERIL 1. Bak instrumen - Spuit irigasi 50 cc - Soft koteker - Pinset anatomis - Pinset chirrugis - Gunting jaringan - Arteri klem - Knop sonde - Container untuk cairan irigasi - Naal foulder 2. Kassa dan depres dalam tromol 3. Handschone / gloves steril 4. Neerbeken (bengkok) 5. Kom kecil/ sedang 6. Heacting set 7. Spuit 3 cc



8. Pembalut sesuai kebutuhan - Kasa - Kasa gulung - Sufratul 9. Topical terapi - Oxytetraciclin salep / - Gentamicin salep 0,3 % - Lidokain ampul



10.Cairan pencuci luka dan disinfektan - Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C - Betadine



PERSIAPAN ALAT NON STERIL 1.



Schort / Gown



2.



Perlak + Alas Perlak / Underpad



3.



Sketsel / Tirai



4.



Gunting Verband



5.



Neerbeken / Bengkok



6.



Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone



7.



Tempat Sampah



PENATALAKSANAAN 1.



Informed Concern dan Penjelasan



2.



Pemeriksaan TTV



3.



Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras 1) Persiapan Alat : Bengkok, kasa, cairan NaCl dan betadine didekatkan 2)



Pembersihan Dengan Ns



3)



Setelah Itu Diberi Betadine / Sufratul



4)



Bersihkan Peralatan



5)



Observasi



6)



Konseling



4. Penatalaksaan Perawatan Luka Robek



1)



Persiapan Pasien Dan Informed Concern



2)



Semua Alat Disiapkan



3)



Suntikan Dengan Lidokain Merata



4)



Dibersihkan Dengan Ns /Perhidrol



5)



Diberikan Disinfektan Dengan Betadine



6)



Heacting (Sesuai Sop Heacting)



7)



Diberikan Tulle Atau Salep Oxitetraciclin



8)



Ditutup Dengan Kasa Steril



9)



Diplester / Hipafix



10) Bersihkan Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka. 11) Bereskan Peralatan 12) Observasi 5. Konseling



Unit Terkait



Ruang Rawat Inap, Kamar Operasi



KEBUTUHAN ALAT DI INSTALASI IGD DAN PELAYANAN UMUM



NO A PEMERIKSAAN UMUM 1 2 3



ALAT



4 5



Meja instrumen 2 rak Bak instrument tertutup kecil Bak instrument tertutup medium Bak instrument besar ( obsgin) Tromol kasar



6



Nierbekken/ Kidney disk



7



Nierbekken/ Kidney disk



8



Timbangan injak dewasa



9



Standard infus



10 11



Lampu periksa halogen Tensimeter/spyhgnomanometer dewasa



ALAT UKURAN JUMLAH SATUAN



Diameter sekitar 27 cm Ukuran 23 cm Ukuran 30 cm Sekitar 430 x320 x 70 mm Ketinggian dapat diatur sekitar 105-185 cm Manset dewasa



1 1 1



buah buah buah



1 2



buah buah



2



buah



2



buah



1



buah



1



buah



1 1



Unit buah



12 13 14 15 16



Stetoskop dupleks dewasa Thermometer klinik ( alektrik) Tabung oksigen + regulator Masker oksigen+kanula nasal Tempat tidur periksa ( examination bad) Rak alat serbaguna Penutup baki rak alat serbaguna



17 18 B



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19



buah buah Unit Unit Unit



1 2



buah buah



2,5 3 4 No 1 5 8



1 1 1 1 2 1 1



Unit buah buah buah buah buah buah



2/0



1



kotak



3/0



1



kotak



1 3 5 10 20



100 200 200 50 50 1



Buah Buah Buah Buah Buah Buah



16G 18G 20 G 8



50 50 50 50 1



Buah Buah Buah Buah Buah



10



1



Buah



7 7,5 8 7,5



50 50 50 5



Pasang Pasang Pasang Pasang



8



5



Pasang



1 m3 dewasa



PENANGANAN EMERGENSI DEWASA



1 2 3 4 5 6 C



1 1 1 2 2



Kit resusitasi dewasa Endhotracheal tube dewasa Endhotracheal tube dewasa Endhotrachal tube dewasa Stilet untuk pemasangan ETT Nasogastric tube dewasa Nasogastric tube dewasa BAHAN HABIS PAKAI Benang chromic (jarum tapper 0) Benang chromic (jarum tapper 0) Spuit disposable (steril) Spuit disposable (steril) Spuit disposable (steril) Spuit disposable (steril) Spuit disposable(steril) There-way stopcock 聽 聽 (steril) Infuse set dewasa Kateter intravena Kateter intravena Kateter intravena Kateter penghisap lender dewasa Kateter penghisap lender dewasa Sarung tangan steril Sarung tangan steril Sarung tangan steril Sarung tangan panjang (manual pasenta) Sarung tangan panjang



(manual plasenta) Sarung tangan rumah tangga serbaguna Sabun cair untuk cuci tangan Plester non woven



20 21 22 D 1 2 3 4 5 6



5 x 5 cm



2



Pasang



1 1



buah buah



1 1 1



Buah Buah Buah



1 1 1



Buah Buah Buah



INSERSI DANEKSTRAKSI Mangkok iodine Tanakulum Schroeder Klem kasa lurus (sponge foster straihgt) Gunting mayo CVD Alogator ekstrakto AKRD Sonde uterus sims



10 cm