Tarjamah Al Tibyan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SERI 4



LANDASAN PRESKRIPTIF NAHDLATU



Terjemah Adaptif Kitab al-Tibyan karya Hadlratus Sy



Segala puji P e bagi n e rAllah, j e mDzat a hyang : Dtelah r. R menurunkan al-Kitab sebagai penjelas ( ‫ن‬ ‫ )الت تب نيينا ن‬atas segala sesuatu, yaitu al-Qur’an al-Karim; dalam kitab yang terpelihara (lauh mahfuzh); dan tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Sholawat serta Salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, pemberi syafa'at kita dan wasilah kita kepada Allah SWT, yaitu Nabi Muhammad SAW yang dipuji melalui firman-Nya: ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. Sholawat serta Salam semoga terlimpahkan kepada para keluarga dan Shahabat beliau yang senantiasa berpegang teguh pada jalan yang lurus dan manhaj yang tegak. Amma Ba'du. Kitab yang ada di tangan pembaca yang budiman ini adalah kitab yang berjudul AL-TIBYAN, yaitu salah satu karya dari al-’Alim al-’Allamah, Rois Akbar Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’, Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari –semoga Allah SWT memberi manfaat kepada kita lantaran Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari dan ilmu beliau–. Kitab AL-TIBYAN ini menjelaskan tentang pentingnya menjalin silaturrahim ‫ميعنا ي‬ dan pergaulan yang harmonis (‫ة‬ ‫شير ة‬ ‫) م‬ ‫ح ن‬ ‫ن ال ن م‬ ‫س م‬ antara sanak kerabat dan sanak saudara,



2



osidin,



demi membina masyarakat Islami sebagaimana yang terjadi pada masa Rasulullah SAW, para Shahabat dan Tabi’in, serta generasi sesudahnya, yaitu para salafush-shalih; di mana Allah SWT menyebut [memuji] mereka dalam Surat Ali Imran: 110 Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari juga memperingatkan bahaya memutus tali silaturrahim; pergaulan yang buruk di antara sanak kerabat dan sanak saudara; serta sebab-sebabnya, mulai dari saling benci, saling iri hati, saling berpaling, saling memutus silaturrahim dan akhlaq-akhlaq tercela lainnya. Peringatan beliau itu sangat penting mengingat meluasnya fenomena negatif di atas di kalangan warga Nahdlatul Ulama’, lebih-lebih pada masyarakat luas saat ini. Relevan dengan tema tersebut, maka kami menambahkan 4 risalah dalam kitab ini, yaitu: 1. Muqaddimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama’ (NU); 2. Risalah tentang keharusan bermadzhab pada salah satu dari 4 madzhab [Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali];



3



3. Risalah yang disebut dengan Mawa’izh (nasehat-nasehat atau wejanganwejangan); 4. Empat Puluh Hadits yang berkaitan dengan Mabadi’ Jam’iyyah NU. Kepada Allah SWT, kami memohon agar kitab ini dan risalah tambahan di atas dapat bermanfaat. Semoga Allah SWT memberi balasan kebaikan kepada penulis [Hadlratus Syaikh K.H. Muhammad Hasyim As’ari]; serta mengampuni beliau, orang tua dan anak-cucu beliau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun.



‫مد د ويع ييل ى أل ةهة‬ ‫م ي‬ ‫صمل ى الله ع ييل ى ي‬ ‫ح م‬ ‫سي تد ةيننا م‬ ‫وي ي‬ ‫مد م‬ ‫ يوال ن ي‬،‫منا ك يث ةي نررا‬ ‫ص ن‬ ‫م تي ن‬ ‫حب ةهة وي ي‬ ‫ح ن‬ ‫سل ةي ن ير‬ ‫سل م ي‬ ‫وي ي‬ ‫خي نررا‬ ‫للهة أ يومل ر ويأ ي ة‬ Tebuireng, 1 Rojab 1418 H Kata Pengantar oleh Cucu Hadlratus Syaikh:



K.H. Muhammad ‘Ishom Hadziq



4



‫م ي‬ ‫قناط يعيةة ال ينر ي‬ ‫يالت تب نيينا م‬ ‫ن م‬ ‫ي عي ن‬ ‫ن ةفي الن مهن ة‬ ‫حنام ة‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ب يوال ة ن‬ ‫يواليقنارة ة‬ ‫وا ة‬ ‫خ ي‬ Penjelasan tentang larangan memutus silaturrahim; sanak kerabat dan sanak saudara



Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan [kegiatan] silaturrahim termasuk ibadah yang paling utama; dan memutus silaturrahim termasuk dosa yang paling jelek dan keburukan yang paling hina. Hal ini telah disebutkan oleh ayat-ayat yang jelas dan hadits-hadits shahih dari sang pembawa syari’at, Nabi Muhammad SAW, semoga Shalawat yang paling utama dan Salam yang paling paripurna diberikan kepada beliau, keluarga beliau, dan para shahabat beliau, (yakni) para pemimpin umat. Ayat pertama adalah Surat al-Nisa’: 1 Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu. Maksud Ayat di atas adalah: “Takutlah kalian untuk memutus silaturrahim”.



5



Sesungguhnya jika engkau mengetahui bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Mengawasi, Yang Menjaga dan Yang Membalas perbuatan-perbuatanmu, niscaya engkau akan kembali [bertaubat] kepada Allah SWT; mengikuti perintah-Nya; engkau berada pada puncak ketakutan (khauf) terhadap kepedihan siksa-Nya dan keagungan hijab-Nya; serta engkau akan berusaha maksimal untuk memelihara silaturrahim dan engkau takut untuk memutuskannya. Ayat kedua adalah firman Allah SWT dalam Surat Muhammad: 22-24 Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci? Ayat ketiga adalah firman Allah SWT dalam Surat al-Ra’du: 25 Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orangorang itulah yang memperoleh kutukan dan



6



bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam). Barangsiapa mempunyai batas minimal kesadaran, pemahaman dan tadabbur, niscaya dia akan menjauhi perbuatan memutus silaturrahim, dengan batas minimal petunjuk yang termuat dalam 3 ayat di atas. Seandainya engkau membuka mata hatimu dan menyucikan hatimu dari kekurangan-kekurangan, niscaya engkau akan memahami ayat-ayat di atas dengan pemahaman yang mengarahkanmu untuk mengerahkan segenap kemampuan dalam menjalin tali silaturrahim semaksimal mungkin. Ayat keempat adalah firman Allah SWT dalam Surat al-Baqarah: 26-27 Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi. Diriwayatkan dari Muhammad al-Baqir RA bahwa ayah beliau, yaitu ‘Ali Zainal Abidin RA berkata: “Janganlah engkau berteman dengan orang yang memutus silaturrahim, karena sesungguhnya saya mendapati pelakunya telah dilaknat dalam



7



al-Qur'an dalam 3 tempat. Lalu ‘Ali Zainal Abidin RA membaca ayat di atas, yaitu Surat Muhammad: 22-24 [dikenal juga dengan Surat al-Qital], pelaknatan dalam ayat ini [terhadap pemutus silaturrahim, pent.] begitu jelas (‫ح‬ ‫صصصرةي ن ح‬ ‫) ي‬. Surat al-Ra’du: 25, pelaknatan dalam ayat ini bersifat umum ( ‫ي‬ ‫ق ال نعم م‬ ‫مونم ة‬ ‫)ب ةطرةي ن ة‬, karena apa yang diperintahkan oleh Allah SWT agar disambung, mencakup silaturrahim dengan sanak saudara dan yang lain. Surat al-Baqarah: 26-27, pelaknatan dalam ayat ini bersifat pertalian ‫ي‬ atau berkelindan (‫م‬ ‫سصصت ةل نيزا ن‬ ‫ق ال ة ن‬ ‫)ب ةطرةنيصص ة‬, karena pemutusan silaturrahim termasuk hal-hal yang [pasti, pent.] mengakibatkan kerugian. Adapun hadits-hadits yang berkaitan dengan silaturrahim adalah: Hadits pertama, Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari sanad Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:



‫ذا فييرغ ي‬ ‫حمت ى إ ة ي‬ ‫خل يقي ال ن ي‬ ‫ن الله ت ييعنايل ى ي‬ ‫خل نقي ي‬ ‫اة م‬ ‫ي‬ ‫ هيصص ي‬:‫ت‬ ‫م‬ ‫م ي‬ ‫ في ي‬،‫م‬ ‫ت المر ة‬ ‫م ة‬ ‫ة‬ ‫قصصنا م‬ ‫ذا ي‬ ‫قنال ن‬ ‫ح م‬ ‫م يقنا ي‬ ‫من نهم ن‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ة ؟ يقنا ي‬ ‫مصصنا‬ ‫ن ال ي‬ ‫قط ةي نعي ة‬ ‫اليعنائ ةذ ة ب ةك ة‬ ‫ ا م‬،‫م‬ ‫ ن يعيصص ن‬:‫ل‬ ‫م ي‬ ‫صل ي ي‬ ‫ص ي‬ ‫ن‬ ‫ن اي ة‬ ‫ت ينر ة‬ ‫ن اي ن‬ ‫ ويا يقنط يعي ي‬،‫ك‬ ‫ل ي‬ ‫ن وي ي‬ ‫م ن‬ ‫م ن‬ ‫ضي ن ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ذا ي‬ ‫قيطعي ي‬. ‫ يقنا ي‬.‫ ب يل ى‬:‫ت‬ ‫ في ي‬:‫ل‬ ‫ك‬ ‫كل ة‬ ‫ يقنال ن‬.‫ك‬ Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluk hingga ketika sudah selesai, maka rahim (kekerabatan) berkata: “Apakah ini adalah maqam (posisi) orang yang meminta perlindungan kepada-Mu dari memutus



8



‫‪(rahim)?”. Allah menjawab: “Ya, apakah‬‬ ‫‪kamu ridha, jika Aku menyambung orang‬‬ ‫‪yang menyambungmu (yakni silaturrahim),‬‬ ‫‪dan memutus orang yang memutusmu?”.‬‬ ‫‪Rahim menjawab: “Tentu”. Allah berfirman:‬‬ ‫‪“Yang demikian itu adalah bagianmu”.‬‬



‫‪Hadits shahih lain adalah sabda Nabi‬‬ ‫‪SAW:‬‬



‫ي‬ ‫ي‬ ‫ج ي‬ ‫صنا ة‬ ‫حب ةهة‬ ‫منا ة‬ ‫ن ي معي ت‬ ‫جد يمر أ ن‬ ‫بأ ن‬ ‫ل الل م م‬ ‫ي‬ ‫ه لة ي‬ ‫ن ذ ين ن د‬ ‫م ن‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ه فةصصي‬ ‫ا لع م م‬ ‫منا ي يد م ة‬ ‫قوب ي ي‬ ‫خمره م لصص م‬ ‫معي ي‬ ‫ة ةفي الد دن نيينا ي‬ ‫م‪،‬‬ ‫ن ال نب ينغصص‬ ‫طييعصصةة المر ة‬ ‫ال ة‬ ‫ي ويقي ة‬ ‫خصصيرةة ة‬ ‫مصص ي‬ ‫ة‬ ‫حصص ة‬ ‫ي‬ ‫ل ال م‬ ‫جصص ي‬ ‫طنا ي‬ ‫يوال ن ة‬ ‫عصصةة‬ ‫خيينان ي ة‬ ‫ن أع ن ي‬ ‫ب‪ .‬ويإ ة م‬ ‫ة‪ ،‬يوال نك يذ ة ة‬ ‫هصص ي‬ ‫ت‬ ‫حصص‬ ‫ن أي ن‬ ‫ة المر ة‬ ‫صصصل ي م‬ ‫ل ال نب ينيصص ة‬ ‫واربصصنا ل ي ة‬ ‫م‪ ،‬ويإ ة م‬ ‫ثي ي‬ ‫ة‬ ‫ي‬ ‫م ويي يك نث ةصصمر‬ ‫وا في ن‬ ‫وال مهم ن‬ ‫مصصون أ ن‬ ‫جصصيرة ر فيت ين ن م‬ ‫مصص ي‬ ‫ل يي يك مونمنصص ن‬ ‫ت‬ ‫ن اي ن‬ ‫ل ب ينيصص د‬ ‫منا ة‬ ‫وا‪ .‬وي ي‬ ‫ع يد يد مهم ن‬ ‫وا ي‬ ‫هصص ة‬ ‫م ن‬ ‫صل م ن‬ ‫م إ ةيذا ت ي ي‬ ‫ي‬ ‫مصصنا ي‬ ‫ي‬ ‫ن‪ ،‬ويإ ة م‬ ‫جو ن ي‬ ‫حت يصصنا م‬ ‫ن فيي ي ن‬ ‫صل مون ي‬ ‫ن اع ن ي‬ ‫وا ي‬ ‫ل ب ين ةصص ن‬ ‫ي يت ي ي‬ ‫ة‪ ،‬فيل ي‬ ‫ض كم م‬ ‫ل ي‬ ‫معي د‬ ‫خ ة‬ ‫س ويل يي نل يةة م‬ ‫ا يد ي ي‬ ‫ج ن‬ ‫م ت معنير م‬ ‫مي ن د‬ ‫م م‬ ‫قب ي م‬ ‫‪.‬ي م ن‬ ‫ل يقناط ةةع ير ة‬ ‫ل ة‬ ‫من نيهنا ع ي ي‬ ‫حم د‬ ‫‪Tidak ada dosa yang lebih patut untuk‬‬ ‫‪dipercepat‬‬ ‫‪siksanya‬‬ ‫‪oleh‬‬ ‫‪Allah‬‬ ‫‪SWT‬‬ ‫‪terhadap pelakunya ketika di dunia; serta‬‬ ‫‪masih disimpan siksa untuknya di akhirat‬‬ ‫‪kelak, selain (dosa dari) sifat sewenang‬‬‫‪wenang, memutus silaturrahim, khianat dan‬‬ ‫‪berdusta. Sesungguhnya ketaatan yang‬‬ ‫‪paling cepat (mendapat) pahalanya adalah‬‬ ‫‪menjalin silaturrahim. Sesungguhnya sebuah‬‬



‫‪9‬‬



keluarga yang seluruh anggota keluarganya bejat sekalipun, harta mereka akan tumbuhberkembang dan jumlah mereka semakin banyak, jika mereka menjalin silaturrahim. Tidak ada sebuah keluarga pun yang menjalin silaturrahim, lalu mereka dalam kondisi membutuhkan [yakni kekurangan rezeki, pent.]. Sesungguhnya amalanamalan manusia dilaporkan pada setiap hari kamis dan malam jum’at, lalu tidak diterima amalan orang yang memutus silaturrahim. Hadits shahih lain berupa sabda Nabi SAW:



،‫ر‬ ‫ن ال ن ي‬ ‫ة ل ي ي يد ن م‬ ‫ث يل يث ي ح‬ ‫مصصد ن ة‬ ‫ن ال ن ي‬ ‫خل مون ي‬ ‫خ ن‬ ‫ م‬: ‫جن مصصة‬ ‫م م‬ ‫مصص ة‬ ‫وييقناط ةعم المر ة‬. ‫س ن‬ ‫صد تقح ةبنال ت‬ ‫ وي م‬،‫م‬ ‫م ي‬ ‫حرة‬ ‫ح ة‬



Tiga orang yang tidak akan masuk surga, yaitu: orang yang terus-menerus minum khamr; orang yang memutus silaturrahim; dan orang yang membenarkan (mempercayai) sihir. Nabi SAW juga bersabda:



‫ن‬ ‫قصصون م‬ ‫ن‬ ‫ ت ي م‬،‫ش‬ ‫معيل م ي‬ ‫قصص ح‬ ‫يالمر ة‬ ‫ ي‬:‫ل‬ ‫م م‬ ‫حصص م‬ ‫مصص ن‬ ‫ة ةبصصنالعينر ة‬ ‫ه‬ ‫ي قيط يعي م‬ ‫ وي ي‬،‫ه الله‬ ‫صل ي م‬ ‫ي وي ي‬ ‫وي ي‬ ‫ن قيط يعين ة ن‬ ‫م ن‬ ‫صل ين ة ن‬ ‫الله‬. Rahim (silaturrahim) digantung di ‘Arsy dan berkata: “Barangsiapa menyambungku, maka Allah akan menyambungnya; barangsiapa memutusku, maka Allah akan memutusnya”. Nabi SAW Qudsi:



meriwayatkan



10



sebuah



Hadits



‫قو ن م‬ ‫ن‪،‬‬ ‫يي م‬ ‫ل الله ت ييعنايل ى‪ :‬ا ييننا الله‪ ،‬ا ين يصصنا النرر ن‬ ‫حمصص م‬ ‫م وي ي‬ ‫ن‬ ‫ق ن‬ ‫شص ي‬ ‫خل ي ن‬ ‫ي‬ ‫ت المر ة‬ ‫منا ة‬ ‫ت ل ييهصنا إ ة ن‬ ‫سص ر‬ ‫ق م‬ ‫حص ي‬ ‫ق م‬ ‫م ن‬ ‫ن‬ ‫سصص ة‬ ‫إة ن‬ ‫ه‪ .‬وي ي‬ ‫صصصل نت م م‬ ‫ي‪ .‬في ي‬ ‫صصصل ييهنا‪ ،‬وي ي‬ ‫ن وي ي‬ ‫مصص ن‬ ‫مصص ن‬ ‫م ن‬ ‫ه‬ ‫‪.‬قيط يعييهنا‪ ،‬قيط يعنت م م‬



‫‪Allah SWT berfirman: “Aku adalah Allah. Aku‬‬ ‫;‪adalah al-Rahman. Aku menciptakan Rahim‬‬ ‫‪dan Aku memberinya nama dari sebagian‬‬ ‫‪nama-Ku. Maka barangsiapa menyambung‬‬ ‫;‪Rahim, maka Aku akan menyambungnya‬‬ ‫‪dan barangsiapa memutus Rahim, maka Aku‬‬ ‫‪akan memutusnya.‬‬ ‫‪Nabi SAW bersabda:‬‬



‫ض‬ ‫ة فصصصي ة‬ ‫سصصصةتطنال ي م‬ ‫أنرب يصصص ى الترب يصصصنا ال ة ن‬ ‫عصصصنر ة‬ ‫م‬ ‫هصصذ ةهة المر ة‬ ‫ن ي‬ ‫ق‪ ،‬ويإ ة م‬ ‫سصصل ةم ة ب ةغينيصصرة ي‬ ‫م ن‬ ‫حصص ي‬ ‫حصص ق‬ ‫ال م‬ ‫لي م‬ ‫ة‬ ‫ن – ي يعنةنصصي قييرايبصص ر‬ ‫جن ي ح‬ ‫ة ة‬ ‫ن المر ن‬ ‫شصص ن‬ ‫مصص ي‬ ‫حمصص ة‬ ‫ة ي‬ ‫كنا ن‬ ‫م ن‬ ‫ن‪،‬‬ ‫شت يب ةك م ر‬ ‫شت ةيبنا ة‬ ‫ي‬ ‫ق‪ ،‬ويفةي نيهنا ل مغييتنا ة‬ ‫ك ال نعممرون ة‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ت‬ ‫جي نم ة –‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫كنا‬ ‫س‬ ‫إ‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫هنا‬ ‫م‬ ‫ض‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ‫ال‬ ‫ر‬ ‫س‬ ‫ن ة ي ي د ي ي ي ة ن‬ ‫ة‬ ‫ة‬ ‫ك ن م‬ ‫قو ن م‬ ‫ئ‬ ‫تي م‬ ‫سصص م‬ ‫ت‪ ،‬إ ةن تصصي ا مون ة‬ ‫ل‪ :‬ييناير ت‬ ‫ي قمط ةعيصص م‬ ‫ب إ ةن تصص ن‬ ‫جي نب مهيصصنا‪:‬‬ ‫ت ي يصصناير ت‬ ‫ي ييناير ت‬ ‫ب‪ ،‬فيي م ة‬ ‫م م‬ ‫ب‪ ،‬إ ةتني ظ مل ة ن‬ ‫إ ةل ي م‬ ‫ك ويا يقن ي‬ ‫ص ي‬ ‫ن اي ة‬ ‫ا يل ي ت ينر ة‬ ‫طصصعي‬ ‫صصصل ي ة‬ ‫ضنيين ا ي ن‬ ‫ل ي‬ ‫ن وي ي‬ ‫م ن‬ ‫ك‬ ‫ن قيط يعي ة‬ ‫‪ .‬ي‬ ‫م ن‬



‫‪Perkara yang paling riba adalah merusak‬‬ ‫‪kehormatan orang muslim tanpa haq [alasan‬‬ ‫‪yang‬‬ ‫‪dibenarkan‬‬ ‫‪syari’at,‬‬ ‫‪pent.].‬‬ ‫‪Sesungguhnya Rahim ini adalah cabang dari‬‬ ‫‪al-Rahman. –Yang dimaksud Rahim oleh Nabi‬‬ ‫‪SAW di sini adalah kekerabatan yang terjalin‬‬ ‫‪layaknya jalinan otot-otot–. Rahim berkata:‬‬ ‫;‪“Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku diputus‬‬



‫‪11‬‬



dan sesungguhnya aku diperlakukan dengan buruk, wahai Tuhanku; dan sesungguhnya aku dizhalimi, wahai Tuhanku. Lalu Allah SWT menjawab: “Apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambungmu dan memutus orang yang memutusmu?.



Sa’id bin Zaid RA meriwayatkan dari Nabi SAW yang bersabda:



‫ض‬ ‫ة في ة‬ ‫سةتطنال ي م‬ ‫ن ة‬ ‫إة م‬ ‫ن أنريب ى التريبنا ال ة ن‬ ‫م ن‬ ‫عنر ة‬ ‫م‬ ‫هصصذ ةهة المر ة‬ ‫ن ي‬ ‫ ويإ ة م‬،‫ق‬ ‫سصصل ةم ة ب ةغينيصصرة ي‬ ‫م ن‬ ‫حصص ي‬ ‫حصص ق‬ ‫ال م‬ ‫جصص م‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫جن ي ح‬ ‫ة ة‬ ‫ن عيصصمز وي ي‬ ‫ن المر ن‬ ‫شصص ن‬ ‫ في ي‬،‫ل‬ ‫مصص ن‬ ‫مصص ي‬ ‫حمصص ة‬ ‫ )رواه‬.‫ة‬ ‫جن مصص ي‬ ‫ه ع يل يي نصصهة ال ن ي‬ ‫قيط يعيهيصصنا ي‬ ‫حصصمر ي‬ ‫م اللصص م‬ (‫المنام احمد والبزار‬



Sesungguhnya perkara yang paling riba adalah merusak kehormatan orang muslim tanpa haq. Sesungguhnya Rahim adalah cabang dari Ar-Rahman ‘Azza wa Jalla. Barangsiapa memutus Rahim, maka Allah mengharamkan surga baginya. [HR. Imam Ahmad dan al-Bazzar] Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA secara marfu’ bahwa Nabi SAW bersabda:



‫ن‬ ‫يال م‬ ‫ يفصصإ ة ي‬،‫ش‬ ‫ذا‬ ‫معيملصصقح ب ة ي‬ ‫قنائ ة ي‬ ‫طصصناب ةعم م‬ ‫مصصةة اليعصصنر ة‬ ‫مصص ي‬ ‫ا ن‬ ،‫ي‬ ‫ت المر ة‬ ‫ميعنا ة‬ ‫ ويع م ة‬،‫م‬ ‫شصصت يك ي ة‬ ‫ل ةبنال ن ي‬ ‫حصص م‬ ‫صصص ن‬ ‫ ب يعيصص ي‬،‫ه‬ ‫جت مرةئي ع يل يصص ى اللصص ة‬ ‫ه الط مصصناب ةعي‬ ‫يوا ن‬ ‫ث اللصص م‬ ‫ل ب يعنصصد ي ذ يل ةصص ي‬ ‫قصص م‬ ‫ك‬ ‫ فيل ي ي يعن ة‬،‫ه‬ ‫فيي يط نب يعم ع يل يصص ى قيل نب ةصص ة‬ ‫ ي‬. ‫شي نرئنا‬ 12



‫‪Ada stempel yang digantung pada tiang‬‬ ‫‪‘Arsy. Ketika Rahim melapor [tentang adanya‬‬ ‫‪pemutusan silaturrahim, pent.]; ketika‬‬ ‫‪dilakukan kemaksiatan-kemaksiatan; dan‬‬ ‫‪ketika Allah SWT sudah didurhakai; maka‬‬ ‫‪Allah mengutus stempel tadi, lalu stempel‬‬ ‫‪itu menyetempel pada hati pelaku, sehingga‬‬ ‫‪orang tersebut tidak lagi mengingat apapun‬‬ ‫‪sesudah itu.‬‬



‫‪Dalam riwayat hadits disebutkan:‬‬



‫خث نعم‪ ،‬يقنا ي ي‬ ‫ي‬ ‫ل ة‬ ‫ن ير م‬ ‫ل ‪ :‬أت يي نصص م‬ ‫ن ي ي ي‬ ‫ت الن مب ةصص م‬ ‫م ن‬ ‫ج د‬ ‫عي ن‬ ‫ن‬ ‫سملم ويهموي ةفي ن ي ي‬ ‫فرد ة‬ ‫صمل ى الله ع ييليه و ي‬ ‫ي‬ ‫مصص ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ت الصص ة‬ ‫حناب ة ة‬ ‫ص ي‬ ‫ذ ي ت ينزع مصص م‬ ‫ت‪ :‬أن نصص ي‬ ‫ه‪ ،‬قنال‪ :‬قلصص م‬ ‫أ ن‬ ‫أ ين م ي‬ ‫م‪ .‬يقنا ي‬ ‫ه ؟ يقنا ي‬ ‫سو م‬ ‫ت‪:‬‬ ‫ل الل ة‬ ‫ك ير م‬ ‫ل‪ :‬قمل ن م‬ ‫ل‪ :‬ن يعي ن‬ ‫ل اللصصه‪ ،‬أ ي ي ال يع نمصصنا ي‬ ‫سو ي‬ ‫ب إ ةل يصص ى‬ ‫حصص د‬ ‫لأ ي‬ ‫يينا ير م‬ ‫ي ة‬ ‫د‬ ‫ه‪ .‬قيصصنا ي‬ ‫اللهة ت يعيصصنايل ى ؟ قيصصنا ي‬ ‫ل‪:‬‬ ‫ن ب ةصصنالل ة‬ ‫مصصنا ح‬ ‫ل ‪ :‬ةإي ي‬ ‫ه ؟ قيصصنا ي‬ ‫سو ي‬ ‫م‬ ‫ت‪ :‬يينا ير م‬ ‫ل‪ :‬ث مصص م‬ ‫مصص ن‬ ‫م ي‬ ‫ل الله‪ ،‬ث م ي‬ ‫قمل ن م‬ ‫سو ي‬ ‫م‪ .‬يقنا ي‬ ‫ل اللصصه‪،‬‬ ‫ح‬ ‫ة المر ة‬ ‫صل ي م‬ ‫ة‬ ‫ت‪ :‬يينا ير م‬ ‫ل‪ :‬قمل ن م‬ ‫ة‬ ‫ي‬ ‫ه ؟ يقصصنا ي‬ ‫ف‬ ‫معنمرون ة‬ ‫مصصمر ةبصصنال ن ي‬ ‫م ال ن‬ ‫ل‪ :‬مثصص م‬ ‫مصص ن‬ ‫م ي‬ ‫مثصص ي‬ ‫من ن ي‬ ‫ر‪ .‬يقصصنا ي‬ ‫ت‪ :‬ييصصنا‬ ‫كصص‬ ‫ي ي‬ ‫ل‪ :‬قمنلصص م‬ ‫ن ال ن م‬ ‫يوالن منهصص م‬ ‫ة‬ ‫عصص ة‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫سصصو ي‬ ‫ض إ ةل يصص ى‬ ‫ير م‬ ‫ل اللصصه‪ ،‬أ يد الع ي ي‬ ‫ل أب نغيصص م‬ ‫مصصنا ة‬ ‫شيرا م‬ ‫ك ةبنالله‪ .‬قيصصنا ي‬ ‫الله ؟ يقنا ي‬ ‫ل‪ :‬ال ة ن‬ ‫ت‪:‬‬ ‫ل‪ :‬قمل نصص م‬ ‫ه ؟ قيصصنا ي‬ ‫سو ي‬ ‫ة‬ ‫طيعيصص م‬ ‫ل‪ :‬قي ة‬ ‫يينا ير م‬ ‫مصص ن‬ ‫م ي‬ ‫ل اللصصه‪ ،‬ث مصص ي‬ ‫سصصو ي‬ ‫م‪ .‬يقنا ي‬ ‫م‬ ‫المر ة‬ ‫ت‪ :‬يينا ير م‬ ‫ل اللصصه‪ ،‬ث مصص ي‬ ‫ل‪ :‬قمل ن م‬ ‫ح ة‬ ‫ي‬ ‫ه ؟ قيصصنا ي‬ ‫ن‬ ‫مصصمر ب ةصصنال ن م‬ ‫ل‪ :‬ال ن‬ ‫م ن‬ ‫ي‬ ‫من نك يرة يوالن مهنصص م‬ ‫ي ع يصص ة‬ ‫ن‬ ‫ف‬ ‫معنمرو ة‬ ‫‪.‬ال ي‬ ‫‪13‬‬



Seorang laki-laki dari Khats’am berkata: “Saya mendatangi Nabi SAW ketika beliau sedang berada di tengah para Shahabat. Saya bertanya: “Apakah Anda yang mengaku sebagai Rasulullah?”. “Nabi SAW menjawab: “Ya”. Saya bertanya: “Amalan apakah yang paling dicintai Allah Ta’ala?”. Nabi SAW menjawab: “Iman kepada Allah”. Saya bertanya: “Wahai Rasulullah, kemudian apa?”. Nabi SAW menjawab: “Menyambung silaturrahim”. Saya bertanya: “Wahai Rasulullah, lalu apa lagi?”. Nabi SAW menjawab: “Amar ma'ruf nahy munkar”. Saya bertanya: “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dibenci Allah?”. Nabi SAW menjawab: “Syirik kepada Allah”. Saya bertanya: “Wahai Rasulullah, kemudian apa?”. Nabi SAW menjawab: “Memutus silaturrahim”. Saya bertanya: “Wahai Rasulullah, lalu apa lagi?”. Nabi SAW menjawab: “Memerintah-kan yang munkar dan mencegah yang ma'ruf”. Dari riwayat Abu Ayyub RA disebutkan:



‫أي ي‬ ‫صصصمل ى‬ ‫ر‬ ‫ض ل ةير م‬ ‫ل الل رصصهة يي‬ ‫ن أع نيراب ةيصصنا عيصصير ي‬ ‫سصصو ة‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫خصصذ ي‬ ‫سصص ي‬ ‫ فيأ ي‬،‫ر‬ ‫م ويهموي فةصصي ي‬ ‫ه ع يلي نهة وي ي‬ ‫سل ي‬ ‫الل م‬ ‫ف د‬ ‫ي‬ ‫خ ي‬ ‫م قيصصنا ي‬ ‫ ي يصصنا‬:‫ل‬ ‫بة ة‬ ‫منا ة‬ ‫ ث مصص ر‬،‫مهيصصنا‬ ‫طنام ة ن يصصناقيت ةهة أون ب ةزة ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫سو ي‬ ‫مصصنا‬ ‫ أ ن‬،‫د‬ ‫مصص م‬ ‫م ي‬ ‫ير م‬ ‫خب ةنرن ةصصي ب ة ي‬ ‫ح ر‬ ‫ل الل رصصهة أون ي يصصنا م‬ ‫ن‬ ‫يم ي‬ ‫مصصنا ي ميبنا ة‬ ‫عصصد مةني ة‬ ‫جن رصص ة‬ ‫قررب من ةصصي ة‬ ‫ن ال ن ي‬ ‫ وي ي‬،‫ة‬ ‫مصص ي‬ ‫مصص ي‬ ‫ يقنا ي‬.‫الرنناةر‬ ‫ فيك ي م‬:‫ل‬ ‫صمل ى الله ع يل ينيصصهة‬ ‫ي ي‬ ‫ف الن مرب ة د‬ ‫ي‬ ‫م قيصصنا ي‬ :‫ل‬ ‫حناب ة ة‬ ‫صصص ي‬ ‫وي ي‬ ‫ ث مصص ر‬،‫ه‬ ‫ ث م م‬،‫م‬ ‫سل م ي‬ ‫يأ ن‬ ‫م ي ن يظ يير فة ن‬ ‫ يقنا ي‬.‫ ي‬ ‫ت ؟‬ ‫قد ن ومفرقي أون ل ي ي‬ ‫لي ي‬ ‫ ك يي ن ي‬:‫ل‬ ‫ف قمل ن ي‬ ‫قد ن همد ة ي‬ 14



‫ي‬ ‫قصصنا ي‬ ‫يقنا ي‬ ‫صصصمل ى اللصصه‬ ‫ في ي‬.‫هنا‬ ‫ فيأ ي‬:‫ل‬ ‫عناد ي ي‬ ‫ي ي‬ ‫ل الن مب ةصص د‬ ‫شصصرة م‬ ‫ه ويل ي ت م ن‬ ‫ك ةبصهة‬ ‫ع يل يي نصصهة وي ي‬ ‫ ت يعنب مصصد م اللصص ي‬:‫م‬ ‫سصصل م ي‬ ‫ي‬ ،‫ة‬ ‫ ويت مصصؤ نةتي الرزك يصصنا ي‬،‫ة‬ ‫صصصل ي ي‬ ‫ ويت م ة‬،‫شصصنيئنا‬ ‫قيصص م‬ ‫م ال ر‬ ‫ص م‬ :‫ة‬ ‫ د يةع الرنناقيصص ي‬،‫م‬ ‫ل الرر ة‬ ‫ي رةيواي يصص د‬ ‫ويت ي ة‬ ‫ح ي‬ ‫ ويفةصص ن‬.‫ة‬ ‫م ي‬ ‫سصصون م‬ ‫منا ا يد نب يير يقنا ي‬ ‫ص م‬ ‫ل ي‬ ‫ل‬ ‫ذا ير ة‬ ‫ويت ي ة‬ ‫ل ير م‬ ‫ ويل ي م‬.‫ك‬ ‫ح ي‬ ‫سصص ي‬ ‫ك‬ ‫ إ ة ن‬:‫م‬ ‫م م‬ ‫صمل ى الله ع يل يي نهة وي ي‬ ‫ن تي ي‬ ‫سصصل م ي‬ ‫اللهة ي‬ ‫خ ي‬ ،‫ )رواه الشيخنان‬.‫ة‬ ‫ د ي ي‬،‫ه‬ ‫جن م ي‬ ‫ل ال ن ي‬ ‫منرت م م‬ ‫منا ا ي ي‬ ‫بة ي‬ (‫واللفظ لمسلم‬. Sesungguhnya ada seorang baduwi terlihat oleh Rasulullah SAW ketika beliau dalam suatu perjalanan. Kemudian si baduwi memegang kendali unta Rasulullah SAW, dan dia bertanya: “Wahai Rasulullah atau Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku, apa yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka?”. Abu Ayyub berkata: Lalu Nabi SAW menghentikan unta beliau dan memandangi para Shahabat, kemudian beliau bersabda: “Sungguh dia telah diberi Taufiq atau sungguh dia telah diberi Hidayah”. Nabi SAW bersabda lagi: “Apa yang engkau tanyakan tadi?”. Abu Ayyub berkata: Laki-laki itupun mengulangi pertanyaan di atas. Setelah itu Nabi SAW menjawab: “Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan apapun; dirikanlah shalat; tunaikanlah zakat; jalinlah silaturrahim; dan lepaskanlah unta (yang engkau pegangi) ini”. Menurut riwayat lain: “Sambunglah orang yang memiliki ikatan kekerabat-an denganmu”. Dan ketika lakilaki itu pergi, Nabi SAW bersabda: “Jika orang itu melakukan apa yang aku



15



perintahkan, maka dia akan masuk surga”. [HR. Imam Bukhari dan Muslim, namun redaksi hadits ini adalah dari Imam Muslim].



Dari riwayat Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi SAW bersabda:



‫م‬ ‫ممر ةبنال ن ي‬ ‫ ويي مث ن ة‬،‫ديناير‬ ‫قونم ة ال ت‬ ‫إ ر‬ ‫ممر ل يهمصص م‬ ‫ن الله ل يي معي ت‬ ‫ي‬ ‫مصصوا ي‬ ‫م‬ ‫خل ي ي‬ ‫من نصصذ م ي‬ ‫قهمصص ن‬ ‫م م‬ ‫مصصناي ين نظ يمر إ ةل يي نهةصص ن‬ ‫ وي ي‬،‫ل‬ ‫ال ن‬ ‫ذا ي‬ ‫سصصون ي‬ ‫ قةي ن ي‬.‫م‬ ‫ف ي‬ ‫ل‬ ‫ ويك يي ن ي‬:‫ل‬ ‫ ييصصنا ير م‬،‫ك‬ ‫ب منغاضنا ر ل يهم ن‬ ‫ قيصصنا ي‬،‫ه ؟‬ ‫ )رواه‬.‫م‬ ‫ ب ة‬:‫ل‬ ‫اللصص ة‬ ‫مه م ن‬ ‫م أنرحصصنا ي‬ ‫صصصل يت ةهة ن‬ (‫الطبراني‬



“Sesungguhnya Allah telah meramaikan daerah-daerah suatu kaum; memperbanyak harta-harta mereka dan Allah tidak lagi melihat mereka sejak penciptaan mereka, karena benci kepada mereka”. Kemudian ada yang bertanya: “Bagaimana yang demikian itu bisa terjadi, wahai Rasulullah?”. Nabi SAW menjawab: “Disebabkan jalinan silaturrahim mereka [yang mereka putuskan, pent.]”. [HR. al-Thabarany] PERINGATAN (‫)التنبية‬ Yang dimaksud dengan rahim (kekerabatan) yang wajib dijalin adalah kekerabatan yang bersifat ke-mahram-an, yaitu kekerabatan yang seandainya ada dua orang, yang satu laki-laki, sedangkan yang



16



lain wanita, maka keduanya tidak diperkenankan menikah. Misalnya: Ayah, ibu, saudara, saudari, kakek, nenek, dan seterusnya; paman dan bibi dari jalur ayah; serta paman dan bibi dari jalur ibu. Adapun anak-anak paman dan bibi [yakni para sepupu], maka menjalin silaturrahim dengan mereka sifatnya tidak wajib, sebagaimana diperkenankan adanya pernikahan dengan mereka. (Tahdzib al-Furauq) Diriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah RA bahwa Nabi SAW bersabda kepadanya:



‫ه‬ ‫ي الترفنقي في ي‬ ‫ي ي‬ ‫حظ مصص م‬ ‫ه ي‬ ‫إ ةن م م‬ ‫قد ن ا مع نط ة ي‬ ‫ن ا مع نط ة ي‬ ‫م ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ،‫م‬ ‫ة المر ة‬ ‫صصصل م‬ ‫ن الصصد دن نيينا يوال ة‬ ‫ وي ة‬.‫ة‬ ‫خصصير ة‬ ‫ة‬ ‫مصص ي‬ ‫حصص ة‬ ‫ن ال م م‬ ‫ن‬ ‫ وي م‬،‫واةر‬ ‫وي م‬ ‫ح ن‬ ‫ح ن‬ ‫ ي معي ت‬،‫ق‬ ‫ن ال ن ة‬ ‫مصصيرا ة‬ ‫س م‬ ‫ج ي‬ ‫س م‬ ‫خل ة‬ ‫ي‬ ‫ )رواه‬.‫مصصصناةر‬ ‫ ويي يصصصزة ي‬،‫الصصصد تييناير‬ ‫ن فةصصصي الع ن ي‬ ‫دا ة‬ (‫المنام أحمد‬



Sesungguhnya orang yang diberi sifat belas kasih, sungguh telah memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Menjalin silaturrahim; berbuat baik kepada tetangga; dan berakhlak terpuji; semua itu dapat meramaikan daerah-daerah dan menambah usia-usia. [HR. Imam Ahmad]. Diriwayatkan dari Durrah binti Abi Lahab RA yang berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah manusia yang terbaik?”. Nabi SAW menjawab:



‫م‬ ‫ا يت ن ي‬ ‫ممر م‬ ‫م ةللمر ة‬ ‫م ةللمر ت‬ ‫هصص ن‬ ‫حم ة يوأ م‬ ‫صل مهم ن‬ ‫قناهم ن‬ ‫ب ويا يون ي‬ ‫ )رواه‬.‫ر‬ ‫معنمرون ة‬ ‫ن ال ن م‬ ‫ف ويا ين نهيصصناهم ن‬ ‫ةبنال ن ي‬ ‫من نك يصص ة‬ ‫م ع يصص ة‬ (‫ابو الشيخ‬ 17



Orang yang paling bertaqwa kepada Allah SWT di antara mereka; yang paling (banyak) menjalin silaturrahim; yang paling (banyak) melakukan amar ma'ruf nahy munkar. [HR. Abu al-Syaikh]



Diriwayatkan dari Anas RA berkata: Rasulullah SAW bersabda:



yang



‫ يول‬،‫اضوا‬ ‫ل ي تي ي‬ ‫ ويل ي ت ييبناغ ي م‬،‫داب يمرنوا‬ ‫ ويل ي ت ي ي‬،‫وا‬ ‫قناط يعم ن‬ ‫ وي م‬،‫دوا‬ ‫ ويل ي‬،‫وارنصصنا‬ ‫عيبناد ي الملصصهة إ ة ن‬ ‫كومنوا ة‬ ‫س م‬ ‫تي ي‬ ‫حنا ي‬ ‫خ ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ح د‬ .‫ث‬ ‫جير أ ي‬ ‫يي ة‬ ‫خصصناه م فيصصونقي ث يل ي د‬ ‫ن ي يهن م‬ ‫سل ةم د أ ن‬ ‫م ن‬ ‫ل لة م‬ ‫)رواه البخصصصنار ي وابصصصو داود والنسصصصنائي‬ ‫ن‬ ‫ ي يل نت ي ة‬:‫ه‬ ‫ وييزاد ي فةي ن ة‬.(‫ومسلم والطبراني‬ ‫قييصصنا ة‬ ‫ض هيصص ي‬ ‫ض هيصص ي‬ ‫مصصنا‬ ‫ وي ي‬،‫ذا‬ ‫خي نمرهم ي‬ ‫ذا ويي معنصصير م‬ ‫فيي معنصصير م‬ ‫جن مةة‬ ‫سب ةقم إ ةيل ى ال ن ي‬ ‫ال مذ ة ين ي يب ن ي‬. ‫سل يم ة ي ي ن‬ ‫دامء ةبنال م‬



Janganlah kalian saling memutus (silaturrahim); saling berpaling; saling benci; saling iri hati; dan jadilah kalian hambahamba Allah yang bersaudara. Orang muslim tidak halal mendiamkan (nyatru, bahasa Jawa) saudaranya di atas tiga hari. [HR. Imam Bukhari, Abu Dawud, al-Nasa’i, Muslim dan al-Thabarany]. Dalam riwayat lain ada tambahan: Ketika ada dua orang muslim bertemu, yang satu berpaling dan yang lain juga berpaling. Maka yang terbaik di antara keduanya adalah orang yang memulai salam, di mana dia akan lebih dahulu masuk surga. Imam Malik RA berkata: “Saya tidak menilai sebagai tindakan saling berpaling ( ‫داب يمر‬ ‫)ت ي ي‬, kecuali jika seseorang berpaling dari



18



saudaranya mukanya”.



dengan



memalingkan



Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:



‫ي‬ ‫حصص د‬ ‫جصصير أ ي ي‬ ‫خصصناه م يفصصوقي‬ ‫ل ي يي ة‬ ‫ن ي يهن م‬ ‫سصصل ةم د أ ن‬ ‫م ن‬ ‫ل لة م‬ ‫خص ي‬ ‫ل‬ ‫ت دي ي‬ ‫جير فيونقي ث يل ي د‬ ‫ث يل ي د‬ ‫ن هي ي‬ ‫منا ي‬ ‫ث في ي‬ ‫ في ي‬،‫ث‬ ‫م ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ ويةفي رةيواي يةد لةبصص ن‬،(‫ )رواه ابو داود‬.‫المنناير‬ ‫ يقنا ي‬،‫داوميد‬ :‫م‬ ‫ي‬ ‫صمل ى الله ع يل يي نهة وي ي‬ ‫سصصل م ي‬ ‫ي ي‬ ‫ل الن مب ة د‬ ‫ر‬ ‫حصص د‬ ‫منصصنا فيصصوقي‬ ‫ل ي يي ة‬ ‫مؤ ن ة‬ ‫مصصؤ ن ة‬ ‫ن ي يهن م‬ ‫نأ ن‬ ‫جصصير م‬ ‫ل لة م‬ ‫م د‬ ‫ه‬ ‫ فيل ني ي م‬،‫ث‬ ‫ت ةبصصصهة ث يل ي ح‬ ‫ث يل ي د‬ ‫ يفصصصإ ة ن‬،‫ث‬ ‫قنلصصص م‬ ‫مصصصمر ن‬ ‫ن ي‬ ‫م في ي‬ ‫قد ة‬ ‫م ع يل يي ن ة‬ ‫ يفإ ن‬،‫ه‬ ‫سل ي‬ ‫ن يرد م ع يل يي نهة ال م‬ ‫ويل ني م ي‬ ‫سل ت ن‬ ‫شصصت يير ي‬ ‫ا ن‬ ‫م ييصمرد م ع يل ينيصهة‬ ‫ يوإ ن‬،‫ر‬ ‫كنا ةفصي ال ن‬ ‫ن يلص ن‬ ‫جص ة‬ ‫ن‬ ‫في ي‬ ‫ وي ي‬،‫م‬ ‫م ة‬ ‫خصصير ي‬ ‫م ي‬ ‫سصصل ت م‬ ‫ج ال م‬ ‫مصص ي‬ ‫قصصد ن ب يصصنايء ب ةصصنالث ن ة‬ ‫جيرةة‬ ‫ال نهم ن‬.



Orang muslim tidak boleh mendiamkan (nyatru, bahasa Jawa) saudaranya lebih dari tiga hari. Barangsiapa mendiamkan saudaranya di atas tiga hari, kemudian dia meninggal dunia, maka dia masuk neraka. [HR. Abu Dawud]. Dalam riwayat Abu Dawud yang lain disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda: Orang mukmin tidak halal mendiamkan saudaranya sesama mukmin lebih dari 3 hari. Jika telah lewat tiga hari, maka hendaknya si mukmin mengajak bicara dan memulai mengucapkan salam kepada saudaranya sesama muslim. Maka jika saudaranya itu menjawab salam, berarti keduanya sama-sama memperoleh pahala;



19



namun jika saudaranya itu tidak menjawab salam, maka saudaranya tersebut kembali dengan membawa dosa, sedangkan si mukmin yang memulai salam terbebas dari [dosa] mendiamkan saudaranya. PERINGATAN (‫ه‬ ‫)ت ين نةبي ن‬ Yang dimaksud dengan mendiamkan orang lain (‫ة‬ ‫جصصير ن‬ ‫ )هم ن‬adalah seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari 3 hari tanpa ada alasan syar’iy. Sedangkan yang dimaksud dengan saling berpaling (‫داب ينر‬ ‫)يتصص ي‬ adalah seorang muslim bertemu saudaranya, lalu dia memalingkan muka dari saudaranya tersebut. Yang dimaksud dengan ‫ )الت م ي‬adalah perubahan saling membenci (‫ن‬ ‫شنا م‬ ‫ح ن‬ suasana hati yang menyebabkan salah satu dari perilaku mendiam-kan orang lain dan/atau saling berpaling serta menyakiti hati. Dari sini benar jika dikatakan bahwa sikap-sikap di atas tergolong perilaku memutus silaturrahim. Demikian pendapat Ibnu Hajar RA dalam al-Zawajir. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA yang berkata: Rasulullah SAW bersabda:



‫ح د‬ ‫قيينا‬ ‫ن ال نت ي ي‬ ‫جمر فيونقي ث يل يث يةة ا يمينا‬ ‫ل ي يي ة‬ ‫ل ال نهم ن‬ ‫ فينا ة ة‬،‫م‬ ‫د‬ ‫شصصت يير ي‬ ‫منا ا ن‬ ‫ن‬ ‫ ويا ة ن‬،‫ر‬ ‫كنا فةصصي ال ي ن‬ ‫م اي ي‬ ‫في ي‬ ‫حد مهم ي‬ ‫سل م ي‬ ‫جصص ة‬ ‫م ي ميرد ن ب يرةئي هي ي‬ ،‫خمر‬ ‫ن ال ةث نم ة وييبنايء ب ةهة ال ي ي‬ ‫ذا ة‬ ‫لي ن‬ ‫م ي‬ ‫ه يقنا ي‬ ‫ن‬ ‫ح ة‬ ‫ ويا ة ن‬:‫ل‬ ‫ويا ن ن‬ ‫مت ييهصصنا ة‬ ‫منا م‬ ‫منايتنا ويهم ي‬ ‫ن ي‬ ‫سب م م‬ ‫جيرا ة‬ ‫ )رواه الطصصبراني‬.‫ة‬ ‫جن مصص ة‬ ‫جت ي ة‬ ‫ن ةفي ال ن ي‬ ‫ل ي يي ن‬ ‫ميعنا ة‬ (‫في الوسط‬. 20



Tidak halal mendiamkan orang lain (nyatru, bahasa Jawa) lebih dari 3 hari. Jika kedua orang yang nyatru itu bertemu, kemudian salah satunya mengucapkan salam dan yang lain menjawabnya, maka keduanya sama-sama memperoleh pahala. Jika salamnya tidak dijawab, maka orang yang mengucapkan salam terbebas dari dosa; sedangkan orang yang menolak menjawab salam, kembali dengan membawa dosa. Ibnu Abbas RA berkata: Saya mengira Rasulullah SAW bersabda: Jika kedua orang itu meninggal dunia dalam status saling mendiamkan diri (nyatru), maka keduanya tidak akan berkumpul di surga. [HR. alThabarany dalam al-Mu’jam al-Ausath]. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud RA secara mauquf dengan sanad bagus:



،‫م‬ ‫ن قيد ن د ي ي‬ ‫جمر المر م‬ ‫ل ي ي يت ييهنا ي‬ ‫خل ي ةفي ال ة ن‬ ‫جل ي ة‬ ‫سصصل ي ة‬ ‫مصصنا‬ ‫إ ةل م ي‬ ‫منا ة‬ ‫ه ي‬ ‫ج اي ي‬ ‫خير ي‬ ‫جعي إ ةيل ى ي‬ ‫حمت ى ي ينر ة‬ ‫من ن م‬ ‫حد مهم ي‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ج ة‬ ‫ه ب ةصصأ ن‬ ‫ ويمر م‬،‫ه‬ ‫خير ي‬ ‫ه فيي م ي‬ ‫سصصل ت م‬ ‫ن ي يصصأت ةي ي م‬ ‫جصصونع م م‬ ‫من نصص م‬ ‫ع يل يي نهة‬. Tidak nyatru antara dua orang yang telah masuk dalam Islam, kecuali salah satunya telah keluar dari Islam, sampai dia kembali kepada apa yang menyebabkan dia keluar dari Islam. Kembalinya kepada Islam adalah dengan cara dia mendatangi saudaranya (yang didiamkan) dan mengucapkan salam kepadanya.



21



Al-Bazzar meriwayatkan dengan sanad shahih bahwa Nabi SAW bersabda:



‫ن ير م ي‬ ،‫م‬ ‫ن دي ي‬ ‫يلصصصون ا ي م‬ ‫خل ي ةفصصصي ال ة ن‬ ‫سصصصل ي ة‬ ‫جلنيصصص ة‬ ‫ ل ي ي‬،‫جيرا‬ ‫ن‬ ‫جصصنا ي‬ ‫منا ي‬ ‫خنارة ر‬ ‫ن اي ي‬ ‫كصصنا ي‬ ‫يفصصناهنت ي ي‬ ‫حصصد مهم ي‬ ‫عصص ة‬ ‫ ي يعنةن ى ال م‬،‫ع‬ ‫منا‬ ‫م ة‬ ‫ج ي‬ ‫سل يم ة ي‬ ‫ال ة ن‬. ‫من نهم ي‬ ‫ظنال ة ي‬ ‫حمت ى ي ينر ة‬



Seandainya ada dua orang telah masuk Islam, lalu keduanya saling nyatru; maka salah satunya telah keluar dari Islam, sampai dia kembali [ke dalam Islam dengan cara memulai menegur salam kepada saudaranya sebagaimana hadits di atas, pent]. Yang dimaksud dengan pihak yang keluar dari Islam di sini adalah orang yang zhalim di antara keduanya. FAIDAH Ibnu Hajar RA berpendapat dalam alZawajir: “Hal yang lebih mirip [yakni lebih relevan, pent.] adalah sesungguhnya mendiamkan orang muslim lain (nyatru, bahasa Jawa) lebih dari 3 hari, termasuk dosa besar, karena di dalamnya terdapat sikap memutus silaturrahim, menyakiti hati dan merusak (hubungan). Dan dikecualikan dari keharaman nyatru, beberapa permasalahan yang dikemukakan oleh para imam. Intinya adalah jika nyatru dapat mendatangkan kebaikan terhadap aspek keagamaan orang yang nyatru (‫جنر‬ ‫ ) ي‬dan di-satru (‫جونر‬ ‫مه ن م‬ ‫هنا ة‬ ‫) ي‬, maka



22



hukumnya nyatru boleh. Jika tidak demikian, maka hukumnya tidak boleh. Saya [yakni penulis, Hadlratus Syaikh K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari, semoga Allah SWT memaafkan beliau, kedua orang tua, guru-guru dan seluruh umat Islam] berpendapat: “Saya melihat dengan mata kepala sendiri bahwa nyatru yang terjadi di tengah-tengah kita pada masa ini tidak mendatangkan kebaikan terhadap aspek keagamaan orang yang nyatru maupun yang di-satru; dan juga tidak mendatangkan kebaikan pada aspek keduniaan kedua belah pihak. Bahkan nyatru yang terjadi saat ini, justru mendatangkan kerusakan terhadap aspek keagamaan maupun keduniaan sebagaimana yang dipahami oleh orang yang mau merenungkannya secara jeli; sehingga nyatru di sini termasuk dosa besar, karena dapat mendatangkan kerusakan pada aspek keagamaan dan keduniaan, serta mendatangkan sikap saling iri hati dan saling membenci. Wallahu A’lam. CABANG Jika kita mengacu pada pendapat penulis al-‘Uddah, yakni bahwa nyatru orang muslim lain lebih dari 3 hari termasuk dosa kecil; dan dia terus-menerus melakukan perbuatan nyatru, maka posisi-nya menempati perbuatan dosa besar. Batasan



23



terus-menerus adalah dosa kecil itu berulang-ulang dilakukan oleh seseorang dengan intensitas yang mengisyaratkan minimnya perhatian si pelaku terhadap agamanya; dan sikap ‘meremehkan agamanya’ itulah yang menempatkan dosa kecil yang terus-menerus pada posisi dosa besar; sehingga hal itu menyebabkan kesaksian maupun riwayatnya [harus] ditolak. Demikian juga jika terhimpun berbagai macam dosa kecil sehingga himpunan dosa kecil itu terasa seperti dosa besar yang paling kecil. Demikian pendapat yang dikemukakan oleh Syaikh ‘Izzuddin bin ‘Abdissalam RA dalam Qawa’id al-Ahkam f Mashalih al-Anam. Jika kita merujuk pada pendapat bahwa nyatru seperti keterangan di atas, tergolong dosa besar, maka seseorang menjadi fasiq sebab perbuatan nyatru, meskipun tidak dilakukan secara terus-menerus; dan sikap ‘adalah-nya (kualitas moralnya) maupun hak walinya terhadap wanita objek perwalian, menjadi gugur; persaksian dan riwayatnya juga tertolak. Maka renungkanlah peringatan ini!. Sesungguhnya hal itu sangat penting; dan terkadang orang-orang ‘alim (khusus) saja lalai dalam masalah ini, apalagi orangorang awam. Diriwayatkan dari al-A’masy RA yang berkata: Ibnu Mas’ud RA duduk pada suatu halaqah (majlis pertemuan) setelah shalat



24



Shubuh, kemudian dia berkata: “Saya bersumpah kepada Allah SWT terkait orang yang memutus silaturrahim jika dia berada di tengah-tengah kita, bahwa sesungguhnya saya ingin kita berdo’a kepada Rabb kita, namun sungguh pintu-pintu langit itu ditutup dikarenakan keberadaan orang yang memutus silaturrahim”. [HR. al-Thabarany]. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa RA yang berkata: Kami sedang duduk-duduk bersama Nabi SAW dan beliau bersabda:



‫م فيت رصص ى‬ ‫ في ي‬.‫م‬ ‫م يقناط ةعم ير ة‬ ‫ل ي يم ي‬ ‫قنا ي‬ ‫سيننا ال ني يون ي‬ ‫جنال ة م‬ ‫ح د‬ ‫ي‬ ‫ه قيد ن ي‬ ‫منا‬ ‫حل ي ي‬ ‫قةة فيأيت ى ي‬ ‫خنال ي ر‬ ‫ة‬ ‫كنا ي‬ ‫ن ال ن ي‬ ‫ن ب يي نن يهم ي‬ ‫ة لي م‬ ‫م ي‬ ‫ي‬ ‫ض ال م‬ ‫ت‬ ‫سصصت يغن ي‬ ‫ست يغن ي‬ ‫فير ليهنا يوا ن‬ ‫ يفنا ن‬،‫ئ‬ ‫فير ن‬ ‫شي ن ة‬ ‫ب مغن م‬ ‫قصصنا ي‬ ‫ي‬ ‫ في ي‬.‫س‬ ‫م ي‬ ‫م ن‬ ‫عناد ي إ ةيل ى ال ن ي‬ ‫ ث م م‬،‫ه‬ ‫لي م‬ ‫ل الن مب ةصص در‬ ‫جل ةصص ة‬ ‫ة لي‬ ‫مص ي‬ ‫ن المر ن‬ ‫ إ ة م‬:‫م‬ ‫صمل ى اللصه ع يل ينيصهة وي ي‬ ‫ح ي‬ ‫سصل م ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ت ين نزة م‬ ‫ )رواه‬.‫م‬ ‫م يقناط ةعم ير ة‬ ‫ل ع يل ى قيونم د فةي نهة ن‬ ‫ح د‬ (‫ابو نعيم الصفهناني في الحلية‬



“Jangan sampai orang yang memutus silaturrahim ikut duduk-duduk bersama kita”. Kemudian seorang pemuda bangkit meninggalkan halaqah (majlis), lalu dia menemui bibinya, karena sesungguhnya telah terjadi suatu kebencian antara si pemuda dengan bibinya tersebut; lalu pemuda itu meminta maaf kepada bibinya, dan bibinya juga meminta maaf kepada si pemuda. Selanjutnya pemuda itu kembali lagi ke majlis, kemudian Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Rahmat tidak akan turun kepada suatu kaum yang mana di antara



25



mereka ada orang yang memutus silaturrahim”. [HR. Abu al-Nu’aim Ashfahany dalam al-Hulyah].



tali al-



NUKTAH Yang dimaksud dengan memutus silaturrahim yang diharamkan adalah memutus suatu kebiasaan yang dilakukan terhadap sanak kerabat, yaitu mengawali silaturrahim dan berbuat baik kepada mereka; baik dalam bentuk harta, suratmenyurat (korespondensi), kunjungan, dan lain-lain. Maka memutus semua itu setelah terbiasa melakukannya, tanpa ada udzur syar’iy, tergolong dosa besar, karena hal itu dapat meresahkan, menjauhkan dan menyakiti jiwa. Benar jika dikatakan bahwa orang tersebut telah memutus silaturrahim. Demikian pendapat Syaikh Ibnu Hajar RA dalam al-Zawajir. Maka renungkanlah keterangan di atas!, semoga Allah SWT memberi Taufiq kepada Anda agar senantiasa taat kepadaNya dan kepada Rasul-Nya. Sesungguhnya keburukan orang yang memutus silaturrahim menjalar kepada teman-teman semajlisnya maupun masyarakatnya, yakni mereka ikut tercegah dari naungan rahmat



26



sebagaimana si pelaku itu sendiri. Jika yang demikian ini adalah dampak buruk dari memutus silaturrahim yang diterima oleh orang-orang (kaum) yang menjadi teman duduk pemutus silaturrahim, maka bagaimana pendapat Anda terhadap [dampak buruk yang menimpa] pemutus silaturrahim itu sendiri?. Maka sadarkan diri Anda, bahwa memutus silaturrahim merupakan sesuatu yang sangat menakutkan [dampak buruknya, pent.]. Saya memohon kepada Allah SWT, semoga Allah SWT memberikan Taufiq kepada Anda untuk senantiasa menjalin silaturrahim, meskipun hanya di dalam hati sekalipun. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Dzat Yang Berhak mengabulkan do’a-do’a. Ibnu ‘Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:



‫م‬ ‫ث يل ي ح‬ ‫م يفصصونقي مرؤ مون ة‬ ‫سصصهة ن‬ ‫صصصل يت مهم ن‬ ‫ث ل ي ت منريفصصعم ي‬ ‫ رج ح ي‬،‫شبرا‬ ،‫ن‬ ‫ه ك يصصنارةهمون ي‬ ‫ة نر ي م‬ ‫لأ م‬ ‫م ل يصص م‬ ‫منا ويهمصص ن‬ ‫م قيون ر‬ ‫ي‬ ‫ح‬،‫خط‬ ‫سصصنا ة‬ ‫ت وييزون م‬ ‫جيهصصنا ع ين نيهصصنا ي‬ ‫مصصيرأة ح يبصصنات ي ن‬ ‫يوا ن‬ ‫ )رواه ابصصن مصصناجه‬.‫ن‬ ‫ويأ ي ي‬ ‫صصصنارة ي‬ ‫ن م‬ ‫مت ي ي‬ ‫منا ة‬ ‫وا ة‬ ‫خصص ي‬ (‫وابن حبنان‬ Tiga orang yang (pahala) shalatnya tidak terangkat sejengkal pun dari kepalanya, yaitu: laki-laki yang mengimami shalat suatu kaum, sedangkan mereka membencinya; wanita yang tidur malam, sedangkan sang suami marah kepadanya; dan dua orang



27



bersaudara yang saling memutus silaturrahim. [HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban]. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda:



‫م‬ ‫تم ن‬ ‫ب ال ن ي‬ ‫وا م‬ ‫فت يصص م‬ ‫ن ويي يصصون ي‬ ‫جن مصصةة ي يصصون ي‬ ‫ح ا يب نصص ي‬ ‫م ال ةث نن يي نصص ة‬ ‫شصصرة ي‬ ‫فصصمر ل ةك مصص تر‬ ‫ل ع يب نصصد د ل ي ي م ن‬ ‫ك‬ ‫ ويي مغن ي‬،‫س‬ ‫ال ن ي‬ ‫خ ة‬ ‫مي نصص ة‬ ‫ل ي‬ ‫ج ح‬ ‫ةبناللهة ي‬ ‫ن اي ة‬ ‫خي نصصهة‬ ‫كنا ي‬ ‫شي نرئنا ا ةل م ير م‬ ‫ن ب يي نن ي م‬ ‫ه ويب يي نصص ي‬ ‫قصصنا م‬ ‫ي‬ ‫حمتصص ى‬ ‫ فيي م ي‬،‫حيننامء‬ ‫ظصصمرنوا ي‬ ‫ل ا ين ن ة‬ ‫ن ي‬ ‫شصص ن‬ ‫هصصذ يي ن ة‬ (‫ )رواه مسلم‬.‫حنا‬ ‫صط يل ة ي‬ ‫يي ن‬



Pintu-pintu surga dibuka pada hari senin dan kamis; dan diampuni [dosa-dosa] setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan apapun, kecuali orang yang memiliki permusuhan dengan saudaranya. Maka dikatakan: “Tunggulah dua orang [yang bermusuhan] ini, sampai keduanya berdamai”. [HR. Muslim] Abu Dawud RA berkata: “Jika nyatru itu karena Allah, maka nyatru tersebut tidak termasuk dalam cakupan hadits di atas, karena sesungguhnya Nabi SAW pernah mendiamkan sebagian istri beliau selama 40 hari; dan Ibnu Umar RA pernah mendiamkan puteranya sampai beliau wafat”. Saya, al-Faqir ila Allah Ta’ala [yaitu K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari, semoga Allah SWT memaafkannya, kedua orang tuanya dan seluruh umat Islam] berpendapat: “Adapun nyatru karena Allah SWT yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW, maka



28



‫قمبصصون ح‬ dapat diterima (‫ل‬ ‫م ن‬ ‫م ي‬ ‫م وي ي‬ ‫سصصل م ح‬ ‫ ;)في م‬demikian juga jika dinisbatkan kepada Ibnu ‘Umar RA. Sedangkan jika dinisbatkan kepada orang seperti kita, maka masih membutuhkan analisa yang mendalam dan melakukan penalaran. Sungguh saya pernah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada seorang ahli ilmu yang sangat tekun beribadah, dia shalat di malam hari dan berpuasa di siang hari; tidak berbicara kecuali sekiranya mendesak; sudah berulang-ulang menunaikan haji; sehingga dia menjadi Syaikh Thariqah Naqsyabandiyah. Dalam sebagian hariharinya, dia mengasingkan diri dari masyarakat dan tinggal di sebuah rumah. Dia tidak keluar kecuali untuk shalat jama’ah dan mendidik masyarakat tentang tata cara dzikir. Pada suatu hari, dia keluar untuk shalat jum’at, ketika tiba di masjid, dia marah terhadap orang-orang yang hadir di masjid dan mengumpat mereka dengan perkataan kotor, kemudian dia bergegas pulang ke rumahnya. Pada hari yang lain, ada seorang menteri datang ke rumah orang alim itu untuk meminta do’a agar hidupnya sejahtera, lalu menteri itu memberi sejumlah uang kepadanya. Orang alim itu menerima uang itu dan mendo’akan sang menteri, serta menemui menteri itu dengan sikap lemah lembut dan lapang dada. Selang beberapa hari, saya mendatangi orang alim



29



itu di rumahnya, saya berdiri di depan rumahnya dalam waktu yang lama. Saya memanggilnya beberapa kali, namun dia tidak menjawabnya sampai datang istrinya di balik pintu, dan berkata: “Sesungguhnya saudara Anda tidak senang keluar dari tempatnya untuk menemui siapapun”. Saya berkata kepada wanita itu: “Beritahukan kepadanya, bahwa saudaranya, yaitu Muhammad Hasyim Asy’ari ingin menemuinya, maka hendaklah dia keluar rumah. Jika tidak mau keluar, maka saya akan masuk ke rumahnya dan memaksanya keluar”. Lalu si istri memberitahukan kepada orang alim tersebut, kemudian dia keluar menemuiku. Saya bertanya: “Wahai saudaraku, saya mendengar bahwa engkau melakukan ini dan itu, apa yang membuat Anda berbuat demikian?”. Dia menjawab: “Sesungguhnya saya melihat orang-orang bukan dalam bentuk mereka yang sebenarnya; saya melihat mereka seperti kerakera”. Saya menjawab: “Mungkin syaitan telah menyihir kedua mata Anda dan menimpakan waswas di hati Anda; dan syaitan itu berkata [kepada Anda]: ‘Diamlah di rumahmu dan jangan keluar darinya, agar orang-orang meyakini bahwa engkau adalah seorang waliyullah, sehingga mereka akan berdatangan kepadamu untuk bertamu, meminta barokah, dan mereka memberimu hadiah yang banyak’. Wahai saudaraku,



30



renungkanlah dengan bijak, sungguh Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash RA: “Sesungguhnya tamumu mempunyai hak atasmu”. Rasulullah SAW juga bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia menghormati tamunya”. Setelah beberapa hari, orang alim itu datang ke rumahku dan berkomentar: “Engkau benar, wahai saudaraku. Sekarang saya meninggalkan ‘uzlah-ku [yakni mengasingkan diri dari masyarakat, pent.] dan saya melakukan kegiatan seperti orang-orang pada umumnya”. Sikap tersebut berlanjut hingga orang alim tersebut wafat –semoga Allah SWT merahmatinya–. Sudah maklum bahwa terjadi perselisihan pendapat dalam masalah furu’ [detail-detail ajaran Islam] di antara para Shahabat, padahal mereka adalah umat yang terbaik. Namun masing-masing tidak saling bertengkar; tidak saling memusuhi; dan tidak saling menisbatkan kesalahan maupun keteledoran kepada pihak lain. Demikian juga terjadi perselisihan pendapat dalam masalah furu’ di antara Imam Abu Hanifah RA dan Imam Maliki RA dalam banyak hal, bahkan jumlah perselisihan pendapat di antara keduanya paling tidak mencapai 14.000 masalah dalam bab ibadah dan mu’amalah; dan antara Imam Ahmad



31



bin Hanbal RA dengan gurunya, yaitu Imam Syafi’i RA dalam banyak masalah juga. Namun masing-masing tidak saling memusuhi, saling menghina, saling dendam maupun saling menisbatkan kesalahan dan keteledoran kepada pihak lain; bahkan mereka senantiasa saling mencintai dan memprioritaskan saudaran mereka, serta saling mendo’akan kebaikan satu sama lain. Disebutkan bahwa ketika Imam Syafi’i RA berziarah ke makam Imam Abu Hanifah RA, beliau tinggal di sana selama 7 hari dengan terus-menerus membaca al-Qur’an. Setiap kali mengkhatamkan satu khataman al-Qur’an, Imam Syafi’i RA menghadiahkan pahalanya kepada Imam Abu Hanifah RA. Dan sesungguhnya Imam Syafi’i RA tidak pernah membaca qunut pada waktu shalat shubuh selama beliau tinggal di kubah Imam Abu Hanifah RA. Ketika Imam Syafi’i RA pulang, ada sebagian murid beliau yang bertanya: “Mengapa Anda tidak membaca qunut selama tinggal di kubah Imam Abu Hanifah?”. Imam Syafi’i RA menjawab: “Sesungguhnya Imam Abu Hanifah RA tidak berpendapat atas kesunahan membaca qunut dalam shalat shubuh. Oleh karena itu, saya meninggalkan bacaan qunut sebagai bentuk tata krama kepada beliau”. Demikian juga terjadi perselisihan pendapat di antara Imam al-Rofi’i RA dan Imam al-Nawawy RA dalam banyak masalah;



32



antara Imam Ahmad bin Hajar [Ibn Hajar] RA dengan Imam Muhammad al-Romly RA; dan antara para pengikut mereka. Namun masing-masing tidak saling bertengkar, saling memusuhi maupun saling menisbatkan kesalahan dan keteledoran kepada pihak lain, bahkan mereka saling mencintai, saling menjaga persaudaraan dan memprioritaskan pihak lain. Jika Anda sudah mengetahui bentuk (model) perselisihan di atas, maka Anda memahami bahwa apa yang terjadi di tengah-tengah kita, mulai dari pertengkaran, permusuhan dan pemutusan silaturrahim yang disebabkan perbedaan pendapat dalam satu atau beberapa masalah saja adalah bagian dari tipu daya syaitan; serta bagian dari persaingan dan saling bermegah-megahan di antara sesama saudara dan para pengikut hawa nafsu. Sungguh Allah SWT berfirman dalam Surat Shad: 26 Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.



Rasulullah SAW juga bersabda:



33



‫ي‬ ‫ن ا منر ة‬ ‫سد ي‬ ‫ن ي‬ ‫ ب ةأفن ي‬،‫م‬ ‫ي‬ ‫جنائ ةيعنا ة‬ ‫منا ذ ةئ نيبنا ة‬ ‫سل ي ةفي غ ين ي د‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ن ة‬ ‫ل ييهصصنا ة‬ ‫مصصنرةء ع يلصص ى ال ي‬ ‫ص ال ي‬ ‫مصصنا ة‬ ‫مصص ن‬ ‫حصصنر ة‬ ‫يوال م‬ ‫ )رواه المصصنام أحمصصد‬.‫ه‬ ‫ف ةلصصد ةي نن ة ة‬ ‫شصصير ة‬ :‫ وقصنال الترمصذ ي‬.(‫والنسنائي والترمصذ ي‬ ‫ وفي رواية لجصصنابر رضصصي‬.‫حسن صحيح‬ ‫ن‬ ‫ن فةصصي‬ ‫ن ي‬ ‫ ي‬:‫الله عنه‬ ‫ن ي يأت ةي يصصنا ة‬ ‫ض يصصنارةيينا ة‬ ‫منا ذ ةئ نيبنا ة‬ ‫غ ين يصصم د ي‬ ‫ن‬ ‫ب رة ي‬ ‫س ة‬ ‫غصنا ي‬ ‫عناؤ مهيصصنا ب ةأفن ي‬ ‫مص ن‬ ‫سصصد ي ةللن مصصنا ة‬ ‫ب ال م‬ ‫ن‬ ‫مؤ ن ة‬ ‫شير ة‬ ‫ح ت‬ ‫ م‬. ‫ن ال ن م‬ ‫ف يوال ن ي‬ ‫منا ة‬ ‫م ة‬ ‫ل ل ةد ةي ن ة‬ Dua serigala kelaparan yang dilepas ke tengah-tengah (kumpulan) domba tidak lebih membahaya-kan dibanding sikap tamak seseorang terhadap harta benda dan kemulyaan dalam agamanya. [HR. Imam Ahmad, al-Nasaa'i dan al-Tirmidzi.] Imam alTirmidzi berkata: Status hadits ini Hasan Shahih. Dalam riwayat Jabir RA disebutkan: Dua serigala galak yang dilepas di tengahtengah (kumpulan) domba yang ditinggal oleh penggembalanya, tidak lebih membahayakan (merusak) bagi umat manusia dibanding cinta (ketamakan) pada kemulyaan dan harta benda terhadap agama orang mukmin”. Seorang penyair berkata:



‫ت‬ ‫ت يتناب يعن ي‬ ‫إ ةيذا ا ين ن ي‬ ‫و ى يقناد ي ي‬ ‫ك‬ ‫ال نهي ي‬ ‫و ى‬ ‫ال نهي ي‬



‫إ ةيل ى ك م ت‬ ‫منا فةي نهة‬ ‫ل ي‬ ‫ع يل يي ن ي‬ ‫قنا ح‬ ‫ل‬ ‫م ي‬ ‫ك ي‬



Jika engkau mengikuti hawa nafsu, maka ia akan menuntunmu Kepada setiap hal yang engkau memiliki pendapat [untuk membenarkannya, pent.].



34



Kita berharap agar saudara-saudara kita sesama muslim dan para ulama’ yang muttaqin, agar mengikuti para Shahabat, para imam, dan para ulama’ yang mengamalkan ilmunya lagi shalih. Demikian juga kita perlu mengikuti mereka semua. Ini adalah akhir kitab AL-TIBYAN. Semoga Allah SWT memberikan Taufiq kepada kita dan kepada Anda untuk melakukan apa yang diridhai-Nya; semoga Allah SWT mengampuni setiap hinaan yang pernah keluar dari (mulut) kita; dan semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita dengan penjagaan dan pemeliharaan-Nya, di manapun kita berada. Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Dermawan, Maha Mulya, Maha Belas Kasih lagi Maha Penyayang. Semoga Sholawat, Salam dan Barokah senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga beliau dan para shahabat sekalian. Penulis [yakni Hadlratus Syaikh K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari, semoga Allah SWT mengampuninya, kedua orang tuanya, guru-gurunya dan seluruh umat Islam] berkata: “Saya menyelesaikan penulisan ALTIBYAN ini pada hari Senin, 20 Syawwal 1360 H di rumahku, Tebuireng – Jombang. Semoga Allah SWT menjaga karya ini dari keburukan dan kerusakan.



35



‫حنان ي ي‬ ‫م‬ ‫م ويت ي ة‬ ‫سب ن ي‬ ‫م فةي نيهنا م‬ ‫حي مت مهم ن‬ ‫ك الل مهم م‬ ‫واهم ن‬ ‫د يع ن ي‬ ‫ي‬ ‫س ي‬ ‫ ويأ ة‬.‫لمح‬ ‫دِ للهة‬ ‫م م‬ ‫ن ال ن ي‬ ‫فةي نيهنا ي‬ ‫ح ن‬ ‫واهم ن‬ ‫م اي ة‬ ‫خمر د يع ن ي‬ ‫ن‬ ‫ب ال نيعنال ي ة‬ ‫ير ت‬. ‫مي ن ي‬



Doa mereka di dalam surga ialah: “Subhanakallahumma”, dan salam penghormatan mereka ialah: “Salam”. Dan penutup doa mereka ialah: “Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamin”.



36



‫ي‬ ‫ي‬ ‫ة ال ن ي‬ ‫م ي‬ ‫م م‬ ‫سنا ة‬ ‫ن انل ي‬ ‫قد ت ي‬ ‫م‬ ‫س ت‬ ‫قنان مون ة‬ ‫مناءة‬ ‫معةي مةة ن يهن ي‬ ‫لة ي‬ ‫اضةة ال نعمل ي ي‬ ‫ج ن‬



MUQADDIMAH QANUN ASASI JAM’IYYAH NAHDLATUL ULAMA’ [NU]



Segala puji bagi Allah SWT. [Surat al-Furqan: 1] Maha Suci Allah yang telah menurunkan alFurqan (al- Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.



[Surat al-Baqarah: 251] Kemudian Allah memberikan kepadanya (Dawud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya.



[Surat al-Baqarah: 269] Allah menganugerahkan al-Hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang



37



dianugerahi hikmah, ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak.



telah



[Surat al-Ahzab: 45-46] Hai nabi, Sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan. Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. [Surat al-Nahl: 125] Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [Surat al-Zumar: 17-18] Sampaikanlah berita itu kepada hambahamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal. [Surat al-Isra’: 111]



38



Dan Katakanlah: "Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. [Surat al-An’am: 153] Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. [Surat al-Nisa’: 59] Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [Surat al-A’raf: 157] Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.



39



[Surat al-Hasyr: 10] Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." [Surat al-Hujurat: 13] Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. [Surat Fathir: 28] Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. [Surat al-Ahzab: 23] Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah



40



mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggununggu dan mereka tidak merobah (janjinya) [Surat al-Taubah: 119] Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. [Surat Luqman: 15] Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. [Surat al-Anbiya’: 7] Maka tanyakanlah olehmu kepada orangorang yang berilmu, jika kamu tiada Mengetahui.



[Surat al-Isra’: 36] Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. [Surat Ali Imran: 7]



41



Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orangorang yang berakal.



[Surat al-Nisa’: 115] Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orangorang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. [Surat al-Anfal: 25] Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan



42



Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya. [Surat Hud: 113] Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka. [Surat al-Tahrim: 6] Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [Surat al-Anfal: 21-22] Dan janganlah kamu menjadi seperti orangorang (munafik) vang Berkata "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan. Sesungguh-nya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun. [Surat Ali Imran: 104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf



43



dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. [Surat al-Ma’idah: 2] Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. [Surat Ali Imran: 200] Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. [Surat Ali Imran: 103] Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; [Surat al-Anfal: 46] Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah.



44



Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.



[Surat al-Hujurat: 10] Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [Surat al-Nisa’: 66-68] Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka). Dan kalau demikian, pasti kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi kami. Dan pasti kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.



[Surat al-Ankabut: 69]



45



Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalanjalan kami. dan Sesungguhnya Allah benarbenar beserta orang-orang yang berbuat baik. [Surat al-Ahzab: 56] Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orangorang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. [Surat al-Syura: 38] Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. [Surat al-Taubat: 10] Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. dan mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. Amma Ba’du. Sesungguhnya berkumpul, tolong-menolong, bersatu, dan



46



saling mengasihi adalah perkara yang manfaatnya diketahui oleh setiap orang. Rasulullah SAW bersabda:



‫شصصناذ م‬ ‫شصصذ م ال م‬ ‫ فيصصإ ةيذا ي‬،‫ة‬ ‫مناع يصص ة‬ ‫مصصعي ال ن ي‬ ‫ج ي‬ ‫ي يد م اللهة ي‬ ‫شصصي ن ي‬ ‫ه ال م‬ ‫ف‬ ‫مصصنا ي ي ن‬ ‫ ا ة ن‬،‫م‬ ‫خت يط ةصص م‬ ‫ة‬ ‫طنا م‬ ‫ن كي ي‬ ‫خت يط يفي م‬ ‫من نهم ن‬ ‫م ي ن‬ ‫ب ال م‬ ‫شناة ي ة‬ ‫الذ تئ ن م‬. ‫ن الغين يم ة‬ Pertolongan Allah itu bersama jama’ah (kelompok). Barangsiapa menyendiri dari jama’ah, maka syaitan akan memangsanya sebagaimana serigala memangsa domba yang sendirian. [HR. al-Suyuthy]



‫م‬ ‫ه ي ينر ي‬ ‫إة م‬ ‫م ث يل يث رصصنا وي ي يك نصصيره م ل يك مصص ن‬ ‫ضصص ى ل يك مصص ن‬ ‫ن الل ي‬ ‫ي‬ ‫ن ت يعنب مصصصد مونه م وي ل ي‬ ‫مأ ن‬ ‫ فيي ينر ي‬.‫ث يل يث رصصصنا‬ ‫ضصصص ى ل يك مصصص ن‬ ‫ي‬ ‫شرةك م‬ ‫وا ب ةهة ي‬ ‫تم ن‬ ‫ل‬ ‫ن ت يعنت ي ة‬ ‫وا ب ة ي‬ ‫ وي أ ن‬،‫شصصي نرئنا‬ ‫صصص م‬ ‫حب نصص ة‬ ‫م ن‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫وا‬ ‫مي نعرصصنا وي ل ي ت ي ي‬ ‫ج ة‬ ‫صصص م‬ ‫ وي أ ن‬،‫وا‬ ‫اللهة ي‬ ‫ن ت ييننا ي‬ ‫ح ن‬ ‫فمرقمصص ن‬ ‫ي‬ ‫م قةي نصص ي‬ ‫ل‬ ‫ وي ي يك نيره م ل يك مصص ن‬.‫م‬ ‫ميرك م ن‬ ‫هأ ن‬ ‫ن ويل مهم الل م‬ ‫ي‬ ‫م ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫وي قصصصنا ي‬ ‫سصصص ي‬ ‫ة‬ ‫ضصصصناع ي م‬ ‫ وي إ ة ي‬،‫ل‬ ‫ وي كث نصصصيرةم ال د‬،‫ل‬ ‫ؤا ة‬ ‫ل‬ ‫ال ن ي‬. ‫منا ة‬ Sesungguhnya Allah meridhai kalian dalam 3 perkara dan membenci kalian dalam 3 perkara. Allah meridhai kalian untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukanNya dengan apapun; meridhai kalian untuk berpegang teguh kepada tali agama Allah secara keseluruhan dan tidak berpecah belah; dan meridhai kalian untuk menasehati orang yang dijadikan penguasa oleh Allah atas urusan kalian [yakni Ulil Amri]. Dan Allah membenci kalian untuk



47



banyak bicara, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:



‫ج م‬ ،‫وا‬ ‫ ويل ي ت ييبناغ ي م‬،‫وا‬ ‫ ويل ي ت ييننا ي‬،‫سد منوا‬ ‫ل ي تي ي‬ ‫حنا ي‬ ‫اضصص ن‬ ‫شصص ن‬ ‫م ع يل يصص ى ب يي نصصةع‬ ‫ ويل ي ي يب ةصصعم ب يعن م‬،‫داب يمرنوا‬ ‫ويل ي ت يصص ي‬ ‫اضصصك م ن‬ ‫ )رواه‬.‫وان رصصنا‬ ‫عب يصصناد ي اللصصهة إ ة ن‬ ‫وا ة‬ ‫خ ي‬ ‫ ويك مونن مصص ن‬،‫ض‬ ‫ب يعن د‬ (‫مسلم‬



Janganlah kalian saling iri hati; saling menipu; saling membenci; saling berpaling; dan janganlah sebagian dari kalian menjual kepada pelanggan dari penjual lain [yang sudah terikat akad, pent.]; dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. [HR. Muslim]



‫م‬ ‫ة‬ ‫م م‬ ‫منا ال م‬ ‫إ ةن م ي‬ ‫حي ند ية م ي‬ ‫سص‬ ‫ال نوي ة‬ ‫ج ن‬ ‫كنال ن ة‬ ‫كم د‬ ‫ه‬ ‫ل عم ن‬ ‫اضود ل ي م‬ ‫ويظ ةي ن ي‬ ‫ف ح‬ ‫صن ةعي‬ ‫ة م‬



‫هنا‬ ‫صصم ة ويا يفنيراد م ي‬ ‫ي‬ ‫اضناةء‬ ‫كنال يع ن ي‬ ‫ج ن‬ ‫ل ي ت يير ى ال ن ة‬ ‫سم ة‬ ‫ست ةغنينناءة‬ ‫ه ةفي ا ن‬ ‫ع ين ن م‬



Sesungguhnya umat yang bersatu itu layaknya satu tubuh; Anggota-anggotanya layaknya anggotaanggota tubuh; Masing-masing anggota tubuh mempunyai tugas sendiri-sendiri; Engkau melihat tubuh selalu membutuhkannya. Sudah diketahui bahwa manusia itu harus berkumpul dan bergaul, karena setiap



48



orang tidak mungkin mandiri dalam memenuhi seluruh kebutuhannya. Setiap manusia ‘dipaksa oleh hukum keterpaksaan’ pada perkumpulan (pergaulan) yang mendatangkan kebaikan pada umat dan menampik kejelekan maupun bahaya dari mereka. Persatuan dan ikatan hati antara satu sama lain; hati yang saling tolongmenolong dalam suatu perkara; dan bersatunya hati pada satu kata; (semua itu) tergolong sebab-sebab paling penting untuk meraih kebahagiaan; dan motif yang paling kuat untuk mendatangkan rasa cinta dan senang. Dengan berbagai bentuk persatuan di atas, negara menjadi makmur; hambahamba Allah menjadi merdeka; kemakmuran tersebar luas di mana-mana; tanah air menjadi maju; pemerintahan-pemerintahan (negara) dibangun; fasilitas-fasilitas dipermudah; dan banyak capaian-capaian lain termasuk dampak positif dari persatuan yang merupakan salah satu keutamaan (fadhilah) yang paling agung; serta termasuk sebab dan wasilah yang paling kokoh. Rasulullah SAW telah mempersaudarakan para Shahabat RA seakan-akan rasa sayang, rasa kasih dan hubungan mereka seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh mengeluh sakit, maka anggota tubuh yang lain ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur. Dengan



49



persatuan seperti itu, akhirnya kemenangan mereka raih atas para musuh, padahal jumlah mereka sedikit; mereka menundukkan kerajaan-kerajaan; memerdekakan (membebaskan) negaranegara; membangun kota-kota; memperpanjang durasi kemakmuran; hingga mendirikan kerajaan-kerajaan dan memudahkan fasilitas-fasilitas. Allah SWT berfirman [Surat al-Kahfi : 84] Dan kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu. Sungguh indah sya’ir berikut ini:



‫ب ويل ي‬ ‫ي‬ ‫خط ي ح‬ ‫دا‬ ‫ت يت ي ي‬ ‫حنا ر‬ ‫وا ا ي ي‬ ‫فمرقم ن‬ ‫ويإ ة ي‬ ‫ن‬ ‫ذا افنت ييرقن ي‬ ‫ي‬ ‫دا‬ ‫ت افنيرا ر‬ ‫ت يك ي م‬ ‫سير ن‬



‫مي نرعنا يينا‬ ‫ج ة‬ ‫وا ي‬ ‫ك مونن م ن‬ ‫ي إة ي‬ ‫ذا ع ييرا‬ ‫نب من ي م‬ ‫ح ا ةيذا‬ ‫ت يأيب ى ال ن ي‬ ‫دا م‬ ‫ق ي‬ ‫سررا‬ ‫ا ن‬ ‫ن ت يك ي د‬ ‫جت ي ي‬ ‫معي ن‬



Bersatulah, wahai anakku, ketika menghadapi; Urusan yang rumit; dan jangan berceraiberai; Gelas-gelas yang berkumpul terhindar dari pecah; Ketika gelas-gelas itu berpisah, maka (mudah) pecah.



Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu berkata: “Sesungguhnya Allah SWT tidak memberi-kan kebaikan apapun



50



kepada seseorang sebab adanya perpecahan, baik itu generasi masa lampau maupun generasi masa datang. Karena sesungguhnya ketika hati suatu kaum terpecah-belah dan hawa nafsu mempermainkan mereka, maka mereka tidak melihat ada tempat maupun posisi bagi kemashlahatan umum. Mereka tidak lagi menjadi umat yang bersatu, melainkan menjadi umat yang individu. Jasad mereka berkumpul, namun hati dan keinginan mereka terpecah-belah. Kalian mengira mereka bersatu, padahal hati mereka pecah berkeping-keping. Dan mereka menjadi seperti pepatah: “Domba yang terpisah di padang pasir, telah dikepung oleh beragam binatang buas. Tetapnya domba itu dalam keadaan selamat, adakalanya dikarenakan binatang buas belum sampai kepadanya, dan pasti binatang buas itu akan sampai (menemukan)-nya suatu saat nanti; atau adakalanya terjadi perebutan di antara binatang buas itu untuk memangsa domba, sehingga satu pihak mengalahkan pihak lain. Pihak yang menang ibarat pengghashab, sedangkan pihak yang kalah ibarat pencuri; lalu domba tersebut berada di tengah-tengah binatang buas ‘pengghashab’ dengan binatang buas ‘pencuri’.” Perpecahan merupakan sebab kelemahan; keterlantaran dan kerugian sepanjang masa; bahkan perpecahan itu



51



mendatangkan kerusakan, kelesuan, kebinasaan, kehancuran serta mendatangkan cela dan aib. Banyak keluarga besar yang hidup dalam kesejahteraan dan mempunyai banyak rumah yang dihuni oleh banyak anggota keluarga. Kemudian ‘kalajengking’ pertikaian ‘menggigit’ keluarga besar itu dan menyebarkan racun di hati mereka; syaitan juga ikut ambil bagian di dalamnya; akhirnya keluarga besar itu menjadi terpecah-belah di segala arah dan rumah-rumah mereka menjadi kosong”. Sungguh fasih pernyataan Sayyidina Ali Karramallahu Wajhahu berikut: “Sesungguhnya kebenaran itu menjadi lemah sebab perselisihan dan perpecahan; dan sesungguhnya kebathilan itu menjadi kuat sebab persatuan dan mufakat”. Secara garis besar, barangsiapa bercermin pada sejarah dan sering meneliti keadaan umat-umat maupun pergolakan masa, serta hal-hal yang mengantarkan umat-umat itu pada kebinasaan; maka dia akan mengetahui bahwa kemulyaan yang melingkupi mereka; kebanggaan yang mengelilingi mereka dari segala arah; keagungan yang mereka sandang dan mereka jadikan hiasan; sesungguhnya semua itu adalah buah dari apa yang mereka pedomani dan mereka pegang teguh; yaitu persatuan keinginan-keinginan



52



mereka; kesatuan kata-kata mereka; kesamaan tujuan-tujuan mereka; dan keselarasan pikiran-pikiran mereka; semua ini merupakan motif paling kuat dalam meninggikan kekuasaan mereka; penolong paling besar dalam kemenangan mereka; benteng yang sangat kokoh dalam menjaga kekuatan mereka dan keselamatan madzhab mereka; para musuh tidak mampu untuk mengalahkan mereka, bahkan para musuh menundukkan kepala karena menghormati wibawa mereka; dan mereka telah menggapai cita-cita yang agung; merekalah umat yang Allah SWT tidak pernah meredupkan sinar matahari [kejayaan, pent.] atas mereka, dan [seakan-akan] Allah SWT tidak pernah memberi bagian sinar matahari atas para musuh mereka. Wahai para ulama’ dan pemimpin yang bertaqwa dari golongan Ahlussunnah wal Jama’ah (ASWAJA), serta para pengikut madzhab empat! Anda semua telah memperoleh ilmu dari generasi sebelum kalian; dan generasi sebelum kalian memperoleh ilmu dari generasi sebelumnya lagi dengan sanad yang tersambung hingga sampai kepada kalian. Kalian memperhatikan dari siapa kalian memperoleh (ilmu) agama. Kalian adalah gudang sekaligus pintu ilmu-ilmu agama. Maka janganlah kalian memasuki rumahrumah kecuali dari pintu-pintunya.



53



Barangsiapa memasuki rumah-rumah selain dari pintu-pintunya, berarti dia disebut pencuri. Sesungguhnya kaum ini [umat Islam] telah menyelam di lautan fitnahfitnah; mereka melakukan bid’ah-bid’ah, bukan sunnah-sunnah; kebanyakan orangorang mukmin yang benar telah ciut nyalinya; sedangkan seluruh ahli bid’ah yang menjadi ‘pencuri-pencuri’ (ilmu agama) gembar-gembor dalam berpidato; lalu mereka memutar-balikkan fakta-fakta, mengingkari perkara yang ma’ruf (baik) dan menilai ma’ruf pada perkara yang mungkar; mereka mengajak kembali kepada Kitabullah (al-Qur’an), padahal mereka tidak memiliki pemahaman sedikitpun terhadap al-Qur’an. Mereka tidak sekedar berbuat demikian, bahkan mereka telah mendirikan organisasi (jam’iyyah) untuk (mendukung) tindaktanduk mereka di atas; kemudian keberadaan organisasi itu menjadi blunder besar; orang-orang yang condong pada celaka, cenderung mengikuti organisasi tersebut; dan mereka tidak lagi memedulikan sabda Rasulullah SAW:



‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن ت يأ م‬ ‫ إ ة م‬.‫م‬ ‫خصصذ مون ي‬ ‫ن د ةي نن يك مصص ن‬ ‫يفنان نظ ممرنوا ع ي م‬ ‫ن ب يي نصص ي‬ ‫م ن‬ ‫ ل ي ت يب ن م‬.‫ن‬ ‫سصصناع يةة ي‬ ‫كصص م‬ ‫وا ع ييلصص ى‬ ‫ ي ال م‬ ‫كصص ن‬ ‫ذاب ةي ن ي‬ ‫ييصصد ي ة‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ه أهنل م م‬ ‫ن إ ةيذا يولي ةي م‬ ‫ يواب نك م ن‬،‫ه‬ ‫وا ع يلصص ى الصصد تي ن ة‬ ‫الد تي ن ة‬ ‫ي‬ ‫إة ي‬ ‫ )حديث صصصحيح رواه‬.‫ه‬ ‫ه غ يي نمر أهنل ة ة‬ ‫ذا ويل ةي ي م‬ (‫المنام أحمد والحناكم‬ 54



Maka perhatikanlah dari siapa, kalian memperoleh (ilmu) agama kalian. Sesungguhnya menjelang saat-saat hari akhir (kiamat), ada pendusta-pendusta. Janganlah kalian menangisi agama ketika agama dikuasasi (diurusi) oleh ahlinya, dan menangislah terhadap agama ketika dikuasai (diurusi) oleh orang yang bukan ahlinya. [HR. Imam Ahmad dan al-Hakim]. Status hadits ini shahih. Sungguh benar ‘Umar bin Khaththab RA ketika beliau berkomentar:



‫دا م‬ ‫ق‬ ‫ج ي‬ ‫سل ي م‬ ‫ي يهند ة م‬ ‫م ال ة ن‬ ‫ل ال ن م‬ ‫م ة‬ ‫ميننافة ة‬ ‫ب‬ ‫ةبنال نك ةيتنا ة‬.



Yang merobohkan Islam adalah debat (bantahan) orang munafiq terhadap alQur'an. Anda semua adalah orang-orang adil yang akan menghilangkan kepalsuan para ahli kebathilan; penakwilan orang-orang bodoh; dan distorsi orang-orang yang keterlaluan; dengan hujjah Allah, Tuhan semesta alam, yang dijadikan pada lisan makhluk-Nya yang Dia kehendaki. Anda semua adalah kelompok yang disebut-sebut dalam sabda Nabi SAW:



‫ة مصصن أ م‬ ‫ل ي‬ ‫ل ي ت ييزا م‬ ‫ي ع يل يصص ى‬ ‫صص‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫طنائ ة ي‬ ‫ة‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ف ح ة ن‬ ‫حق ت ي‬ ‫ن‬ ‫ ل ي ي ي م‬،‫ن‬ ‫ظناه ةرةي ن‬ ‫ال ن ي‬ ‫م ي‬ ‫اضصصدرهم ن‬ ‫مصص ن‬ ‫ي‬ ‫نناوأ يهمم حت ى يأ نت ة ي‬. ‫ممر اللهة‬ ‫يأ ن‬ ‫ي ي ن ي م ي ي‬ 55



Sekelompok umatku akan senantiasa menang dalam (membela) kebenaran; tidak membahayakan mereka, siapapun yang memusuhi mereka, sampai datang keputusan Allah. Maka marilah, Anda semua bersama dengan para pengikut Anda, baik dari kalangan orang-orang fakir maupun kaya; dari kalangan orang-orang lemah maupun kuat; [marilah bergabung] ke dalam organisasi (jam’iyyah) yang penuh berkah ini, yang diberi nama Nahdlatul Ulama’ (NU). Masukilah Jam’iyyah ini dengan rasa cinta, sayang, rukun, bersatu, dan bersambung antara jasad dengan ruh. Sesungguhnya Jam’iyyah ini adalah Jam’iyyah yang penuh dengan keadilan, keamanan, kebaikan dan ihsan. Jam’iyyah ini terasa manis di mulut orang-orang yang terpilih, namun terasa mengganjal di tenggorokan orang-orang yang buruk. Hendaklah kalian saling menasehati dalam Jam’iyyah ini; saling tolong-menolong yang bagus dalam Jam’iyyah ini; dengan mau’izhah (nasehat) yang menyembuhkan, dakwah yang memperbaiki, hujjah yang memberi keputusan, dan sampaikanlah secara terangterangan apa yang diperintahkan pada Anda, agar bid’ah-bid’ah dapat dibasmi dari penduduk kota maupun desa. Rasulullah SAW bersabda:



56



‫ب‬ ‫إ ةيذا ظ يهيصصير ال ن ة‬ ‫سصص د‬ ‫ن يوال نب ةصصد يع م وي م‬ ‫فت يصص م‬ ‫ي‬ ،‫ه‬ ‫م ة‬ ‫ص ي‬ ‫مصص م‬ ‫عل ن ي‬ ‫ فيل ني يظ نهيرة ال نيعنال ة م‬،‫ي‬ ‫أ ن‬ ‫حناب ة ن‬ ‫ل ذ يل ة ي‬ ‫فعي ن‬ ‫ة‬ ‫م يي ن‬ ‫ك فيعيل يي نصصهة ل يعنن يصص م‬ ‫ن لي ن‬ ‫في ي‬ ‫م ن‬ ‫ي‬ .‫ن‬ ‫س أ ن‬ ‫ج ي‬ ‫اللهة يوال ن ي‬ ‫معةي ن ي‬ ‫مل يئ ةك يةة يوالمننا ة‬ ‫)أخرجه الخطيب البغداد ي فصصي‬ (‫الجنامع‬



Ketika telah muncul fitnah-fitnah, bid’ahbid’ah dan celaan terhadap para Shahabatku; maka hendaklah orang alim memperlihatkan ilmunya. Barangsiapa tidak berbuat demikian, maka baginya laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia. [HR. alKhathib al-Baghdadi dalam al-Jami’] Allah SWT berfirman [Surat al-Ma’idah: 2] Dan tolong-menolonglah kamu (mengerjakan) kebajikan dan takwa.



dalam



Sayyidina ‘Ali Karramallahu Wajhahu berkata: “Seseorang itu, meskipun begitu besar hasratnya untuk memperoleh ridha Allah SWT dan sudah lama berijtihad dalam beramal; belum mencapai hakikat ketaatan yang semestinya kepada Allah SWT; akan tetapi di antara kewajiban para hamba-Nya terkait hak-hak Allah SWT adalah memberi nasehat dengan segenap upaya maksimal dan saling tolong-menolong dalam



57



menegakkan kebenaran di antara mereka. Seseorang itu, meskipun begitu agung posisinya dalam kebenaran dan begitu unggul keutamaannya di dalam agama; lantas tidak membutuhkan pertolongan terkait hak Allah SWT yang dibebankan kepadanya. Dan seseorang itu, meskipun orang-orang menilainya kecil (rendah); dan pandangan-pandangan manusia meremehkan-nya; lantas tidak dapat menolong maupun ditolong terkait hak Allah SWT yang dibebankan kepadanya. Jadi, tolong-menolong adalah pusat dari tatanan umat manusia; karena tanpa tolongmenolong, maka lemahlah atau lumpuhlah segala keinginan dan cita-cita; karena meyakini ketidak-mampuan untuk mengatasi rintangan-rintangan yang berat. Maka barangsiapa yang kehidupan dunianya dan kehidupan akhiratnya saling tolongmenolong untuk (kepentingan)-nya, maka sungguh telah sempurna kebahagiaannya; sungguh bagus kehidupannya dan sungguh nikmat kehidupannya. al-Sayyid Ahmad bin Abdullah al-Saggaf RA berkata: “Sesungguhnya Jam’iyyah (organisasi atau perkumpulan) merupakan ikatan yang tampak jelas kabar gembiranya [dampak positifnya, pent.] dan telah bersatu seluruh segi-seginya. Lalu ke mana kalian akan pergi [melarikan diri] darinya, wahai orang-orang yang berpaling?. Jadilah kalian



58



termasuk orang-orang yang pertama kali memasuki Jam’iyyah; atau jika tidak, maka jadilah orang-orang yang menyusul [masuk ke dalam Jam’iyyah]. Dan janganlah kalian menjadi orang-orang yang tertinggal darinya; maka suara-suara menggelegar berikut ini akan menyeru kalian: [Surat al-Taubah: 87] Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak berperang, dan hati mereka Telah dikunci mati Maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad).



[Surat al-A’raf : 99] Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. [Surat Ali Imran : 8] (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; Karena



59



Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)". [Surat Ali ‘Imran: 193-194] Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", Maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahankesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang Telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."



60



‫ن‬ ‫م ي‬ ‫ب‬ ‫ي ت يأك ةي ند ة انل ي ن‬ ‫سنال ي ح‬ ‫رة ي‬ ‫خذ ة ب ة ي‬ ‫ذاه ة ة‬ ‫ة فة ن‬ ‫ي‬ ‫مةة انل ينرب يعيةة‬ ‫انلئ ة م‬



Risalah Pengokoh Kewajiban Berpegang Teguh Kepada Madzhab IMAM Empat Ketahuilah, bahwa di dalam berpegang teguh pada madzhab empat ini [Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali], sungguh terdapat mashlahat (kebaikan) yang agung; sedangkan berpaling dari keempat madzhab ini, merupakan suatu kerusakan yang besar. Berikut ini kami jelaskan dari berbagai segi: Pertama Sesungguhnya umat Islam sepakat untuk berpegang teguh kepada ulama’ salaf dalam pengetahuan tentang syari’at Islam; senerasi Tabi’in berpegang teguh pada generasi Shahabat; generasi Tabi’it Tabi’in berpegang teguh pada generasi Tabi’in; demikian seterusnya dalam setiap generasi, yaitu ulama’ berpegang teguh pada generasi sebelumnya. Akal menilai baik terhadap sikap berpegang teguh yang demikian itu, karena sesungguhnya syari’at tidak dapat diketahui tanpa melalui (dalil) naqli dan istinbath (penggalian hukum). Dalil naqli tidak akan tegak, kecuali jika setiap



61



generasi mengambil dari generasi sebelumnya secara sambung-menyambung (muttashil). Sedangkan proses istinbath mengharuskan setiap orang [yakni subyek istinbath] untuk mengetahui madzhabmadzhab terdahulu, agar tidak keluar dari pendapat-pendapat mereka, yang pada akhirnya akan merusak Ijma’. Hendaknya dia meneruskan madzhab-madzhab sebelumnya serta beristinbath dengan bantuan dari generasi sebelumnya; karena seluruh keterampilan, seperti: sharaf, nahwu, kedokteran, sya’ir, pandai besi, perdagangan dan tukang emas, tidak akan mudah (dilakukan) oleh seseorang, kecuali dengan cara bergaul secara intens dengan ahlinya; sedangkan cara lain tergolong langka dan jarang terjadi, meskipun memungkinkan menurut akal. Jika diharuskan untuk berpegang teguh kepada pendapat-pendapat ulama’ salaf, maka pendapat-pendapat ulama’ salaf yang dijadikan pedoman tersebut, haruslah diriwayatkan dengan sanad yang shahih atau terkodifikasikan dalam kitab-kitab yang masyhur; dan hendaknya pendapatpendapat itu sudah diedit (diseleksi; diverifikasi) dengan menjelaskan mana pendapat yang rajih (unggul) dari pendapatpendapat yang ada; mentakhshish pendapat-pendapat umum dalam sebagian kasus; mentaqyid pendapat-pendapat yang



62



muthlaq; mengompromikan pendapatpendapat yang masih diperselisihkan; dan menjelaskan ‘illat-‘illat hukumnya. Jika tidak melakukan proses verifikasi seperti di atas, maka tidak sah untuk perpegang teguh pada pendapat-pendapat tersebut. Pada saat ini, tidak ada madzhab yang memenuhi kriteria seperti ini, selain 4 madzhab [yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali]. Mungkin termasuk Madzhab Syi’ah Imamiyah dan Sy’iah Zaidiyah. Mereka adalah para ahli bid’ah yang dilarang berpegang teguh kepada pendapat-pendapat mereka. Kedua Rasulullah SAW bersabda:



‫ي‬ ‫م‬ ‫وا ال م‬ ‫واد ي الع نظ ي ي‬ ‫س ي‬ ‫ا ةت مب ةعم ن‬.



Ikutilah golongan mayoritas (al-Sawad alA’zham) Ketika madzhab-madzhab yang benar sudah berguguran, kecuali 4 madzhab ini, maka para pengikut 4 madzhab ini tergolong sebagai para pengikut al-Sawad al-A’zham; sedangkan keluar dari 4 madzhab ini sama dengan keluar dari al-Sawad al-A’zham. Ketiga Ketika waktu sudah berjalan lama; ketika masa sudah semakin menjauh; dan amanat telah disia-siakan; maka tidak boleh berpegang teguh kepada pendapatpendapat ulama’ yang buruk, baik dari kalangan qadhi (hakim) yang menyeleweng



63



maupun para pengikut hawa nafsu; hingga mereka menisbatkan pendapat yang mereka kemukakan kepada sebagian ulama’ salaf yang terkenal dengan sikap shiddiq (jujur), kokoh agamanya, dan amanah, baik secara sharih (eksplisit/jelas) maupun dilalah (implisit/indikasi); dan menghafal pendapat ulama’ salaf yang dimaksud; bukan dinisbatkan kepada pendapat ulama’ yang tidak kita ketahui apakah dia telah memenuhi syarat-syarat ijtihad maupun tidak. Ketika kita melihat ulama’ muhaqqiqiin dalam madzhab-madzhab salaf, mereka kemungkinan (besar) bersikap jujur dalam proses takhrij (memproduksi) pendapatpendapat maupun istinbath dari al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan jika kita tidak melihat mereka bersikap jujur dalam takhrij maupun istinbath, maka jauhilah. Inilah makna yang diisyaratkan oleh pernyataan Umar bin Khaththab RA:



‫دا م‬ ‫ق‬ ‫ج ي‬ ‫سل ي م‬ ‫ي يهند ة م‬ ‫م ال ة ن‬ ‫ل ال ن م‬ ‫م ة‬ ‫ميننافة ة‬ ‫ب‬ ‫ةبنال نك ةيتنا ة‬.



Yang merobohkan Islam adalah debat (bantahan) orang munafiq terhadap alQur'an. Demikian juga dengan perkataan Ibnu Mas’ud RA:



‫ن ي‬ ‫اض ى‬ ‫م ي‬ ‫كنا ي‬ ‫منا ي‬ ‫ فيل ني يت مب ةعن ي‬،‫مت مب ةرعنا‬ ‫ن م‬ ‫ ي‬. ‫م ن‬ 64



Barangsiapa menjadi pengikut, maka hendaklah dia mengikuti apa yang sebelumnya. Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Hazm: “Taqlid adalah haram, dan seterusnya”. Sesungguhnya perkataan ini ditujukan kepada orang yang mempunyai kapasitas untuk berijtihad, meskipun hanya dalam satu masalah; dan ditujukan kepada orang yang benar-benar meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan suatu hal atau melarang suatu; dan hadits Nabi SAW di atas tidak dinasakh (mansukh). Misalnya: dia meneliti hadits-hadits dan pendapat-pendapat yang bertentangan maupun yang mendukungnya dalam masalah tertentu, kemudian dia mendapati bahwa tidak ada dalil yang menasakh hadits di atas; atau dia mengetahui banyak orang dari kalangan pakar ilmu (‫)المتبحرين في العلم‬ yang mengacu pada hadits di atas; dan dia mengetahui bahwa orang yang menentang hadits di atas hanya berhujjah berdasarkan qiyas, istinbath, dan lain-lain. Jika sudah memenuhi prosedur verifikasi seperti ini, maka tidak ada alasan untuk menyalahi hadits Nabi SAW di atas kecuali kemunafikan yang samar atau kebodohan yang mencolok. Ketahuilah bahwa orang mukallaf, selain mujtahid muthlaq, harua menetapi taqlid pada madzhab tertentu dari 4 madzhab ini, dan tidak diperkenankan untuk



65



menggunakan dalil (secara langsung) dari ayat-ayat al-Qur’an maupun hadits-hadits, karena ada firman Allah SWT [Surat AnNisa’: 83] Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri). Sudah diketahui bahwa orang-orang yang beristinbath adalah orang-orang yang mempunyai kapasitas (keahlian) untuk berijtihad, bukan yang lain; sebagaimana segala sesuatu itu ada tempatnya. Adapun seorang mujtahid, maka haram baginya untuk bertaqlid dalam masalah yang menjadi obyek ijtihadnya, karena adanya kemungkinan (peluang) bagi dia untuk melakukan ijtihad, yang merupakan ashal (landasan) bagi taqlid. Akan tetapi mujtahid mustaqil (mandiri) – dengan adanya persyaratan-persyaratan yang dikemukakan oleh para ulama’ dalam permulaan bab qadha’ (peradilan) –, sudah ‘punah’ semenjak tahun 600 tahun yang lalu seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Shalah RA. Bahkan tidak sedikit ulama’ yang berpendapat: “Sesungguhnya manusia saat kini tidak berdosa dengan kekosongan kewajiban ini –yaitu mencapai derajat mujtahid muthlaq–, karena seluruh manusia



66



adalah orang-orang bodoh jika dinisbatkan dengan derajat mujtahid muthlaq; sedangkan ke-fardhu kifayah-an menuntut ilmu tidak dibebankan kepada orang yang bodoh”. Sebenarnya, madzhab-madzhab yang diikuti tidak terbatas pada 4 madzhab saja, melainkan boleh mengikuti madzhabmadzhab sekelompok ulama’ lainnya, seperti: Sufyan al-Tsaury, Sufyan bin ‘Uyainah, Ishaq bin Rahawaih, Dawud alZhahiry, dan al-Auza’iy. Dalam pada itu, sekelompok ulama’ Syafi’iyyah telah menjelaskan bahwa tidak boleh bertaqlid kepada selain 4 madzhab; alasan mereka adalah tidak adanya keterpercayaan (tsiqqah) untuk menisbatkan madzhabmadzhab lain di atas kepada para tokohnya, karena tidak adanya sanad-sanad yang menampik perubahan (distrosi) dan pergantian [terhadap madzhab-madzhab tersebut, pent.]; lain halnya dengan 4 madzhab yang ada [Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali]. Sesungguhnya para imam 4 madzhab ini telah mengerahkan segenap diri mereka untuk menyeleksi (editing) pendapat-pendapat dan menjelaskan pendapat mana yang sudah ditetapkan (dipastikan) maupun yang belum ditetapkan siapa ulama’ (pemilik) pendapat tersebut. Sehingga para pengikut 4 madzhab ini merasa aman dari distorsi dan perubahan;



67



mereka juga mengetahui mana pendapat yang shahih (benar) dan mana yang dha’if (lemah). Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang berpendapat tentang Imam Zaid bin Ali RA: “Beliau adalah seorang imam yang agung posisinya dan luhur sebutannya; sesungguhnya hilangnya keterpercayaan terhadap madzhab beliau [Syi’ah Zaidiyyah] dikarenakan tidak adanya perhatian para pengikut beliau terhadap sanad-sanadnya”. Akhirnya, hanya 4 madzhab yang masyhur dan dapat diikuti sekarang ini. Para imam 4 madzhab ini sangat terkenal, sehingga tidak perlu lagi diperkenalkan. Wallahu A'lam.



‫ع م‬ ‫ظ‬ ‫وا ة‬ ‫ا يل ن ي‬ ‫م ي‬



Nasehat-nasehat K.H. Hasyim Asy'ari



Dari salah seorang makhluk yang rendah, bahkan pada hakikatnya tidak memiliki apapun, Muhammad Hasyim Asy’ari –semoga Allah SWT mengampuninya, kedua orang tuanya dan seluruh umat Islam, Amin–, kepada saudara-saudara kami yang terhormat, penduduk Jawa dan sekitarnya:



‫السلم عليكم ورحمة الله وبركناته‬ 68



Sungguh telah sampai berita kepadaku bahwa hingga saat ini, di antara kalian masih menyala bara api fitnah-fitnah dan dan permusuhan. Lalu saya merenungkan sebab-sebab pemicunya, ternyata saya berpandangan bahwa penyebabnya adalah masyarakat saat ini telah mengganti dan mengubah Kitabullah (al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman [Surat al-Hujurat: 11] Sesungguhnya prang-orang yang beriman itu bersaudara. Maka damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu. Faktanya, masyarakat saat ini menjadikan kaum mukminin sebagai musuhmusuh dan tidak mendamaikan mereka, bahkan justru merusak hubungan mereka. Rasulullah SAW bersabda:



،‫داب يمروا‬ ‫ ويل ي ت يصص ي‬،‫اضصصوا‬ ‫ ويل ي ت ييبناغ ي م‬،‫دوا‬ ‫سصص م‬ ‫ل ي تي ي‬ ‫حنا ي‬ ‫واننا ر‬ ‫عيبناد ي اللهة إ ة ن‬ ‫ويك مونمنوا ة‬. ‫خ ي‬ Janganlah kalian saling iri hati, saling membenci, dan saling berpaling (memutus silaturrahim). Dan jadilah kalian hambahamba Allah yang bersaudara Pada kenyataannya, masyarakat saat ini saling iri hati, saling membenci dan saling bersaing [dalam konteks negatif, pent.]; bahkan mereka saling bermusuhan.



69



Wahai para ulama’ yang fanatik terhadap sebagian madzhab atau sebagian pendapat; tinggalkanlah fanatisme kalian dalam masalah-masalah furu’ (cabang; detail-detail ajaran Islam) di mana para ulama’ memiliki dua pendapat. Pendapat pertama: “Seluruh mujtahid itu benar”. Pendapat kedua: “Mujtahid yang benar itu hanya satu, namun mujtahid yang salah juga memperoleh pahala”. Oleh karena itu, tinggalkanlah fanatisme dan jurang kebinasaan ini; pertahankanlah agama Islam; berjuanglah (berijtihadlah) untuk melawan orang yang menghina al-Qur'an dan sifat-sifat al-Rahman; serta orang yang mengaku memiliki ilmu-ilmu kebatinan dan aqidah-aqidah yang sesat. Berjihad dalam masalah-masalah seperti itu adalah wajib, maka hendaknya kalian menyibukkan diri untuk berjihad. Wahai manusia!, sesungguhnya di antara kalian ada kaum kafir yang memenuhi daratan negara ini. Maka siapakah di antara kalian yang (berkenan) bangkit memperhatikan kaum kafir tersebut dan memberi pengarahan kepada mereka. Wahai para ulama’!, dalam masalah seperti inilah (seharusnya) kalian berijtihad dan bersikap fanatik. Adapun fanatisme kalian dalam masalah-masalah furu’; dan mengajak umat manusia untuk mengikuti satu madzhab dan satu pendapat saja; maka



70



yang demikian itu tidak akan diterima oleh Allah SWT dan tidak akan diridhai oleh Rasulullah SAW. Yang melandasi kalian berbuat demikian hanyalah fanatisme belaka, saling bersaing, dan saling iri hati. Seandainya saja Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam Ahmad, Imam Ibnu Hajar dan Imam al-Romly masih hidup, niscaya mereka akan sangat mengingkari kalian dan melepaskan diri dari apa yang telah kalian perbuat. Kalian mengingkari halhal yang masih terjadi khilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama’; sedangkan kalian melihat masyarakat awam –yang tidak terhitung jumlahnya kecuali oleh Allah SWT–, yang meninggalkan shalat; yang mana hukuman bagi mereka yang meninggalkan shalat menurut pendapat Madzhab Syafi’i, Maliki, dan Hanbali adalah dipenggal lehernya dengan pedang; namun kalian tidak mengingkari mereka. Bahkan meskipun salah seorang dari kalian melihat kebanyakan tetangganya meninggalkan sholat, dia hanya diam saja [yakni tidak mengingatkan mereka, pent.]. Lalu ada apa kalian mengingkari terhadap masalahmasalah furu’ seperti ini di mana fuqaha’ masih berselisih pendapat; namun kalian tidak mengikari perbuatan-perbuatan yang haram secara Ijma’ seperti zina, riba, minum khamr, dan lain-lain. Kalian tidak memperdulikan kecemburuan (murka) Allah



71



SWT, namun kalian (lebih) memperdulikan kecemburuan (murka) al-Syafi’i dan Ibnu Hajar. Sikap yang demikian itulah yang memecah-belah persatuan kalian; memutus silaturrahim kalian; membuat orang-orang bodoh menguasai kalian; menjatuhkan wibawa kalian di mata masyarakat umum; dan (menimbulkan) komentar orang-orang bodoh tentang harga diri kalian, dengan komentar yang tidak pantas; lalu kalian merusak orang-orang bodoh itu disebabkan komentar mereka terhadap kalian; karena sesungguhnya daging (diri) kalian itu mengandung ‘racun’ dalam segala hal, karena sesungguhnya kalian adalah para ulama’; sehingga kalian telah membinasakan diri kalian sendiri sebab halhal besar [dosa-dosa besar, pent.] yang kalian lakukan. Wahai para ulama’!, jika kalian melihat orang melakukan suatu perbuatan berdasarkan pendapat salah seorang imam madzhab yang mu’tabarah, meskipun pendapat itu lemah (marjuh); jika kalian tidak sependapat dengan mereka, maka janganlah kalian bersikap keras kepada mereka, melainkan berilah pengarahan kepada mereka dengan lemah lembut. Jika mereka tidak mau mengikuti kalian, maka janganlah kalian menjadikan mereka sebagai musuh; karena perbuatan seperti itu ibarat orang yang membangun sebuah



72



istana dengan membakar (menghancurkan) sebuah kota. Janganlah kalian menjadikan ketidak-patuhan mereka sebagai sebab perpecahan, perpisahan, pertikaian, maupun pertengkaran; karena berbagai jenis perpecahan tersebut merupakan kejahatan publik dan dosa besar yang merobohkan tatanan masyarakat serta mengunci pintupintu setiap kebaikan. Oleh karena itu, Allah SWT melarang para hamba-Nya yang beriman dari pertikaian dan memperingatkan mereka tentang dampak buruk dan hasil yang menyakitkan dari pertikaian. Allah SWT berfirman [Surat alAnfal: 46] Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu. Wahai kaum muslimin!, sesungguhnya dalam peristiwa-peristiwa keseharian, terdapat teladan (‘ibrah) dan nasehat yang banyak. Orang yang pandai dapat mengambilnya lebih banyak daripada khutbah-khutbah para khatib maupun nasehat-nasehat para mursyid. Renungkanlah peristiwa-peristiwa yang kita alami setiap detik. Bukankah sudah saatnya bagi kita untuk mengambil teladan (‘ibrah) dan nasehat (mau’izhah) dari semua peristiwa itu? Bukankah sudah saatnya bagi kita untuk sadar dari “mabuk” kita,



73



terbangun dari kelalaian kita, dan mengetahui (meyakini) bahwa kejayaan kita tergantung pada sikap saling tolongmenolong di antara kita, persatuan kita, kejernihan hati kita dan keikhlasan kita satu sama lain? Atau apakah kita masih bernaung di bawah atap perpecahan, saling menghina, perpisahan, kemunafikan, prasangka jelek (dengki), iri hati dan kesesatan masa lampau, padahal agama kita itu satu yaitu Islam; madzhab kita juga satu, yaitu Madzhab Syafi’i; daerah kita juga satu, yaitu Jawa [baca: Indonesia, pent.]; dan kita semuanya adalah bagian dari Ahlussunnah wal Jama’ah (ASWAJA). Demi Allah, sesungguhnya berbagai jenis pertikaian di atas adalah bencana yang sangat gamblang dan kerugian yang sangat besar. Wahai kaum muslimin! Bertaqwalah kepada Allah SWT; kembalilah kepada Kitabullah (al-Qur’an); amalkanlah sunnah Nabi kalian; dan teladanilah para salafushshalih, niscaya kalian akan memperoleh kemenangan dan kebahagiaan seperti yang mereka alami. Bertaqwalah kepada Allah SWT; damaikanlah pertentangan di antara kalian; saling tolong-menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan; dan jangan saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan; niscaya Allah SWT akan melingkupi kalian dengan Rahmat-Nya dan



74



mengelilingi kalian dengan Ihsan-Nya; dan janganlah kalian menjadi [Surat al-Anfal: 21] Dan janganlah kamu menjadi seperti orangorang (munafik) vang Berkata "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan.



‫داةء يوال ن ة‬ ‫مب ن ي‬ ‫سل ي م‬ ‫يوال م‬. ‫م ةفي ال ن ي‬ ‫خيتنام ة‬ ‫محمد هناشم أشعرس‬ ‫تبوئرنج جومبنانج‬



‫أي‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ئ‬ ‫د‬ ‫بنا‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫ثنا‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ة‬ ‫ة‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ة‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫م ة ي‬ ‫ة‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫مناةء‬ ‫معةي مةة ن يهن ي‬ ‫ي‬ ‫اضةة ال نعمل ي ي‬ ‫ج ن‬ 40 HADITS YANG MELANDASI DASAR-DASAR JAM’IYYAH NAHDLATUL ULAMA' (NU)



HADITS KE-1



75



‫ن ؟ يقنا ي‬ ‫ل‪:‬‬ ‫ح م‬ ‫ن الن م ة‬ ‫صي ن ي‬ ‫ة )ث يل يرثنا(‪ ،‬قمل نيننا‪ :‬ل ة ي‬ ‫م ن‬ ‫يالد تي ن م‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫سصصل ة ة‬ ‫م ن‬ ‫للهة ويل ةك ةيتناب ةهة ويل ةير م‬ ‫مة ة ال ن م‬ ‫سونل ةهة ويلئ ة م‬ ‫مي ن ي‬ ‫م‪) .‬رواه مسلم(‬ ‫وي ي‬ ‫مت ةهة ن‬ ‫عنا م‬



‫‪Agama adalah nasehat (disabdakan oleh‬‬ ‫‪Nabi SAW sebanyak 3 kali). Kami bertanya:‬‬ ‫‪Bagi siapa, wahai Rasulullah?. Nabi SAW‬‬ ‫‪menjawab: Bagi Allah, kitab suci-Nya, Rasul‬‬‫‪Nya, para pemimpin umat Islam dan kaum‬‬ ‫]‪muslimin secara umum. [HR. Muslim‬‬ ‫‪HADITS KE-2‬‬



‫ذا وليصص ي‬ ‫ي‬ ‫ل ي ت يب ن م‬ ‫ه‪،‬‬ ‫ه أهنملصص م‬ ‫ن إ ة ي ي ةي م‬ ‫كصص ن‬ ‫وا ع يلصص ى الصصد تي ن ة‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ه‪.‬‬ ‫ه غ يي نصصمر أهنل ةصص ة‬ ‫ن إ ةيذا ويل ةي يصص م‬ ‫يواب نك م ن‬ ‫وا ع يل ى الصصد تي ن ة‬ ‫)رواه الطبراني(‬



‫‪Janganlah kalian menangisi agama ketika‬‬ ‫‪agama dikuasasi (diurusi) oleh ahlinya, dan‬‬ ‫‪menangislah terhadap agama ketika‬‬ ‫‪dikuasai (diurusi) oleh orang yang bukan‬‬ ‫]‪ahlinya. [HR. al-Thabarany‬‬



‫‪HADITS KE-3‬‬



‫ن‬ ‫حنا ة‬ ‫سصصت يك مون م‬ ‫صصصنال ة ي‬ ‫ت‪ ،‬في ي‬ ‫ب يصصناد ةمرنوا ةبنال يع ن ي‬ ‫ل ال م‬ ‫مصصنا ة‬ ‫ل ال ن م ن‬ ‫ج م‬ ‫ل‬ ‫ن كي ة‬ ‫ح المر م‬ ‫صب ة م‬ ‫م‪ ،‬ي م ن‬ ‫قط يةع الل مي ن ة‬ ‫فيت ي ح‬ ‫مظل ة ة‬ ‫من رصصنا‬ ‫مؤ ن ة‬ ‫م ة‬ ‫م ة‬ ‫مؤ ن ة‬ ‫ ى م‬ ‫ ى ك يصصنافةررا‪ ،‬وي ي ي ن‬ ‫مرننا ويي ي ن‬ ‫م‬ ‫سصص ن‬ ‫س ن‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ض ة‬ ‫صصصب ة م‬ ‫ح كصصنافةررا‪ ،‬ي يب ةي نصصعم د ةي نن يصص م‬ ‫ويي م ن‬ ‫مصص ي‬ ‫ه ب ةعيصصير د‬ ‫الد دن نيينا‪) .‬رواه مسلم(‬



‫;‪Bergegaslah kalian untuk beramal shalih‬‬ ‫‪karena akan muncul fitnah-fitnah seperti‬‬



‫‪76‬‬



potongan malam yang gulita. Seseorang masih beriman di pagi hari, namun kafir pada sore harinya; dan seseorang masih beriman di sore hari, namun kafir pada keesokan harinya. Dia menjual agamanya dengan harta dunia. (HR. Muslim) HADITS KE-4



‫ فيك م ل‬،‫وا‬ ‫ )رواه‬.‫ه‬ ‫منا م‬ ‫مي ي م‬ ‫خل نقي ل ي م‬ ‫سحر ل ة ي‬ ‫ل م‬ ‫إ ةع ن ي‬ ‫مل م ن‬ (‫الطبراني‬



Berkaryalah, karena masing-masing (orang) diberi kemudahan melakukan apa yang telah diciptakan (ditakdirkan) untuknya. [HR. alThabarany] HADITS KE-5



‫ي‬ ‫ي‬ ‫ن قي م‬ .‫ل‬ ‫ميهنا ويإ ة ن‬ ‫ح د‬ ‫أ ي‬ ‫ل إ ةيل ى اللهة ا يد نوي م‬ ‫ب الع ن ي‬ ‫منا ة‬ (‫)متفق عليه‬



Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus-menerus (istiqamah), meskipun hanya sedikit [HR. Muttafaq ‘Alaih]



HADITS KE-6



‫ي‬ ‫منا ت مط ةي ن م‬ ‫واللهة‬ ‫م ة‬ ‫قو ن ي‬ ‫ل ي‬ ‫ن الع ن ي‬ ‫ع يل يي نك م ن‬ ‫ في ي‬،‫ن‬ ‫منا ة‬ ‫م ي‬ ‫م ي‬ (‫ )رواه الترمذ ي‬.‫وا‬ ‫حمت ى ت ي ة‬ ‫ل ي يي ة‬ ‫ل الله ي‬ ‫مل م ن‬



Beramallah sesuai kemampuan kalian. Demi Allah, Allah tidak akan bosan sampai kalian



77



sendiri yang merasa bosan [untuk beramal]. [HR. al-Tirmidzi] HADITS KE-7



‫دا م‬ ‫كم د‬ ‫ل ع ييل ى ال ن ي‬ ‫صد يقي ح‬ ‫ يوال م‬،‫ة‬ ‫معنمرون د‬ ‫ل ي‬ ‫ف ي‬ ‫خي نرة‬ ‫ب إة ي‬ .‫ف‬ ‫كي ي‬ ‫غناث ي ي‬ ‫ يوالله ي م ة‬،‫ه‬ ‫فنا ة‬ ‫عل ة ة‬ ‫مل نهمون ة‬ ‫ح د‬ ‫ة ال ن ي‬ (‫)رواه الدارقطني وابن أبي الدنينا‬



Setiap kebaikan (ma’ruf) adalah shadaqah. Orang yang menunjukkan kepada kebaikan [pahalanya] seperti pelaku kebaikan. Dan Allah senang [kepada orang yang senang, pent.] menolong pada orang yang kesusahan. [HR. al-Daruquthny dan Ibnu Abi Dunya] HADITS KE-8



‫ي‬ ‫ن‬ ‫من نك يررا فيل ني مغيي تنره م ب ةي يد ة ة‬ ‫ن يرأ ى ة‬ ‫ فيإ ة ن‬،‫ه‬ ‫م م‬ ‫من نك م ن‬ ‫ي‬ ‫م ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫سصصنان ة ة‬ ‫سصصت يط ةعن‬ ‫ فصصإ ة ن‬،‫ه‬ ‫م يي ن‬ ‫ست يط ةعن فب ةل ة ي‬ ‫م يي ن‬ ‫ن لصص ن‬ ‫لي ن‬ ‫ ويذ يةلصص ي‬،‫ه‬ ‫ )رواه‬.‫ن‬ ‫فيب ة ي‬ ‫ضصصعي م‬ ‫قل نةبصص ة‬ ‫ك اي ن‬ ‫ف ال ةي ن ي‬ ‫مصصنا ة‬ (‫مسلم‬ Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah dia merubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya; dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman. [HR. Muslim] HADITS KE-9



،‫ة‬ ‫ل ال ن ي‬ ‫م ي‬ ‫ص ة‬ ‫ه ل ي ي معيذ ت م‬ ‫إة م‬ ‫ة ب ةعي ي‬ ‫ب ال نيعنا م‬ ‫ن الل ي‬ ‫خنا م‬ ‫م ة‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ ويهم ن‬،‫م‬ ‫ن ظ يهنيران يي نهة ن‬ ‫حمت ى ي ييروا ال ن م‬ ‫من نك يير ب يي ن ي‬ 78



‫ي‬ ،‫ه‬ ‫ن ع ييل ى أ ن‬ ‫يقناد ةمرون ي‬ ‫ فيل ي ي من نك ةمرون م‬،‫ه‬ ‫ن ي من نك ةمرون م‬ ‫وا ذ يل ة ي‬ ‫فيإ ة ي‬ ‫ة‬ ‫م ي‬ ‫ ع يذ م ي‬،‫ك‬ ‫ب الله ال نيعنا م‬ ‫ذا فيعيل م ن‬ ‫ )رواه البغو ي في شرح‬.‫ة‬ ‫يوال ن ي‬ ‫ص ي‬ ‫خنا م‬ (‫السنة‬ Sesungguhnya Allah tidak menyiksa masyarakat umum disebabkan perbuatan orang khusus [yakni ulama’ atau umara’, pent.]. Hingga orang-orang khusus tersebut melihat kemungkaran di hadapan mereka, sedangkan mereka mampu untuk mengingkari (memberantas)-nya, namun mereka tidak mengingkari (memberantas) kemungkaran itu. Ketika mereka sudah berbuat demikian, maka Allah menyiksa masyarakat umum maupun orang-orang khusus tersebut. [HR. al-Baghawi dalam Syarah al-Sunnah] HADITS KE-10



‫عي ي‬ ‫ه يقنا ي‬ :‫ل‬ ‫ن أةبي ذ يقر ير ة‬ ‫ضي الله ع ين ن م‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ي ي‬ ‫صمل ى الله ع يل يي نهة وي ي‬ ‫سل م ي‬ ‫ي ي‬ ‫ا يون ي‬ ‫خل ةي نل ة ن‬ ‫صنان ة ن‬ ‫ف ةفي‬ ‫ن ل ياي ي‬ ‫ل ال ن ي‬ ‫خنا م‬ ‫بة ة‬ ‫ي اي ن‬ ‫ ا يون ي‬،‫ر‬ ‫خ ي‬ ‫صنان ة ن‬ ‫صنا ة‬ ‫خي ن ة‬ ‫ و ا يوصنان ة ي‬،‫ة ل يئ ةم‬ ‫ن أ يمقو ي‬ ‫ل‬ ‫م ي‬ ‫يأ ن‬ ‫اللهة ل يون ي‬ ‫د ي ن ي ن‬ ‫حقم ويل يون ي‬ (‫ )رواه ابن حبنان‬.‫مررا‬ ‫كنا ي‬ ‫ال ن ي‬ ‫ن م‬



Abu Dzar RA berkata: Kekasihku, yakni Rasulullah SAW, berwasiat kepadaku atas beberapa amal kebaikan. Nabi SAW berwasiat kepadaku agar aku – semata-mata karena Allah– tidak takut terhadap cercaan orang yang mencerca; dan beliau juga berwasiat kepadaku agar aku berkata yang



79



benar (jujur), meskipun itu pahit. [HR. Ibnu Hibban] HADITS KE-11



‫مهنل ة ي‬ .‫ت‬ ‫ ويث يل ي ح‬،‫ت‬ ‫ث يل ي ح‬ ‫كنا ح‬ ‫ث م‬ ‫جيينا ح‬ ‫من ن ة‬ ‫ث م‬ ‫خ ن‬ ‫ستر‬ ‫ ي‬:‫ت‬ ‫شي ي م‬ ‫ة اللهة ةفي ال ت‬ ‫جيينا م‬ ‫من ن ة‬ ‫يفنال ن م‬ ‫ضنا‬ ‫يوال نعيل ين ةي ي ة‬ ‫ل ةفي التر ي‬ ‫ وي ال ن م‬،‫ة‬ ‫حك ن م‬ ‫م ةبنال نعيد ن ة‬ .‫ر‬ ‫ف ن‬ ‫صناد م ةفي ال نغةين ى يوال ن ي‬ ‫يوال نغي ي‬ ‫ يوال ةقنت ة ي‬،‫ب‬ ‫اض ة‬ ‫ق ة‬ ‫م ي‬ ‫مهنل ة ي‬ ‫ م‬:‫ت‬ ،‫ع‬ ‫طنا ح‬ ‫مت مب ي ح‬ ‫ش ل‬ ‫و ى م‬ ‫ح م‬ ‫كنا م‬ ‫يوال ن م‬ ‫ ويهي ر‬،‫ع‬ ‫ن‬ (‫)رواه البزار‬.‫ه‬ ‫منرةءب ةيرأي ة ة‬ ‫جنا م‬ ‫ويإ ةع ن ي‬ ‫ب ال ن ي‬



Ada 3 hal yang menyelamatkan dan 3 hal yang membinasakan. Tiga hal yang menyelamatkan adalah: 1) Takut kepada Allah dalam keadaan sendiri maupun bersama orang lain; 2) Menghukumi secara adil dalam keadaan senang maupun marah; 3) Bersikap sederhana dalam keadaan kaya maupun miskin. Sedangkan 3 hal yang membinasakan adalah: 1) Sifat kikir yang dituruti; 2) Hawa nafsu yang diikuti; 3) Ketakjuban seseorang terhadap pendapat (akal pikiran)-nya sendiri. [HR. Al-Bazzar]



HADITS KE-12



‫سمئو ح‬ .‫ه‬ ‫ن ير ة‬ ‫عي مت ة ة‬ ‫م ن‬ ‫م ي‬ ‫م يرادع ويك مل مك م ن‬ ‫ك مل دك م ن‬ ‫ل عي ن‬ ‫سمئو ح‬ .‫ه‬ ‫ن ير ة‬ ‫عي مت ة ة‬ ‫منا م‬ ‫م ن‬ ‫م يرادع وي ي‬ ‫ال ة ي‬ ‫ل عي ن‬ ‫ي‬ ‫سمئو ح‬ ‫ج م‬ ‫ن‬ ‫ل يرادع في أهنل ة ة‬ ‫يوالمر م‬ ‫م ن‬ ‫ ويهموي ي‬،‫ه‬ ‫ل عي ن‬ 80



،‫جيهنا‬ ‫عي ي ح‬ ‫منرأ ية م يرا ة‬ ‫ير ة‬ ‫ي ب يي ن ة‬ ‫عي مت ة ة‬ ‫ت يزون ة‬ ‫ يوال ن ي‬.‫ه‬ ‫ة فة ن‬ ‫م يرادع‬ ‫ يوال ن ي‬.‫عي مت ةيهنا‬ ‫ن ير ة‬ ‫سمئول ي ح‬ ‫خناد ة م‬ ‫م ن‬ ‫ي ي‬ ‫ة عي ن‬ ‫ويه ة ي‬ ‫سمئو ح‬ .‫ه‬ ‫ن ير ة‬ ‫عي مت ة ة‬ ‫م ن‬ ‫ل ي‬ ‫سي تد ةهة وي ي‬ ‫ي ي‬ ‫ل عي ن‬ ‫منا ة‬ ‫فة ن‬ (‫)رواه البخنار ي‬ Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian mengemban tanggung-jawab atas ‘rakyat’-nya [yaitu terhadap siapa atau apa yang dia pimpin]. Pejabat (imam) adalah pemimpin dan mengemban tanggung jawab atas ‘rakyat’-nya. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan mengemban tanggung-jawab atas ‘rakyat’-nya. Istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya, dan mengemban tanggung-jawab atas ‘rakyat’-nya. Pelayan adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, dan mengemban tanggung jawab atas ‘rakyat’nya. [HR. al-Bukhari] HADITS KE-13



‫ن ي‬ ‫ق ن‬ ‫ل‬ ‫خرة فيل ني ي م‬ ‫ن ةبناللهة يوال ني يونم ة ال ة‬ ‫ن ي مؤ ن ة‬ ‫كنا ي‬ ‫ي‬ ‫م م‬ ‫م ن‬ ‫ر‬ ‫ن ي‬ ‫ي‬ ‫ن ةبناللهة‬ ‫ن ي مؤ ن ة‬ ‫كنا ي‬ ‫ وي ي‬،‫ت‬ ‫م ن‬ ‫ص م‬ ‫خنيرا ر أون ل ةي ي ن‬ ‫م م‬ ‫م ن‬ ‫ن ي‬ ‫ن‬ ‫وينالي يونم ة ال ة‬ ‫كنا ي‬ ‫م ي‬ ‫خرة فيل ني مك نرة ن‬ ‫ وي ي‬،‫ه‬ ‫جناير م‬ ‫م ن‬ .‫ه‬ ‫ضي ن ي‬ ‫ن ةبناللهة يوال ني يونم ة ال ة‬ ‫ي مؤ ن ة‬ ‫م ي‬ ‫خرة فيل ني مك نرة ن‬ ‫ف م‬ ‫م م‬ (‫)رواه الشيخنان‬



Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memulyakan tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari



81



akhir, maka hendaklah dia memulyakan tamunya. [HR. Bukhari-Muslim] HADITS KE-14



‫سناع يةة ك ي م‬ ،‫ن‬ ‫إة م‬ ‫ ي ال م‬ ‫ذاب ةي ن ي‬ ‫ن ب يي ن ي‬ ‫ن ي يد ي ة‬ (‫ )رواه مسلم‬.‫م‬ ‫يفنا ن‬ ‫حذ يمرونهم ن‬



Sesungguhnya menjelang saat-saat hari akhir (kiamat), ada pendusta-pendusta, maka waspadailah mereka. [HR. Muslim] HADITS KE-15



،‫ن‬ ‫جناةح ال ي‬ ‫ست يةعيمنوا ع ييل ى إنن ي‬ ‫ا ن‬ ‫وائ ةةج بنالك ةنتمنا ة‬ ‫ح ي‬ ‫ن كم م‬ ‫ )رواه‬.‫سود ح‬ ‫م ن‬ ‫فيإ ة م‬ ‫ح م‬ ‫مة د ي‬ ‫ل ةذ ي ن ةعن ي‬ (‫الطبراني‬



Mintalah pertolongan untuk kesuksesan kebutuhan-kebutuhan dengan cara menyembunyikan; karena setiap kenikmatan itu menjadi sasaran iri hati [orang lain. [HR. al-Thabarany] HADITS KE-16



‫ن ت ييبناير ي‬ ‫ك‬ ‫المرا ة‬ ‫م المر ن‬ ‫ن ي ينر ي‬ ‫مو ي‬ ‫ح ي‬ ‫مه م م‬ ‫ح م‬ ‫ح م‬ ‫م م‬ ‫ي‬ ‫ض‬ ‫ انر ي‬،‫ويت ييعنايل ى‬ ‫موا ي‬ ‫ح م‬ ‫م ن‬ ‫ن ةفي النر ة‬ ‫ )رواه أبو‬.‫مناةء‬ ‫ي ينر ي‬ ‫ن ةفي ال م‬ ‫س ي‬ ‫م ي‬ ‫مك م ن‬ ‫ح ن‬ ‫م ن‬ (‫داود‬



Orang-orang yang pengasih itu akan dikasihi oleh al-Rahman Tabaraka wa Ta’ala. Kasihilah makhluk yang ada di bumi, niscaya makhluk di langit akan mengasihi kalian. [HR. Abu Dawud]



82



HADITS KE-17



‫ن‬ ‫ن ة‬ ‫مو ن ي‬ ‫م ن‬ ‫ن ي‬ ‫م ن‬ ‫سل ة م‬ ‫م ال ن م‬ ‫سل ة ي‬ ‫م ي‬ ‫سل ة م‬ ‫ا يل ن م‬ ‫م ن‬ ‫م ن‬ ‫منا‬ ‫ن ي‬ ‫سنان ةهة ويي يد ة ة‬ ‫هنا ي‬ ‫لة ي‬ ‫جير ي‬ ‫جمر ي‬ ‫ميهنا ة‬ ‫ يوال ن م‬،‫ه‬ ‫م ن‬ (‫ )متفق عليه‬.‫ه‬ ‫ن ييه ى الله ع ين ن م‬



Orang muslim adalah orang yang membuat umat Islam lainnya merasa aman dari (gangguan) lisan dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah. [HR. Muttafaq ‘Alaih] HADITS KE-18



‫ فيإن الظ م ي‬،‫إيناك مم والظ من‬ ‫ب‬ ‫ن أك نذ ي م‬ ‫ة م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ةم ن ي‬ ‫ث‬ ‫حد ةي ن ة‬ ‫ال ن ي‬.



Waspadalah terhadap purba-sangka, karena sesungguhnya purba-sangka itu adalah sedusta-dusta perkataan. [HR. BukhariMuslim] HADITS KE-19



‫ )رواه‬.‫ن‬ ‫وا ة‬ ‫اة ن‬ ‫س بة م‬ ‫حت يرة م‬ ‫سونةء الظ م ت‬ ‫م ي‬ ‫س ن‬ ‫ن المننا ة‬ (‫الطبراني‬



Waspadalah kalian terhadap manusia dengan cara berburuk sangka. [HR. alThabarany]



HADITS KE-20



83



‫ي‬ ‫ق ي‬ ‫ه‪،‬‬ ‫م ال ن ي‬ ‫ن أي ة‬ ‫خي ة‬ ‫ي مب ن ة‬ ‫صمر أ ي‬ ‫حد مك م م‬ ‫ذاة ي ةفي ع يي ن ة‬ ‫جذ نع ي ةفي ع يي نن ةهة‪) .‬رواه إبن‬ ‫ويي ين ن ي‬ ‫س ى ال ن ة‬ ‫حبنان(‬ ‫‪Salah seorang di antara kalian bisa melihat‬‬ ‫]‪suatu kotoran [yang kecil dan terdapat‬‬ ‫‪pada mata saudaranya, akan tetapi dia tidak‬‬ ‫‪bisa melihat sebuah pohon kurma yang‬‬ ‫‪terdapat pada matanya sendiri. [HR. Ibnu‬‬ ‫]‪Hibban‬‬ ‫‪HADITS KE-21‬‬



‫ب‬ ‫ن ني م‬ ‫ن ك منرب ي ر‬ ‫ة ة‬ ‫مؤ ن ة‬ ‫ن م‬ ‫ي‬ ‫ن ك مير ة‬ ‫ف ي‬ ‫م ن‬ ‫س عي ن‬ ‫م ن‬ ‫م د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫الد دن نيينا‪ ،‬ن ي م‬ ‫ه كنرب ي ر‬ ‫ة ة‬ ‫ه ع ين ن م‬ ‫س الل م‬ ‫ن كير ة‬ ‫ف ي‬ ‫م ن‬ ‫ر‪،‬‬ ‫معن ة‬ ‫م ة‬ ‫ي يونم ة ال ن ة‬ ‫ن يي م‬ ‫سير ع ييل ى م‬ ‫ة‪ .‬وي ي‬ ‫قيينا ي‬ ‫م ن‬ ‫س د‬ ‫ن‬ ‫ه ع يل يي نهة ةفي الد دن نيينا يوال ة‬ ‫خير ة‬ ‫يي م‬ ‫ة‪ .‬وي ي‬ ‫سير الل م‬ ‫م ن‬ ‫ه ةفي الد دن نيينا‬ ‫سةلمرنا‪ ،‬ي‬ ‫م ن‬ ‫ي‬ ‫ست ييره م الل م‬ ‫ست يير م‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫يوال ة‬ ‫ن العيب ن ة‬ ‫خير ة‬ ‫منا كنا ي‬ ‫د‪ ،‬ي‬ ‫ة‪ .‬يوالل م‬ ‫ه يةفي ع يون ة‬ ‫ك ط يرةنيقنا ر‬ ‫سل ي ي‬ ‫نأ ة‬ ‫خي ن ة‬ ‫ن ي‬ ‫ه‪ .‬وي ي‬ ‫م ن‬ ‫ال نعيب ند م ةفي ع يون ة‬ ‫ه ب ةهة ط يرةنيقنا ر‬ ‫سه م ي‬ ‫س فةي نهة ة‬ ‫ي يل نت ي ة‬ ‫عنلمرنا‪ ،‬ي‬ ‫ل الل م‬ ‫م م‬ ‫ن‬ ‫ت ة‬ ‫م ةفي ب يي ن د‬ ‫جن م ة‬ ‫منا ا ن‬ ‫إ ةيل ى ال ن ي‬ ‫معي قيون ح‬ ‫جت ي ي‬ ‫ة‪ .‬وي ي‬ ‫م ن‬ ‫ه‬ ‫ت الل ة‬ ‫ب مي مون ة‬ ‫ب اللهة ويي يت ي ي‬ ‫ن ك ةيتنا ي‬ ‫ه‪ ،‬ي يت نل مون ي‬ ‫داير م‬ ‫سونن ي م‬ ‫ة‪،‬‬ ‫سك ةي نن ي م‬ ‫م ال م‬ ‫ت ع يل يي نهة ن‬ ‫م‪ ،‬إ ةل م ن ييزل ي ن‬ ‫ب يي نن يهم ن‬ ‫ة‪،‬‬ ‫ح م‬ ‫مل يئ ةك ي م‬ ‫م م‬ ‫ويغ ي ة‬ ‫ة‪ ،‬وي ي‬ ‫م المر ن‬ ‫م ال ن ي‬ ‫فت نهم م‬ ‫ح ي‬ ‫شي يت نهم م‬ ‫ي‬ ‫ن ب يط يأ ةفي‬ ‫ن ة‬ ‫ه‪ .‬وي ي‬ ‫عن ند ي م‬ ‫ه فةي ن ي‬ ‫م الل م‬ ‫ويذ يك ييرهم م‬ ‫م ن‬ ‫م ن‬ ‫ه‪) .‬رواه مسلم(‬ ‫سرةع ن ب ةهة ن ي ي‬ ‫م يم ن‬ ‫سب م م‬ ‫مل ةهة ل ي ن‬ ‫عي ي‬



‫‪Barangsiapa menyelesaikan‬‬ ‫‪(menghilangkan) suatu kesulitan duniawi‬‬ ‫‪dari orang mukmin, niscaya Allah‬‬ ‫‪menyelesaikan (menghilangkan) kesulitan‬‬



‫‪84‬‬



orang itu di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang sedang kesulitan, niscaya Allah memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba-Nya tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa meniti jalan untuk memperoleh ilmu, niscaya Allah memudahkannya meniti jalan ke surga. Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam suatu rumah Allah (yakni masjid), di mana mereka membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajari-nya, kecuali ketenangan turun kepada mereka; rahmat melingkupi mereka; para malaikat mengelilingi mereka; dan Allah menyebut-nyebut mereka (dengan bangga) di hadapan para makhluk disisiNya. Dan barangsiapa lambat amalnya, maka nasabnya [status sosialnya?, pent.] tidak akan mempercepatnya. [HR. Muslim] HADITS KE-22



‫منا‬ ‫ب لي ة‬ ‫حمت ى ي م ة‬ ‫ل ي ي مؤ ن ة‬ ‫ح م‬ ‫م ي‬ ‫ن اي ي‬ ‫خي نهة ي‬ ‫حد مك م ن‬ ‫م م‬ (‫ )رواه مسلم‬.‫ه‬ ‫ب ل ةن ي ن‬ ‫ي م ة‬. ‫س ة‬ ‫ف ة‬ ‫ح د‬



Tidak beriman seseorang di antara kalian [dengan keimanan yang sempurna], sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. [HR. Muslim] HADITS KE-23



85



‫ه‬ ‫منا ن ي ي‬ ‫صد يقي ح‬ ‫ة ة‬ ‫منا يزاد ي الل م م‬ ‫ وي ي‬،‫ل‬ ‫ن ي‬ ‫ص ن‬ ‫ي‬ ‫ت ي‬ ‫ق ي‬ ‫منا د‬ ‫م ن‬ ‫ي‬ ‫حد ح ل ةلهةم‬ ‫م‬ ‫دا ب ةعي ن‬ ‫فود إ ةل ة‬ ‫ضعي أ ي‬ ‫وا ي‬ ‫ع يب ن ر‬ ‫ وي ي‬،‫عرزا‬ ‫منا ت ي ي‬ ‫ه‬ ‫ه الل م م‬ ‫إ ةل م يرفيعي م‬.



Shadaqah tidak mengurangi harta benda; Allah tidak menambah kepada seorang hamba yang memberi maaf, kecuali menambah kemulyaannya; dan seseorang tidak bersikap tawadhu’ karena Allah, kecuali Allah mengangkat (derajat)-nya. [HR. Muslim] HADITS KE-24



‫ف ي‬ ‫ن‬ ‫ن ة‬ ‫ح ة‬ ‫ ويل يون أ ن‬،‫شنيئرنا‬ ‫معنمرو ة‬ ‫قير م‬ ‫ل ي تي ن‬ ‫ن ال ي‬ ‫م ي‬ ‫ي‬ ‫ق ى أخنا ي‬ (‫ )رواه مسلم‬.‫ق‬ ‫ت يل ن ي‬ ‫ك ب ةوي ن‬ ‫جهة طةلي د‬



Janganlah kalian meremehkan amal kebaikan (ma’ruf) sekecil apapun; meskipun (hanya berupa) menampakkan muka berseri-seri ketika bertemu saudaramu. [HR. Muslim] HADITS KE-25



‫ي‬ ‫ج م ي‬ ‫م‬ ‫ن ي‬ ‫خةليل ة ة‬ ‫ فيل ني ين نظ منر أ ي‬،‫ه‬ ‫المر م‬ ‫حد مك م ن‬ ‫ل ع يل ى ةدي ة‬ ‫خنال ة م‬ (‫ )رواه أبو داود والترمذ ي‬.‫ل‬ ‫ن يم ي‬ ‫ي‬ ‫م ن‬



Seseorang itu mengikuti agama temannya. Maka hendaklah seseorang di antara kalian memperhati-kan dengan siapa dia berteman. [HR. Abu Dawud dan al-Tirmidzi] HADITS KE-26



‫ن تي ي‬ ‫ )رواه أبو‬.‫م‬ ‫ه بة ي‬ ‫قونم د فيهموي ة‬ ‫من نهم ن‬ ‫شب م ي‬ ‫ي‬ ‫م ن‬ (‫داود‬ 86



Barangsiapa meniru-niru suatu kaum, maka dia menjadi bagian dari kaum itu. [HR. Abu Dawud] HADITS KE-27



‫ي‬ ،‫ريربنا‬ ‫ن ال ت‬ ‫إة م‬ ‫ ويي ينر ة‬،‫ريربنا‬ ‫دي ي‬ ‫جع م غ ي ة‬ ‫ن ب يد يأ غ ي ة‬ ‫في م‬ ‫منا‬ ‫حو ن ي‬ ‫صل ة م‬ ‫ن ي‬ ‫ن يم ن‬ ‫ ا يل مذ ةي ن ي‬،‫طويب ى ل ةل نغميريبناةء‬ ‫ )رواه‬.‫ي‬ ‫س ة‬ ‫ن م‬ ‫ا يفن ي‬ ‫سد يهم المننا م‬ ‫سن مت ة ن‬ ‫م ن‬ (‫الترمذ ي‬



Sesungguhnya agama (Islam) ini pada mulanya asing, dan akan kembali menjadi asing. Maka sungguh beruntung orang-orang yang ‘asing’, yaitu orang-orang yang memperbaiki sunnahku yang dirusak oleh umat manusia. [HR. al-Tirmidzi] HADITS KE-28



‫ )رواه‬.‫ي‬ ‫س ة‬ ‫ن يرةغ ي‬ ‫ن م‬ ‫ي‬ ‫ي فيل يي ن ي‬ ‫من ت ن‬ ‫سن مت ة ن‬ ‫ب عي ن‬ ‫م ن‬ (‫مسلم‬



Barangsiapa membenci sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku. [HR. Muslim]



HADITS KE-29



‫ن ع ييل ى‬ ‫ في ي‬،‫ة‬ ‫قد ن ا ي ي‬ ‫صنا ة‬ ‫ب ب ةد نع ي د‬ ‫عنا ي‬ ‫ح ي‬ ‫ي‬ ‫ن ويقمير ي‬ ‫م ن‬ (‫ )رواه الطبراني‬.‫م‬ ‫هيد يم ة ال ة ن‬ ‫سل ي ة‬ 87



Barangsiapa mengagungkan pelaku bid’ah, maka sungguh dia telah membantu merobohkan Islam. [HR. al-Thabarany] HADITS KE-30



‫ج ح‬ ‫ه‬ ‫ ير م‬،‫ن‬ ‫لي ي‬ ‫ح ي‬ ‫ل آيتناهم الل م م‬ ‫سد ي إ ةل م ةفي اث نن يت يي ن ة‬ ‫ل يوآيننايء‬ ‫ فيهموي ي م‬،‫ن‬ ‫ال ن م‬ ‫قنرآ ي‬ ‫قون م‬ ‫م ب ةهة آيننايء الل مي ن ة‬ ‫منا ر‬ ‫ج ح‬ ‫ه‬ ‫ فيهموي ي من ن ة‬،‫ل‬ ‫ ويير م‬.‫الن ميهناةر‬ ‫فقم م‬ ‫ه ي‬ ‫ل آيتناهم الل م م‬ (‫ )رواه الشيخنان‬.‫ل يوآيننايء الن ميهناةر‬ ‫آيننايء الل مي ن ة‬



Tidak ada sikap iri hati, selain dalam 2 hal: Seseorang yang diberi anugerah oleh Allah berupa [mampu membaca] al-Qur'an, lalu dia membaca al-Qur'an di tengah malam dan di tengah siang; dan seseorang yang diberi anugerah oleh Allah berupa harta benda, lalu dia menafkahkannya di tengah malam dan di tengah siang. [HR. Bukhari dan Muslim] HADITS KE-31



‫ن‬ ‫س ة‬ ‫ب ة‬ ‫ب ة‬ ‫ري ح‬ ‫ري ح‬ ‫يال م‬ ‫م ي‬ ‫م ي‬ ‫خ د‬ ‫ قي ة‬،‫ن الله‬ ‫ي قي ة‬ .‫ن المنناةر‬ ‫ ب يةعيد ح ة‬،‫س‬ ‫ب ة‬ ‫جن م ة‬ ‫ري ح‬ ‫ال ي‬ ‫م ي‬ ‫م ي‬ ‫ قي ة‬،‫ة‬ ‫ن المننا ة‬ ‫خي م‬ ،‫ة‬ ‫يوال نب ي ة‬ ‫جن م ة‬ ‫ ب يةعيد ح ة‬،‫ه‬ ‫ن الل ة‬ ‫ل ب يةعيد ح ة‬ ‫ن ال ي‬ ‫م ي‬ ‫م ي‬ .‫ن المنناةر‬ ‫ب ة‬ ‫ب يةعيد ح ة‬ ‫ري ح‬ ‫م ي‬ ‫م ي‬ ‫ ي قي ة‬،‫س‬ ‫ن المننا ة‬ ‫جناه ة ح‬ ‫ن ي‬ ‫س ة‬ ‫عناب ةد د‬ ‫ب إ ةيل ى اللهة ة‬ ‫ح د‬ ‫يأ ي‬ ‫ويل ي ي‬ ‫ل ي‬ ‫م ن‬ ‫خ ل‬ (‫ )رواه الترمذ ي‬.‫ل‬ ‫بي ة‬ ‫خي د‬



Orang yang dermawan itu dekat kepada Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Orang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih dicintai oleh



88



Allah dibandingkan ahli ibadah yang kikir. [HR. al-Tirmidzi] HADITS KE-32



‫ل ي تزا م م‬ ‫خ م‬ ‫ن‬ ‫منا أ ي ي‬ ‫ي بة ي‬ ‫يي‬ ‫ذوا ال نعةل ن ي‬ ‫خي نرد ي‬ ‫لأ م‬ ‫م عي ن‬ ‫مت ة ن‬ ‫اي ي‬ (‫ )أخرجه أبو نعيم في الحلية‬.‫م‬ ‫كناب ةرةه ة ن‬



Umatku senantiasa berada dalam kebaikan, selama mereka memperoleh ilmu dari pembesar-pembesar mereka [yakni para ulama’ yang sesungguhnya]. [HR. Abu Nu’aim dalam al-Hulyah] HADITS KE-33



‫هصص ي‬ ‫ن‬ ‫ن ي‬ ‫إة م‬ ‫ يفصصنان نظ ممرنوا ع ي م‬،‫ن‬ ‫ذا ا يل نعةنلصص ي‬ ‫مصص ن‬ ‫م د ةنيصص ح‬ ‫ن‬ (‫ )رواه المنام أحمد‬.‫م‬ ‫ت يأ م‬ ‫خذ مون ي‬ ‫ن د ةي نن يك م ن‬



Sesungguhnya ilmu ini adalah (bagian) agama, maka perhatikanlah dari siapa, kalian memperoleh (ilmu) agama kalian. [HR. Imam Ahmad] HADITS KE-34



‫ ك م د‬،‫ ي‬ ‫ل‬ ‫منا أ ي ي‬ ‫ن أي ن‬ ‫خنا م‬ ‫خو ي ي‬ ‫إة م‬ ‫ف ع يل يي نك م ن‬ ‫ف ي‬ ‫م ب يعند ة ن‬ ‫ت‬ (‫ )رواه الطبراني‬.‫ن‬ ‫م الل ي‬ ‫ق ع يل ةي ن م‬ ‫م‬ ‫سنا ة‬ ‫ميننافة د‬



Sesungguhnya hal yang paling aku khawatirkan terhadap kalian sesudahku adalah setiap orang munafik yang pandai berbicara. (HR. al-Thabarany] HADITS KE-35



‫ )رواه‬.‫خل يرقنا‬ ‫م أي ن‬ ‫ن ة‬ ‫ن ة‬ ‫م اي ن‬ ‫إة م‬ ‫ح ي‬ ‫سن مك م ن‬ ‫خيينارةك م ن‬ ‫م ن‬ (‫الشيخنان‬ 89



Sesungguhnya orang pilihan di antara kalian adalah orang yang paling terpuji akhlaqnya. [HR. Bukhari-Muslim] HADITS KE-36



‫حيينات ي ي‬ ‫ك قيب ن ي‬ ‫سنا قيب ن ي‬ ‫ل‬ ‫ل ي‬ ‫م ي‬ ‫ ي‬:‫س‬ ‫م ر‬ ‫خ ن‬ ‫خ ن‬ ‫ا ةغ نت ين ة ن‬ ‫م د‬ ‫ ويفييراغ ي ي‬،‫ك‬ ‫م ي‬ ‫حت ي ي‬ ‫مونت ة ي‬ ‫ك قيب ن ي‬ ‫ك‬ ‫س ي‬ ‫ق ة‬ ‫ وي ة‬،‫ك‬ ‫ص م‬ ‫ل ي‬ ‫ي‬ ‫م ي‬ ‫شيبناب ي ي‬ ‫شغنل ة ي‬ ‫ك قيب ن ي‬ ‫قيب ن ي‬ ‫ وي ي‬،‫ك‬ ‫ل م‬ ،‫ك‬ ‫ل هيير ة‬ ‫قرة ي‬ ‫ويةغيننا ي‬. ‫ك قيب ن ي‬ ‫ك‬ ‫ل في ن‬



Manfaatkan (semaksimal mungkin) 5 hal sebelum (datangnya) 5 hal: Hidupmu sebelum matimu; sehatmu sebelum sakitmu; waktu luangmu sebelum waktu sibukmu; masa mudamu sebelum masa tuamu; dan masa kayamu sebelum masa miskinmu. [HR. al-Baihaqy]



HADITS KE-37



‫ ويك م د‬،‫ل‬ ‫ج م‬ ‫ل‬ ‫ست م ح‬ ‫ة‬ ‫ه ع يمز وي ي‬ ‫م الل م‬ ‫م ويل يعين يهم م‬ ‫ة ل يعنن يت مهم ن‬ ،‫ه‬ ‫ب الل ة‬ ‫ب الد مع نوي ة‬ ‫جنا م‬ ‫م ي‬ ‫ي م‬ ‫ يالمزائ ةد م ب ةك ةيتنا ة‬:‫ة‬ ‫ن يب ة ق‬ ‫سل ت م‬ ‫ط‬ ‫ب بة ي‬ ‫قد يرة الل ة‬ ‫مك يذ ت م‬ ‫مت ي ي‬ ‫ يوال ن م‬،‫ه‬ ‫يوال ن م‬ ‫ي‬ ‫ ل ةي مذ ة م‬،‫ت‬ ‫ه ويي معةمز‬ ‫جب يمرون ة‬ ‫ةبنال ن ي‬ ‫ن أع يمزهم الل م‬ ‫ل ي‬ ‫م ن‬ ‫ح د‬ ‫ن أ يذ ي م‬ ،‫ه‬ ‫م ي‬ ‫ست ي ة‬ ‫ة الل ة‬ ‫ل م‬ ‫م ن‬ ‫حنر ي‬ ‫ يوال ن م‬،‫ل الله‬ ‫ي‬ ‫م ن‬ ‫م‬ (‫ )رواه الطبراني‬.‫ي‬ ‫يوالمتنارةك ل ة م‬ ‫سن مت ة ن‬



Enam golongan yang saya laknati; dilaknati oleh Allah ‘Azza wa Jalla dan oleh seluruh Nabi yang (pasti) dikabulkan do’anya, (yaitu): Orang yang menambah-nambahi Kitabullah (al-Qur’an); orang yang



90



mendustakan qadar (takdir dari) Allah; orang yang memimpin dengan kesewenangwenangan; merendahkan orang yang dimulyakan Allah, dan memulyakan orang yang direndahkan Allah; orang yang menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah; dan orang yang meninggalkan Sunnahku. [HR. al-Thabarany] HADITS KE-38



‫ه ت ييعنايل ى يقنا ي‬ ،‫ أ يون أ ييذ ى‬،‫عنايد ى‬ ‫ن ي‬ ‫إة م‬ ‫ ي‬:‫ل‬ ‫ن الل ي‬ ‫م ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ا يون أذ ي م‬ ،‫ي ويل ةرينا‬ ‫ ا يون أ ي‬،‫ل‬ ‫هنا ي‬ ‫ن )فةي نهة رةيوايينا ح‬ ‫ت( ل ة ن‬ ‫ في ي ي‬،‫ ول ةي ال نمؤ نمن ةين‬:(‫)وفي رواية‬ ‫ه‬ ‫ة ي ي د‬ ‫ي ة‬ ‫قد ن أذ ين نت م م‬ ‫م ة ن ي‬ ‫ي م‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬ :(‫ة‬ ‫ي رةيواي ي د‬ ‫ه( ةبنال ي‬ ‫مت م م‬ ‫)ا ي ين اع نل ن‬ ‫حنر ة‬ ‫ )ويفة ن‬،‫ب‬ ‫ح م‬ :(‫خير ى‬ ‫في ي‬ ‫ي أم ن‬ ‫م ي‬ ‫ست ي ي‬ ‫قد ة ا ن‬ ‫ل ي‬ ‫ )ويفة ن‬،‫ي‬ ‫حنارةب يت ة ن‬ (‫ )رواه البخنار ي‬.‫ة‬ ‫في ي‬ ‫حنارةب ي ة‬ ‫م ي‬ ‫ي ةبنال ن ي‬ ‫قد ن يبنايريزن ة ن‬



Sesungguhnya Allah SWT berfirman: “Barangsiapa memusuhi, menyakiti, merendahkan, atau menghina [ada beberapa redaksi dalam beberapa riwayat] kekasih-Ku (waliyullah), [dalam satu riwayat]: wali kaum mukminin, maka sungguh aku menyatakan perang kepadanya. [Dalam riwayat lain]: Maka sungguh dia telah menghalalkan (menyatakan) berperang dengan-Ku; [dalam riwayat lain]: maka sungguh dia telah menyatakan perang dengan-Ku. [HR. Bukhari] HADITS KE-39



‫م‬ ‫ضصصل يل ي د‬ ‫ ويي يصصد م‬،‫ة‬ ‫ي ع ييل ى ي‬ ‫ه ل ي يي ن‬ ‫إة م‬ ‫معم أ م‬ ‫ج ي‬ ‫ن الل ي‬ ‫مت ة ن‬ ‫شصصذ م ي‬ ‫ن ي‬ ‫شصذ م إ ةيلص ى‬ ‫منا ي‬ ‫عص د‬ ‫اللصصه ع ييلص ى ي‬ ‫ ي‬.‫ة‬ ‫ج ي‬ ‫مص ن‬ 91



‫ن‬ ‫ وييزاد ي إنبصص م‬.(‫ )رواه الترمذ ي وغيره‬.‫المنناةر‬ ‫ فيعيل ينيصصصص ي‬،‫ف‬ ‫ إ ة ي‬:‫ه‬ ‫ك‬ ‫ذا وييقصصصصعي ال ة ن‬ ‫خت ةل ي م‬ ‫مصصصصنا ي‬ ‫ج ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫حقت ويأهنل ةهة‬ ‫مع ي ا ل ي‬ ‫ةبنال م‬. ‫واد ة الع نظم ة ي‬ ‫س ي‬



Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku ke dalam kesesatan. Kekuasaan Allah SWT berada pada jama'ah. Barangsiapa menyendiri, maka dia akan menyendiri (hingga) ke dalam api neraka. [HR. al-Tirmidzi dan perawi lain]. Ibnu Majah menambahkan: Jika terjadi perselisihan, maka ikutilah al-Sawad al-A'zham [golongan mayoritas], yaitu bersama kebenaran dan ahli kebenaran. HADITS KE-40



‫م‬ ‫صي نك م‬ ‫ج م‬ ‫مةع‬ ‫م ب ةت ي ن‬ ‫ق‬ ‫أون ة‬ ‫و ى اللهة ع يمز وي ي‬ ‫ يوال م‬،‫ل‬ ‫س ن‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫يوال م‬ ‫ن‬ ‫م ع يب ن ح‬ ‫طناع يةة ويإ ة ن‬ ‫ه ي‬ ‫ فيإ ةن م م‬.‫د‬ ‫مير ع يل يي نك م ن‬ ‫ن ت يأ م‬ ‫م ن‬ ‫خت ة ي‬ .‫لفنا ر ك رث ةنيررا‬ ‫سي يير ى ا ن‬ ‫ش ة‬ ‫م في ي‬ ‫من نك م ن‬ ‫ي يعة م‬ ‫ن‬ ‫خل ي ي‬ ‫سن مةة ال ن م‬ ‫فناةء المرا ة‬ ‫سن مةتي وي م‬ ‫م بة م‬ ‫فيعيل يي نك م ن‬ ‫شد ةي ن ي‬ ،‫ذ‬ ‫ج ة‬ ‫ ع ي د‬،‫ن‬ ‫وا ة‬ ‫ال ن ي‬ ‫اضوا ع يل يي نيهنا ةبنالن م ي‬ ‫مهند ةي تي ن ي‬ ‫م‬ ‫ن كم م‬ ‫ل ب ةد نع يةد‬ ‫حد ييثنا ة‬ ‫ فيإ ة م‬،‫مونةر‬ ‫م ن‬ ‫ت ا نل م‬ ‫م وي م‬ ‫ويإ ةميناك م ن‬ (‫ )رواه أبو داود والترمذ ي‬.‫ة‬ ‫ضل يل ي ح‬ ‫ي‬



Saya berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah 'Azza wa Jalla, patuh dan taat [kepada pemimpin], meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya barangsiapa hidup di antara kalian [sesudahku], niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah Khulafa’ al-Rosyidin yang mendapatkan petunjuk; gigitlah sunnah-



92



sunnah itu dengan gigi geraham [yakni, pegangilah kuat-kuat]. Hendaklah kalian menghindari membuat-buat perkara baru [dalam agama Islam], karena sesungguhnya seluruh [maksudnya, ’sebagian besar’] bid’ah itu sesat. [HR. Abu Dawud dan alTirmidzi].



Catatan Akhir Atas izin Allah, terjemahan adaptif terhadap kitab AL-TIBYAN karya Hadhratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari ini selesai pada hari Selasa, 9 Juli 2013 atau bertepatan dengan 1 Ramadhan 1434 H. Semoga buku terjemah adaptif ini diberi kemanfaatan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Amin. Malang, 9 Juli 2013



93



Dr. Rosidin, M.Pd.I



Profil Penerjemah: ALTIBYAN Lahir di Malang, pada 9 Agustus 1985 dari ibu yang bernama Hj. Khatimah dan ayah yang bernama H. Sucipto. Terlahir sebagai anak kedua dari 3 bersaudara. Penerjemah menempuh pendidikan formal tingkat SD di MI Almaarif XI Gunung Rejo Singosari Malang [1991-1997], dilanjutkan ke MTs Almaarif Singosari Malang [1997-2000] lalu menjadi generasi pertama Jurusan Bahasa di MA Almaarif Singosari Malang [2000-2003].



94



Setelah berhenti sekolah selama 1 tahun, penerjemah kembali menempuh pendidikan S1 di STAIMA Al-Hikam Malang jurusan Pendidikan Agama Islam [20042008], lalu pendidikan Magister di PPs IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan konsentrasi Pendidikan Islam [2008-2010] dan ditutup pendidikan Doktoral Dirasah Islamiyah di PPs IAIN Sunan Ampel Surabaya [2010-2012]. Pendidikan non-formal penerjemah dimulai dari beberapa TPQ di desa tempat tinggal. Kemudian belajar di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in (PPHM) Kembang Singosari Malang [1997-2004] dan di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang [2004-2008] serta setahun menempuh studi di Pesantren Mahasiswa An-Nur Surabaya [2009]. Sekarang penerjemah adalah dosen di fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang dan STAI Ma’had Aly AlHikam Malang, di samping menjadi tenaga didik di Madrasah Aliyah Almaarif Singosari, Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in (PPHM) Kembang Singosari, Pondok Pesantren Nurul Huda (PPNH) Singosari serta Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang.



95