Kel.5 Pendekatan Fakta Isi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDEKATAN FAKTA, KONSEP DAN LINGKUNGAN A. Pendekatan Fakta Pendekatan faktual yaitu pendekatan berdasarkan kenyataan yang sungguh terjadi yang dapat diungkap berdasarkan pengalaman dan sejarah (Dimyati dan Mudjiono, 1999). Fakta-fakta merupakan dasar dari konsep-konsep, prinsipprinsip, dan teori-teori. Fakta menunjukkan kebenaran dan keadaan sesuatu. Fakta meliputi pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Karena fakta-fakta diperoleh dari hasil observasi, maka fakta-fakta merepresentasikan apa yang dapat dilihat. Seringkali, dua buah kriteria berikut ini digunakan untuk mengidentifikasi sebuah fakta yaitu 1. Dapat diamatai secara langsung 2. Dapat didemonstrasikan kapan saja Oleh karena itu, fakta-fakta terbuka bagi siapapun yang ingin mengamatinya. Namun, dua kriteria di atas tidak selalu berlaku karena ada informasi faktual yang hanya terjadi sekali dalam jangka waktu yang sangat lama, seperti erupsi gunung berapi. Dalam pembelajaran menggunakan pendekatan faktual terutama bertujuan untuk mengenalkan siswa pada berbagai fakta tetapi siswa hanya diharapkan memperoleh informasi tentang hal-hal yang telah diajarkan, misalnya sebuah atom hidrogen memiliki satu buah elektron, merkurius adalah planet terdekat dari matahari, ular adalah binatang melata, air membeku pada suhu 0o C. Metode yang paling efisien untuk pembelajaran faktual adalah membaca, resitasi, demonstrasi, drill, dan testing. Meskipun pembelajaran faktual ini seringkali menarik, namun tidak mencerminkan gambaran yang benar tentang hakikat sains itu sendiri dan pada umumnya siswa tidak mampu mengingat fakta dalam jangka waktu yang cukup lama (Jujun, 1982). Penerapan pendekatan faktual dalam pembelajaran dapat membimbing siswa untuk mengetahui kejadian-kejadian faktual dengan menghafalnya.



B. Pendekatan Konsep



Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Selain itu, konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau kelompok yang dinyatakan dalam definisi sehingga menjadi produk pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berpikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru (Saputra, 2011). Ciri-ciri suatu konsep adalah: 1. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu. dimana sutu konsep memiliki ciri, sifat dan karakteristik tertentu. 2.



Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung.



3.



Konsep berbeda dalam isi dan luasnya.



4.



Konsep dapat digunakan untuk menafsirkan pengalaman-pengalarnan



5.



Konsep yang benar membentuk pengertian



6. Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu (Udin S., 2003). Selain itu menurut Bruner, Goodnow, dan Austin (1956), sebuah konsep setidaknya memiliki 5 unsur yaitu nama, definisi, lambang, nilai, dan contoh. Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati



bagaimana



konsep



itu



diperoleh.



Kondisi-kondisi



yang



dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah: 1. Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan. 2. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.



3. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang komplek. 4. Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai yang abstrak (Udin S., 2003). Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu: 1. Tahap enaktik Tahap enaktik dimulai dari: a. Pengenalan benda konkret. b. Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru. c. Pengamatan, penafsiran tentang benda baru 2. Tahap simbolik Tahap simbolik diperkenalkan dengan: a. Simbol, lambang dan kode seperti angka dan huruf.



b. Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya. c. Memberi nama dan istilah serta defenisi.



3. Tahap ikonik Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti menyebut nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya (Udin S., 2003). C. Pendekatan Lingkungan Lingkungan dalam Ensiklopedia Indonesia (1983) adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme, meliputi: (1) lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, grafitasi, atmosfer, dan lainnya, (2) lingkungan hidup (biotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri dari organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Menurut Zaidin (2000), lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya.



Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik siswa, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfmanfaat bagi lingkungan (Khusnin, 2008). Menurut Yulianto (2002) pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan, sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Penggunaaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak dihadapkan pada kondisi yang sebenarnya. Pembelajaran biologi dengan menggunakan bahan-bahan alami lebih menguntungkan bagi siswa dan pengalaman bersahabat dengan alam lebih cenderung menyiapkan perasaan positif bagi siswa terhadap keajaiban alam. Hal yang sama juga diungkapkan Suniarsih (2006), dimana pendekatan lingkungan merupakan berlangsungnya suatu proses pembelajaran yang tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Karli dan Margaretha (2002) menjelaskan bahwa pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan, dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan. Pembelajaran melalui pendekatan lingkungan kini dipopulerkan dengan istilah outbond yaitu suatu program pembelajaran di alam terbuka yang berdasarkan pada prinsip experimental learning yaitu belajar melalui pengalaman langsung. Nasution (1976:197) dalam Habiba (2006) mengatakan pendekatan lingkungan atau karyawisata adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan nyata, tidak harus selalu ke tempat yang jauh tetapi dapat dilakukan di lingkungan alam sekitar kita. Jadi menggunakan pendekatan lingkungan dalam



pembelajaran adalah memanfaatkan atau menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk keperluan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Pendekatan lingkungan berarti mengajak siswa belajar langsung ke lapangan tentang konsep pelajaran. Pendekatan lingkungan berpangkal pada adanya hubungan antara perkembangan fisik manusia dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Belajar melalui pendekatan lingkungan bukan berarti mengeksploitasi terhadap alam, akan tetapi hanya menggunakan jasa alam untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan. Menurut Hidayah (2006) pendekatan lingkungan sebagai salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran biologi sudah mulai diterapkan. Pendekatan lingkungan sebagai pendekatan dalam pembelajaran biologi juga dapat dipadukan dengan pendekatan lain. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan lebih bermakna bila dikombinasikan dengan pembelajaran kooperatif. Di dalam pembelajaran siswa bekerja sama dengan kelompoknya serta saling membantu dalam belajar. Pendekatan lingkungan diwujudkan dengan cara menampilkan contoh-contoh penerapan biologi yang terdapat di lingkungan siswa. PERTANYAAN Endah Perbedaan pend. fakta dan lingkungan? Nisaul Perbedaan fakta dan kontekstual? Ayun Pendekatan itu apa? Pendekatan yang paling efektif? Atika Apakah dalam pend lingkungan terdapat pend fakta dan konsep? Apakah pend lingkungan hanya untuk biologi saja?