Laporan Kasus Icu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS TN. F DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG ICU RSUD UNGARAN



Disusun Oleh : TRI EDI GUNAWAN P1337420117053



PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG 2020



ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS Tn. F DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG ICU RSUD AMBARAWA Tgl pengkajian: Jumat, 21 Februari 2020/ Jam 14.00 WIB



Nama :Tri Edi Gunawan



Ruang



NIM : P1337420117053



: ICU



PENGKAJIAN



I. IDENTITAS 1. Nama pasien 2. No RM 3. Umur 4. Pendidikan 5. Alamat 6. Status perkawinan 7. Agama 8. Cara masuk



: Tn. F : 345xxx : 62 tahun : SLTA : Ungaran : Kawin : Islam : Pasien datang ke IGD RSUD Ungaran diantar



keluarga pada tanggal 20 Februari jam 10.00 WIB. Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan kesadaran dengan keluhan sebelum mengalami penurunan kesadaran tangan dan kaki tidak bisa digerakkan. Di IGD pasien mendapat terapi infuse RL 20 tpm. Kemudian pada pukul 12.00 WIB pasien dibawa ke ICU. II. PENGKAJIAN PRIMER 1. Status jalan napas (Airway) terdapat sumbatan jalan napas berupa sekret, terpasang NRM dengan 8 lpm ,serta terpasang Nasal Gastric Tube (NGT), terdengar suara gurgling. 2. Status pernapasan (Breathing) Gerakan dada simetris, frekuensi napas pasien adalah 30/m, terasa adanya hembusan napas, irama napas irregular, terdapat penggunaan otot bantu pernapasan dan ada retraksi dada. Bunyi napas ronchi. 3. Status sirkulasi (Circulation) Tekanan Darah : 163/71 mmHg, Nadi : 121 x/menit nadi teraba lemah, SpO2 98%, akral teraba hangat pada ekstremitas, warna kulit sawo matang, CRT < 2 detik, tidak ada edema. Tidak terdapat nyeri dada. 4. Disability Kesadaran sop



or, skor GCS (E2M4V2), pupil mata isokor, reflek pupil ka/ki +/+, besar pupil 1/1, lateralisasi sebelah kanan. 5. Exposure Suhu 36,7 oC, terdapat lesi pada lengan kanan pasien, tidak ada edema di III.



ekstremitas maupun tubuh pasien, secret berwarna kemerahan. PENGKAJIAN SEKUNDER A. RIWAYAT KESEHATAN 1. Keluhan utama : Klien tidak sadar (kesadaran klien sopor GCS = E2M4V2 (tidak dapat dikaji) 2. Riwayat Keperawatan Sekarang Klien datang ke IGD RSUD Ungaran diantar keluarga pada tanggal 20 Februari 2020 jam 10.00 WIB dengan keluhan tidak sadarkan diri sejak tadi pagi setelah mengalami ketidakmampauan menggerakkan ekstremitas tiga hari yang lalu. diberikan O2 NRM 10 L/m, selebihnya klien dirawat diruang ICU untuk mendapatkan perawatan intensive. Saat dikaji didapatkan hasil 133/82 mmHg, Nadi : 77 x/menit RR pasien/mesin: 20/14 x/menit, S 36º C, SpO 2 98%, GDS 147 mg/dL. Kesadaran sopor E2M4V2. Klien terpasang infus RL 20 tetes per menit, dengan 60 cc/hr pada lengan kanan, terpasang O2 dan terpasang edan mendapatkan terapi injeksi IV Ceftriaxone 2 x 1 gr dan Methylprednisolon 3 x 125 mg. keadaan klien tampak sakit berat, klien terpasang NGT, DC 3. Riwayat Keperawatan Dahulu Keluarga klien mengatakan bahwa klien sebelumnya belum pernah dirawat di RS, tidak pernah mengalami \=sakit seperti sekarang. Klien tidak memiliki riwayat DM, klien memiliki riwayat hipertensi. Klien tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan lain-lain. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Anggota keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti DM dan Hipertensi, serta tidak memiliki penyakit menular seperti HIV, Hepatitis, TBC dll. B. PENGKAJIAN FISIK Pemeriksaan Fisik a. Kepala



Bentuk mesochepal, rambut beruban, tidak terdapat lesi. b. Mata Simetris kanan dan kiri, konjungtiva anemis, pupil isokor, refleks pupil -/-, tidak memakai kaca mata. c. Hidung Tidak ada polip, tidak terdapat pernafasan cuping hidung d. Telinga Bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak memakai alat bantu pendengaran. e. Mulut dan Tenggorokan Tidak ada pembesaran tonsil, warna gigi kekuningan, terdapat bau mulut, terdapat suara gaurgling,, dan terpasang NGT. f. Dada  Paru I : Bentuk simetris, tidak tampak menggunakan otot bantu pernapasan, menggunakan nasal canule rebrething mask dengan 8 lpm P : Pola nafas frekuensi pasien 20 x/menit, irama irregular P : Suara paru sonor pada paru. A : Terdapat suara nafas tambahan ronchi paru sebelah kanan.  Jantung I : Ictus cordis tidak tampak di intercosta ke IV-V P : Nadi frekuensi 77 x/menit, reguler, lemah, tekanan darah 133/82 mmHg, PMI di intercosta 5 ke dan lateral dari garis P A



midclavikula : Terdapat suara pekak : Tidak terdapat bunyi suara jantung tambahan S3



g. Abdomen Inspeksi : Bentuk simetris Auskultasi : Terdengar bising usus 10 x/mnt Perkusi : Tympani, tidak ada suara tambahan Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa h. Genetalia Pasien berjenis kelamin laki-laki, terpasang DC i. Ekstremitas Atas : Akral hangat, tak terdapat lesi Bawah : Warna kulit sawo matang, akral hangat, tidak terdapat edema, terpasang infus SISTEM PERNAFASAN 1. Bentuk Dada : Simetris



2. Batuk : ya Sputum : Ya 3. Pola nafas Frekuensi 14 x/menit, Ireguler 4. Suara nafas a. Abnormal : Ronchi 5. Tactil fremitus, Menurun 6. Pergerakan dada : Intercosta 7. Otot bantu pernafasan : tidak ada 8. Alat bantu pernafasan : nacal canule rebirthing mask SYSTEM CARDIOVASKULER 1. Nadi, Frekuensi 77 x/menit , teraba lemah 2. Tekanan darah 133/82 mmHg 3. Tidak terdapat suara jantung tambahan seperti S3, murmur, dll. 4. Posisi jantung, Ictus Cordis teraba 5. Tidak terdapat edema 6. Nyeri dada tidak ada SYSTEM PERSARAFAN 1. Kesadaran: sopor. GCS, E = 2, M = 4, V = 2 2. Tidak mengalami kejang 3. Reflek a. Reflek tendon : Bicep reflek + Tricep reflek + Reflek patella Reflek achilles b. Reflek patologis Babinsky reflek c. Reflek superficial Reflek dinding perut + 4. Mengalami Paralisis 5. Koordinasi gerak –



Sistem Persarafan 1. Kesadaran 2. Kejang 3. Saraf Cranial



: Sopor GCS, E : 2, M : 4, V : 2 : tidak



SC I (Olfaktorikus)



: tidak dapat terkaji karena pasien mengalami



SC II (Optikus)



penurunan kesadaran : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami



penurunan kesadaran SC III (Okulomotorikus) : reflek pupil negatif SC IV (Trochlearis) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami SC V (Trigiminus)



penurunan kesadaran : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami



SC VI (Abdusen)



penurunan kesadaran : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami



SC VII (Fasialis)



penurunan kesadaran : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami



SC VIII (Vestibulo)



penurunan kesadaran : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami



penurunan kesadaran SC IX (Glosofaringeus) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami SC X (Vagus)



penurunan kesadaran : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami



SC XI (Asesoris)



penurunan kesadaran : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami



SC XII (Hipoglosus)



penurunan kesadaran : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran



SYSTEM PENGINDERAAN 1. Penglihatan a. Bentuk mata normal b. Pupil isokor c. Tidak memiliki buta warna d. Gerak bola mata tidak ada 2. Penciuman (hidung) Bentuk hidung asimetris, tidak terdapat polip. 3. Pendengaran Aurikel normal, membran timpani keruh, tidak ada gangguan pendengaran. SYSTEM PERKEMIHAN



Terpasang kateter, produksi urin 90 ml/jam, warna kuning jernih, bau khas urin (amoniak). SYSTEM PENCERNAAN a. Mulut Selaput lendir lembab. Bibir tidak sianosis Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid Bau mulut, gigi bersih Bentuk mulut asimetris b. Abdominal Tidak terdapat asites pada perut, bising usus terdengar 10 x/menit. c. Bowel Belum BAB 1x/hari, Pasien tidak mengalami diare, atau kelainan lainnya.



SYSTEM MUSKOLOSEKELETAL ROM pasien negative karena mengalami penurunan kesadaran. SYSTEM INTEGUMEN Kulit berwarna sawo matang Acral hangat, Turgor tidak elastis Refile time < 3detik SYSTEM REPRODUKSI Laki-laki Kelamin : Bentuk normal dan bersih SYSTEM ENDOCRIN Tidak memiliki respon alergi pada obat-obatan. C. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium Tanggal 21 Februari 2020, pukul 07.00 WIB



PEMERIKSAAN HEMATOLOGI



NILAI HASIL



SATUAN



143 H



mg/dL



RUJUKAN



Hematologi Gula Darah Sewaktu



70-110



Hemoglobin



17,2 L



g/Cl



11,7 – 15,0



Eritrosit



3,73 L



jt/ul



3,8 – 5,2



Hematokrit



29,9 L



%



35-47



Trombosit



296



Ribu



150 – 400



Lekosit



17,2 H



Ribu



3,5 – 11,0



Neutrofil



15,2 H



10^3/ mikro



1,8-7,5



Limfosit



3L



%



25-40



Monosit



2,78



%



2-8



Eosinofil



0,020



%



2-4



Basofil



0,712



%



0-1



MCH



25,8



L



27,0-32,0



MCHC



32,3



g/dL



32,0-37,0



MCV



80,1 L



fL



82-88



RDW



14,1



%



10,0-16,0



MPV



6,67



Mikro m3



7-11



Albumin



3,89



g/dL



3,4-4,8



Natrium



143



mmol/L



136-146



Kalium



3,7



mmol/L



3,5-5,1



Chloride



100



mmol/L



88-106



KIMIA KLINIK



2. Radiologi Tanggal 22 Februari 2020 FOTO THORAX  Kesan : Apek : Kardiomegali Filtrat : Paru kanan



I. PROGRAM TERAPI 1. Digoxin 1 x 0.25 mg 2. Candasartan 1 x 8 mg 3. Laxadin Syr 1 x 1 c 4. Sucralfat 3 x 1 c 5. Hct 1 x 25 mg 6. Citicolin 2 x 500 mg 7. Mecobalamin 1 x 1 amp. 8. Omeprazole 1 x 1 amp 9. Ceftriaxon 2 x 1gr 10. Mannitol 125 mL / TA



DAFTAR MASALAH No. 1.



Waktu



Masalah



Ttd GGN



Jumat, 21



DS : -



keperawatan Bersihan jalan nafas



Februari



DO :



tidak efektif b.d



KU Sopor, mulut, RR 20/14



akumulasi secret di



2020 2.



Data Fokus



14.30 WIB x/menit, terdengar suara gurgling. Jumat, 21 DS : Februari 2020 14.30 WIB



DO : Klien tidak sadarkan diri Tingkat kesadaran sopor GCS (E: 2, M:4, V: 2) TD : 163/71 mmHg N : 77 x/menit S : 36 ℃



jalan napas. Pola nafas efektif



tidak b.d



penurunan kesadaran



GGN



SpO2 : 100 % RR pasien : 20 x/menit Terpasang NGT pada pasien. 3.



Jumat, 21



Terdengar suara napas ronchi. DS : -



Ketidakefektifan



Februari



DO :



perfusi



2020 14.30 WIB



GGN



jaringan



Klien tidak sadarkan diri



serebral



Ukuran pupil 1 mm.



berhubungan dengan



Reaksi pupil (+/+)



terhambatnya aliran darah ke otak.



PRIORITAS MASALAH 1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d akumulasi secret. 2. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan kesadaran. 3. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d terhambatnya aliran darah ke otak. RENCANA KEPERAWATAN No.



Waktu



Diagnosa



Tujuan



Intervensi



Ttd



Keperawatan 1.



Jumat, 21



Bersihan jalan



Setelah



Februari



nafas tidak



tindakan keperawatan semi Fowler untuk



2020



efektif b.d



3 x 7 jam, diharapkan memaksimalkan



14:35 WIB akumulasi secret jalan di jalan napas



dilakukan 1. Posisikan klien



nafas



pasien ventilasi.



efektif dengan criteria hasil : - Menunjukkan jalan napas yang paten.



2. Observasi penggunaan ventilator 3. Observasi frekuensi



GGN



- Respirasi rate



napas.



dalam batas normal (16-20 x/ menit)



4. Auskultasi suara napas klien. 5. Lakukan suction



- Tidak terdapat



suara gurgling di



jika diperlukan. 6. Kelola pemberian



dalam mulut.



therapy farmakologi dengan dokter. 2.



Jumat, 23



Pola nafas tidak Setelah



Februari



efektif



2020



penurunan



14.35 WIB kesadaran



dilakukan



1. Observasi tanda-



b.d tindakan keperawatan



tanda hipoventilasi. 2. Berikan terapi O2



3 x 7 jam, diharapkan pola



nafas



pasien



efektif dengan criteria hasil : -



pola



napas



dan



pasien



frekuensi, serta irama



Menunjukkan



napas pasien. napas 4. Dengarkan adanya



irama reguler,



frekuensi



napas normal (1620 x per menit), tidak napas



ada



suara



tambahan



seperti ronchi. -



sesuai advice. 3. Observasi



Tanda-tanda



vital



dalam



batas



normal



(Tekanan



Darah



=



120/80-100,



100Nadi



= 60-100 x bpm, Suhu = 36,5-37,5



kelainan



suara



tambahan. 5. Monitor penggunaan ventilator. 6. Monitor vital sign.



GGN



0



3.



Jumat, 21



C Ketidakefektifan Setelah



Februari



perfusi jaringan tindakan keperawatan



2020



serebral



14.35 WIB berhubungan



dilakukan



selama 3 x 7 jam perfusi



dengan



otak



terhambatnya



secara



jaringan



dapat



ke



tercapai optimal,



aliran darah ke dengan kriteria hasil : otak.



- Tanda-tanda dalam



vital rentang



1. Monitor



GGN



hemodinamik setiap 1 jam 2. Monitor tingkat kesadaran klien. 3. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi, dan bentuk pupil. 4. Berikan



klien



normal (TD: 100-



posisi



120/80-100 mmHg,



Fowler atau posisi



HR: 60-100 x/min, RR: 16-20 x/min, SPO2: 94-100%) - Tanda-tanda vital stabil. - Terdapat



lingkungan nyaman,



yang tenang, batasi



pengunjung. 6. Kelola pemberian



kesadaran (Compos metis) - Fungsi sensorik dan motorik



meningkat



(Reflek



pupil



positif)



kepala 30-450 5. Ciptakan



dan



peningkatan



terhadap



semi



cahaya



obat sesuai advice dokter..



TINDAKAN KEPERAWATAN



No



Tanggal /



Tindakan



Dx



jam



keperawatan



kep 1, 3



Jumat, 21



Memberikan



DS : -



Februari



posisi semi



DO :



2020



Fowler dan



Respirasi rate pasien tampak stabil (20 x



14.40



kemiringan 300



permenit)



WIB 1,2



1,2,3



Respon



Ttd



GGN



Tidak tampak peningkatan tekanan intra



14.43



Melakukan



cranial. DS : -



WIB



suction secret



DO :



pasien



Tidak terdengar suara gurgling pada mulut.



15.00



Memonitor



Auskultasi suara napas ronchi DS : -



WIB



hemodinamik



DO : TD = 185/99 mmHg MAP = 130 mmHg HR = 105 x/min SPO2 = 100 %



GGN



GGN



RR = 18/ x/min Kesadaran sopor, 1,2,3



15.30



Memberikan



GCS : (E:2, M:4, V: x) DS : -



WIB



injeksi IV



DO :



Methylprednisol



-



on 125 mg dan 1,2,3



GGN



Tidak terjadi pembengkakan pada daerah suntikan infus.



16.00



Ceftriaxon 1 gr. Memonitor



DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 148/80 mmHg MAP = 111 mmHg HR = 83 x/min SPO2 = 100 % RR = 25 x/min 1



1&2



16.15



Memberikan



GCS : sopor (E:2, M:4, V: afasia) DS : -



WIB



terapi nebulizer



DO : Suara napas ronchi berkurang



17.00



Ventolin 1 Memonitor



DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



GGN



TD = 185/99 mmHg MAP = 130 mmHg HR = 105 x/min SPO2 = 100 % RR = 25 x/min 1&2



18.00



Memonitor



GCS : sopor (E:2, M:4, V: afasia) DS : -



WIB



hemodinamik



DO : TD = 180/105 mmHg MAP = 126 mmHg HR = 107 x/min



GGN



SPO2 = 100 % RR = 26 x/min 3



18.05



Membatasi



GCS : sopor (E:2, M:4, V: afasia) DS : -



WIB



jumlah



DO :



pengunjung yang 1



18.10



menjenguk. pasien secara bergiliran. Mengganti cairan DS : -



WIB



infuse valamin dengan RL 20 tpm



2,3



Tampak 2 pengunjung saja yang menjenguk GGN



DO : -



Infus tampak lancar masuk ke dalam tubuh pasien.



19.00



Memonitor



- Tidak terjadi phlebitis. DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 181/109 mmHg MAP = 133 mmHg HR = 119 x/min SPO2 = 98 % S = 36,60 C IWL = 262,15 1,2



19.15



Megobservasi



Balance Cairan = + 241, 25 ml DS : -



WIB



pernapasan klien



DO :



GGN



RR Ps/Ms = 18/12 x/min SPO2 = 98 % 3



19.30



Memonitor



Bunyi napas ronchi DS : -



WIB



kesadaran klien



DO :



GGN



Kesadaran Sopor GCS : sopor (E:2, M:4, V: x) Reaksi pupil -/1&2



Saptu, 22



Memonitor



Ikuran pupil 1 mm. DS : -



GGN



Februari



hemodinamik



2020



DO : TD = 150/64 mmHg MAP = 82 mmHg



20.00



HR = 83 x/min



WIB



SPO2 = 98 % RR = 28 x/min



3



20.05



Mengobservasi



S = 37,10 C DS : -



WIB



kesadaran pasien



DO :



GGN



Kesadaran Soporocoma GCS : 5 (E:2, M:2, V: x) Reaksi pupil (-/-) 1,2



20.10



Mengobservasi



Ukuran pupil 1 mm. DS : -



WIB



pernafasan



DO :



pasien



Terdengar suara gurgling di mulut



GGN



Terdengar suara ronchi. Pola nafas irregular Frekuensi pernafasan pasien 21 x/ menit. 1,2,3



21.00



Memonitor



SPO2 98% DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 147/44 mmHg MAP = 78 mmHg HR = 93 x/min SPO2 = 99 % RR = 24 x/min 2



21.10



Menginjeksikan



GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: x) DS : -



WIB



Methylprednisol



DO :



on 125 mg ,



Tidak terjadi pembengkakan pada daerah



mecobalamin 1



suntikan infus.



GGN



amp, dan Ceftriaxon 1 gr 1,2



22.00



melalui IV Memonitor



DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 122/43 mmHg MAP = 65 mmHg HR = 94 x/min SPO2 = 98 % RR = 21 x/min 1,2



23.00



Memonitor



GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: x) DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 145/54 mmHg MAP = 101 mmHg HR = 117 x/min SPO2 = 98 % RR = 20 x/min 1&2



24.00



Memonitor



GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: x) DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 116/41 mmHg MAP = 64 mmHg HR = 104 x/min SPO2 = 98 % RR = 21 x/min 1&2



01.00



Memonitor



GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: x) DS : -



WIB



hemodinamik



DO : TD = 181/77 mmHg MAP = 112 mmHg HR = 81 x/min



GGN



SPO2 = 96 % RR = 21 x/min 1&2



02.00



Memonitor



GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: x) DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 141/68 mmHg MAP = 84 mmHg HR = 104 x/min SPO2 = 96 % RR = 27 x/min 1&2



03.00



Memonitor



GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: x) DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 157/54 mmHg MAP = 91 mmHg HR = 106 x/min SPO2 = 96 % RR = 26 x/min 2



03.15



Menginjeksikan



GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: x) DS : -



WIB



Methylprednisol



DO : Tidak terjadi pembengkakan pada daerah



on 125 mg dan



suntikan infus.



GGN



Citicolin 500 mg 1&2



04.00



melalui IV Memonitor



DS : -



WIB



hemodinamik



DO : TD = 165/51 mmHg MAP = 99 mmHg HR = 82 x/min SPO2 = 94 % RR = 20 x/min GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: x)



GGN



1&2



05.00



Memonitor



DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 156/69 mmHg MAP = 104 mmHg HR = 97 x/min SPO2 = 94 % RR = 23 x/min 1&2



06.00



Memonitor



GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: x) DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 128/49 mmHg MAP = 77 mmHg HR = 100 x/min S = 36,50 C GDS = 175 RR = 22 x/menit GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: x) IWL = 481,25 1,2



06.30



Mengobservasi



Balance cairan = + 132,5 DS : -



WIB



pernafasan klien



DO :



GGN



Terdengar suara napas ronchi. RR = 21 x/min SPO2 = 100% Terdengar suara gurgling di mulut 3



06.30



Mengobservasi



Pola nafas irregular DS : -



WIB



kesadaran klien



DO : Kesadaran Soporocoma GCS : 5 (E:2, M:2, V: x) Reaksi pupil (-/-) -



Ukuran pupil 1 mm.



GGN



3



3



Senin, 24



Mengobservasi



DS : -



Februari



kesadaran pasien



DO :



2020



Kesadaran Soporcoma



07.00



GCS : (E:2, M:4, V: x)



WIB



Reaksi pupil (-/-)



07.00



Memonitor



Ukuran pupil 1 mm. DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



GGN



TD = 161/64 mmHg MAP = 95 mmHg HR = 85 x/min SPO2 = 97% RR = 23 x/min 1,2



07.00



Mengobservasi



WIB



pernafasan pasien



S = 36 ℃ DS : -



GGN



DO :



Tidak terdengar suara gurgling di mulut Terdengar suara ronchi. Pola nafas irregular



1,3



07.30



Memberikan



Frekuensi pernafasan pasien 23 x/ menit. DS=-



WIB



posisi semi



DO =



Fowler dan



Tidak tampak peningkatan TIK.



GGN



posisi kemiringan bed 1,2,3



08.00



300 Memonitor



DS : -



WIB



hemodinamik



DO : TD = 191/71 mmHg MAP = 109 mmHg HR = 102 x/min SPO2 = 98 %



GGN



RR = 24 x/min Kesadaran soporcoma, 1,2,3



08.30



Memberikan



GCS : (E:2, M:4, V:x) DS : -



WIB



injeksi IV



DO :



Methylprednisol



-



on 125 mg dan 1,2,3



GGN



Tidak terjadi pembengkakan pada daerah infus.



09.00



Ceftriaxon 1 gr. Memonitor



DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 142/64 mmHg MAP = 86 mmHg HR = 107 x/min SPO2 = 98 % RR = 13 x/min 1



1&2



09.15



Memberikan



GCS : Soporcoma (E:2, M:4, V: x) DS : -



WIB



terapi nebulizer



DO :



10.00



Ventolin 1 Memonitor



Suara ronchi berkurang. DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



GGN



TD = 161/72 mmHg MAP = 98 mmHg HR = 112 x/min SPO2 = 92 % RR = 21 x/min 1&2



11.00 WIB Memonitor hemodinamik



GCS : soporcoma (E:2, M:4, V: x) DS : DO : TD = 132/63 mmHg MAP = 102 mmHg HR = 95 x/min



GGN



SPO2 = 97 % RR = 23 x/min 3



11.05 WIB Membatasi jumlah



GCS : soporcoma (E:2, M:4, V:x) DS : DO :



pengunjung yang 1



dengan RL 20 tpm 3



Tampak 2 pengunjung saja yang menjenguk



menjenguk. pasien secara bergiliran. 11.20 WIB Mengganti cairan DS : infuse RL



GGN



GGN



DO : -



Infus tampak lancar masuk ke dalam tubuh pasien.



12.00



Memonitor



- Tidak terjadi phlebitis. DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 155/86 mmHg MAP = 107 mmHg HR = 103 x/min SPO2 = 98 % RR = 12 x/min 2,3



13.00



Memonitor



GCS : soporcoma (E:2, M:4, V:x) DS : -



WIB



hemodinamik



DO :



GGN



TD = 160/85 mmHg MAP = 123 mmHg HR = 119 x/min SPO2 = 97 % S = 36,60 C IWL = 306,25 1,2



13,15



Megobservasi



Balance Cairan = + 191, 25 ml DS : -



WIB



pernapasan klien



DO : RR = 28 x/min



GGN



SPO2 = 98 % 3



13.30



Memonitor



Bunyi napas ronchi DS : -



WIB



kesadaran klien



DO :



GGN



Kesadaran Soporcoma GCS : sopor (E:2, M:4, V: x) Reaksi pupil -/Ikuran pupil 1 mm.



CATATAN PERKEMBANGAN



Tanggal/ Jam Jumat, 21 Februari



Diagnosa Keperawatan



Catatan Keperawatan



Bersihan jalan napas tidak efektif S : berhubungan secret.



dengan



Ttd GGN



akumulasi O : SPO2 = 100%



2020



RR = 29 x/min



20.00



Tersengar suara napas ronchi Terdengar suara gurgling dari dalam mulut.



IWL =262,15 Balance cairan = + 241,25 A : Gangguan bersihan jalan napas P: 1. Posisikan klien semi Fowler untuk memaksimalkan ventilasi. 2. Observasi frekuensi napas. 3. Auskultasi suara napas klien. 4. Lakukan suction jika diperlukan. I: 1. Memberi posisi klien semi Fowler untuk memaksimalkan ventilasi. 2. Mengobservasi frekuensi napas. 3. Melakukan auskultasi suara napas klien. 4.



Melakukan



suction



jika



diperlukan.. E : Masalah belum teratasi R : Melanjutkan intervensi. Pola napas tidak efektif



S:-



berhubungan dengan penurunan



O:



kesadaran



SPO2 = 100% RR = 29 x/min Pola nafas irregular. A : Pola nafas tidak efektif



GGN



P: 1.



Observasi



tanda-tanda



hipoventilasi. 2. Berikan terapi O2 sesuai advice. 3. Observasi pola napas pasien dan frekuensi,



serta



irama



napas



pasien. 4. Dengarkan adanya kelainan suara tambahan. 5. Monitor vital sign. I: 1.Melakukan observasi tandatanda hipoventilasi. 2. Memberikan terapi O2 sesuai advice. 3. Melakukan observasi pola napas pasien dan frekuensi, serta irama napas pasien. 4. Mendengarkan adanya kelainan suara tambahan seperti ronchi. 5. Memonitor vital sign. E : Masalah belum teratasi Ketidakefektifan perfusi jaringan



R : Melanjutkan intervensi S:-



serebral berhubungan dengan



O:



terhambatnya aliran darah ke otak.



TD = 181/109 mmHg MAP = 133 mmHg HR = 119 x/min S = 36,60 C Klien tidak membuka mata saat diberi rangsang nyeri, GCS : soporcoma (E:2, M:4, V:x) A : masalah teratasi sebagian P:



GGN



1. Monitor hemodinamik setiap 1 jam. 2. Observasi



perubahan



merespon stimulus. 3. Berikan klien



dalam posisi



semifowler atau posisi kepala 30-450 . 4. Anjurkan klien bed rest total. 5. Ciptakan lingkungan yang nyaman, tenang,



dan batasi



pengunjung. 6. Kolaborasi dengan



dokter



dalam pemberian obat. I: 1. Memonitor setiap 1 jam. 2. Mengobservasi



hemodinamik perubahan



dalam merespon stimulus. 3. Memberikan klien posisi semifowler atau posisi kepala 30-450 . 4. Menganjurkan klien bed rest total. 5. Menciptakan lingkungan yang nyaman, tenang,



dan batasi



pengunjung. 6. kelola pemberian obat sesuai advice dokter. Minggu, 23 Februari



Bersihan jalan napas tidak efektif S : berhubungan secret.



dengan



akumulasi O : SPO2 = 100%



2020



RR = 21 x/min



jam



Tersengar suara napas ronchi



07.00



Terdengar suara secret dari



GGN



WIB



dalam mulut. IWL = 481,15 Balance cairan = + 132,5 A : Gangguan bersihan jalan napas P: 1. Posisikan klien semi Fowler untuk memaksimalkan ventilasi. 2. Observasi frekuensi napas. 3. Auskultasi suara napas klien. 4. Lakukan suction jika diperlukan. I: 1. Memberi posisi klien semi Fowler untuk memaksimalkan ventilasi. 2. Mengobservasi frekuensi napas. 3. Melakukan auskultasi suara napas klien. 4.



Melakukan



suction



jika



diperlukan.. E : Masalah belum teratasi R : Melanjutkan intervensi. Minggu, 23 Februari



Pola



napas



berhubungan kesadaran



tidak dengan



efektif S : penurunan O : SPO2 = 100%



2020



RR = 21 x/min



jam



Pola nafas irregular.



07.00



A : Pola nafas tidak efektif



GGN



WIB



P: 1.Observasi



tanda-tanda



hipoventilasi. 2. Berikan terapi O2 sesuai advice. 3. Observasi pola napas pasien dan frekuensi,



serta



irama



napas



pasien. 4. Dengarkan adanya kelainan atau suara napas tambahan. 5. Monitor vital sign. I: 1.Melakukan observasi tandatanda hipoventilasi. 2. Memberikan terapi O2 sesuai advice. 3. Melakukan observasi pola napas pasien dan frekuensi, serta irama napas pasien. 4. Mendengarkan adanya kelainan suara tambahan. 5. Memonitor vital sign. E : Masalah belum teratasi Minggu, 23 Februari



R : Melanjutkan intervensi Ketidakefektifan perfusi jaringan S : serebral



berhubungan



dengan O :



terhambatnya aliran darah ke otak.



TD = 128/49 mmHg



2020



MAP = 77 mmHg



jam



HR = 100 x/min



07.00



GDS = 175



WIB



S = 36,50 C Klien tidak membuka mata saat diberi rangsang nyeri, GCS : soporcoma (E:2, M:2, V: afasia)



GGN



A : masalah teratasi sebagian P: 1. Monitor hemodinamik setiap 1 jam. 2. Observasi perubahan dalam merespon stimulus. 3. Berikan klien



posisi



semifowler atau posisi kepala 30450 . 4. Anjurkan klien bed rest total. 5. Ciptakan lingkungan yang nyaman,



tenang,



pengunjung. 6. Kolaborasi



dan



batasi



dengan



dokter



dalam pemberian obat. I: 1. Memonitor hemodinamik setiap 1 jam. 2. Mengobservasi



perubahan



dalam merespon stimulus. 3. Memberikan klien posisi semifowler atau posisi kepala 30450 . 4. Menganjurkan klien bed rest total. 5. Menciptakan lingkungan yang nyaman,



tenang,



dan



batasi



pengunjung. 6. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat. E : Masalah belum teratasi R : Melanjutkan intervensi S:Selasa, 24



Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan



dengan



akumulasi



O: SPO2 = 98%



Februari



secret.



RR = 28 x/min



2020



Tersengar suara napas ronchi



14.00



Terdengar suara gurgling dari



WIB



dalam mulut. IWL =306,25 Balance cairan = + 191,25 A : Gangguan bersihan jalan napas P: 1. Posisikan klien semi Fowler untuk memaksimalkan ventilasi. 2. Observasi frekuensi napas. 3. Auskultasi suara napas klien. 4. Lakukan suction jika diperlukan. I: 1. Memberi posisi klien semi Fowler untuk memaksimalkan ventilasi. 2. Memonitor penggunaan ventilator. 3. Mengobservasi frekuensi napas. 4. Melakukan auskultasi suara napas klien. 5.



Melakukan



suction



diperlukan.. E : Masalah belum teratasi R : Melanjutkan intervensi.



jika



Pola napas tidak efektif



S:-



berhubungan dengan penurunan



O:



kesadaran



SPO2 = 97% RR = 28 x/min Pola nafas irregular. A : Pola nafas tidak efektif P: 1.Observasi



tanda-tanda



hipoventilasi. 2. Berikan terapi O2 sesuai advice. 3. Observasi pola napas pasien dan frekuensi,



serta



irama



napas



pasien. 4. Dengarkan adanya kelainan suara tambahan. 5. Monitor vital sign. I: 1.Melakukan observasi tandatanda hipoventilasi. 2. Memberikan terapi O2 sesuai advice. 3. Melakukan observasi pola napas pasien dan frekuensi, serta irama napas pasien. 4. Mendengarkan adanya kelainan suara tambahan seperti ronchi. 5. Memonitor vital sign. E : Masalah belum teratasi Ketidakefektifan perfusi jaringan



R : Melanjutkan intervensi S:-



serebral berhubungan dengan



O:



terhambatnya aliran darah ke otak.



TD = 160/85 mmHg MAP = 123 mmHg HR = 119 x/min



S = 36,60 C Klien tidak membuka mata saat diberi rangsang nyeri, GCS : soporcoma (E:2, M:4, V:x) A : masalah teratasi sebagian P: 1. Monitor hemodinamik setiap 1 jam. 2. Observasi perubahan dalam merespon stimulus. 3. Berikan klien



posisi



semifowler atau posisi kepala 30-450 . 4. Anjurkan klien bed rest total. 5. Ciptakan lingkungan yang nyaman, tenang,



dan batasi



pengunjung. 6. Kolaborasi dengan



dokter



dalam pemberian obat. I: 1.



Memonitor



setiap 1 jam. 2. Mengobservasi



hemodinamik perubahan



dalam merespon stimulus. 3. Memberikan klien posisi semifowler atau posisi kepala 30450 . 4. Menganjurkan klien bed rest total. 5. Menciptakan lingkungan yang nyaman, tenang,



dan batasi



pengunjung. 6. kelola pemberian obat sesuai advice dokter.