Laporan Magang 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA Kampus I : Jl. Ngagel Dadi III-B/37 Telp. (031) 5053127, 5041097 Fax. (031) 5662804 Surabaya 60234 Kampus II : Jl. Dukuh Menanggal XII Telp. (031) 8281181, 8281182, 8281183 Surabaya 60234.



INSTRUMEN MAGANG I Nama



: Yesi Ratnasari



NIM



: 13-530-0059



Program Studi



: Pendidikan Bahasa Inggris



1. Pengamatan Budaya Sekolah No.



1



2



Aspek Yang Diamati



Deskripsi Hasil Pengamatan SMA Kartika Wijaya menerapkan budaya 5 S (Salam, Salim, Senyum, Sopan, Santun) dengan cukup baik, hal ini dapat terlihat saat siswa- siswi memasuki kelas dan berpamitan pulang mereka terlebih dahulu mengucapkan salam, meski masih ada yang menambahi dengan kata-kata seperti “muleh buk, da-dah”. Mereka juga bersaliman ketika berjumpa dengan ibu/bapak guru, Sikap siswa terhadap guru tersenyum ketika berpapasan dengan guru dan teman sejawatnya. Siswa-siswi bersikap cukup hormat, ramah, dan sopan terhadap guru. Namun dalam proses belajar mengajar, siswa bersikap masih belum bisa aktif dan responsif terhadap guru, mereka masih banyak yang berbicara sendiri, bahkan ada yang sibuk dengan permainan remi saat guru menerangkan. Di SMA Kartika Wijaya Surabaya, terdapat OSIS yang memberikan pembinaan untuk siswa dengan kepemimpinan dan sikap gotong royong. Selain itu, terdapat beberapa ekstrakurikuler sebagai Pembinaan siswa (keagamaan wadah pembinaan siswa, seperti Paskibraka, dan lain-lain) Futsal, Volley, Basket, Pecinta Alam, Desain Grafis, Samroh, Theater, dan Tae Kwon Do. Dalam bidang keagamaan, siswa selalu dibiasakan untuk berdo’a bersama sebelum dan sesudah kegiatan belajar dan mengajar. 1



3



Sikap siswa di luar kelas



4



Kesiapan memulai pembelajaran



5



Budaya 5S (salam, salim, senyum, sopan, santun)



6



kegiatan



Budaya 7K (kebersihan, kedisiplinan, kesehatan, keindahan, kesopanan, kekeluargaan, kerindangan)



Siswa-siswi SMA Kartika Wijaya Surabaya bersikap baik di luar kelas. Sebagian terlihat siswa menghabiskan waktu di luar kelas dengan melakukan olahraga sepak bola dihalaman sekolah. Selain itu, terdapat pula siswa-siswi yang berkumpul dan bercengkrama di sekitar halaman sekolah. Sebelum berlangsungnya kegiatan pembelajaran, semua peralatan pembelajaran telah disiapkan, seperti spidol dan penghapus. Siswa-siswi duduk dengan dengan rapih dan mengeluarkan bukubuku yang diperlukan diatas meja. Sebelum proses pembelajaran dimulai siswa-siswi melakukan doa bersama. SMA Kartika Wijaya Surabaya memiliki budaya 5 S (salam, salim, senyum, sopan, santun) yang berlaku kepada seluruh warga sekolah. Budaya ini untuk membentuk karakter warga sekolah yang baik. Dalam pengamatan, budaya 5 S cukup teraplikasi dengan baik. Contohnya adalah siswa salim kepada guru dengan tersenyum, menguapkan salam ketika memasuki kelas, dan salah satu budaya di SMA Kartika Wijaya adalah sebelum memasuki area sekolah, siswa-siwsi terbiasa bersaliman dengan petugas keamanan yang berjaga didepan pagar sekolah. SMA Kartika Wijaya Surabaya menerapkan 7K (kebersihan, kedisiplinan, kesehatan, keindahan, kesopanan, kekeluargaan, kerindangan). Namun warga sekolah masih belum menerapkan Kebersihan dengan baik, hal ini dapat terlihat ketika sedang mengobservasi ke dalam kelas X 2, terlihat sampah-sampah plastik ataupun kertas dipojokan kelas. Dalam hal Kedisiplinan Siswa datang tepat waktu, hamper tidak ada siswa yang datang terlambat. Namun dalam hal berpenampilan, terkadang masih ada siswa maupun siswi SMA Kartika Wijaya Surabaya yang berpenampilan kurang rapih, seperti seragam tidak dimasukkan. Kesehatan, berdasarkan pengamatan, terdapat UKS di SMA Kartika Wijaya Surabaya, namun sangat disayangkan UKS sudah tidak lagi difungsikan. Namun Toilet di SMA Kartika Wijaya terbilang cukup bersih dan terjaga kebersihannya, 2



dan bersamaan dengan renovasi yang sedang dilakukan di sekolah, lingkungan sekolah masih belum bisa dikatakan bersih dan rapih. Dari segi keindahan SMA Kartika Wijaya Surabaya memiliki halaman yang dihiasi dengan tanamantanaman hijau yang menghias area sekolah, namun masih perlu perawatan lebih. Selain itu, ruang kelas juga terdapat beberapa dekorasi, seperti gambar-gambar pahlawan Indonesia dan poster bertuliskan motivasi. Kesopanan, berdasarkan observasi yang telah saya lakukan, kesopanan sudah diterapkan dengan cukup baik oleh warga sekolah, baik itu dari cara berpenampilan, bertutur kata, maupun dalam bersosialisasi. Namun, terkadang masih ditemukan siswa yang bersikap kurang sopan terhadap teman sebayanya seperti berbicara kotor, teriak-teriak dan lain sebagainya. Kekeluargaan sudah cukup baik, terlihat dari siswa-siswinya yang kompak. Namun saat proses pembelajaran berlangsung, siswa-siswi kurang bisa terkontrol dan membuat kegaduhan dikelas dan mereka kurang bisa menghormati dan menghargai guru saat menerangkan didepan kelas. Selama pengamatan, belum ditemukan konflik yang terjadi antar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kekeluargaan berlangsung dengan baik. Kerindangan, di SMA Kartika Wijaya Surabaya cukup banyak tumbuhan-tumbuhan yang menghijaukan lingkungan sekolah. Kesimpulan: Dari hasil pengamatan Magang I di SMA Kartika Wijaya Surabaya, sekolah ini tergolong memiliki budaya yang cukup baik. Sikap siswa baik terhadap guru, juga terhadap semua warga sekolah. Pembinaan siswa dapat diwadahi dengan OSIS ataupun kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Di sekolah, hal keagamaan cukup bagus, warga sekolah malakukan doa bersama saat memulai dan mengakhiri pembelajaran. Di sekolah, terdapat budaya 5S (salam, salim, senyum, sopan, santun), Selain itu, ada pula budaya 7K (kebersihan, kedisiplinan, kesehatan, keindahan, kesopanan, kekeluargaan, kerindangan). Di setiap kelas, dibentuk penanggung jawab dari masing-masing elemen 7K. Budaya tersebut telah diaplikasikan dengan cukup baik, meskipun terkadang masih ditemukan pelanggaran. 2. Kompetensi Dasar Pendidik a. Kompetensi Pedagogik 3



No.



Aspek Yang Diamati



1



Penguasaan karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.



2



Penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.



3



Pengembangan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.



4



Penyelenggaraan yang mendidik.



5



Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.



6



Pemfasilitasan pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.



pembelajaran



Deskripsi Hasil Pengamatan Guru mempunyai kompetensi yang cukup memadai. Mencoba untuk mengenali karakteristik peserta didik, sehingga mampu menentukan bagaimana konsep belajar mengajar yang paling efektif. Di SMA Kartika Wijaya Surabaya, masih banyak siswa-siswi yang kurang terkontrol sehingga menimbulkan kegaduhan. Dalam mengatasi kegaduhan ersebut, Guru memberikan peringatan seperti “ hello..., perhatikan dan ayo kamu siswa A apa yang barusan ibu jelaskan” hal tersebut mampu mengendalikan situasi seperti ini. Selain itu, ada pula yang pasif. Guru memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik dengan melakukan Tanya jawab kepada semua siswa dan memperbolehkan siswa-siswi untuk bertanya maupun berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Guru menguasai materi pembelajaran dan mampu menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik dengan cara menjelaskan materi dengan sejelas mungkin, memberi contoh, lalu diselingi dengan tanya jawab. Setelah itu, guru memberikan latihan-latihan soal terkait dengan materi yang telah diajarkan. Di SMA Kartika Wijaya Surabaya, masih menggunakan kurikulum berbasis KTSP. Maka dari itu pada saat observasi, guru lebih berperan aktif dalam membimbing kegiatan pembelajaran. Dalam mata pelajaran bahasa Inggris, siswa lebih difokuskan ke materi bukan praktik. Dalam pengamatan di SMA Kartika Wijaya Surabaya, dikarenakan masih menggunakan kurikulum KTSP, guru menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, namun sedikit monoton. Contohnya adalah dengan guru hanya menerangkan dan melakukan tanya jawab. Di SMA Kartika Wijaya Surabaya menyediakan projector untuk mendukung proses pembelajaran, sehingga apabila diperlukan, guru dapat menggunakannya untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan laptop. Dalam observasi, saat pembelajaran bahasa Inggris, sekolah memfasilitasi peserta didik dengan kegiatan English Conversation, dimana para peserta didik dapat melatih kemampuan berkomunikasi dalam konteks yang lebih luas. Hal tersebut dapat mengembangkan penguasaan vocabulary (kos- kata) maupun kemampuan 4 berbicara peserta didik dengan sangat baik.. Dalam observasi di SMA Kartika Wijaya Surabaya, guru mempunyai kemampuan



Kesimpulan: Guru di SMA Kartika Wijaya Surabaya memiliki kompetensi pedagogik yang cukup memadai. Kompetensi tersebut melingkupi kemampuan guru dalam mengenali karakteristikkarakteristik peserta didik, sehingga hal tersebut dapat memudahkan guru untuk memilik metode dan cara belajar yang sesuai. Selain itu juga kemampuan guru terkait bidangnya, mulai dari penguasaan teori yang baik, pemanfaatan fasilitas-fasilitas yang menunjang pembelajaran, teknik guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan sebagainya. b. Kompetensi Kepribadian No.



Aspek Yang Diamati



1



Kesesuaian norma.



tindakan



dengan



2



Penampilan diri sebagai pribadi yang baik dan teladan bagi peserta didik.



3



Penampilan diri sebagai pribadi yang berwibawa dan rasa percaya diri.



4



Etos kerja dan tanggung jawab



Deskripsi Hasil Pengamatan tindakan guru mencerminkan telah mencerminkan norma. Guru bersikap dengan ramah , sopan dan santun kepada sesama guru, dan semua warga sekolah. Tindakan tersebut sangat patut untuk dicontoh. Kepribadian guru dapat dinilai baik, dilihat dari segi tingkah laku, tingkah-laku, maupun dari cara berbicara yang sangat santun namun tetap tegas. Sehingga kebribadian tersebut sangat layak untuk menjadi teladan dan panutan bagi peserta didik. Guru telah memiliki kepribadian yang baik, maka dari itu guru tersebut secara tidak langsung memiliki wibawa. Rasa percaya diri juga dapat dirasakan dari guru, sehingga menjadikan teladan yang sangat baik untuk diteladani oleh peserta didik. Dari observasi yang telah dilakukan, guru telah bersikap profesional dengan mempunyai wawasan teori dibidangnya, mampu menyampaikan ilmu tersebut ke peserta didiknya, serta datang tepat waktu menunjukkan bahwa guru memiliki keetosan kerja dan tanggung jawab yang baik.



Kesimpulan: Guru di SMA Kartika Wijaya Surabaya memiliki kompetensi kepribadian yang cukup memadai. Kompetensi ini mencakup tindakan, kepribadian, maupun sifat yang baik dan pantas untuk dicontoh dari diri guru sebagai seorang pendidik yang professional. c. Kompetensi Sosial No. Aspek Yang Diamati 1 Sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak deskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar



Deskripsi Hasil Pengamatan Guru memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik, artinya, guru tidak mendiskriminasi peserta didik atas dasar latar belakang tertentu. Setiap siswa berkesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam kelas, misalnya 5



menjawab pertanyaan dari guru, menyampaikan belakang keluarga dan status pendapat, ataupun bertanya mengenai materi yang ekonomi. kurang dipahami. Komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.



2



3



Adaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.



4



Komunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulis atau bentuk lain.



Selama pengamatan, guru mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik, efektif, empatik, dan santun, tidak hanya ke sesama pendidik, namun ke semua warga sekolah. Di tempat bertugas, atau di SMA Kartika Wijaya Surabaya, guru mampu beradaptasi dengan baik. Interaksi sosial antara guru dengan warga sekolah berjalan dengan harmonis, karena guru telah memiliki kepribadian yang bagus, sehingga menunjang kemampuan adaptasi sosial yang bagus pula. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, guru mampu berkomunikasi dengan sopan santun dan baik dengan sesama profesi maupun dengan profesi lain, missal berkomunikasi dengan kepala sekolah, guru, staf kebersihan ataupun staf keamanan di tempat bertugas.



Kesimpulan: Guru SMA Kartika Wijaya Surabaya memiliki kompetensi sosial yang cukup memadai. Kompetensi ini berhubungan dengan kompetensi kepribadian, karena apabila mempunyai kompetensi kepribadian yang baik, maka akan menunjang kemampuan sosial yang baik juga. misalnya adalah kemampuan berkomunikasi dengan baik dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 3.



Pemahaman Peserta Didik



No.



1



Aspek Yang Diamati



Deskripsi Hasil Pengamatan Dari observasi yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa siswa-siswi SMA Kartika Wijaya Surabaya kebanyakan bersifat aktif, namun ada pula sebagian yang pasif. Siswa yang aktif sangat Identifikasi karakteristik belajar responsif terhadap guru, sedangkan untuk setiap peserta didik di kelasnya. memotivasi siswa pasif supaya menjadi aktif, guru sering melibatkannya dalam proses pembelajaran. Misalnya Tanya jawab ke semua siswa termasuk siswa yang pasif. Dengan begitu semua siswa dapat memberikan pendapatnya masing-masing.



6



2



Guru memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tidak ada perlakuan khusus apapun terhadap siswa yang pandai Pemberian kesempatan yang maupun yang kurang. Dengan kata lain tidak ada sama untuk berpartisipasi aktif diskriminasi yang terjadi pada peserta didik. dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik boleh berpartisipasi dalam kegiatan belajar-mengajar mulai dari bertanya, menjawab, atau segala partisipasi dalam kegiatan pembelajaran.



3



Pengaturan kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.



4



Identifikasi sebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainya.



5



Pengembangan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik.



Dalam observasi, pengaturan penempatan bangku sama seperti kelas-kelas pada biasanya. Siswa dapat memilih tempat duduknya sendiri selama tidak menyalahi aturan. Untuk masalah pembelajaran, guru memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa. Selama observasi, penyimpangan perilaku para siswa-siswi kebanyakan adalah membua kegaduhan didalam kelas. Karena pada dasarnya kebanyakan siswa SMA Kartika Wijaya Surabaya bersifat aktif, sayangnya keaktifan tersebut terkadang masih kurang terkontrol sehingga menimbulkan kegaduhan didalam kelas. Untuk mengatasi hal tersebut, guru memberi peringatan kepada pesera didik. Cara guru mengembangkan potensi siswasiswinya yaitu dengan menjelaskan materi pembelajaran. Selain itu, guru juga memberikan kebebasan bagi siswa-siswi mereka untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga potensi siswa-siswi untuk mengembangkan sikap kritis semakin diasah. Untuk mengatasai kekurangan peserta didik, misalnya membuat kegaduhan, maka guru akan mengambil tindakan yaitu dengan memberi peringatan kepada siswa-siswinya.



Kesimpulan: Di SMA Kartika Wijaya Surabaya, pemahaman peserta didik cukup baik. Hal ini tidak tlepas dari peran guru dalam menyampaikan dan menyajikan materi pemelajaran. Supaya tercapai pemahaman peserta didik yang baik, guru perlu mengenali karakter peserta didik terlebih dahulu sehingga memudahkan guru untuk memilih cara atau teknik pembelajaran yang cocok, hal ini juga sebagai persiapan guru apabila sewaktu-waktu perlu untuk mengatasi penyimpangan-penyimpangan peserta didik. PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN 7



Nama Guru Nama Sekolah Mata Pelajaran Pokok/Sub Pokok Bahasan Kelas Semester Tahun Pelajaran No .



: Siti Rochmi Auliyah, S.Pd : SMA Kartika Wijaya Surabaya : Bahasa Inggris : Teks Functional Pendek : X-2 : 2 (Genap) : 2015 – 2016



Aspek Yang Diamati PERSIAPAN a. Persiapan ruang kelas, media pembelajaran



1 b. Pemeriksaan kesiapan siswa



MEMBUKA PELAJARAN a. Penyampaian kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan pembelajaran 2 b. Pemberian Apersepsi



3



INTI PEMBELAJARAN a. Penguasaan materi pelajaran b. Kaitan materi dengan pengetahuan lain yang relevan



Deskripsi Hasil Pengamatan Sebelum guru memasuki ruang kelas, alat tulis telah dipersiapkan, seperti spidol dan penghapus. Ruang kelas sudah dalam keadaan cukup bersih. Bangku tertata cukup rapih. Guru memeriksa kehadiran siswa, lalu memastikan bahwa siswa membawa buku dan kamus. Sebelumnya, guru telah menginfokan materi yang akan dibahas pada hari ini, sehingga untuk memeriksa kesiapan siswa, guru akan bertanya kepada mereka tentang kesiapan mereka dengan materi yang akan dibahas. Materi yang akan dibahas telah diberitahukan pada pertemuan sebelumnya, yakni tentang teks Functional pendek. Guru kemudian menjelaskan apa saja yang akan dilakukan dengan materi tersebut. Guru memberikan penjelasan diawal pembelajaran bahwa materi teks Functional Pendek bertujuan untuk member informasi pendek, sperti greeting, invitation, dll. Setelah itu, member contoh tentang teks Functional Pendek, Tanya jawab yang berkaitan materi, dan menugaskan siswa untuk membuat teks functional pendek. Guru menguasai materi dengan baik. Para siswa juga cukup menguasai materi, namun ada beberapa siswa yang mengalami kesusahan dalam menenetukan kosa kata yang tepat untuk digunakan pada teks functional pendek. Guru memberikan penjelasan kecil mengenai kaitan materi teks Functional pendek dengan pengetahuan lain yang relevan. Contoh dari pengamatan adalah teks Functional pendek berkaitan erat dengan bagaimana member informasi singkat. 8



c. Kaitan materi dengan realitas kehidupan siswa



d. Kesesuaian pembelajaran dengan kompetensi yang akan dicapai



e. Kesesuaian pembelajaran dengan tingkat perkembangan siswa



f. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada siswa



yang



g. Pengelolaan waktu



h. Penggunaan media dan sumber belajar



i. Pelibatan



siswa dalam penggunaan media dan sumber belajar j. Penggunaan bahasa lisan



Hampir sama dengan poin diatas sebelumnya, bahwa guru memberikan penjelasan dasar bahwa materi berkaitan dengan realitas kehidupan, seperti contohnya untuk member pemberitahuan atau untuk mengundang seseorang. Materi yang telah dibahas telah sesuai dengan kompetensi yang ada dalam kurikulum KTSP, yang mana guru lebih berperan aktif dalam pembelajran, guru terlebih dahulu memberi penjelasan kepada siswa berupa penjelasan dan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi. Dari hasil pengamatan, pembelajaran cukup sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, dimana guru juga memberikan tugas yang erat kaitannya dengan kehidupan nyata, yakni menyebutkan pengumuman-pengumuman yang ada dimading, undangan ulang tahun, dll. sehingga siswa akan lebih mudah mendapat gambaran tentang materi yang sedang diajarkan, sehingga mudah untuk memahami dan berkembang. SMA Kartika Wijaya Surabaya masih menggunakan kurikulum KTSP, dimana guru lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, namun dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, guru melakukan kegiatan Tanya jawab, sehingga dapat menumbuhkan sikap siswa yang lebih aktif saat proses pembelajaran. Pengelolaan waktu terbilang relatif baik. Guru memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat waktu sesuai jadwal. Saat pembelajaran bahasa Inggris di kelas X-2 berlangsung, digunakan media kamus manual untuk kepentingan pembelajaran. Selain itu, laptop dan projector digunakan sebagai media guru untuk mengajar siswa. Sumber belajar berasal dari buku Lembar Kerja Siswa (LKS) Selain itu, buku adalah hal yang paling umum, itu merupakan sumber utama siswa dalam proses belajar dan mengajar. Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia digunakan dalam pembelajaran. Yang paling utama adalah bahasa Inggris, kemudian bahasa Indonesia adalah untuk memudahkan pemahaman siswa. 9



k. Penggunaan bahasa tulis



l. Penggunaan bahasa isyarat



m. Pemantauan kemajuan belajar



n. Pelaksanaan evaluasi akhir



o. Pengajuan pertanyaan



p. Pembelajaran reinforcement



PENUTUP PEMBELAJARAN a. Penyusunan rangkuman dan simpulan dengan melibatkan siswa 4



b. Pemberian pengayaan tindak lanjut



dan



c. Pemberian informasi pada siswa



untuk pertemuan berikutnya



Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Guru akan memberikan penjelasan atau keterangan menggunakan bahasa Indonesia untuk memudahkan siswa dalam memahami materi . Guru sama sekali tidak mengguanakan bahasa isyarat saat proses pembelajaran berlangsung. Guru cukup memantau kemajuan belajar para siswa. Contoh dari pengamatan, guru berkeliling ke bangku-bangku siswa untuk memastikan bahwa mereka bisa mengerjakan tugas yang disuruh oleh guru untuk mengetahui apakah mereka ada kemajuan belajar atau tidak. Pelaksanaan evaluasi akhir dilakukan dengan mempresentasikan hasil dari teks Functional pendek yang telah dibuat ke depan kelas. Pengajuan pertanyaan berasal dari guru dan siswa. Guru mengajukan pertanyaan ke siswa yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi, sedangkan siswa dapat mengajukan pertanyaan apabila masih ada yang kurang jelas. Pemberian penguatan yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan siswa kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru ataupun siswa lainnya, selain itu juga dengan mereview kembali materi teks Functional pendek.. Guru mengulang kemballi materi yanng baru diajarkan dan menarik kesimpulan rangkuman dari materi sembari mengajak siswa untuk ikut menyimpulkan. Pemberian pengayaan dan tindak lanjut dilakukan dengan pemberian tugas membuat teks Functional pendek. Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru memberitahukan kepada siswa materi yang akan dibahas minggu depan. Sehingga siswa dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu.



Kesimpulan: Dari pengamatan terhadap kelas X-2 saat pembelajaran bahasa Inggris yang diajar oleh Ibu Aulia Nirwana Permatana, S.Pd., materi yang disampaikan adalah materi teks Functional pendek. Guru memiliki pengetahuan mengenai teks Functional pendek dan cukup mampu mengajarkannya kepada siswa. Dalam proses pembelajaran, guru menerangkan materi dengan jelas dan memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi . Untuk menguji pemahaman peserta didik, guru mengadakan Tanya jawab berkaitan dengan materi yang telah diajarkan, setelah itu guru memberikan tugas untuk membuat teks Functional pendek, setelah 10



itu siswa dapat mempresantikan hasil kerjanya didepan kelas. Dalam pembelajaran, sumber belajar berasal dari buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa hanya diperbolehkan menggunakan kamus manual dan tidak diperbolehkan untuk menggunakan handphone untuk kepentingan kamus elektronik Setelah mempelajari teks Functional Pendek. Pada akhir pembelajaran guru mengajak siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan pada hari itu, lalu memberikan tugas kepada siswa. Tidak hanya itu, guru juga memberitahu materi pembelajarann untuk pertemuan yang akan datang agar siswa dapat bersiap.



REFLEKSI HASIL PROSES PEMBELAJARAN



No.



Aspek Yang Diamati



Deskripsi Hasil Pengamatan 11



Kekurangan saat persiapan hampir tidak ada. Saat membuka pelajaran, siswa terlihat kebingungan untuk menjawab pertanyaan guru “give me an example of functional text?” yang seharusnya dijawab “invitation atau greeting card”, namun siswa menjawabnya dengan “Skripsi, mam” sehingga kurang relevan. Saat inti pembelajaran, para siswa kurang dikondisikan. Kebanyakan siswa bersifat sangat aktif namun sayangnya kurang terkontrol sehingga menimbulkan kegaduhan. Dalam hal ini guru kurang mampu mengatur kelas agar tidak gaduh, namun akhirnya dapat mengkondisikan kembali. Saat menutup pembelajaran juga sudah bagus.



1



Mengidentifikasi kesalahan dan kekurangan pada masingmasing indikator (persiapan, membuka, inti dan menutup pelajaran) proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru



2



Dari pengamatan yang telah dilakukan, proses pembelajaran mulai dari awal persiapan hingga penutup berlangsung dengan cukup baik. Guru Menganalisis hasil menjelaskan materi dan juga memberikan contoh pengamatan pada masing- teks Functional pendek sehingga siswa mempunyai masing indikator proses gambaran bagaimana bentuk dari teks Functional pembelajaran pendek dan bagaiman isi dari Functional pendek tersebut. Secara keseluruhan, proses pembelajaran berjalan cukup baik.



3



4



5



Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan teori Mengaitkan hasil analisis pembelajaran berfokus pada guru (teachers-centered dengan teori pembelajaran learning, guru menjelaskan dan member gambaran serta contoh-contoh yang berkaitan dengan materi, sehingga siswa dapat memahami materi. Hampir di seluruh sekolah, guru-guru dengan mata pelajaran yang sama sering melakukan diskusi mengenai pengajaran mereka, guna mencapai mufakat, sehingga siswa akan menerima materi yang Mendiskusikan dengan guru sama rata walaupun guru bahasa Inggris mereka kelas dan pembimbing berbeda. Begitu halnya dengan di SMA Kartika Wijaya Surabaya, guru-guru mata pelajaran yang sama sering melakukan diskusi mengenai bidang mata pelajaran mereka. Menyimpulkan Kesimpulan dari hasil pengamatan proses pembelajaran di SMA Kartika Wijaya Surabaya adalah bahwa secara keseluruhan, proses pembelajaran telah berjalan dengan baik, namun terkadang yang menjadi kendala adalah perilaku menyimpang siswa seperti membuat kegaduhan dikelas yang kurang bisa dikendalikan oleh guru. 12



Namun, pada akhirnya guru memberikan peringatan satu-dua kali dan jika masih ramai, guru memerintahkan siswa tersebut untuk pindah ke bangku depan sehingga kelas ddapat dikembali tenang meski harus butuh waktu yang cukup lama. Di pengamatan yang telah dilakukan, guru menggunakan konsep teachers-centered learning, dimana guru lebih berperan aktif dalam proses pengajaran.



6



Dalam hal ini guru sebaiknya segera mengambil tindakan tegas kepada siswa yang membuat Memberikan solusi perbaikan kegaduhan selama proses pembelajaran, sehingga berdasar kajian teori tidak mengganggu konsentrasi siswa lainnya dan proses belajar dan mengajar akan berjalan lebih baik.



13