Laporan Praktikum 10 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR KEANEKARAGAMAN ORGANISME HEWAN



NAMA



: INA MINATUS SAKINAH



NIM



: 150210103028



KELOMPOK : V (LIMA) NO. TELP



: 082232691951



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER



I. JUDUL Keanekaragaman Organisme Hewan II. TUJUAN Mempelajari morfologi hewan invertebrata yang diwakili oleh udang dan siput, serta hewan bertulang belakang/vertebrata diwakili oleh ikan dan katak III. DASAR TEORI Invertebrata merupakan hewan tidak bertulang belakang. Sebagian besar invertebrata mempunyai habitat di air atau tempat lembab. Organ tubuh invertebrata sebagian besar belum sempurna, baik organ-organ penyusun sistem respirasi, ekskresi, pencernaan, koordinasi dan sistem reproduksi. Beberapa invertebrata bermanfaat bagi manusia tetapi ada juga yang membahayakan bagi manusia (Waluyo,2010:93). Kelompok hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) merupakan kelompok hewan yang lebih rendah tingkatannya dibandingkan kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata). Dalam kesempatan ini dari kelompok hewan invertebrate akan di bahas phylum Mollusca dan phylum Arthropoda. Phylum Mollusca dikenal sebagai hewan bertubuh lunak dan tidak memiliki ruas tubuh. Tubuhnya yang lunak itu umumnya ditutupi oleh cangkang atau rumah yang keras (Tim Dosen Pembina.2015:31). Tubuh dilindungi oleh rangka yang tersusun atas kapur yang sangat keras dan dilapisi bahan tanduk. Rangka ini disebut shell. Shell ada yang dapat membuka, ada yang tetap tertutup dan lewat salah satu lubangnyalah kepala dan kaki binatangnya dapat dijulurkan. Umumnya hidup di air, sedikit ada juga di darat. Yang di air bernapas dengan insang, yang di darat dengan paru-paru. Memakan hancuran tubuh makhluk atau bagian tumbuhan segar (Waluyo,2010:97). Hewan ini dapat kita temukan dimana-mana, didarat, di air tawar, maupun dilaut. Salah satu anggota dari kelompok ini adalah Gastropoda. Gastropoda yang umum kita temukan adalah siput kebun (Acatina fulica). Struktur tubuh hewan ini adalah, kepalanya mempunyai dua pasang tentakel. Satu pasang tentakel pendek



dan satu pasang tentakel panjang. Pada ujung tentakel yang panjang terdapat mata. Terdapat mulut dengan faring yang berotot dan terdapat radula dengan gigi yang terbuat dari kitin. Bagian kepala langsung berhubungan dengan kaki yang berotot. Bagian tubuh ini terdapat di dalam cangkang yang umumnya terbuat dari kalsium karbonat. Pada sisi kanan tubuhnya terdapat lubang kelamin yang letaknya di bawah kepala, agak ke bawah lagi terdapat lubang yang agak besar yaitu lubang respirasi dan anus. Matel adalah selaput tipis yang berfungsi menghasilkan cangkang dan dapat pula digunakan untuk respirasi (Tim Dosen Pembina. 2015:31-32). Phylum Arthropoda merupakan phylum yang memiliki spesies yang paling banyak jika dibandingkan dengan yang lainnya. Hewan yang termasuk ke dalam golongan ini adalah kelas Crustaccea (udang-udangan), kelas Chilopoda (lipan), kelas Diplopoda (kaki seribu), kelas Arachida (laba-laba), dan kelas Insecta (Belalang) (Tim Dosen Pembina. 2015:31-32). Arthropoda berkaitan dengan bangun tubuhnya yang beruas-ruas, eksoskeleton yang keras dan tonjolan yang berbuku (arthropoda berarti ‘kaki berbuku’). Tubuh arthropoda sepenuhnya ditutupi oleh kutikula, suatu eksoskeleton yang terbuat dari lapisan-lapisan protein dan polisakarida bernama kitin. Kutikula bisa tebal dan keras pada beberapa bagian tubuh maupun setipis kertas dan pleksibel di bagian-bagian lain. Beberapa kelas pada Arthropoda yaitu Arachnida merupakan kelompok yang mencakup kalajengking, laba-laba, caplak dan tungau. Arachnida memiliki sefalotoraks yang terdiri dari enam pasang tonjolan: kelisera, sepasang tonjolan yang disebut pedipalpus berfungsi dalam mengindra, mencari makanan atau reproduksi dan empat pasang kaki untuk berjalan. Laba-laba menggunakan kelisera mirip taring yang dilengkapi dengan kelenjar bisa untuk menyerang korban. Kaki seribu (Kelas Diplopoda) memiliki kaki yang berjumlah banyak walaupun kurang dari seribu seperti namanya. Tidak seperti kaki seribu, lipan (KelasChilopoda) adalah karnivor. Setiap segmen pada daerah batang tubuh lipan memiliki sepasang kaki. Serangga (kelas Insekta) memiliki lebih banyak spesies daripada semua makhluk lain apabila digabungkan. Crustacea biasanya memiliki tonjolan yang sangat terspesialisasi. Lobster dan udang karang misalnya memiliki



seperangkat tonjolan berjumlah 19 pasang. Tonjolan yang paling interior adalah antena. Crustacea adalah salah satunya arthropoda dengan dua pasang antena. Tiga pasang tonjolan atau lebih termodifikasi sebagai bagian mulut, termasuk mandibula yang keras. Kaki jalan terdapat pada thoraks dan tidak seperti serangga crustacea juga memiliki tonjolan pada abdomennya. Tonjolan yang hilang dapat diregenerasi saat pergantian eksoskeleton berikutnya (Campbell,2008:257). Vertebrata memiliki rangka dalam yang tersusun atas tulang. Rangka itu beruas-ruas, dilekati otot sebelah luarnya. Memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Vertebrata ini umumnya hewan tingkat tinggi yaitu hewan yang memiliki organ khusus untuk melakukan fungsi tertentu. Ciri-ciri hewan bertulang belakang memiliki tulang belakang, perkembangbiakan umumnya secara generatif, susunan saraf terletak di bagian ordosal yaitu diantara saluran pencernaan.



Hewan



bertulang



belakang



dibagi



menjadi



lima



kelas



(Waluyo,2010:100). Vertebrata Hewan bertulang belakang diantaranya meliputi ikan, amfibi, hewan melata, burung dan hewan menyusui. Dalam kesempatan ini akan di bahas ikan dan amfibi (Tim Dosen Pembina.2015:30). Tubuh ikan umumnya pipih bilateral terdiri atas bagian badan(truncus), kepala(caput), dan ekor (cauda). Sirip yang terdapat dalam ikan umumnya sirip punggung/pina dorsalis, sirip dada/pina thoracalis, sirip perut/pina abdominalis, sirip anus/pina analis dan sirip ekor/pina caudalis. Di daerah kepala terdapat celah mulut ,sepasang cekung hidung/fofea nasalis di depan mata. Mata terletak di bagian samping tanpa kelopak, mata ditutup oleh selaput argantea yang kuat. Bagian samping kepala terdapat tutup insang/operculum. Seluruh bagian badan ditutupi oleh sisik. Pada bagian samping tubuh, samar samar terlihat garis yang memanjang kearah ekor, disebut gurat sisi/linea lateralis. Pada bagian ventral tubuh terdapat dua sampai tiga bagian pengeluaran. Yaitu lubang anus, lubang kelamin, dan lubang urine. Sirip ekor umumnya bertipe homocercal (ujung sirip terbelah menjadi bagian yang sama) (Tim Dosen Pembina.2015:33). Ciri ciri dari kelas pisces diantaranya:



a. Mempunyai sisik yang merupakan eksoskleton. Sisik dibedakan menjad 4 macam yaitu sisik koloid, sisik stenoid, sisik plakoid, dan sisik ganoid. b. Mempunyai gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air. c. Sistem pencernaan memanjang dari lumut ke anus, serta memiliki kelenjar pencernaan berupa hati dan pancreas d. Bernafas dengan menggunakan insang dan memiliki gelembung renang sebagai alat hidrostatis. e. Reproduksi dngan cara bertelur (ovipar), pembuahan terjadi diluar tubuh Tubuh pisces oleh sistem rangka yang terdiri atas tulang rawan atau tulang sejati, serta kolumna verteblaris (ruas tulang belakang). Tulang rahangnya berjumlah sepasang kecuali agnatha (ikan tidak berahang). Alat gerak pada pisces adalah sirip. Sebagai contoh ikan Osteichthyes atau ikan bertulang adalah ikan mas atau Cyprinus carpio. Sifat atau morfologi dari ikan Osteichthyes yang penting adalah sisik yang terbentuk tipis dan mudah dilepas. Dibagian luar dari sisik tadi tertutup oleh lapisan lendir. Insang ditutup oleh operkulum dengan sepasang celah insang. Sirip terlihat seperti duri tau tulang yang dihubungkan oleh lapisan lunak yang tipis (Parjatmo dkk,1987:75). Amfibia (amphibian, Kelas Amphibi) kini diwakili oleh sekitar 6.150. Anura yang berjumlah sekitar 5.420 spesies, lebih terspesialisasi untuk bergerak di daratan daripada urodela. Katak dewasa menggunakan kaki belakangnya yang kuat untuk melompat-lompat di lapangan. Katak menangkap serangga dan mangsa yang lain dengan menjulurkan lidahnya yang panjang dan lengket, yang melekat ke bagian depan mulut. Katak menunjukkan berbagai macam adaptasi yang membantunya untuk menghindari pemangsaan dari predator yang lebih besar. Kelenjar-kelenjar kulitnya menyekresikan mukus yang tidak enak atau bahkan berbisa. Banyak spesies yang beracun memiliki warna cerah yang tampaknya diasosiasikan dengan bahaya oleh para predator. Katak-katak yang lain memiliki pola-pola



warna



dapat



menyamarkan



mereka.



Amfibia (berasal



dari



kata amphibious berarti kedua ‘kedua cara hidup’) mengacu pada tahap-tahap kehidupan dari banyak spesies katak yang awalnya hidup air dan kemudian di daratan. Tahap larva katak disebut kecebong, biasanya merupakan herbivor



akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang menyerupai vertebrata akuatik dan ekor yang panjang dan bersirip. Kecebong pada awalnya tidak memiliki kaki, ia berenang dengan mengibas-ngibaskan ekornya. Selama metamorfosis yang menuju ke ‘kehidupan kedua’, kecebong mengembangkan kaki, paru-paru, sepasang gendang telinga eksternal dan sistem pencernaan yang teradaptasi untuk cara makan karnivor. Dalam waktu yang sama insang menghilang, sisitem gurat sisi juga menghilang pada sebagian besar spesies (Campbell, 2008:284). Pada waktu ini hanya tertinggal tiga ordo ialah : (1) katak dan bangkong (ordo Anura), (2) salamander dan kadal air (newt) (ordo Urodela), (3) sesilia (ordo Apoda), yang merupakan hewan seperti cacing dan tanpa kaki. Karena tidak mempunyai kulit telur yang kedap air, maka tak ada satu amfibia pun yang dapat menyesuaikan sepenuhnya dengan keadaan darat (Kimball, 1999:931) Sebagai contoh tidak seperti amfibia, reptil memiliki sisik-sisik yang mengandung protein keratin (demikian pula kuku manusia). Sisik membantu melindungi kulit dari desikasi dan abrasi. Selain itu kebanyakan reptil menghasilkan telur-telur bercangkang di darat. Reptil seperti kadal dan ular disebut ‘berdarah dingin’ karena mereka tidak menggunakan metabolisme secara ekstensif untuk mengendalikan suhu tubuh. Akan tetapi reptil-reptil itu mengatur suhu tubuh dengan menggunakan berbagai adaptasi perilaku. Misalnya banyak kadal yang berjemur di bawah sinar matahari ketika udara sejuk dan berteduh ketika udara terlalu hangat (Campbell,2008:289).



IV. METODE PRAKTIKUM 4.1 Alat a. Papan seksi b. Pinset c. Jarum bertangkai d. Loupe e. Kertas Tissue 4.2 Bahan a. Siput kebun (Acatina fulica)



b. Udang (Cambarus sp) c. Ikan Mas (Cyprinus carpio) d. Katak Hijau (Rana sp) 4.3 Cara Kerja



Meletakkan bahan pada papan seksi



Mengamati bahan sesuai nomor urutnya



Menggambar bahan



Memberi keterangan bagian-bagiannya sesuai dengan dasar teori



V.



HASIL PENGAMATAN Gambar Bekicot (Acatina fulica)



Keterangan : 1. Cangkang 2. Apex 3. Suture 4. Whore 5. Whore body 6. Spire 7. Bibir luar 8. Apertus 9. Bibir dalam 10. 2 Antena : a) Antenna panjang b) Antenna pendek



Gambar Udang (Cambarus sp)



Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Mata Cepalothorax Abdoment Sternum Ekor Sepasang antena panjang Sepasang antenna pendek 5 pasang kaki jalan/otot 5 pasang kaki renang Clostrum



Gambar Ikan Mas (Cyprinus carpio)



Keterangan : 1. Caput 2. Truncus 3. Cauda 4. Organon fisus 5. Rima oris 6. Fofea nasalis 7. Linea lateralis 8. Scale 9. Porus 10. Pinna petoralis 11. Pinna dorsalis 12. Pinna abdominalis 13. Pinna analis 14. Pinna caudalis



Gambar Katak Hijau (Rana sp)



Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Mulut Dorsal Dorsun Membrane timpani Tungkai depan Tungkai belakang kloaka



VI.



PEMBAHASAN



Pada praktikum minggu ini, praktikan melakukan pengamatan struktur morfologi hewan invertebrate (hewan tingkat rendah) yang diwakili oleh hewan siput kebun (Acatina fulica) dan udang (Cambarus sp) serta hewan vertebrata (hewan tingkat tinggi) yang diwakili oleh hewan ikan mas (Cyprinus carpio) dan katak (Rana sp). Invertebrata merupakan hewan tidak bertulang belakang. Sebagian besar invertebrata mempunyai habitat di air atau tempat lembab. Organ tubuh invertebrata sebagian besar belum sempurna, baik organ-organ penyusun sistem respirasi, ekskresi, pencernaan, koordinasi dan sistem reproduksi. Beberapa invertebrata bermanfaat bagi manusia tetapi ada juga yang membahayakan bagi manusia. Kelompok hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) merupakan kelompok hewan yang lebih rendah tingkatannya dibandingkan kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata). Dalam kesempatan ini dari kelompok hewan invertebrata akan di bahas phylum Mollusca dan phylum Arthropoda. Phylum Mollusca dikenal sebagai hewan bertubuh lunak dan tidak memiliki ruas tubuh. Tubuhnya yang lunak itu umumnya ditutupi oleh cangkang atau rumah yang keras. Vertebrata merupakan hewan bertulang belakang. Vertebrata memiliki rangka dalam yang tersusun atas tulang. Rangka itu beruas-ruas, dilekati otot sebelah luarnya. Memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Vertebrata ini umumnya hewan tingkat tinggi yaitu hewan yang memiliki organ khusus untuk melakukan fungsi tertentu. Ciri-ciri hewan bertulang belakang memiliki tulang belakang, perkembangbiakan umumnya secara generatif, susunan saraf terletak di bagian ordosal yaitu diantara saluran pencernaan. Hewan bertulang belakang dibagi menjadi lima kelas. Hewan vertebrata diantaranya meliputi ikan, amfibi, hewan melata, burung dan hewan menyusui.



Filum yang termasuk dalam kelompok hewan invertebrata, yang pertama yaitu Porifera. Porifera adalah hewan yang dikenal paling sederhana. Tidak seperti semua filum hewan lainnya, yang memiliki dua atau tiga lapis tubuh (diploblastik atau triploblastik), porifera hanya memiliki lapisan tubuh tunggal (monoblastik), dan tidak ada jaringan yang sejati. Mereka tidak memiliki pelengkap dan tidak memiliki kemampuan untuk membuat gerakan apapun, kekurangan jaringan otot. Porifera yang secara eksklusif adalah mahluk air. Porifera terdiri dari semua spesies spon (bunga karang). Karakteristik dari porifera yaitu Tidak ada simetri yang pasti, tubuh multiseluler, beberapa jaringan, tidak ada organ, sel dan jaringan mengelilingi ruang diisi air tetapi tidak ada rongga tubuh sejati, semua sesil (hidup melekat pada sesuatu), reproduksi seksual atau aseksual, reproduksi seksual dapat berupa gonokoristik atau hermafrodit, tidak memiliki sistem saraf, memiliki tahap larva yang berbeda dengan planktonik, tinggal di lingkungan perairan terutama laut, semua adalah penyaring makanan, sering memiliki kerangka spikula. Yang kedua yaitu Cnidaria, contoh hewannya yaitu ubur-ubur, hydra, anemon laut, karang. Anggota filum Cnidaria dibedakan dan diklasifikasikan berdasarkan bentuk tubuh mereka. Mereka terjadi baik dalam bentuk medusa renang atau (terpasang secara permanen) bentuk polip sessile. Mereka diklasifikasikan menjadi empat kelas: Anthozoa, Scyphozoa, Hydrozoa, dan Cubozoa. Karakteristik dari filum Cnidaria yaitu semua Cnidaria adalah makhluk karnivora, mampu bereproduksi secara seksual maupun non-seksual, tidak ada anggota dari filum Cnidaria memiliki organ pernapasan seperti paruparu atau insang. Sebenarnya, Cnidaria tidak membutuhkan sistem pernapasan, hanya memiliki satu bukaan (rongga) di dalam tubuh mereka. Mereka menggunakan pembukaan yang sama untuk mengambil dalam makanan dan buang sampah. Yang ketiga filum Ctenophora/Coelenterata. Contoh hewannya yaitu ubur-ubur. Karakteristik dari filum Ctenophora yaitu hampir semua spesies Ctenophora adalah hermafrodit atau memiliki alat kelamin ganda. Reproduksi Ctenophora dilakukan secara seksual. Meskipun ada beberapa spesies yang melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi, tidak memiliki alat sengat nematosista, sehingga menangkap mangsanya dengan menggunakan tentakel yang dilengkapi dengan struktur sel-sel perekat koloblas (colloblast atau



sel lasso), hewan terbesar yang menggunakan silia untuk lokomosi (pergerakan), tubuh Ctenophora berbentuk simetri radial, berdiameter sekitar 1 – 10 cm, sebagian besar berbentuk bulat atau oval, namun ada yang berbentuk memanjang seperti pita hingga mencapai 1 m. Yang keempat filum Platyhelminthes. Contoh hewannya yaitu cacing pipih. Karakteristik dari Platyhelminthes yaitu Bentuk tubuh pipih, simetri bilateral, triploblastik, dan acoelomata, sistem pencernaan makanan belum sempurna, terdapat mulut dan belum memiliki anus. Makanan masuk melalui mulut —> farink —> usus —> dan dikeluarkan melalui mulut, reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan perkawinan silang atau perkawinan sendiri, karena



bersifat hermaprodit



(monoceus). Secara aseksual dengan fragmentasi dan membentuk generasi baru (regenerasi), sistem ekskresi tersusun atas sel-sel bersilia ( flame cells /aster / sel api ), susunan syaraf terdiri atas 2 ganglia yang berbentuk cincin membentuk tangga tali, tubuhnya terdiri atas bagian kepala (anterior), ekor (posterior), bagian punggung (dorsal), bagian perut (ventral), dan bagian samping (lateral), belum memiliki sistem respirasi. Masuknya oksigen (O2) dan keluarnya karbon dioksida (CO2) melalui permukaan kulit, hidup bebas di air tawar maupun tempat–tempat lembab. Yang kelima filum Mollusca. Contoh hewannya yaitu siput. Karakteristik dari filum mollusca yaitu tubuh tidak beruas-ruas, kecuali polyplacophora; simetri bilateral atau asimetri karena torsi, tubuh biasanya pendek dan sebagian atau seluruhnya tertutup mantel. di antara mantel dan tubuh yang lunak terdapat rongga mantel, atau lenyap secara sekunder, biasanya terdapat cangkang yang dihasilkan oleh mantel. cangkang terdiri atas 1, 2 atau 8 keping. kepala berdekatan dengan otot kaki di bagian ventral. kaki berfungsi untuk merayap, meliang, berenang atau menangkap makanan, sistem pencernaan lengkap, kompleks dan dilengkapi saluran bercilia untuk menyortir partikel makanan. mulut mempunyai radula, kecuali bivalvia; kelenjar pencernaan (hati) besar; anus bermuara di rongga mantel. Yang keenam filum Arthropoda. Contoh hewannya yaitu udang, labalaba, lipan. Berdasarkan struktur tubuhnya Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas yaitu Crustacea (udang-udangan), Chilopoda (lipan), Diplopoda (kaki seribu), Arachnida (laba-laba), Insecta (belalang). Karakteristik filum Arthropoda yaitu multiseluler, berangka luar, kaki beruas-ruas, alat pencernaannya yaitu mulut dan



usus yang tidak berbacang dan juga anus, reproduksinya dengan cara generatif. Yang ketujuh filum Annelida. Contoh hewannya yaitu cacing bersegmen seperti cacing tanah, pacet dan lintah. Karakteristik dari filum Annelida yaitu simetris bilateral dan berbentuk ulat, badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ, badan memiliki 3 bagian yang terpisah, prosomium, batang dan pygidium, eproduksi biasanya seksual dan gonochoristic atau hermaphoditic. Yang terakhir yaitu filum Echinodermata. Contoh hewannya yaitu bintang laut, teripang dan bulu babi. Karakteristik dari filum Echinodermata yaitu tubuh simetri radial, triploblastik selomata, permukaan tubuh berduri, bentuk tubuh simetri radial: pipih, bulat, bintang, memanjang, dan bahkan seperti tumbuhan, reproduksi seksual dengan fertilisasi eksternal, bergerak dengan kaki tabung (ambulakral), sistem ekskresi tidak ada, sistem penecernaan sempurna. Hewan-hewan yang termasuk dalam kelompok vertebrata dibagi atas 5 kelas. Yang pertama yaitu Pisces. Contoh hewannya adalah ikan. Karakteristiknya yaitu tubuh terdiri atas kepala, badan, dan ekor. Tubuh ditutupi oleh kulit yang pada umumnya bersisik, bernapas dengan insang. Insang ditutupi oleh operkulum (tutup insang), bersifat poikiloterm (berdarah dingin/suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu lingkungan), fertilisasi terjadi secara eksternal (di luar tubuh) atau internal (di dalam tubuh). Yang kedua yaitu Reptilia. Contoh hewannya adalah buaya, kadal dan ular. Karakteristik dari Reptilia yaitu kulit tidak memiliki kelenjar lendir, kulit tebal dan bersisik dari zat tanduk, berdarah dingin (poikiloterm), alat gerak berupa dua pasang tungkai, respirasi dengan paru-paru, jantung terdiri atas empat ruang, yaitu dua serambi dan dua bilik, tetapi sekat antarbilik belum sempurna, reproduksi secara seksual dengan fertilisasi internal, memiliki kemampuan untuk ekskufikasi (pergantian kulit), mimikri (pergantian warna kulit), serta autotomi (pemutusan bagian tubuh). Yang ketiga yaitu Mamalia. Contoh hewannya binatang menyusui seperti jerapah, singa dan kera. Karakteristiknya yaitu memiliki kelenjar susu, berdarah panas, menyusui, tubuhnya dipenuhi rambut atau bulu, cara berkembang biaknya dengan melahirkan, umumnya tinggal di daratan. Yang keempat yaitu Amfibia. Contoh hewannya yaitu katak dan kodok. Kelas amfibia mencakup tiga bangsa yaitu Apoda, Urodela dan Anura. Karakteristiknya yaitu merupakan hewan berdarah



dingin, tidak memiliki sisik dan kulit mereka permeabel, memiliki kulit yang berlendir, pada masa embrional hidup di air dan pada masa dewasa hidup di darat, tubuhnya terdiri atas kepala, badan dan anggota gerak, lubang pengeluaran berupa kloaka. Yang terakhir yaitu Aves. Contoh hewannya adalah ayam, kalkun, angsa, bebek dan burung-burungan lainnya. Karakteristiknya yaitu memiliki bulu, memiliki sayap, memiliki paruh, berkembang biak dengan cara bertelur, endotermik, tidak memiliki kelenjar keringan, dan lain sebagainya. Percobaan pertama, praktikan mengamati mengenai siput kebun (Acatina fulica), hewan ini merupakan phylum mollusca dan bagian kelas dari Gastropoda yaitu hewan yang memiliki tubuh lunak dan tidak memiliki ruas-ruas tubuh. Adapun klasifikasi siput kebun sebagai berikut: Kingdom: Animalia Phylum: Mollusca Class: Gastropoda Order: Pulmonata Suborder: Stylommatophora Family: Achatinidae Genus: Achatina Species: Achatina fulica. Setelah melakukan pengamatan, didapatkan pula struktur morfologi dari bekicot yaitu cangkang, merupakan bagian dari tubuhnya yang berkembang dan berproses lewat tubuhnya melalui pembentukan zat conchiolin dan epithelium. Cangkang terbentuk dari kalsium cair yang dikeluarkan oleh bagian mantel yang terdapat pada tubuh Mollusca. Zat kalsium itu sendiri berasal dari kalsium yang ada didalam darah bekicot. Kalsium cair yang dikeluarkan mantel lama-kelamaan akan mengeras sehingga membentuk cangkang. Bentuk cangkang bekicot pada



umumnya seperti kerucut terpilin dari tabung yang melingkar seperti konde. Fungsi dari cangkang ini yaitu tempat sebagai perlindungan tubuhnya dari ancaman ataupun keadan lingkungan hidupnya. Zat-zat penyusunnya selain kalsium bikarbonat terdapat pula kandungan zat kapur lainnya yang kuat. Warna dari tekstur cangkang ini yaitu coklat dengan pola-pola garis gelap di permukaannya. Yang kedua Apex, yaitu ujung dari cangkang yang merupakan bagian tertua sedangkan sumbu kerucut disebut columella. Yang ketiga Suture, merupakan lingkaran-lingkaran dari cangkang. Yang keempat Whore, yaitu bagian ditengah lingkaran yang terdapat di cangkang. Yang kelima Whore body adalah gelung terbesar diantara gelung-gelung cangkang, dengan adanya whore body ini tubuh siput dapat bersembunyi. Yang keenam Spire merupakan gelung kecil-kecil di atasnya whore body, biasanya ada terdapat 5 suture. Yang ketujuh Bibir luar. Yang kedelapan yaitu Apertur, adalah lubang atau rongga badan yang ada pada tubuh siput. Yang selanjutnya yaitu Bibir dalam. Dan yang terakhir 2 antena, yaitu antena panjang yang berfungsi sebagai sebagai alat penerima rangsang cahaya karena memiliki Stigma dan antena pendek berfungsi sebagai alat penerima sensor kimiawi sekaligus sebagai alat peraba. Dan hewan ini bergerak menggunakan kaki perut yang memiliki banyak kelenjar penghasil mucus



(Lendir).



Bekicot



merupakan



hewan



bertipe hermaprodit (Organ



reproduksi berumah satu) yaitu dengan cara menempelkan bagian tubuhnya kelawan jenis. Hewan Hermaprodit tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya, karena tiap Individu memproduksi Ovarium dan Sperma sekaligus. Sperma dari Tubuh bekicot tidak dapat dibuahi sel telur yang diproduksinya sendiri. Untuk pembuahan telur diperlukan adanya pertukaran sperma dengan bekicot lain melalui kegiatan Kopulasi. Soal penentuan alat kelamin pada bekicot tergantung pada suhu lingkungan yang ada. Habitat hewan bekicot biasanya hidup di air laut, tawar, darat dan sebagian hidup sebagai parasite. Percobaan yang kedua dilakukan pengamatan mengenai Udang (Cambarus sp), hewan ini termasuk dalam phylum Arthropoda yang berada dalam kelas Crustacea (udang-udangan). Klasifikasi udang yaitu sebagai berikut: Kingdom : Animalia



Filum



: Arthopoda



Class



: Dekapoda



Familia : Cambardae Genus



: Cambarus



Species : Cambarus sp. Dari hasil pengamatan adapun morfologi udang terdiri dari mata, berfungsi sebagai penglihatan dalam penyusaian terhadap lingkungan sehari-hari dan mencari mangsa dalam kelangsungan hidupnya walaupun di bantu juga dengan antena. Yang kedua Cepalothorax, yaitu bagian kepala dan dada yang bersatu. Cephalothorax ini ditutupi oleh zat kitin yang disebut karapax. Fungsi dari karapax ini adalah melindungi bagian organ dalam udang. Yang ketiga Abdomen, yaitu tubuh udang terdiri dari dua bagian yaitu anterior yang baku, yang tertutup oleh sekitar 5 ruas yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Fungsi dari abdomen adalah sebagai tempat mencerna makanan. Yang keempat Sternum berupa segmen-segmen pada dataran ventral. Yang kelima ekor, pada udang ekor berfungsi sebagai pengontrol saat berenang. Yang keenam, sepasang antena panjang, befungsi sebagai fotoreseptor atau menerima rangsang cahaya sedangkan antena pendek berfungsi sebagai kemoreseptor sebagai sensor dalam ilmiah, pada intinya antena ini berfungsi untuk menerima stimulus dari lingkungan atau sebagai alat keseimbangan tubuh. Yang ketujuh yaitu 5 pasang kaki jalan, bagian kaki yang lebih panjang dan terletak di bagian depan biasanya terdapat 5 pasang. Fungsi dari kaki jalan ini yaitu sebagai alat gerak, memegang makanan serta alat bantu dalam membersihkan tubuhnya. Yang kedelapan, 5 pasang kaki renang, kaki renang ini memiliki ukuran lebih pendek dan letaknya berada dibawah abdomen. Fungsi dari kaki renang yaitu sebagai alat untuk renang. Yang terakhir yaitu Rostum merupakan bagian dari tubuh udang yang terletak di depan atau ujung kepala dengan bentuk meruncing dan melengkung. Pasangan alat kelamin betina pada Udang terbuka di bagian dasar dari pasangan ketiga kaki jalannya di daerah thorax, sedangkan yang jantan terletak diantara pasangan kaki jantan yang kelima. Permukaan luar tubuh udang ditutupi oleh cuticula (eksoskeleton) dari zat kitin yang keras. Eksoskeleton ini merupakan



bagian yang keras kecuali pada sambungan segen-segmennya lunak dan tipis, sehingga memungkinkan untuk pergerakan. Perbedaan antara udang dalam habitat air tawar dan air asin yaitu udang di air tawar mempunyai warna yang tidak mencolok, ukurannya relatif kecil walaupun ada yang besar namun dikarenakan adanya pemberdayaan peternakan udang, pada umunya jarang memiliki alat perlindungan yang disebut String, tekstur di tubuhnya sedikit lebih licin dan jika digunakan untuk bahan industri rasanya sedikit kurang gurih jika dibandingkan udang yang habitatnya di laut. Sedangkan udang di air laut mempunyai warna tubuh yang menarik, seperti orange atau kemerahan, ukuran tubuhnya relatif lebih besar dikarenakan jika hidup di laut, makanan yang diperolehnya beragam, umumnya memiliki alat perlindungan yang disebut String untuk melindungi diri dari ancaman di wilayah tertentu, tekstur permukaan kulitnya licin dan mengkilat.



Selanjutnya percoabaan ketiga, paraktikan mengamati mengenai hewan vertebrata yaitu yang diwakili oleh ikan mas (Cyprinus carpio) dan katak (Rana sp). Adapun Klasifikasi dari ikan mas yaitu : Kingdom : Animalia Filum



: Chordata



Class



: Pisces



Ordo



: Ostariophysi



Familia



: Cyprinidae



Genus



: Cyprinus



Spesies



: Cyprinus carpio



Ikan mas ini merupakan salah satu hewan yang terdapat dalam kelas picses. Dari hasil pengamatan didapatkan struktur morfologi dari Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah tubuh ikan mas ini memanjang dan memipih bilateral tegak dan terdiri dari beberapa bagian anggota tubuh yaitu badan (Truncus) yang berarti bagian dari operculum sampai anus, lalu kepala (Caput) yaitu bagian dari ujung mulut sampai kutup insang (operculum) dan yang ketiga yaitu ekor (Cauda) yaitu bagian dari anus sampai sirip ekor. Caput (kepala) , yaitu bagian kepala terdiri dari mulut



(rimaoris), mata (organofisum), tutup insang (operkulum), hidung (fovea nasalis). Mulut letaknya ditengah dan berfungsi sebagai jalan masuknya makanan, mata terletak di bagian depan samping berada di bagian atas mulut fungsi dari mata ini yaitu sebagai alat indera. Tutup insang (operculum) terletak disamping kepala, kegunaan operculum ini untuk melindungi insang sebagai alat respirasi. Tekstur dari operculum ini biasanya keras dan licin. Kemudian Truncus (badan), terdiri dari 5 macam sirip yaitu sirip dada (pinna pectoralis), sirip perut (pinna abdomenalis), sirip punggung (pinna dorsalis), sirip anus (pinna analis ) sirip ekor (pinna caudalis). Sirip dada (Pinna pectoralis) terletak di bagian dada dekat operculum, sirip ini berfungsi dalam proses saai ikan berenang. Sirip perut (pinna abdomenalis) sirip yang berfungsi dalam melancarkan gerakan ikan dalam air. Sirip punggung (pinna dorsalis) terletak di bagian punggung ikan yang berfungsi sebagai memecah air yang dilalui ikan saat berenang. Sirip anus (pinna analis) terletak disekitar anus dan memiliki fungsi membantu dalam pergerakan ikan dalam air. Dan sirip yang terakhir yaitu sirip ekor (pinna caudalis) yang ujung siripnya terbelah menjadi bagian yang sama (homocecal) yang berfungsi mempermudah pergerakan ikan. Yang selanjutnya yaitu Linea lateralis merupakan garis memanjang kearah ekor yang terlihat samar-samar, Linea lateralis ini pada ikan bisa disebut sebagai indera ke enam dikarenakan linea lateralis tersebut memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap rangsangan di sekitar tubuh ikan. Lalu sisik pada ikan berbentuk bulat kurang sempurna, sisik ikan tersusun rapi menutupi seluruh permukaan badan. Sisik ikan ini bersifat licin dan berfungsi melindungi tubuh ikan.



Percobaan terakhir, yaitu melakukan pengamatan pada hewan katak (Rana sp), hewan ini merupakan hewan amfibia yaitu hewan yang dapat hidup di dua habitat yang berbeda, pada masa membrional hidup di air dan pada masa dewasa hidup di darat. Klasifikasi katak (Rana sp) yaitu: Kingdom : Animalia



Filum



: Chordata



Sub filum : Vertebrata Class



: Amphibi



Sub class : Apsidospondyli Ordo



: Anura



Familia : Ranidae Genus



: Rana



Spesies : Rana sp Katak ini hewan yang masuk dalam kelas Anura yang dari hasil pengamatan struktur morfologinya yaitu terbagi menjadi beberapa bagian utama, diantaranya bagian kepala, badan dan alat gerak (tungkai). Bagian kepala terdiri dari mata (organofisum) yang berfungsi sebagai alat indera, mulut (rimaoris) berfungsi sebagai



menelan



mangsa,



melakukan



respirasi



serta



digunakan



untuk



mengeluarkan bunyi-bunyian saat setelah turun hujan, hidung (fovea nasalis) berfungsi sebagai indera pembau dan membran timpani sebagai pengganti telinga yang fungsinya sama dengan telinga yaitu sebagai indera pendengaran. Bagian badan terdapat punggung, pada punggung katak ini permukaannya tidak rata. Punggung yang lebih menonjol disebut dorsum berfungsi dalam membantu dalam pergerakan melompat. Kloaka atau muara dari tiga saluran merupakan bagian pada kodok yang berfungsi sebagai muara tempat pembuangan. Kloaka merupakan penyatuan dari tiga saluran, diantaranya saluran ekskresi, saluran pencernaan dan saluran reproduksi. Bagian alat gerak (tungkai), terdiri dari tungkai depan dan tungkai belakang. Tungkai ini berfungsi sebagai alat gerak untuk memudahkan dalam bergerak. Tungkai depan mempunyai 4 jari sedangkan tungkai belakang mempunyai 5 jari, tungkai belakang mempunyai jari lebih banyak dikarenakan disesuaikan dengan fungsinya dalam melakukan pergerakan melompat untuk melakukan tumpuan saat akan atau sesudah melompat.



VII.



PENUTUP



7.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas pembagian hewan didasarkan ada tidaknya ruas-ruas tulang belakang.Dimana hewan invertebrate diwakili oleh bekicot (Acatina fulica) dan Udang (Cambarus sp) yang memiliki struktur morfologi bentuk dan susunan tubuh yang berbeda. a. Bekicot(Acatina fulica) memiliki struktur morfologi yang terdiri dari : Cangkang, Apex, Suture, Whore, Whore body, Spire, Bibir luar, Bibir dalam, Apertus dan 2 antena yaitu antena panjang dan antena pendek. b. Udang memiliki struktur morfologi yang terdiri dari: mata, cepalothorax, abdomen, sternum, ekor, sepasang antenna panjang, sepasang antenna pendek, 5 pasang kaki jalan, 5 pasang kaki renang dan rostrum. Hewan vertebrata diwakili oleh hewan ikan mas (Cyprinus carpio) dan Katak (Rana sp) a. ikan mas (Cyprinus carpio)dimana struktur morfologi terdiri dari 3 bagian :  kepala (Caput) yang terdapat mulut (rimaoris), mata (organofisum), tutup insang(operkulum ), hidung (fovea nasalis).  Badan (Truncus) terdapat



Pinna petoralis, Pinna dorsalis, Pinna



abdominalis, Pinna analis, Pinna caudalis.  Ekor (Cauda) terdapat Linea lateralis yang merupakan garis samarsamar yang memanjang kearah ekor b. Katak (Rana sp) memiliki struktur morfologi yang terdiri dari 3 bagian:  Kepala terdapat mulut, hidung, membrane timpani  Badan terdapat punggung yaitu dorsal dan dorsum  Alat gerak (Tungkai) terbagi 2 yaitu tungkai depan dan tungkai belakang



Dari semua bentuk dan bagian-bagian tubuh hewan invertebrata maupun vertebrata ini memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan bentuk tubuh dan lingkungan habitatnya.



7.2 Saran Saat melaksanakan praktikum,diharapkan praktikan jangan bercanda sendiri agar saat asisten praktikum menjelaskan dapat dicermati dengan jelas dan benar.



DAFTAR PUSTAKA



Campbell, Neil. A dan Jane B. Reece. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga Kimball, john W. 1999. Biologi Edisi Pertama. Jakarta : Erlangga.



Parjatmo, Widjojo. 1987. Panduan Praktikum Biologi Umum 1. Bandung : Angkasa



Tim Dosen Pembina. 2015. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : Universitas Jember Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember : Universitas Jember.



LAMPIRAN



Siput Kebun (Acatina fulica)



Udang (Cambarus sp)



Ikan Mas (Cyprinus carpio)



Katak (Rana sp)



LAMPIRAN