Laporan Praktikum Solid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Alhamdulillahirobil’alamin atas rahmat ALLAH SWT. Kami kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan hasil. Laporan hasil ini kami buat sebagai laporan dari hasil praktikum formulasi teknologi sediaan solid yang telah kami lakukan. Laporan hasil ini kami buat selain untuk menyelesaikan tugas pembelajaran, juga kami harapkan dapat menjadi pelajaran bagi yang membaca. Laporan hasil ini berisikan tentang hasil praktikum yang telah kami lakukan yang mencangkup tentang praktikum Pengujian Sifat Alir Tablet, Pembuatan Tablet dan Formulasi Tablet. Kami menyadari dalam pembuatan laporan hasil ini masih terdapat kekurangan, untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen praktikum formulasi teknologi sediaan solid kami, Ibu Trisna Lestari, M.Farm.,Apt. Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan selamat membaca karya kami ini.



Tangerang, 05 Januari 2015



Penyusun



DAFTAR ISI 1



KATA PENGANTAR



…………………………………………………….



i



DAFTAR ISI ……………………………………………………………….



ii



DAFTAR LAMPIRAN



……………………………………….………….



iv



PENDAHULUAN ………………………………………………



1



A. Latar Belakang …………………………………………………………. B. Tujuan Praktikum ………………………………………………………



1 2



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA …………………………..……………



3



Definisi Tablet ………………………………..………………………. Studi Preformulasi …………………………………………………… Sifat Alir …………………………………………………………….. Kompaktibilitas ……………………………………………………… Daya Serap Bahan Terhadap Air ………………………………..…… Eksipien Tablet ………………………………………………………. Metode Pembuatan Tablet ……………………………………………



3 3 4 5 5 5 7



BAB I



A. B. C. D. E. F. G.



BAB III METODOLOGI PENELITIAN



……………………………..



12



A. Alat dan Bahan ……………………………………………………. B. Cara Kerja …………………………………………………………



12 14



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



……………………………….



21



A. Hasil ……………………………………………………………….. B. Pembahasan ……………………………………………………….



21 28



BAB V PENUTUP



……………………………………………………….



32



A. Kesimpulan ………………………………………………………… B. Saran ……………………………………………………………….



32 32



DAFTAR PUSTAKA



……………………………………………………… 2



33



LAMPIRAN



………………………………………………………………



34



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran Gambar ……………………………………………………………… 34



3



1. Gambar 1. Proses Pencampuran Fase Dalam ……………………………….. 34 2. Gambar 2. Proses Pencampuran Fase Luar ……………………………….… 34 3. Gambar 3. Hasil Pencampuran Semua Fase ………………………………… 34 4. Gambar 4. Proses Pengayakan Granul ………………………………………. 34 5. Gambar 5. Proses Pengeringan Granul ……………………………………… 34 6. Gambar 6. Hasil Pengeringan Granul ……………………………………… 34 7. Gambar 7. Proses Pengujian Sifat Alir Granul Dengan Metode Langsung …. 34 8. Gambar 8. Proses Pengujian Sifat Alir Granul Dengan Metode Tak Langsung 34 9. Gambar 9. Proses Pencetakan Tablet ………………………………………. 34 10. Gambar 10. Tablet Hasil …………………………………………………… 35 11. Gambar 11. Proses Uji Friabilitas Tablet …………………………………… 35 12. Gambar 12. Proses Uji Kekerasan Tablet ………………………………….. 35 13. Gambar 13. Proses Uji Disolusi Tablet ……………………………………. 35 14. Gambar 14. Desain Kemasan Tablet Paracetamol …………………………. 36 Lampiran Form Obat ………………………………………………………….. 37



4



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa atau cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu atau lebih jenis obat, dengan atau tanpa bahan tambahan. Sedangkan menurut FI edisi IV, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat debgan atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar. Keuntungan tablet diantaranya yaitu mudah digunakan oleh pasien, memberikan takaran dosis yang tepat, mudah dikemas, ditransport dan didistribusikan serta biaya produksi yang lebih murah dibanding bentuk sediaan lain. Pada desain tablet terlebih dahulu diperlukan tahap preformulasi yang salah satunya bertujuan untuk mengetahui sifat fisika kimia bahan. Preformulasi tersebut diantaranya meliputi sifat alir, kompaktibilitas, daya serap air, ukuran partikel, bentuk kristal, kelarutan, disolusi secara in vitro maupun stabilitas terhadap cahaya, temperatur dan kelembaban.



1



2



B. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang evaluasi sifat bahan yang meliputi sifat alir, kompaktibilitas, dan daya serap air serta menganalisa profil campuran biner yang menggunakan subyek bahan obat dari alam dengan mengaplikasikan simplex lattice design. 2. Mahasiswa dapat membuat formula, memproduksi mengevaluasinya



tablet



dan



dapat



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Definisi Tablet Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi (USP 26, Hal 2406). Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV, Hal 4). Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas : a. Tablet Kempa Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja. b. Tablet Cetak Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan. B. Studi Preformulasi Studi Preformulasi merupakan tahap pertama dalam mendesain atau memformula suatu tablet. Preformulasi merupakan proses untuk mengoptimasi suatu formula obat, dengan cara : a. Determinasi sifat-sifat fisika dan kimia yang diperlukan dalam formulasi sediaan yang stabil, efektif dan aman b. Interaksi dengan komponen lain (Incompatibility)



3



4



Tujuan utama preformulasi adalah untuk mendapatkan pendekatan formulasi yang rasional, memaksimumkan usaha formulasi serta mendapatkan kualitas dan penampilan produk yang optimal.



C. Sifat Alir Sifat alir massa komponen tablet ataupun campurannya penting untuk keseragaman pengisian massa tablet ke dalam ruang kompresi/die ataupun untuk homogenitas massa tabletnya. Sifat alir suatu massa dapat diketahui secara : a. Langsung, yaitu dengan metode corong. Metode ini merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan sifat alir suatu massa, yaitu dengan mengukur waktu yang diperlukan sejumlah serbuk untuk mengalir dari corong. Tidak langsung, dengan metode sudut diam (angle of repose) dan densitas massa (bulk density). b. Tidak langsung 1. Pengukuran sudut diam Sudut diam (angle of repose) adalah sudut yang terbentuk setelah sejumlah serbuk/granul mengalir dan tertahan pada bidang datar sehingga membentuk kerucut. 2. Pengukuran densitas massa Pengukuran dilakukan dengan mengamati perubahan volume serbuk sebelum pengetapan, yaitu volume awal (Vo) dan volume serbuk setelah pengetapan (Vk), yaitu volume serbuk sudah konstan dengan alat volumeter.



D. Kompaktibilitas Kompaktibilitas adalah kemampuan bahan untuk membentuk massa yang kompak setelah diberi tekanan.Uji dilakukan dengan menguji kekerasan tablet hasil pengempaan suatu bahan dengan volume dan tekanan tertentu. E. Daya Serap Bahan Terhadap Air



5



Daya serap bahan terhadap air dinyatakan dalam



kecepatan/kapasitas



penyerapan air.Kecepatan dan jumlah air yang diserap diantaranya berpengaruh pada kelembaban massa tablet dan proses hancurnya tablet dalam tubuh. F. Eksipien Tablet Selain zat aktif tablet juga mengandung beberapa jenis eksipien yang ditambahkan untuk menjamin bahwa proses penabletan berjalan dengan baik dan memenuhi persyaratan. a. Bahan Pengisi Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali. Contoh: Avicel (mikrokristalin selulosa), Kalsium sulfat trihidrat, Kalsium fosfat dibasic, Laktosa Sukrosa, Dekstrosa, ManitolEmdex dan Celutab Starch 1500 b. Adsorben Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi. Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif. Contoh: Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat, Aerosil. c. Bahan Pengikat Pengikat bisa berupa gula dan polimer. Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin) Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP (Polivinil Pirolidon), metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa Bisa dengan cara kering/basah. d. Disintegran ( bahan penghancur ) Fungsi: untuk memecah tablet Cara pakai : - saat granulasi



6



- sebelum dicetak (paling baik) Contoh: Starch (amylum), Starch 1500, Sodium starch glycolate (primogel, explotab), Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol), Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum), Clays, Alginat (asam alginat dan Naalginat) e. Bahan pelican,dibedakan menjadi : 3. Glidan ,yaitu bahan untuk memperbaiki sifat alir serbuk/granul. Contohnya: silika, magnesium stearat, talk. 4. Lubrikan, yaitu bahan yang mengurangi gesekan antara tablet pada punch dan die selama proses penabletan. Contohnya: asam stearat, magnesium stearat, Na lauryl sulfat. 5. Antiadheren, yaitu bahan yang mencegah melekatnya massa tablet pada punch dan die selama proses penabletan. Contohnya: magnesium stearat, talk, selulosa. f. Bahan pengering, untuk mengeringkan suatu cairan dalam formula seperti ekstrak, minyak, dan bahan cair lain sehingga diperoleh massa yang kering dan dapat ditablet. Contohnya: silika, mikrokristalin selulosa, magnesium karbonat, kaolin, bentonit, aerosil, laktosa. g. Perasa dan pewarna, untuk menutup rasa yang tidak enak dan menambah nilai estetika sehingga diperoleh tablet yang acceptable.



G.



Metode Pembuatan Tablet Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi



basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya. Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :



7



a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi. Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat. Keuntungan metode granulasi basah : 1) Memperoleh aliran yang baik 2) Meningkatkan kompresibilitas 3) Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai 4) Mengontrol pelepasan 5) Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses 6) Distribusi keseragaman kandungan 7) Meningkatkan kecepatan disolusi



8



Kekurangan metode granulasi basah: 1) Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi 2) Biaya cukup tinggi 3) Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air



b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban. Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling. Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut : 1) Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi 2) Zat aktif susah mengalir 3) Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab



9



Keuntungan cara granulasi kering adalah: 1) Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu 2) Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab 3) Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat Kekurangan cara granulasi kering adalah: 1) Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug 2) Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam 3) Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang



c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.



10



Keuntungan metode kempa langsung yaitu: 1) Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit 2) Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit. 3) Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab 4) Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu. Kerugian metode kempa langsung: 1) Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet. 2) Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama



11



pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu. 3) Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik



BAB III METODOLOGI PENELITIAN



A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan: Percobaan I Pengujian Sifat Alir dan Daya Serap Terhadap Air 1) 100 % bahan A 2) 100 % bahan B 3) Campuran homogen 50 % bahan A dan 50 % bahan B Percobaan II Pembuatan Tablet 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)



Timbangan Mikser Ayakan Mesin tablet Hardness tester Friabilator Abrasive taster Disintegration tester Percobaan III Formulasi Tablet



1) 2) 3) 4) 5) 6)



Beaker glass Alat uji friabilitas Baskom plastik Sendok Alat moisture balance Ayakan



12



13



7) Mesin pencetak tablet 8) Timbangan analitik 9) Oven 10) Gelas ukur 11) Penggaris 12) Corong 13) Alat uji waktu hancur disintegrator Bahan yang digunakan: Percobaan I Pengujian Sifat Alir dan Daya Serap Terhadap Air 1) 2) 3) 4) 5) 6)



Corong pengukur sifat alir lengkap dengan penutupnya Pengkur sudut diam Tapping device Alat uji daya serap terhadap air Stopwatch Mesin tablet Percobaan II Pembuatan Tablet



1) Sesuai dengan formula yang dipilih Percobaan II Pembuatan Tablet 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)



Paracetamol Avicel pH 102 Amprotab® Laktosa Talk Mg Stearat Aquadest



B. Cara Kerja 1. Percobaan I Pengujian Sifat Alir dan Daya Serap Terhadap Air a. Metode Langsung



g 25 gram bahan. Tuangkan secara perlahan-lahan ke dalam corong pengukur yang tertutup bagian bawahnya lewat tepi corong n bahan mengalir keluar. Catat berapa lama waktu yang diperlukan (detik) agar semua bahan keluar lewat corong dengan meng



Ukur tinggi dan diameter kerucut yang terbentuk.



Buka penutupnya dan biarkan serbuk keluar.



g bahan 100 gram, masukkan ke alat pengukur secara pelan-pelan lewat lubang bagian atas, sementara bagian bawah ditutup.



b. Metode Tak Langsung Ulangi percobaan sebanyak 3 kali, hitung harga puratanya. Hitung kecepatan alirnya (gram/detik).



14



15



Hitung sudut diam bahan yang dievaluasi. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali, hitung harga puratanya.



2. Percobaan II Pembuatan tablet Tentukan dosis zat aktif dan berat tablet yang akan dibuat.



Tentukan metoda pembuatan tablet (perhatikan dasar penentuan metoda tersebut).



Tentukan bahan tambahan yang akan digunakan dengan memperhatikan segi kualitatif maupun kuantitatifnya



Tablet diproduksi dengan metoda yang terpilih



Evaluasi tablet yang dihasilkan, meliputi: keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur



16



a. Kontrol keseragaman bobot tablet Bandingkan dengan persyaratan keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia



b. Kontrol kekerasan tablet Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertikal.



Putar sekrup pada ujung yang lain, sehingga tablet tertekan.



Pemutaran dihentikan sampai tablet dalam satuan kg.



Lakukan percobaan sebanyak 5 kali, dan hitung harga putarannya



c. Kontrol kerapuhan Sejumlah 20 tablet dibebas debukan dengan aspirator



Timbang seksama dalam neraca analitik ‘ Kemudian dimasukkan ke dalam friabilator abrasive tester



17



Pengujian dilakukan selama empat menit atau sebanyak seratus putaran



Keluarkan tablet dari alat, bebas debukan lagi dan timbang.



Kerapuhan tablet dinyatakan dalam : selisih berat teblet sebelum dan sesudah pengujian dibagi berat mula-mula kemudian dikalikan 100%



Percobaan diulangi 3 kali, hitung harga peraturannya.



d. Kontrol waktu hancur tablet Lima buah tablet dimasukkan ke dalam alat uji waktu hancur (disintegration tester)



Setiap tabung diisi satu tablet, kemudian dimasukkan ke dalam penangas air dengan temperature sebesar 37⁰ ± 2⁰ C



Ketinggian permukaan air penangas sama dengan posisi lubang ayakan pada bagian bawah alat pada saat tabung naik dalam kedudukan tertinggi.



Jalankan alat sampai semua fraksi pecahan tablet lewat ayakan yang terletak pada bagian bawah alat



Catat waktu yang diperlukan sebagai waktu hancur tablet



18



Percobaan dilakukan 3 kali, hitung harga putarannya.



3. Percobaan III Formulasi Obat



Siapkan alat dan bahan yang digunakan, apabila perlu digerus maka geruslah terlebih dahulu sebelum di timbang



Timbang semua bahan yang akan digunakan



Campurkan seluruh fase dalam (Paracetamol, Avicel pH 102, Amylum kering, Lactosa) kecuali Mg stearat dan talk) dalam kantong plastik yang sesuai selama ± 5-10 menit → (M1)



Masukkan lubrikan ke dalam fase dalam (M1). Aduk hingga homogen selama ± 2-5 menit



19



Seluruh M1 ditampung ke dalam baskom. Ke dalam M1, kami memasukkan seluruh fase luar ke dalam M1 lalu mengaduknya hingga homogen (M2)



Ke dalam M2 dipercikkan aquadest qs sampai terbentuk massa yang dapat dikepal dan dipatahkan.



Ayak massa tersebut dengan ayakan mesh 16 hingga terbentuk



Oven granul pada suhu 40⁰C-60⁰C selama 1 hari 1 malam, lalu keesokan harinya campuran dikeluarkan dari oven



Ayak massa tersebut dengan ayakan mesh 18 hingga terbentuk granul



Lakukan evaluasi terhadap granul



Cetak granul hingga terbentuk tablet



20



Lakukan evaluasi terhadap tablet



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil 1. Formulasi



2. Perhitungan Bahan Tablet Paracetamol 250 mg Dengan formulasi seperti di atas kami merencanakan untuk membuat tablet paracetamol 250 mg sebanyak 250 tablet. Sehingga untuk setiap tabletnya mengandung jumlah bahan sebagai berikut : a. Fase Dalam Paracetamol 150 mg Amprotab 5% x 250 mg = 12,5 mg Avicel 5% x 250 mg = 12,5 mg Laktosa 230 ─ ( 150 +12,5 + 12,5 ) = 230 ─ 175 = 55 mg Mg stearat 0,5% x 250 mg = 1,25 mg Talk 1% x 250 mg = 2,5 mg



21



22



b. Mg stearat Talk Amprotab



Fase Luar 0,5% X 250 mg 1% X 250 mg 5% Χ 250 mg



= 1,25 mg = 2,5 mg = 12,5 mg



Sehingga kami menimbang bahan-bahan sebanyak a. Fase Dalam Paracetamol 150 mg X 250 tablet Amprotab 12,5 mg X 250 tablet Avicel 12,5 mg X 250 tablet Laktosa 55 mg X 250 tablet Mg stearat 1,25 mg X 250 tablet Talk 2,5 mg X 250 tablet b. Fase Luar Mg stearat 1,25 mg X 250 tablet Talk 2,5 mg X 250 tablet Amprotab 12,5 mg X 250 tablet



= 37500 mg = 3125 mg =3125 mg = 13.750 mg = 312,5 mg = 625 mg = 312,5 mg = 625 mg = 3125 mg



3. Granulasi Granul yang dihasilkan tidak berbentuk sperik (bulat) 4. Pengujian Granul Uji Sifat Alir a. Metode Langsung Massa yang ditimbang = 25 gram waktu yang diperlukan granul untuk mengalir = 3,439 detik. Maka, Kecepatan alir = (gram/detik) = 25 gram / 3,439 detik = 7,27 gram/detik b. Metode Tidak Langsung Pengukuran Sudut Diam Massa yang ditimbang = 100 gram Tinggi (t) = 2,9 cm Diameter (d) = 11,7 cm Jari-jari (r) = ½ x 11,7 cm = 5,85 cm Maka sudut diamnya dapat dihitung sebagai berikut :



23



5. Pencetakan Tablet Jumlah tablet yang didapat adalah 306 tablet, sedangkan menurut formulasi adalah 250 tablet, artinya ada penyimpangan sebanyak 56 tablet. 6. Pengujian Tablet a. Uji Keseragaman Bobot Batas penyimpangan bobot untuk tablet kami yang memilki bobot ratarata 0,198 gram adalah tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang sebesar 7,5% dari bobot rata-rata dan tidak boleh ada satu pun tablet yang menyimpang sebesar 15% dari bobot rata-rata untuk satu tablet. 7,5%x 0,198 = 0,0149 gram 15% x 0,198 = 0,0297 gram



24



Tabel Uji Keseragaman Bobot: Tablet 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



Bobot Tablet (gram)



Jumlah selisih terhadap bobot rata-



0,2008 0,1983 0,1981 0,2010 0, 1956 0,1998 0,1975 0,1995 0,1924 0,1966 0,1911 0,1934 0,2011 0,1971 0,1952 0,2039 0,2013 0,199 0,197 0,2016 Bobot Keseluruhan 3,9603 gram Bobot Rata-rata 0,198 gram



rata (gram) 0,0028 0.0003 0,0001 0,003 0,0024 0,0018 0,0005 0,0015 0,0056 0,0014 0,0069 0,0046 0,0031 0,0009 0,0028 0,0059 0,0033 0,001 0,002 0,0036



b. Uji Friabilitas



Pada uji friabilitas digunaka friabilator dengan: Revolution : 100 putaran Speed : 25 rpm Jumlah Tablet : 20 Tablet



25



Berikut merupakan tabel tablet sebelum di uji friabilitasnya: Tablet



Bobot Tablet (gram)



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



0,2008 0,1983 0,1981 0,2010 0, 1956 0,1998 0,1975 0,1995 0,1924 0,1966 0,1911 0,1934 0,2011 0,1971 0,1952 0,2039 0,2013 0,199 0,197 0,2016 Bobot Keseluruhan 3,9603 gram Bobot Rata-rata 0,198 gram



Berikut merupakan tabel tablet setelah diuji friabilitasnya:



26



Tablet 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Bobot Keseluruhan 3,6872 gram Bobot Rata-rata 0,1844 gram



Bobot Tablet (gram) 0,1774 0,1872 0,1777 0,1907 0,1890 0,1784 0,1885 0,1891 0,1785 0,1879 0,1957 0,1785 0,1857 0,1909 0,1854 0,1893 0,1753 0,1903 0,1708 0,1809



Uji friabilitas Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah



tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Dan bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1%. maka, dapat dihitung sebagai berikut:



c. Uji Kekerasan



27



Tekanan Hardness Tester (N) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 JumlahTekanan 80 N Tekanan Rata-rata 4 N



Tablet 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



d. U j i



Disolusi Temperatur Revolusi Waktu tablet 1 Waktu tablet 2



: 37oC : 100 RPM : 2 jam 15 menit 3 detik : 2 jam 17 menit 16 detik



B. Pembahasan 1. Formulasi Pada setiap formulasi tentunya ada yang disebut sebagai bahan aktif. Bahan aktif merupakan bahan yang menjadi inti sediaan yang memiliki fungsi untuk memberikan efek terapi pada sediaan. Bahan aktif yang digunakan pada



28



formulasi kami adalah paracetamol. paracetamol memiliki efek terapi sebagaianalgesik, antipiretik. Dan ada pula yang disebut sebagai bahan tambahan yang memiliki fungsi sebagai bahan pembantu pada formulasi. Pada formulasi ini diguanakan bahan tambahan berupa a. Bahan pengikat yang digunakan agar seluruh bahan yang digunakan pada pembuatan tablet menjadi terikat baik, pada formulasi ini berupa avicel b. Bahan pengahancur digunakan agar tablet dapat hancur dalam tubuh, pada formulasi ini berupa amprotab c. Bahan pengisi digunakan agar tablet memiliki bobot yang besar,pada d.



formulasi ini berupa laktosa Lubrikan digunakan mengurangi gesekan antara granul dengan dinding cetakan selama Pengempaan dan pengeluaran tablet, pada formulasi ini



berupa Mg stearat e. Glidan digunakan untuk memperbaiki aliran granul dari hopper ke feeder dan ke lubang cetakan., pada formulasi ini berupa talkum 2. Granulasi Granul yang dihasilkan pada praktikum kali ini tidak berbentuk sperik. Sementara agar memilki sifat alir yang baik granul harus memilki bentuk yang sperik. Bentuk granul yang tidak sperik ini mungkin diakibatkan karena human error misalnya karena pada proses pengayakan praktikan tidak mengayak secara baik. 3. Pengujian Granul Sifat alir berpengaruh terhadap proses pencetakan tablet. Granul yang memilki sifat alir yang baik akan mudah mengalir pada mesin pencetak tablet. Berdasarkan hasil pengujian dengan metode langsung, granul kami memilki sifat alir yang baik karena mimiliki kecepatan alir 7,27 gram/detik. Sementara berdasarkan pengujian dengan metode tidak langsung, granul kami memili sifat alir yang sangat baik karena memilki α 26. ketidak samaan hasil pengujian



29



antara dengan metode langsung dan tidak langsung mungkin disebabkan karena ketidak telitian praktikan. Namun, dari hasil pengujian tersebut dapat dikatan bahwa granul kami memilki sifat alir yang bagus. Berikut merupakan tabel parameter dengan metode langsung Kecepatan alir (g/detik) >10 4-10 1,6-4 45



Sifat alir sangat mudah mengalir mudah mengalir Mengalir kurang mengalir



4. Pencetakan Tablet Pada proses pencetakan tablet jumlah tablet yang didapat adalah 306 tablet, sedangkan menurut formulasi adalah 250 tablet, artinya ada penyimpangan sebanyak 56 tablet. Kelebihan jumlah tablet ini mungkin disebabkan karena, bobot tablet yang tidak sesuai dengan formulasi yaitu lebih kecil (dapat dilihat dari data pengujian keseragaman bobot). Lebih kecilnya bobot yang dihasilkan daripada formulasi ini mungkin disebabkan karena, ukuran punch yang tidak sesuai untuk bobot tablet 250 mg. 5. Pengujian talet a.Uji keseragaman bobot tablet Keseragaman bobot berpengaruh terhadap dosis tabet. Jika dari hasil pencetakan didapatkan hasil tablet yang seragaman maka, dosisnya pun seragam. Berdasarkan hasil pengujian tablet kami memilki bobot yang seragam kerana tidak ada dua tablet pun yang menyimpang sebesar 7,5% dari bobot rata-rata



tablet(0,0149 gram) dan tidak ada satu pun tablet yang menyimpang sebesar



30



15% dari bobot rata-rata tablet (0,0297 gram). Artinya tablet kami memilki keseragaman dosis. b. Uji friabilitas



Friabilitas merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Friabilitas yang baik memilki presentase kehilangan bobot tidak kurang dari 1% sementara berdasarkan hasil pengujian kami kehilangan bobot tablet kami adalah 6,8959 %. Ini berarti friabilitas dari tablet kami tidak baik hal ini, mungkin karena bahan pengikat yang kami gunakan kurang. Kekurangan ini bisa diakibatkan karena formulasi yang salah atau karena kesalah penimbangan. c.Uji Kekerasan Tablet



Pada umumnya tablet yang baik mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak mutlak, artinya kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg. Dari 20 tablet kami yang diuji, tablet kami tersebut memilki kekerasan 4 kg itu artinya tablet kami memilki kekerasan yang baik. d. Uji Disolusi



Persyaratan uji disolusi untuk paracetamol berdasarkan FI V adalah: Media disolusi: 900 ml Larutan dapar fosfat pH 5,8. Alat tipe 2: 50 rpm. Waktu: 30 menit harus larut 80% Pada pengujian kami, kami guanakn dua tablet, tablet 1 baru larut setelah 2 jam 15 menit 3 detik dan tablet 2 adalah 2 jam 17 menit 16 detik. Hasil yang tidak memenuhi syarat disolusi tablet parasetamol ini mungkin karena saat pengujian, kami mengunakan revolusi 100 rpm, tidak menggunakan larutan dapar fosfat pH 5,8 tapi hanya menggunakan aquadest (tidak menggunakan persyaratan uji disolusi menurut FI V). Jadi, kami belum dapat menetapkan apakah disolusi dari tablet kami baik atau tidak.



31



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan 1. Formulasi yang kami buat adalah R/ Paracetamol



150 mg



Amprotab 5% Fase dalam 92% Avicel pH 102 5% Laktosa qs Mg stearat 1% Talk 2% Amprotab 5% Fase Luar 8% Dengan formulasi seperti di atas kami merencanakan untuk membuat tablet paracetamol 250 mg sebanyak 250 tablet, 2. Granul yang kami buat tidak berbentuk sperik, 3. Granul yang kami buat memilki sifat alir yang bagus, 4. Tablet yang kami buat lebih banyak dari formulasi sebanyak 56 tablet dan lebih 5. 6. 7. 8.



kecil dari 250 mg, Tablet yang kami buat memilki keseragaman bobot, Tablet yang kami buat tidak memilki keregasan yang baik, Tablet yang kami buat memilki kekerasan yang baik, Tablet yang kami buat belum bisa ditentukan sifat disolusinya.



B. Saran 1. Praktikum harus dilakukan dengan teliti 2. Praktikum harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh kompedia atau prosedur



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal: 4



32



Anonim. 2012. Jurnal Laporan Praktikum Sediaan Farmasi II. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara Anonim. United State Pharmacope. Hal: 2406 Anonim.



Jurnal



Pengujian



Sifat



Alir.



(Diakses



dari:



https://www.scribd.com/doc/38929999/Pengujian-Sifat-Alir-Kel-2-A) Kuncahyo, Ilham. 2010. Petunjuk Praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat. Surakarta: Fakultas Farmasi,Universitas Setia Budi



LAMPIRAN



33 Gambar 1. Proses Pencampuran Fase Dalam



Gambar 2. Proses Pencampuran Fase Luar



Gambar 3. Hasil Pencampuran Semua Fase



Gambar 4. Proses Pengayakan Granul



Gambar 5. Proses Pengeringan Granul



Gambar 7. Proses Pengujian Sifat Alir Granul Dengan Metode Langsung



Gambar 8. Proses Pengujian Sifat alir Granul Dengan Metode Tidak Langsung



Gambar 10. Tablet Hasil



Gambar 11. Proses Uji Friabilitas 34Tablet



Gambar 11. Proses Uji Friabilitas Tablet



Gambar 6. Hasil Pengeringan Granul



Gambar 9. Proses Pencetakan Tablet



Gambar 12. Proses Uji Kekerasan Tablet Gambar 12. Proses Uji Kekerasan Tablet



Gambar 13. Proses Uji Disolusi Tablet



35 Gambar 11. Proses Uji Friabilitas Tablet



Gambar 12. Proses Uji Kekerasan Tablet



Gambar 14. Desain Kemasan Tablet Paracetamol



36