4 0 361 KB
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Kesehatandan gizi merupakan factor yang sangat penting menjaga kualitas hidup yang optimal.Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.Kondisi status gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat gizi.Sedangkan status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi.Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat –zat gizi dalam jumlah berlebihan.Kedua kondisi di atas dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Berbagai penelitian mengenai hubungan antara zat gizi dan penyakit telah banyak dilakukan.Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh beberapa Rumah Sakit Umum di Jakarta tahun 1995 – 1999 menunjukkan 20 – 60% pasien menderita kurang gizi pada saat sebelum dan dirawat di Rumah Sakit.Untuk itu perlu adanya terapi gizi medis untuk mempertahankan status gizi yang optimal, mempercepat penyembuhan dan membantu mencegah memburuknya kondisi kesehatan pasien. Terapi gizi adalah pelayanan gizi klinik dan asuhan gizi yang merupakan bagian dari pelayanan medis untuk penyembuhan pasien yang diselenggarakan secara terpadu dengan upaya pelayanan gizi promotif, preventif dan rehabilitative. Terapi gizi medis ini diselenggarakan oleh sekelompok tenaga kesehatan di rumah sakit yang disebut dengan Tim Terapi Gizi.Tim ini terdiri dari dokter spesialis, dokter, dietisien, perawat ruangan, serta ahli farmasi yang mempunyai komitmen terhadap pelayanan gizi klinik. Adanya Tim Terapi Gizi di rumah sakit berperan dalam menekan malnutrisi dan memberikan manfaat lainnya.Hal ini dibuktikan dalam
beberapa penelitian seperti penelitian oleh Weinsier dkk dan Hassel dkk, menunjukkan bahwa intervensi gizi oleh Tim Terapi Gizi. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien maka dilakukan pendekatan modern di bidang pelayanan kesehatan yang berfokus kepada pasien, dimana kebutuhan terbaik pasien yang diutamakan.Sejalan dengan itu pelayanan asuhan gizi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan juga dituntut untuk selalumeningkatkan kualitasnya melalui pelayanan gizi yang berfokus pada keselamatan pasien, yang disebut dengan pelayanan gizi berbasis patient safety dan sejalan dengan standar akreditasi. B. RUANG LINGKUP 1. Organisasi Tim Terapi Gizi 2. Pelayanan Tim Terapi Gizi
C. BATASAN OPERASIONAL 1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir / terstruktur yang memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2. Berpikir Kritis adalah kemampuan menganalisa masalah gizi, merumuskan
dan
mengevaluasi
pemecahan
masalah
dengan
mendengarkan dan mengamati fakta serta opini secara terintegrasi. Karakteristik dan cara berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir konseptual, rasional, kreatif, mandiri, dan memiliki keinginan untuk tahu lebih dalam. 3. Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip – prinsip keilmuan makanan, gizi, social dan keilmuan dasar untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal secara individual melalui pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di berbagai area / lingkungan / latar belakang praktek pelayanan.
4. Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh Tenaga Gizi untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya. 5. Kolaborasi
yaitu
proses
dimana
individu
kekompok
dengan
kepentingan yang sama bergabung untuk memangani masalah yang terindenfitikasi. Pada pelaksanan PAGD dietisien mengkomunikasikan rencana proses, dan hasil monitoring evaluasi kegiatan asuhan gizi kepada pasien dan petugas kesehatan lain yang menangani masalah gizi tersebut. 6. Membuat Keputusan yaitu proses kritis dalam memilih tindakan yang terbaik dalam proses asuhan gizi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 7. Memecahkan Masalah yaitu proses yang terdiri dari identifikasi masalah gizi, formulasi pemecahan masalah, implementasi dan evaluasi hasil. 8. Monitoring dan Evaluasi Gizi adalah kegiatan untuk mengetahui respon pasien klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. 9. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetic, baik dimasyarakat maupun rumah sakit dan unit pelayanan kesehatan lainnya. 10. Nutrisionis Registered (NR) adalah tenaga gizi sarjana terapan gizi dan sarjana gizi yang yang telah lulus uji kompetensi dan terintegrasi sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan. 11. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan,dietetic masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian 12. Pendekatan pada Proses Asuhan Gizi adalah identifikasi dan pengaturan berbagai kegiatan secara sistematis serta interaksi antara
berbagai kegiatan yang menekankan pada pemahaman dan pemenuhan kebutuhan gizi, nilai tambuh dari proses yang dilakukan, efektivitas dan unjuk kerja serta penggunaan ukuran yang objektif untuk perbaikan berkelanjutan. 13. Preskripsi Diet adalah rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien secara individual mulai dari menetapkan kebutuhan energy, komposisi zat gizi yang mencakup zat gizi makro dan mikro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi makan dan rute pemberian makanan. Preskripsi diet dirancang berdasarkan pengkajian gizi, komponen diagnosis gizi, rujukan, rekomendasi, kebijakan dan prosedur serta kesukaan dan nilai - nilai yang dianut oleh pasien / klien. 14. Proses Asuhan Gizi Terstandar ( PAGT) adalah pendekatan sistematik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas yang dilakukan oleh tenaga gizi, melalui serangkaian aktivitas yang terorganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan gizi. 15. Registered Dietision ( RD ) adalah tenaga gizi sarjana terapan gizi atau sarjana gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi ( internship ) dan telah lulus uji kompetensi serta teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan berhak mengurus izin memberikan pelayanan gizi, makanan dan dietetik dan menyelenggarakan praktek gizi mandiri. 16. Rujukan gizi adalah sistem dalam pelayanan gizi rumah sakit yang memberikan pelimpahan wewenang yang timbul balik atas pasien dengan masalah gizi, baik secraa vertical maupun horozantal. 17. Technical Registered Dietisien ( TRD ) adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan diploma tiga gizi sesuai aturan yang berlaku atau Ahli Madya Gizi ( AMG ) yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan. 18. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan dibidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan. Tenaga gizi
meliputi Technical Registered Dietisien ( TRD ), Nutrisionis Registered ( NR ) dan Registered Dietisien ( RD ).
D. DASAR HUKUM 1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 Tentang jabatan Fungsional 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan 5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 Tentang kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2013 tentang Penyelengaraan Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan dan Praktek Tenaga Gizi. 8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit ( PGRS).
BAB II PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI
A. PENGERTIAN Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan pengkajian gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan khusus dalam rangka penyembuhan penyakit pasien ( Nutrition and Diet Theraphy Dictionary, 2004 ). Terapi gizi medik dahulunya dikenal dengan istilah terapi diet ( dietary treatment ) yaitu pengaturan jumlah serta jenis makanan dan jadwal makan setiap hari yang bertujuan membantu penyembuhan pasien. Terapi gizi medis adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhan penyakit baik akut maupun kronis, serta merupakan suatu penilaian terhadap kondisi pasien sesuai dengan intervensi yang telah diberikan agar pasien serta keluarganya dapat menerapkan rencana diet yang telah disusun. Didalam terapi gizi medic merupakan alur proses kegiatan perencanaan makan sampai makanan disajikan kepada pasien yang melibatkan beberapa orang yang memiliki profesi yang berbeda seperti dokter spesialis gizi klinik, ahli gizi dan pramusaji dengan menghasilkan suat makanan yang sesuai dengan standar perencanaan sampai makanan disajikan harus sesuai dengan jumlah, jenis, dan jadwal makanan pasien. Proses tahapan dari terapi gizi medik dimulai dari preskripsi diet, kitir makanan, pemorsian makanan dan makanan disajikan untuk pasien. Terapi gizi medis merupakan integrasi antara ilmu gizi, medis dan ilmu perilaku yang memungkinkan tenaga kesehatan membuat perubahan yang bermakna pada kehidupan pasien.
B. TUJUAN Tujuan terapi gizi medis secara umum adalah untuk meningkatkan kesehatan pasien. Pengaturan dan pemberian makanan yang memenuhi kecukupan zat gizi pasien, diharapkan akan :
1. Memberikan zat gizi yang cukup untuk mempertahankan atau mencapai status gizi optimal 2. Menghambat proses penyakit dan mengurangi gejala penyakit. 3. Mengurangi biaya perawatan atau pengobatan. 4. Mempercepat proses penyembuhan. 5. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
C. PRINSIP DASAR Terapi gizi medis menekankan pentingnya pengkajian pasien secara mendalam dankomprehensif sehingga intervensi gizi dapat dilakukan secara individual dan tepat.Pasien harusdilibatkan dalam menentukan tujuan terapi.Hasil dari terapi gizi medis dievaluasi dengan baik sampaimencapai tujuan terap. Prinsip dasar terapi gizi medis antara lain: 1. Makan beraneka ragam dan gizi seimbang. 2. Memberikan pelayanan gizi khusus untuk tujuan menyembuhkan pasien. 3. Mengatur diet dan pola makan yang disesuaikan dengan penyakit dan kondisi pasien. 4. mengikutsertakan pasien dan keluarganya agar mampu mengatur dietnya sendiri. Terapi gizi medis harus selalu disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan proses pengobatanmeliputi jenis, komposisi dan jenis zat gizi yang dibutuhkan. Selain itu konsistensi dan jenis makanandisesuaikan dengan
penerimaan
menyeluruh
dan
pasien.Pelaksanaan
dinamismengikuti
terapi
gizi
perkembangan
medis klinis
harus pasien.
Diperlukan kerjasama yang baik antara dokter, dietisien, perawat dan petugas lain yang terkait sejalan dengan pelaksanaan Tim Asuhan Gizi di rumah sakit
BAB III ORGANISASI TIM TERAPI GIZI
Untuk mencapai tujuan terapi gizi yang baik maka dibutuhkan suatu organisasi yang dapat Melaksanakan tugas-tugas dalam terapi gizi yang baku. A. VISI Menjadi pusat pelayanan terapi gizi secara tim di rumah sakit, yang selalu
berorientasi
kepadakualitas
pelayanan,
efisiensi
biaya,
keselamatan dan kepuasan pasien. B. MISI Memberikan
pelayanan
terapi
gizi
yang
berkualitas
dan
menyeluruh berdasarkan bukti klinis,teknologi dan ilmu pengetahuan terkini melalui: 1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggotanya. 2. Peningkatan tata kerja melalui standar pelayanan terapi gizi. 3. Pelaksanaan pelayanan kepada pelanggan internal maupun eksternal. 4. Pelaksanaan evaluasi berkala mengenai pelayanan terapi gizi dalam hal efisiensi biaya dandampaknya.
C. PENGORGANISASIAN Organisasi Tim Terapi Gizi dibentuk oleh Direktur Utama Rumah Sakit dan diketuai olehdokter spesialis yang mempunyai kompetensi
dalam bidang gizi klinik serta menyediakan waktu penuh untuk pelayanan gizi klinik. Anggota Tim Terapi Gizi terdiri dari tenaga kesehatan di RS yang berkaitan dengan penyelenggaraan terapi gizi meliputi dietisien, perawat ruangan serta ahli farmasi.Agar Tim Terapi Gizi dapat berfungsi secara optimal maka dibuat pengorganisasian dan jalurkoordinasi pelayanan gizi klinik sebagai berikut
PENGORGANISASIAN TIM TERAPI GIZI RUMAH SAKIT DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR PELAYANAN
TIM TERAPI GIZI
RUANG RAWAT INAP
D. PERAN DAN FUNGSI 1. Pelayanan Pasien Rawat Inap Kajian status gizi dan metabolik serta pengelolaan pasien yang membutuhkan terapi gizi oral,enteral maupun parenteral, serta pengawasannya melalui visite tim. 2. Pencatatan dan Pelaporan Dilakukan oleh seluruh anggota tim sesuai dengan fungsi masingmasing anggota
No 1
Kegiatan
Dokter
Dietisien
Perawat
Kajian
Perawat tim terapi
nutrisi awal
gizi / perawat ruang rawat inap
2
Anamnesis
1. Keluhan utama
1. Kebiasaan makan
1. Identitas pasien
sebelum sakit dan saat sakit 2. Riwayat Penyakit
2. Analisis asupan
2. Mengkaji pasien
gizi ( food recall/food Frequensi) sebelum dan selama sakit
3. Riwayat penyakit dahulu 4. Riwayat
3. Analisis dietary history
3. Cairan beberapa hari terakhir 4. Mengkaji
penyakit
perkembangan
keluarga
keluhan pasien
5. Riwayat
5. Riwayat alergi/
masalah gizi 6. Riwayat
intoleran 6. Riwayat alergi
Farmasi
kelahiran 3
Pemeriksaa n fisik
1. Analisis hasil pemeriksaan
dan intoleransi Pemeriksaan antropometri awal
antropometri
1. Penimbangan BB dan pengukuran TB/PB
2. Pemeriksaan
2. Evaluasi tanda
tingkat
vital ( TD,RR,
kesadaran dan
nadi, suhu ) dan
tanda
kegawatdarurata
kegawatdarurata
n
n 3. Pemeriksaan status generalis, inspeksi, perkusis, palpasi, dan auskultasi. 4
Tindakan
1. Menetapkan
1. Analisis asupan
1. Pemantauan
status gizi
selama perawatan
pasien
( jumlah &
elektrolit
komposisi asupan
nutrisi
)
parentera
2. Menentukan
tanda vital
1. Mempers an obat,
2. Menyediakan diet
2. Pemantauan
terapi gizi awal
sesuai kondisi
status gizi
sesuai diagnosis
medis & daya
s zat gizi
medis
terima pasien
yang aka
3. Preskripsi terapi
3. Monitoring &
3. Pemantauan
2. Menentu
kompatib
diberikan
gizi awal ( jenis,
Evaluasi Terapi
intake dan output
kepada
bentuk, jumlah,
Gizi
cairan
pasien
frekuensi makan)
4. Pemantauan penyakit dan keluhan pasien 5. Pemantauan
tanda infeksi, perawatan infuse dan NGT 6. Membuat surat control ulang
BAB IV PELAYANAN TIM TERAPI GIZI
A. PROSES TERAPI GIZI Tahapan langkah proses terapi gizi dari skrininng/penapisan, kajian, diagnosis medis dan diagnosis gizi (penentuan masalah gizi), formulasi terapi (intervensi gizi), pelaksanaan terapi, pemantauan dan evaluasi terapi, penyusunan rencana ulang terapi atau penghentian terapi. Rangkaian langkah tersebut bertujuan untuk memberi dampak terapi yang optimal bagi pasien dan mempunyai keefektifan biaya. 1. Skrining Gizi Tahapan
pelayanan
gizi
rawat
inap
diawali
dengan
skrining/penapisan gizi oleh perawatruangan dan penetapan diet awal oleh
dokter.Skrining
gizi
bertujuan
untuk
mendidentifikasi pasien yang berisiko, tidak berisisko malnutrisi atau k ondisi khusus. Kondisi khusus yangdimaksud adalah pasien dengan kelaianan
metabolik,
hemodialisis,
anak,
geriatri,
kanker
dengankemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya. Idealnya skrining awal dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah pasien masuk rumahsakit. Metode skrining sebaiknya singkat, cepat dan disesuaikan dengan kondisi rumah sakit.Contoh metode skrining antara lain Malnutrition Universal Screening Tools (MUST), MalnutritionScreening Tools (MST), Nutrition Risk Sreening (NRS) dan sebagainya. Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko malnutrisi, maka dilakukan pengkajian/assesmen gizi dan dilakukan dengan langkahlangkah Proses Asuhan Gizi Terstandar(PAGT) oleh dietisien.Pasien dengan
status
gizi
baik
atau
tidak
berisiko
malnutrisi,
dianjurkandilakukan skrining ulang setelah 1 minggu.Jika hasil
skrining ulang berisiko malnutrisi makadilakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar. 2. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) Proses Asuhan Gizi Terstandar dilakukan pada pasien yang berisiko kurang gizi, mengalamikurang gizi atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu, proses ini merupakan serangkaiankegiatan yang berulang (siklus) sebagai berikut:
Pasien masuk
TUJUAN TERCAPAI Skrining Gizi
Diit Biasa
Pasien Pulang
STOP
Berisiko malnutrisi/sudah malnutrisi Pengkajian gizi
Diagnosis gizi
Intervensi gizi
Monitoring evaluasi
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR TUJUAN TERCAPAI
TUJUAN TERCAPAI
a. Assesmen/Pengkajian Gizi Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu :
1) Anamnesis riwayat gizi Anamnesis riwayat gizi adalah data meliputi asupan makanan termasuk komposisi, polamakan, diit saat ini dan data lain yang terkait. Selain itu diperlukan pula datakepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan, aktifitas fisik dan olahraga danketersediaan makanan di lingkungan klien.Gambaran asupan makan dapat digali melalui anamnesis kualitatif dan kuantitatif. 2) Biokimia Meliputi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang berkaitan dengan statusgizi, status metabolik dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. 3) Antropometri Merupakan pengukuran fisik individu yang dilakukan dengan berbagai cara,antara lain pengukuran Tinggi Badan (TB), pengukuran Berat Badan (BB). Pada kondisitinggi badan tidak dapat diukur dapat digunakan Panjang Badan (PB), Tinggi Lutut(TL), Rentang Lengan atau separuh rentang lengan. Pengukuran lain seperti LingkarLengan Atas (LiLA), tebal lipat kulit, lingkar kepala, dan lain sebagainya dapatdilakukan.Penilaian
status
gizi
dilakukan
dengan
membandingkan beberapa ukurantersebut misalnya Indeks Masa tubuh (IMT).Pemeriksaan fisik yang paling sederhanauntuk melihat status gizi pada pasien rawat inap adalah BB.BB pasien sebaiknyadicatat saat pasien masuk dirawat dan dilakukan pengukuran BB secara periodik selama pasien dirawat minimal 7 hari. 4) Pemeriksaan fisik/klinis Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan kinis yang berkaitandengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi.Contoh
beberapa
data pemeriksaan fisik terkait gizi antara lain edema, asites, kondisi gig i geligi, masa ototyang hilang, lemak tubuh yang menumpuk. 5) Riwayat personal Data riwayat personal meliputi :
Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang dikonsumsi. Sosial
budaya,
meliputi
kepercayaan/agama,
sosial
situasirumah,
ekonomi, dukungan
budaya, pelayanan
kesehatan dan sosial. Riwayat penyakit, meliputi keluhan utama terkait masalah gizi, riwayat penyakitdahulu dan sekarang, riwayat pembedahan penyakit kronik atau risikokomplikasi, riwayat penyakit keluarga, status kesehatan mental sertakemampuan kognitif. Data umum pasien antara lain umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan. b. Diagnosis Gizi Pada langkah ini dicari pola hubungan antara data yang terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilah masalah gizi yang spesifi k dan menyatakan masalah gizisecara singkat dan jelas menggunakan terminologi yang ada.Penulisan diagnosa gizi terstukturdengan konsep PES
atau
Problem,
Etiologi
dan
Signs/Symptoms.
Diagnosis
gizidikelompokan menjadi tiga (3) domain, yaitu : 1. Domain Asupan Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat gizi,cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun parenteral danenteral. 2. Domain Klinis Domain klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau fisik/fungsi organ. 3. Domain Perilaku/Lingkungan Domain perilaku/lingkungan adalah masalah gizi berkaitan
dengan
yang
pengetahuan, perilaku/kepercayaan,
lingkungan fisik dan akses keamanan makanan c. Intervensi Gizi Terdapat dua (2) komponen intervensi gizi yaitu :
1. Perencanaan Intervensi Disusun dengan merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan.Output dari intervensi ini adalah tujuan yang terukur, preskripsi diit dan strategi pelaksanaan (implementasi). Perencanaan intervensi meliputi : a) Penetapan tujuan intervensi b) Preskripsi diit c) Menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi
individual, jenis
diit, bentuk
makanan,
komposisi zat
gizi, frekuaensi makan/jadwal pemberiandiit, jalur makanan. 2. Implementasi Intervensi Dietisien melaksanakan dan megkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien dan tenagakesehatan atau tenaga lain yang terkait. Kegiatan ini juga termasuk pengumpulan datakembali, dimana data tersebut dapat menunjukkan respon pasien dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi. d. Monitoring dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi terapi gizi bertujuan untuk menilai proses dan keberhasilanimplementasi terapi gizi serta rencana tindak lanjut terapi. Empat (4) langkah kegiatanmonitoring dan evaluasi yaitu : 1) Monitor perkembangan, antar lain : mengecek pemahaman dan ketaatan diit pasien,mengecek asupan makan, menentukan apakah
intervensi
dilaksanakan
sesuai
denganrencana,
menentukan status gizi pasien tetap/berubah, toleransi saluran cerna dan statushemodinamik serta kondisi metabolik pasien, dan mengidentifikasi hasil pemeriksaan lain. 2) Pengukuran hasil 3) Evaluasi hasil 4) Pencatatan dan pelaporan. Terdapat beberapa cara dokumentasi antara lain SubjektiveObjektive Assesment Planning (SOAP) dan Assesment Diagnosisi Intervensi Monitoring(ADIME).
Format ADIME merupakan model yang sesuai dengan langkah PAGT. e. Konseling Tujuan konseling adalah memberikan edukasi untuk memahami dan mampu
mengubah
perilaku
diet
pasien
sesuai
dengan
yang
dianjurkan.Konseling diberikan kepada pasien dan atau keluarganya yang membutuhkan untuk mendapatkan penjelasan tentang diet yang harus dilaksanakan oleh pasien sesuai dengan penyakit dan kondisinya. Konseling dilakukan oleh anggota tim sesuai dengan kompetensinya. BAB V PENUTUP
Terapi gizi merupakan bagian dari pelayanan medis yang memberi kontribusi penyembuhan pasien dan menurunkan angka malnutrisi RS, lama hari rawat dan biaya perawatan. Manajemen rumah sakit wajib memberikan dukungan terhadap Tim Terapi Gizi dalam bentuk kebijakan dan operasional dengan membentuk Tim Terapi Gizi, meningkatkan profesionalisme tenaga dan penetapan biaya makan pasien dipisahkan dari biaya perawatan, sehingga biaya gizi merupakan bagian dari biaya makan pasien. Keberadaan Tim Terapi Gizi seyogyanya merupakan salah satu kriteria standar pelayanan rumah sakit dan dijadikan kriteria penilaian akreditasi.Sehingga mutu pelayanan gizi RS dapat ditingkatkan secara berkesinambungan.